Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 5 IPS

KELAS: VII-6
Anggota:

1.AMANDA PUTRIA FEBRIANI

2.FATHIMAH AZZAHRA

3.KAUTSAR NAULA DANI

4.MUHAMMAD ARDIAN RAMDANI

5.NURUL AMALIA

6.THORAQ RAYFAN ALZAMI

KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA HINDU-BUDDHA

Setelah melalui masa praaksara,masyarakat Indonesia memasuki masa kehidupan yang baru
yaitu,masa Hindu-Buddha disebut juga masa klasik.

1.Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Gambar jalur pelayaran India-China


Hubungan dagang antara India dan China semula dilakukan melalui jalur darat yang dikenal jalur
Sutera,membentang dari China melewati Asia Tengah ,sampai Eropa. Komoditi utama
diperdagangkan kain sutera dari China,itulah mengapa jalur tersebut dinamakan sebagai jalur
sutera.Ada juga wawangian dan rempah-rempah juga menjadi komoditas yang sangat laris di
eropa.Sejak awal abad masehi jalur itu dialihkan melalui laut karena situasi jalan darat di Asia tengah
sudah tidak aman.Jalan laut terdekat dari India dan China,yaitu melalui Selat malaka.

Peralihan rute perdagangan membawa keuntungan bagi masyarakat Indonesia.Kepulauan Indonesia


menjadi daerah transit [pemberhentian] bagi pedagang China dan pedagang India.Masyarakat
Indonesia ikut aktif dalam perdagangan tersebut maka terjadilah kontak hubungan diantara
keduanya [Indonesia-India dan Indonesia-China].

Hubungan kedua bangsa itu menyebabkan pengaruh Hindu-Buddha berasal dari india berkembang
di Indonesia.tidak diketahui secara pasti mengenai kapan dan bagaimana proses masuknya
kebudaan Hindu-Buddha di Indonesia,karena masih ada perbedaan mengenai cara dan proses
masuknya kebudayaan ke Indonesia.

Berikut ini beberapa pendapat [teori] mengenai masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia :

A.Teori Waisya

Teori Waisya dikemukan oleh NJ.Krom.Bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu-Buddha


dibawa oleh pedagang India,mereka berdagang di Indonesia menyesuaikan dengan angin
musim.Mereka menetap di Indonesia untuk menunggu perubahan arah angin,dan memungkinkan
terjadi perkawinan dengan perempuan perempuan pribumi.Menurut NJ.Krom dari sini pengaruh
kebudayaan india menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

B.Teori Ksatria

Ada tiga pendapat tentang proses penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha dilakukan oleh
golongan ksatria,yaitu :

1).C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia.Para ksatria india ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di
Indonesia.Bantuan yang diberikan para ksatria ini sedikit membantu kemenangan salah satu
kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai.Sebagai hadiah atas kemenagan itu ,ada salah satu
dari mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang
dibantunya,kemudian para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Buddha dalam
kerajaan Indonesia.

2).Sama seperti diungkapkan C.C. Berg,Mookerij mengatakan golongan ksatria india lah yang
membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.Selanjutnya mereka mebangun koloni-
koloni menjadi sebuah kerajaan.
3).J.L Moens mencoba menghubungan terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad
ke-5,ada di antara keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu
kerajaannya mengalami kehancuran,dan akan mendirikan kerajaan di Indonesia.

C.Teori Brahmana

Teori ini diungkapan Jc. Van Leur.Bahwa kebudayaan Hindu-Buddha India menyebar ke Indonesia
dibawa golongan Brahmana.Pendapatnya didasarkan pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan
kerajaan kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia,terutama prasasti prasasti menggunakan
Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa.Hanya golongan Brahmana yang menuasai Bahasa dan huruf
itu maka jelas adanya peran Brahamana.

D).Teori Arus Balik

Menjelaskan peran aktif orang orang Indonesia yang mengembangkan kebudayaan Hindu-Buddha
di Indonesia yang diungakapkan F.D.K Bosch dikenal Teori Arus Balik.Menyebutkan bahwa banyak
pemuda Indonesia belajar agama Hindu-Buddha ke India.Setelah mendapat ilmu yang
banyak ,mereka kembalin ke Indonesia untuk menyebarkannya.

2. Pengaruh Hindu-Buddha terhadap masyarakat di Indonesia

Setelah masuk nya pengaruh Hindu-Buddha telah membawa perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat Indonesia.

Perubahan-perubahan itu dalam bidang-bidang berikut ini :

A.Bidang Pemerintahan

Sebelum kebudayaan Hindu-Buddha masuk,masyarakat dipimpin kepala suku dipilih oleh


masyarakatnya dan merupakan orang pilihan yang mengetahui tentang adat istiadat,upacara
pemujaan roh nenek moyang dengan baik.Dianggap sebagai wakil nenek moyang,dia harus dapat
melindungi keselamatan dan kesejahteraan rakyatnya.Karena itulah larangan dan perintahnya di
patuhi warganya.

Setelah kebudayaan Hindu-Buddha masuk terjadi perubahan.Kepala suku di gantikan raja seperti
di India,dia memiliki kekuasaan yang sangat besar tidak lagi dipilih rakyatnya tetapi diturunkan
secara turun temurun.Dia di anggap sebagai keturunan dewa dan sebagai puncak dari hal dalam
negara.

B.Bidang Sosial

Pengaruhnya dalam hal social di tandai munculnya pembedaan tegas antar kelompok
masyarakat.Dalam Hindu di sebut sistem kasta,membedakan masyarakat sesuai fungsinya.Golongan
Brahmana(pendeta) menduduki golongan pertama,Ksatria(bangsawan,prajurit) golongan
kedua,Waisya(pedagang,petani) golongan ketiga,Sudra(rakyat biasa) golongan terendah atau
golongan keempat.Pembagian masyarakat sesuai kasta bedampak perbedaan hak-hak antara
golongan golongan kasta yang berlainan,terutama hal pewarisan harta,pemberian sanksi dan
kedudukan dalam pemerintahan.

C.Bidang Ekonomi

Terbentuknya jalur perdagangan laut menghubungkan India dan Cina,kegiatan perdagangan di


Kepulauan Indonesia berkembang pesat.Pantai timur Sumatra menjadi jalur perdagangan ramai di
kunjungi pedagang,kapal kapal banyak yang singgah untuk menambah persediaan makanan dan
minuman,menjual dan membeli barang dagangan,atau menaati waktu yang baik untuk
berlayar.Muncul pusat pusat perdagangan berkembang menjadi pusat kerajaan.

D.Bidang Agama

Berawal dari hubungan dagang antara Indonesia,India dan Cina,menyebabkan pusat pusat
perdagangan di Indonesia menjadi pusat Hindu-Buddha pusat pusat berkembang menjadi pusat
kerajaan dan pusat penyebaran Hindu-Buddha ke berbagai wilayah sesuai cakupan wilayah
kerajaan.Tersebarnya agama Hindu-Buddha,banyak masyarakat Indonesia menganut agama Hindu
atau Buddha,sistem kepercayaan terhadap roh halus sudah berkembang sejak masa prakarsa tidak
punah.

E.Bidang Kebudayaan

Sebelum kebudayaan Hindu-Buddha dan Agamanya ,telah berkembang kebudayaan asli


Indonesia.Setelah masuk kebudayaan dan agama Hindu-Buddha terjadilah proses perpaduan antara
dua kebudayaan,di sebut akulturasi hasilnya adalah kebudayaan baru yang memiliki ciri khas.

Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan asli Indonesia
sebagai berikut :

1). Seni Bangunan

Bangunan candi di Indonesia umumnya merupakan bentuk akulturasi antara budaya Hindu-
Buddha dengan budaya asli Indonesia.Bangunan megah,patung-patung perwujudan dewa atau
Buddha serta bagian-bagian candi Indonesia hakikatnya adalah Punden Berundak merupakan unsur
Indonesia Asli,
Gambar ilustrasi punden berundak

Sebenarnya sudah berkembang dari masa praaksara penggambaran dari alam semesta bertingkat

tingkat.Tingkat paling atas adalah tempat persemayaman nenek moyang,pundek berundak menjadi
sarana khusus pemujaan roh nenek moyang.

2). Seni Rupa dan Seni Ukir

Masuknya penagaruh Hindu-Buddha membawa perkembangan dalam bidang seni rupa,seni pahat
dan seni ukir.Dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan dibagian dinding
candi.Misalnya,relief yang dipahatkan di dinding-dinding pagar langkan di Candi Borobudur berupa
riwayat Sang Buddha.Sang Buddha terdapat pada lingkungan alam Indonesia seperti rumah
panggung,dan burung merpati.

Gambar Relief Sang Buddha


3). Sastra dan Aksara

Berkembangnya karya sastra yang bersumber dari Mahabrata dan Ramayana,melahirkan


pertunjukan wayang kulit isi dan ceritanya banyak mengandung nilai-nilai bersifat
mendidik,ceritanya berasal dari India,tetapi wayangnya asli Indonesia

Gambar tokoh-tokoh punakawan

Ada pula tokoh-tokoh pewayangan khas Indonesia seperti tokoh-tokoh punakawan :


Semar,Gareng,Bagong,dan Petruk,tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.Perkembangannya di
dukung oleh Penggunaan Bahasa Sansekerta dan huruf-huruf India seperti Pallawa,Prenagari,dan
Dewanagari.

Anda mungkin juga menyukai