BAB I
PENDAHULUAN
1
2
lipid alam seperti beeswax, shea-butter dan oleum cacao. Lipid alam lebih
disukai karena memiliki toksisitas yang rendah dibandingkan lipid semi-
sintetis (Ribeiro et al., 2017). Lipid cair pada sistem NLC dapat dipilih dari
kelompok minyak jarak terhidrogenasi, asam oleat, Miglyol 812, minyak
Casserole, dan minyak alam lainnya dengan komposisi yang dianjurkan
berkisar antara (0,12-10)%.
Karakteristik NLC dipengaruhi oleh perbandingan lipid padat dan lipid
cair. Hendradi dkk (2017) melakukan penelitian mengenai perbandingan
komposisi lipid padat asam stearat dan lipid cair asam oleat (60:40 ; 70:30 ;
80:20) pada sistem NLC untuk penghantaran dietilamonium diklofenak.
Semakin besar konsentrasi asam oleat yang digunakan, maka ukuran partikel
semakin kecil sehingga kemungkinan terjadinya agregasi lebih besar jika tidak
ditambahkan surfaktan dengan konsentrasi yang cukup. Lipid kombinasi asam
stearat-asam oleat 60:40 menghasilkan ukuran partikel paling kecil
(351.9±34.8 nm), distribusi ukuran paling rendah (0.373±0.039) dan efisiensi
penjebakan paling tinggi (73.858 ± 0.840 %) (Hendradi, Rosita, &
Rahmadhanniar, 2017).
Terdapat beberapa kekurangan penggunaan lipid padat tunggal pada
sistem NLC meliputi ukuran partikel yang besar, efisiensi penjebakan rendah,
serta stabilitas selama penyimpanan. Oleh karena itu Erawati dkk (2019)
melakukan studi perbandingan komposisi lipid pada sistem NLC untuk
penghantaran Aleurites Moluccana Seed Oil (AMs oil). Dilakukan
pengamatan terhadap karakteristik dan stabilitas sistem NLC dengan lipid
tunggal (oleum cacao atau beeswax) dan lipid kombinasi (oleum cacao-
beeswax). Beeswax memiliki stabilitas fisik yang baik namun persentase
penjebakannya rendah karena memiliki struktur kristal yang lebih teratur
(Jenning & Gohla, 2000; Ribeiro et al., 2017). Struktur kristal yang teratur
menyebabkan ukuran partikel dan distribusi ukuran lebih stabil selama
penyimpanan. Disamping itu, oleum cacao memiliki bentuk polimorfis yang
dapat meningkatkan efisiensi penjebakan sehingga dilakukan kombinasi kedua
lipid tersebut (Ribeiro et al., 2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sistem NLC AMs oil dengan kombinasi lipid padat menghasilkan ukuran
4
ionik. dipilih karena lebih aman dan tidak mengiritasi kulit dibandingkan
surfaktan jenis lain (Erawati, Hariyadi, et al., 2019). Contoh surfaktan yang
banyak digunakan peneliti dalam formulasi NLC meliputi tween 80,
setomakrogol 1000, PEG monostearat, eter oleil polioksietilen, lesitin kedelai,
lesitin telur, fosfatidilkolin, poloksamer (188,182, 407), poloksi, polisorbat
(20,60,80), Na-kolat, Na-glikolat, garam natrium asam taurokolat, butanol,
asam butirat, dioktil sodium sulfos luksinat, asam natrium monooktilfosforat
atau campurannya (Kelidari et al.,2017). Surfaktan yang sering
dikombinasikan adalah span 80 (lipofil) dan tween 80 (hidrofil). Kombinasi
surfaktan lipofilik dan hidrofilik bertujuan untuk mendapatkan NLC dengan
HLB sistem yang diinginkan. Selain itu, digunakan pula propilen glikol (PG)
sebagai ko-surfaktan yang berfungsi untuk meningkatkan kerja surfaktan.
NLC dengan PG menghasilkan ukuran partikel lebih kecil, presentasi hidrasi
kulit lebih besar, dan menurunkan Transepidermal Water Loss (TEWL)
dibandingkan NLC tanpa PG (Loo et al., 2013). Perbandingan surfaktan-ko-
surfaktan untuk mendapatkan sistem yang stabil adalah 6:1 (Erawati,
Hendradi, & Soeratri, 2014)
Meskipun telah digunakan surfaktan untuk menstabilkan sistem, uji
stabilitas tetap harus dilakukan sebagai evaluasi dan kontrol kualitas sediaaan.
Uji stabilitas fisik pada sistem NLC dilakukan secara real time stability
(jangka panjang) dan thermal cycling dengan parameter organoleptis. Sistem
NLC AMs yang memiliki stabilitas fisik paling baik adalah NLC yang
menggunakan kombinasi lipid padat beeswax-oleum cacao 25:75 (Erawati et
al., 2019). Pada penelitian yang dilakukan Rachmawati (2019), sistem NLC
memberikan stabilitas real time paling baik untuk penghantaran APMS, begitu
juga pada uji stabilitas thermal cycling dan sentrifugasi (Atmaja, 2019).
NLC biasa digunakan untuk sistem penghantaran bahan aktif yang
bersifat lipofil dan memiliki kemampuan penetrasi rendah ke dalam kulit,
sebagai contoh adalah Ubiquinon (Coenzym Co-Q10). Ubiquinon merupakan
antioksidan endogen yang terdapat pada kulit manusia. Apabila dilihat dari
strukturnya, Ubiquinon memiliki kelarutan yang sangat rendah dalam air
yaitu sebesar 0,0007 mol/L pada suhu 25°C, nilai log Kp (skin permeability)
6
sebesar -2,735 serta koefisien partisi sebesar 17,85 (pkCSM predict). Hal ini
menunjukkan bahwa Ubiquinon memiliki kemampuan penetrasi ke dalam
kulit yang buruk (dikatakan memiliki partisi yang optimal apabila bahan
tersebut memiliki log P 2-3) sehingga masuk dalam Biopharmaceutical
Classification System (BCS) kelas 4. Oleh karena itu kedalam sistem NLC
ditambahkan Essential Oil (EO) sebagai enhancer untuk meningkatkan
pelepasan Ubiquinon.
EO berperan sebagai enhancer dengan memperkecil ukuran partikel dan
menurunkan indeks kristalinitas (Miranda, Cruz, Vitorino, & Cabral, 2019).
Ukuran yang semakin kecil menyebabkan viskositas menurun, sehingga
mobilitas Ubiquinon untuk terlepas dari pembawa semakin meningkat. Indeks
kristalinitas yang rendah menyebabkan partikel lipid tidak mudah bergabung
sehingga lebih banyak bahan aktif yang dapat masuk kedalam sistem.
Banyaknya Ubiquinon yang terjebak dalam matriks dan rendahnya viskositas
sediaan dapat meningkatkan kecepatan difusi Ubiquinon sehingga laju
pelepasan juga meningkat. EO yang digunakan adalah Rosemary Essential
Oil (REO) dengan konsentrasi 0; 1,0; 1,5; dan 2,0 % mengacu pada penelitian
Montenegro dkk (2017). REO Rosemary EO dapat meningkatkan elastisitas
kulit dengan cara hidrasi pada stratum korneum sehingga bioavailabilitas obat
meningkat (Montenegro et al., 2017). Pembuatan sistem NLC dilakukan
dengan metode High Shear Homogenization karena metode ini mudah, cepat,
dan dapat membentuk partikel berukuran nano.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh REO terhadap
karakteristik (organoleptis (bentuk, warna, bau), pH, viskositas, ukuran
partikel dan distribusi ukuran, TEM, zeta potensial, indeks kristalinitas, dan
efisiensi penjebakan) sistem NLC Ubiquinon dengan kombinasi lipid padat
beeswax-oleum cacao (25:75) dan lipid cair VCO dengan perbandingan 60:40
dan span 80-tween 80 : PG sebagai surfaktan-kosurfaktan dengan
perbandingan 6:1. Uji stabilitas fisik yang akan dilakukan adalah real time
stability (jangka panjang) dan thermal cycling dengan parameter organoleptis.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan REO
terhadap pelepasan Ubiquinon dalam sistem NLC dibandingkan NLC-
7
Ubiquinon tanpa REO oleh karena profil pelepasan obat merupakan suatu
parameter penting untuk desain dan evaluasi suatu sistem penghantaran obat
(Mühlen et al., 1997).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh penambahan berbagai konsentrasi REO (0; 1,0;
1,5; 2,0 %) pada sistem NLC dengan kombinasi lipid padat beeswax-
oleum cacao (25:75) dan lipid cair VCO dengan perbandingan 60:40
terhadap karakteristik (organoleptis (bentuk, warna, bau), pH,
viskositas, ukuran partikel dan distribusi ukuran, TEM, zeta
potensial, indeks kristalinitas, dan efisiensi penjebakan) NLC-
Ubiquinon?
2. Bagaimana pengaruh penambahan berbagai konsentrasi REO (0; 1,0;
1,5; 2,0 %) pada sistem NLC dengan kombinasi lipid padat beeswax-
oleum cacao (25:75) dan lipid cair VCO dengan perbandingan 60:40
terhadap pelepasan Ubiquinon dengan metode difusi menggunakan
Franz Diffusion Cell?
3. Bagaimana pengaruh penambahan berbagai konsentrasi REO (0; 1,0;
1,5; 2,0 %) pada sistem NLC dengan kombinasi lipid padat beeswax-
oleum cacao (25:75) dan lipid cair VCO dengan perbandingan 60:40
terhadap stabilitas NLC-Ubiquinon dengan metode real time stability
(jangka panjang) dan thermal cycling?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Müller, 2003). Karena lipid penyusun hanya berasal dari lipid padat, SLN
memiliki efisiensi penjebakan dan kapasitas muatan obat yang rendah. Hal ini
disebabkan karena lipid padat akan membentuk matriks kristal yang sangat
teratur saat pendinginan sehingga dapat mendesak obat keluar dari sistem dan
menyebabkan kebocoran obat selama penyimpanan (Keck et al., 2008).
3. Nanostructured Lipid Carrier (NLC)
NLC merupakan sistem koloidal berukuran 50-950 nm yang
tersusun atas lipid padat dan lipid cair yang distabilkan dengan surfaktan
(Kelidariet al., 2017; Rochman et al., 2018). NLC tidak akan membentuk
susunan kristal yang sempurna oleh karena adanya kombinasi lipid padat
(rantai panjang) dan lipid cair (rantai pendek). Hal ini menyebabkan lebih
banyak obat yang terjebak dalam sistem sehingga dapat meningkatkan
efisiensi penjebakan. Selain itu, dengan adanya penambahan lipid cair pada
NLC menyebabkan indeks kristalinitas lebih kecil dan sistem tidak mudah
mengkristal kembali sehingga semakin obat yang masuk kedalamm sistem.
2.2 Nanostructured Lipid Carrier (NLC)
2.2.1 Tipe NLC
Berdasarkan bentuk morfologi yang dihasilkan, Nanostructured
Lipid Carriers (NLC) memiliki tiga macam tipe dengan struktur khusus untuk
meningkatkan efisiensi penjebakan. Tipe NLC dapat dilihat pada gambar 2.1
dibawah ini:
meningkatkan kapasitas muatan obatnya. Tipe ini juga dapat dihasilkan dari
pencampuran sedikit lipid cair sehingga payload akan meningkat.
2. NLC Tipe II atau Tipe Amorf
Tipe ini merupakan matriks amorf yang dihasilkan dari campuran lipid
padat dan lipid cair tertentu seperti hidroksioktakosanil, hidroksistearat,
dan isopropilmiristat atau medium chain triglycerides. Lipid ini dapat
menghasilkan partikel padat dari struktur lipid amorf setelah pendinginan,
mencegah terjadinya kristalisasi, dan dapat meminimalkan drug expulsion
selama penyimpanan karena matriks tetap dipertahankan dalam α
polimorfik (Uner, 2006).
3. NLC Tipe III atau Multiple Type (O/F/W)
Pada tipe ini matriks padat pada lipid nanopartikel mengandung tetesan
kecil nanokompartemen minyak sehingga kapasitas muatan obat
meningkat oleh karena obat mudah larut pada lipid cair.
Nanokompartemen yang diliputi oleh matriks lipid padat mencegah
terjadinya drug expulsion selama penyimpanan (Uner, 2006). Selain itu
matriks padat dapat mencegah kerusakan bahan aktif. Tipe NLC ini dibuat
dengan mencampurkan lipid padat dan lipid cair dalam jumlah besar.
Adapun lipid padat berasal dari alam yang dapat digunakan seperti beeswax,
shea butter, dan oleum cacao. (Kelidari et al., 2017).
b. Lipid Cair
Lipid cair pada NLC berkisar antara 0,12-10 % yang dapat dipilih dari
kelompok minyak jarak terhidrogenasi, asam oleat, myglyol 812, minyak
casserole, dan minyak alam lainnya (Kelidari et al., 2017).
c. Surfaktan dan Ko-surfaktan
Surfaktan adalah zat yang berada diantara dua permukaan zat yang
berbeda yang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan antara zat
tersebut. Surfaktan yang digunakan dalam sistem NLC dapat berupa surfaktan
tunggal maupun campuran. Rentang penggunaan surfaktan hidrofilik berkisar
antara 0,5-20 %, sedangikan lipofilik 0,25-10 % dengan nilai HLB sebesar 2-
18. Beberapa contoh surfaktan yang dapat digunakan polioksietilen sorbitan
asam lemak, eter alkil polioksietilen, ester asam lemak polioksietilen, ester
sorbitan, ester sukrosa, surfaktan silikon, betain, ester asam lemak poligliserol
atau campurannya. Beberapa surfaktan yang dapat digunakan peneliti adalah
tween 80, setomakrogol 1000, PEG monostearat, eter oleil polioksietilen,
lesitin kedelai, lesitin telur, fosfatidilkolin, poloksamer (188,182, 407),
poloksik, polisorbat (20,60, 80), natrium kolat, natrium glikolat, garam
natrium asam taurokolat, butanol, asam butirat, dioktil sodium sulfos luksinat,
asam natrium monooktilfosforat atau campurannya (Kelidari et al., 2017).
Surfaktan berfungsi untuk menstabilkan sistem NLC dengan cara mencegah
penggabungan partikel selama penyimpanan (Pezeshki et al., 2014).
Surfaktan dapat mempengaruhi struktur lipid nanopartikel karena adanya
interaksi antara molekul zat pengemulsi dan molekul lipid. Hal ini tergantung
pada HLB dari surfaktan. Sistem dengan HLB 14 membentuk emulsi yang
jernih dan cenderung lebih stabil oleh karena partikel emulsinya yang kecil
(Erawati et al., 2014). Kelidari dkk (2017) menyatakan bahwa penggunaan
konsentrasi surfaktan lebih dari 6% dapat menurunkan ukuran partikel yang
cukup signifikan (Kelidari et al., 2017). Penggunaan kombinasi surfaktan
hidrofilik dan lipofilik bertujuan untuk mendapatkan NLC dengan HLB
sistem yang diinginkan. Seringkali surfaktan tidak cukup untuk menurunkan
13
pada fase air. Berdasarkan jenis lipid padat dan surfaktan yang digunakan,
ukuran partikel yang terbentuk menggunakan fase ini berkisar antara 30-100
nm.
Solvent Emulsification-Diffusion. Teknik ini hampir sama dengan
teknik Solvent Evaporation dimana lipid dilarutkan dalam pelarut yang
campur sebagian dengan air (misal benzil alcohol dan tetrahidrofuran).
Setelah itu, ditambahkan air kedalam emulsi tersebut sambil terus dilakukan
pengadukan untuk membentuk nanopartikel. Nanopartikel yang terbentuk
kemudian dipisahkan dengan cara sentrifugasi maupun filtrasi.
4. Water-in-oil-in-water double emulsion (w/o/w) Method
Metode ini didasarkan pada jumlah obat yang akan terperangkap dalam
fase internal emulsi ganda bersama dengan surfaktan yang mampu
mencegah hilangnya obat ke fase eksternal selama penguapan pelarut.
Larutan obat yang mengandung surfaktan diemulsikan dengan lipid yang
telah dilebur sambil dilakukan pengadukan dengan kecepatan tinggi (misal
UltraTurrax) pada temperature tinggi sehingga terbenuk nanoemulsi.
Nanoemulsi panas yang terbentuk kemudian didispersikan kedalam fase
eksternal (fase air yang mengandung surfaktan) pada suhu 2-3oC dibawah
sambil diaduk untuk membentuk nanopartikel. Nanopartikel yang telah
terbentuk kemudian dipisahkan dengan cara diafiltrasi.
5. High Shear Homogenization and/or Ultrasonication
Teknik ini merupakan teknik yang tidak memerlukan pelarut organik
dan penggunaan surfaktan-kosurfaktan yang tinggi. Teknik ini mudah
dilakukan dan biasanya untuk produksi skala laboratorium. Lipid yang telah
dilebur didispersikan pada fase air yang mengandung surfaktan sambil
dilakukan pengadukan kecepatan tinggi atau ultrasonikasi sehingga
diperoleh nanoemulsi. nanoemulsi kemudian didinginkan secara perlahan
hingga suhu ruang. Kerugian dari teknik ini adalah idak semua terbentuk
nanopartikel sebab ada yang mikroparikel. Kehadiran mikropartikel ini
menyebabkan ketidakstabilan fisik selama penyimpanan. Hal ini disebabkan
oleh penggunaan lipid yang rendah (<1%) dan surfaktan yang terlalu tinggi.
16
2.4.2 Beeswax
2.4.3 Oleum Cacao
2.4.4 Virgin Coconut Oil (VCO)
2.4.5 Rosemary Essential Oil (REO)
2.4.6 Tween 80
2.4.7 Span 80
2.4.8 Propilen Glikol
2.4.9 Natrium Benzoat
2.4.10
2.5 Pelepasan Bahan Aktif
2.5.1 Pelepasan Bahan Aktif dari Sediaan
2.5.2 Pelepasan Bahan Aktif dari Sistem NLC
2.5.3 Ketidakstabilan Sistem
2.5.4
2.6 Uji Pelepasan
2.6.1 Metode Tabung Dialisis
2.6.2 Metode Membran
2.6.3
2.7 Uji Stabilitas
2.7.1 Uji Stabilitas Mikrobiologi
2.7.2 Uji Stabilitas Kimia
2.7.3 Uji Stabilitas Fisik
2.7.4
2.8 Uji Stabilitas Fisik
2.8.1 Uji Stabilitas Dipercepat
2.8.2 Uji Stabilitas Real Time
2.8.3 Uji Stabilitas Termodinamika
18
Daftar Pustaka
Erawati, T., Hariyadi, D. M., Rosita, N., & Purwanti, T. (2019). The Anti-
inflammatory Activity of p- methoxycinnamic acid ( PMCA ) in the
Nanostructured lipid carrier ( NLC ) system using combinations of solid lipid
, beeswax-oleum cacao and liquid lipid , Virgin Coconut oil ( VCO ).
Research Journal of Pharmacy and Technology, 12(August), 3619–3625.
https://doi.org/10.5958/0974-360X.2019.00617.6
Erawati, T., Martodihardjo, S., & Soeratri, W. (2016). Effect of Different Types
and Amount of Fatty Acid Content in Corn Oil and Virgin Coconut Oil
(VCO) on the Characteristic, Release Rate, Penetration and Effectiveness of
para methoxycinnamic acid (PMCA) in NAnoemulsion. Current Drug
Development International Converence, 4(31), 225–228.
Erawati, T., Putri, D. A., Maharani, A. S., Rosita, N., & Soeratri, W. (2019).
Characteristics and stability of nanostructured lipid carrier (Nlc) aleurites
moluccana seed oil (ams oil) using various combinations of beeswax and
oleum cacao. International Journal of Drug Delivery Technology, 9(1), 94–
97.
Hendradi, E., Rosita, N., & Rahmadhanniar, E. (2017). Effect of lipid ratio of
stearic acid and oleic acid on characteristics of nanostructure lipid carrier
(NLC) system of diethylammonium diclofenac. Indonesian Journal of
Pharmacy, 28(4), 198–204.
19
Iqbal, M. A., Md, S., Sahni, J. K., Baboota, S., Dang, S., & Ali, J. (2012).
Nanostructured lipid carriers system: Recent advances in drug delivery.
Journal of Drug Targeting, 20(10), 813–830.
https://doi.org/10.3109/1061186X.2012.716845
Jenning, V., & Gohla, S. (2000). Comparison of wax and glyceride solid lipid
nanoparticles (SLN®). International Journal of Pharmaceutics, 196(2), 219–
222. https://doi.org/10.1016/S0378-5173(99)00426-3
Keck, C. M., H., H. A., & H., M. R. (2008). Lipid Nanoparticles (SLN, NLC,
LDC) for the Enhancement of Oral Absorption. In R. M. J., H. J., Roberts
Michael S., & Lane Majella E. (Eds.), Modified-Release Drug Delivery
Technology, Second Edition (2nd ed., Vol. 1, p. 273). Berlin:
PharmaceuTech, Inc. Pinehurst, North Carolina.
Lasoń, E., Sikora, E., & Ogonowski, J. (2013). Influence of process parameters on
properties of nanostructured lipid carriers (NLC) formulation. Acta
Biochimica Polonica, 60(4), 773–777.
https://doi.org/10.18388/abp.2013_2056
Loo, C. H., Basri, M., Ismail, R., Lau, H. L. N., Tejo, B. A., Kanthimathi, M. S.,
… Choo, Y. M. (2013). Effect of compositions in nanostructured lipid
20
Miranda, M., Cruz, M. T., Vitorino, C., & Cabral, C. (2019). Nanostructuring
lipid carriers using Ridolfia segetum (L.) Moris essential oil. Materials
Science and Engineering C, 103(May), 109804. Retrieved from
https://doi.org/10.1016/j.msec.2019.109804
Montenegro, L., Pasquinucci, L., Zappalà, A., Chiechio, S., Turnaturi, R., &
Parenti, C. (2017). Rosemary essential oil-loaded lipid nanoparticles: In vivo
topical activity from gel vehicles. Pharmaceutics, 9(4), 1–12.
https://doi.org/10.3390/pharmaceutics9040048
Mukherjee, S., Ray, S., & Thakkur, R. S. (2009). Advantages and Problems of
SLNs and Other Nanoparticles. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences,
71(4), 349–358. Retrieved from www.ijpsonline.com
Noor, N. M., Khan, A. A., Hasham, R., Talib, A., Sarmidi, M. R., Aziz, R., &
Abd, A. (2016). Empty nano and micro-structured lipid carriers of virgin
coconut oil for skin moisturisation. IET Nanobiotechnology, 10(4), 195–199.
https://doi.org/10.1049/iet-nbt.2015.0041
Pezeshki, A., Ghanbarzadeh, B., Mohammadi, M., Fathollahi, I., & Hamishehkar,
H. (2014). Encapsulation of Vitamin A Palmitate in Nanostructured Lipid
Carrier (NLC)-Effect of Surfactant Concentration on The Formulation
Properties. Advanced Pharmaceutical Bulletin, 4(Suppl 2), 563–568.
Thakur, N., Garg, G., Sharma, P. K., & Kumar, N. (2012). Nanoemulsions: A
Review on Various Pharmaceutical Application. Global Journal of
Pharmacology, 6(3), 222–225.
Üner, M., Karaman, E. F., & Aydoǧmuş, Z. (2014). Solid lipid nanoparticles and
nanostructured lipid carriers of loratadine for topical application:
Physicochemical stability and drug penetration through rat skin. Tropical
Journal of Pharmaceutical Research, 13(5), 653–660.
https://doi.org/10.4314/tjpr.v13i5.1
Wissing, S. A., & Müller, R. H. (2003). Cosmetic applications for solid lipid
nanoparticles (SLN). International Journal of Pharmaceutics, 254(1), 65–68.
Erawati, T., Hariyadi, D. M., Rosita, N., & Purwanti, T. (2019). The Anti-
inflammatory Activity of p- methoxycinnamic acid ( PMCA ) in the
Nanostructured lipid carrier ( NLC ) system using combinations of solid lipid
, beeswax-oleum cacao and liquid lipid , Virgin Coconut oil ( VCO ).
Research Journal of Pharmacy and Technology, 12(August), 3619–3625.
https://doi.org/10.5958/0974-360X.2019.00617.6
Erawati, T., Martodihardjo, S., & Soeratri, W. (2016). Effect of Different Types
and Amount of Fatty Acid Content in Corn Oil and Virgin Coconut Oil
(VCO) on the Characteristic, Release Rate, Penetration and Effectiveness of
para methoxycinnamic acid (PMCA) in NAnoemulsion. Current Drug
Development International Converence, 4(31), 225–228.
Erawati, T., Putri, D. A., Maharani, A. S., Rosita, N., & Soeratri, W. (2019).
Characteristics and stability of nanostructured lipid carrier (Nlc) aleurites
moluccana seed oil (ams oil) using various combinations of beeswax and
oleum cacao. International Journal of Drug Delivery Technology, 9(1), 94–
97.
Hendradi, E., Rosita, N., & Rahmadhanniar, E. (2017). Effect of lipid ratio of
stearic acid and oleic acid on characteristics of nanostructure lipid carrier
(NLC) system of diethylammonium diclofenac. Indonesian Journal of
23
Iqbal, M. A., Md, S., Sahni, J. K., Baboota, S., Dang, S., & Ali, J. (2012).
Nanostructured lipid carriers system: Recent advances in drug delivery.
Journal of Drug Targeting, 20(10), 813–830.
https://doi.org/10.3109/1061186X.2012.716845
Jenning, V., & Gohla, S. (2000). Comparison of wax and glyceride solid lipid
nanoparticles (SLN®). International Journal of Pharmaceutics, 196(2), 219–
222. https://doi.org/10.1016/S0378-5173(99)00426-3
Keck, C. M., H., H. A., & H., M. R. (2008). Lipid Nanoparticles (SLN, NLC,
LDC) for the Enhancement of Oral Absorption. In R. M. J., H. J., Roberts
Michael S., & Lane Majella E. (Eds.), Modified-Release Drug Delivery
Technology, Second Edition (2nd ed., Vol. 1, p. 273). Berlin:
PharmaceuTech, Inc. Pinehurst, North Carolina.
Lasoń, E., Sikora, E., & Ogonowski, J. (2013). Influence of process parameters on
properties of nanostructured lipid carriers (NLC) formulation. Acta
Biochimica Polonica, 60(4), 773–777.
https://doi.org/10.18388/abp.2013_2056
24
Loo, C. H., Basri, M., Ismail, R., Lau, H. L. N., Tejo, B. A., Kanthimathi, M. S.,
… Choo, Y. M. (2013). Effect of compositions in nanostructured lipid
carriers (NLC) on skin hydration and occlusion. International Journal of
Nanomedicine, 8, 13–22. https://doi.org/10.2147/IJN.S35648
Miranda, M., Cruz, M. T., Vitorino, C., & Cabral, C. (2019). Nanostructuring
lipid carriers using Ridolfia segetum (L.) Moris essential oil. Materials
Science and Engineering C, 103(May), 109804. Retrieved from
https://doi.org/10.1016/j.msec.2019.109804
Montenegro, L., Pasquinucci, L., Zappalà, A., Chiechio, S., Turnaturi, R., &
Parenti, C. (2017). Rosemary essential oil-loaded lipid nanoparticles: In vivo
topical activity from gel vehicles. Pharmaceutics, 9(4), 1–12.
https://doi.org/10.3390/pharmaceutics9040048
Mukherjee, S., Ray, S., & Thakkur, R. S. (2009). Advantages and Problems of
SLNs and Other Nanoparticles. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences,
71(4), 349–358. Retrieved from www.ijpsonline.com
Noor, N. M., Khan, A. A., Hasham, R., Talib, A., Sarmidi, M. R., Aziz, R., &
Abd, A. (2016). Empty nano and micro-structured lipid carriers of virgin
coconut oil for skin moisturisation. IET Nanobiotechnology, 10(4), 195–199.
https://doi.org/10.1049/iet-nbt.2015.0041
Pezeshki, A., Ghanbarzadeh, B., Mohammadi, M., Fathollahi, I., & Hamishehkar,
H. (2014). Encapsulation of Vitamin A Palmitate in Nanostructured Lipid
Carrier (NLC)-Effect of Surfactant Concentration on The Formulation
Properties. Advanced Pharmaceutical Bulletin, 4(Suppl 2), 563–568.
Thakur, N., Garg, G., Sharma, P. K., & Kumar, N. (2012). Nanoemulsions: A
Review on Various Pharmaceutical Application. Global Journal of
Pharmacology, 6(3), 222–225.
Üner, M., Karaman, E. F., & Aydoǧmuş, Z. (2014). Solid lipid nanoparticles and
nanostructured lipid carriers of loratadine for topical application:
Physicochemical stability and drug penetration through rat skin. Tropical
Journal of Pharmaceutical Research, 13(5), 653–660.
https://doi.org/10.4314/tjpr.v13i5.1
Wissing, S. A., & Müller, R. H. (2003). Cosmetic applications for solid lipid
nanoparticles (SLN). International Journal of Pharmaceutics, 254(1), 65–68.
26