No Test : X A419…………………………….
SELAMAT MENGERJAKAN
Jawab
1) A.Paku Homospora (Isospora) : menghasilkan satu jenis spora , Contoh: Lycopodium
(paku kawat)
B.Paku Heterospora : Menghasilkan dua jenis spora yang berlebihan
Contoh: Marsilea (semanggi), Selaginella (Paku Rane)
C.Paku Peralihan : peralihan antara homospora dan heterospora yaitu paku menghasilkan spora
yang bentuk dan ukurannya sama, tetapi berbeda jenis kelaminnya.Contoh:Equiestum
Debile(Paku Ekor Kuda)
2.)
Perbedaan Monokotil Dikotil
Tidak
Membelah
Pembelahan membelah
saat
biji saat
berkecambah
berkecambah
Akar
Bentuk akar Akar serabut
tunggang
Tidak
Memiliki
Tudung akar memiliki
tudung akar
tudung akar
Terbentuk
Pembentuka Terbentuk dari
n akar dari batang percabangan
akar utama
Cabang Tidak
Bercabang
batang bercabang
Tidak
Memiliki
Kambium memiliki
kambium
kambium
Menyirip atau
Tulang daun Sejajar
menjari
Berkas
Tersebar Teratur
pengangkut
Alur tunggal
Serbuk sari di tiap butir 3 alur
serbuk sari
Tidak
Memiliki
Pembuluh memiliki
pembuluh
kayu pembuluh
kayu
kayu
3.)
Kelompok organisme yang tidak berdinding sel dan bersifat heterotrof dimasukkan ke dalam
kingdom animalia. Selain itu, kelompok ini adalah organisme yang aktif bergerak. Karakteristik
lain dari organisme kingdom animalia seperti eukariotik dan multiseluler (metazoa), tidak
berklorofil, bereproduksi dengan cara seksual, sebagian besar memiliki otak dan sistem syaraf,
bereproduksi dengan cara seksual, sebagian besar memiliki otak dan sistem syaraf.
Pengelompokkan animalia dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan hal-hal tertentu,
yaitu:
1. Tipe simetri tubuh
a. A-simeri : kelompok hewan yang tidak memiliki simetri tubuh, contoh protozoa.
b. Simetri : kelompok hewan yang tubuhnya dapat dibagi menjadi dua sama besar, dibedakan
menjadi :
Simetri bilateral : tubuh tersusun dari 2 sisi bersebelahan dan memiliki bentuk dan organ yang
sama. Contoh: ikan, crustacea, annelida, plathyhelminthes, nemathelminthes, dan chordata.
Simetri radial : hewan yang tubuhnya melingkar atau bulat . Contoh: porifera, echinodermata,
coelenterata .
Pelajari lebih lanjut tentang echinodermata di: brainly.co.id/tugas/22483115.
2. Lapisan selom (rongga tubuh)
a. Diploblastik : hewan yang memiliki dua lapisan tubuh (ektoderm/epidermis/lapisan luar dan
endoderm/gastrodermis/lapisan dalam) . Contoh : Cnidaria
b. Triploblastik : hewan yang memiliki tiga lapisan tubuh (ektoderm, mesoderm/lapisan tengah,
dan endoderm).
Hewan triploblastik berdasar ada tidaknya rongga tubuhnya, dibedakan menjadi 3 kelompok,
yaitu:
Aselomata yaitu hewan yang belum mempunyai rongga tubuh, artinya tubuhnya padat tanpa
rongga antara usus dan tubuh terluar. Pada hewan semacam ini mesoderm membentuk struktur
yang kompak sehingga selom (rongga tubuh) tidak terbentuk. Contoh : platyhelminthes/cacing
pipih .
Pseudoselomata yaitu hewan yang mempunyai rongga tubuh semu, mesodermnya belum
membentuk rongga yang sesungguhnya karena mesodermnya belum terbagi menjadi lapisan
dalam dan lapisan luar. Contoh : Porifera (hewan berpori) dan Nemathelminthes (cacing gilig).
Selomata , hewan yang mesoderm dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua
lapisan, yaitu lapisan dalam dan lapisan luar. Kedua lapisan tersebut mengelilingi rongga dan
menghubungkan antara dorsal (belakang) dan ventral (depan) membentuk mesenterium.
Mesentrium berfungsi sebagai penggantung organ dalam. Contoh : molusca, chordata, dan
arthoproda .
Berdasar ada tidaknya tulang belakang
Pengelompokkan ini adalah klasifikasi berdasar klasifikasi ilmiah yang diatur dalam kode
internasional tata nama hewan. Dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
Merupakan salah satu sub filum dari filum chordata (ciri mempunyai notochorda: batang tali
punggung/ corda dorsalis : penyokong tubuh)
Memiliki tulang belakang pada tubuh yang terbuat dari tulang rawan atau sejati
Chorda dorsalis membentuk aksis tubhnya dan membentuk vertebrae yang tersusun overlapping
antara satu dengan lainnya.
Sistem saraf dorsal membentuk saluran
Otak kompleks
Berdarah merah
Memiliki 2 pasang alat gerak
Terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu : pisces, amfibi, aves, mamalia dan reptil.
4.)
Manusiaa merupakan inang utama cacing kremi. Daur hidup cacing kremi terjadi
dalam sistem pencernaan pada manusia khususnya dibagian usus dan anus. Tahapan
:siklus hidup cacing kremi antara lain
1) Telur menetas – telur cacing kremi menetas pada bagian bagian usus halus, khususnya
pada usus duabelas jari. Setelah menetas, larva cacing berkembang didalam usus halus
hingga ukuran 150 µm. selanjutnya cacing kremi bermigrasi menuju kolon.
2) Perkawinan – pada perjalanan ke kolon, cacing jantan dan betina kawin pada bagian
ileum. Setelah perkawinan biasanya cacing jantan akan mati. Sedangkan cacing betina
akan menempel pada mukosa bagian bagian usus besar dan menyerap makanan yang
ada di kolon.
3) Bertelur – satu cacing betina biasanya bertelur sebanyak 11.000-16.000. Diperkirakan
cacing betina memerlukan waktu 5 minggu dari mulai menetas hingga waktunya
bertelur. Saat waktunya bertelur, cacing akan berjalan keluar dari anus dan
meletakkan telur dibagian anus. Hal ini dilakukan karena telur memerlukan oksigen
untuk pematangannya. Pada saat ini, kita akan melihat cacing cacing dengan bentuk
seperti kelapa parut ada disekitar anus.
4) Pematangan telur – telur telur yang diletakkan pada anus memerlukan waktu sekitar 4-
6 jam untuk matang. Disaat ini kulit sekitar anus akan terasa gatal. Apabila digaruk,
telur akan menempel pada tangan dan ada kemungkinan termakan kembali apabila
inang tidak higienis.
5) TelurTelur masuk kedalam tubuh – telur dapat menempel ditangan, celana, atau sprei.
Dari sini telur dapat berpindah ke mainan dan benda benda lain sampai dapat masuk
lagi kedalam tubuh manusia. Telur dapat masuk kedalam tubuh melalui tangan,
makanan/minuman yang terinfeksi, atau karena kontak dengan inang cacing kremi.
Oleh karena itu, penderita cacing kremi biasanya anak yang masih kecil karena
biasanya mereka masih belum sadar masalah kebersihan.
5.)
Kerang membentuk mutiara atas respon pembelaan diri dari objek asing. Proses
pembentukan bermula ketika pasir, parasit, atau material organik lainnya menyusup
masuk dari cangkang Kerang yang terbuka, dan mengenai bagian mantel, lapisan yang
melindungi organ dalam tiram. Dalam beberapa kasus, objek asing turut melukai bagian
tubuh tiram.
Tubuh tiram pun menganggap objek asing sebagai potensi ancaman, dan mantel-nya
menghasilkan lapisan yang disebut nacre--dijuluki juga 'ibu mutiara'--yang
menyelubungi objek asing tersebut.
Kerusakan yang terjadi pada bagian luar kerang, yang berakibat pada mantel, juga
memicu respon yang sama untuk memperbaiki kerusakan
Zat nacre terdiri dari kalsium karbonat, dalam bentuk mineral aragonite dan calcite.
Sedangkan protein conchin dan perlucin, yang membentuk zat conchiolon kurang lebih
berfungsi sebagai 'lem' yang merekatkan lapisan-lapisan. Jika mineral aragonite
memiliki sifat mirip kristal, conchiolin berpori.
Digabungkan dengan lapisan-lapisan yang nyaris transparan, jadilah mutiara yang
berkilau.
Seiring waktu, lapisan nacre terus terbentuk, memisah dari bagian tubuh kerang, dan
mutiara pun semakin terbentuk. Tubuh tiram turut menjadi faktor bentuk jadi mutiara
tersebut.