Anda di halaman 1dari 49

Pendapatan, Biaya,

dan Laba
Kelompok 5

01 02 03
Bintang Renafa Fadila Nur Ramadhani Arizka Nur Agesti
C1C020002 C1C020031 C1C020053

04 05 06 07
Fhanesa Nur R Anita Febri A Alliya Regita K Athalah Kusuma W
C1C020059 C1C020060 C1C020084 C1C020107
Pendapatan
Definisi Pendapatan
● Menurut PSAK No. 23 paragraf 6, pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal

● Menurut FASB yang dikutip oleh harahap (1999:58) definisi pendapatan adalah
arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penyelesaian
kewajiban dari entity atau gabungan dari penyerahan/ produksi barang,
pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan
utama perusahaan yang sedang berjalan

● Disimpulkan bahwa pendapatan akan diakui dalam laporan laba rugi kalau
kenaikan manfaat ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan
peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur
dengan andal
Karakteristik Pendapatan
1. Kenaikan Aset
a. Transaksi yang berasal dari kreditor dan investor
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi
c. Hadiah, donasi, atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada
e. Penyediaan dan/atau penyerahan produk

2. Operasi Utama Terus Berlanjut


Pengertian operasi utama disini lebih dikaitkan sebagai dengan tujuan utama
perusahaan yaitu menghasilkan produk dan jasa untuk mendatangkan laba

3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajban


Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya
Karakteristik Pendapatan
4. Suatu Entitas
Pendapatan didefinsikan sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas
bersih meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap
kenaikan ekuitas bersih

5. Produk Perusahaan
Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif. Pendapatan terbentuk
atau terhimpun bersamaan dengan atau selama kegiatan produktif tanpa harus
menunggu kejadian (event) atau saat penyerahan produk kepada pelanggan.
Disini pendapatan didefinisi secara fisis dan bukan secara moneter.

6. Berbagai Bentuk dan Nama


Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos
dengan berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan
perdagangan misalnya disebut penjualan, jasa dapat diberi pewatas untuk
menunjukan kegiatan yang diberikan misalnya pendapatan sewa, jasa angkutan,
dan bunga.
Penilaian Pendapatan

Biaya Historis Biaya Kini


(Historical cost) (Current cost)

Nilai realisasi / Nilai Sekarang


penyelesaian (present value)
Pengukuran Pendapatan
Menurut IAI Ketentuan pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar
Akuntansi Keuangan yaitu sebagai berikut:
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima,
jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut.
Jumlah tersebut, dapat diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat
volume yang diperbolehkan perusahan”
Kriteria Pengakuan Pendapatan :

Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan


terealisasi atau cukup pasti akan terealisasi
Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan
sudah terbentuk / terhimpun
Kedua kriteria tersebut harus dipenuhi walaupun
bobot atau kekritisan untuk keduanya berbeda
dalam situasi yang berbeda.
Kapan kedua kriteria pengakuan terpenuhi ?

1. Saat kontrak penjualan disepakati


2. Selama proses produksi secara bertahap
3. Saat produksi selesai
4. Saat penjualan
5. Saat kas terkumpul
Biaya
Definisi & Masalah Teoritis Tentang Biaya
Definisi Biaya

Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka
menciptakan pendapatan disebut dengan biaya.

1. FASB (1980)
2. IAI (1994)
3. Kam (1990)

Masalah Teoritis Tentang Biaya

● Biaya berkaitan dengan erat dengan penelusuran kos pada tahap pembebanan.
● Kos harus dipecah menjadi bagian yang belum habis (unexpired) yang melekat pada
aset yang dibebankan ke periode sebagai biaya (experied).
● Untuk mengatur laba yang tepat, pendapatan harus ditandingkan dengan biaya yang
secara ekonomik telah menghasilkan pendapatan tersebut.
Aliran Fisis atau Moneter ?
● FASB memaknai biaya sebagai kejadian fisis karena terjadi akibat penyerahan barang
atau jasa.
● KAM (1990) memaknai biaya sebagai kejadian moneter yaitu perubahan penurunan nilai
(aset), kewajiban, dan ekuitas. Biaya merupakan aliran moneter.
● KAM memasukkan perioda sebagai takaran pengukuran biaya.

Karakteristik Biaya
Biaya versus Rugi
● IAI/IASC tidak mendefinisikan rugi (losses) sebagai elemen yang terpisahkan dengan
biaya (expenses).
● Rugi mencakupi dalam satu definisi biaya (expenses).
● FASB memisahkan antara biaya dan rugi sebagai elemen yang berdiri sendiri.
● IAI menyebut expenses sebagai beban.
● Makna yang terkandung dalam definisi rugi :

1. Penurunan ekuitas bersih

2. Periferal atau isidental

3. Selain yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik


Karakteristik Sumber Rugi
1. Periferal dan insidental

Misalnya penjualan investasi dalam surat berharga, penjualan aset tetap, pelunasan
hutang obligasi sebelum jatuh tempo.

2. Transfer non timbal balik

Misalnya pencurian dan pembayaran ganti rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara
hukum.

3. Penahanan

Misalnya penurunan harga sekuritas investasi, penurunan nilai-tukar valuta asing dan
penurunan harga karena penahanan sediaan aset

4. Faktor lingkungan

Misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah dari kos aset yang rusak.
Pengakuan Biaya
Pencatatan jumlah rupiah biaya yang secara formal ke dalam sistem pembukuan sehingga jumlah
tersebut terefleksikan dalam statemen keuangan.

Kriteria :

● Konsumsi atau manfaat (consumption of benefits)


● Lenyapnya manfaat (loss or lack of benefits)
● Keterhabisan kos (cost of expiration)

Kaidah Pengakuan Analisis Pengakuan Biaya

1. Mengasosiasi sebab dan akibat


2. Alokasi sistematik dan rasional
3. Pengakuan segera
Konsep Penandingan

Untuk mendapatkan laba periodik yang bermakna, pendapatan yang diakui untuk satu periode
yang harus ditandingkan (diasosiasi) dengan biaya yang dianggap telah menghasilkan
pendapatan tersebut.

Saat Pengakuan Biaya

1. Adanya hubungan dengan pendapatan


2. Diakui pada periode yang sama dengan periode diakuinya pendapatan
3. Penandingan didasarkan pada kelayakan ekonomik
4. Menandingkan tidak berarti mengkompensasi

Basis asosiasi

1. Asosiasi sebab akibat merupakan konsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya
merupakan upaya dalam rangka mendapatkan capaian berupa pendapatan.
2. Identifikasi kos produk Produk terjual merupakan takaran penandingan, kos produk akan
dipecah menjadi dua komponen yaitu kos produk yang telah terjual dan kos produk yang
belum terjual dan masih menjadi aset perusahaan
Masalah berkaitan dengan alokasi sistematis:

Penangguhan (alokasi antarperiode)


Kos bergabung (joint cost) dan kos
bersama (common cost)
Sarana pemerataan laba
Pendekatan nonalokasi sebagai alternatif
Masalah penangguhan kos:
Alokasi sitematik dapat dilakukan baik
antar objek maupun antar periode
Pada prinsipnya, semua kos merupakan
beban tangguhan (deffered charges)
Perbedaan Kos Bergabung dan Kos
Bersama
Pembebanan Arbitrer
Pembebanan kos pada periode terjadinya dengan syarat:

Basis sebab-akibat/alokasi sitematik tidak dapat ditentukan


Penangguhan tak layak
Alasan kepraktisan
Tak harus merupakan rugi
Penandingan dan Penyajian Biaya
Masalah Penandingan Pos-Pos Tertentu
Persediaan

● Identifikasi khusus, FIFO, rata-rata berbobot, sediaan


normal, atau LIFO
Fasilitas fisik

● Depresiasi
Tanah

● Investasi permanen tak ada depresiasi


Sumber alam

● Aset habis pakai


Aset takberwujud
Laba
Tujuan Pelaporan Laba
● Pengukur efisiensi
● Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen
● Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
● Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara
● Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik
● Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang
● Dasar kompensasi dan pembagian bonus
● Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
● Dasar pembagian dividen
Konsep Laba Konvensional
Laba konvensional atau laba akuntansi didefinisikan sebagai selisih pendapatan dan
biaya yang diukur dan disajikan atas dasar Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU).

Kelemahan:

● Tidak bermakna semantik, hanya bermakna struktural


● Berfokus pada pemegang saham
● PABU sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi peluang untuk
terjadinya ke-tak-taat-asas-an (inkonsistensi) antar perusahaan
● Belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga
● Ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan yang mendesak
Konsep Laba Dalam Tataran Semantik
Berkaitan dengan masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh
perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba

● Pengukur Kinerja
● Konfirmasi Harapan Investor
● Estimator Laba Ekonomik
Makna Laba
● Makna laba dari sudut pandang pemegang saham residual (menurut FASB dan
Barton):
Laba didefinisi sebagai perubahan/kenaikan ekuitas atau aset bersih pemilik
(pemegang saham) dalam satu periode yang berasal dari transaksi operasi dan bukan
transaksi modal.

● Makna laba dari sudut pandang perusahaan sebagai entitas (menurut Bedford):
Laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan
jasa.

● Makna laba dari sudut pandang laba sebagai kenaikan aset (menurut Paton dan
Littleton)
Laba adalah kenaikan aset dalam suatu periode akibat kegiatan produktif yang
dapat didistribusi kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham, tanpa
mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula.
Karakteristik umum laba
secara konseptual
1. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
2. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu (periode) sehingga harus
diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir
3. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang
menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan
Laba dan Kapital
● Laba bermakna aliran (flow)
● Kapital bermakna sediaan/simpanan (stock)
Kapital lebih umum dari modal. Modal adalah kapital dari sudut
pandang pemegang saham.
Konsep Pemertahanan Kapital
Konsep ini memiliki arti penting dalam beberapa hal yang saling berkaitan:
1) Membedakan kembalian atas investasi dan pengembalian investasi
2) Memisahkan dan membedakan transaksi operasi dalam arti luas dan
transaksi pendanaan dari pemilik
3) Membatasi distribusi ke pemilik dalam rangka mempertahankan
kapital mula-mula
4) Menuntut jumlah rupiah untuk penyesuaian kapital dalam rangka
mempertahankan kapital
5) Penerapan pendekatan aset-kewajiban dalam penilaian
Konsep Laba Dalam Tataran
Sintaktik
Terdapat dua pendekatan dalam pengukuran laba berkaitan dengan
masalah pengukuran pendapatan:

1) Pendekatan Transaksi
2) Pendekatan Kegiatan

Dua pendekatan tersebut mengikuti pendekatan pendapatan-biaya dalam


pengukuran dan penilaian elemen neraca.

Dengan konsep pemertahanan kapital, elemen statemen keuangan diukur


atas dasar pendekatan aset-kewajiban.
Pengukuran atau Penilaian Kapital
Jenis Skala Dasar
Kapital Pengukuran Pengukuran
Finansial: Klaim dipandang Skala Nominal: Satuan rupiah Kos Historis: Jumlah rupiah
dari jumlah rupiah tanpa yang terjadi tanpa sepakatan / harga pertukaran
memperhatikan wujud fisis memperhatikan perubahan yang telah tercatat dalam
klaim itu. daya beli seiring berjalannya sistem pembukuan.
Fisis: Sumber ekonomis yang waktu akibat perubahan Kos Sekarang: Jumlah rupiah
dikuasai entitas yang kondisi ekonomi. sepakatan yang diperlukan
dipandang sebagai kapasitas Skala Daya Beli: Menyatakan sekarang oleh perusahaan
produksi fisis (kemampuan kembali skala nominal dalam untuk memperoleh aset yang
menghasilkan barang dan bentuk rupiah daya beli atas sejenis (ekuivalen).
jasa). dasar indeks harga tertentu.
Pengukuran Laba dengan Mempertahankan
Kapital
Kapitalisasi Aliran Penilaian Pasar atas Setara Kas
Kas Harapan Perusahaan Sekarang
Nilai kapitalisasi investasi Jumlah Rp yang bersedia Semua jumlah Rp setara tunai
pemegang saham pada awal dibayarkan investor untuk pos aset dikurangi jumlah Rp
& akhir periode. seluruh kekayaan dikurangi setara tunai semua utang.
Nilai kapitalisasian = PV seluruh kewajiban. Tujuannya Didasarkan atas harga pasar
semua aliran kas masa untuk menghilangkan penjualan pos aset secara
datang dari investasi selama subjektifitas dalam penyaji individual yang dimiliki
periode yang diharapkan laporan. Nilai kapital yang perusahaan. Artinya, harga
investor. wajar dapat diperoleh dengan pasar dianggap sebagai nilai
Laba = selisih nilai menggunakan alternatif kesempatan. Untuk
kapitalisasian awal dan akhir penilaian kapital yang diukur mengukur laba, perubahan
periode. volume saham dikali harga aset atau utang akibat
pasar saham awal dan akhir. transaksi pendanaan harus
dikeluarkan.
Pengukuran Laba dengan Mempertahankan
Kapital
Harga Masukan Harga Masukan Pemertahanan Daya
Historis Sekarang Beli Konstan
Selisih aset bersih awal & Pendekatan ini menilai Kapital awal & akhir dalam
akhir periode dinyatakan komponen-komponen kapital unit daya beli konstan pada
dalam kos historis. Atau sama awal dan akhir dengan kos indeks dasar tertentu. Laba
dengan laba yang dihitung masukan sekarang / kos yang diukur berdasarkan
sebagai selisih pendapatan pengganti pada saat itu. selisih kapital awal dan akhir
dan biaya. Ini dianut oleh Pendekatan ini berusaha akan menggambarkan
akuntansi konvensional. untuk merinci laba menjadi tambahan daya beli kapital
Konsep ini sama dengan laba laba normal yang yang dimiliki perusahaan
komprehensif karena laba menunjukkan kinerja tanpa harus mengurangi daya
didefinisikan sebagai manajemen dan laba beli kapital yang semula.
kenaikan aset bersih selain semata-mata karena
yang berasal dari transaksi perubahan harga.
dengan pemilik
Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik
Predikator Aliran Kas ke Perkontrakkan
Investor Efisien
Aliran kas di mata investor dapat ditentukan Turunan dari teori keagenan. Kontrak
atas harapan harga saham di masa datang. dikatakan efisien apabila mendorong pihak
Secara teoritis, laba (EPS) akan berasosiasi yang berkontrak melaksanakan yang
dengan kenaikan harga saham. Laba akuntansi diperjanjikan tanpa perselisihan dan
menjadi prediktor aliran kas ke investor mendapatkan hasil paling optimal.
melalui berbagai model prakiraan laba.
Aspek pragmatik laba dalam perkontrakan
Laba dan Harga Saham efisien didasarkan pada gagasan bahwa
Prediktor aliran kas menunjukkan bahwa laba kontrak akan efisien jika laba akuntansi
menentukan harga saham. Aliran kas masa menjadi kriteria dalam kontrak tanpa
datang digunakan untuk menentukan nilai memandang aspek semantik laba tersebut.
intrinsik yang akan menentukan harga pasar Jadi, laba akuntansi memiliki manfaat karena
saham pada saat tertentu. secara pragmatik dijadikan alat untuk
mencapai kontrak yang efisien.
Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik
Pengendalian Teori Pasar
Manajemen Efisien
Laba memiliki peran penting dalam sistem Hubungan antara informasi dan harga saham
pengendalian manajemen. Sistem ini dirancang dibahas dalam konteks yang disebut efisiensi
untuk mengarahkan perilaku manajer agar pasar atau hipotesis pasar efisien. Efisiensi
memaksimalkan kepentingan diri atau pasar juga berkaitan dengan kecepatan suatu
divisinya, dan pada saat yang sama signal dicerna dan terefleksi dalam harga
kepentingan perusahaan juga tercapai. saham.
Pengendalian akan efektif jika manajer Efisiensi pasar harus dikaitkan dengan sistem
mempersepsikan bahwa laba sebagai informasi yaitu mekanisme penyediaan
pengukur kinerja benar-benar laba yang informasi dengan segala regulasi yang berlaku.
dihasilkan dari upayanya. Maka, dalam Pasar dikatakan efisien jika harga saham
pengendalian manajemen terdapat berbagai berperilaku seakan semua pelaku pasar
tingkatan laba sebagai pengukur kinerja menangkap sinyal dan merevisi harga saham
manajer. harapannya.
Teori Pasar Efisien (lanjutan)
Bentuk Efisiensi Pasar Pengujian Kandungan Informasi
Laba
Informasi tersedia dalam
Bentuk Jika angka laba mengandung informasi, pasar
sistem pelaporan
akan bereaksi terhadap pengumuman laba.
Lemah Harga dan volume sekuritas Dalam hal ini merupakan laba per saham.
masa lalu
Pengujian Asosiasi
Semi-kuat Semua informasi yang tersedia Sering disebut studi koefisien respons laba.
secara publik
Koefisien respons laba adalah kepekaan
Kuat Semua informasi (privat atau return saham terhadap setiap rupiah laba /
dalam) laba kejutan.

Laba Sebagai Signal Pengujian Peristiwa


Angka laba tidak lagi digunakan karena yang
Signal pasar modal. Informasi dalam bentuk
menjadi fokus peristiwa adalah peristiwa
kebijakan manajemen, pengembangan
pengumuman laba.
produk, strategi yang dirahasiakan, dsb.
Laba dan Teori
Entitas
Konsep Laba
Laba dari sisi akuntansi didefinisikan sebagai
selisih antara harga penjualan dan biaya
produksi. Laba Akuntansi merupakan perbedaan
antara realisasi penghasilan yang berasal dari
transaksi perusahaan pada periode tertentu
dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan penghasilan tersebut.
Konsep Teori Entitas
Memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan
berbeda dari mereka yang menyediakan modal bagi entitas
tersebut. Sederhananya, unit bisnis, dan bukannya pemilik yang
menjadi pusat dari kepentingan akuntansi.
Implikasi Teori Entitas
1. Bentuk persamaan Akuntansi
2. Komponen penentu laba (apakah suatu pos merupakan pembagian
laba atau biaya)
3. Siapa penerima laba
Entitas Usaha Bersama
Nantinya pengambilan keuntungan dapat didasarkan pada banyaknya masing-masing
individu menyetorkan modalnya, tentunya sesuai dengan kesepakatan bersama.

Ciri-ciri:

● Di Indonesia bentuk usaha persekutuan ini terdiri dari firma dan juga CV.
● Menggabungkan sumber daya atau kemampuan lebih dari satu individu.
● Hak kepemilikan bersama
● Modal milik bersama
● Tidak terbatasnya tanggungjawab
● Besar keuntungan dan kerugian tiap individu sesuai dengan kesepakatan
Entitas Usaha atau Bisnis
suatu konsep fundamental dalam pengembangan
laporan keuangan. Definisi elemen laporan
keuangan, hubungan antar elemen laporan
keuangan, hubungan antara perusahaan dan para
pemilik dikembangkan berdasarkan konsep
entitas bisnis.

Bentuk entitas bisnis yang umum di


Indonesia adalah perusahaan:

1. Perseorangan,
2. Persekutuan,
3. Perseroan, dan
4. Koperasi.
Entitas Investasi
Entitas yang sebagian besar penghasilan brutonya berasal dari kegiatan
investasi, reinvestasi, atau perdagangan aset keuangan, dan entitas tersebut
dikelola oleh entitas lain yang merupakan Lembaga Simpanan, Lembaga
Kustodian, Perusahaan Asuransi Tertentu, atau entitas investasi.

Suatu entitas (investor) dapat mengendalikan entitas lain (investee) jika


memiliki tiga hal berikut, yaitu (1) kekuasaan atas investee; (2) eksposur atau
hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan (3)
kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk
memengaruhi jumlah imbal hasil investor. Investor memiliki kekuasaan atas
investee ketika investor memiliki hak substantif untuk mengarahkan aktivitas
relevan, yaitu aktivitas yang secara signifikan memengaruhi return investee.
Entitas Pemilik
Entitas pemilik dan entitas lainnya termasuk entitas perusahaan harus terpisah satu
sama lain. Pemisahan ini disebabkan beberapa hal, di antaranya:

● pemilik dan perusahaan masing-masing berdiri sendiri tanpa ada saling


mempengaruhi.
● agar entitas perusahaan seperti aset, kewajiban dan ekuitas tercatat
secara jelas tanpa adanya campur baur dengan entitas pemilik
perusahaan.
Entitas Dana
Unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan
kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan
keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya
Dua Pengertian Dana
1. Kas, aset likuiditas, atau sumber keuangan
2. Kesatuan atau entitas akuntansi. Dengan persamaan
akuntansi spesifik

Aset = Pembatasan penggunaan aset


Aset likuiditas = Saldo dana
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai