Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341110218

Fenomena Wrench Fault Sebagai Kontrol Struktur Dalam Cebakan Mineral


Deposit Sistem Sesar Sumatera (Sumatera Fault System)

Preprint · May 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.11979.13609

CITATIONS READS

0 969

2 authors:

Muhammad Rizky Tanjung Stevanus Nalendra


Universitas Sriwijaya Universitas Sriwijaya
6 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    433 PUBLICATIONS   18 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Geodynamic View project

Hubungan antar rekahan View project

All content following this page was uploaded by Muhammad Rizky Tanjung on 03 May 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Scientific Article

FenomenaWrench Fault Sebagai Kontrol Struktur Dalam Cebakan Mineral Deposit


Sistem Sesar Sumatera (Sumatera Fault System)

Muhammad Rizky Tanjung 1*, Stevanus Nalendra Jati1


1 Program Studi Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya, Palembang

* 03071181722004@student.unsri.ac.id

SARI

Fenomena Wrench Fault merupakan bagian dari perkembangan pergerakan sesar mendatar (strike
slip fault), pulau sumtera sendiri memiliki sesar major yaitu sumatera fault system dimana system
sesar (strike slip dextral) inilah sebagai pengontrol utama dalam fenomena wrench fault ini. Wrench
Fault dapat dijadikan suatu pengontrol struktur yang baru dan juga memiliki peran sebagai cebakan
mineral deposit karena memiliki tingkat komplesitas struktur yang massif. Wrenching terjadi saat
perkembangan strike slip fault yang mengalami suatu rezim transform dimana membuat arah gaya
yang ada saling bertemu (Transpressional) akan membentuk morfologi positive (Pop up) namun
dibagian lain juga mengalami menjauhnya gaya atau yang biasa disebut (Transtensional) membentuk
morfologi negative (Pull Apart). Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan fenomena wrench fault
sebagai cebakan mineral deposit, yang lebih lanjut menjadi fenomena flower structure, yaitu
bentukan seperti horst dan graben namun dikontrol oleh satu sumbu utama yang membuatnya
memiliki bentukan seperti bunga (flower) sehingga dalam pembentukan suatu proses mineralisasi
proses seperti ini sangat dibutuhkan sebagai wadah untuk mineral tersebut dapat terbentuk.
Menggunakan metode studi pustaka menggabungkan dan menganalisis penelitian terdahulu untuk
dapat dijadikan formula baru dalam mengidentifikasi wrench fault terhadap cebakan mineral deposit.
Umumnya perkembangan dari cebakan mineral terdapat pada zona transpressional (Pop Up) dan
juga transtensional (Pull Apart). Terdapat juga perkembangan flower structure positive dan juga
negative flower structure yang juga produk dari wrench fault ini. Namun perkembangan flower
structure umumnya dikontrol oleh satu sumbu. Perkembangan mineralisasi pulau sumatera dapat
ditemukan disepanjang sistem sesar sumatera lebih tepatnya disepanjang bukit barisan.

Kata kunci: Wrench, Sumatera, Cebakan, Mineralisasi, Morfologi

PENDAHULUAN atau zona sesar sumatera (Sumatera Fault


Zone) , serangkaian zona sesar yang bergerak
Pulau Sumatera memiliki NW - SE ke kanan (dextral) sehingga system sesar ini
tren fisiografi memiliki morfologi relief tinggi sangat berpotensi mengontrol sebagai
dalam bentuk gunung dan rendah dalam cebakan mineralisiasi yang berada
bentuk lembah, morfologi ini terbentuk disepanjang sumtera .
karena batuan yang telah dideformasi
karena gaya yang bekerja pada batu Secara umum strike slip dapat berkembang
(Gambar 1 ). Jenis-jenis sesar tersebut menjadi wrench fault tergantung dengan
adalah sesar normal, sesar sesar, dan sesar gaya serta komposisi batuan yang
terbalik (sesar sorong). Salah satu deformasi mempengaruhi. Wrench fault merupakan
yang terbentuk di pulau Sumatra adalah salah satu produk dari perkembangan strike
sesar yang dikenal sebagai sesar Semangko slip fault yang mengalami suatu rezim

1
Scientific Article

transform dimana membuat arah gaya yang


ada saling bertemu (Transpressional) namun
dibagian lain juga mengalami menjauhnya
gaya atau yang biasa disebut
(Transtensional). Dari fenomena tadi
biasanya daerah yang terkena
transpressional akan mengalami pop up dan
membentuk bentukan positive atau tinggian,
sedangkan hasil dari fenomena
transtensional akan menghasilkan pull apart
atau seperti negative morphology. Fenomena
fenomena ini umumnya dapat dijadikan
cebakan dalam proses mineralisasi yang
menjadi cikal bakal pembentukan mineral
yang bernilai tinggi.
Gbr 1. Deformasi serta perkembangan
Penelitian terdahulu dalam system cebakan Sistem Sesar Sumatera yang menjadi salah
mineralisasi umumnya menggunakan pola satu pengontrol utama cebakan mineralisasi
struktur minor yang dijadikan suatu di Sumatera. (Agastya,Ida., 2018).
cebakan seperti konsep pure shear. Dalam
hal ini konseptual yang digunakan hampir METODE PENELITIAN
sama namun dalam skala yang lebih besar.
Dikarenakan perkembangan wrench fault Metode penelitian yang digunakan dalam
umumnya dalam skala yang cukup besar. penelitian ini yaitu studi pustaka. Dimana
penggabungan setiap material penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk didapatkan dari penelitian yang pernah
menggunakan fenomena wrench fault ini dilakukan sebelumnya dasar teori dan
yang juga berkembang menjadi flower pemahaman penulis melalui pembelajaran
structure yaitu bentukan seperti horst dan yang dilakukan saat perkuliahan.
graben namun dikontrol oleh satu sumbu
utama yang membuatnya memiliki bentukan HASIL PENELITIAN
seperti bunga (flower) sehingga dalam
pembentukan suatu proses mineralisasi Mekanisme wrenching fault pada sesar
proses seperti ini sangat dibutuhkan sebagai sumatera bermula saat gaya dominan
wadah untuk mineral tersebut dapat mengalami transformasi dari gaya lain yang
terbentuk. membuat terdapat beberapa gaya yang
mempengaruhinya sehingga akibat dari
Terdapat penelitian telah dilakukan yang pertemuan dari beberapa rezim meyebabkan
menunjukkan bahwa selama 10-20 tahun beberapa bagian mengalami pertemuan
terakhir, investigasi terdahulu menyebutkan transpressional dan di lain sisi menyebabkan
struktur geologi telah diakui memiliki peran transtensional (Gambar 2.) Istilah Wrench
penting terkait gempa, dan dalam fault diadaptasi oleh Kennedy (1964) dan
meningkatkan permeabilitas serta Anderson (1951) yang awalnya digunakan
membentuk endapan mineral (misalnya oleh Suess (1885).
Sibson, 1987; Sibson et al., 1988; Robert et
al., 1995; Wilkinson dan Johnston, 1996; Wrench fault atau juga dapat disebut dengan
Berger dan Drew, 2003; Blundell et al., 2003; sesar lateral yang menunjukkan lateral
Muchez et al., 2005; Micklethwaite dan Cox, kanan dan lateral kiri yang mengacu pada
2004). gerakan relatif yang tampak dari dua blok
yang dilihat dalam bidang; lateral kanan

2
Scientific Article

yang menunjukkan searah jarum jam dan


lateral kiri menunjukkan berlawanan arah
jarum jam (Hill, 1947; dalam Moody dan Hill,
1956).

Gbr 3. Bentukan flower Structure dari


perkembangan strike slip yang dibagi
menjadi positive, negative dan hybrid Flower
Structure. (Huang, Lei ., 2017)

Proses wrenching yang berkembang apabila


dikaitkan dengan pengendalian cebakan
mineral akan sangat baik diterapkan pada
Gbr 2. Bentukan Transtensional (Pull Apart) cebakan mineralisasi di pulau sumatera.
dan Trasnsprssional. (Pop Up). Terlebih lagi daerah ini terdapat gunung
(Agastya,Ida., 2018). barisan yang sangat membantu dalam
pembentukan mineraliasi (Gambar 4.)
Namun secara garis besar, wrench fault dimana konseptual antara control struktur
terbentuk dengan pola tegasan utama dan dan control litologi yang dimiliki di Pulau
minimum dari arah horizontal dan tegasan Sumatera sangat pas.
sedang atau menengah dari arah vertical
yang membuat suatu pertemuan dua rezim
gaya.

Perkembangan wrenching yang terjadi di


pulau sumatera umumnya membentuk
bentukan positive dan negative flower
structure dimana pada region ini lah point
Struktur

utama yang dapat dijadikan sebagai cebakan


Strukur

cebakan mineral. (Gambar 3). Akibat dari


kompleksitas struktur yang cenderung
kompleks yang meliputi daerah – daerah
flower Structure ini akibat perkembangan
dari wrench fault. Gbr 4. Mineralisasi yang umum terjadi di
lingkar pasifik. Kontrol struktur tersebut
yang akan dikaitkan dengan proses
wrenching. (Corbett., 2002)

Sehingga dari data penelitian sebelumnya


mendapatkana bahwasannya mineral
deposit yang terdapat di sepanjang pulau
sumatera sangatlah beragam mulai dari

3
Scientific Article

Au,Pb,Zn dan lain akibat dari proses 3. Terdapat juga perkembangan flower
mineralisasi yang dikontrol oleh kontrol structure positive dan juga negative
struktur dan juga kontrol litologi. Kontrol flower structure yang juga produk dari
struktur tadi lebih ditekakan pada produk wrench fault ini. Namun perkembangan
wrenching tadi yaitu pop up zone dan pull flower structure umumnya dikontrol oleh
apart zone dimana membuat zona tadi satu sumbu.
memiliki kompleksitas struktur yang massif 4. Perkembangan mineralisasi pulau
dan sangat baik sebagai cebakan mineral sumatera dapat ditemukan disepanjang
deposit. Dari konseptual tadi didapatkan system sesar sumatera lebih tepatnya
prinsip persebaran mineral disepanjang bukit barisan.
sumatera yang beragam mulai dari emas , 5. Persebaran Mineral deposit yang
dan logam dasar lainnya disepanjang bukit dijumpai mulai dari Emas (Au), Tembaga
barisan dimana berasosiasi dengan aktivitas (Cu), Seng (Zn) dan logam lain
vulkanisme muda akhir miosen. (Crow dan sebagainya tersebar sepanjang pulau
Lowen., 2005) (Gambar 5.) sumatera

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kepada pak Stevanus Nalendra


Jati, S.T., M.T yang telah memberikan
pembelajaran mendalam mengenai wrench
fault sehingga dapat dipadukan dengan
keterkaitan dalam system cebakan mineral
yang sangat baik untuk eksplorasi mineral
kedepannya. Jangan pernah berheni
memberikan inovasi pak selalu menatap
maju dan dipadukan dengan teknologi
terkini.

PUSTAKA
Gbr 5. Endapan emas dan logam dasar
semuanya terkait dengan vulkanisme muda Agastya, Ida. 2018. Transpressional Pop Up
akhir Miosen di sepanjang Bukit Barisan . Structure Along Lubuk Sikaping
Deposit timah di wilayah backarc, terkait Transtensional Duplex, Sumatra Fault Zone.
dengan granit Mesozoikum Awal (terutama PekanBaru : Proceeding Pekan Ilmiah
Trias Akhir).. (Crow and Van Leeuwen., Tahunan IAGI 2018.
2005)
Corbett, G.J. 2002. Epithermal Gold for
KESIMPULAN Explorationist. AIG Journal-Applied
Geoscientific Practice and Research in
Berdasarkan studi yang telah diteliti dapat
Australia.
ditarik beberapa kesimpulan :
1. Fenomena wrench fault sangat baik
Crow, M.J., van Leeuwen, T.M., 2005.
apabila dijadikan cebakan mineral
Metallicmineral resources. Chapter 12
deposit yang berada di pulau sumatera.
Sumatra: Geology, Resources and Tectonic
2. Umumnya perkembangan dari cebakan
Evolution,(Barber, A.J., Crow, M.J., Misom,
mineral terdapat pada zona
J.S., eds.),Geological Society Memoir 31, 147-
transpressional (Pop Up) dan juga
174.
transtensional (Pull Apart)

4
Scientific Article

Gorsel, J.T., 2018 BIBLIOGRAPHY OF THE


GEOLOGY OF INDONESIA AND
SURROUNDING AREAS. Bibliography of
Indonesia Geology ,Ed. 7.0.

Huang, L., & Liu, C.-y. (2017). Three types of


flower structures in a divergent-wrench fault
zone. Journal of Geophysical Research: Solid
Earth, 122, 10,478–10,497.

Moody, J.D dan M. J. Hill. 1956. Wrench


Fault. Bulletin of the Geological Society of
America Vol 67

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai