Nurul Fadilla
Pascasarjana Interdisciplinary Islamic Studies
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta email: Nrlfdila@gmail.com
Abstrak
Tulisan ini membahas bagaimana peran perpustakaan perguruan
tinggi dalam scholarly communication menjadi suatu proses
komunikasi ilmiah atas terciptanya karya tulis ilmiah dan dilakukan
penyebarluasan atas hasil karya tersebut. Tulisan ini menekankan
pada peran perpustakaan sebagai salah satu bagian yang memiliki
peranan penting dalam pemerolehan informasi serta sumber data
diperoleh dari perpustakaan. Pada perguruan tinggi, perpustakaan
menjadi salah satu yang berperan dan memiliki posisi penting
terutama dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat informasi
dan pengarsipan untuk memudahkan proses temu kembali
informasi ilmiah yang dibutuhkan. Perkembangan teknologi
menuntut perpustakaan untuk dapat mengikuti perkembangan
agar dapat menyesuaikan diri serta mampu memenuhi kebutuhan
pemustaka di lingkungan sivitas akademika. Penggunaan media
cetak secara bertahap berganti pada media elektronik, disinilah
perpustakaan melakukan penyebaran ilmu pengetahuan dengan
media-medianya serta fungsinya sebagai sarana scholarly
communication. Tulisan ini akan memaparkan mengenai peran
perpustakaan dalam scholarly communication dan
pengimplementasiannya melalui jurnal elektronik yang akan
membawa perubahan dan kemudahan terhadap scholarly
communication dalam menghasilkan karya-karya baru yang
berguna bagi proses pengembangan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan baru tersebut diharapkan dapat diakses,
dimanfaatkan dan menjadi rujukan bagi pengembangan keilmuan
di masa yang akan datang.
Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Scholarly Communication
Abstract
This paper discusses how the role of college libraries in scholarly
communication becomes a process of scientific communication for the
creation of scientific papers and the dissemination of these works.
This paper emphasizes the role of libraries as one of the parts that
have an important role in obtaining information and sources of data
obtained from libraries. In a higher education, the library plays a role
and has an important position, especially in carrying out its function
as an information center and archiving to facilitate the process of
retrieval of needed scientific information. Technological
developments require libraries to be able to follow developments in
order to adapt and be able to meet the needs of users in the academic
community. The use of print media has gradually changed to
electronic media, this is where the library spreads knowledge with its
media and functions as a means of scholarly communication. This
paper will describe the role of libraries in scholarly communication
and its implementation through electronic journals which will bring
changes and convenience to scholarly communication in producing
new works that are useful for the process of developing science. It is
hoped that this new knowledge can be accessed, utilized and become
a reference for scientific development in the future.
1
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.
2
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
Perguruan Tinggi Bagian Keempat Pasal 24 Ayat 3-4.
B. Scholarly Communication
Scholarly Communication merupakan istilah yang memiliki
arti yaitu komunikasi ilmiah. Menurut Association of College and
Research Libraries (ACRL)3, scholarly communication merupakan
sebuah sistem dimana penelitian dan tulisan-tulisan berupa hasil
karya ilmiah dibuat dan diciptakan, dievaluasi kualitasnya dan
disebarluaskan kepada masyarakat atau komunitas ilmiah dan
dipreservasikan yaitu disimpan untuk penggunaannya agar mudah
di akses oleh pengguna di masa depan dan masa yang akan datang.
Sistem ini meliputi cara formal komunikasi seperti halnya publikasi
di jurnal peer-review. Karakteristik dari penelitian ilmiah berupa
hasil dibuat sebagai barang publik agar dapat memfasilitasi
3
Association of College and Research Libraries (ACRL). Principles
and Strategies for the Reform of Scholarly Communication I. 2003.
http://www.ala.org/acrl/publications/whitepapers/principlesstrategies.
Diakses 3 Desember 2019.
P a g e | 131 LIBRIA, Vol. 12, No.2, Desember 2020
Nurul Fadilla
4
Ida Fajar Priyanto, Kebutuhan dan Perilaku Informasi: Materi
Kuliah Isu-Isu Kontemporer: Sesi 7. (Yogyakarta: UGM, 2016).
5
Thomas W. Graham, Scholarly Communication. Dublin: Sconul
Annual Coference. Serials, Vol. 13 (1),
https://serials.ukgs.org/articles/scholarlycom/. Diakses 30 Desember 2019.
6
Online Dictionary for Library and Information Science (ODLIS).
https://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_s.aspx. Diakses 3 Desember 2019.
7
Khairina Hazrati, Peranan Perpustakaan Sebagai Media
Komunikasi Ilmiah. Jurnal Iqra’, 2017. Vol. 11, No. 1.
P a g e | 133 LIBRIA, Vol. 12, No.2, Desember 2020
Nurul Fadilla
8
Nancy Fjallbrant, Scholarly Communication-Historical
Development and New Possibilities.
https://doc.lib.purdue.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1389&context=iatul.
Diakses 3 Desember 2019.
9
Khairina Hazrati, Peranan Perpustakaan Sebagai Media
Komunikasi Ilmiah. Jurnal Iqra’, 2017. Vol. 11, No. 1.
P a g e | 135 LIBRIA, Vol. 12, No.2, Desember 2020
Nurul Fadilla
D. Jurnal Elektronik
Jurnal elektronik merupakan sebuah jurnal yang tersedia
dalam bentuk elektronik melalui host online dan telah ada sejak
akhir 1970-an tetapi pertumbuhan dan pengembangan internet
dan world wide web pada tahun 1990-an yang membuatnya baru
dikenal secara luas hingga sampai pada saat sekarang ini.10 Jurnal
penelitian merupakan salah satu bentuk media dalam komunikasi
ilmiah. Jurnal penelitian merupakan hasil dari tulisan ilmiah
seorang peneliti yang telah dilaksanakan penelitian sebelumnya
dan hasil penelitian tersebut dipublikasikan untuk dapat
dikonsumsi oleh pemustaka yang membutuhkannya karena
dianggap mempunyai nilai tinggi, biasanya hasil penelitian
dikirimkan ke lembaga yang mereview dan mengolahnya
selanjutnya diseminasi dan preservasi untuk dapat digunakan.
Biasanya peneliti menghasilkan karya ilmiah baru berdasarkan
hasil penelitian, atau hasil bacaan dan disitasi.
Jurnal elektronik adalah sebuah versi digital dari jurnal
cetak, atau publikasi elektronik jurnal langsung secara elektronik
10
John Feather dan Paul Strurges. International Encyclopedia of
Information and Library Science (London: Routledge Inc, 2003).
yang dibuat dan tersedia melalui web, email, atau cara lain yang
dapat diakses melalui internet. Beberapa jurnal elektronik berbasis
web secara grafis dimodelkan pada versi cetak. Meningkatnya
biaya langganan jurnal cetak telah menyebabkan banyak
perpustakaan akademik memilih untuk berlangganan jurnal secara
elektronik.11 Jurnal elektronik saat ini menjadi trend dalam dunia
pendidikan terutama dalam proses penelitian, dibandingkan versi
cetak, jurnal elektronik memiliki beberapa keuntungan yang cukup
signifikan seperti kemudahan dalam akses, kemudahan dalam
publikasi, penghematan waktu, biaya yang cukup murah dan tidak
adanya hambatan secara fisik. Secara tidak langsung jurnal
elektronik memaksa peneliti untuk belajar menggunakan internet
dan media elektronik untuk proses publikasi karya ilmiahnya.
Melihat perkembangan digital seperti sekarang ini,
pengelolaan jurnal penelitian juga sudah dilakukan secara digital
melalui aplikasi Open Journal System (OJS). OJS merupakan salah
satu produk open source dari Public Knowledge Project (PKP) yang
khusus digunakan untuk mengelola jurnal secara online. OJS telah
membuat pengelolaan jurnal ilmiah menjadi lebih mudah, praktis
dan hemat biaya serta dapat menjangkau pembaca yang lebih luas.
OJS sendiri memiliki fitur mulai dari proses registrasi penulis,
submit naskah artikel, tahapan penyuntingan, proses editing, layout
dan penerbitan. OJS dijadikan sebagai wadah dan sarana dalam
scholarly communication bagi perpustakaan terutama
perpustakaan perguruan tinggi yang mana pemustaka yang
dilayani merupakan akademisi, peneliti yang memang
membutuhkan sarana komunikasi ilmiah seperti halnya jurnal
elektronik tersebut.
11
Online Dictionary for Library and Information Science (ODLIS).
https://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_s.aspx. Diakses 3 Desember 2019.
P a g e | 137 LIBRIA, Vol. 12, No.2, Desember 2020
Nurul Fadilla
12
Khairina Hazrati, Peranan Perpustakaan Sebagai Media
Komunikasi Ilmiah. Jurnal Iqra’, 2017. Vol. 11, No. 1.
P a g e | 139 LIBRIA, Vol. 12, No.2, Desember 2020
Nurul Fadilla
13
Liat Klain Gabbay dan Snunith Shoham, Scholarly Sommunication
and Academic Librarians. Science Direct: Library & Information Science
Research. https://www.researchgate.net/publication/303321104/ Diakses 29
November 2019.
14
Irman Siswadi, Scholarly Communication. Jurnal Visi Pustaka,
Vol. 11, No. 1 April 2009.
15
Ian Rowland, Scholarly Communication In Digital Environment:
The 2005 Survey of Journal Author Behavior and Attitudes. Aslib Proceeding,
57, (6), 481.
16
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.
P a g e | 143 LIBRIA, Vol. 12, No.2, Desember 2020
Nurul Fadilla
17
David McMenemy dan Alan Poutler, Delivering Digital Service.
(London: Facet Publishing, 2005).
P a g e | 145 LIBRIA, Vol. 12, No.2, Desember 2020
Nurul Fadilla
mutlak terjadi di setiap saat dan tidak dapat dihindari, karena hal
tersebut menjadi salah satu acuan kepuasan pemustaka atas
layanan yang diberikan oleh pustakawan dan perpustakaannya.
G. Kesimpulan
Sejatinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki peran
penting dalam proses berjalannya scholarly communication, yaitu
dengan menyediakan wadah berupa portal jurnal elektronik. Jurnal
elektronik merupakan salah satu bentuk trend atas perkembangan
teknologi di bidang pendidikan terutama di lingkungan peneliti dan
akademisi. Kedepannya diharapkan perpustakaan dapat membuat
dan mengimplementasikan portal jurnal yang dapat mendorong
serta merangkul peneliti dan akademisi sebagai peer-review tulisan
pada jurnal elektronik tersebut dan akan menghasilkan scholarly
communication yang baik pada perpustakaan. Perpustakaan pun
terlibat dalam proses penciptaan jurnal ilmiah sehingga
perpustakaan dalam hal ini telah berperan dalam memfasilitasi dan
menjadi wadah untuk proses scholarly communication tersebut.
Pustakawan harus ikut ambil peran dalam scholarly communication
dan harus memahami kebutuhan informasi pemustaka serta harus
dapat memenuhinya, agar dapat berlangsungnya komunikasi
ilmiah yang baik, oleh karena itu hubungan interpersonal antara
pemustaka dan pustakawan mutlak terjadi di setiap saat dan tidak
dapat dihindari, karena hal tersebut menjadi salah satu acuan
kepuasan pemustaka atas layanan yang diberikan oleh pustakawan
dan perpustakaannya.
H. Daftar Pustaka
Association of College and Research Libraries (ACRL). 2003.
Principles and Strategies for the Reform of Scholarly
Communication I. http://www.ala.org/acrl/publications/
whitepapers/principlesstrategies. Diakses 4 3 Desember
2019.
Feather, John dan Paul Strurges. 2003. International Encyclopedia
of Information and Library Science. London: Routledge
Inc.