Anda di halaman 1dari 13

PENELITIAN TAFSIR TEMATIK

MAKANAN HALAL DAN HARAM

Disusun oleh:
Aprilia Nur Afifah 2200036124
Naura Salsabila 2200036131
Alfi Lutfiah Putri 2200036132
Anggia Murni Nurfadilah 2200036135
Ratri Sugesti 2200036141

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGAM STUDI GIZI (C) TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah yang telah memberikan kita izin untuk hidup sampai hari ini dan memberikan kita rahmat
dan hidayah-Nya. Tidak lupa sholawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Kami menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan
kita dalam mempelajari “ilmu al-qur’an dan hadist” serta dapat digunakan sebagai mana
mestinya.

Yogyakarta, 07 november 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar belakang masalah…………………………………………………
B. Rumusan masalah……………………………………………………….
C. Tujuan makalah …………………..……………………………………..
PEMBAHASAN…..........................................................................................
A. Pengertian makanan halal ….…………………………………………..
B. Syarat makanan halal……………………………………………………
C. Contoh makanan halal………………………………………………….
D. Jenis makanan halal …………………………………………………...
E. Ayat ayat al-qur’an………………………………….…………………
F. Asbabun nujul………………….…………………………………….
G. Narasi tafsir…………………………………………………………..
H. Dalil dalil hadist……………………………………………………..
KESIMPULAN....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Kehidupan manusia tak pernah berpisah dengan lingkungansekitarnya. Allah SWT. menciptakan
berbagai makhluk hidup , diantaranyamanusia,hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup tersebut
merupakan satukesatuan dalam hubungan sosial antar makhluk hidup. Manusiamembutuhkan
bahan yang dapat ia olah menjadi makanan yang dapatmembuat dia tidak letih dalam
menjalankan aktivitas kehidupannya ataudapat dikatakan manusia membutuhkan hewan dan
tumbuhan sebagai bahanuntuk membuat olahan dari kulit ia dapat makan dan dapat
menambahenergi tubuhnya yang akan habis,hewan juga membutuhkan manusia namunada juga
hewan yang hidup di alam liar sehingga tidak
membutuhkan bantuan manusia dalam hidupnya. Makhluk hidup yang diciptakan Allah swt.
Islam telah mengatur banyak hal mengenai makanan halal didalam al-qur’an. Halal adalah
sebuah konsep aturan prinsip agama Islam, yang digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu hal
diijinkan atau dilarang untuk dikonsumsi oleh Muslim dengan dasar dari Al-Qur’an, Hadist, atau
Ijtihad (kesepakatan ulama) (Salehudin, 2013). Dalam ajaran Islam, seorang muslim diajarkan
untuk mengonsumsi makanan yang halal. Muslim dilarang mengonsumsi daging babi, alkohol,
darah, daging mati dan daging yang tidak disembelih menurut hukum Islam (QS: Al-Baqarah :
173).

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian halal?
2. Al-quran surah apa yang menerangkan tentang makanan halal?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,tujuan masalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari halal.
2. Untuk mengetahui surah apa saja yang menerangkan tentang makanan halal.

PEMBAHASAN
A. Pengertian makanan halal.
Halal artinya boleh, jadi makanan dan minuman yang halal ialah makanan yang dibolehkan
untuk dimakan menurut ketentuan syari’at Islam. Segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-
buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada nash Al-
Quran, atau Hadits yang mengharamkannya, atau fatwa ulama yang mengharamkannya.
 Makanan halal adalah makanan yang boleh dimakan menurut ketentuan syariat Islam. Makanan
halal juga bisa diartikan sebagai makanan yang telah ditetapkan atau ditentukan oleh Allah baik
atau berguna untuk umatnya.
B. Syarat makanan halal
Bagi seorang muslim, makanan yang halal dimakan harus memenuhi dua syarat berikut:

1. Halal, artinya dibolehkan berdasarkan ketentuan syariat Islam.


2. Tayyib, artinya baik, mengandung nutrisi, bergizi, dan menyehatkan.

Kedua syarat tersebut jika digabungkan akan membentuk kalimat “Halalan Thayyiban” yang
artinya halal lagi baik. Kalimat atau lafadz tersebut memiliki makna bahwa makanan yang bebas
tidak terikat oleh hal-hal yang menyebabkannya dilarang untuk dikonsumsi dan makanan
tersebut dapat menyehatkan badan.

C. Contoh makanan halal

1.Halal dari segi wujudnya/zatnya makanan itu sendiri, yaitu tidak termasuk makanan yang
diharamkan oleh Allah Swt. Contohnya semua makanan yang berasal dari tumbuhan, buah-
buahan, maupun binatang adalah halal, kecuali ada dalil Al-Qur’an maupun hadits yang
mengharamkannya.

2.Halal dari segi cara mendapatkannya. Contohnya makanan yang di dapatkan bukan dari hasil
mencuri.

3.Halal dalam proses pengolahannya. Contohnya makanan yang tidak diolah bersama makanan
haram lainnya, seperti daging babi atau minyak babi.

D. Jenis makanan halal

1.Makanan yang disebut halal oleh rasul-Nya.


‫‪2.Makanan yang tidak kotor dan tidak menjijikan.‬‬

‫‪3.Makanan yang tidak mendatangkan mudarat.‬‬

‫‪E. Ayat-ayat al-qur’an yang berkaitan dengan makanan halal‬‬

‫)‪1.Q.S. Yasin (71-73‬‬

‫ت َأ ْي ِدينَا َأ ْن َعا ًما فَهُ ْم لَهَا َمالِ ُكونَ * َو َذلَّ ْلنَاهَا لَهُ ْم فَ ِم ْنهَا َر ُكوبُهُ ْم َو ِم ْنهَا يَْأ ُكلُونَ * َولَهُ ْم فِيهَا َمنَافِ ُع‬
‫َولَ ْم يَ َروْ ا َأنَّا َخلَ ْقنَا لَهُ ْم ِم َّما َع ِملَ ْ‬
‫اربُ َأفَاَل يَ ْش ُكرُونَ‬ ‫َو َم َش ِ‬

‫‪2.Q.S. Thaha: 81‬‬

‫ت َما َر َز ْقنَا ُك ْم َواَل ت ْ‬


‫َط َغوْ ا فِي ِه فَيَ ِح َّل َعلَ ْي ُك ْم غ َ‬
‫َضبِي َو َم ْن يَحْ لِلْ َعلَ ْي ِه َغ َ‬
‫ضبِي فَقَ ْد هَ َوى‬ ‫ُكلُوا ِم ْن طَيِّبَا ِ‬

‫‪3. Q.S An-Nahl: 66-69‬‬

‫ب‬‫ت النَّ ِخي ِل َواَأْل ْعنَا ِ‬ ‫اربِينَ * َو ِم ْن ثَ َم َرا ِ‬ ‫َوِإ َّن لَ ُك ْم فِي اَأْل ْن َع ِام لَ ِعب َْرةً نُ ْسقِي ُك ْم ِم َّما فِي بُطُونِ ِه ِم ْن بَ ْي ِن فَرْ ٍ‬
‫ث َود ٍَم لَبَنًا خَالِصًا َساِئ ًغا لِل َّش ِ‬
‫َّ‬ ‫ً‬
‫ال بُيُوتا َو ِمنَ الش َج ِر‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َأ‬ ‫َّ‬
‫ك ِإلى النحْ ِل ِن ات ِخ ِذي ِمنَ ال ِجبَ ِ‬ ‫َ‬ ‫َأ‬
‫تَتَّ ِخ ُذونَ ِم ْنهُ َس َكرًا َو ِر ْزقًا َح َسنًا ِإ َّن فِي َذلِكَ آَل يَةً لِقَوْ ٍم يَ ْعقِلُونَ * َو وْ َحى َربُّ َ‬
‫اس ِإ َّن فِي‬ ‫ْ‬
‫ف ل َوانُهُ فِي ِه ِشفَا ٌء لِلنَّ ِ‬ ‫َأ‬ ‫ُ‬
‫ك ُذلُاًل يَ ْخ ُر ُج ِم ْن بُطونِهَا َش َرابٌ ُم ْختَلِ ٌ‬ ‫ت فَا ْسلُ ِكي ُسبُ َل َربِّ ِ‬ ‫ْر ُشونَ * ثُ َّم ُكلِي ِم ْن ُك ِّل الثَّ َم َرا ِ‬ ‫َو ِم َّما يَع ِ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً‬
‫ذلِكَ يَة لِقوْ ٍم يَتفكرُونَ‬ ‫آَل‬ ‫َ‬

‫‪4. QS Al Baqarah 168 :‬‬

‫ت ال َّش ْيطَا ِن ۚ ِإنَّهُ لَ ُك ْم َعد ٌُّو ُمبِ ٌ‬


‫ين‬ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ُكلُوا ِم َّما فِي اَأْلرْ ِ‬
‫ض َحاَل اًل طَيِّبًا َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا ِ‬

‫‪5.Q.S Al-Hajj: 27-28‬‬

‫ضا ِم ٍر يَْأتِينَ ِم ْن ُك ِّل فَ ٍّج َع ِمي ٍ‬


‫ق * لِيَ ْشهَدُوا َمنَافِ َع لَهُ ْم َويَ ْذ ُكرُوا ا ْس َم هَّللا ِ فِي َأي ٍَّام‬ ‫اس بِ ْال َح ِّج يَْأتُو َ‬
‫ك ِر َجااًل َو َعلَى ُك ِّل َ‬ ‫َوَأ ِّذ ْن فِي النَّ ِ‬
‫ير‬ ‫َ‬
‫س الفقِ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َأْل‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ت َعلى َما َر َزقهُ ْم ِمن بَ ِهي َم ِة ا ن َع ِام فكلوا ِمنهَا َو ط ِع ُموا البَاِئ َ‬ ‫َ‬ ‫َم ْعلو َما ٍ‬‫ُ‬

‫‪6.Q.S Al-maidah 4-5‬‬


‫ح ُم َكلِّبِينَ تُ َعلِّ ُمونَه َُّن ِم َّما عَلَّ َم ُك ُم هَّللا ُ فَ ُكلُوا ِم َّما َأ ْم َس ْكنَ َعلَ ْي ُك ْم‬ ِ ‫ات َو َما عَلَّ ْمتُ ْم ِمنَ ْال َج َو‬
ِ ‫ار‬ ُ َ‫يَ ْسَألُونَكَ َما َذا ُأ ِح َّل لَهُ ْم قُلْ ُأ ِح َّل لَ ُك ُم الطَّيِّب‬
ٌّ‫َاب ِح ٌّل لَ ُك ْم َوطَ َعا ُم ُك ْم ِحل‬ َ ‫ات َوطَ َعا ُم الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِكت‬ ُ َ‫ب * ْاليَوْ َم ُأ ِح َّل لَ ُك ُم الطَّيِّب‬ ِ ‫َو ْاذ ُكرُوا ا ْس َم هَّللا ِ َعلَ ْي ِه َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ َس ِري ُع ْال ِح َسا‬
‫صنِينَ َغي َْر ُم َسافِ ِحينَ َواَل‬ ‫ُأ‬
ِ ْ‫َاب ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم ِإ َذا آتَ ْيتُ ُموه َُّن جُو َره َُّن ُمح‬ ‫ُأ‬
َ ‫َات ِمنَ الَّ ِذينَ وتُوا ْال ِكت‬ ُ ‫صن‬ َ ْ‫ت َو ْال ُمح‬ ِ ‫َات ِمنَ ْال ُمْؤ ِمنَا‬ ُ ‫صن‬ َ ْ‫لَهُ ْم َو ْال ُمح‬
ْ ‫آْل‬
َ‫ان فقد َحبِط َع َملهُ َوه َُو فِي ا ِخ َر ِة ِمنَ الخَ ا ِس ِرين‬ ُ َ ْ َ َ ُ ْ ْ ْ
ِ ‫ُمت ِخ ِذي خدَا ٍن َو َمن يَكفرْ بِاِإْل ي َم‬ ‫َأ‬ َّ

F.Asbabun nujul

 Q.S Al-Hajj: 27-28


“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari
segenap penjuru yang jauh. (27) Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk
mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan
atas rezeki yang diberikan-Nya kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah
sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang
sengsara lagi fakir. (28)”

Sebab turunnya ayat


Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid bahwa dahulu mereka tidak berkendaraan. Maka
Allah menurunkan ayat ini. Memerintahkan mereka membawa bekal serta membolehkan
mereka naik kendaraan dan membawa barang dagangan.

 Q.S Al-maidah 4
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?” Katakanlah,
”Yang dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh
binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah
diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama
Allah (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.” (4)

Sebab turunnya ayat


Ath-Thabrani, al-Hakim, al-Baihaqi, dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Rafi’, dia berkata,
“Pada suatu ketika Jibril mendatangi Nabi saw.. Lalu Jibril meminta izin untuk masuk ke rumah
beliau dan beliau mengizinkannya Namun Jibril tidak juga masuk. Maka, Rasulullah segera
memakai jubah dan keluar rumah. Di luar rumah, beliau melihat Jibril sedang berdiri. Lalu beliau
berkata kepadanya ‘Engkau telah saya izinkan untuk masuk rumah kami.’ Jibril menjawab
‘Benar, akan tetapi kami tidak masuk ke rumah yang di dalamnya ada gambar dan anjing.’ Lalu
Rasulullah dan anggota keluarga beliau melihat di dalam rumah terdapat anak anjing. Maka
beliau memerintahkan Abu Rafi’ agar membunuh setiap anjing yang ada di Madinah. Kemudian
orang-Orang mendatangi beliau dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dihalalkan untuk
kamu dari binatang yang engkau perintahkan untuk dibunuh?’ Lalu turunlah firman Allah,
‘Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), ‘Apakah yang dihalalkan bagi mereka?’....”

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah bahwa Rasulullah mengutus Abu Rafi’ untuk membunuh
anjing-anjing. Hingga dia sampai di ‘Awali. Kemudian Ashim bin Adi, Sa’ad bin Khutsaimah,
dan Uwaim bin Sa’idah mendatangi Rasulullah dan bertanya kepada beliau, “Apa yang
dihalalkan untuk kami wahai Rasulullah” Lalu turun firman Allah, “Mereka menanyakan
kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”. (al-Maa’idah : 4)

G.Narasi tafsir

SURAH YASIN : 71-73

Allah Swt. menyebutkan nikmat yang telah Dia limpahkan kepada manusia berupa binatang-
binatang ternak yang ditundukkan-Nya bagi mereka.

{ َ‫}فَهُ ْم لَهَا َمالِ ُكون‬

lalu mereka menguasainya. (Yasin: 71)

Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Dia menjadikan mereka dapat
menaklukkannya, sehingga binatang ternak itu jinak bagi mereka dan tidak liar. Bahkan
seandainya anak kecil datang mendekatinya (unta), tentulah anak kecil itu dapat membuatnya
merundukkan tubuhnya, atau memberdirikannya atau menggiringnya; dan unta itu akan jinak dan
mengikuti apa yang dikehendakinya. Begitu pula seandainya sekumpulan ternak unta terdiri dari
seratus ekor atau lebih, semuanya berjalan menuruti apa yang diperintahkan oleh si anak kecil
itu.

Firman Allah Swt.:

{ َ‫}فَ ِم ْنهَا َر ُكوبُهُ ْم َو ِم ْنهَا يَْأ ُكلُون‬

maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan. (Yasin: 72)

Yakni di antara binatang ternak itu ada yang dapat mereka jadikan tunggangan dan angkutan
barang dalam perjalanan mereka menuju ke berbagai daerah.

{ َ‫} َو ِم ْنهَا يَْأ ُكلُون‬

dan sebagiannya mereka makan. (Yasin: 72)

Jika mereka menghendaki, mereka boleh saja menyembelihnya,, lalu memakan dagingnya.

{‫} َولَهُ ْم فِيهَا َمنَافِ ُع‬

Dan mereka memperoleh padanya manfaat. (Yasin: 73)


Yakni dari bulunya yang dapat dibuat menjadi alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu
pakai), baik bulu domba, bulu unta, ataupun bulu kambingnya, sampai waktu tertentu.

ِ ‫}و َم َش‬
{ ُ‫ارب‬ َ

dan minuman. (Yasin: 73)

Yaitu dari air susunya —juga air kencingnya— bagi orang yang mau berobat dengannya.

{ َ‫}َأفَال يَ ْش ُكرُون‬

Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (Yasin: 73)

Maksudnya, mengapa mereka tidak mengesakan Tuhan Yang Menciptakan semuanya itu dan
yang menundukkannya, bahkan mereka mempersekutukan-Nya dengan yang lain?

SURAH AL MAIDAH : 4-5

Ayat 4

Ayat ini menerangkan dua macam makanan yang dihalalkan:

1.Makanan yang baik, yaitu semua jenis makanan yang menimbulkan selera untuk memakannya
dan tidak ada nas yang mengharamkannya. Adapun yang sudah ada ketentuan haramnya, maka
harus dipatuhi ketentuan itu, seperti sabda Rasulullah saw:

‫ب ِمنَ الطَّي ِْر‬


ٍ َ‫اع َوع َْن اَ ْك ِل ُك ِّل ِذيْ ِم ْخل‬ ٍ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن اَ ْك ِل ُك ِّل ِذيْ نَا‬
ِ َ‫ب ِمنَ ال ِّسب‬ َ ِ‫ نَهَى َرسُوْ ُل هللا‬:‫َّاس قَا َل‬
ِ ‫ع َِن ا ْب ِن َعب‬

(‫)رواه أحمد ومسلم وأصحاب السنن‬

Dari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah saw melarang memakan setiap binatang yang bertaring
dari binatang buas dan setiap yang berkuku tajam dari unggas.” (Riwayat Ahmad, Muslim, dan
Ashabus-Sunan).

2.Binatang buruan yang ditangkap oleh binatang-binatang pemburu yang terlatih sehingga
buruannya langsung dibawa kepada tuannya dan tidak akan dimakannya kecuali kalau diberi
oleh tuannya. Apabila binatang pemburu itu memakan buruannya lebih dulu, sebelum diberikan
oleh tuannya, maka buruannya itu haram dimakan seperti haramnya bangkai.

Selanjutnya ayat ini menerangkan bahwa hasil buruan binatang yang terlatih itu boleh dimakan
apabila pada saat melepaskan binatang, si pemburu membaca basmalah. Hukum membaca
basmalah itu wajib menurut sebagian ulama seperti Abu Hanifah, menurut Imam Syafi’i
hukumnya sunah.
Kemudian akhir ayat ini menerangkan supaya tetap bertakwa, yaitu mematuhi semua perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya, karena Allah sangat cepat menghitung semua amal hamba-
Nya tanpa ada yang tertinggal dan tersembunyi bagi-Nya.

Ayat 5

Ayat ini menerangkan tiga macam hal yang halal bagi orang mukmin, yaitu:

1.Makanan yang baik-baik, seperti dimaksud pada ayat keempat. Kemudian disebutkan kembali
pada ayat ini untuk menguatkan arti baik itu dan menerangkan bahwa diperbolehkannya
memakan makanan yang baik-baik itu tidak berubah.

2.Makanan Ahli Kitab. Makanan di sini menurut jumhur ulama ialah sembelihan orang-orang
Yahudi dan Nasrani karena mereka pada waktu itu mempunyai kepercayaan bahwa haram
hukumnya memakan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Selama
mereka masih mempunyai kepercayaan seperti itu, maka sembelihan mereka tetap halal.

Sedangkan makanan lainnya seperti buah-buahan, dan sebagainya dikembalikan saja hukumnya
kepada jenis yang pertama yaitu tayyibat, apabila termasuk golongan makanan yang baik-baik
boleh dimakan, kalau tidak (khabais), haram dimakan. Adapun sembelihan orang kafir yang
bukan Ahli Kitab haram dimakan.

3.Mengawini perempuan-perempuan merdeka (bukan budak) dan perempuan-perempuan


mukmin dan perempuan Ahli Kitab hukumnya halal. Menurut sebagian mufasir yang dimaksud
al-muhsanat ialah perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan dirinya.

Laki-laki boleh mengawini perempuan-perempuan tersebut dengan kewajiban memberi nafkah,


asalkan tidak ada maksud-maksud lain yang terkandung dalam hati seperti mengambil mereka
untuk berzina dan tidak pula untuk dijadikan gundik. Ringkasnya laki-laki mukmin boleh
mengawini perempuan-perempuan Ahli Kitab dengan syarat-syarat seperti tersebut di atas.

Tetapi perempuan-perempuan Islam tidak boleh kawin dengan laki-laki Ahli Kitab apalagi
dengan laki-laki kafir yang bukan Ahlil Kitab. Kemudian akhir ayat kelima ini memperingatkan,
bahwa barang siapa yang kafir sesudah beriman, maka semua amal baik yang pernah
dikerjakannya akan hapus semuanya dan di akhirat termasuk orang yang rugi.

H.Dalil-dalil hadist

 َ‫ َوِإ َّن هللا‬،ً‫ ِإ َّن هللاَ تَ َعالَى طَيِّبٌ الَ يَ ْقبَ ُل ِإالَّ طَيِّبا‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
‫ يَا‬, : ‫صالِحا ً – َوقا َ َل تَ َعالَى‬ َ ‫ت َوا ْع َملُوا‬ ِ ‫يَا َأيُّهَا الرُّ ُس ُل ُكلُوا ِمنَ الطَّيِّبَا‬, : ‫ال تَ َعالَى‬ َ َ‫َأ َم َر ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ بِ َما َأ َم َر بِ ِه ْال ُمرْ َسلِ ْينَ فَق‬
‫ث َأ ْغبَ َر يَ ُم ُّد يَ َد ْي ِه ِإلَى ال َّس َما ِء يا َ َربِّ يَا‬
َ ‫ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم – ثُ َّم َذ َك َر ال َّرج َُل يُ ِط ْي ُل ال َّسفَ َر َأ ْش َع‬ِ ‫َأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوا ُكلُوا ِم ْن طَيِّبَا‬
]‫[رواه مسلم‬. ُ‫ي بِ ْال َح َر ِام فََأنَّى يُ ْست ََجابُ لَه‬ َ ‫ط َع ُمهُ َح َرا ٌم َو َم ْش َربُهُ َح َرا ٌم َو َم ْلبَ ُسهُ َح َرا ٌم َو ُغ ِّذ‬ْ ‫َربِّ َو َم‬
Terjemah hadits / ‫ ترجمة الحديث‬:

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam


bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-
Nya dengan firmannya: Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan
Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami
rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh
dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata:
Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram
dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana
doanya akan dikabulkan. (HR. Muslim).
Abû Muhammad al-Husayn ibn Mas‘ûd alBaghawî (436-510H) dari mazhab Syafi’i,
berpendapat kata “halâl” berarti sesuatu yang dibolehkan oleh syariat karenabaik.7 Muhammad
ibn ‘Ali al-Syawkânî (1759-1834 H) berpendapat, dinyatakan sebagai halal karena telah
terurainya simpul tali atau ikatan larangan yang mencegah
Senada dengan pendapat al-Syawkânî (1759-1834 H). Dari kalangan ulama kontemporer, seperti
Yusuf al-Qaradhawî, mendifiniskan halal sebagai sesuatu yang dengannya terurailah buhul yang
membahayakan, dan Allah memperbolehkan untuk dikerjakan Sementara ‘Abd alRahmân ibn
Nâshir ibn alSa’dî’ ketika mendifinisikan kata “halâl” menyorotinya kepada bagaimana
memperolehnya, Bukan dengan cara ghashab, mencuri, dan bukan sebagai
hasil muamalah yang haram atau berbentuk haram

KESIMPULAN

Makanan yang baik ddan halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh
syariat untuk dikonsumsi kecuali ada  larangan dari Allah SWT danNabi muhammad
SAW serta baik bagi tubuh kita atau tidak mengganggu kesehatan tubuh baik dalam
waktu dekat maupun dalam waktu yang akandatang.

 Allah SWT. memerintahkan seluruh hamba-Nya yang beriman agar mereka memakan makanan yang
baik dan halal.

S y a r a t   m a k a n a n   y a n g   h a l a l   a d a l a h   b a i k   a m a n t i d a k   m e m a b u k a n   d a n disembelih
sesuai syariat islam jika makanan tersebut berupa daging hewan.

"alam QS.Al-Baqarah Allah memerintahkan kepada manusia agar memakan makanan yang


halal dan baik. Serta memperingatkan manusia agar tidak mengikuti langkah-langkah
syaitan karena syaitan adalah musuh manusia yang nyata.

Rasullullah juga memerintahkan kepada manusia untuk mengkonsumsi
makanan yang halal dan baik melalui sunnahnya hadist;.

d e n g a n m e m a k a n m a k a n a n y a n g h a l a l d a n b a i k k i t a a k a n m e m p e r o l e h Ridha
Allah dan mendatangkan banyak manfaat bagi kehidupan manusia

DAFTAR PUSTAKA

Asbabun Nuzul Surah Al-Hajj Ayat 27 (mjna.my.id)

Asbabun Nuzul Surah Al-Ma`idah Ayat 4 (mjna.my.id)

Urutan Turunnya Wahyu Al-Qur’an (Tabel) · Quranpoin

Makanan Halal – Pengertian, Dalil, Syarat dan Jenis | Freedomsiana

Tafsir Surat Al Maidah Ayat 4-5 - Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia

Tafsir Surat Yasin, ayat 71-73 (ibnukatsironline.com)

Anda mungkin juga menyukai