Disusun oleh:
Aprilia Nur Afifah 2200036124
Naura Salsabila 2200036131
Alfi Lutfiah Putri 2200036132
Anggia Murni Nurfadilah 2200036135
Ratri Sugesti 2200036141
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah yang telah memberikan kita izin untuk hidup sampai hari ini dan memberikan kita rahmat
dan hidayah-Nya. Tidak lupa sholawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Kami menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan
kita dalam mempelajari “ilmu al-qur’an dan hadist” serta dapat digunakan sebagai mana
mestinya.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar belakang masalah…………………………………………………
B. Rumusan masalah……………………………………………………….
C. Tujuan makalah …………………..……………………………………..
PEMBAHASAN…..........................................................................................
A. Pengertian makanan halal ….…………………………………………..
B. Syarat makanan halal……………………………………………………
C. Contoh makanan halal………………………………………………….
D. Jenis makanan halal …………………………………………………...
E. Ayat ayat al-qur’an………………………………….…………………
F. Asbabun nujul………………….…………………………………….
G. Narasi tafsir…………………………………………………………..
H. Dalil dalil hadist……………………………………………………..
KESIMPULAN....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian halal?
2. Al-quran surah apa yang menerangkan tentang makanan halal?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,tujuan masalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari halal.
2. Untuk mengetahui surah apa saja yang menerangkan tentang makanan halal.
PEMBAHASAN
A. Pengertian makanan halal.
Halal artinya boleh, jadi makanan dan minuman yang halal ialah makanan yang dibolehkan
untuk dimakan menurut ketentuan syari’at Islam. Segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-
buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada nash Al-
Quran, atau Hadits yang mengharamkannya, atau fatwa ulama yang mengharamkannya.
Makanan halal adalah makanan yang boleh dimakan menurut ketentuan syariat Islam. Makanan
halal juga bisa diartikan sebagai makanan yang telah ditetapkan atau ditentukan oleh Allah baik
atau berguna untuk umatnya.
B. Syarat makanan halal
Bagi seorang muslim, makanan yang halal dimakan harus memenuhi dua syarat berikut:
Kedua syarat tersebut jika digabungkan akan membentuk kalimat “Halalan Thayyiban” yang
artinya halal lagi baik. Kalimat atau lafadz tersebut memiliki makna bahwa makanan yang bebas
tidak terikat oleh hal-hal yang menyebabkannya dilarang untuk dikonsumsi dan makanan
tersebut dapat menyehatkan badan.
1.Halal dari segi wujudnya/zatnya makanan itu sendiri, yaitu tidak termasuk makanan yang
diharamkan oleh Allah Swt. Contohnya semua makanan yang berasal dari tumbuhan, buah-
buahan, maupun binatang adalah halal, kecuali ada dalil Al-Qur’an maupun hadits yang
mengharamkannya.
2.Halal dari segi cara mendapatkannya. Contohnya makanan yang di dapatkan bukan dari hasil
mencuri.
3.Halal dalam proses pengolahannya. Contohnya makanan yang tidak diolah bersama makanan
haram lainnya, seperti daging babi atau minyak babi.
ت َأ ْي ِدينَا َأ ْن َعا ًما فَهُ ْم لَهَا َمالِ ُكونَ * َو َذلَّ ْلنَاهَا لَهُ ْم فَ ِم ْنهَا َر ُكوبُهُ ْم َو ِم ْنهَا يَْأ ُكلُونَ * َولَهُ ْم فِيهَا َمنَافِ ُع
َولَ ْم يَ َروْ ا َأنَّا َخلَ ْقنَا لَهُ ْم ِم َّما َع ِملَ ْ
اربُ َأفَاَل يَ ْش ُكرُونَ َو َم َش ِ
بت النَّ ِخي ِل َواَأْل ْعنَا ِ اربِينَ * َو ِم ْن ثَ َم َرا ِ َوِإ َّن لَ ُك ْم فِي اَأْل ْن َع ِام لَ ِعب َْرةً نُ ْسقِي ُك ْم ِم َّما فِي بُطُونِ ِه ِم ْن بَ ْي ِن فَرْ ٍ
ث َود ٍَم لَبَنًا خَالِصًا َساِئ ًغا لِل َّش ِ
َّ ً
ال بُيُوتا َو ِمنَ الش َج ِر ْ َّ َأ َّ
ك ِإلى النحْ ِل ِن ات ِخ ِذي ِمنَ ال ِجبَ ِ َ َأ
تَتَّ ِخ ُذونَ ِم ْنهُ َس َكرًا َو ِر ْزقًا َح َسنًا ِإ َّن فِي َذلِكَ آَل يَةً لِقَوْ ٍم يَ ْعقِلُونَ * َو وْ َحى َربُّ َ
اس ِإ َّن فِي ْ
ف ل َوانُهُ فِي ِه ِشفَا ٌء لِلنَّ ِ َأ ُ
ك ُذلُاًل يَ ْخ ُر ُج ِم ْن بُطونِهَا َش َرابٌ ُم ْختَلِ ٌ ت فَا ْسلُ ِكي ُسبُ َل َربِّ ِ ْر ُشونَ * ثُ َّم ُكلِي ِم ْن ُك ِّل الثَّ َم َرا ِ َو ِم َّما يَع ِ
َّ َ َ َ ً
ذلِكَ يَة لِقوْ ٍم يَتفكرُونَ آَل َ
F.Asbabun nujul
Q.S Al-maidah 4
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?” Katakanlah,
”Yang dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh
binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah
diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama
Allah (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.” (4)
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah bahwa Rasulullah mengutus Abu Rafi’ untuk membunuh
anjing-anjing. Hingga dia sampai di ‘Awali. Kemudian Ashim bin Adi, Sa’ad bin Khutsaimah,
dan Uwaim bin Sa’idah mendatangi Rasulullah dan bertanya kepada beliau, “Apa yang
dihalalkan untuk kami wahai Rasulullah” Lalu turun firman Allah, “Mereka menanyakan
kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”. (al-Maa’idah : 4)
G.Narasi tafsir
Allah Swt. menyebutkan nikmat yang telah Dia limpahkan kepada manusia berupa binatang-
binatang ternak yang ditundukkan-Nya bagi mereka.
Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Dia menjadikan mereka dapat
menaklukkannya, sehingga binatang ternak itu jinak bagi mereka dan tidak liar. Bahkan
seandainya anak kecil datang mendekatinya (unta), tentulah anak kecil itu dapat membuatnya
merundukkan tubuhnya, atau memberdirikannya atau menggiringnya; dan unta itu akan jinak dan
mengikuti apa yang dikehendakinya. Begitu pula seandainya sekumpulan ternak unta terdiri dari
seratus ekor atau lebih, semuanya berjalan menuruti apa yang diperintahkan oleh si anak kecil
itu.
maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan. (Yasin: 72)
Yakni di antara binatang ternak itu ada yang dapat mereka jadikan tunggangan dan angkutan
barang dalam perjalanan mereka menuju ke berbagai daerah.
Jika mereka menghendaki, mereka boleh saja menyembelihnya,, lalu memakan dagingnya.
ِ }و َم َش
{ ُارب َ
Yaitu dari air susunya —juga air kencingnya— bagi orang yang mau berobat dengannya.
{ َ}َأفَال يَ ْش ُكرُون
Maksudnya, mengapa mereka tidak mengesakan Tuhan Yang Menciptakan semuanya itu dan
yang menundukkannya, bahkan mereka mempersekutukan-Nya dengan yang lain?
Ayat 4
1.Makanan yang baik, yaitu semua jenis makanan yang menimbulkan selera untuk memakannya
dan tidak ada nas yang mengharamkannya. Adapun yang sudah ada ketentuan haramnya, maka
harus dipatuhi ketentuan itu, seperti sabda Rasulullah saw:
Dari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah saw melarang memakan setiap binatang yang bertaring
dari binatang buas dan setiap yang berkuku tajam dari unggas.” (Riwayat Ahmad, Muslim, dan
Ashabus-Sunan).
2.Binatang buruan yang ditangkap oleh binatang-binatang pemburu yang terlatih sehingga
buruannya langsung dibawa kepada tuannya dan tidak akan dimakannya kecuali kalau diberi
oleh tuannya. Apabila binatang pemburu itu memakan buruannya lebih dulu, sebelum diberikan
oleh tuannya, maka buruannya itu haram dimakan seperti haramnya bangkai.
Selanjutnya ayat ini menerangkan bahwa hasil buruan binatang yang terlatih itu boleh dimakan
apabila pada saat melepaskan binatang, si pemburu membaca basmalah. Hukum membaca
basmalah itu wajib menurut sebagian ulama seperti Abu Hanifah, menurut Imam Syafi’i
hukumnya sunah.
Kemudian akhir ayat ini menerangkan supaya tetap bertakwa, yaitu mematuhi semua perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya, karena Allah sangat cepat menghitung semua amal hamba-
Nya tanpa ada yang tertinggal dan tersembunyi bagi-Nya.
Ayat 5
Ayat ini menerangkan tiga macam hal yang halal bagi orang mukmin, yaitu:
1.Makanan yang baik-baik, seperti dimaksud pada ayat keempat. Kemudian disebutkan kembali
pada ayat ini untuk menguatkan arti baik itu dan menerangkan bahwa diperbolehkannya
memakan makanan yang baik-baik itu tidak berubah.
2.Makanan Ahli Kitab. Makanan di sini menurut jumhur ulama ialah sembelihan orang-orang
Yahudi dan Nasrani karena mereka pada waktu itu mempunyai kepercayaan bahwa haram
hukumnya memakan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Selama
mereka masih mempunyai kepercayaan seperti itu, maka sembelihan mereka tetap halal.
Sedangkan makanan lainnya seperti buah-buahan, dan sebagainya dikembalikan saja hukumnya
kepada jenis yang pertama yaitu tayyibat, apabila termasuk golongan makanan yang baik-baik
boleh dimakan, kalau tidak (khabais), haram dimakan. Adapun sembelihan orang kafir yang
bukan Ahli Kitab haram dimakan.
Tetapi perempuan-perempuan Islam tidak boleh kawin dengan laki-laki Ahli Kitab apalagi
dengan laki-laki kafir yang bukan Ahlil Kitab. Kemudian akhir ayat kelima ini memperingatkan,
bahwa barang siapa yang kafir sesudah beriman, maka semua amal baik yang pernah
dikerjakannya akan hapus semuanya dan di akhirat termasuk orang yang rugi.
H.Dalil-dalil hadist
َ َوِإ َّن هللا،ً ِإ َّن هللاَ تَ َعالَى طَيِّبٌ الَ يَ ْقبَ ُل ِإالَّ طَيِّبا: صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ ِ قَا َل َرسُوْ ُل هللا: ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل ِ ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر
يَا, : صالِحا ً – َوقا َ َل تَ َعالَى َ ت َوا ْع َملُوا ِ يَا َأيُّهَا الرُّ ُس ُل ُكلُوا ِمنَ الطَّيِّبَا, : ال تَ َعالَى َ ََأ َم َر ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ بِ َما َأ َم َر بِ ِه ْال ُمرْ َسلِ ْينَ فَق
ث َأ ْغبَ َر يَ ُم ُّد يَ َد ْي ِه ِإلَى ال َّس َما ِء يا َ َربِّ يَا
َ ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم – ثُ َّم َذ َك َر ال َّرج َُل يُ ِط ْي ُل ال َّسفَ َر َأ ْش َعِ َأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوا ُكلُوا ِم ْن طَيِّبَا
][رواه مسلم. ُي بِ ْال َح َر ِام فََأنَّى يُ ْست ََجابُ لَه َ ط َع ُمهُ َح َرا ٌم َو َم ْش َربُهُ َح َرا ٌم َو َم ْلبَ ُسهُ َح َرا ٌم َو ُغ ِّذْ َربِّ َو َم
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
KESIMPULAN
Makanan yang baik ddan halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh
syariat untuk dikonsumsi kecuali ada larangan dari Allah SWT danNabi muhammad
SAW serta baik bagi tubuh kita atau tidak mengganggu kesehatan tubuh baik dalam
waktu dekat maupun dalam waktu yang akandatang.
Allah SWT. memerintahkan seluruh hamba-Nya yang beriman agar mereka memakan makanan yang
baik dan halal.
S y a r a t m a k a n a n y a n g h a l a l a d a l a h b a i k a m a n t i d a k m e m a b u k a n d a n disembelih
sesuai syariat islam jika makanan tersebut berupa daging hewan.
Rasullullah juga memerintahkan kepada manusia untuk mengkonsumsi
makanan yang halal dan baik melalui sunnahnya hadist;.
d e n g a n m e m a k a n m a k a n a n y a n g h a l a l d a n b a i k k i t a a k a n m e m p e r o l e h Ridha
Allah dan mendatangkan banyak manfaat bagi kehidupan manusia
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir Surat Al Maidah Ayat 4-5 - Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia