0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Terdapat perbedaan pengaturan perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah antara kedua undang-undang tersebut yang dapat menimbulkan multi interpretasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Terdapat perbedaan pengaturan perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah antara kedua undang-undang tersebut yang dapat menimbulkan multi interpretasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Terdapat perbedaan pengaturan perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah antara kedua undang-undang tersebut yang dapat menimbulkan multi interpretasi.
Istilah perencanaan pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi,
sudah biasa terdengar dalam pembicaraan sehari-hari. Akan tetapi, perencanaan diartikan berbeda-beda dalam berbagai literatur yang berbeda. Conyers & Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai ”suatu proses yang berkesinambungan”, yang mencakup “keputusan- keputusan atau pilihan-pilihan atas berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang“.
Definisi tersebut mengedepankan 4 unsur dasar perencanaan,yaitu
1. Pemilihan
2. Sumber daya
3. Tujuan
4. Waktu
Perencanaan ditinjau dari dimensi waktu dapat dipilah dalam 2 (dua)
dimensi, yaitu:
1. perencanaan jangka panjang (strategic planning)
2. perencanaan jangka menengah & jangka pendek (operational
planning) Perencanaan jangka panjang biasa disebut sebagai perencanaan strategik (strategic planning). Perencanaan strategik biasanya berjangka waktu 3 tahun atau lebih. Perencanaan strategik adalah proses menentukan tujuan-tujuan organisasi dan memutuskan program-program tindakan menyeluruh yang akan diambil untuk mencapai tujuan organisasi.
PERENCANAAN DAERAH
Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang paling krusial
dalam penyelenggaraan pemerintahan, karena berkaitan dengan tujuan dari pemerintahan itu sendiri untuk mensejahterakan rakyatnya. Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang terintegrasi, oleh karenanya output dari perencanaan adalah penganggaran. Selama ini perencanaan dan penganggaran belum memiliki landasan aturan yang memadai. Sistem perencanaan nasional yang terintegrasi dari daerah sampai pusat selama ini juga belum memiliki landasan aturan yang bersifat mengikat. Digulirkannya kebijakan otonomi daerah dan dihapuskannya GBHN (Garis Besar Haluan Negara) yang selama ini dijadikan landasan dalam perencanaan, membawa implikasi akan perlunya kerangka kebijakan yang mengatur sistem perencanaan pembangunan nasional yang bersifat sistematis dan harmonis. Hal inilah yang menjadi landasan dikeluarkannya UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SP2N).
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)
Rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) merupakan rencana
pembangunan tahunan pemerintah daerah. RKPD wajib disusun oleh daerah sebagai landasan dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Dokumen RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Disamping itu, RKPD berfungsi sebagai pedoman penyusunan rencana kerja satuan kerja perangkat daerah (Renja-SKPD). RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja dan pendanaannya yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah, maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, serta deskripsi kinerja pembangunan pada tahun sebelumnya. Rancangan kerangka ekonomi daerah mendeskripsikan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan disertai dengan asumsi yang mendasarinya sebagai dasar dalam pengalokasian dana pada setiap rencana kerja. Prioritas pembangunan daerah merupakan kebijakan yang dipilih sebagai strategi untuk mencapai sasaran hasil yang ingin dicapai pada akhir periode pembangunan jangka menengah.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MENURUT UU 25/2004
Banyak pihak yang mensinyalir UU 25/2004, lahir lebih untuk
mempertahankan eksistensi Bappenas. Kekhawatiran yang muncul adalah Bappenas dilikuidasi oleh lahirnya UU 17/2003 yang salah satunya memperkuat peran Depkeu. PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN MENURUT UU 32/2004
Kesan umum dari UU 32/2004, berupaya menggabungkan perencanaan
daerah yang diatur UU 25/2004 dan penganggaran daerah yang diatur UU 17/2003 dan UU 33/2004. Walaupun UU 32/2004 ini mengatur secara umum berkaitan dengan perencanaan dan penganggaran daerah, tetapi justru hal ini menimbulkan multi-intepretasi atau kerancuan pada penafsirannya. Misalnya, seperti yang telah disampaikan di atas, adanya perbedaan landasan aturan penetapan RPJMD antara UU 25/2004 dengan UU 32/2004. Selain itu, apabila undang-undang ini digambarkan dalam bentuk alur perencanaan dan penganggaran, justru prosesnya terputus atau tidak terintegrasi antara perencanaan dan penganggaran.