Anda di halaman 1dari 245

STUDI DESAIN PONDASI TIANG BOR DAN DIAPHRAGM WALL

GEDUNG WORLD FINANCIAL TOWER


LINGKAR MEGA KUNINGAN JAKARTA SELATAN

TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana dari Institut Teknologi Bandung

Oleh :
THEDY
NIM : 15012128

Pembimbing :
ENDRA SUSILA, S.T., M.T., Ph.D

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
STUDI DESAIN PONDASI TIANG BOR DAN DIAPHRAGM WALL
GEDUNG WORLD FINANCIAL TOWER
LINGKAR MEGA KUNINGAN JAKARTA SELATAN
Oleh

THEDY
NIM : 15012128
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
εenyetujui
Pembimbing Tugas Akhir,
Tanggal.......September β01θ

Endra Susila, S.T., M.T., Ph.D


σIP. 1λ710ββ11λλ70β1001
εengetahui,
KK Rekayasa Geoteknik Program Studi Teknik Sipil
Koordinator Tugas Akhir Ketua Program Studi,

Ir. Erza Rismantojo, MSCE, Ph.D Ir. Muhammad Abduh, M.T., Ph.D
σIP. 1λθ7080ββ00θ04101η σIP. 1λθλ081η1λλη1β100β

i
ABSTRAK
STUDI DESAIN PONDASI TIANG BOR DAN DIAPHRAGM WALL
GEDUNG WORLD FINANCIAL TOWER
LINGKAR MEGA KUNINGAN JAKARTA SELATAN

Oleh: Thedy
NIM: 15012128
(Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)

World Financial Tower merupakan gedung dengan η lantai basement, dan 4λ lantai gedung
kantor, ditambah lantai mezzanine γ lantai ruang kantor premium, lantai atap, dan lantai helipad
yang dibangun di kawasan δingkar εega Kuningan, Jakarta Selatan. Tugas akhir ini berfokus
pada desain sistem pondasi dari gedung beserta podium dan desain dinding pengaman galian
sedalam 1λ.η meter beserta perkuatannya.

Desain sistem pondasi bertahapμ Penentuan daya dukung aksial tiang tunggal berdasarkan
pendekatan Reese dan Wright, Penentuan daya dukung lateral tiang tunggal dengan program
EσSτFT δPIδE, Analisis grup tiang dengan EσSτFT GRτUP, Analisis Settlement dengan
metoda Poulos, Vesic, raft equivalent dan load-transfer dengan CIVIδTECH AδδPIδE dan
EσSτFT GRτUP, Pemeriksaan differential settlement setiap tiang dan metode terhadap batas
izin, dan diakhiri dengan penulangan tiang bor yang didasarkan pada gaya dalam hasil analisis dan
output program langkah-langkah sebelumnya.

Desain dinding pengaman galian dilaksanakan dengan tahapanμ Penentuan dimensi dan depth of
penetration diaphragm wall, Desain perkuatan ground anchor, Analisis kestabilan, deformasi dan
gaya dari model PδAXIS βD, Analisis keamanan desain terhadap keruntuhan seperti basal heave
dan Desain penulangan dari diaphragm wall.

Pendesainan penulangan tiang bor dan diaphragm wall mengikuti peraturan SσI 0γ-β847-β01γ
tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.

Kata kunciμ desain, pondasi tiang bor, settlement dan differential, diaphragm wall, ground
anchor, AδδPIδE, δPIδE, GRτUP, PδAXIS βD

ii
ABSTRACT
STUDY DESIGN OF BORED PILE AND DIAPHRAGM WALL
WORLD FINANCIAL TOWER
LINGKAR MEGA KUNINGAN JAKARTA SELATAN

By : Thedy
NIM : 15012128
(Faculty of Civil and Environmental Engineering, Department of Civil Engineering)

World Financial Tower is an office tower with η basement floors and 4λ office floors, γ premium
office mezzanine, a rooftop, and a helipad built in the region of εega Kuningan, South Jakarta.
This final project focuses on the foundation design of the tower and podium, in additon design of
1λ.η meters deep excavation wall along its supporting system.

The steps of foundation design areμ Determining the axial-load carrying capacity of a single bored
pile based on design approach of Reese and Wright, Determining the lateral-load carrying
capacity of a single bored pile using EσSτFT δPIδE software program, analyzing the carrying
capacity of group pile using EσSτFT GRτUP, Settlement Anaysis with elastic method by
Poulos, Vesic, raft equivalent method and load-transfer method using CIVIδTECH AδδPIδE and
EσSτFT GRτUP, Comparing the differential settlement of each pile on each conditions/methods
to the permissible deformation limit, and Designing the reinforcement of the bored pile based on
force calculated by the analysis and program on the previous steps.

The steps of diaphragm wall design areμ Determining the dimension and depth of penetration for
diaphragm wall, Designing ground anchor support system, Analyzing the stability, deformation
and force of the diaphragm wall model on PδAXIS βD, Analyzing the stability of excavation
design against potential heaving such as basal heave and upheaval, also Designing the
reinforcement of the diaphragm wall based on force calculated by the analysis and program on the
previous steps.

The reinforcement of the pile and the diaphragm wall is designed based on SσI 0γ-β847-β01γ
“The Planning and Designing of Concrete Structure for Building Construction” Code of
Regulation.

Keywordsμ design, bored pile, settlement and differential settlement, diaphragm wall, ground
anchor, AδδPIδE, δPIδE, GRτUP, PδAXIS βD.

iii
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut
Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada
pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi
Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau
peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan
ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

εemperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh Tugas Akhir haruslah seizin
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan δingkungan, Institut Teknologi Bandung.

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang εaha Esa, karena rahmat dan karunia-σya penulis
dapat menyelesaikan δaporan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini disusun dengan tujuan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh
dan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 di Program Studi Teknik Sipil Institut
Teknologi Bandung.
Dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini, penulis telah mendapat bantuan moril dan
materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepadaμ
1. Endra Susila S.T., ε.T., Ph.D. selaku dosen pembimbing penulis dalam pembuatan
Tugas Akhir ini.
β. Ir. Erza Rismantojo, εSCE, Ph.D dan Dr.Eng. Ir. Hasbullah σawir, ε.T. selaku
dosen penguji pada seminar dan sidang tugas akhir.
γ. Kedua orang tua penulis Herry Salim dan τilian(almh), saudara penulis Thany Salim
dan Thomy Salim yang selalu memberikan dukungan bagi penulis.
4. Seluruh dosen program studi teknik sipil dan program studi lainnya yang telah
mendidik penulis selama perkuliahan di Institut Teknologi Bandung.
η. Seluruh staf Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung.
θ. Seluruh anggota Kelas 04 yang telah bersama-sama berjuang selama θ Semester.
7. Teman-teman satu alumni SεA εethodist γ Angkatan-4 Andy Johnson, Eddyanto
Salim, Heryanto εardi, William Salim, Winaldi Agustianto, Kelvin Chen, Kevin
Tjong, Eric Klongung dan Winson Waisakurnia yang bersama penulis menempuh
pendidikan S1 di ITB.
8. Seluruh anggota kelompok belajar “Penthouse Dago”, Aldy Riza Dhiandra, Aristyo
δim, Erick εulijadi, James Ian Christanto, Kevin Cangjaya, Ressa Adrian Bernessa,
Samuel Edgar, εuhammad Tegar εahardhika Kencana Putra yang membagikan
“ilmu” dan kisah dan hiburan selama kuliah di jurusan Teknik Sipil.
λ. Hanli Wijaya dan εoch. Raffi Ramadhan yang memberikan pendapat dan
petunjuk selama pengerjaan Tugas Akhir ini.

v
10. Teman-teman satu dosen pembimbing TA Arkan Dhanu, Auberta Philanta Tjong,
Eddyanto Salim, Karina εeilawati, εoch, Raffi Ramadhan, dan Rey Anderson.
11. Honorable εention kepada Denissa Sari Darmawi Purba, Eben Haezer
Kurniawan τng, εerilda Kristalya, Tengku Rizki dan Triani Herlina yang
mengajarkan materi geser pada diafragma serta Elryc Phangestu, Hanli Wijaya,
Heryanto εardi, William Salim, Andy Johnson, εelita Permata Junia, τddy
Pradityo, ε. Sapto σugroho, εario Hartono dan Rivaldi Wang memberikan
dukungan sampai selesainya tugas terakhir Kerja Praktek dan mulainya Tugas
Akhir ini.
1β. Seluruh anggota HεS ITB, terutama teman – teman angkatan β01β.
1γ. Bapak dan Ibu PT. WIKA Gedung dan Parama εatra Widya proyek SBε ITB pada
masa Kerja Praktek
14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis untuk terselesaikannya laporan tugas
akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namanya di sini.

Penyusun menyadari bahwa δaporan Tugas Akhir ini banyak memiliki kekurangan oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi
kebaikan bagi semua pihak. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi perkembangan ilmu Teknik Sipil.

Bandung, September β01θ

Penulis

vi
DAFTAR ISI

δEεBAR PEσGESAHAσ............................................................................................i

ABSTRAK.........................................................................................................................ii

ABSTRACT......................................................................................................................iii

PEDτεAσ PEσGGUσAAσ TUGAS AKHIR.......................................................iv

KATA PEσGAσTAR.................................................................................................v

DAFTAR ISI....................................................................................................................vii

DAFTAR GAεBAR...................................................................................................x

DAFTAR TABEδ...........................................................................................................xvi

BAB I PEσDAHUδUAσ.....................................................................................1

I.1. δatar Belakang.................................................................................................1

I.β. Rumusan εasalah......................................................................................β

I.γ. Tujuan..............................................................................................................β

I.4. Ruang δingkup Pembahasan...........................................................................β

I. η. Sistematika Penulisan......................................................................................γ

BAB II TIσJAUAσ PUSTAKA...................................................................................η

II.1. Umum..............................................................................................................η

II. β. Parameter Tanah..............................................................................................η

II.γ. Pondasi Tiang................................................................................................1β

II.4. Daya Dukung Pondasi Kelompok Tiang.......................................................β4

II.η. Pile Cap.........................................................................................................γβ

II.θ. Settlement pada Tiang Tunggal dan Grup Tiang...........................................γγ

II.7. Load Transfer Method...................................................................................4η

vii
II.8. Tekanan Tanah δateral..................................................................................η0

II. λ. Dinding Penahan Tanah................................................................................η8

BAB III εETτDτδτGI.......................................................................................74

III.1. Pengumpulan Data........................................................................................7η

III. β. Soil Profiling dan Penentuan Parameter Tanah.............................................7η

III. γ. Analisis Pondasi............................................................................................7θ

III.4. Perancangan Dinding Penahan Tanah...........................................................78

BAB IV AσAδISIS DAσ DESAIσ PτσDASI......................................................7λ

IV.1. Interpretasi Data Tanah dari Hasil Uji δapangan (Soil Profiling).................7λ

IV. β. Penentuan Parameter Tanah..........................................................................λβ

IV.γ. Deskripsi Umum Struktur World Financial Tower.....................................10γ

IV.4. Beban yang Bekerja Pada Pondasi..............................................................10η

IV.η. Daya Dukung Tiang Tunggal......................................................................11η

IV.θ. Daya Dukung Grup Tiang...........................................................................1βγ

IV.7. Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal dan Kelompok...............................1γθ

IV.8. Analisis Settlement......................................................................................1γ8

IV. λ. Penulangan Tiang Bor.................................................................................1θ4

BAB V AσAδISIS DAσ DESAIσ STRUKTUR DIAPHRAGM WALL.................17η

V.1. Penjelasan Umum Struktur Penahan Galian...............................................17η

V. β. Kriteria Syarat Defleksi Izin.......................................................................17η

V.γ. Penentuan Parameter Tanah Analisis Dinding Penahan Tanah..................17θ

V.4. Perhitungan Depth of Penetration Dinding dan Desain Ground Anchor....180

V.η. Analisis Kestabilan Galian dan Diaphragm Wall dengan PδAXIS βD......187

V.θ. Hasil Analisis PδAXIS εengenai Stabilitas Galian dan Dinding...............1λ0

viii
V.7. Analisis Basal Heave, Sand Boiling dan Upheaval....................................1λ4

V.8. Penulangan Diaphragm Wall......................................................................β00

V. λ. Analisis Retaining Wall...............................................................................β07

BAB VI KESIεPUδAσ DAσ SARAσ................................................................β11

VI.1. Kesimpulan..................................................................................................β11

VI. β. Saran............................................................................................................β1γ

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................β14

δAεPIRAσ A DEσAH PτσDASI


δAεPIRAσ B DETAIδ PτσDASI
δAεPIRAσ C DETAIδ DIσDIσG PEσAHAσ TAσAH

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Korelasi Empiris ɸ terhadap σ-SPT (K. Terzaghi)..........................................7


Gambar II.β Korelasi Empiris cu terhadap σ-SPT (Sowers, 1λ7λ).......................................8
Gambar II.γ Faktor Adhesi (α) (Kulhawy, 1λ84)...............................................................1η
Gambar II.4 Variasi σilai σc* dan σq* Berdasarkan σilai ϕ (εeyerhof, 1λ7θ)............17
Gambar II.η Pemodelan Tanah dengan Kurva p-y dalam Program δPIδE........................β0
Gambar II.θ Contoh Pile Cap pada Pondasi Grup Tiang (Braja ε. Das, β011).................βη
Gambar II.7 Keruntuhan Blok Grup Tiang (Terzaghi and Peck, 1λ48).............................β7
Gambar II.8 Reduction Factor Side by Side Piles (Reese and Wang, 1λλθ)......................β8
Gambar II.λ Ilustrasi In Line Reduction Factor (Analysis and Design of Shallow and
Deep Foundations, Reese et. al., β00θ)..............................................................................βλ
Gambar II.10 Reduction Factor Leading Piles (Reese and Wang, 1λλθ)..........................βλ
Gambar II.11 Reduction Factor Trailing Piles (Reese and Wang, 1λλθ)..........................γ0
Gambar II.1β Tiang yang Tidak Berada dalam Satu Garis (Analysis and Design of
Shallow and Deep Foundations, Reese et. al., β00θ)..........................................................γ0
Gambar II.1γ Contoh Aplikasi Efisiensi δateral pada Kelompok Tiang............................γ1
Gambar II.14 Es vs cu (Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80).. γη
Gambar II.1η Faktor Koreksi untuk Kompresibilitas Pile (RK) terhadap Kekakuan Pile
(K) (Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)................................γθ
Gambar II.1θ Faktor Koreksi untuk Poisson Ratio Tanah (Rv) (Pile Foundation Analysis
and Design, Poulos and Davis, 1λ80).................................................................................γθ
Gambar II.17 Faktor Koreksi untuk Kekakuan δapisan Bearing (Rb) (Pile Foundation
Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)..................................................................γ7
Gambar II.18 Faktor Koreksi untuk Kedalaman δapisan Dasar Rigid (Rh) (Pile
Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)...............................................γ7
Gambar II.1λ Settlement Influence Factor untuk Incompressible Pile (Poisson Ratio, vs =
0.η) \ (Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80).............................γ8
Gambar II.β0 Faktor Interaksi αF untuk δ/d=η0 (Pile Foundation Analysis and Design,
Poulos and Davis, 1λ80).....................................................................................................γλ

x
Gambar II.β1 σh Faktor Koreksi dari Faktor Interaksi sebagai efek dari finite layer depth
(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)......................................40
Gambar II.ββ σv Faktor Koreksi dari Faktor Interaksi terhadap Poisson Ratio (Pile
Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)...............................................40
Gambar II.βγ Faktor Interaksi αE untuk δ/d=η0 (Pile Foundation Analysis and Design,
Poulos and Davis, 1λ80).....................................................................................................41
Gambar II.β4 Faktor Reduksi Interaksi FE untuk δ/d=η0 (Pile Foundation Analysis and
Design, Poulos and Davis, 1λ80)........................................................................................41
Gambar II.βη Movement Ratio (εR) dari Pile dengan Tanah Dasar Rigid (Pile Foundation
Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)..................................................................4β
Gambar II.βθ Distribusi Tegangan pada Pondasi Grup Tiang (Tomlinson,β001).............4γ
Gambar II.β7 Depth Factor (After Fox, 1λ48)...................................................................44
Gambar II.β8 Ilustrasi model yang digunakan pada load transfer analysis(FHWA-HRT-
04-04γ,β00θ).......................................................................................................................4η
Gambar II.βλ εodel σumerik Tiang yang Dibebani Secara Aksial...................................4θ
Gambar II.γ0 Load Transfer Curve untuk Side Resistance................................................47
Gambar II.γ1 Load Transfer Curve untuk End Bearing.....................................................47
Gambar II.γβ εatriks Persamaan t-z untuk Pembuatan Load-Settlement Curve................48
Gambar II.γγ Contoh Load-Settlement Curve....................................................................4λ
Gambar II.γ4 Tekanan Tanah δateral Kondisi At-Rest (Braja ε. Das, β011)....................ηγ
Gambar II.γη Diagram Tegangan δateral Tanah At-Rest pada Submerged Soil (Braja ε.
Das, β011)...........................................................................................................................η4
Gambar II.γθ Tekanan δateral Tanah Kondisi Aktif (Braja ε. Das, β011).......................ηη
Gambar II.γ7 Diagram εohr Tekanan Tanah Aktif.....................................................ηη
Gambar II.γ8 Distribusi Tekanan Tanah δateral Aktif (Braja ε. Das, β011)....................ηθ
Gambar II.γλ Tekanan δateral Tanah Kondisi Aktif (Braja ε. Das, β011).......................η7
Gambar II.40 Diagram εohr Tekanan Tanah Pasif (Braja ε. Das, β011)....................η7
Gambar II.41 εetode Konstruksi Diaphragm Wall............................................................θ0
Gambar II.4β Bagian – Bagian Ground Anchor.................................................................θβ
Gambar II.4γ Jenis Angkur berdasarkan Tahanan..............................................................θγ

xi
Gambar II.44 Transformasi Gaya Horizontal Dinding ke Gaya Angkur...........................θγ
Gambar II.4η δokasi Perletakan Angkur (BSI, 1λ8λ)........................................................θ4
Gambar II.4θ Hubungan Adesi dan Tegangan Geser σiralir δempung (API) (Cang Yu
τu, β00θ).............................................................................................................................θ8
Gambar II.47 Overall Shear Failure Tipe Push-In (Deep Excavation, Theory and
Practice. Chang-Yu τu, β00θ)............................................................................................θλ
Gambar II.48 Overall Shear Failure Tipe Basal Heave (Deep Excavation, Theory and
Practice. Chang-Yu τu, β00θ)............................................................................................70
Gambar II.4λ Analisis Basal Heave dengan Terzaghi’s Method (1λ4γ)μ (a) D ≥ B/√β dan
(b) D ≤ B/√β......................................................................................................................70
Gambar II.η0 Keruntuhan akibat Sand Boiling (Deep Excavation, Theory and Practice.
Chang-Yu τu, β00θ)...........................................................................................................71
Gambar II.η1 Analisis Sand Boiling (εarsland, 1ληγ).......................................................7β
Gambar II.ηβ Keruntuhan akibat Upheaval (Deep Excavation, Theory and Practice.
Chang-Yu τu, β00θ)................................................................................................... 7γ
Gambar III.1 εetodologi Penulisan Tugas Akhir...............................................................74
Gambar IV.1 Profil δapisan Tanah DB-1(σSPT Rata-rata)...............................................81
Gambar IV.β Profil δapisan Tanah DB-β(SPT Rata-rata)..................................................8γ
Gambar IV.γ Profil δapisan Tanah DB-γ(σSPT Rata-rata)...............................................8η
Gambar IV.4 Profil δapisan Tanah DB-4(σSPT Rata-rata)...............................................87
Gambar IV.η Profil δapisan Tanah DB-η(σSPT Rata-rata)...............................................8λ
Gambar IV.θ Profil δapisan Tanah berdasarkan σ-SPT dari Kelima Bore-hole (P.T.
Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)...................................................................................λ0
Gambar IV.7 Generalisasi Profil δapisan Tanahμ σ-SPT dan Kadar Air serta Atterberg
δimit (PT. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)..................................................................λ1
Gambar IV.8 Site Plan Gedung WFT (PT. Gistama Intisemesta)....................................10γ
Gambar IV.λ Gambar Potongan GedungWFT (PT. Gistama Intisemesta)......................104
Gambar IV.10 δayout Pondasi dan Bore-hole Proyek WFT (PT.Gistama Intisemesta &
PT.Sofoco)........................................................................................................................111

xii
Gambar IV.11 δetak-letak Spring εodel SAFE dan Pembagian δokasi sesuai Bore-hole
.......................................................................................................................................... 111
Gambar IV.1β Defleksi Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa σominal..
1β0 Gambar IV.1γ Defleksi Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa Kuat..1β0
Gambar IV.14 εomen Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa σominal....1β1
Gambar IV.1η εomen Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa Kuat..........1β1
Gambar IV.1θ Gaya Geser Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa σominal
.......................................................................................................................................... 1ββ
Gambar IV.17 Gaya Geser Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa Kuat. . .1ββ
Gambar IV.18 Konfigurasi Kelompok Tiang Tower (Arah εata Angin Tenggara ke Atas
Halaman)..................................................................................................................1β4
Gambar IV.1λ εodel Konfigurasi Kelompok Tiang Bor Tower pada GRτUP...........1βλ
Gambar IV.β0 Defleksi Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa σominal.....1γγ
Gambar IV.β1 Defleksi Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa Kuat...........1γγ
Gambar IV.ββ εomen Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa σominal......1γ4
Gambar IV.βγ εomen Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa Kuat............1γ4
Gambar IV.β4 Gaya Geser Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa σominal
.......................................................................................................................................... 1γη
Gambar IV.βη Gaya Geser Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa Kuat.....1γη
Gambar IV.βθ δetak-letak σode Pondasi Podium............................................................1γλ
Gambar IV.β7 Profil Tanah dan Raft Equivalent untuk Analisis Konsolidasi Tiang
Tunggal.............................................................................................................................14η
Gambar IV.β8 Load-Settlement Curve Tiang Tunggal di Titik B-1.................................14η
Gambar IV.βλ Load-Settlement Curve Tiang Tunggal di Titik B-β.................................14θ
Gambar IV.γ0 Load-Settlement Curve Tiang Tunggal di Titik B-γ.................................14θ
Gambar IV.γ1 Load-Settlement Curve Tiang Tunggal di Titik B-4.................................14θ
Gambar IV.γβ Load-Settlement Curve Tiang Tunggal di Titik B-η.................................147
Gambar IV.γγ Parameter Tanah dan εodel Raft Equivalent pada Konsolidasi Kelompok
Tiang.................................................................................................................................1ηγ
Gambar IV.γ4 σode-node Tiang pada Kelompok Tiang Tower......................................1η4

xiii
Gambar IV.γη Kurva Load Settlement Titik B-1..............................................................1θ1
Gambar IV.γθ Kurva Load Settlement Titik B-γ..............................................................1θ1
Gambar IV.γ7 Kurva Load Settlement Titik B-4..............................................................1θβ
Gambar IV.γ8 Kurva Load Settlement Titik B-η..............................................................1θβ
Gambar IV.γλ Hasil Perbandingan εomen Tiang Bor Podium Section 1(Kedalaman 0-1β
m)......................................................................................................................................1θ4
Gambar IV.40 Diagram Interaksi Tiang Bor Podium Section 1......................................1θ4
Gambar IV.41 Hasil Perbandingan εomen Tiang Bor Podium Section β(Kedalaman 1β-
γ0 m).................................................................................................................................1θη
Gambar IV.4β Diagram Interaksi Tiang Bor Podium Section β......................................1θη
Gambar IV.4γ Hasil Perbandingan εomen Tiang Bor Tower Section 1(Kedalaman 0-1β
m)......................................................................................................................................1θη
Gambar IV.44 Diagram Interaksi Tiang Bor Tower Section 1........................................1θθ
Gambar IV.4η Hasil Perbandingan εomen Tiang Bor Tower Section β(Kedalaman 1β-θ0
m)......................................................................................................................................1θθ
Gambar IV.4θ Diagram Interaksi Tiang Bor Tower Section β........................................1θθ
Gambar IV.47 Hasil Perbandingan εomen Tiang Bor Tower Section β dengan β0
tulangan............................................................................................................................1θ8
Gambar IV.48 Diagram Interaksi Tiang Bor Tower Section β dengan β0 Tulangan.......1θ8
Gambar IV.4λ Zonasi Penulangan Geser (SσI 0γ-β847-β01γ)........................................1θλ
Gambar V.1 Profil δapisan Tanah pada Analisis Dinding Pengaman Galian..................17λ
Gambar V.β Diagram Tekanan δateral Tanah, Hidrostatik, Surcharge dan Total Kondisi
Long-Term........................................................................................................................181
Gambar V.γ Pemodelan pada PδAXIS βD.......................................................................18λ
Gambar V.4 Defleksi pada Dinding.................................................................................1λ0
Gambar V.η Bending Moment per Satuan Panjang pada Dinding...................................1λ1
Gambar V.θ Gaya Geser per Satuan Panjang pada Dinding............................................1λβ
Gambar V.7 Desain Akhir Perkuatan Angkur pada Dinding Galian................................1λ4
Gambar V.8 Ilustrasi Keruntuhan Basal Heave kondisi D < B√β (Terzaghi Method)...1λ4
Gambar V.λ Profil εodel δapisan Tanah Galian (su dalam satuan kPa)..........................1λη

xiv
Gambar V.10 Keruntuhan akibat Sand Boiling (εarsland, 1ληγ)....................................1λθ
Gambar V.11 Profil δapisan Tanah dan Kedudukan εAT untuk Analisis Sand Boiling1λ7
Gambar V.1β Cross Section untuk εemperoleh σilai Water Pressure............................1λ8
Gambar V.1γ σilai Water Pressure Sepanjang Cross Section.........................................1λ8
Gambar V.14 Zonasi Penulangan Geser (SσI 0γ-β847-β01γ)..........................................β0η
Gambar V.1η Distribusi Pembebanan δateral Statik pada Dinding Basement (PT. Gistama
Intisemesta).......................................................................................................................β07
Gambar V.1θ εodel Pembebanan Retaining Wall dan Output pada SAPβ000 (P.T.
Gistama Instisemesta).......................................................................................................β0λ

xv
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Korelasi Empiris y untuk Pasir (εeyerhoff, 1ληθ)..............................................λ


Tabel II.β Korelasi Empiris y untuk δempung (Terzaghi and Peck, 1λ48)..........................λ
Tabel II.γ Korelasi Empiris dengan Poisson’s Ratio (Prakash dan Puri, 1λ88).................10
Tabel II.4 Korelasi Empiris εodulus Elastisitas Tanah (Coduto, 1λλ4)............................10
Tabel II.η Korelasi Koefisien εodulus Tanah (k) untuk Tanah δempung (Reese et
al, β01γ)..............................................................................................................................11
Tabel II.θ Korelasi σilai Koefisien εodulus Tanah (k) untuk Tanah Pasiran (Reese et al,
β01γ)...................................................................................................................................11
Tabel II.7 Korelasi σilai εη0 pada Tanah δempung dengan Cu (Reese et al, β01γ)............11
Tabel II.8 Jenis-jenis Pondasi Dalam (Braja ε. Das, β011)...............................................1γ
Tabel II.λ Parameter Elastis Berbagai Jenis Tanah (Principles of Foundation Engineering,
Braja ε. Das, β004)....................................................................................................γ4
Tabel II.10 Faktor Geologi µg (Skempton-Bjerrum, 1λη7)................................................4η
Tabel II.11 σilai Δδa/H dan Δδp/H untuk Berbagai Jenis Tanah.......................................η1
Tabel II.1β Kriteria Angka Keamanan Galian (Pedoman Perencanaan Geoteknik dan
Struktur Bangunan di Provinsi DKI Jakarta, Rapergub, β00λ)..........................................θ0
Tabel II.1γ Deformasi Izin Dinding (BS 800β-Code of Practice for Earth Retaining
Structures)..........................................................................................................................θ1
Tabel II.14 Safety Factor Angkur Tunggal (CICHE, 1λ8λ)...............................................θη
Tabel II.1η Allowable Bond Forces untuk setiap Kuat Tekan Desain εortar Semen (Cang
Yu τu, β00θ)...............................................................................................................θθ
Tabel II.1θ τult Kuat Friksi Ultimate Angkur (JSF, 1λλ0)..................................................θ7
Tabel IV.1 δapisan Tanah δokasi Proyek World Financial Tower (P.T. Gistama
Intisemesta & PT. Sofoco)..................................................................................................7λ
Tabel IV.β Hasil Uji SPT δapisan Tanah DB-1 (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)
............................................................................................................................................ 80
Tabel IV.γ Hasil Uji SPT δapisan Tanah DB-β (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)
............................................................................................................................................ 8β

xvi
Tabel IV.4 Hasil Uji SPT δapisan Tanah DB-γ (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)
............................................................................................................................................ 84
Tabel IV.η Hasil Uji SPT δapisan Tanah DB-4 (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)
............................................................................................................................................ 8θ
Tabel IV.θ Hasil Uji SPT δapisan Tanah DB-η (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)
............................................................................................................................................ 88
Tabel IV.7 Parameter Berat Volume δapisan Tanah DB-1................................................λγ
Tabel IV.8 Parameter Berat Volume δapisan Tanah DB-β................................................λ4
Tabel IV.λ Parameter Berat Volume δapisan Tanah DB-γ................................................λη
Tabel IV.10 Parameter Berat Volume δapisan Tanah DB-4..............................................λθ
Tabel IV.11 Parameter Berat Volume δapisan Tanah DB-η..............................................λ7
Tabel IV.1β Parameter Kuat Geser Tanah DB-1................................................................λ8
Tabel IV.1γ Parameter Kuat Geser Tanah DB-β................................................................λλ
Tabel IV.14 Parameter Kuat Geser Tanah DB-γ..............................................................100
Tabel IV.1η Parameter Kuat Geser Tanah DB-4..............................................................101
Tabel IV.1θ Parameter Kuat Geser Tanah DB-η..............................................................10β
Tabel IV.17 Beban Aksial Tekan Pondasi Podium Kondisi Statik..................................10η
Tabel IV.18 Beban Aksial Tekan Pondasi Tower Kondisi Statik....................................10θ
Tabel IV.1λ Beban Aksial Tekan Pondasi Podium Kondisi Gempa σominal.................107
Tabel IV.β0 Beban Aksial Tekan Pondasi Tower Kondisi Gempa σominal....................108
Tabel IV.β1 Beban Aksial Tekan Pondasi Podium Kondisi Gempa Kuat.......................10λ
Tabel IV.ββ Beban Aksial Tekan Pondasi Tower Kondisi Gempa Kuat.........................110
Tabel IV.βγ Beban Aksial Tarik/Uplift Pondasi Podium.................................................11β
Tabel IV.β4 Beban Aksial Tarik/Uplift Pondasi Tower...................................................11γ
Tabel IV.βη Gaya Geser Terbesar pada Tiang Berdasarkan τutput SAFE......................114
Tabel IV.βθ Rata-rata Gaya Geser pada Tiang.................................................................114
Tabel IV.β7 Gaya Geser Desain Tiang.............................................................................114
Tabel IV.β8 Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Tunggal (D1.β_γ0) Pondasi Podium....11η
Tabel IV.βλ Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Tunggal (D1.β_θ0) Pondasi Tower......11θ
Tabel IV.γ0 Daya Dukung Aksial Tarik Tiang Tunggal (D1.β_γ0) Pondasi Podium......11θ

xvii
Tabel IV.γ1 Daya Dukung Aksial Tarik Tiang Tunggal (D1.β_θ0) Pondasi Tower 117
Tabel IV.γβ Input Parameter Tanah pada LPILE (DB-1).................................................117
Tabel IV.γγ Input Parameter Tanah pada LPILE (DB-β).................................................118
Tabel IV.γ4 Input Parameter Tanah pada LPILE (DB-γ).................................................118
Tabel IV.γη Input Parameter Tanah pada LPILE (DB-4).................................................118
Tabel IV.γθ Input Parameter Tanah pada LPILE (DB-η).................................................11λ
Tabel IV.γ7 Daya Dukung Design δateral Tiang Tunggal...............................................11λ
Tabel IV.γ8 Defleksi dan εomen Tiang Tunggal Podium (D1.β_γ0) dengan Gaya δateral
Design...............................................................................................................................11λ
Tabel IV.γλ Kapasitas Axial Tiang Bor Tower dari Kelima Titik Bor............................1βη
Tabel IV.40 Kapasitas Axial Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) dari Titik Bor Representatif. 1βη
Tabel IV.41 Persentase δuas dan Keliling Pengaruh setiap Data Titik Bor pada Analisis
Block Failure....................................................................................................................1βθ
Tabel IV.4β Tahanan Aksial Kelompok Tiang Tower pada Block Failure (SF=β.η) 1βθ
Tabel IV.4γ Daya Dukung Aksial Izin dari Bored Pile Tower.........................................1β7
Tabel IV.44 Input Parameter δapisan Tanah DB-γ pada GRτUP...................................1β8
Tabel IV.4η Input Parameter δapisan Tanah DB-4 pada GRτUP...................................1β8
Tabel IV.4θ σilai P-Factor dan Y-Factor τutput Program GRτUP v. 7.0 (Tabel 1) 1γ0
Tabel IV.47 σilai P-Factor dan Y-Factor τutput Program GRτUP v. 7.0 (Tabel β).....1γ1
Tabel IV.48 Defleksi dan εomen Tiang Tunggal Tower (D1.β_θ0) dengan Gaya δateral
Desain...............................................................................................................................1γβ
Tabel IV.4λ Rangkuman Daya Dukung Rata-rata dan Desain Aksial Tiang Kondisi Statik
.......................................................................................................................................... 1γθ
Tabel IV.η0 Perbandingan Daya Dukung Pondasi pada Kondisi Statik..........................1γθ
Tabel IV.η1 Perbandingan Daya Dukung Pondasi pada Kondisi Uplift (Service)...........1γ7
Tabel IV.ηβ Perbandingan Daya Dukung Pondasi pada Kondisi Gempa Desain (σominal)
.......................................................................................................................................... 1γ7
Tabel IV.ηγ Perbandingan Daya Dukung Pondasi pada Kondisi Gempa Besar (Kuat)...1γ7
Tabel IV.η4 Parameter Tanah untuk Analisis Settlement Tiang Tunggal........................1γ8

xviii
Tabel IV.ηη Influence Factor dan Faktor Koreksi pada εetode Poulos untuk Tiang
Tunggal.............................................................................................................................1γλ
Tabel IV.ηθ Influence Factor Underlying Soil untuk Tiang Tunggal..............................140
Tabel IV.η7 Movement Ratio untuk Tiang Tunggal.........................................................141
Tabel IV.η8 Tabel Penurunan Tiang Podium dengan εetode Poulos (Tabel 1)..............141
Tabel IV.ηλ Tabel Penurunan σode Podium dengan εetode Poulos (Tabel β)...............14β
Tabel IV.θ0 Tabel Penurunan σode Podium dengan εetode Vesic (Tabel 1).................14γ
Tabel IV.θ1 Tabel Penurunan σode Podium dengan εetode Vesic (Tabel β).................144
Tabel IV.θβTabel Penurunan σode Podium dengan εetode Load-Transfer dan Raft
Equivalent (Tabel 1).........................................................................................................147
Tabel IV.θγ Tabel Penurunan σode Podium dengan εetode Load-Transfer dan Raft
Equivalent (Tabel β).........................................................................................................148
Tabel IV.θ4 Analisis Differential Settlement Tiang Podium (Tabel 1)............................14λ
Tabel IV.θη Analisis Differential Settlement Tiang Podium (Tabel β)............................1η0
Tabel IV.θθ Analisis Differential Settlement Tiang Podium (Tabel γ)............................1η1
Tabel IV.θ7 Analisis Differential Settlement Tiang Podium (Tabel 4)............................1ηβ
Tabel IV.θ8 Parameter Tanah pada Analisis Settlement Kelompok Tiang dengan εetoda
Poulos...............................................................................................................................1ηγ
Tabel IV.θλ Influence Factor dan Faktor Koreksi pada εetode Poulos untuk Tiang Tower
.......................................................................................................................................... 1ηη
Tabel IV.70 Influence Factor Underlying Soil untuk Tiang Tower.................................1ηη
Tabel IV.71 Movement Ratio untuk Tiang Tunggal.........................................................1ηη
Tabel IV.7β Faktor Interaksi, Settlement Akibat Tanah (ρs) dan Settlement Total (ρt) σode
1-θ0...................................................................................................................................1ηθ
Tabel IV.7γ Faktor Interaksi, Settlement Akibat Tanah (ρs) dan Settlement Total (ρt) σode
θ1-140...............................................................................................................................1η7
Tabel IV.74 Faktor Interaksi, Settlement Akibat Tanah (ρs) dan Settlement Total (ρt) σode
141-βγβ.............................................................................................................................1η8
Tabel IV.7η Selisih Overburden Pressure Awal akibat Galian, Beban Pondasi Group dan
Koefisien Penurunan Konsolidasi....................................................................................1ηλ

xix
Tabel IV.7θ Hasil Perhitungan Konsolidasi 1 Dimensi Pondasi Tower..........................1ηλ
Tabel IV.77 Depth Factor Raft Equivalent Pondasi Tower.............................................1θ0
Tabel IV.78 Depth Factor Corrected Settlement.............................................................1θ0
Tabel IV.7λ Geology Factor dan Consolidation Settlement Raft Equivalent Tower
Terkoreksi.........................................................................................................................1θ0
Tabel IV.80 Elastic, Consolidation dan Total Settlement Tiang Tower dengan Load
Transfer dan Raft Equivalent Method..............................................................................1θγ
Tabel IV.81 Desain Penulangaan Tiang Bor terhadap Uplift Tiang................................1θ7
Tabel IV.8β Perhitungan Vc dan Zona Kondisi Geser Penampang Tiang Podium
(Kedalaman 0-1ηm)..........................................................................................................170
Tabel IV.8γ Perhitungan Vc dan Zona Kondisi Geser Penampang Tiang Podium
(Kedalaman 1η-γ0m)........................................................................................................171
Tabel IV.84 Perhitungan Vc dan Zona Kondisi Geser Penampang Tiang Tower
(Kedalaman 0-1ηm)..........................................................................................................171
Tabel IV.8η Perhitungan Vc dan Zona Kondisi Geser Penampang Tiang Tower
(Kedalaman 1η-θ0m)........................................................................................................17β
Tabel IV.8θ Desain Tulangan Geser Penampang Tiang Podium(Kedalaman 0-1η m)....17β
Tabel IV.87 Desain Tulangan Geser Penampang Tiang Podium(Kedalaman 1η-γ0 m) .
17γ Tabel IV.88 Desain Tulangan Geser Penampang Tiang Tower(Kedalaman 0-1η m)
..........................................................................................................................................17γ
Tabel IV.8λ Desain Tulangan Geser Penampang Tiang Tower(Kedalaman 1η-θ0 m)....174
Tabel V.1 Batasan Defleksi Dinding (BS800β-Code of Practice for Earth Retaining
Structures)........................................................................................................................17η
Tabel V.β Korelasi Empiris εodulus Elastisitas Undrained Tanah (Coduto, 1λλ4)
pada Analisis Galian.........................................................................................................177
Tabel V.γ Parameter Tanah Kondisi Short Term pada Analisis Galian...........................17λ
Tabel V.4 Parameter Tanah Kondisi Long Term pada Analisis Galian...........................17λ
Tabel V.η Total Tekanan δateral yang Bekerja pada Dinding selama Konstruksi...........181
Tabel V.θ Perhitungan Gaya δateral Total dan Jarak Gaya dari Titik Dasar Galian........18β
Tabel V.7 Faktor Keamanan Dasar Dinding terhadap Geser dan Guling........................18β

xx
Tabel V.8 Gaya δateral Total, Gaya Horizontal Angkur dan Jarak Gaya dari Dasar
Dinding.............................................................................................................................18γ
Tabel V.λ Faktor Keamanan terhadap Geser dan Guling Hasil Perhitungan εanual......18γ
Tabel V.10 Gaya dan Sudut Instalasi Angkur..................................................................184
Tabel V.11 Free Length Angkur Desain..........................................................................184
Tabel V.1β Property Strand Kabel Prestress Angkur.......................................................184
Tabel V.1γ Jumlah Strand Kabel pada Angkur................................................................184
Tabel V.14 Rata-Rata Tahanan Geser Ultimit dari δapisan Tanah Ter-angkur...............18η
Tabel V.1η Rata-Rata Tahanan Geser Izin dari δapisan Tanah Ter-angkur....................18η
Tabel V.1θ Desain Preliminary Bond Section Angkur....................................................18θ
Tabel V.17 Properties Dinding Diafragma......................................................................187
Tabel V.18 Properties Preliminary Ground Anchor........................................................188
Tabel V.1λ Gaya Terbesar Angkur Setiap Tahap Konstruksi..........................................1λγ
Tabel V.β0 Desain Akhir Jumlah Strand Angkur............................................................1λγ
Tabel V.β1 Desain Akhir Fixed Bond Angkur.................................................................1λγ
Tabel V.ββ Faktor Keamanan Galian terhadap Keruntuhan Basal Heave (Terzaghi
Method).............................................................................................................................1λθ
Tabel V.βγ Faktor Keamanan Sand Boiling (Pendekatan εarshland)..............................1λ7
Tabel V.β4 Faktor Keamanan Galian terhadap Upheaval................................................1λλ
Tabel V.βη Properties dinding, beton, dan tulangan........................................................β00
Tabel V.βθ Gaya-gaya dari Tiap Segmen Dinding..........................................................β0β
Tabel V.β7 Penulangan εomen Positif (menghadap sisi galian) Segmen 1 dan 4...........β0β
Tabel V.β8 Penulangan εomen Positif (menghadap sisi galian) Segmen β....................β0γ
Tabel V.βλ Penulangan εomen Positif (menghadap sisi galian) Segmen γ....................β0γ
Tabel V.γ0 Penulangan εomen σegatif (menghadap sisi tanah).....................................β04
Tabel V.γ1 Pemeriksaan Kondisi Geser Dinding terhadap Zonasi Penulangan Geser....β04
Tabel V.γβ Penentuan Jarak Antar Sengkang Dinding....................................................β0η
Tabel V.γγ Pemeriksaan Tulangan Geser εinimum dan Kekuatan Geser Penampang.. β0θ

xxi
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


D.K.I. Jakarta merupakan provinsi populasi terpadat di Indonesia dengan 10,07η,γ10
jiwa penduduk menempati luas daerah θθ1.η kmβ. Berdasarkan nilai ini, maka nilai rata-
rata kepadatan penduduk Jakarta adalah 1η,βγ1 jiwa/km β. Selain populasi tetap, jumlah
pendatang dari sekitar Jabodetabek(Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi)
yang bekerja pada siang hari di Jakarta meningkatkan angka populasi dari 10 juta jiwa
menjadi β0 juta jiwa. Peningkatan ini memberikan gambaran seberapa padatnya Jakarta
yang luasnya hanya sebesar θθ1.ηkmβ.
Besarnya populasi Jakarta setiap harinya membutuhkan “ruang” yang sebanding.
Besarnya kebutuhan dan demand akan ruang mengubah pola pembangunan di Jakarta
dari pola horizontal menjadi pola vertikal. Hal ini berarti bahwa akan semakin
banyaknya gedung tinggi dan pencakar langit di Jakarta. Gedung-gedung ini umumnya
difungsikan sebagai perkantoran atau sebagai hunian untuk memenuhi kebutuhan dan
permintaan lahan yang tinggi.
Pembangunan gedung selain untuk mengatasi permasalahan ruang juga dituntut untuk
memenuhi aspek-aspek yang berhubungan dengan keamanan, keselamatan, dan
kepentingan masyarakat sebagaimana tuntutan etika engineering. εaka demikian,
gedung harus didesain kokoh berdasarkan keadaan-keadaan yang mempengaruhinya,
seperti kondisi lingkungan, kondisi tanah, aspek kegempaan, dll. Gedung bertingkat
yang kokoh tentunya memerlukan struktur pondasi yang kuat untuk menyalurkan beban
struktur dan beban layan yang ada ke dalam tanah tempat struktur tersebut bertengger.
Kondisi tanah yang lunak/lemah dan profil yang tidak seragam merupakan permasalahan
yang umum dijumpai dalam proses perancangan pondasi. Kondisi ini menyebabkan
kewajiban desain konservatif dan variasi tipikal sistem pondasi sesuai besar beban dan
kekuatan tanah tempat pondasi berada. Selain struktur atas, struktur bawah seperti
basement, dinding penahan tanah dan pondasi juga harus didesain kokoh. Pada laporan
ini akan diuraikan perencanaan sistem pondasi dan juga sub-structure lainnya dari

1
gedung apartment 4λ lantai(ditambah γ lantai mezzanine, lantai atap dan lantai helipad)
dengan η lantai basement yang dibangun di atas tanah daerah Jakarta Selatan.

I.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada laporan tugas akhir ini adalahμ
1. Bagaimana pendesainan pondasi dari tower dan podium gedung World Financial
Tower (WFT), agar memenuhi syarat kekuatan dan deformasi
β. Bagaimana pendesainan diaphragm wall untuk galian basement, agar memenuhi
syarat stabilitas dan deformasi.

I.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalahμ
1. εendesain pondasi dalam dari podium dan tower gedung WFT
β. εendesain dinding penahan tanah pengaman galian basement gedung WFT
γ. εenganalisis deformasi yang terjadi pada pondasi dan dinding basement
4. εenentukan penulangan pondasi tiang dan diaphragm wall basement

I.4. Ruang Lingkup Pembahasan


δingkup kajian dari tugas akhir ini adalahμ
1. Interpretasi data investigasi tanah lapangan dan laboratorium untuk menentukan
parameter tanah yang tepat
β. εenghitung kapasitas aksial (secara manual) dan lateral (dengan bantuan
software Ensoft δPIδEη) tiang tunggal dan preliminary design kelompok tiang.
γ. εelakukan pemodelan dan analisis kelompok tiang untuk mendapatkan
deformasi, p-y modification factor sesuai konfigurasi kelompok tiang dengan
bantuan software Ensoft GRτUP v.7.
4. εenghitung dan menganalisis settlement pada pondasi.
η. εenghitung kebutuhan penulangan pondasi dengan bantuan software PCA
Column.
θ. εendesain diaphragm wall dengan perkuatan ground anchor

β
7. εelakukan permodelan dinding untuk memperoleh deformasi dan gaya dalam
pada dinding dengan bantuan software PδAXIS v8.β.
8. εenghitung kebutuhan penulangan diaphragm wall.

I.5. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
εenjelaskan mengenai latar belakang dan rumusan masalah yang akan dibahas, tujuan
dari pembuatan laporan yang merupakan pemecahan permasalahan yang ada, ruang
lingkup pembahasan, dan juga sistematika penulisan dari laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


εenjelaskan tentang teori-teori dan kajian literature yang akan digunakan dalam
pengerjaan tugas akhir, meliputi teori-teori mengenai interpretasi data tanah lapangan,
perhitungan daya dukung pondasi, perhitungan daya dukung pondasi kelompok tiang,
dinding penahan tanah, dan juga teori mengenai perhitungan galian.

BAB III METODOLOGI


Berisi metodologi penelitian yang digunakan untukμ interpretasi data tanah serta
parameter tanah yang digunakan, serta metode perhitungan baik secara manual ataupun
menggunakan program-program pendukung.

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN PONDASI


Berisi perhitungan daya dukung pondasi tiang tunggal terhadap beban aksial tekan, tarik
dan juga beban lateral, perhitungan daya dukung pondasi kelompok tiang, serta besarnya
penurunan yang terjadi.

BAB V ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR DIAPHRAGM WALL


Berisi perhitungan analisis galian dan juga perhitungan desain dinding basement.

γ
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Rangkuman hasil analisis yang dilakukan pada bab empat dan lima, yaitu perhitungan
desain pondasi, perhitungan dinding penahan tanah serta galian pada laporan tugas akhir.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Umum
Tanah merupakan benda yang bersifat multiphase dan sistem particulate. Partikel-
partikel penyusun tanah memiliki ukuran yang bervariasi. Berdasarkan ukuran partikel-
partikel penyusunnya, tanah dapat diklasifikasikan menjadi gravel (kerikil), sand (pasir),
silt (lanau), dan clay (lempung). Selain ukuran partikel tanah, karakteristik yang
berbeda-beda seperti jenis dan kandungan tanah, susunan tanah, dan kondisi tanah
mempengaruhi nilai dari parameter tanah. Parameter tanah ini merupakan data
representasi sifat tanah yang diperlukan dalam proses desain struktur-bawah yang
berhubungan langsung dengan tanah. Parameter-parameter tanah yang perlu
diperhatikan dalam mendesain struktur-bawah adalah berat volume (γ), angka pori (e),
porositas (n), kadar air (ω), derajat kejenuhan (S), berat jenis(Gs), Atteberg Limit, indeks
kompresibilitas, koefisien permeabilitas (k), modulus tegangan-regangan, sudut geser
dalam (ϕ), kohesi (c), dan koefisien konsolidasi. Untuk mendapatkan parameter-
parameter tanah tersebut, penyelidikan tanah di lapangan dan pengujian tanah di
laboratorium sangat diperlukan.
Pondasi dan struktur bawah yang ada tetap harus didesain kokoh menopang bangunan
dan beban yang bekerja pada struktur bawah, meskipun kondisi tanah yang berbeda-
beda baik jenis maupun parameternya. εaka dari itu, perancangan struktur bawah
membutuhkan data tanah yang cukup dan representatif, permodelan perilaku tanah yang
mendekati, dan prinsip kerekayasaan. Bab ini akan membahas cara menentukan
parameter tanah, teori-teori perencanaan pondasi, seperti perhitungan daya dukung tiang,
perencanaan kelompok tiang, serta settlement, dan juga teori mengenai pendesainan
dinding penahan tanah serta galian.

II.2. Parameter Tanah


Dalam perancangan suatu pondasi ataupun pekerjaan sub-struktur lainnya, data-data
mengenai kondisi tanah pada lokasi yang akan dibangun sangat dibutuhkan. Data-data

η
tanah tersebut seperti yang telah disebutkan sebelumnya didapatkan melalui pengujian
lapangan dan pengujian labortorium. Secara ringkas, macam-macam pengujian yang
dilakukan pada pengujian lapangan dan laboratorium adalahμ
 Pengujian lapangan, jenis pengujian yang dilakukan yaitu standard penetration
test(SPT) dan cone penetration test(CPT), pressuremeter test(PεT), dan
sebagainya, serta pengambilan sampel berupa undisturbed sample (UDS) untuk
keperluan laboratorium.
 Pengujian laboratorium yang dilakukan meliputi uji index properties dan
engineering properties.

Dari pengujian laboratorium akan diperoleh parameter-parameter tanah sepertiμ


 Index Properties meliputiμ berat volume, void ratio/angka pori, porositas, kadar air,
derajat kejenuhan, dan Atterberg Limit
 Engineering Propertiesμ sudut geser, kohesi, koefisien konsolidasi

II.2.1. Korelasi Nilai N-SPT Terhadap Parameter Kuat Geser Tanah


SPT (Standard Penetration Test) merupakan salah satu metode pengujian lapangan yang
paling umum digunakan. Dari pengujian ini akan diperoleh nilai σ-SPT atau jumlah
pukulan yang diperlukan untuk memasukkan split spoon sedalam γ0 cm terakhir setelah
memasukkan split spoon sedalam 1ηcm di awal. Split spoon didorong dengan
menggunakan hammer dengan massa θγ.η kg yang dijatuhkan dari ketinggian 7θ0 mm
pada lapisan tanah tinjauan. Jumlah pukulan terhadap kedalaman penetrasi tercapai
menunjukkan hubungan kekuatan tanah yang dapat dikorelasikan untuk mendapatkan
nilai-nilai parameter tanah lainnya.

θ
II.2.1.1. Korelasi Kuat Geser Tanah Pasir (ϕ) terhadap N-SPT
Pada tanah pasir, kohesi (cu) dianggap nol, sedang nilai dari sudut geser dalam (ϕ) dapat
diperoleh melalui beberapa pendekatan korelasi empiris terhadap nilai σ-SPTμ

Gambar II.1 Korelasi Empiris ɸ terhadap σ-SPT (K. Terzaghi)

Pada pengerjaan tugas akhir, persamaan korelasi empiris nilai σ-SPT terhadap sudut
geser dalam yang digunakan, yaitu persamaan korelasi empiris yang disarankan oleh
Kishida (1λθ7). Berikut ini adalah persamaan yang digunakanμ

ф = √12N + 15o (II.β.1)


Di manaμ
σ = σilai penetrasi standar yang terukur

7
II.2.1.2. Korelasi Kuat Geser Tanah Kohesif (cu) terhadap N-SPT
Dengan menggunakan data hasil uji laboratotium(Triaxial UU), Data σ-SPT pada tanah
lempung dapat dikorelasikan secara empiris terhadap nilai kuat geser tanah (c u). Berikut
ini adalah grafik yang menunjukkan korelasi empiris tersebutμ

Gambar II.2 Korelasi Empiris cu terhadap σ-SPT (Sowers, 1λ7λ)

Untuk nilai undrained shear strength (cu) dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan korelasi empiris yang dirumuskan oleh Terzaghi and Peck (1λθ7) dan
Sowers(1λ7λ). Berikut ini adalah persamaan korelasi empiris tersebutμ
Terzaghi and Peck(1λθ7)
cu = 6N(kN⁄m2) (II.β.β)
Sowers(1λ7λ)
Soilμ CH cu = 7.5N — 12.5N (kN⁄m2) (II.β.γ)
Soilμ SC-εδ cu = 2.4N — 4.7N (kN⁄m2) (II.β.4)
Daerah Jakarta pada umumnya memiliki korelasi empiris sebagai berikutμ
SoilμCH-εH cu = 10N (kN⁄m2) (II.β.η)
Soilμ εδ-Cδ cu = 5N (kN⁄m ) 2
(II.β.θ)

8
II.2.2. Korelasi Berat Volume Tanah
Korelasi berat volume tanah pasir dan lempung menggunakan acuan dariμ
a. Tanah Pasir (non-kohesif)
Berikut korelasi berat jenis dari tanah pasir oleh εeyerhoff.
Tabel II.1 Korelasi Empiris y untuk Pasir (εeyerhoff, 1ληθ)

Relative σ-SPT Angel of Unit Weight


Compactness Density (blows per Internal εoist Submerged
(%) ft) Friction (o) (psf) (psf)
Very δoose 0 – 1η 0–4 <β8 <100 <θ0
δoose 1θ -γη η – 10 β8 – γ0 λη – 1βη ηη – θη
εedium γθ – θη 11 – γ0 γ1 – γθ 110 – 1γ0 θ0 – 70
Dense θθ – 8η γ1 – η0 γ7 -41 110 – 140 θη – 8η
Very Dense 8θ – 100 >η1 >41 >1γ0 >7η
1 psf = 0,1η7087 kσ/mγ

b. Tanah δempung (kohesif)


Berikut korelasi berat jenis tanah lempung oleh Terzaghi dan Peck.
Tabel II.2 Korelasi Empiris y untuk δempung (Terzaghi and Peck, 1λ48)

σ-SPT qu (Unconfined Compression ysat


Consistency
(blows/ft) Strength, tons/ftβ) (kσ/mγ)
<β Very Soft < 0.βη 1θ - 1λ
β-4 Soft 0.βη - 0.η0 1θ - 1λ
4-8 εedium 0.η0 - 1.00 17 - β0
8-1η Stiff 1.00 - β.00 1λ - ββ
1η-γ0 Very Stiff β.00 - 4.00 1λ - ββ
> γ0 Hard > 4.00 1λ - ββ

λ
II.2.3. Korelasi Nilai Poisson’s Ratio (v)
Berikut korelasi nilai dari poisson’s ratio berdasarkan jenis tanahμ
Tabel II.3 Korelasi Empiris dengan Poisson’s Ratio (Prakash dan Puri, 1λ88)

Type of Soil Poisson’s Ratio


δoose Sand 0.β-0.4
εedium Sand 0.βη-0.4
Dense Sand 0.4-0.4η
Silty Sand 0.β-0.4
Soft Clay 0.1η-0.βη
εedium Clay 0.β-0.η

II.2.4. Korelasi Nilai Modulus Elastisitas Tanah (Es)


Tabel II.4 Korelasi Empiris εodulus Elastisitas Tanah (Coduto, 1λλ4)

Soil SPT(in kPa) CPT


Es = η00 (σ+1η) Es = β to 4 qc
Sand(σC)
Es = (1η000 sampai ββ000) ln σ
Sand(τC) Es = 18000 +7η0σ Es = θ to γ0 qc
Sand(saturated) Es = βη0 (σ+1η)
Es = 1β00 (σ+θ)
Gravelly sand and gravel Es = θ00 (σ+θ); σ ≤ 1η
Es = θ00 (σ+θ) +β000; σ > 1η
Clayey Sand Es = γβ0 (σ+1η) Es = γ to θ qc
Silty Sand Es = γβ0 (σ+1η) Es = 1 to β qc
Soft Clay - Es = γ to 8 qc
Silty Clay Es = γ00 (σ+θ)
Using the undrained shear strength Su
Ip>γ0 or organic Es = 100 to η00 Su
Clay
Ip<γ0 or stiff Es = η00 to 1η00 Su
Es(τCR)=Es(σC) . (τCR)1/β

1
II.2.5. Korelasi Undrained Shear Strength (Cu) dengan Nilai Koefisien Modulus
Tanah (k) untuk Tanah Lempung
Tabel II.5 Korelasi Koefisien εodulus Tanah (k) untuk Tanah δempung (Reese et al, β01γ)

Clay Type Avg. Undrained Shear Static Cyclic


Strength (cu)
Soft 1β – β4 kPa 8140 kPa/m
εedium β4-4.8 kPa β71η0 kPa/m
Stiff 48 – λθ kPa 1γθ000 kPa/m η4γ00 kPa/m
Very Stiff λθ – 1λβ kPa β71000 kPa/m 108η00 kPa/m
Hard 1λβ – γ8γ kPa η4γ000 kPa/m β17000 kPa/m

II.2.6. Korelasi Nilai Koefisien Modulus Tanah (k) untuk Tanah Pasiran dengan
Konsistensi
Tabel II.6 Korelasi σilai Koefisien εodulus Tanah (k) untuk Tanah Pasiran (Reese et al, β01γ)

Relative Density δoose εedium Dense


Submerged Sand β0 lb/inβ θ0 lb/inβ β0 lb/inβ
η4γ0 kσ/mγ 1θγ00 kσ/mγ γγλ00 kσ/mγ
Sand Above WT βη lb/inβ λ0 lb/inβ ββη lb/inβ
θ7λ0 kσ/mγ β44γ0 kσ/mγ θ1000 kσ/mγ

II.2.7. Korelasi Nilai Regangan Tanah saat 50% Tegangan (ε50) pada Tanah
Lempung dengan Nilai Undrained Shear Strength (Cu)
Tabel II.7 Korelasi σilai εη0 pada Tanah δempung dengan Cu (Reese et al, β01γ)

Soil Strain Parameter εη0


Soft Clay c = 1β to β4 kPa εη0 = 0.0β
εedium Clay c = β4 to 48 kPa εη0 = 0.01
Stiff Clay c = 48 to λθ kPa εη0 = 0.007
Very Stiff Clay c = λθ to 1λβ kPa εη0 = 0.00η
Hard Clay c = 1λβ to γ8γ kPa εη0 = 0.004
δimestone εη0 = 0.001

1
II.3. Pondasi Tiang
Pondasi dalam berfungsi untuk menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah di
bawahnya melalui dua mekanisme, yaitu melalui daya dukung ujung tiang dan juga daya
dukung selimut tiang. εenurut Vesic (1λ77), pondasi dalam atau pondasi
tiang dibutuhkan untuk keadaan sebagai berikutμ
1. δapisan tanah bagian atas sangat kompresibel dan terlalu lemah untuk memikul
beban dari gedung sehingga beban harus dipikul oleh lapisan tanah yang letaknya
lebih dalam.
β. Jika ada gaya horizontal, fondasi tiang menahan momen namun juga tetap menahan
beban vertikal dari struktur atas.
γ. Jika lapisan tanah di bawah struktur merupakan tanah yang ekspansif dan mudah
runtuh.
4. Struktur yang diharapkan dapat menahan gaya angkat air (uplift) yang besar,
misalnya menara transmisi dan offshore platforms.
η. Abutment dan pier pada jembatan, digunakan fondasi tiang untuk menghindari
penurunan kapasitas daya dukung tanah yang mungkin terjadi pada fondasi dangkal
akibat adanya erosi tanah.
Daya dukung ultimit tiang dapat dihitung menggunakan persamaan berikutμ

Qult = Qp + Qs — Wp (II.γ.1)
Di manaμ
Qult = daya dukung ultimit tiang terhadap beban aksial
Qp = daya dukung ujung tiang (end bearing)
Qs = daya dukung geser selimut tiang (skin friction)
Wp = berat tiang (γbeton=β4 kσ/mγ)
Perhitungan daya dukung tiang tunggal dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan-persamaan daya dukung statis berdasarkan parameter kekuatan tanah yang
diperoleh baik melalui hasil tes lapangan, hasil tes laboratorium, maupun melalui
korelasi empiris.

1
II.3.1. Faktor Keamanan Pondasi Tiang
Faktor keamanan adalah angka pembagi dari nilai ultimate bearing capacity, yang
menunjukkan tingkat keamanan suatu desain pondasi. σilai faktor keamanan bervariasi,
yaitu diantara β sampai 4 (Bowles 1λλθ). Angka tersebut diberikan untuk mengantisipasi
adanya variasi lapisan tanah, kurang tepatnya data penyelidikan tanah, dan pengawasan
mutu pelaksanaan. Dengan membagi daya dukung ultimit terhadap angka faktor
keamanan, daya dukung izin diperoleh.
Q
Qall = ult (II.γ.β)
SF
Di manaμ
Qall = Kapasitas daya dukung
izin
Qu = Kapasitas ultimit tiang terhadap beban aksial
SF = Safety Factor (Faktor Keamanan)

II.3.2. Jenis Pondasi Tiang


Pondasi tiang dapat dibedakan menjadi beberapa kategori berdasarkan bahannya, yaitu
pondasi tiang baja, tiang beton, tiang kayu (timber), dan tiang komposit. εasing-masing
jenis tiang tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan, berikut ini adalah rangkuman
kelebihan dan kekurangan berbagai jenis tiang.
Tabel II.8 Jenis-jenis Pondasi Dalam (Braja ε. Das, β011)

Jenis Pondasi Panjang Beban


Kelebihan Kekurangan
Dalam (m) (kσ)
Tiang Baja 1η-θ0 γ00-1β00  Kapasitas tinggi  Relatif mahal
 εudah dipotong  εenimbulkan
dan disambung kebisingan saat
 Tahan tekanan pemancangan
besar saat  Korosif
dipancang
 Dapat menembus
lapisan tanah keras

1
Tiang beton 10-θ0 γη0-γη00  Tahan korosi  Jika akan dipotong,
precast (tiang  Kapasitas tinggi sulit menentukan titik
pancang)  Tahan tekanan potong yang tepat
besar saat  Biaya awal tinggi
dipancang
Tiang beton cast
in-situ (tiang
bor)μ η – 40 β00 – 800  Relatif murah  Sukar dilakukan
 Dengan  εudah disambung pemotongan setelah
casing concreting
 Casing tipis mudag
rusak saat
pemancangan

η - 40 γ00 - 700  Biaya relatif lebih  Void bias terjadi


murah
 Tanpa casing  Dapat diselesaikan  Sukar dilakukan
pada elevasi pemotongan setelah
berapapun concreting

Pondasi yang digunakan bangunan gedung tinggi hingga η0 tingkat diharuskan tiang bor
mengingat Indonesia sebagai negara dengan potensi gempa yang tinggi.

II.3.3. Tahanan Geser Selimut Tiang


Tahanan geser sellimut tiang dihitung dengan menggunakan persamaanμ

Qs = p Σ ∆L . ƒ (II.γ.γ)

Di manaμ
Qs = tahanan geser selimut tiang
P = keliling penampang tiang
Δδ = panjang tiang
f = skin friction

1
II.3.3.1. Skin Friction pada Tanah Kohesif
εetode yang biasa digunakan untuk menghitung besarnya skin friction pada tanah
kohesif adalah metode Alpha (α), metode Lamda (λ), metode Beta (β). Pada laporan
tugas akhir ini, yaitu metode yang digunkan adalah metode alpha.
Berdasarkan metode alpha, besarnya gaya gesek pada selimut tiang dihitung dengan
menggunakan persamaanμ
ƒ = α. cu (II.γ.4)

Di manaμ
f = skin friction
α = faktor adhesi empiris
cu = undrained shear strength
Alpha merupakan suatu nilai yang didapatkan melalui korelasi empirik yang
dihubungkan dengan besarnya nilai undrained shear strength. Untuk tiang bor, praktis
faktor adhesi (α) yang umunya digunakan adalah faktor adhesi menurut Kulhawy (1λ84)
dan Reese and Wright (1λ77). Faktor adhesi menurut Kulhawy ditampilkan dengan
grafik di bawah. Faktor adhesi menurut Reese and Wright untuk tiang bor adalah 0.ηη.

Gambar II.3 Faktor Adhesi (α) (Kulhawy, 1λ84)

1
II.3.3.2. Skin Friction pada Tanah Non-Kohesif
Tahanan friksi untuk tanah non-kohesif dapat diperhitungkan besarnya dengan
menggunakan nilai σ-SPT. Ada beberapa metode perhitungan tahanan geser selimut
tiang bor berdasarkan nilai σ-SPT. Persamaan yang digunakan dalam tugas akhir ini
adalah tahanan geser tanah pasir menurut Reese dan Wright (1λ77)

N ƒ (tsf) = (II.γ.η)
σ 34
N — 53
ηγ<σ≤100 ƒ (tsf) = + 1.6 (II.γ.θ)
450
1 tsf (ton/square feet) = λη.7θ kPa

II.3.4. Tahanan Ujung Tiang (End Bearing)


εenurut Terzaghi, daya dukung ujung tiang baik pancang maupun bor pada lapisan
tanah c-φ dapat dinyatakan sebagai berikutμ

Qp = Ap(c Nc∗ + q' Nq∗ + γ D Nγ∗) (II.γ.7)

Di manaμ
Qp = daya dukung ujung tiang
Ap = luas penampang ujung tiang
c = kohesi tanah
q’ = tekanan vertikal efektif tanah pada ujung tiang
y = berat volume tanah
D = diameter tiang
* *
σ *,
c σq , σy = faktor-faktor daya dukung pondasi yang telah memperhitungkan faktor

bentuk dan kedalaman


Karena diameter tiang (D) relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan panjang
tiang, maka faktor D N *γ dapat diabaikan, maka persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikutμ
Qp = Ap(c Nc∗ + q' Nq∗) (II.γ.8)

1
σilai parameter σc* dan σq* pada persamaan di atas dapat diperoleh berdasarkan
hubungannya dengan nilai ϕ (sudut geser tanah) pada grafik yang dapat dilihat pada
gambar berikut iniμ

Gambar II.4 Variasi σilai σc* dan σq* Berdasarkan σilai ϕ (εeyerhof, 1λ7θ)

II.3.4.1. Tahanan Ujung Tiang pada Tanah Kohesif


Tahanan ujung tiang pada tanah kohesif dapat ditentukan dengan pendekatan εeyerhof
(1λ7θ). Besarnya nilai tahanan ujung tiang pada tanah kohesif kondisi undrained
dihitung dengan mengasumsikan nilai ϕ = 0. Pada grafik Gambar II.4, σilai σc* = λ dan
σq* = 0 untuk nilai ϕ = 0, sehingga persamaan (II.γ.8) menjadiμ
Qp = Ap(c Nc∗ + q' Nq∗)
Qp = Ap(cu(9) + q'(0))
Qp = 9Apcu (II.γ.λ)
Di manaμ
Qp = daya dukung ujung tiang
Ap = luas penampang ujung tiang
cu = undrained shear strength

1
II.3.4.2. Tahanan Ujung Tiang pada Tanah Non-Kohesif
Untuk tanah non-kohesif atau tanah pasiran, tahanan ujung tiang dapat ditentukan
dengan menggunakan korelasi empiris tahanan ujung dengan nilai σ-SPT. Reese dan
Wright (1λ77) menyatakan bahwa tanah ujung tiang pada tanah pasir secara empirisμ

qp = 7N ≤ 400 ton⁄m2 (II.γ.10)

Di manaμ
qp = daya dukung ujung tiang per satuan luas

II.3.5. Daya Dukung Aksial Tarik (Uplift)


Pondasi tiang memiliki daya dukung tarik untuk menahan gaya aksial tarik yang terjadi
akibat momen atau gaya angkat ke atas (uplift). Kapasitas aksial tarik (Qul) berasal dari
tahanan friksi tanah dan berat dari tiang tersebut.

(II.γ.11)
Qul = Qfr + Wp = Qs = p Σ(∆L . ƒr ) + Wp

Di manaμ
Qul = kapasitas uplift ultimate
Qfr = total side resistance for uplift
Wp = berat tiang
fr = tahanan friksi terhadap uplift
p = keliling penampang tiang
Δδ = panjang tiang pada lapisan tanah

Kapasitas ultimit tarik perlu dibagi dengan nilai safety factor seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya untuk memperoleh kapasitas izin tarik dari tiang. σilai dari safety
factor yang digunakan berkisar diantara dua sampai dengan tiga, tergantung pada
kondisi beban uplift yang bekerja pada tiang.

Qal = (Qfr⁄SF) + Wp (II.γ.1β)

1
II.3.5.1. Tahanan Uplift pada Tanah Kohesif
σicola dan Randolph (1λλγ) menyatakan bahwa pada tanah kohesif berbutir halus yang
diasumsikan pembebanannya pada kondisi undrained, memiliki tahanan friksi gaya
tekan maupun gaya tarik (uplift) yang sama besarμ
ƒr = αcu (II.γ.1γ)
Di manaμ
fr = tahanan friksi terhadap uplift
cu = undrained shear strength
α = faktor adhesi tanah terhadap tiang bor seperti subbab II.γ.γ.1

II.3.5.2. Tahanan Uplift pada Tanah Non-Kohesif


Untuk tanah non-kohesif atau tanah pasiran, σicola dan Randolph (1λλγ) menyatakan
besarnya tahanan friksi uplift untuk tanah pasir atau non-kohesif dapat diambil 70%
besarnya tahanan selimut aksial tekan
ƒr = 0.7ƒs (II.γ.14)
Di manaμ
fr = tahanan friksi terhadap uplift
fs = tahanan geser pada tanah pasir kondisi aksial tekan

1
II.3.6. Daya Dukung Lateral Tiang Tunggal
Analisis non linier yang banyak digunakan untuk menghitung kapasitas lateral tiang
adalah metode transfer beban menggunakan kurva p-y. εelalui metode ini, kekuatan
tanah terhadap gaya lateral dimodelkan sebagai satu seri pegas non linier.

Gambar II.5 Pemodelan Tanah dengan Kurva p-y dalam Program δPIδE

εetode transfer beban pada pembebanan lateral didasarkan pada persamaan balok-
kolom. Persamaan ini berupa persamaan diferensial yang diperoleh dari diskritisasi tiang
menjadi elemen-elemen kecil. Berdasarkan prinsip kesetimbangan gaya, maka diperoleh
persamaan sebagai berikutμ

V — p dx — (V + dV) + v dx = 0 (II.γ.1η)
Di manaμ
V = gaya geser
v = gaya geser terdistribusi
p = gaya pegas terdistribusi = Esy

dv
= q—p
dx

β
Resultan momen terhadap titik n menghasilkanμ
dx dy
M + vdx — (V + dV)dx — (M + dM) — Pdx dx = 0 (II.γ.1θ)
2 dx
Dengan mengabaikan turunan kedua diperoleh
dy dM (II.γ.17)
V=P —
dx dx
Di manaμ
ε = momen
P = gaya aksial

Persamaan momen dan kurvatur dengan mengabaikan deformasi aksial dan lateral
adalahμ
d2y
(II.γ.18)
EI 2
= —M
dx
Dengan menurunkan persamaan II.γ.17 sebelumnya diperoleh hasil sebagai berikutμ
d2M
d dy (II.γ.1λ)
= Es y — v + (P )
dx2 dx dx
Substitusi kembali ke persamaan II.γ.18 sebelumnya,
d4y d2y
(II.γ.β0)
EI — P 2 — Es y + v = 0
dx4 d
Tiang yang dibagi menjadi sejumlah n elemen diskrit dengan panjang h. Persamaan
tersebut diselesaikan dengan pendekatan finite difference dengan turunan kedua dari y
adalahμ

2 yi+1 — 2yi + yi–1


( d y2 )i = (II.γ.β1)
dx
h2

yi+1 — 2yi + yi–1


Mi = Eli (II.γ.ββ)
h2
εaka persamaan yang ada menjadiμ
Mi+1 — 2Mi + Mi–1
d2y (II.γ.βγ)
= Esy — v + P
dx2
h

β
Substitusikan ketiga persamaan sebelumnya akan diperoleh persamaan finite difference
untuk balok-kolom sebagai berikutμ
aiyi–2 + biyi–1 + ciyi + diyi+1 + eiyi+2 = ƒi (II.γ.β4)
Dengan -1 ≤ i ≤ n+1 dan,
ai = Eli–1
bi = —2Eli — 2Eli–1 + Ph2
ci = Eli+1 + 4Eli + Eli–1 — 2Pth2 + Esh4
di = —2Eli+1 — 2Eli + Ph2i
ei = Eli+1
ƒi = qh4

Dengan mengasumsikan yi-1 dan yi adalah defleksi lateral di dua titik berdekatan, makaμ
yi–1 = Ai–1 + Bi–1yi + Ci–1yi+1 (II.γ.βη)
Persamaan dari defleksi diperoleh sebagai berikutμ
yi–1 = Ai + Biyi+1 + Ciyi+2 (II.γ.βθ)
Di manaμ

Ai = Di(Ai–1Ei + aiAi–2 — ƒi)


Bi = Di(Ci–1Ei + di)
Ci = Diei
1
Di =
bi–1Ei + aiCi–2 + ci
Ei = aiBi–2 + bi
Persamaan diatas digunakan untuk menghitung defleksi yang terjadi di sepanjang tiang,
dari titik i-1 hingga n+1, dan diasumsikan defleksi n+β dan n+γ sama dengan nol.

Analisis dalam grup memerlukan reaksi kepala tiang pada pembebanan lateral. Defleksi
lateral di kepala tiang sama dengan defleksi pile cap. Akan tetapi nilai slope tidak selalu
sama dengan rotasi pile cap. σilai ini didasarkan pada bagaimana sambungan di kepala
tiang dengan pile cap. Dalam program GRτUP dan δPIδE, terdapat tiga macam pilihan

β
sambungan kepala tiang yaitu pinned head, fixed head, dan elastically restrained. Untuk
ketiga macam sambungan tersebut berlaku kondisi batas seperti dijelaskan di bawah iniμ
1. Pinned Head
y1 — 2yo + y–1 = 0 dan y0 =
ytop β. Fixed Head
y1 — 2yO + y–1 = α dengan α = rotasi kepala tiang dan y0 =
ytop γ. Elastically Restrained
Mtop
(EI — Ch )y — 2EI h2y + (EI + Ch )y + cαh2 dengan C = dan y0 = ytop
O 2 1 O O 2 –1 θ
O

Setelah defleksi lateral tiang dihitung di setiap titik di elemen tiang terdiskritasi, slope,
distribusi momen, dan lateral serta reaksi tanah di tiap titik sepanjang tiang diperoleh
dari persamaan-persamaan di bawah iniμ
yi+1 — yi–1
S= 2h (II.γ.β7)
i

yi+1 — 2yi + yi–1


Mi = Eli (II.γ.β8)
h2

Mi+1 — Mi–1
V = Pt S (II.γ.βλ)
i i
2h

q = E y + Pt yi+1 — 2yi + yi–1 Mi+1 — 2Mi + Mi– (II.γ.γ0)


1
i si i
h2 h2

pi = Esiyi (II.γ.γ1)
Reaksi lateral di kepala tiang sama dengan total reaksi tanah sepanjang tiangμ
n
qOh = Σ Esiyi (II.γ.γβ)
i=O

Reaksi tiang dengan tanah digambarkan dengan kurva p-y. Kurva ini digunakan untuk
menentukan parameter Es yang terapat dalam solusi finite difference di atas. Dalam
penelitiannya, Reese (1λ84) memaparkan berbagai prosedur untuk membuat kurva p-y
berdasarkan berbagai percobaan menggunakan sejumlah tiang dalam menahan gaya
β
lateral. Di samping itu, penelitiannya juga didasarkan pada perilaku tanah dalam
menerima tegangan.
Faktor yang sangat mempengaruhi bentuk kurva p-y adalah properties dari tanah.
Disamping itu faktor kedalaman, hubungan tegangan regangan tanah, lebar tiang, lokasi
air tanah, dan kondisi pembebanan (statis atau siklik) juga berpengaruh. Prosedur untuk
membuat kurva p-y dalam berbagai kondisi telah disediakan di δPIδE.
Hasil analisi dengan menggunakan program δPIδE menggambarkan perilaku tiang
tunggal dalam menghadapii gaya lateral. τutput dari hasil analisis pada program δPIδE
berupa kurva p-y desain di tiap lapisan tanah serta kurva defleksi tiang, rotasi, momen,
dan shear, sebagai fungsi kedalaman tanah.

II.4. Daya Dukung Pondasi Kelompok Tiang


Besarnya gaya yang bekerja pada struktur, sedikitnya jumlah lapisan tanah kuat dan
terbatasnya kedalaman dan kemampuan dari pelaksanaan pondasi menyebabkan
terkadang jumlah pondasi tiang untuk satu node-restraint gedung dapat berupa
gabungan dari beberapa tiang atau kelompok tiang. Konfigurasi pengaturan grup tiang
dalam satu kepala tiang berbeda-beda tergantung pada banyaknya tiang yang digunakan
dalam satu grup. Tiang-tiang tersebut disatukan oleh sebuah pile cap umumnya akan
berinteraksi langsung dengan tanah maupun terletak pada ketinggian tertentu di atas
permukaan tanah (freestanding pile) seperti pada bangunan lepas pantai dan pada pier
jembatan di tengah sungai. Kelompok tiang dibutuhkan karena tiang tunggal tidak
memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menahan beban. Selain itu, beban yang
bekerja pada pondasi tiang terkadang tidak konsentris memiliki eksentrisitas yang
mengakibatkan terjadinya momen tambahan yang tidak dapat ditahan oleh tiang tunggal.
Dalam desain pondasi grup tiang, hal penting yang perlu diperhatikan adalah efisiensi
grup tiang yang mereduksi daya dukung pondasi grup tiang dan penurunan (settlement)
yang terjadi akibat grup tiang.

β
Gambar II.6 Contoh Pile Cap pada Pondasi Grup Tiang (Braja ε. Das, β011)

Untuk penggunaan praktis, jarak antar tiang dalam grup minimum adalah β.η kali
diameter tiang, tetapi secara umum jarak ini dibuat antara tiga sampai delapan kali
diameter tiang. Untuk perhitungan friction pile, digunakan jarak minimum sebesar tiga
kali diameter tiang, sedangkan pada end bearing pile, jarak minimum antar tiang sebesar
β.η kali diameter tiang.

II.4.1. Efisiensi Grup Tiang


Efek overlapping tegangan pada tanah menyebabkan berkurangnya kapasitas tiang
tunggal, sehingga kapasitas total kelompok tiang tidak akan sebesar kapasitas tiang
tunggal (tanpa overlapping) dikalikan dengan jumlah tiang. Pengurangan ini dinyatakan
sebagai parameter efisiensi yang dipengaruhi beberapa faktor yaituμ
a. Prosedur konstruksi tiang
b. Tipe tanah
c. Interaksi tanah dan kepala tiang
d. Jumlah, panjang, diameter, konfigurasi, dan jarak
e. εekanisme transfer beban

β
τleh karena itu, daya dukung dari kelompok tiang adalah sebesar kapasitas tiang tunggal
dikalikan dengan jumlahnya dan dikalikan dengan faktor efisiensiμ

Qug = Qus × n × 5 (II.4.1)


Di manaμ
Qug = Daya dukung grup tiang
Qus = Daya dukung ultimit tiang tunggal
n = Jumlah tiang dalam grup
η = Efisiensi grup tiang (≤1)

Untuk menentukan besarnya efisiensi grup tiang (η), Ada beberapa rumus efisiensi
sebagai fungsi dari konfigurasi dan jarak antar tiangμ
 Converse-δabbare
(n1 — 1)n2 + (n2 — 1)n1
5 =1—[ ] tan–1 D/ (II.4.β)
90n1n2 d

 δos Angeles Group Action


D
5 =1— [n (n — 1) + n (n — 1) + √2(n — 1)
— 1)] (II.4.γ)
(n
1 2 2 1 1 2
πdn1n2
 Seiler-Keeney
36s(m + n — 2) 0.3
Eg = 1 — + (II.4.4)
(75s2 — 7)(n + m — 1) m+n

Terzaghi dan Peck (1λ48) juga merumuskan suatu batas kapasitas grup tiang yang
dihitung berdasarkan prinsip keruntuhan blok. Keruntuhan blok merupakan keruntuhan
tanah dari kelompok tiang yang berbentuk seperti blok kelompok itu sendiri.

β
Persamaan yang dirumuskan oleh Terzaghi dan Peck, yaituμ
Blok persegi Pag = 2D(Bg + Lg)cu1 + BgLgcu2 Nc∗ (II.4.η)

atau

Pag = (Σ qs ∆L) P + qultA (II.4.θ)

dengan,
Pag = Tahanan aksial kelompok tiang pada keruntuhan blok
Bg = δebar kelompok tiang
δg = Panjang kelompok tiang
D = Kedalaman kelompok tiang
σc* = Faktor daya dukung pondasi berdasarkan kohesi
cu = undrained shear strength
qs = Tegangan geser sepanjang selimut blok pondasi grup
Δδ = Rentang kedalaman layer tanah
δ = Panjang pemasangan tiang
P = Keliling blok pondasi grup
qult = Tegangan ujung
A = δuas area blok pondasi

Gambar II.7 Keruntuhan Blok Grup Tiang (Terzaghi and Peck, 1λ48)

β
II.4.2. Efisiensi untuk Beban Lateral
Untuk beban lateral, besar faktor reduksi kekuatan tanah untuk tiang pada kelompok
tiang tergantung pada jarak antar tiang, arah gaya yang bekerja, dan kedudukan tiang
tersebut terhadap tiang-tiang lain di sekitarnya. τleh sebab itu, terdapat dua tipe faktor
reduksi, yaitu side by side reduction factor dan line by line reduction factor.

II.4.2.1. Side by Side Reduction Factor


Faktor reduksi ini berlaku untuk tiang-tiang yang berkedudukan tegak lurus terhadap
arah gaya seperti yang terlihat pada gambar di bawah iniμ

Gambar II.8 Ilustrasi Side by Side Reduction Factor


(Analysis and Design of Shallow and Deep Foundations, Reese et. al., β00θ)

Faktor reduksi ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikutμ


O.34
e = 0.64 (s) untuk 1 ≤ s/b ≤ γ.7η
s b

es = 1 untuk s ≥ γ.7η b
dengan,
es = Efisiensi side by side b = Diameter tiang
s = Jarak antar tiang P = Gaya yang bekerja

Gambar II.8 Reduction Factor Side by Side Piles (Reese and Wang, 1λλθ)

β
II.4.2.2. In Line Reduction Factor
Faktor reduksi ini berlaku untuk tiang-tiang yang berada pada satu garis lurus sejajar
dengan arah gaya seperti pada gambar di bawah iniμ

Gambar II.9 Ilustrasi In Line Reduction Factor


(Analysis and Design of Shallow and Deep Foundations, Reese et. al., β00θ)

a. Leading Pile
O.26
e = 0.7 (s) untuk 1 ≤ s/b ≤ 4.0
i b

ei = 1 untuk s ≥ 4.0 b

Gambar II.10 Reduction Factor Leading Piles (Reese and Wang, 1λλθ)

εaksud dari leading pile dan trailing pile adalah keadaan posisi dari tiang lain terhadap
tiang yang efisiensinya sedang diperhitungkan, dimana leading pile adalah tiang yang
lebih dekat ke gaya daripada (di depan) tiang tinjauan, dan trailing pile adalah tiang
yang lebih jauh dari gaya daripada (di belakang) tiang tinjauan.

β
b. Trailing Pile
O.38
e = 0.48 ( ) s
untuk 1 ≤ s/b ≤ 7.0
i b

ei = 1 untuk s ≥ 7.0 b
Denganμ
ei = Efisiensi in line b = Diameter tiang
s = Jarak antar tiang P = Gaya yang bekerja

Gambar II.11 Reduction Factor Trailing Piles (Reese and Wang, 1λλθ)

Untuk tiang-tiang yang tidak terletak dalam satu garis lurus (skewed-effect) terhadap
arah gaya maka faktor reduksinya dihitung sebagai berikutμ

Gambar II.12 Tiang yang Tidak Berada dalam Satu Garis


(Analysis and Design of Shallow and Deep Foundations, Reese et. al., β00θ)

γ
x
θ = tan–1 ( )
(II.4.7)
y

s
ei = ƒin line ( ) (II.4.8)
b

s
es = ƒside by side ( ) (II.4.λ)
b
O.5
β = (e2 sin2 θ + e2 cos2 θ) (II.4.10)
s s i

Gambar di bawah digunakan sebagai contoh pengaplikasian efisiensi tiang


terhadap beban lateral

Gambar II.13 Contoh Aplikasi Efisiensi δateral pada Kelompok Tiang

Ambil saja tiang 4 sebagai tinjauan, maka efisiensi lateral dari tiang 4 adalahμ
e4 = e34(side by side) × e64(lead in line) × e24(trail in line)
× e54(skew eƒƒect lead) × e14(skew eƒƒect trail)

γ
II.5. Pile Cap
Pile cap berfungsi untuk mengikat semua tiang dan menyalurkan gaya aksial, lateral,
dan momen kepada setiap pile dalam kelompok tiang. Untuk desain pile cap
konvensional, berlaku aturan sebagai berikutμ
1. Setiap pile menahan beban yang sama dari beban konsentris yang diterima pile cap.
Atau dengan persamaanμ
Q
P= (II.η.1)
p n
Dengan total beban kelompok tiang sebesar Q, berarti tiap pondasi menerima beban
masing-masing sebesar Pp.
β. Untuk pile cap yang menerima kombinasi beban berupa beban aksial dan juga
momen, berlaku
Q Myx (II.η.β)
M y
P x= ± ±
p
n ∑ x2 ∑ y2
Di manaμ
εx, εy = εomen terhadap sumbu x dan y
x, y = Jarak dari sumbu x dan y terhadap masing-masing pile
σilai Pp dari kedua aturan di atas akan mendekati kondisi sebenarnya jika kriteria
berikut ini terpenuhiμ
a. Pile cap memiliki kontak dengan tanah atau dibangun di atas permukaan tanah.
b. Semua tiang dalam grup adalah tiang vertikal, tanpa ada battered piles.
c. Beban bekerja di titik berat kelompok tiang
d. Konfigurasi tiang dalam grup adalah simetris dan pile cap adalah beton rigid
dengan ketebalan 1.8 sampai dengan 4 meter.

γ
II.6. Settlement pada Tiang Tunggal dan Grup Tiang
Dalam perhitungan settlement tiang pondasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaituμ
a. Settlement untuk bangunan yang sensitif menjadi hal yang sangat penting.
b. σilai settlement dapat menjadi besar apabila yang digunakan adalah tiang bor dengan
diameter besar dan memiliki kontribusi tahanan ujung yang besar.
c. Keberadaan lapisan tanah kompresibel di bawah ujung tiang mengakibatkan
settlement akibat konsolidasi.
d. Efek downdrag perlu diperhatikan.

II.6.1. Settlement Tiang Tunggal


Total Settlement tiang tunggal akibat gaya aksial (Vesic, 1λ77) dijelaskan dalam
persamaanμ
Se = Se(1) + Se(2) + Se(3) (II.θ.1)

dengan,
Se(1) = settlement elastis tiang
Se(β) = settlement tiang akibat gaya yang timbul di ujung tiang
Se(γ) = settlement tiang akibat gaya geser yang timbul di selimut tiang
(SourceμBraja ε. Das, β010, “Principle of Foundation Engineering”, Cengage δearning)

Persamaan dari masing-masing jenis settlement tersebut adalah sebagai berikutμ

Se(1) = (Qwp A
+ sQws)L (II.θ.β)
pE p

Di manaμ
Qwp = Gaya yang bekerja di ujung tiang
Qws = Gaya yang bekerja di selimut tiang Ap = δuas penampang tiang
Ep = εodulus elastisitas tiang δ = Panjang Tiang
σilai ε bergantung pada bentuk distribusi tahanan geser unit sepanjang tiang pondasi.
σilai ε = 0.η untuk distribusi parabolic dan uniform, dan ε = 0.θ7 untuk distribusi
segitiga (membesar sebanding kedalaman tiang).

γ
qwpD
S = (1 — μ2)l
(II.θ.γ)
e(2) s wp
Es
Di manaμ
D = diameter tiang qwp = unit tahanan ujung tiang
Es = modulus elastisitas tanah µs = poisson ratio tanah
lwp = faktor pengaruh ≈ 0.8η

Referensi untuk nilai poisson ratio dapat dilihat pada tabel berikutμ
Tabel II.9 Parameter Elastis Berbagai Jenis Tanah
(Principles of Foundation Engineering, Braja ε. Das, β004)

εodulus Elastisitas
Tipe Tanah Poisson Ratio
(εσ/mβ)
Pasir Halus 10.η0 – β4.00 0.β0 – 0.40
Pasir Sedang 17.βη – β7.θ0 0.βη – 0.40
Pasir Padat γ4.η0 – ηη.β0 0.γ0 – 0.4η
Pasir Kelanauan 10.γη – 17.βη 0.β0 – 0.40
Pasir dan Kerikil θλ.00 – 17β.η0 0.1η – 0.γη
δempung δunak 4.1 – β0.7
δempung Sedang β0.7 – 41.4 0.β0 – 0.η0
δempung Keras 41.4 – λθ.θ

Qws D
S = (1 — μ2)l
(II.θ.4)
e(3) s ws
pL Es
Di manaμ
p = keliling tiang
δ = panjang tiang

lws = Faktor pengaruh = 2 + 0.35√L (Vesic,1λ77)


D

γ
II.6.2. Elastic Method (Poulos, Mattes & Davis)
εetode ini menghitung settlement pada pondasi tiang tunggal dan grup tiang sebagai
jumlah dari settlement tanah sekitar tiang pondasi dan tanah di bawah tiang dengan
asumsi deformasi elastic linear. εodulus Young drained (Es) didasarkan pada korelasi
dengan undrained shear strength (cu) dari grafik di bawah iniμ

Gambar II.14 Es vs cu
(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

Faktor kekakuan tiang pondasi (K) merupakan fungsi dari modulus elastisitas tiang (Ep),
rasio luas ujung dan penampang tiang (R A) dan modulus elastisitas dari tanah sekitar
tiang (Es)μ
EpRÆ
K= (II.θ.η)
Es
Besarnya settlement yang terjadi pada tiang tunggal yang dihitung dengan persamaan
berikutμ

PI (II.θ.θ)
ρ1 = Esd
Dengan Iμ -Floating Pile μ I = Io × Rk × Rh × Rv (II.θ.7)
-End Bearug Pile μ I = Io × Rk × Rb × Rv (II.θ.8)
P merupakan beban pada tiang dan d adalah diameter dari tiang.

γ
Gambar II.15 Faktor Koreksi untuk Kompresibilitas Pile (RK) terhadap Kekakuan Pile (K)
(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

Gambar II.16 Faktor Koreksi untuk Poisson Ratio Tanah (Rv)


(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

γ
Gambar II.17 Faktor Koreksi untuk Kekakuan δapisan Bearing (Rb)
(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

Gambar II.18 Faktor Koreksi untuk Kedalaman δapisan Dasar Rigid (Rh)
(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

γ
Gambar II.19 Settlement Influence Factor untuk Incompressible Pile (Poisson Ratio, vs = 0.η)
(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

Pada tanah berlapis yang memiliki nilai Es tidak jauh berbeda, Es dapat didekati denganμ
n
1
Eav = ( ) Σ Ei . (II.θ.λ)
Lhi
j=1

Dengan h adalah tebal tiap lapisan tanah, dan δ adalah tebal keseluruhan lapisan
tinjauan atau panjang tiang.
Sedangkan settlement lapisan di bawah tiangμ
P I m–1 I — I
ρ = ρO + [j m
+ Σ( j+1
)] (II.θ.10)
L Esm Esj
j=2

γ
Dengan ρ0 adalah settlement dari lapisan tanah sekeliling/sekitar tiang dan Es modulus
elastisitas tiap lapisan tanah di bawah tiang dan I adalah Influence Factor beban
terhadap kedalaman.

(1 + vs)
(1 — 2(1 — vs)2 2 Ç
vs)
Ip = [ + +
] (II.θ.11)
2π(1 — vs) (Ç — 2) (Ç + 2) (Ç + 2)
3
3 ( ) 3
3
Dengan ζ = H/δ 3

Penurunan tiang kelompok dipengaruhi oleh faktor interaksi (α) antara satu tiang dengan
yang lain. Settlement dari satu tiang akan dipengaruhi oleh settlement tiang lainnya.
n

ρk = ρ1 Pk + ρk Σ(Pj . αkj)
j=1
(II.θ.1β)
j*k

ρ1 pada persamaan di atas merupakan unit settlement rata-rata tiang per gaya
α = αO.5 Nv (II.θ.1γ)
Faktor interaksi pada floating pile
αO.5 = αF Nh (II.θ.14)
Dengan αF adalah interaction factor for semi infinite mass, α0.η adalah interaction factor
dengan poisson ratio tanah 0.η, σh correction factor to interaction factor, for effect of
finite layer depth, dan σv adalah faktor koreksi terhadap Poisson ratio tanah

Gambar II.20 Faktor Interaksi αF untuk δ/d=η0


(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

γ
Gambar II.21 σh Faktor Koreksi dari Faktor Interaksi sebagai efek dari finite layer depth
(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

Gambar II.22 σv Faktor Koreksi dari Faktor Interaksi terhadap Poisson Ratio
(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

Faktor interaksi pile pada rigid base mengikutkan fakor interaksi pada rigid base αE dan
faktor reduksi interaksi FE.
αO.5 = αF — FE(αF — αE) (II.θ.1η)

4
Gambar II.23 Faktor Interaksi αE untuk δ/d=η0
(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

Gambar II.24 Faktor Reduksi Interaksi FE untuk δ/d=η0


(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

4
Deformasi elastik (elastic shortening) dari pile menambah penurunan pangkal tiang (pile
head). Deformasi ini diperhitungkan denganμ
PL
ρ =M × (II.θ.1θ)
e R
Ep Ap

Denganμ
Settlement of Pile
M R = Elastic Shortening of Pile μ Movement Ratio Pμ Gaya Aksial pada Pile
δμ Panjang Tiang Apμ δuas Penampang Pile

Gambar II.25 Movement Ratio (εR) dari Pile dengan Tanah Dasar Rigid
(Pile Foundation Analysis and Design, Poulos and Davis, 1λ80)

4
II.6.3. Consolidation Settlement Metode Raft Equivalent
εetode Raft Equivalent menyederhanakan sebaran tegangan group pile sebagai pondasi
raft dengan dimensi δ x B, sehingga beban yang bekerja pada area pondasi didistribusi
pada kedalaman yang ditinjau sesuai ilustrasi di bawah.

Gambar II.26 Distribusi Tegangan pada Pondasi Grup Tiang (Tomlinson,β001)

Gaya yang dibebankan kepada pondasi akan didistribusikan dengan perbandingan


horizontal terhadap vertikal sebesar satu berbanding empat (1Hμ4V) sepanjang dua per
tiga dari panjang efektif tiang. Setelah itu gaya yang ada akan didistribusikan sebesar
antara perbandingan satu berbanding empat (1Hμ4V) sampai dengan satu berbanding
dua (1HμβV), bergantung kepada kondisi tanah. Penurunan yang terjadi akibat adanya
pertambahan gaya tersebut dihitung dengan menggunakan persamaanμ
Stotal = Skonsolidasi 1D × μdepth × μskempton–bjerrum (II.θ.17)

Settlement konsolidasi 1 dimensi diperhitungkan dengan rumus/persamaan berikutμ


 Untuk Tanah δempung σC,
CcHc σ' + ∆σ
Sc = ′ (II.θ.18)
1 + eo log o
o
σ
 Untuk Tanah δempung τC dengan σ' + ∆σ′ ≤ σ',
o c
'
CrHc σ + ∆σ
Sc = o ′ (II.θ.1λ)
1 + eo log
o
σ
4
 Untuk Tanah δempung τC dengan σ' < σ' < σ' + ∆σ′,
CrHc σo' Cc H o
σ' + ∆σ′
Sc = c c c o (II.θ.β0)
log ' + log '
1 + eo σo 1 + eo σc

Hasil dari konsolidasi satu dimensi yang telah didapatkan, kemudian dikoreksi dengan
faktor kedalaman (µd). Berikut ini adalah nilai dari faktor kedalamanμ

Gambar II.27 Depth Factor (After Fox, 1λ48)

Dengan δ dan B adalah panjang dan lebar kelompok tiang, dan D adalah kedalaman dari
raft dari muka tanah.

4
Kemudian hasil dari konsolidasi yang telah dikoreksi dengan faktor kedalaman harus
dikoreksi lagi dengan faktor geologi untuk mendekati keadaan sesungguhnya. Skempton
dan Bjerrum mengkorelasikan nilai dari faktor geologi dengan koefisien tegangan air
pori dan juga dimensi dari area yang dibebani. Berikut nilai dari faktor geologiμ
Tabel II.10 Faktor Geologi µg (Skempton-Bjerrum, 1λη7)

Type of Clay µg value


Very sensitive clay (soft alluvial, estuarine, dan marine clay)
1.0-1.β
σormally-consolidated clays
0.7-1.0
τver-consolidated clays (δondon Clay, Weald, Kimmeridge, τxford, and δias
0.η-0.7
Clays)
0.β-0.η
Heavily over-consolidated clays

II.7. Load Transfer Method


Program GRτUP dari EσSτFT AδδPIδE dari CivilTech menggunakan prinsip load-
transfer dalam menyelesaikan permasalahan matematis gaya aksial dan deformasi
aksial. Pada pile yang dibebani secara aksial, metode penyelesaian menggunakan
modulus dari kurva t-z dan q-z sebagai pegas model. Dalam metode ini, tiang dibagi
menjadi beberapa segmen dan setiap segmen memiliki kurva hubungan antara friksi (t)
pada selimut tiang atau hubungan antara tahanan ujung (q) dengan settlement vertical
(z). Kurva t-z dan q-z dapat diperoleh dari pengujian langsung di lapangan dengan pile
loading test maupun menggunakan sejumlah kurva hasil penelitian.

Gambar II.28 Ilustrasi model yang digunakan pada load transfer analysis(FHWA-HRT-04-04γ,β00θ)

4
Tiang yang dibebani oleh gaya aksial sebesar P di bagian kepala tiangnya akan
mengalami deformasi aksial sebesar zt. Penurunan pada bagian ujung tiang adalah ztip,
dan penurunan pile pada kedalaman x adalah z.
Denganμ perpindahan z ke arah bawah bernilai positif dan gaya P tekan bernilai positif.
Pada elemen dx tiang, regangan dari elemen akibat gaya P dihitung dengan mengabaikan
turunan orde dua dPμ
dz P (II.7.1)
≡—
dx A
dz
atau P = —EA (II.7.β)
dx
Di manaμ
P = gaya aksial E = modulus elastisitas tiang
A = luas penampang tiang

Gambar II.29 εodel σumerik Tiang yang Dibebani Secara Aksial

4
Jika persamaan sebelumnya diturunkan terhadap x maka diperoleh persamaan sebagai
berikutμ
dz
dP d EA = —μzl (II.7.γ)
=—
dx dx dx
Di manaμ
µ = modulus dari unit tahanan/side friction (diperoleh dari kurva load-transfer)
l = keliling tiang

Gambar II.30 Load Transfer Curve untuk Side Resistance

Tahanan ujung tiang merupakan hasil perkalian antara secant modulus (ϑ) dengan
penurunan di ujung tiang ztip.
Ptip = Pztip (II.7.4)

Gambar II.31 Load Transfer Curve untuk End Bearing

4
Persamaan II.7.γ merupakan persamaan differensial dasar yang harus diselesaikan.
Kondisi batas (boundary condition) dari ujung dan kepala tiang harus ditentukan.
Kondisi batas untuk ujung tiang adalah seperti persamaan II.7.4, sedangkan kondisi
batas kepala tiang dapat diambil sebagai gaya aksial maupun nilai penurunan tiang.
Persamaan II.7.η memberikan bentuk persamaan finite difference dari persamaan II.7.γ
untuk menyelesaikan permasalahan matematis penurunan tiang secara diskritμ
aizi+1 + bizi + cizi–1 = 0 (II.7.η)
dengan,
1 1
ai = EAi+1 + EAi — EAi–1
4 4
bi = —μlh — 2EAi
1 1
c=—
i 4 EA i+1 + EA i + EAi–1
4
Di mana h = dx = pertambahan panjang tiang.
Berdasarkan persamaan kurva q-z, bentuk persamaan Pi = Pzi menjadi
2hP
z + z —z
=0 (II.7.θ)
i+1 i i–1
E
Berikut ilustrasi matriks persamaan t-z (II.7.θ) dan q-z (II.7.8) dari pendiskritan tiangμ

Gambar II.32 εatriks Persamaan t-z untuk Pembuatan Load-Settlement Curve

4
Penyelesaian permasalahan matematis ini memerlukanμ
 β kondisi batas, yakni gaya aksial dan penurunan tiang dibutuhkan.
 Pembuatan kurva hubungan gaya aksial P terhadap penurunan tiang z top atau load-
settlement curve.
 εemulai proses iterasi dari matriks permasalahan matematis II.7.η dan II.7.θ
dengan nilai zbottom kecil.
 εenggunakan persamaan q-z dari Pbottom untuk kondisi ujung tiang. Kemudian
menggunakan persamaan t-z yang sesuai, dan menyelesaikan persamaan dari
elemen bawah ke atas untuk memperoleh Ptop.
 Iterasi dilakukan hingga tidak ada perubahan Ptop dengan menaikan nilai zbottom.
 Gunakan persamaan II.7.β untuk memperoleh Ptop setelah semua nilai deformasi (z)
dari tanah diperoleh. Pada puncak atau kepala tiang besarnya nilai gaya yang
bekerja adalah seperti berikutμ

Ptop ztop+1 — ztop—1


= EA (II.7.8)
2h
 Besarnya gaya aksial yang bekerja pada tiang merupakan gaya aksial yang bekerja
pada segmen teratas tiang.

Gambar II.33 Contoh Load-Settlement Curve

4
II.8. Tekanan Tanah Lateral
Untuk merancang struktur dinding penahan tanah seperti diaphragm wall, cantilever
wall yang umumnya digunakan dalam perencanaan basement, besar tekanan lateral yang
terjadi antara struktur penahan tanah dengan tanah yang ditopangnya merupakan dasar
dalam perhitungan. Berdasarkan pergerakkan dinding penahan tanah terhadap tanah
yang ditopangnya, tekanan tanah lateral dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaituμ
a. Tekanan tanah kondisi diam/at-rest
Kondisi ini terjadi ketika dinding penahan tanah dalam keadaan diam, tidak bergerak
baik ke kanan ataupun ke kiri dari posisi semula (dalam keadaan statik) sehingga
massa tanah akan berada dalam keadaan static equilibrium.
b. Tekanan tanah aktif
Kondisi ini terjadi ketika dinding penahan tanah bergerak menjauhi tanah yang
ditahannya/ tanah memberikan gaya lateral yang mendorong dinding tersebut. εassa
tanah akan berada pada kondisi plastic equilibrium.
c. Tekanan tanah pasif
Kondisi ini terjadi ketika dinding penahan tanah tanah bergerak menuju tanah yang
ditahannya/ dinding seolah-olah menekan massa tanah yag ditahannya. εassa tanah
juga akan berada pada kondisi plastic equilibrium.

η
Agar gaya tekanan lateral aktif atau pasif bekerja pada suatu dinding penahan tanah,
diperlukan deformasi lateral tertentu yang terjadi pada dinding. Hubungan deformasi
lateral beserta nilai minimum yang diperlukan agar tekanan tanah lateral dapat terjadi,
dapat dilihat pada tabel berikut iniμ
Tabel II.11 σilai Δδa/H dan Δδp/H untuk Berbagai Jenis Tanah

Soil Type Δδa/H Δδp/H


δoose Sand 0.001-0.00β 0.01
Dense Sand 0.000η-0.001 0.00η
Soft Clay 0.0β 0.04
Stiff Clay 0.01 0.0β
dengan,
Δδa = Deformasi lateral akibat tekanan tanah aktif
Δδp = Deformasi lateral akibat tekanan tanah pasif
H = Tinggi dinding penahan tanah

Untuk analisis tekanan tanah lateral, semua perhitungan harus menggunakan konsep
tegangan efektif karena perlu diketahui tekanan yang terjadi yang berasal dari tanah itu
sendiri. Konsep tekanan tanah lateral yang umum digunakan adalah teori Rankine,
Coulomb, εononobe-τkabe (ετ). Pada tugas akhir ini, akan digunakan teori Rankine
untuk tekanan tanah lateral kondisi statik.

η
II.8.1. Tekanan Tanah Lateral Teori Rankine
Teori Rankine dalam analisis tekanan tanah lateral, dilakukan dengan asumsi-asumsi
sebagai berikutμ
1. Tanah dalam kedudukan keseimbangan plastis (plastic equilibrium) yang berarti
setiap elemen tanah dalam kondisi tepat akan runtuh.
β. Tidak ada adhesi atau friksi yang terjadi antara dinding dengan tanah (dianggap
sangat kecil sehingga diabaikan).
γ. Tekanan lateral terbatas hanya untuk dinding vertikal dengan sudut λ0o.
4. Kelongsoran pada tanah terjadi sebagai akibat dari pergeseran tanah yang ditentukan
oleh sudut geser tanah (φ’).
η. Tekanan lateral akan bervariasi dengan hubungan linier tehadap kedalaman dan
resultan dari tekanan yang berada pada sepertiga tinggi dinding, diukur dari dasar
dinding.
θ. Resultan gaya bersifat parallel terhadap permukaan urugan.
7. Teori Rankine berlaku untuk tekanan lateral aktif dan pasif, sehingga untuk tekanan
lateral at-rest teori yang berlaku bukanlah teori Rankine.

η
II.8.1.1. Tekanan Tanah Lateral Kondisi At-Rest

Gambar II.34 Tekanan Tanah δateral Kondisi At-Rest (Braja ε. Das, β011)

Pada gambar di atas, dinding penahan tanah berada dalam kondisi static/diam. Pada
kondisi ini, tekanan tanah lateral akan sama denganμ
σ' = Ko × σ' (II.8.1)
h v

dengan,
σ’h = tekanan tanah lateral
σ’v = tekanan tanah vertikal = y’ ×
H Ko = koefisien tekanan tanah at-rest

Koefisien tekanan tanah at-rest pada tanah pasir bergranular (Jaky, 1λ44) adalahμ
Ko = 1 — sin ф′ (II.8.β)
ϕ’ = sudut geser tanah dalam kondisi darined
Sedangkan untuk tanah lempung yang overly consolidated, menurut εayne
dan Kulhawy (1λ8β), koefisien tekanan tanah at-rest adalahμ
K = (1 — sin ф′)(OCR)sin фF (II.8.γ)
o
preconsolidation pressure,σFc
Di manaμ OCR = overconsolidation ratio = F
present effective overburden pressure,σo

εaka, total gaya lateral per satuan panjang, Po yang bekerja pada dinding akan sama
dengan luas dari diagram tegangan tersebut, yaituμ
1
2 (II.8.4)
Po =
KoγH2

η
Kondisi di atas berlaku pada tanah yang berada di atas muka air tanah. Jika sebagian dari
massa tanah di bawah muka air tanah, maka air akan memberikan tekanan lateral pada
dinding, sehingga diagram tegangan akan berubah menjadiμ

Gambar II.35 Diagram Tegangan δateral Tanah At-Rest pada Submerged Soil (Braja ε. Das, β011)

Untuk nilai tekanan vertikal efektif, tekanan tanah lateral, tekanan air pori, dan gaya
lateral tanah akan mengikuti persamaan berikutμ
1 2
1
(K γ' + γ )H2 (II.8.η)

η
II.8.1.2. Tekanan Tanah Lateral Aktif

Gambar II.36 Tekanan δateral Tanah Kondisi Aktif (Braja ε. Das, β011)

Pada gambar di atas, dinding penahan tanah bergerak menjauhi tanah mengakibatkan
tegangan utama horizontal akan berkurang seiring pergerakkan dinding. Pada akhirnya
tanah akan runtuh menurut garis BC’ dan kondisi ini disebut dengan Tekanan Tanah
Aktif Rankine yang diwakili dengan σ’a. Tegangan-tegangan yang bekerja pada tanah
dapat diwakili dalam lingkaran εohr berikutμ

Gambar II.37 Diagram εohr Tekanan Tanah Aktif

Secara matematis, tekanan tanah lateral aktif dapat ditulis sebagai berikutμ
' 2
ф′ ф′

η
Untuk tanah pasir dengan nilai c’ = 0, nilai tekanan tanah aktif menjadiμ
ф′
σ' = γH tan2 (45 — ) (II.8.7)
a
2
Koefisien tekanan tanah aktif (Ka) yang merupakan perbandingan tekanan arah
horizontal dan vertikalμ

Ka = tan2 ф′
(45 — ) (II.8.8)
2
Distribusi tegangan yang terjadi pada dinding akibat tekanan lateral aktif dapat
digambarkan sebagai berikutμ

Gambar II.38 Distribusi Tekanan Tanah δateral Aktif (Braja ε. Das, β011)

σilai gaya lateral aktif akan merupakan luasan dari diagram distribusi tegangan oleh
tanah dan air(jika tanah terendam).

η
II.8.1.3. Tekanan Tanah Lateral Pasif

Gambar II.39 Tekanan δateral Tanah Kondisi Aktif (Braja ε. Das, β011)

Gambar sebelumnya menunjukkan dinding penahan tanah bergerak mendekati tanah


sehingga tegangan utama arah horizontal bertambah seiring dengan pergerakkan
dinding. Pada akhirnya, massa tanah akan runtuh sesuai dengan garis BC” dan kondisi
ini dinamakan tekanan tanah pasif Rankine yang diwakili dengan σ’ p. Tegangan-
tegangan yang bekerja pada tanah dapat digambarkan dalam lingkaran εohr berikutμ

Gambar II.40 Diagram εohr Tekanan Tanah Pasif (Braja ε. Das, β011)

Secara matematis, tekanan tanah lateral pasif dapat ditulis sebagai berikutμ
' 2
ф′ ф′

Untuk tanah pasir dengan nilai c’ = 0, nilai tekanan tanah pasif menjadiμ
ф′
σ' = γH tan2 (45 + ) (II.8.10)
p
2

η
Koefisien tekanan tanah pasif (Kp) yang merupakan perbandingan tekanan arah
horizontal dan vertical dapat ditulisμ

Kp = tan2 ф′
(45 + ) (II.8.11)
2
Serupa dengan tekanan lateral aktif, untuk mencari nilai gaya lateral pasif akan sama
dengan luasan dari distribusi tegangan tersebut. Jika ada tanah yang berada di bawah
muka air tanah, tekanan air pori yang memberikan tekanan tanah lateral tambahan pada
dinding harus ikut diperhitungkan.

II.9. Dinding Penahan Tanah


Pada sub-bab sebelumnya telah dijelaskan teori tekanan lateral tanah yang akan
digunakan dalam perancangan dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah sendiri
umumnya dibagi menjadi dua kategori utama yaitu dinding penahan tanah biasa dan
dinding penahan tanah alami dengan perkuatan mekanis. Dinding penahan tanah biasa
bias dibagi menjadi beberapa jenis seperti berikutμ
a. Gravity Retaining Wall
Jenis dinding penahan tanah ini biasanya dibuat dari beton (tanpa tulangan) atau dari
pasangan batu. Dinding penahan tanah jenis ini hanya mengandalkan berat
strukturnya sendiri dan berat tanah pada dinding agar tetap stabil. Gravity retaining
wall ini tidak ekonomis jika diperlukan dinding penahan tanah yang tinggi.
b. Cantilever Retaining Wall
Jenis dinding penahan tanah ini terbuat dari beton bertulang yang terdiri dari thin
stem dan base slab. Dinding penahan tanah ini akan ekonomis untuk keperluan
dinding dengan tinggi sekitar 8 meter.
c. Counterfort Retaining Wall
Pada prinsipnya, counterfort retaining wall serupa dengan cantilever retaining wall.
σamun, jenis dinding penahan tanah ini memiliki pelat beton tipis dalam arah vertikal
(counterfort) yang mengikat dinding dan base slab. Fungsi dari counterfort ini adalah
untuk mereduksi gaya geser dan bending momen.

η
d. Embedded Wall
εerupakan suatu jenis dinding penahan tanah yang mengandalkan tahanan pasif
tanah untuk mencapai kestabilannya. Biasanya dinding penahan tanah jenis ini akan
dibantu dengan penggunaan angkur sebagai penopang tambahan untuk dinding.
Dalam melakukan pendesainan dinding penahan tanah, ada dua fase yang harus
dilakukan. Fase pertama, mengetahui besarnya tekanan tanah lateral yang terjadi dan
kemudian dinding penahan tanah diperiksa terhadap guling, geser, dan juga amblasnya.
Fase kedua, dinding penahan tanah harus diperiksa terhadap kekuatan struktur dan
terhadap kecukupan steel reinforcement.

II.9.1. Diaphragm Wall


Diaphragm wall (D-wall) merupakan salah satu jenis dinding penahan tanah yang sering
digunakan untuk perkuatan galian basement, tunnel, peralatan dam, dsb. D-Wall umum
digunakan untuk galian yang cukup dalam sehingga struktur proteksi galian harus sangat
kaku, dan elevasi muka air tanah yang cukup tinggi di daerah tersebut. Keuntungan dari
penggunaan D-Wall adalah sebagai berikutμ
 Dapat dibuat dengan kedalaman yang fleksibel, dan bisa diterapkan untuk semua
jenis tanah (termasuk batu).
 εenyumbang kekuatan struktur yang cukup sehingga dapat mereduksi pergerakan
tanah atau deformasi selama proses penggalian.
 Dapat diaplikasikan bersamaan dengan perkuatan angkur ataupun sistem bracing di
dalam struktur.
 Instalasi dilakukan sebelum galian dimulai.
 εerupakan salah satu solusi yang cukup ekonomis dimana struktur proteksi galian ini
bisa diintegrasikan atau di desain kembali menjadi struktur penahan/struktur
basement itu sendiri.
 Tidak menimbulkan kegaduhan dan vibrasi yang signifikan dalam proses pelaksanaan
pekerjaannya.

η
Gambar II.41 εetode Konstruksi Diaphragm Wall

Pada tugas akhir ini, perhitungan tekanan tanah lateral, defleksi, maupun settlement yang
terjadi pada D-Wall akan menggunakan software PδAXIS βD.

II.9.2. Kriteria Angka Keamanan dan Deformasi Izin Dinding Penahan Tanah
Angka keamanan merupakan suatu penentuan bahwa bangunan yang dibangun kuat atau
tidak. Angka keamanan atau SF untuk pekerjaan galian berdasarkan pedoman
perencanaan geoteknik dan struktur bangunan di daerah provinsi DKI Jakarta adalah
sebagai berikut.
Tabel II.12 Kriteria Angka Keamanan Galian (Pedoman Perencanaan Geoteknik dan Struktur Bangunan
di Provinsi DKI Jakarta, Rapergub, β00λ)

Keandalan Parameter Tanah


Kondisi δingkungan dan Kurang Cukup
Resiko Galian Galian Galian Galian
Sementara Tetap Sementara Tetap
Tidak ada hunian atau
1.γ 1.η 1.βη 1.γ
bangunan di sekitar
Banyak bangunan di
1.η β 1.γ 1.η
sekitar

Desain galian bersifat sementara dengan keadaan setelah basement mulai dibangun setelah
pekerjaan pondasi selesai. Dengan asumsi keandalan parameter tanah cukup dan kondisi
bangunan yang berada di sekitar, maka nilai angka keamanan minimum yang digunakan
pada kasus ini adalah 1.γ. Selain syarat stabilitas gaya, dinding penahan tanah perlu

θ
didesain terhadap ketentuan deformasi. Ketentuan deformasi izin maksimum yang
diizinkan adalah sebagai berikut.
Tabel II.13 Deformasi Izin Dinding (BS 800β-Code of Practice for Earth Retaining Structures)

δokasi Gedung, Struktur, dan Bangunan Kritis


Batas Defleksi Dinding/
Zona 1 Zona β Zona γ (x⁄H > 2)
Zonasi
( x⁄ h < 1 ) (1 < x⁄H < 2) Ground Type A Ground Type B
Defleksi dinding maksimum
0.η0% 0.70% 0.70% 1.00%
yang diizinkan (ðw/H)

dengan,
x μ jarak struktur atau bangunan di sekitar dari sisi galian
(m) H μ kedalaman galian (m)
δw μ defleksi dinding penahan tanah (m)
Pada lokasi galian terdapat gedung di sekitarnya dengan jarak lebih besar dari β0 meter.
τleh karena kedalaman galian sekitar 1λ.η m, maka diambil syarat deformasi izin sebesar
0.7% dari kedalaman galian (zona β).

II.9.3. Ground Anchor


Ground anchor memanfaatkan tension stress tendon dan friksi tanah pada permukaan
grouted untuk menahan gaya lateral pada dinding. Ground anchor dikategorikan dalam
angkur permanen dan sementara. Desain angkur melibatkan properti tanah, material
angkur, grouting, dan detail konstruksi.
Keuntungan penggunaan angkur tanah adalahμ
 Galian dan konstruksi struktur bawah memiliki efisiensi tinggi karena memiliki
periode konstruksi yang pendek;
 Cocok untuk proyek galian dengan area yang lebar namun kedalaman yang dangkal.
Kekurangan dari penggunaan angkur yaituμ
 Tidak mudah diaplikasikan pada layer tanah yang buruk dalam arti memiliki
kekuatan yang rendah;
 Diperlukan metode khusus untuk instalasi angkur tanah pada tanah granular atau
pasir di 10 meter di bawah muka air tanah;

θ
 Hanya bisa dilakukan pada area konstruksi yang pada tanah sekelilingnya tidak ada
gangguan seperti pondasi bangunan lain atau akar tanaman dan sebagainya;
 Dapat mengakibatkan penurunan jika angkur tidak terpasang dengan baik.

II.9.3.1. Komponen Angkur


Angkur tanah pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu bagian bond atau terjepit
(fixed) dan bebas (free), serta kepala angkur itu sendiri. Bagian-bagian dari angkur
antara lainμ
 Anchor Headμ mentransferkan elemen prategang ke struktur ter-angkur(dinding).
 Bond Lengthμ panjang bagian dari angkur tanah yang memastikan transmisi gaya
elemen prategang ke tanah sekeliling untuk mencegah angkur tercabut.
 Free Lengthμ panjang bagian antara anchor head dan bond length di mana bagian ini
mengalami elongasi.
 Effective lengthμ panjang elemen prategang yang dapat berekstensi dan harus dapat
terpenuhi dalam perhitungan tegangan.

Gambar II.42 Bagian – Bagian Ground Anchor

Angkur juga dikategorikan dalam jenis yang tahan terhadap friksi (friction resistance type),
tahanan ujung (bearing resistance type), dan jenis komposit (friction-bearing resistance
type) yang bergantung pada karakteristik dari bearing bagian terjepit.

θ
Gambar II.43 Jenis Angkur berdasarkan Tahanan

II.9.3.2. Analisis Pembebanan Angkur


Pada metode analitik, gaya horizontal yang dihitung dari analisis gaya harus
ditransformasikan ke angkur karena pusat aksial dari angkur tidak sejajar dengan dengan
dinding penahan tanah.

Gambar II.44 Transformasi Gaya Horizontal Dinding ke Gaya Angkur

Tw = P⁄cosθ (II.λ.1)
Denganμ
Tw = beban desain angkur
P = gaya horizontal angkur
θ = sudut antara angkur dan pelat dinding

θ
II.9.3.3. Syarat Desain dan Pemasangan Angkur
Salah satu standar yang banyak digunakan untuk pemasangan angkur adalah British
Standard Institution (BSI) 1λ8λ. Subbab ini menjelaskan syarat-syarat pemasangan
angkur berdasarkan BSI 1λ8λ.
Spasi horizontal antar angkur (δs) tidak boleh lebih dari 4.η meter dan memiliki spasi
minimum 4db meter (4db ≤ δs ≤ 4.η) dengan db = diameter strand. Jarak horizontal antara
bagian terjepit dan struktur galian harus kurang dari γ meter. Kemudian, jarak antara
permukaan runtuh asumsi (assumed failure surface) harus η meter dari permukaan
tanah. Untuk menjaga stabilitas angkur dan dinding penahan tanah, bagian fixed harus
dipasang sejauh β meter dari assumed failure surface. Secara teoritis, angkur yang
dipasang searah dengan arah pembebanan dapat mencapai kapasitas maksimumnya.
Selain itu, untuk menjaga kualitas instalasi dan membebaskan pengeboran angkur dari
tanah sisa, pemasangan tidak boleh kurang dari 10° dan tidak lebih dari 4η° (10° ≤ θ ≤
4η°).

Gambar II.45 δokasi Perletakan Angkur (BSI, 1λ8λ)

δangkah-langkah desain dari bagian angkur adalah sebagai berikutμ


1. Desain Free Section
Desain free section dan fixed section sangat berbeda karena kedua bagian ini pun
memiliki material dan fungsi yang berbeda pula. Free section terkomposisi dari
tendon dan selubung plastik. Terdapat tiga tipe tendon yaitu batang baja, kawat baja,
dan strand (kabel). Yang paling umum digunakan adalah tendon 7-strand dengan

θ
ukuran pasaran 1γ mm, 1η mm, dan 18 mm serta memiliki tegangan tarik yang
bervariasi antara 1,η70,000 kσ/mβ hingga 1,7θη,000 kσ/mβ. Tegangan tarik izin
(Pw) dapat dihitung dengan persamaanμ
Pw = (II.λ.β)
P u ⁄F t
Denganμ
Ft = faktor keamanan desain untuk tendon;
Pu = tegangan tarik ultimate
Kemudian, jumlah tendon (n) juga dihitung dengan persamaanμ
n = T w ⁄P w (II.λ.γ)
Tabel II.14 Safety Factor Angkur Tunggal (CICHE, 1λ8λ)

Angka Keamanan
Tegangan
Klasifikasi Gaya Bond Force
Tarik
Angkur(Fa) Tendon(Fb)
Tendon(Ft)

Angkur sementara dengan periode


penggunaan < 6 bulan dan tidak
1.4 2 2
mempengaruhi keselamatan publik jika
runtuh*

Angkur sementara dengan periode


penggunaan < 2 tahun dan tidak
mempengaruhi keselamatan publik 1.6 2.5** 2.5**
walaupun memiliki pengaruh tertentu
jika runtuh tanpa peringatan*

Angkur permanen maupun sementara


yang sangat mempengaruhi
2 3*** 3**
keselamatan publik jika runtuh ataupun
berkarat*

(*) angkur sementara adalah angkur yang memiliki periode penggunaan < 2 tahun
(**) dengan tes pembuktian yang rampung, SF minimum dapat hanya mencapai 2
(***) jika terjadi tanah longsor, SF meningkat menjadi 4

θ
β. Desain Bond Section
Setelah mendesain free section, bagian grouted yang terjepit dilokasikan β meter
dari garis potential failure zone. Desain bagian terjepit meliputi desain gaya ikat
(bond force) antara tendon dan grouting, serta gaya angkur antara bagian terjepit
dengan tanah. Bond force harus cukup besar agar kekuatan desain angkur dapat
berfungsi sepenuhnya.
Setelah menghitung bond forces, gaya angkur ultimate (Tu) untuk memikul friksi
dihitung dengan persamaanμ
Tu = π × db × La × rult (II.λ.4)

Dengan
Tu = gaya friksi angkur ultimate;
db = diameter fixed section;
δa = panjang fixed section; dan
τult = rata-rata tahanan geser ultimate per unit area, dapat pula kuat friksi antara
tanah dengan fixed section.
Tabel II.15 Allowable Bond Forces untuk setiap Kuat Tekan Desain εortar Semen (Cang Yu τu, β00θ)

Kuat Tekan Desain Mortar Semen(kg/cm2)


Tipe Tendon
150 180 240 300 >400
Angkur Sementara
Steel Wire 8 10 12 13.5 15
Round Steel Bar 8 10 12 13.5 15
Steel Wire 8 10 12 13.5 15
Multiple Steel Strand 8 10 12 13.5 15
Angkur Permanen
Steel Wire 8 9 10
Round Steel Bar 8 9 10
Steel Wire 8 9 10
Multiple Steel Strand 8 9 10

θ
σilai τult fixed section memiliki perumusan yabg berbeda tergantung jenis tanahnya.
Berikut merupakan rumus untuk kedua jenis tanahμ

τult pasir
rult = σ′v × tan ð (II.λ.η)
Di manaμ
σ'v = tegangan overburden di bawah fixed section; dan
δ = sudut friksi antara fixed section dengan tanah.
Karena angkur pada tanah pasir biasanya memiliki teganan yang rendah, τult
ditentukan dengan tes laboratorium yang hasilnya adalah pada tabel berikut.
Tabel II.16 τult Kuat Friksi Ultimate Angkur (JSF, 1λλ0)

Jenis Tanah τult(kg/cm2)


Rock
Hard Rock 15 25
Soft Rock 10 15
Weather Rock 6 10
Mudstone 8 12
Gravel
N=10 1 2
N=20 1.7 2.5
N=30 2.5 3.5
N=40 3.5 4.5
N=50 4.5 7
Sand
N=10 1 1.4
N=20 1.8 2.2
N=30 2.3 2.7
N=40 2.9 3.5
N=50 3 4
Clay 1c

θ

τult lempung

rult = α × cu (II.λ.θ)
Di manaμ
cu = undrained shear strength; dan
α = faktor reduksi untuk tegangan geser niralir

Gambar II.46 Hubungan Adesi dan Tegangan Geser σiralir δempung (API) (Cang Yu τu, β00θ)

II.9.4. Analisis Keruntuhan


Keruntuhan galian dapat terjadi jika tegangan yang bekerja pada tanah (shear stress)
melebihi kekuatan yang ada pada tanah (shear strength). Untuk menghindari
kemungkinan keruntuhan galian tersebut, maka analisis overall shear failure, analisis
sand boiling dan analisis upheaval perlu dilakukan. Analisis overall shear failure
merupakan suatu kondisi dimana tegangan geser pada suatu titik pada tanah melebihi
atau sama dengan kuat geser tanah pada titik tersebut. Hal tersebut menyebabkan titik
tersebut mengalami failure state atau limitting state. Ketika titik-titik tersebut saling
berhubungan dan membentuk suatu bidang, maka terbentuk failure surface. Failure
surface tersebut merupakan suatu bidang keruntuhan pada galian. Terdapat β jenis
keruntuhan overall shear failure, yaitu push-in dan basal heave.

θ
II.9.4.1. Analisis Push-In
Keruntuhan push-in disebabkan oleh tekanan tanah yang mencapai kondisi batas
(limitting state) sehingga dinding penahan tanah bergerak ke dalam daerah galian hingga
terjadi keruntuhan. Analisis keruntuhan push-in tersebut dapat dilakukan dengan cara
menganggap dinding penahan tanah sebagai free body dan gaya-gaya yang bekerja pada
dinding penahan tanah berada pada kondisi seimbang. Dari analisis keseimbangan gaya
tersebut, kedalaman penetrasi dinding penahan tanah yang diperlukan dapat ditentukan.
Pada analisis push-in faktor keamanan harus ≥ 1.η.

Gambar II.47 Overall Shear Failure Tipe Push-In


(Deep Excavation, Theory and Practice. Chang-Yu τu, β00θ)

II.9.4.2. Analisis Basal Heave


Keruntuhan basal heave disebabkan oleh tekanan tanah akibat berat tanah yang berada
di luar daerah galian (pada sisi galian) melebihi kemampuan dari tanah yang berada di
bawah galian untuk menahan tekanan tersebut, sehingga massa tanah bergerak dan dasar
dasar galian akan menyembul ke atas sehingga galian runtuh. Keruntuhan basal heave
biasanya terjadi pada tanah clay. Untuk analisis basal heave, nilai faktor keamanan
harus ≥ 1.η.

θ
Gambar II.48 Overall Shear Failure Tipe Basal Heave
(Deep Excavation, Theory and Practice. Chang-Yu τu, β00θ)

εetode Analisis Basal Heave oleh Terzaghi (1λ4γ) langsung mengasumsikan bentuk
keruntuhan tanah dimana B1 = B/√β merupakan bentuk kegagalan tanah yang paling
kritis. Terzaghi mengelompokkan menjadi dua metode perhitungan basal heave
berdasarkan jarak dari muka galian ke tanah kaku, yang akan dijelaskan sebagai berikutμ

Gambar II.49 Analisis Basal Heave dengan Terzaghi’s Method (1λ4γ)μ (a) D ≥ B/√β dan (b) D ≤ B/√β

7
 D ≥ B/√β
Pada kondisi ini, faktor keamanan terhadap terjadinya basal heave dihitung dengan
menggunakan persamaan berikutμ
Qu 5.7su2 B⁄√2 (II.λ.7)
F = =
b
W — su1He (γHe + qs) B⁄√2 — su1He

 D ≤ B/√β
Pada kondisi ini, faktor keamanan terhadap terjadinya basal heave dihitung dengan
menggunakan persamaan berikutμ
Qu 5.7su2D (II.λ.8)
Fb = = (
W — su1He γHe + qs)D — su1He

II.9.4.3. Analisis Sand Boiling


Keruntuhan akibat sand boiling terjadi ketika terdapat perbedaan ketinggian muka air
tanah di depan dan belakang dinding penahan tanah pada galian dengan kondisi tanah
berpasir. Perbedaan tinggi muka air tanah tersebut akan menyebabkan aliran air ke
daerah galian sehingga membuat tegangan tanah pada tanah berpasir tersebut bernilai
nol dan tidak mampu menerima beban yang bekerja. Faktor keamanan untuk keruntuhan
sand boiling harus ≥1.η.

Gambar II.50 Keruntuhan akibat Sand Boiling


(Deep Excavation, Theory and Practice. Chang-Yu τu, β00θ)

7
Faktor keamanan terhadap kondisi sand boiling secara umum dirumuskan sebagai
icr
Fs = iavg (II.λ.λ)

Denganμ
icr = critical hydraulic gradient = y’/yw
iavg = gradien hidrolik rata-rata pada lapisan pasir berpotensi mengalami boiling

εarsland(1ληγ) merumuskan iavg dengan mengganggap aliran bersifat satu dimensi dan
gradien hidrolik dari flow path a,b,c, dan d adalah sama.

Gambar II.51 Analisis Sand Boiling (εarsland, 1ληγ)

iavg = ∆Hw
(II.λ.10)
He + 2Hp — di —
dj

II.9.4.4. Analisis Upheaval


Jika di bawah permukaan galian terdapat lapisan dengan permeabilitas tinggi (misalμ
pasir atau kerikil) yang terletak di bawah lapisan dengan permeabilitas rendah atau
impermeable maka lapisan tanah impermeable akan memiliki kecenderungan untuk
terangkat ke atas karena tekanan air akibat rembesan air ke atas dari lapisan permeable
di bawahnya. Analisis akibat keruntuhan upheaval harus dihitung sesuai dengan faktor
keamanan yang disyaratkan.

7
Faktor keamanan untuk keruntuhan upheaval ≥ 1.β.
∑ γ ×h
Fup = Hi ti× γ i (II.λ.11)
w w

Denganμ
Fup = Faktor keamanan terhadap upheaval
yti = Berat jens dari tiap lapisan tanah di atas lapisan impermeable
Hw = Head dari tekanan air di lapisan permeable
yw = Berat jenis dari air tanah

Gambar II.52 Keruntuhan akibat Upheaval


(Deep Excavation, Theory and Practice. Chang-Yu τu, β00θ)

7
BAB III
METODOLOGI

εetodologi pengerjaan tugas akhir secara ringkas ditampilkan sebagai flowchart berikut.

Gambar III.1 εetodologi Penulisan Tugas Akhir

7
III.1. Pengumpulan Data
Proses pendesainan pondasi tiang bor dan dinding penahan tanah pada proyek World
Financial Tower (WFT) meliputi analisis daya dukung tiang tunggal dan kelompok
tiang, analisis deformasi aksial dan lateral tiang, dan analisis dinding penahan tanah
dengan perkuatannya. Untuk melakukan analisis-analisis ini dibutuhkan berbagai macam
data pendukung, berikut data yang didapatkan untuk pengerjaan tugas akhir iniμ
1. Data tes tanah lapangan dan laboratorium yang dilakukan oleh P.T. SτFτCτ, yang
terdiri dari data σ-SPT dari η bore-hole. Untuk tes laboratorium, data yang
didapat adalah plastic limit, liquid limit, void ratio, klasifikasi tanah, uji
konsolidasi satu dimensi, dan triaxial CU. Data-data ini akan digunakan untuk
menentukan profil tanah yang terdapat di lapangan beserta parameter-parameter
tanah yang berguna dalam proses pendesainan.
β. Data mengenai struktur atas dan struktur basement, seperti denah bangunan, fungsi
bangunan, data reaksi kolom dan pondasi, dan karakteristik gedung seperti periode
bangunan, tipe bangunan, dll. Data-data ini akan menentukan besarnya beban yang
diterima pondasi dan juga dinding penahan tanah.

III.2. Soil Profiling dan Penentuan Parameter Tanah


Pengolahan data tanah yang pertama kali dilakukan adalah penentuan dan
penggambaran lapisan tanah lokasi dari data boring pada uji lapangan. Data lapangan
yang digunakan pada tahap ini, yaitu data Standard Penetration Test. Soil profiling ini
dilakukan untuk memperkirakan kondisi lapisan tanah di lapangan, karena tidak semua
lapisan tanah dilihat secara langsung.
Setelah lapisan tanah telah diidentifikasi, maka tahap selanjutnya adalah menentukan
parameter tanah dari setiap lapisan tanah yang diperlukan. Parameter tanah didapatkan
melalu hasil tes laboratorium, dan lapisan tanah yang tidak termasuk undisturbed
sample, maka parameter tanah akan didapatkan berdasarkan hasil korelasi terhadap nilai
standard penetration test (σ-SPT) atau dihubungkan dengan data yang ada. Parameter
tanah sangat menentukan hampir semua hasil perhitungan baik itu pondasi, maupun
dinding penahan tanah.

7
III.3. Analisis Pondasi
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang bor. Analisis pondasi meliputi tiang
tunggal, maupun sebagai kelompok tiang. Analisis meliputi adalah daya dukung aksial
baik tekan maupun tarik, dan daya dukung lateral, analisis daya dukung kelompok tiang
terhadap gaya aksial dan lateral, deformasi lateral tiang dan settlement dari tiang.

III.3.1. Analisis Daya Dukung Axial Tiang Bor


Perhitungan daya dukung aksial tiang bor dilakukan secara manual menggunakan teori-
teori yang telah dijelaskan pada Bab II Tinjauan Pustaka. Perhitungan daya dukung
aksial ini meliputi daya dukung pondasi tiang bor terhadap beban tekan dan tarik.
Perhitungan daya dukung aksial ini dilakukan dengan variasi diameter dan juga
kedalaman untuk dibandingkan dengan beban-beban pada pondasi sehingga desain
pondasi yang diperoleh lebih ekonomis dan feasible untuk digunakan. Untuk
perhitungan kondisi tarik, koefisien pengali untuk tahanan friksi pada tanah lempung
tidak berubah, sedang pada tanah pasir direduksi dari 1 menjadi 0.7 dari tahanan friksi
aksial tekan.

III.3.2. Analisis Daya Dukung Lateral Tiang Bor


Perhitungan daya dukung dan deformasi lateral pile dilakukan dengan bantuan program
δPIδE η.0 oleh EσSτFT. Pada perhitungan daya dukung lateral tiang bor ini yang perlu
diperhatikan adalah defleksi dari tiang bor, gaya geser dan momen yang bekerja pada
pile. Data-data yang dibutuhkan dalam analisis dengan mengggunakan program Ensoft
δ-PIδE ini adalah data properties tiang, tipe pembebanan, dan profil tanah beserta
parameter-parameter tanah. Program ini akan memberikan output berupa besarnya
defleksi, bending moment, dan gaya geser pada tiap node tiang tunggal.

δangkah-langkah analisis daya dukung lateral tiang dengan δPIδE η.0 sebagai berikutμ
1. Input lapisan tanah dan parameter tanah sesuai lokasi tiang yang ditinjau.
β. Input properties dari tiang, seperti diameter, panjang, kuat tekan beton, dan lain-lain.
γ. Input beban pada tiang bor dengan tipe pembebanan berupa beban siklis.

7
III.3.3. Analisis Daya Dukung Grup Tiang
Analisis daya dukung grup tiang dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual dan
juga dengan bantuan program GRτUP v7.0 oleh EσSτFT. Efisiensi daya dukung aksial
dari grup tiang dihitung secara manual dengan persamaan Seiler-Kenney. Sedangkan
untuk faktor reduksi dari daya dukung lateral dari grup tiang diperoleh dengan bantuan
GRτUP v7.0.
Penggunaan program GRτUP v7.0 ditujukan untuk outputμ
‐ Gaya-gaya dalam yang bekerja pada tiang
‐ Faktor mofikasi p-y untuk analisis lateral kelompok tiang(bantuan δPIδE)
δangkah-langkah analisis grup tiang dengan program GRτUP v7.0 adalah sebagai
berikutμ
1. Input lapisan tanah dan parameter tanah yang berpengaruh pada konfigurasi grup
tiang yang ditinjau.
β. Input tipe tiang dan data geometri lainnya seperti diameter, panjang tiang, jenis
perletakan tiang, dan properties lainnya dari tiang pondasi.
γ. Input konfigurasi tiang seperti elevasi tiang, jarak antar tiang, serta kemiringan tiang.
4. Input beban yang bekerja pada konfigurasi grup tiang tersebut seperti beban aksial,
geser, dan juga momen.

III.3.4. Analisis Settlement


Analisis terakhir yang dilakukan pada pondasi, yaitu analisis settlement. Settlement pada
tiang tunggal dianalisis dengan metode elastic (Poulos, εattes dan Davis) dan
persamaan penurunan tiang tunggal (Vesic, 1λ77) dan load-transfer untuk elastic
settlement tiang tunggal serta pendekatan raft-equivalent untuk menganalisis konsolidasi
lapisan tanah di bawah tiang. Settlement pada kelompok tiang dianalisis dengan metode
elastic (Poulos, εattes dan Davis) untuk penurunan total tiang dan metode load-transfer
untuk penurunan elastik dengan metode raft-equivalent untuk penurunan konsolidasi.
Cara perhitungan dengan metode ini telah dijelaskan pada Bab II. Analisis Load transfer
diperoleh dengan menggunakan GRτUP v7.0 dan AδδPIδE vθ.η. Secara sederhana
total settlement dengan elastic method akan dikomparasi dengan total settlement dari

7
penjumlahan hasil load-transfer dan raft-equivalent. Penjelasan lebih lanjut akan
diberikan sejalan dengan laporan mengenai settlement di Bab IV.

III.4. Perancangan Dinding Penahan Tanah


Perancangan dinding penahan tanah dimulai dengan menghitung besarnya tekanan
lateral tanah yang akan bekerja pada dinding, kemudian menentukan kedalaman dinding
penahan tanah ditentukan berdasarkan gaya lateral yang bekerja. Penentuan kedalaman
penetrasi dinding penahan tanah dilakukan secara manual. Preliminary terhadap gaya
angkur dan pengecekkan terhadap kestabilan dinding diperhitungkan berdasarkan gaya
lateral yang terjadi. Ground anchor didesain sebelum permodelan PδAXIS βD
dilakukan. Pengecekkan terhadap deformasi dinding dan daga dalam dilakukan dengan
bantuan program PδAXIS βD. Setelah desain dinding memenuhi syarat faktor keamanan
dan deformasi izin, desain penulangan dinding diperhitungkan.

7
BAB IV
ANALISIS DAN DESAIN PONDASI

IV.1. Interpretasi Data Tanah dari Hasil Uji Lapangan (Soil Profiling)
Dalam melakukan pendesaian pondasi suatu bangunan, diperlukan data-data yang dapat
menggambarkan kondisi tanah pada lokasi bangunan. Profil tanah dibutuhkan
mengetahui sifat dan jenis dari tanah untuk keperluan desain dan analisis. Data tanah
lapangan yang umum digunakan untuk menentukan profil lapisan tanah, yaitu standard
penetration test (SPT) dan cone penetration test(CPT).
Proses pendesainan pondasi menggunakan data SPT dari η bor log yang tersedia, sedang
data CPT tidak tersedia. Pengujian SPT dilakukan pada η bore-hole, yakni DB-1, DB-β,
DB-γ. DB-4. DB-η dengan kedalaman 80 sampai 100 meter. Pengamatan lapangan
(dapat dilihat juga pada Gambar IV.1 setelah Tabel IV.θ) menunjukkan kedalaman muka
air tanah dari setiap titik bervariasi dengan batas dari elevasi -1γ.θ sampai -1β.7 meter.
δapisan tanah pada daerah bangunan dapat digeneralisisr menjadi berikutμ
Tabel IV.1 δapisan Tanah δokasi Proyek World Financial Tower
(P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)

Elevasi Depth USCS Cons/Dense Type


‐1 0
‐9 8 CH/MH Med.Stiff Clay
‐13.5 12.5 CH/MH Med.Stiff Clay
‐17.5 16.5 CH/MH Stiff Clay
‐23.5 22.5 ML Hard Silt
‐26.5 25.5 SP/SM//ML V.Dense//Hard Sand//Silt
‐36.5 35.5 CH/MH V.Stiff Clay
‐49.5 48.5 CH/MH V.Stiff Clay
‐62.5 61.5 SP/SM V.Dense Sand
‐102.5 101.5 CH/MH V.Stiff Clay

Denganμ CHμ Inorganic clays of high plasticity, fat


clays εHμ Inorganic silts of high plasticity,
fine silts
εδμ Inorganic silts and very fine sands, silts, or clayey sands
SPμ Poor graded sands, with little or no fines
Sεμ Silty sands, sand-silts mixtures

7
Tabel IV.2 Hasil Uji SPT δapisan Tanah DB-1 (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)

El Depth N‐SPT N USCS El Depth N‐SPT N USCS


‐2.5 0 0 CH/MH ‐49 46.5 48 SP/SM
‐4 1.5 5/30 5 CH/MH ‐49.5 47 48/30 48 SP/SM
‐5.5 3 9/30 9 CH/MH ‐51.5 49 55/30 55 SP/SM
‐8.5 6 9/30 9 CH/MH ‐53.5 51 60/15 100 SP/SM
‐9.5 7 9/30 9 CH/MH ‐54.5 52 60/25 72 SP/SM
‐10.5 8 7/30 7 CH/MH ‐56.5 54 60/10 100 SP/SM
‐12.5 10 15/30 15 CH/MH ‐58 55.5 60/0 100 SP/SM
‐14 11.5 9/30 9 CH/MH ‐59.5 57 60/0 100 SP/SM
‐14.5 12 33 ML ‐61.5 59 52/30 52 SP/SM
‐16 13.5 33/30 33 ML ‐62 59.5 32 CH/MH
‐17.5 15 50/12 125 ML ‐63.5 61 32/30 32 CH/MH
‐19 16.5 45/30 45 ML ‐64.5 62 32/30 32 CH/MH
‐20.5 18 52/18 86 ML ‐66.5 64 25/30 25 CH/MH
‐23.5 21 60/20 90 ML ‐68 65.5 22/30 22 CH/MH
‐24.5 22 60/23 78 ML ‐69.5 67 25/30 25 CH/MH
‐25.5 23 45/30 45 ML ‐71.5 69 25/30 25 CH/MH
‐27 24.5 24 CH/MH ‐73 70.5 23/30 23 CH/MH
‐27.5 25 24/30 24 CH/MH ‐74.5 72 23/30 23 CH/MH
‐29 26.5 27/30 27 CH/MH ‐76.5 74 32/30 32 CH/MH
‐30.5 28 29/30 29 CH/MH ‐78 75.5 30/30 30 CH/MH
‐31.5 29 30/30 30 CH/MH ‐79.5 77 20/30 20 CH/MH
‐33.5 31 60 ML ‐81.5 79 22/30 22 CH/MH
‐34 31.5 60/0 60 ML ‐83 80.5 25/30 25 CH/MH
‐34.75 32.25 20 CH/MH ‐84.5 82 29/30 29 CH/MH
‐35.5 33 20/30 20 CH/MH ‐86.5 84 24/30 24 CH/MH
‐38 35.5 36 ML ‐88 85.5 25/30 25 CH/MH
‐38.5 36 36/30 36 ML ‐89.5 87 29/30 29 CH/MH
‐39.5 37 38/30 38 ML ‐91 88.5 24/30 24 CH/MH
‐40.5 38 44/30 44 ML ‐93 90.5 28/30 28 CH/MH
‐41 38.5 26 CH/MH ‐94.5 92 34/30 34 CH/MH
‐43.5 41 26/30 26 CH/MH ‐96.5 94 30/30 30 CH/MH
‐44.5 42 26/30 26 CH/MH ‐98 95.5 31/30 31 CH/MH
‐46 43.5 29/30 29 CH/MH ‐98.5 96 22/30 22 CH/MH
‐48 45.5 30/30 30 CH/MH ‐102.5 100 20/30 20 CH/MH

8
Gambar IV.1 Profil δapisan Tanah DB-1(σSPT Rata-rata)

8
Tabel IV.3 Hasil Uji SPT δapisan Tanah DB-β (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)

El Depth N‐SPT N USCS El Depth N‐SPT N USCS


‐2.5 0 0 CH/MH ‐42 39.5 22/30 22 CH/MH
‐4 1.5 3/30 3 CH/MH ‐43.5 41 20/30 20 CH/MH
‐5.5 3 4/30 4 CH/MH ‐45.5 43 25/30 25 CH/MH
‐7 4.5 1/30 1 CH/MH ‐46.5 44 100 SP/SM
‐8.5 6 4/30 4 CH/MH ‐47 44.5 18/3 100 SP/SM
‐10 7.5 5/30 5 CH/MH ‐47.5 45 36 CH/MH
‐12 9.5 26/30 26 CH/MH ‐48.5 46 36/30 36 CH/MH
‐14 11.5 16/30 16 CH/MH ‐50 47.5 28/30 28 CH/MH
‐15.5 13 42734 12 CH/MH ‐50.5 48 60 SP/SM
‐16.5 14 33 ML ‐52 49.5 60/30 60 SP/SM
‐17 14.5 33/30 33 ML
‐53.5 51 60/30 60 SP/SM
‐18.5 16 37/30 37 ML
‐54.5 52 60/26 69 SP/SM
‐20.5 18 36/30 36 ML
‐55.5 53 60/25 72 SP/SM
‐22 19.5 37/30 37 ML
‐57 54.5 60/20 90 SP/SM
‐23 20.5 60 SP/SM
‐24 21.5 60/19 95 SP/SM ‐58.5 56 56/30 56 SP/SM
‐25.5 23 60/20 90 SP/SM ‐59 56.5 31 CH/MH
‐27 24.5 51/30 51 SP/SM ‐60.5 58 31/30 31 CH/MH
‐27.5 25 27 CH/MH ‐61.5 59 33/30 33 CH/MH
‐28.5 26 27/30 27 CH/MH ‐63 60.5 27/30 27 CH/MH
‐30.5 28 29/30 29 CH/MH ‐65.5 63 26/30 26 CH/MH
‐31.5 29 100 SP/SM ‐67 64.5 23/20 23 CH/MH
‐32 29.5 20/5 100 SP/SM ‐68.5 66 19/30 19 CH/MH
‐33.5 31 60/12 100 SP/SM ‐70 67.5 27/30 27 CH/MH
‐34 31.5 23 CH/MH ‐72 69.5 30/30 30 CH/MH
‐35.5 33 23/30 23 CH/MH ‐73.5 71 32/30 32 CH/MH
‐37 34.5 23/30 23 CH/MH ‐75.5 73 31/30 31 CH/MH
‐38 35.5 45 SP/SM ‐77 74.5 30/30 30 CH/MH
‐38.5 36 45/30 45 SP/SM ‐78.5 76 33/30 33 CH/MH
‐40 37.5 60/7 100 SP/SM ‐80.5 78 37/30 37 CH/MH
‐40.5 38 22 CH/MH ‐82 79.5 40/30 40 CH/MH

8
Gambar IV.2 Profil δapisan Tanah DB-β(SPT Rata-rata)

8
Tabel IV.4 Hasil Uji SPT δapisan Tanah DB-γ (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)

El Depth N‐SPT N USCS El Depth N‐SPT N USCS


‐2.5 0 0 CH/MH ‐41.5 39 32/30 32 CH/MH
‐3.5 1 5/30 5 CH/MH ‐43.5 41 43/30 43 CH/MH
‐5 2.5 9/30 9 CH/MH ‐45 42.5 33/30 33 CH/MH
‐6.5 4 2/30 2 CH/MH ‐46.5 44 34/30 34 CH/MH
‐7.5 5 3/30 3 CH/MH ‐48.5 46 48/30 48 CH/MH
‐10.5 8 5/30 5 CH/MH ‐49.5 47 60 SP/SM
‐11.5 9 3/30 3 CH/MH ‐50 47.5 60/28 64 SP/SM
‐12.5 10 9/30 9 CH/MH ‐51.5 49 60/25 72 SP/SM
‐15.5 13 16/30 16 CH/MH ‐53.5 51 60/0 100 SP/SM
‐16.5 14 16/30 16 CH/MH ‐56 53.5 60/0 100 SP/SM
‐18 15.5 24 ML
‐56.5 54 60/0 100 SP/SM
‐18.5 16 32/30 32 ML
‐58.5 56 60/0 100 SP/SM
‐20 17.5 31/30 31 ML
‐60 57.5 60/8 100 SP/SM
‐21.5 19 24/30 24 ML
‐61.5 59 60/9 100 SP/SM
‐23 20.5 60 SP/SM
‐23.5 21 50/1 100 SP/SM ‐62 59.5 40 ML
‐25 22.5 60/27 66 SP/SM ‐63.5 61 43/30 43 ML
‐25.75 23.25 27 CH/MH ‐65 62.5 40/30 40 ML
‐26.5 24 27/30 27 CH/MH ‐65.75 63.25 28 CH/MH
‐28.5 26 24/30 24 CH/MH ‐66.5 64 28/30 28 CH/MH
‐30 27.5 31/30 31 CH/MH ‐68.5 66 26/30 26 CH/MH
‐30.75 28.25 60 SP/SM ‐70 67.5 23/30 23 CH/MH
‐31.5 29 60/17 100 SP/SM ‐71.5 69 29/30 29 CH/MH
‐32 29.5 18 CH/MH ‐73.5 71 31/30 31 CH/MH
‐33.5 31 18/30 18 CH/MH ‐75 72.5 29/30 29 CH/MH
‐35 32.5 28/30 28 CH/MH ‐76.5 74 30/30 30 CH/MH
‐36.5 34 28/30 28 CH/MH ‐78.5 76 33/30 33 CH/MH
‐38.5 36 26/30 26 CH/MH ‐80 77.5 39/30 39 CH/MH
‐40 37.5 60/20 90 CH/MH ‐81.5 79 39/30 39 CH/MH

8
Gambar IV.3 Profil δapisan Tanah DB-γ(σSPT Rata-rata)

8
Tabel IV.5 Hasil Uji SPT δapisan Tanah DB-4 (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)

El Depth N‐SPT N USCS El Depth N‐SPT N USCS


‐2.5 0 0 ‐40.5 38 49/30 49 ML
‐3.5 1 14/30 14 CH/MH ‐42 39.5 60/20 90 ML
‐4.5 2 8/30 8 CH/MH ‐44 41.5 60/29 62 ML
‐6.5 4 6/30 6 CH/MH ‐45.5 43 35/30 35 ML
‐7.5 5 5/30 5 CH/MH ‐47 44.5 35/30 35 ML
‐8.5 6 6/30 6 CH/MH ‐48 45.5 51 SP/SM
‐10 7.5 7/30 7 CH/MH ‐48.5 46 51/30 51 SP/SM
‐12.5 10 2/30 2 CH/MH ‐50 47.5 74/30 74 SP/SM
‐13.5 11 9/30 9 CH/MH ‐51.5 49 60/13 100 SP/SM
‐15 12.5 29/30 29 CH/MH ‐53.5 51 60/24 75 SP/SM
‐16.5 14 25/30 25 CH/MH
‐55 52.5 60/23 78 SP/SM
‐18 15.5 48 SP/SM
‐56.5 54 60/20 90 SP/SM
‐18.5 16 48/30 48 SP/SM
‐58.5 56 60/25 72 SP/SM
‐20 17.5 77/30 77 SP/SM
‐60 57.5 60/0 72 SP/SM
‐21.5 19 60/18 100 SP/SM
‐23.5 21 60/16 100 SP/SM ‐61.5 59 43/30 43 SP/SM
‐25 22.5 60/0 100 SP/SM ‐62 59.5 25 CH/MH
‐26.5 24 60/20 90 SP/SM ‐63.5 61 25/30 25 CH/MH
‐27 24.5 34 CH/MH ‐65 62.5 13/30 13 CH/MH
‐28.5 26 34/30 34 CH/MH ‐66.5 64 17/30 17 CH/MH
‐30 27.5 35/30 35 CH/MH ‐68.5 66 18/30 18 CH/MH
‐30.5 28 60 ML ‐70 67.5 14/30 14 CH/MH
‐32 29.5 60/15 120 ML ‐71.5 69 23/30 23 CH/MH
‐34 31.5 60/12 150 ML ‐73.5 71 23/30 23 CH/MH
‐35.5 33 60/0 150 ML ‐75 72.5 21/30 21 CH/MH
‐36.25 33.75 21 CH/MH ‐76.5 74 33/30 33 CH/MH
‐37 34.5 21/30 21 CH/MH ‐78.5 76 35/50 35 CH/MH
‐38 35.5 47 ML ‐80 77.5 31/30 31 CH/MH
‐39 36.5 47/30 47 ML ‐81.5 79 35/30 35 CH/MH

8
Gambar IV.4 Profil δapisan Tanah DB-4(σSPT Rata-rata)

8
Tabel IV.6 Hasil Uji SPT δapisan Tanah DB-η (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)

El Depth N‐SPT N USCS El Depth N‐SPT N USCS


‐2.5 0 0 CH/MH ‐40.5 38 60/23 78 ML
‐3.5 1 9/30 9 CH/MH ‐42 39.5 60/21 85 ML
‐5.5 3 13/30 13 CH/MH ‐42.5 40 21 CH/MH
‐7 4.5 9/30 9 CH/MH ‐43.5 41 21/30 21 CH/MH
‐9.5 7 7/30 7 CH/MH ‐45.5 43 17/30 17 CH/MH
‐10.5 8 4/30 4 CH/MH ‐46.5 44 38 ML
‐12 9.5 5/30 5 CH/MH ‐47 44.5 39/30 39 ML
‐13.5 11 6/30 6 CH/MH ‐50.5 48 38/30 38 ML
‐15.5 13 8/30 8 CH/MH ‐51.5 49 58 SP/SM
‐16.5 14 30 ML ‐52 49.5 58/30 58 SP/SM
‐17 14.5 60/30 60 ML
‐53.5 51 60/21 85 SP/SM
‐18.5 16 34/30 34 ML
‐55.5 53 60/17 100 SP/SM
‐20.5 18 60/21 85 ML
‐57 54.5 60/25 72 SP/SM
‐21.25 18.75 27 CH/MH
‐58.5 56 42/30 42 SP/SM
‐22 19.5 27/30 27 CH/MH
‐23 20.5 60 SP/SM ‐60.5 58 60/22 81 SP/SM
‐23.5 21 60/25 72 SP/SM ‐62 59.5 42/30 42 SP/SM
‐25 22.5 60/18 100 SP/SM ‐62.5 60 25 CH/MH
‐26 23.5 41 ML ‐63 60.5 25/30 25 CH/MH
‐26.5 24 41/30 41 ML ‐65.5 63 23/30 23 CH/MH
‐28.5 26 36/30 36 ML ‐67 64.5 26/30 26 CH/MH
‐30.5 28 37/30 37 ML ‐68.5 66 31/30 31 CH/MH
‐31.5 29 60 SP/SM ‐70.5 68 24/30 24 CH/MH
‐32 29.5 60/22 81 SP/SM ‐72 69.5 26/30 26 CH/MH
‐32.5 30 19 CH/MH ‐73.5 71 25/30 25 CH/MH
‐33.5 31 19/30 19 CH/MH ‐75.5 73 27/30 27 CH/MH
‐35.5 33 16/30 16 CH/MH ‐77 74.5 30/30 30 CH/MH
‐37 34.5 26/30 26 CH/MH ‐78.5 76 32/30 32 CH/MH
‐38.5 36 23/30 23 CH/MH ‐80.5 78 30/30 30 CH/MH
‐40 37.5 60 ML ‐82 79.5 33/30 33 CH/MH

8
Gambar IV.5 Profil δapisan Tanah DB-η(σSPT Rata-rata)

8
Secara grafis, data σ-SPT dari kelima titik uji ditampilkan sebagai berikutμ

Gambar IV.6 Profil δapisan Tanah berdasarkan


σ-SPT dari Kelima Bore-hole (P.T. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)

λ
Gambar IV.7 Generalisasi Profil δapisan Tanahμ σ-SPT dan Kadar Air serta
Atterberg δimit (PT. Gistama Intisemesta & PT. Sofoco)

λ1
IV.2. Penentuan Parameter Tanah
Analisis dan perhitungan desain pondasi mengacu pada kondisi undrained, karena
kondisi tanah paling kritis merupakan kondisi short-term saat proses loading. Parameter
tanah kondisi undrained diperoleh melalui pengujian sampel tanah undisturbed di
laboratorium, melakukan korelasi persamaan-persamaan empirik seperti yang telah
dijelaskan pada BAB II dan korelasi empirik dari hasil uji lapangan seperti SPT terhadap
hasil uji laboratorium terhadap sampel bersangkutan.
Hasil uji parameter undrained menunjukkan bahwa korelasi empiris hasil labμ
Clay cu = 6N(kN⁄m2) (IV.β.1)
Silt cu = 3N(kN⁄m2) (IV.β.β)

IV.2.1.Penentuan Index Properties Tanah


Index properties tanah yang dibutuhkan pada perhitungan pondasi adalah berat volume
dari tiap lapisan tanah. Tidak setiap lapisan memiliki data hasil pengujian berat volume
tanah sehingga ada lapisan tanah yang tidak memiliki data tersebut. Untuk itu,
persamaan-persamaan empirik hasil tinjauan pustaka (Bab II) digunakan untuk
mendapatkan nilai parameter tersebut. Sebab kondisi tanah titik awal pondasi berada di
bawah muka air tanah kondisi normal, maka berat volume yang ditampilkan pada
subbab ini adalah berat volume tanah kondisi saturated.

λ
Berikut adalah nilai dari berat volume tanah yang digunakan di bab ini.
Tabel IV.7 Parameter Berat Volume δapisan Tanah DB-1

El Depth USCS Cons γ(kN/m3) El Depth USCS Cons γ(kN/m3)


‐2.5 0 CH/MH ‐49 46.5 SP/SM Dense 17.5
‐4 1.5 CH/MH Soft 17 ‐49.5 47 SP/SM Dense 17.5
‐5.5 3 CH/MH Med.Stiff 17.5 ‐51.5 49 SP/SM V.Dense 17.5
‐8.5 6 CH/MH Med.Stiff 17.5 ‐53.5 51 SP/SM V.Dense 18
‐9.5 7 CH/MH Med.Stiff 17.5 ‐54.5 52 SP/SM V.Dense 18
‐10.5 8 CH/MH Med.Stiff 17 ‐56.5 54 SP/SM V.Dense 18
‐12.5 10 CH/MH Stiff 17.5 ‐58 55.5 SP/SM V.Dense 18
‐14 11.5 CH/MH Med.Stiff 17.5 ‐59.5 57 SP/SM V.Dense 18
‐14.5 12 ML Hard 18.5 ‐61.5 59 SP/SM V.Dense 17.5
‐16 13.5 ML Hard 18.5 ‐62 59.5 CH/MH Hard 18.5
‐17.5 15 ML Hard 18.5 ‐63.5 61 CH/MH Hard 18.5
‐19 16.5 ML Hard 18.5 ‐64.5 62 CH/MH Hard 18.5
‐20.5 18 ML Hard 18.5 ‐66.5 64 CH/MH V.Stiff 18
‐23.5 21 ML Hard 18.5 ‐68 65.5 CH/MH V.Stiff 18
‐24.5 22 ML Hard 18.5 ‐69.5 67 CH/MH V.Stiff 18
‐25.5 23 ML Hard 18.5 ‐71.5 69 CH/MH V.Stiff 18
‐27 24.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐73 70.5 CH/MH V.Stiff 18
‐27.5 25 CH/MH V.Stiff 18 ‐74.5 72 CH/MH V.Stiff 18
‐29 26.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐76.5 74 CH/MH Hard 18.5
‐30.5 28 CH/MH V.Stiff 18 ‐78 75.5 CH/MH V.Stiff 18
‐31.5 29 CH/MH V.Stiff 18 ‐79.5 77 CH/MH Stiff 18
‐33.5 31 ML Hard 18.5 ‐81.5 79 CH/MH V.Stiff 18
‐34 31.5 ML Hard 18.5 ‐83 80.5 CH/MH V.Stiff 18
‐34.75 32.25 CH/MH Stiff 18 ‐84.5 82 CH/MH V.Stiff 18
‐35.5 33 CH/MH Stiff 18 ‐86.5 84 CH/MH V.Stiff 18
‐38 35.5 ML Hard 18.5 ‐88 85.5 CH/MH V.Stiff 18
‐38.5 36 ML Hard 18.5 ‐89.5 87 CH/MH V.Stiff 18
‐39.5 37 ML Hard 18.5 ‐91 88.5 CH/MH V.Stiff 18
‐40.5 38 ML Hard 18.5 ‐93 90.5 CH/MH V.Stiff 18
‐41 38.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐94.5 92 CH/MH Hard 18.5
‐43.5 41 CH/MH V.Stiff 18 ‐96.5 94 CH/MH V.Stiff 18
‐44.5 42 CH/MH V.Stiff 18 ‐98 95.5 CH/MH Hard 18
‐46 43.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐98.5 96 CH/MH V.Stiff 18
‐48 45.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐102.5 100 CH/MH Stiff 18

λ
Tabel IV.8 Parameter Berat Volume δapisan Tanah DB-β

El Depth USCS Cons γ(kN/m3) El Depth USCS Cons γ(kN/m3)


‐2.5 0 CH/MH ‐42 39.5 CH/MH V.Stiff 18
‐4 1.5 CH/MH Soft 16 ‐43.5 41 CH/MH Stiff 18
‐5.5 3 CH/MH Soft 16.5 ‐45.5 43 CH/MH V.Stiff 18
‐7 4.5 CH/MH V.Soft 16 ‐46.5 44 SP/SM V.Dense 18
‐8.5 6 CH/MH Soft 16.5 ‐47 44.5 SP/SM V.Dense 18
‐10 7.5 CH/MH Soft 17 ‐47.5 45 CH/MH Hard 18.5
‐12 9.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐48.5 46 CH/MH Hard 18.5
‐14 11.5 CH/MH Stiff 18 ‐50 47.5 CH/MH V.Stiff 18
‐15.5 13 CH/MH Stiff 17.5 ‐50.5 48 SP/SM V.Dense 18
‐16.5 14 ML Hard 18.5 ‐52 49.5 SP/SM V.Dense 18
‐17 14.5 ML Hard 18.5 ‐53.5 51 SP/SM V.Dense 18
‐18.5 16 ML Hard 18.5 ‐54.5 52 SP/SM V.Dense 18
‐20.5 18 ML Hard 18.5 ‐55.5 53 SP/SM V.Dense 18
‐22 19.5 ML Hard 18.5 ‐57 54.5 SP/SM V.Dense 18
‐23 20.5 SP/SM V.Dense 18 ‐58.5 56 SP/SM V.Dense 17.5
‐24 21.5 SP/SM V.Dense 18 ‐59 56.5 CH/MH Hard 18
‐25.5 23 SP/SM V.Dense 18 ‐60.5 58 CH/MH Hard 18
‐27 24.5 SP/SM V.Dense 17.5 ‐61.5 59 CH/MH Hard 18.5
‐27.5 25 CH/MH V.Stiff 18 ‐63 60.5 CH/MH V.Stiff 18
‐28.5 26 CH/MH V.Stiff 18 ‐65.5 63 CH/MH V.Stiff 18
‐30.5 28 CH/MH V.Stiff 18 ‐67 64.5 CH/MH V.Stiff 18
‐31.5 29 SP/SM V.Dense 18 ‐68.5 66 CH/MH Stiff 18
‐32 29.5 SP/SM V.Dense 18 ‐70 67.5 CH/MH V.Stiff 18
‐33.5 31 SP/SM V.Dense 18 ‐72 69.5 CH/MH V.Stiff 18
‐34 31.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐73.5 71 CH/MH Hard 18.5
‐35.5 33 CH/MH V.Stiff 18 ‐75.5 73 CH/MH Hard 18
‐37 34.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐77 74.5 CH/MH V.Stiff 18
‐38 35.5 SP/SM Dense 17.5 ‐78.5 76 CH/MH Hard 18.5
‐38.5 36 SP/SM Dense 17.5 ‐80.5 78 CH/MH Hard 18.5
‐40 37.5 SP/SM V.Dense 18 ‐82 79.5 CH/MH Hard 18.5
‐40.5 38 CH/MH V.Stiff 18

λ
Tabel IV.9 Parameter Berat Volume δapisan Tanah DB-γ

El Depth USCS Cons γ(kN/m3) El Depth USCS Cons γ(kN/m3)


‐2.5 0 CH/MH ‐41.5 39 CH/MH Hard 18.5
‐3.5 1 CH/MH Soft 17 ‐43.5 41 CH/MH Hard 18.5
‐5 2.5 CH/MH Med.Stiff 17.5 ‐45 42.5 CH/MH Hard 18.5
‐6.5 4 CH/MH V.Soft 16 ‐46.5 44 CH/MH Hard 18.5
‐7.5 5 CH/MH Soft 16 ‐48.5 46 CH/MH Hard 18.5
‐10.5 8 CH/MH Soft 17 ‐49.5 47 SP/SM V.Dense 18
‐11.5 9 CH/MH Soft 16 ‐50 47.5 SP/SM V.Dense 18
‐12.5 10 CH/MH Med.Stiff 17.5 ‐51.5 49 SP/SM V.Dense 18
‐15.5 13 CH/MH Stiff 18 ‐53.5 51 SP/SM V.Dense 18
‐16.5 14 CH/MH Stiff 18 ‐56 53.5 SP/SM V.Dense 18
‐18 15.5 ML V.Stiff 18 ‐56.5 54 SP/SM V.Dense 18
‐18.5 16 ML Hard 18.5 ‐58.5 56 SP/SM V.Dense 18
‐20 17.5 ML Hard 18 ‐60 57.5 SP/SM V.Dense 18
‐21.5 19 ML V.Stiff 18 ‐61.5 59 SP/SM V.Dense 18
‐23 20.5 SP/SM V.Dense 18 ‐62 59.5 ML Hard 18.5
‐23.5 21 SP/SM V.Dense 18 ‐63.5 61 ML Hard 18.5
‐25 22.5 SP/SM V.Dense 18 ‐65 62.5 ML Hard 18.5
‐25.75 23.25 CH/MH V.Stiff 18 ‐65.75 63.25 CH/MH V.Stiff 18
‐26.5 24 CH/MH V.Stiff 18 ‐66.5 64 CH/MH V.Stiff 18
‐28.5 26 CH/MH V.Stiff 18 ‐68.5 66 CH/MH V.Stiff 18
‐30 27.5 CH/MH Hard 18 ‐70 67.5 CH/MH V.Stiff 18
‐30.75 28.25 SP/SM V.Dense 18 ‐71.5 69 CH/MH V.Stiff 18
‐31.5 29 SP/SM V.Dense 18 ‐73.5 71 CH/MH Hard 18
‐32 29.5 CH/MH Stiff 18 ‐75 72.5 CH/MH V.Stiff 18
‐33.5 31 CH/MH Stiff 18 ‐76.5 74 CH/MH V.Stiff 18
‐35 32.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐78.5 76 CH/MH Hard 18.5
‐36.5 34 CH/MH V.Stiff 18 ‐80 77.5 CH/MH Hard 18.5
‐38.5 36 CH/MH V.Stiff 18 ‐81.5 79 CH/MH Hard 18.5
‐40 37.5 CH/MH Hard 18.5

λ
Tabel IV.10 Parameter Berat Volume δapisan Tanah DB-4

El Depth USCS Cons γ(kN/m3) El Depth USCS Cons γ(kN/m3)


‐2.5 0 ‐40.5 38 ML Hard 18.5
‐3.5 1 CH/MH Stiff 17.5 ‐42 39.5 ML Hard 18.5
‐4.5 2 CH/MH Med.Stiff 17 ‐44 41.5 ML Hard 18.5
‐6.5 4 CH/MH Med.Stiff 17 ‐45.5 43 ML Hard 18.5
‐7.5 5 CH/MH Soft 17 ‐47 44.5 ML Hard 18.5
‐8.5 6 CH/MH Med.Stiff 17 ‐48 45.5 SP/SM V.Dense 17.5
‐10 7.5 CH/MH Med.Stiff 17 ‐48.5 46 SP/SM V.Dense 17.5
‐12.5 10 CH/MH V.Soft 16 ‐50 47.5 SP/SM V.Dense 18
‐13.5 11 CH/MH Med.Stiff 17.5 ‐51.5 49 SP/SM V.Dense 18
‐15 12.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐53.5 51 SP/SM V.Dense 18
‐16.5 14 CH/MH V.Stiff 18 ‐55 52.5 SP/SM V.Dense 18
‐18 15.5 SP/SM Dense 17.5 ‐56.5 54 SP/SM V.Dense 18
‐18.5 16 SP/SM Dense 17.5 ‐58.5 56 SP/SM V.Dense 18
‐20 17.5 SP/SM V.Dense 18 ‐60 57.5 SP/SM V.Dense 18
‐21.5 19 SP/SM V.Dense 18 ‐61.5 59 SP/SM Dense 17.5
‐23.5 21 SP/SM V.Dense 18 ‐62 59.5 CH/MH V.Stiff 18
‐25 22.5 SP/SM V.Dense 18 ‐63.5 61 CH/MH V.Stiff 18
‐26.5 24 SP/SM V.Dense 18 ‐65 62.5 CH/MH Stiff 17.5
‐27 24.5 CH/MH Hard 18.5 ‐66.5 64 CH/MH Stiff 18
‐28.5 26 CH/MH Hard 18.5 ‐68.5 66 CH/MH Stiff 18
‐30 27.5 CH/MH Hard 18.5 ‐70 67.5 CH/MH Stiff 17.5
‐30.5 28 ML Hard 18.5 ‐71.5 69 CH/MH V.Stiff 18
‐32 29.5 ML Hard 18.5 ‐73.5 71 CH/MH V.Stiff 18
‐34 31.5 ML Hard 18.5 ‐75 72.5 CH/MH V.Stiff 18
‐35.5 33 ML Hard 18.5 ‐76.5 74 CH/MH Hard 18.5
‐36.25 33.75 CH/MH V.Stiff 18 ‐78.5 76 CH/MH Hard 18.5
‐37 34.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐80 77.5 CH/MH Hard 18
‐38 35.5 ML Hard 18.5 ‐81.5 79 CH/MH Hard 18.5
‐39 36.5 ML Hard 18.5

λ
Tabel IV.11 Parameter Berat Volume δapisan Tanah DB-η

El Depth USCS Cons γ(kN/m3) El Depth USCS Cons γ(kN/m3)


‐2.5 0 CH/MH ‐40.5 38 ML Hard 18.5
‐3.5 1 CH/MH Med.Stiff 17.5 ‐42 39.5 ML Hard 18.5
‐5.5 3 CH/MH Stiff 17.5 ‐42.5 40 CH/MH V.Stiff 18
‐7 4.5 CH/MH Med.Stiff 17.5 ‐43.5 41 CH/MH V.Stiff 18
‐9.5 7 CH/MH Med.Stiff 17 ‐45.5 43 CH/MH Stiff 18
‐10.5 8 CH/MH Soft 16.5 ‐46.5 44 ML Hard 18.5
‐12 9.5 CH/MH Soft 17 ‐47 44.5 ML Hard 18.5
‐13.5 11 CH/MH Med.Stiff 17 ‐50.5 48 ML Hard 18.5
‐15.5 13 CH/MH Med.Stiff 17 ‐51.5 49 SP/SM V.Dense 17.5
‐16.5 14 ML V.Stiff 18 ‐52 49.5 SP/SM V.Dense 17.5
‐17 14.5 ML Hard 18.5 ‐53.5 51 SP/SM V.Dense 18
‐18.5 16 ML Hard 18.5 ‐55.5 53 SP/SM V.Dense 18
‐20.5 18 ML Hard 18.5 ‐57 54.5 SP/SM V.Dense 18
‐21.25 18.75 CH/MH V.Stiff 18 ‐58.5 56 SP/SM Dense 17.5
‐22 19.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐60.5 58 SP/SM V.Dense 18
‐23 20.5 SP/SM V.Dense 18 ‐62 59.5 SP/SM Dense 17.5
‐23.5 21 SP/SM V.Dense 18 ‐62.5 60 CH/MH V.Stiff 18
‐25 22.5 SP/SM V.Dense 18 ‐63 60.5 CH/MH V.Stiff 18
‐26 23.5 ML Hard 18.5 ‐65.5 63 CH/MH V.Stiff 18
‐26.5 24 ML Hard 18.5 ‐67 64.5 CH/MH V.Stiff 18
‐28.5 26 ML Hard 18.5 ‐68.5 66 CH/MH Hard 18
‐30.5 28 ML Hard 18.5 ‐70.5 68 CH/MH V.Stiff 18
‐31.5 29 SP/SM V.Dense 18 ‐72 69.5 CH/MH V.Stiff 18
‐32 29.5 SP/SM V.Dense 18 ‐73.5 71 CH/MH V.Stiff 18
‐32.5 30 CH/MH Stiff 18 ‐75.5 73 CH/MH V.Stiff 18
‐33.5 31 CH/MH Stiff 18 ‐77 74.5 CH/MH V.Stiff 18
‐35.5 33 CH/MH Stiff 18 ‐78.5 76 CH/MH Hard 18.5
‐37 34.5 CH/MH V.Stiff 18 ‐80.5 78 CH/MH V.Stiff 18
‐38.5 36 CH/MH V.Stiff 18 ‐82 79.5 CH/MH Hard 18.5
‐40 37.5 ML Hard 18.5

λ
IV.2.2.Parameter Kuat Geser Tanah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk perhitungan pondasi, parameter yang
digunakan adalah parameter undrained atau total yang diperoleh dari uji triaxial CU.
Beberapa parameter kuat geser untuk lapisan tertentu didapatkan melalui korelasi
empiris (terhadap hasil lab yang ada) sebagaimana keterbatasan jumlah sampel UDS
yang dapat diambil. Berikut parameter kuat geser tanah yang digunakan pada bab iniμ
Tabel IV.12 Parameter Kuat Geser Tanah DB-1

El Depth USCS Cu(kPa) ϕ El Depth USCS Cu(kPa) ϕ


‐2.5 0 CH/MH ‐49 46.5 SP/SM ‐ 39
‐4 1.5 CH/MH 30 ‐ ‐49.5 47 SP/SM ‐ 39
‐5.5 3 CH/MH 54 ‐ ‐51.5 49 SP/SM ‐ 41
‐8.5 6 CH/MH 54 ‐ ‐53.5 51 SP/SM ‐ 43
‐9.5 7 CH/MH 54 ‐ ‐54.5 52 SP/SM ‐ 43
‐10.5 8 CH/MH 42 ‐ ‐56.5 54 SP/SM ‐ 43
‐12.5 10 CH/MH 90 ‐ ‐58 55.5 SP/SM ‐ 43
‐14 11.5 CH/MH 54 ‐ ‐59.5 57 SP/SM ‐ 43
‐14.5 12 ML 99 ‐ ‐61.5 59 SP/SM ‐ 40
‐16 13.5 ML 99 ‐ ‐62 59.5 CH/MH 192 ‐
‐17.5 15 ML 375 ‐ ‐63.5 61 CH/MH 192 ‐
‐19 16.5 ML 135 ‐ ‐64.5 62 CH/MH 192 ‐
‐20.5 18 ML 258 ‐ ‐66.5 64 CH/MH 150 ‐
‐23.5 21 ML 270 ‐ ‐68 65.5 CH/MH 132 ‐
‐24.5 22 ML 234 ‐ ‐69.5 67 CH/MH 150 ‐
‐25.5 23 ML 135 ‐ ‐71.5 69 CH/MH 150 ‐
‐27 24.5 CH/MH 144 ‐ ‐73 70.5 CH/MH 138 ‐
‐27.5 25 CH/MH 144 ‐ ‐74.5 72 CH/MH 138 ‐
‐29 26.5 CH/MH 162 ‐ ‐76.5 74 CH/MH 192 ‐
‐30.5 28 CH/MH 174 ‐ ‐78 75.5 CH/MH 180 ‐
‐31.5 29 CH/MH 180 ‐ ‐79.5 77 CH/MH 120 ‐
‐33.5 31 ML 180 ‐ ‐81.5 79 CH/MH 132 ‐
‐34 31.5 ML 180 ‐ ‐83 80.5 CH/MH 150 ‐
‐34.75 32.25 CH/MH 120 ‐ ‐84.5 82 CH/MH 174 ‐
‐35.5 33 CH/MH 120 ‐ ‐86.5 84 CH/MH 144 ‐
‐38 35.5 ML 108 ‐ ‐88 85.5 CH/MH 150 ‐
‐38.5 36 ML 108 ‐ ‐89.5 87 CH/MH 174 ‐
‐39.5 37 ML 114 ‐ ‐91 88.5 CH/MH 144 ‐
‐40.5 38 ML 132 ‐ ‐93 90.5 CH/MH 168 ‐
‐41 38.5 CH/MH 156 ‐ ‐94.5 92 CH/MH 204 ‐
‐43.5 41 CH/MH 156 ‐ ‐96.5 94 CH/MH 180 ‐
‐44.5 42 CH/MH 156 ‐ ‐98 95.5 CH/MH 186 ‐
‐46 43.5 CH/MH 174 ‐ ‐98.5 96 CH/MH 132 ‐
‐48 45.5 CH/MH 180 ‐ ‐102.5 100 CH/MH 120 ‐

λ
Tabel IV.13 Parameter Kuat Geser Tanah DB-β

El Depth USCS Cu(kPa) ϕ El Depth USCS Cu(kPa) ϕ


‐2.5 0 CH/MH ‐42 39.5 CH/MH 132 ‐
‐4 1.5 CH/MH 18 ‐ ‐43.5 41 CH/MH 120 ‐
‐5.5 3 CH/MH 24 ‐ ‐45.5 43 CH/MH 150 ‐
‐7 4.5 CH/MH 6 ‐ ‐46.5 44 SP/SM ‐ 43
‐8.5 6 CH/MH 24 ‐ ‐47 44.5 SP/SM ‐ 43
‐10 7.5 CH/MH 30 ‐ ‐47.5 45 CH/MH 216 ‐
‐12 9.5 CH/MH 156 ‐ ‐48.5 46 CH/MH 216 ‐
‐14 11.5 CH/MH 96 ‐ ‐50 47.5 CH/MH 168 ‐
‐15.5 13 CH/MH 72 ‐ ‐50.5 48 SP/SM ‐ 42
‐16.5 14 ML 99 ‐ ‐52 49.5 SP/SM ‐ 42
‐17 14.5 ML 99 ‐ ‐53.5 51 SP/SM ‐ 42
‐18.5 16 ML 111 ‐ ‐54.5 52 SP/SM ‐ 43
‐20.5 18 ML 108 ‐ ‐55.5 53 SP/SM ‐ 43
‐22 19.5 ML 111 ‐ ‐57 54.5 SP/SM ‐ 43
‐23 20.5 SP/SM ‐ 42 ‐58.5 56 SP/SM ‐ 41
‐24 21.5 SP/SM ‐ 43 ‐59 56.5 CH/MH 186 ‐
‐25.5 23 SP/SM ‐ 43 ‐60.5 58 CH/MH 186 ‐
‐27 24.5 SP/SM ‐ 40 ‐61.5 59 CH/MH 198 ‐
‐27.5 25 CH/MH 162 ‐ ‐63 60.5 CH/MH 162 ‐
‐28.5 26 CH/MH 162 ‐ ‐65.5 63 CH/MH 156 ‐
‐30.5 28 CH/MH 174 ‐ ‐67 64.5 CH/MH 138 ‐
‐31.5 29 SP/SM ‐ 43 ‐68.5 66 CH/MH 114 ‐
‐32 29.5 SP/SM ‐ 43 ‐70 67.5 CH/MH 162 ‐
‐33.5 31 SP/SM ‐ 43 ‐72 69.5 CH/MH 180 ‐
‐34 31.5 CH/MH 138 ‐ ‐73.5 71 CH/MH 192 ‐
‐35.5 33 CH/MH 138 ‐ ‐75.5 73 CH/MH 186 ‐
‐37 34.5 CH/MH 138 ‐ ‐77 74.5 CH/MH 180 ‐
‐38 35.5 SP/SM ‐ 38 ‐78.5 76 CH/MH 198 ‐
‐38.5 36 SP/SM ‐ 38 ‐80.5 78 CH/MH 222 ‐
‐40 37.5 SP/SM ‐ 43 ‐82 79.5 CH/MH 240 ‐
‐40.5 38 CH/MH 132 ‐

λ
Tabel IV.14 Parameter Kuat Geser Tanah DB-γ

El Depth USCS Cu(kPa) ϕ El Depth USCS Cu(kPa) ϕ


‐2.5 0 CH/MH ‐41.5 39 CH/MH 192 ‐
‐3.5 1 CH/MH 30 ‐ ‐43.5 41 CH/MH 258 ‐
‐5 2.5 CH/MH 54 ‐ ‐45 42.5 CH/MH 198 ‐
‐6.5 4 CH/MH 12 ‐ ‐46.5 44 CH/MH 204 ‐
‐7.5 5 CH/MH 18 ‐ ‐48.5 46 CH/MH 288 ‐
‐10.5 8 CH/MH 30 ‐ ‐49.5 47 SP/SM ‐ 42
‐11.5 9 CH/MH 18 ‐ ‐50 47.5 SP/SM ‐ 43
‐12.5 10 CH/MH 54 ‐ ‐51.5 49 SP/SM ‐ 43
‐15.5 13 CH/MH 96 ‐ ‐53.5 51 SP/SM ‐ 43
‐16.5 14 CH/MH 96 ‐ ‐56 53.5 SP/SM ‐ 43
‐18 15.5 ML 72 ‐ ‐56.5 54 SP/SM ‐ 43
‐18.5 16 ML 96 ‐ ‐58.5 56 SP/SM ‐ 43
‐20 17.5 ML 93 ‐ ‐60 57.5 SP/SM ‐ 43
‐21.5 19 ML 72 ‐ ‐61.5 59 SP/SM ‐ 43
‐23 20.5 SP/SM ‐ 42 ‐62 59.5 ML 120 ‐
‐23.5 21 SP/SM ‐ 43 ‐63.5 61 ML 129 ‐
‐25 22.5 SP/SM ‐ 43 ‐65 62.5 ML 120 ‐
‐25.75 23.25 CH/MH 162 ‐ ‐65.75 63.25 CH/MH 168 ‐
‐26.5 24 CH/MH 162 ‐ ‐66.5 64 CH/MH 168 ‐
‐28.5 26 CH/MH 144 ‐ ‐68.5 66 CH/MH 156 ‐
‐30 27.5 CH/MH 186 ‐ ‐70 67.5 CH/MH 138 ‐
‐30.75 28.25 SP/SM ‐ 42 ‐71.5 69 CH/MH 174 ‐
‐31.5 29 SP/SM ‐ 43 ‐73.5 71 CH/MH 186 ‐
‐32 29.5 CH/MH 108 ‐ ‐75 72.5 CH/MH 174 ‐
‐33.5 31 CH/MH 108 ‐ ‐76.5 74 CH/MH 180 ‐
‐35 32.5 CH/MH 168 ‐ ‐78.5 76 CH/MH 198 ‐
‐36.5 34 CH/MH 168 ‐ ‐80 77.5 CH/MH 234 ‐
‐38.5 36 CH/MH 156 ‐ ‐81.5 79 CH/MH 234 ‐
‐40 37.5 CH/MH 540 ‐

10
Tabel IV.15 Parameter Kuat Geser Tanah DB-4

El Depth USCS Cu(kPa) ϕ El Depth USCS Cu(kPa) ϕ


‐2.5 0 ‐40.5 38 ML 147 ‐
‐3.5 1 CH/MH 84 ‐ ‐42 39.5 ML 270 ‐
‐4.5 2 CH/MH 48 ‐ ‐44 41.5 ML 186 ‐
‐6.5 4 CH/MH 36 ‐ ‐45.5 43 ML 105 ‐
‐7.5 5 CH/MH 30 ‐ ‐47 44.5 ML 105 ‐
‐8.5 6 CH/MH 36 ‐ ‐48 45.5 SP/SM ‐ 40
‐10 7.5 CH/MH 42 ‐ ‐48.5 46 SP/SM ‐ 40
‐12.5 10 CH/MH 12 ‐ ‐50 47.5 SP/SM ‐ 43
‐13.5 11 CH/MH 54 ‐ ‐51.5 49 SP/SM ‐ 43
‐15 12.5 CH/MH 174 ‐ ‐53.5 51 SP/SM ‐ 43
‐16.5 14 CH/MH 150 ‐ ‐55 52.5 SP/SM ‐ 43
‐18 15.5 SP/SM ‐ 39 ‐56.5 54 SP/SM ‐ 43
‐18.5 16 SP/SM ‐ 39 ‐58.5 56 SP/SM ‐ 43
‐20 17.5 SP/SM ‐ 43 ‐60 57.5 SP/SM ‐ 43
‐21.5 19 SP/SM ‐ 43 ‐61.5 59 SP/SM ‐ 38
‐23.5 21 SP/SM ‐ 43 ‐62 59.5 CH/MH 150 ‐
‐25 22.5 SP/SM ‐ 43 ‐63.5 61 CH/MH 150 ‐
‐26.5 24 SP/SM ‐ 43 ‐65 62.5 CH/MH 78 ‐
‐27 24.5 CH/MH 204 ‐ ‐66.5 64 CH/MH 102 ‐
‐28.5 26 CH/MH 204 ‐ ‐68.5 66 CH/MH 108 ‐
‐30 27.5 CH/MH 210 ‐ ‐70 67.5 CH/MH 84 ‐
‐30.5 28 ML 180 ‐ ‐71.5 69 CH/MH 138 ‐
‐32 29.5 ML 360 ‐ ‐73.5 71 CH/MH 138 ‐
‐34 31.5 ML 450 ‐ ‐75 72.5 CH/MH 126 ‐
‐35.5 33 ML 450 ‐ ‐76.5 74 CH/MH 198 ‐
‐36.25 33.75 CH/MH 126 ‐ ‐78.5 76 CH/MH 210 ‐
‐37 34.5 CH/MH 126 ‐ ‐80 77.5 CH/MH 186 ‐
‐38 35.5 ML 141 ‐ ‐81.5 79 CH/MH 210 ‐
‐39 36.5 ML 141 ‐

10
Tabel IV.16 Parameter Kuat Geser Tanah DB-η

El Depth USCS Cu(kPa) ϕ El Depth USCS Cu(kPa) ϕ


‐2.5 0 CH/MH ‐40.5 38 ML 234 ‐
‐3.5 1 CH/MH 54 ‐ ‐42 39.5 ML 255 ‐
‐5.5 3 CH/MH 78 ‐ ‐42.5 40 CH/MH 126 ‐
‐7 4.5 CH/MH 54 ‐ ‐43.5 41 CH/MH 126 ‐
‐9.5 7 CH/MH 42 ‐ ‐45.5 43 CH/MH 102 ‐
‐10.5 8 CH/MH 24 ‐ ‐46.5 44 ML 114 ‐
‐12 9.5 CH/MH 30 ‐ ‐47 44.5 ML 117 ‐
‐13.5 11 CH/MH 36 ‐ ‐50.5 48 ML 114 ‐
‐15.5 13 CH/MH 48 ‐ ‐51.5 49 SP/SM ‐ 41
‐16.5 14 ML 90 ‐ ‐52 49.5 SP/SM ‐ 41
‐17 14.5 ML 180 ‐ ‐53.5 51 SP/SM ‐ 43
‐18.5 16 ML 102 ‐ ‐55.5 53 SP/SM ‐ 43
‐20.5 18 ML 255 ‐ ‐57 54.5 SP/SM ‐ 43
‐21.25 18.75 CH/MH 162 ‐ ‐58.5 56 SP/SM ‐ 37
‐22 19.5 CH/MH 162 ‐ ‐60.5 58 SP/SM ‐ 43
‐23 20.5 SP/SM ‐ 42 ‐62 59.5 SP/SM ‐ 37
‐23.5 21 SP/SM ‐ 43 ‐62.5 60 CH/MH 150 ‐
‐25 22.5 SP/SM ‐ 43 ‐63 60.5 CH/MH 150 ‐
‐26 23.5 ML 123 ‐ ‐65.5 63 CH/MH 138 ‐
‐26.5 24 ML 123 ‐ ‐67 64.5 CH/MH 156 ‐
‐28.5 26 ML 108 ‐ ‐68.5 66 CH/MH 186 ‐
‐30.5 28 ML 111 ‐ ‐70.5 68 CH/MH 144 ‐
‐31.5 29 SP/SM ‐ 42 ‐72 69.5 CH/MH 156 ‐
‐32 29.5 SP/SM ‐ 43 ‐73.5 71 CH/MH 150 ‐
‐32.5 30 CH/MH 114 ‐ ‐75.5 73 CH/MH 162 ‐
‐33.5 31 CH/MH 114 ‐ ‐77 74.5 CH/MH 180 ‐
‐35.5 33 CH/MH 96 ‐ ‐78.5 76 CH/MH 192 ‐
‐37 34.5 CH/MH 156 ‐ ‐80.5 78 CH/MH 180 ‐
‐38.5 36 CH/MH 138 ‐ ‐82 79.5 CH/MH 198 ‐
‐40 37.5 ML 180 ‐

1
IV.3. Deskripsi Umum Struktur World Financial Tower
Proyek World Financial Tower terletak Jl. DR. Ide Anak Agung Gde Agung δot B,
Kawasan εega Kuningan, Jakarta Selatan. Pemilik prokek adalah PT.
εEGA KUσIσGAσ IσTERσATIτσAδ. Bangunan terdiri η lantai basement, dan 4λ
lantai gedung kantor, ditambah lantai mezzanine γ lantai ruang kantor premium,
lantai atap, dan lantai helipad. Detail dari jenis penggunaan dari gedung ini, adalah
sebagai berikutμ
 δantai Basement 1 – η difungsikan sebagai area parkir dan ruang mekanikal
 δantai sebagai area parkir dan retail.
 δantai 1/UG sebagai area fasilitas umum dan ruang retail.
 δantai β-18 difungsikan sebagai ruang kantor.
 δantai 1λ sebagai ruang area mekanikal dan ruang berkumpul darurat/ refuge.
 δantai β0 difungsikan sebagai ruang area mekanikal.
 δantai β1-γ7 difungsikan sebagai ruang kantor.
 δantai γ8 sebagai ruang area mekanikal dan ruang berkumpul darurat/ refuge.
 δantai γλ-4θ difungsikan sebagai ruang kantor.
 δantai 47-4λ difungsikan sebagai ruang kantor premium.

Gambar IV.8 Site Plan Gedung WFT (PT. Gistama Intisemesta)

1
Gedung merupakan sistem struktur beton bertulang dual system yaitu kombinasi shear
wall dengan portal perimeter balok-kolom. Elemen horizontal terdiri dari balok baja
dengan pelat lantai beton di atas metal deck dan flat slab khusus di lantai basemen. Pada
kolom dan balok perimeter, elemen struktur baja digunakan untuk membantu
pemasangan (erection) struktur baja lantai, dan kemudian ditutupi struktur beton
menjadi elemen komposit. Gedung menggunakan pondasi dalam tiang bor, dan dasar
galian basement gedung berada pada elevasi -β0.η meter. Pondasi tower merupakan
pondasi grup tiang yang disatukan dengan kesatuan pile cap (massive pile cap).

Gambar IV.9 Gambar Potongan GedungWFT (PT. Gistama Intisemesta)

1
IV.4. Beban yang Bekerja Pada Pondasi
IV.4.1.Beban Aksial Tekan dan Tarik
Beban yang diterima oleh pondasi berasal dari beban yang bekerja pada struktur atas.
Beban pada pondasi diperoleh dari output program SAFE yang menggunakan beban
struktur dari output program ETABS seperti yang dijelaskan pada laporan perencanaan
struktur bawah yang dikeluarkan oleh PT. Gistama Intisemesta. Beban yang diberikan
sudah merupakan beban per tiang yang dimodelkan sebagai spring/restraint pada model
di SAFE. Beban pada pondasi berdasarkan kombinasi (kondisi) terbagi menjadi kondisi
statik, gempa nominal, gempa kuat, dan uplift. Tiap-tiap kondisi ditandai dengan kode
kombinasi pada pemrograman menggunakan SAFE, misalμ PIδE_01 dan PIδE_0β untuk
kondisi statik dan PIδE_0γ sampai PIδE_18 untuk kondisi gempa nominal, dan
τS_PIδE_0γ sampai τS_PIδE_18 untuk kondisi gempa kuat.
Tabel IV.17 Beban Aksial Tekan Pondasi Podium Kondisi Statik

Node Static(ton) Node Static(ton) Node Static(ton) Node Static(ton)


375 392.454 216 511.57 3816 506.957 126 506.01
879 377.9 217 520.608 259 514.235
1583 376.606 2688 550.506 3400 636.048 271 494.536
1658 372.775 2819 496.173 3803 510.571 2823 558.574
3016 441.634 3273 448.659
25 551.689 71 622.735
40 564.123 2079 525.51 1235 518.171 28 567.332
64 626.058 2197 542.242 1649 542.524 56 597.035
97 603.342 2928 545.631 2082 545.236 94 608.861
249 607.423 3360 469.496 2577 572.963 265 588.263
680 550.645 3661 470.599 3050 596.215 802 579.391
1336 550.455 288 534.702 3200 615.369 1586 565.915
1633 539.231 287 523.087 3640 496.217 1680 506.141
1944 514.723 3778 472.243 3779 461.973 2083 450.169
2118 501.752 2186 409.767
2183 446.913 3408 605.263 51 609.804 2799 339.442
2555 379.326 3802 504.914 226 573.626
227 563.661 31 366.593
71 622.735 3815 500.688 206 623.817 55 328.21
1483 542.52 3823 459.516 693 612.477 121 403.132
1644 590.608 3829 468.039 1573 628.093 532 399.369
3830 465.116 1661 633.958 1225 397.044
2051 575.801 3831 469.849 138 509.017 1629 371.722
3824 463.507

1
Tabel IV.18 Beban Aksial Tekan Pondasi Tower Kondisi Statik

Node Static(ton) Node Static(ton) Node Static(ton) Node Static(ton) Node Static(ton) Node Static(ton)
351 906.538 518 873.894 520 883.449 67 838.451 102 827.872 276 789.957
350 937.988 517 893.628 521 872.708 66 853.431 103 814.164 273 768.567
349 936.256 414 898.765 522 844.484 65 870.165 167 833.588 270 775.259
357 911.831 415 891.913 523 811.639 63 905.856 174 859.561 267 810.026
210 901.858 515 868.975 524 788.365 62 917.45 179 856.035 263 831.974
211 884.415 516 835.074 182 778.365 42 911.024 302 872.45 260 812.231
212 834.831 191 806.89 183 790.584 48 918.885 301 847.6 257 812.362
348 856.89 192 783.588 184 784.181 52 907.729 137 798.173 254 812.948
347 902.709 193 751.824 321 787.561 53 872.928 136 800.824 251 832.14
346 918.096 329 769.775 320 815.93 54 856.927 135 819.646 247 813.848
356 893.501 328 786.608 319 801.097 58 842.214 134 848.24 244 779.661
359 881.419 413 822.719 150 809.42 163 793.327 133 865.038 237 774.768
207 894.476 411 873.401 149 829.395 535 779.612 132 868.808 238 798.917
208 849.989 409 906.894 148 847.304 312 787.802 131 866.195 239 844.841
209 789.61 407 917.843 147 886.4 311 790.513 127 850.06 268 759.238
41 819.843 395 917.44 146 900.932 80 820.16 128 823.049 264 783.303
344 850.27 397 904.613 145 896.094 79 852.602 129 806.097 261 786.761
343 868.775 399 870.395 139 901.904 78 860.501 130 806.192 252 787.966
355 874.373 401 816.472 140 887.667 77 890.296 176 870.771 248 786.159
360 857.868 188 777.4 141 848.498 76 924.992 181 901.625 245 762.925
203 835.382 189 756.612 142 830.174 75 913.777 298 850.337
204 797.005 60 767.92 143 809.329 50 914.365 297 825.659
47 763.038 326 766.738 162 799.878 69 926.907 228 840.264
341 823.253 412 791.931 170 809.859 70 892.843 229 870.43
340 842.523 410 828.213 177 786.489 72 864.316 296 879.564
408 865.312 317 790.068 73 857.593 295 868.298
406 887.848 316 802.708 74 825.888 294 820.94
200 813.047 394 894.027 96 816.32 172 806.644 231 832.071
201 787.783 396 887.945 93 845.952 178 809.703 232 880.207
339 819.587 398 864.509 92 851.828 309 828.939 233 904.832
338 826.606 400 826.274 90 880.031 308 835.621 279 880.702
198 798.054 402 787.85 88 915.846 307 815.736 277 843.569
199 785.863 186 757.496 87 908.851 111 805.282 275 796.938
336 807.296 49 755.861 81 909.36 110 821.217 269 806.236
335 853.658 324 791.583 82 917.494 109 842.952 266 836.787
334 834.094 323 791.771 83 881.997 108 862.213 262 836.5
194 817.352 322 781.574 84 854.159 107 904.957 253 837.676
195 831.643 529 790.264 85 848.337 106 911.982 250 839.341
196 780.191 528 812.083 86 818.119 104 906.778 246 810.143
333 774.329 527 844.113 158 804.297 98 913.586 234 805.322
332 800.711 526 871.926 165 792.982 99 906.2 235 859.009
331 819.299 533 764.01 100 865.479 236 899.875
519 843.709 525 883.303 314 783.352 101 847.943 278 831.785

1
Tabel IV.19 Beban Aksial Tekan Pondasi Podium Kondisi Gempa σominal

Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton)


375 393.213 2688 551.329 3400 699.921 271 494.707
879 379.545 2819 494.174 3803 547.732 2823 558.322
1583 378.023 3016 451.747 3273 455.278
1658 373.05 71 687.707
2079 574.816 1235 561.713 28 601.654
25 591.603 2197 577.379 1649 593.654 56 595.129
40 601.779 2928 544.527 2082 593.789 94 610.154
64 689.064 3360 481.546 2577 608.151 265 585.372
97 658.544 3661 482.037 3050 599.412 802 575.753
249 630.331 288 562.469 3200 636.236 1586 562.328
680 557.243 287 537.067 3640 499.663 1680 504.082
1336 548.765 3778 488.178 3779 478.593 2083 451.925
1633 537.341 2186 411.168
1944 513.688 3408 667.11 51 635.416 2799 353.658
2118 502.718 3802 539.939 226 619.037
2183 443.873 227 604.211 31 414.157
2555 398.956 3815 554.041 206 647.105 55 335.227
3823 515.466 693 625.685 121 401.755
71 687.707 3829 520.141 1573 636.784 532 397.407
1483 588.318 3830 517.475 1661 638.128 1225 394.997
1644 620.809 3831 522.957 138 506.176 1629 370.621
2051 586.806 3824 521.248 126 510.383
216 511.042 3816 562.225 259 513.642
217 517.006

10
Tabel IV.20 Beban Aksial Tekan Pondasi Tower Kondisi Gempa σominal
Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton)
351 1044.621 518 951.545 520 941.627 67 982.391 102 968.154 276 893.446
350 1083.977 517 967.286 521 946.274 66 991.098 103 947.866 273 867.981
349 1080.661 414 966.407 522 940.545 65 989.368 167 951.137 270 873.946
357 1049.944 415 964.229 523 922.87 63 1000.753 174 969.837 267 911.458
210 1040.941 515 944.193 524 906.576 62 978.964 179 953.988 263 934.617
211 1020.996 516 911.674 182 894.769 42 938.632 302 983.908 260 910.907
212 959.769 191 888.884 183 900.876 48 980.652 301 963.195 257 908.827
348 976.294 192 866.132 184 883.065 52 1002.822 137 914.345 254 912.242
347 1033.722 193 830.241 321 889.001 53 992.307 136 910.897 251 935.848
346 1052.505 329 861.757 320 931.623 54 995.395 135 919.694 247 917.101
356 1021.193 328 879.401 319 926.455 58 987.317 134 950.585 244 880.411
359 1007.095 413 911.612 150 943.171 163 901.475 133 966.359 237 876.574
207 1025.241 411 954.203 149 960.646 535 873.859 132 964.091 238 905.164
208 971.923 409 979.912 148 962.448 312 882.61 131 967.823 239 956.598
209 897.261 407 984.433 147 980.086 311 897.158 127 952.796 268 853.69
41 922.197 395 983.378 146 964.122 80 961.226 128 923.762 264 879.156
344 960.438 397 975.933 145 941.984 79 999.359 129 916.81 261 881.809
343 983.84 399 950.358 139 965.305 78 993.493 130 922.955 252 884.043
355 989.059 401 904.174 140 981.745 77 1002.953 176 987.169 248 883.721
360 969.832 188 868.621 141 964.124 76 1011.267 181 1014.037 245 859.514
203 944.963 189 846.461 142 961.922 75 970.929 298 962.166
204 898.737 60 862.311 143 943.465 50 971.499 297 936.857
47 855.315 326 867.802 162 925.268 69 1013.658 228 952.186
341 919.088 412 893.209 170 924.799 70 1005.92 229 983.119
340 942.209 410 921.484 177 887.219 72 997.702 296 985.732
408 943.577 317 902.645 73 1004.71 295 977.026
406 953.92 316 928.864 74 967.159 294 925.082
200 907.484 394 951.971 96 954.63 172 913.491 231 937.898
201 876.846 396 953.449 93 990.541 178 905.128 232 990.18
339 905.672 398 942.43 92 981.615 309 925.991 233 1012.685
338 915.05 400 919.057 90 987.959 308 945.15 279 993.174
198 880.212 402 888.413 88 996.294 307 932.817 277 953.597
199 864.435 186 857.113 87 951.136 111 938.665 275 900.373
336 888.124 49 848.278 81 951.91 110 961.067 269 908.887
335 940.736 324 892.005 82 998.516 109 979.449 266 942.044
334 918.369 323 902.465 83 990.678 108 983.315 262 940.155
194 897.195 322 898.359 84 984.828 107 1006.215 253 942.136
195 913.194 529 908.598 85 993.817 106 995.307 250 945.898
196 854.961 528 923.281 86 957.189 104 979.4 246 914.42
333 856.408 527 940.101 158 930.949 98 997.014 234 910.904
332 886.052 526 945.412 165 905.809 99 1007.929 235 972.033
331 903.297 533 856.921 100 987.145 236 1015.312
519 923.469 525 941.458 314 890.558 101 984.972 278 940.433

10
Tabel IV.21 Beban Aksial Tekan Pondasi Podium Kondisi Gempa Kuat

Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton)


375 394.067 2688 560.264 3400 785.495 271 499.603
879 381.923 2819 497.733 3803 598.251 2823 563.953
1583 380.82 3016 469.627 3273 467.007
1658 374.772 71 777.689
2079 641.337 1235 618.191 28 653.056
25 650.199 2197 627.443 1649 661.852 56 596.828
40 654.24 2928 549.123 2082 660.054 94 618.197
64 774.565 3360 494.871 2577 657.632 265 587.885
97 733.291 3661 495.68 3050 609.94 802 579.549
249 662.377 288 602.753 3200 668.488 1586 566.206
680 568.15 287 559.268 3640 510.41 1680 508.115
1336 550.175 3778 508.937 3779 502.622 2083 455.856
1633 540.349 2186 411.797
1944 518.452 3408 750.189 51 673.906 2799 371.615
2118 509.23 3802 572.416 226 682.557
2183 444.861 227 660.979 31 483.922
2555 429.523 3815 616.413 206 682.858 55 346.103
3823 589.472 693 647.598 121 404.241
71 777.689 3829 584.412 1573 654.003 532 399.798
1483 647.756 3830 586.579 1661 650.943 1225 396.77
1644 663.425 3831 594.238 138 507.839 1629 371.685
2051 606.608 3824 598.928 126 520.949
216 516.193 3816 638.132 259 518.627
217 518.563

1
Tabel IV.22 Beban Aksial Tekan Pondasi Tower Kondisi Gempa Kuat

Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton)
351 1253.086 518 1043.211 520 1002.434 67 1198.384 102 1178.837 276 1035.407
350 1306.128 517 1052.368 521 1030.415 66 1186.004 103 1148.418 273 1002.208
349 1298.758 414 1042.272 522 1059.267 65 1142.483 167 1117.113 270 1004.737
357 1256.259 415 1047.331 523 1065.49 63 1116.013 174 1117.706 267 1043.47
210 1250.93 515 1032.32 524 1071.587 62 1043.537 179 1084.512 263 1066
211 1227.877 516 1002.897 182 1060.214 42 952.334 302 1133.559 260 1035.161
212 1146.463 191 989.371 183 1053.646 48 1045.286 301 1123.833 257 1033.414
348 1146.911 192 969.161 184 1012.95 52 1117.826 137 1076.201 254 1041.209
347 1224.57 193 929.657 321 1024.577 53 1144.966 136 1055.902 251 1071.214
346 1248.601 329 979.157 320 1093.943 54 1192.013 135 1047.39 247 1052.92
356 1204.342 328 996.515 319 1109.92 58 1205.836 134 1067.393 244 1015.515
359 1187.058 413 1021.475 150 1141.289 163 1050.556 133 1077.328 237 1015.654
207 1215.768 411 1050.466 149 1146.44 535 998.963 132 1082.431 238 1052.485
208 1148.175 409 1063.546 148 1109.987 312 1008.888 131 1095.787 239 1111.992
209 1048.815 407 1058.063 147 1094.034 311 1044.009 127 1083.076 268 978.348
41 1057.301 395 1056.003 146 1031.722 80 1175.278 128 1052.014 264 1003.491
344 1108.585 397 1056.988 145 983.638 79 1218.244 129 1062.811 261 1003.398
343 1140.075 399 1045.331 139 1032.962 78 1175.253 130 1085.347 252 1009.805
355 1143.038 401 1012.367 140 1095.833 77 1145.792 176 1146.877 248 1011.998
360 1119.536 188 983.725 141 1111.825 76 1113.21 181 1163.629 245 988.724
203 1092.595 189 961.348 142 1149.006 75 1006.697 298 1113.739
204 1033.874 60 984.936 143 1142.715 50 1029.627 297 1088.393
47 975.135 326 1002.035 162 1109.145 69 1115.867 228 1103.69
341 1041.133 412 1022.345 170 1086.257 70 1148.75 229 1134.274
340 1068.887 410 1037.334 177 1021.337 72 1180.165 296 1126.017
408 1035.789 317 1061.503 73 1224.093 295 1119.529
406 1027.149 316 1114.605 74 1181.232 294 1061.468
200 1026.832 394 1012.766 96 1163.154 172 1058.928 231 1076.914
201 989.701 396 1025.704 93 1205.48 178 1032.03 232 1135.049
339 1013.598 398 1033.943 92 1157.176 309 1055.673 233 1155.104
338 1025.443 400 1033.995 90 1123.531 308 1094.154 279 1144.884
198 982.265 402 1016.412 88 1089.331 307 1099.8 277 1103.002
199 962.789 186 989.198 87 986.922 111 1139.366 275 1039.128
336 988.452 49 968.752 81 987.944 110 1171.327 269 1042.368
335 1048.029 324 1024.511 82 1091.985 109 1175.449 266 1076.82
334 1021.478 323 1055.933 83 1126.774 108 1140.265 262 1070.534
194 994.255 322 1064.141 84 1162.409 107 1131.815 253 1077.47
195 1013.291 529 1073.483 85 1210.825 106 1062.856 250 1084.601
196 947.817 528 1066.242 86 1167.509 104 1061.48 246 1051.272
333 959.896 527 1059.086 158 1117.846 98 1095.068 234 1053.687
332 992.337 526 1029.709 165 1065.022 99 1133.757 235 1126.553
331 1006.277 533 980.054 100 1144.288 236 1171.59
519 1019.183 525 1002.325 314 1038.551 101 1181.841 278 1090.17

11
Gambar IV.10 δayout Pondasi dan Bore-hole Proyek WFT (PT.Gistama Intisemesta & PT.Sofoco)

Gambar IV.11 δetak-letak Spring εodel SAFE dan Pembagian δokasi sesuai Bore-hole

Beban aksial tarik pada pondasi disebabkan gaya uplift. Besarnya gaya uplift diperoleh
dari output SAFE dengan kode kombinasi Uδ_PIδE dan Uδ_τS_PIδE. Uplift terbesar
terjadi pada kondisi statik, yakni kombinasi Uδ_PIδE_01 dan Uδ_PIδE_0β.

11
Tabel IV.23 Beban Aksial Tarik/Uplift Pondasi Podium

Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton)


375 369.647 2688 579.391 3400 79.193 271 529.804
879 349.594 2819 500.092 3803 273.578 2823 557.367
1583 349.248 3016 429.347 3273 395.857
1658 385.079 71 50.576
2079 34.504 1235 50.939 28 739.582
25 697.551 2197 90.356 1649 39.857 56 562.595
40 478.027 2928 531.468 2082 6.03 94 610.744
64 252.276 3360 388.432 2577 133.77 265 616.749
97 183.917 3661 471.802 3050 498.245 802 605.494
249 351.888 288 193.349 3200 333.955 1586 578.119
680 454.386 287 361.265 3640 489.691 1680 548.353
1336 530.861 3778 394.459 3779 465.079 2083 595.455
1633 559.543 2186 607.239
1944 570.687 3408 87.953 51 423.74 2799 481.771
2118 583.678 3802 243.664 226 160.713
2183 486.383 227 148.803 31 288.186
2555 410.167 3815 34.747 206 232.944 55 302.427
3823 4.084 693 379.368 121 397.665
71 50.576 3829 19.359 1573 493.843 532 357.585
1483 0.247 3830 5.644 1661 536.813 1225 343.553
1644 221.157 3831 21.171 138 532.528 1629 372.957
2051 398.496 3824 6.636 126 457.446
216 456.126 3816 35.926 259 536.202
217 547.194

1
Tabel IV.24 Beban Aksial Tarik/Uplift Pondasi Tower
Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton) Node Axial(ton)
351 211.837 518 470.948 520 538.818 67 453.66 102 430.35 276 212.418
350 286.159 517 496.963 521 527.947 66 485.849 103 393.037 273 219.988
349 320.019 414 505.714 522 499.259 65 511.396 167 329.241 270 242.681
357 326.096 415 499.998 523 460.078 63 545.782 174 288.811 267 280.291
210 326.253 515 476.508 524 418.057 62 557.979 179 212.453 263 299.208
211 301.085 516 436.922 182 373.378 42 554.129 302 298.02 260 283.676
212 235.793 191 390.98 183 330.807 48 559.77 301 327.937 257 280.296
348 210.12 192 329.147 184 261.628 52 548.627 137 369.974 254 284.675
347 298.526 193 245.346 321 250.325 53 515.398 136 385.339 251 300.22
346 350.62 329 298.397 320 335.536 54 490.678 135 407.481 247 284.007
356 356.858 328 364.579 319 378.395 58 458.357 134 432.597 244 246.264
359 359.187 413 426.158 150 423.978 163 288.671 133 446.932 237 223.44
207 365.094 411 486.457 149 465.758 535 213.307 132 450.192 238 215.173
208 312.552 409 524.318 148 497.589 312 218.532 131 448.361 239 210.611
209 231.806 407 539.096 147 536.875 311 281.244 127 435.099 268 193.483
41 206.361 395 540.219 146 553.213 80 421.975 128 411.15 264 221.053
344 285.959 397 527.202 145 551.595 79 469.156 129 389.81 261 223.397
343 343.918 399 492.121 139 554.882 78 490.522 130 374.953 252 224.998
355 374.499 401 433.444 140 539.846 77 521.66 176 329.954 248 224.136
360 378.329 188 373.892 141 501.663 76 552.274 181 295.399 245 196.947
203 351.69 189 309.637 142 470.771 75 545.373 298 324.266
204 297.386 60 236.352 143 429.393 50 546.19 297 337.905
47 228.241 326 300.738 162 383.261 69 554.749 228 342.239
341 287.036 412 409.675 170 335.204 70 525.063 229 326.872
340 345.314 410 462.372 177 249.915 72 495.062 296 290.314
#N/A 408 505.053 317 307.38 73 474.279 295 322.757
#N/A 406 529.754 316 369.93 74 426.346 294 317.197
200 354.192 394 537.351 96 420.745 172 279.946 231 321.242
201 303.319 396 531.732 93 471.299 178 213.024 232 322.822
339 240.26 398 508.571 92 495.111 309 221.074 233 291.737
338 306.72 400 467.599 90 527.891 308 290.817 279 272.15
198 323.096 402 416.41 88 561.211 307 327.606 277 282.969
199 262.268 186 309.445 87 558.516 111 388.594 275 273.617
336 245.424 49 244.417 81 559.32 110 425.296 269 308.487
335 342.142 324 258.034 82 563.676 109 458.022 266 337.498
334 376.083 323 321.377 83 531.373 108 483.475 262 337.799
194 387.411 322 366.365 84 499.621 107 520.562 253 339.338
195 357.786 529 411.972 85 476.417 106 528.669 250 340.293
196 265.562 528 455.012 86 425.103 104 525.326 246 312.066
333 228.696 527 495.454 158 372.49 98 530.517 234 277.29
332 315.339 526 525.425 165 307.776 99 522.717 235 287.143
331 380.554 533 216.571 100 487.372 236 274.175
519 428.947 525 538.062 314 288.975 101 462.911 278 209.315

1
IV.4.2.Beban Geser Akibat Gempa
Geser yang signifikan umumnya berasal dari beban gempa. Besarnya beban geser pda
pondasi dapat diperoleh dari output SAFE atau membagi gaya geser total dari gedung
(Base Shear) ke seluruh tiang. Dari output SAFE, beban geser terbesar yang diterima
tiang adalahμ
Tabel IV.25 Gaya Geser Terbesar pada Tiang Berdasarkan τutput SAFE

Kondisi: Nominal Earthquake


Pondasi Node Shear(t) Mmax(t.m)
Podium 217 19.7 33.1
Tower 350 16.7 38.2
Kondisi: Strong Earthquake
Pondasi Node Shear(t) Mmax(t.m)
Podium 217 34.5 60.2
Tower 350 29.2 46.4

Dengan mengasumsikan kekakuan dari seluruh tiang pondasi desain adalah sama dan
beban geser bekerja secara merata pada setiap tiang pondasi, beban geser dapat
ditentukan dengan membagi rata gaya geser total gedung ke seluruh tiang.
Tabel IV.26 Rata-rata Gaya Geser pada Tiang

Kondisi Total Shear(t) jumlah tiang Geser tiang(t)


Gempa Nominal 5156 280 18.4142857
Gempa Kuat 10594 280 37.8357143

Besar gaya geser yang digunakan untuk desain pondasi adalah sebagai berikutμ
Tabel IV.27 Gaya Geser Desain Tiang

Kondisi: Nominal Earthquake


Pondasi Node Shear(t) Average Shear(t) Vdesign(t) Load/Cap
Podium 217 19.7 20 0.985
18.4142857
Tower 350 16.7 25 0.736571
Kondisi: Strong Earthquake
Pondasi Node Shear(t) Average Shear(t) Vdesign(t) Load/Cap
Podium 217 34.5 40 0.945893
37.8357143
Tower 350 29.2 50 0.756714

1
IV.5. Daya Dukung Tiang Tunggal
IV.5.1.Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal
Daya dukung aksial tiang tunggal termasuk kapasitas tekan dan kapasitas tarik/uplift.
Perhitungan daya dukung aksial dilakukan secara manual berdasarkan persamaan-
persamaan yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka. Perhitungan daya dukung aksial
tiang tunggal dilakukan dengan menggunakan data SPT dan korelasi kuat geser dari
setiap bore-hole yang ada.

IV.5.1.1. Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Tunggal


Daya dukung tekan tiang tunggal dihitung dengan menggunakan metode perhitungan
oleh Reese dan Wright (1λ77) seperti yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka. Untuk
tahanan friksi pada tanah kohesif, faktor pengali α yang digunakan adalah 0.ηη untuk
tanah clay dan 0.7 untuk tanah silt. Berikut ini adalah hasil perhitungan daya dukung
aksial tekan tiang tunggalμ
Tabel IV.28 Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Tunggal (D1.β_γ0) Pondasi Podium

Method of Calculation Reese-Wright


SF Diameter(m) 1.2
Compression 2.η

Compression Qult(kN) Qall(kN) Qall(t) Length(m)


DB-1 1η019.942 θ007.97θ9 θ12.43393 30
DB-2 1θ721.4θ3 θθ88.η8η3 θ81.81298 30
DB-3 17287.2 θ914.88 704.88073 30
DB-η 1η191.234 θ07θ.493θ θ19.41831 30
DB-4 21127.θη 84η1.0θ02 8θ1.47402 30

1
Tabel IV.29 Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Tunggal (D1.β_θ0) Pondasi Tower

Method of Calculation Reese-Wright


SF Diameter(m) 1.2
Compression 2.η

Compression Qult(kN) Qall(kN) Qall(t) Length(m)


DB-1 2η870.117 10348.047 10η4.84θ8 θ0
DB-2 28143.142 112η7.2η7 1147.η287 θ0
DB-3 29θ38.832 118ηη.η33 1208.η1η1 θ0
DB-η 2θ4η8.η89 10η83.43θ 1078.841θ θ0
DB-4 31η82.794 12θ33.118 1287.779θ θ0
Average 11η7.49η7

IV.5.1.2. Daya Dukung Aksial Tarik Tiang Tunggal


Daya dukung tarik tiang tunggal didapat dari daya dukung selimut tiang tunggal
dikalikan dengan faktor reduksi (jika ada) dan ditambah dengan berat tiang. Sesuai
tinjauan pustaka, tahanan tarik/uplift pada tanah lempung adalah sama seperti tahanan
friksi pada kondis tekan, sedang tahanan friksi uplift untuk tanah pasir atau non-kohesif
dapat diambil 70% besarnya tahanan selimut aksial tekan(σicola dan Randolph,1λλγ).
Berikut hasil perhitungan daya dukung aksial tarik tiangμ
Tabel IV.30 Daya Dukung Aksial Tarik Tiang Tunggal (D1.β_γ0) Pondasi Podium

Method of Calculation Reese-Wright


SF Diameter(m) 1.2
Pull out 2.η

Pull-out Qult(kN) Qall(kN) Qall(t) Length(m)


DB-1 12011.74η 4804.θ981 489.77ηη4 30
DB-2 11θ41.4θ4 4θηθ.η8η4 474.θ7741 30
DB-3 13180.384 η272.1η38 η37.42θ48 30
DB-η 11θ07.ηη7 4θ43.022θ 473.2948θ 30
DB-4 1θηη4.748 θθ21.8993 θ7η.01η22 30

1
Tabel IV.31 Daya Dukung Aksial Tarik Tiang Tunggal (D1.β_θ0) Pondasi Tower

Method of Calculation Reese-Wright


SF Diameter(m) 1.2
Pull out 2.η

Pull-out Qult(kPa) Qall(kPa) Qall(t) Length(m)


DB-1 23778.482 9η11.3928 9θ9.ηθ094 θ0
DB-2 23847.η3η 9η39.0142 972.37θη7 θ0
DB-3 2η7η3.43θ 10301.374 10η0.0891 θ0
DB-η 233ηθ.2θ3 9342.η0η2 9η2.34η08 θ0
DB-4 27η4η.9η9 11018.383 1123.1787 θ0

IV.5.2.Daya Dukung Lateral Tiang Tunggal


Pada gedung bertingkat, beban lateral biasanya disebabkan oleh gempa dan juga angin.
Pada tugas akhir kali ini, analisis daya dukung lateral dilakukan dengan menggunakan
bantuan software L-PILE. Daya dukung lateral tiang tunggal merupakan besarnya beban
yang mampu ditahan oleh tiang pancang yang terlebih dahulu menyebabkan kondisi
kegagalan pada tiang, yaitu bending failure atau pile-head deflection mencapai kondisi
batasnya. Daya dukung lateral tiang tunggal ditentukan oleh dua hal, yaitu bending
moment dan juga pile-head deflection yang terjadi. Dalam tugas akhir ini, input yang
dimasukkan berupa gaya lateral yang bekerja pada tiang (Vdesign), kemudian
membandingkan pile-head deflection yang terjadi dengan batas deformasi izin kondisi
gempa nominal sebesar ¼ inch atau θ.γη mm dan batas deformasi izin kondisi gempa
kuat sebesar 1 inch atau βη.4 mm.
Berikut ini adalah parameter tanah yang dimasukkan ke dalam software LPILEμ
Tabel IV.32 Input Parameter Tanah pada LPILE (DB-1)

Top(m) Bottom(m) Type Cons/Dense Cu(kPa) ϕ γsat(kN/m3) k(kPa/m)


0 5 Silt Hard 196.615 ‐ 18.5 108500
5 11.5 Clay V.Stiff 163.846 ‐ 18 108500
11.5 12.75 Silt Hard 180 ‐ 18.5 108500
12.75 16 Clay Stiff 120 ‐ 18 108500
16 19 Silt Hard 114 ‐ 18.5 108500
19 27 Clay V.Stiff 163.5 ‐ 18 108500
27 40 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
40 44.5 Clay Hard 192 ‐ 18.5 108500
44.5 76.5 Clay V.Stiff 173.156 ‐ 18 108500

11
Tabel IV.33 Input Parameter Tanah pada LPILE (DB-β)

Top(m) Bottom(m) Type Cons/Dense Cu(kPa) ϕ γsat(kN/m3) k(kPa/m)


0 1 Silt Hard 106.6154 ‐ 18.5 108500
1 5.5 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
5.5 9.5 Clay V.Stiff 165 ‐ 18 108500
9.5 12 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
12 16 Clay V.Stiff 138 ‐ 18 108500
16 18.5 Sand V.Dense ‐ 40.922 17.5 33900
18.5 24.5 Clay V.Stiff 131 ‐ 18 108500
24.5 25.5 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
25.5 28.5 Clay Hard 208 ‐ 18.5 108500
28.5 37 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
37 60 Clay Hard 191.087 ‐ 18.5 108500

Tabel IV.34 Input Parameter Tanah pada LPILE (DB-γ)

Top(m) Bottom(m) Type Cons/Dense Cu(kPa) ϕ γsat(kN/m3) k(kPa/m)


0 1 Silt V.Stiff 87 ‐ 18 108500
1 3.75 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
3.75 8.75 Clay V.Stiff 160.2 ‐ 18 108500
8.75 10 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
10 18 Clay V.Stiff 143.25 ‐ 18 108500
18 27.5 Clay Hard 270.9474 ‐ 18.5 108500
27.5 40 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
40 43.75 Silt Hard 123.6 ‐ 18.5 108500
43.75 59.5 Clay Hard 200 ‐ 18.5 108500

Tabel IV.35 Input Parameter Tanah pada LPILE (DB-4)

Top(m) Bottom(m) Type Cons/Dense Cu(kPa) ϕ γ(kN/m3) k(kPa/m)


0 5 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
5 8.5 Clay Hard 204.857 ‐ 18.5 108500
8.5 14.25 Silt Hard 348.261 ‐ 18.5 108500
14.25 16 Clay V.Stiff 126 ‐ 18 108500
16 26 Silt Hard 171.75 ‐ 18.5 108500
26 40 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
40 53 Clay Stiff 118.615 ‐ 18 108500
53 59.5 Clay Hard 229.846 ‐ 18.5 108500

11
Tabel IV.36 Input Parameter Tanah pada LPILE (DB-η)

Top(m) Bottom(m) Type Cons/Dense Cu(kPa) ϕ γ(kN/m3) k(kPa/m)


0 1 Clay Hard 262.154 ‐ 18.5 108500
1 4 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
4 9.5 Silt Hard 115.364 ‐ 18.5 108500
9.5 10.5 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
10.5 18 Clay V.Stiff 123.6 ‐ 18 108500
18 29.5 Silt Hard 120.783 ‐ 18.5 108500
29.5 40.5 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900
40.5 60 Clay V.Stiff 178.308 ‐ 18 108500

Gaya design yang digunakan untuk melihat perilaku deformasi dan kapasitas dari taiang
tunggal adalah seperti Tabel IV.27 sebelumnya.
Tabel IV.37 Daya Dukung Design δateral Tiang Tunggal

V design(t)
Kondisi Shear(t)
Podium Tower
Gempa Nominal 19.7 20 25
Gempa Kuat 37.84 40 50

Dengan menginputkan gaya lateral design pada kondisi batas model δ-PIδE
(Force=Vdesign), dan kondisi dari pile-head (fixed atau free), program akan
memberikan output perhitungan berupa defleksi dan momen dari tiang terhadap
kedalaman. Dari model pondasi diameter 1.β meter kedalaman γ0 meter(D1.β_γ0)
kondisi gempa nominal, besar defleksi diperoleh berkisar 0.η-1mm untuk fixed head dan
1.1-β.8mm untuk free head; sedang untuk gempa kuat, defleksi yang diperoleh berkisar
0.λ-βmm untuk fixed head dan β.β-θ.ηmm untuk free-head. Defleksi tiang memenuhi
syarat batas deformasi, yakni θ.γηmm (gempa nominal) dan βη.4mm (gempa kuat).
Tabel IV.38 Defleksi dan εomen Tiang Tunggal Podium (D1.β_γ0) dengan Gaya δateral Design

Defleksi(m) Momen(kN.m)
Pondasi Gempa Nominal(20t) Gempa Kuat(40t) Gempa Nominal(20t) Gempa Kuat(40t)
fixed free fixed free fixed free fixed free
DB‐1 D 1.2_30 0.000413 0.001022 0.000849 0.002218 319.0227 246.7409 644.5673 517.18
DB‐2 D 1.2_30 0.000879 0.002168 0.001819 0.005669 408.2784 313.9624 835.7609 787.244
DB‐3 D 1.2_30 0.000935 0.002509 0.001913 0.00595 441.7938 367.7574 894.3482 845.531
DB‐4 D 1.2_30 0.000962 0.00277 0.001994 0.006449 451.586 406.1118 925.9515 915.742
DB‐5 D 1.2_30 0.000644 0.00136 0.001297 0.002978 340.7701 224.7966 684.1128 480.803

1
Berikut defleksi tiang D1.β_γ0 kondisi gempa nominal terhadap kedalamanμ

Gambar IV.12 Defleksi Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa σominal

Berikut defleksi tiang D1.β_γ0 kondisi gempa kuat terhadap kedalamanμ

Gambar IV.13 Defleksi Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa Kuat

1
Berikut momen pada tiang D1.β_γ0 kondisi gempa nominal terhadap kedalamanμ

Gambar IV.14 εomen Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa σominal

Berikut momen pada tiang D1.β_γ0 kondisi gempa kuat terhadap kedalamanμ

Gambar IV.15 εomen Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa Kuat

1
Berikut gaya geser pada tiang D1.β_γ0 kondisi gempa nominal terhadap kedalamanμ

Gambar IV.16 Gaya Geser Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa σominal

Berikut gaya geser pada tiang D1.β_γ0 kondisi gempa kuat terhadap kedalamanμ

Gambar IV.17 Gaya Geser Tiang Bor Podium (D1.β_γ0) Pada Kondisi Gempa Kuat

1
IV.6. Daya Dukung Grup Tiang
Pendesainan grup tiang diawali dengan penentuan awal jumlah dan susunan tiang yang
pada tiap kolom/perletakan. Penentuan awal jumlah tiang didasarkan pada perbandingan
beban aksial dari kolom dengan daya dukung aksial tiang tunggal desain. Selain
terhadap beban aksial (tekan dan uplift), tiang-tiang juga diperiksa kapasitas lateralnya
dan perilaku deformasinya terhadap beban lateral. Penentuan jumlah tiang perlu
memperhatikan efisiensi dari grup tiang. Efisiensi perlu diperhitungkan sebagai akibat
adanya reduksi kapasitas dari tiang yang terjadi karena tanah di antara tiang-tiang
kelompok mengalami over-lapping tegangan.

IV.6.1.Konfigurasi Grup Tiang dan Efisiensi Grup Tiang


Selain konfigurasi, jarak antar tiang juga berpengaruh pada efisiensi. Spasi antar tiang
pada umumnya berkisar antara β sampai dengan θ kali diameter tiang. Pada tugas akhir
ini, spasi antar tiang minimal yang digunakan adalah β.η kali diameter tiang. Efisiensi
grup tiang dihitung dengan menggunakan metode Seiler-Keeney, dan kapasitas grup
tiang diperhitungkan kembali dengan block failure (Terzaghi dan Peck, 1λ48). Kedua
hasil tersebut diperbandingkan untuk memperoleh hasil yang konservatif.
Jumlah tiang bagi pondasi daerah podium cukup dipikul oleh 1 tiang D1.β_γ0 yang
kapasitas axial dan lateralnya telah ditunjukkan pada subbab IV.5 tentang Daya Dukung
Tiang Tunggal. Konfigurasi tiang untuk massive pile cap tower memerlukan βγβ tiang
D1.β_θ0 dengan jarak antar tiang sebesar γ.θ kali diameter tiang. Analisis dan
perbandingan kapasitas tiang-tiang bor podium dan tower terhadap beban bekerja akan
ditunjukkan secara rangkum dan jelas pada subbab IV.7 tentang Analisis Daya Dukung
Tiang Tunggal dan Kelompok.

1
Konfigurasi tiang massive pile cap tower gedung adalah seperti gambar berikutμ

Gambar IV.18 Konfigurasi Kelompok Tiang Tower (Arah εata Angin Tenggara ke Atas Halaman)

Efisiensi dari kelompok tiang towerμ


5 = [1 — 0.479 × ( s ) (m + n — 2)] + 0.3
g 2
s — 0.093 m + n — 1 (m + n)
m = Jumlah baris tiang = 1λ
n = Jumlah tiang dalam satu baris = 17
s = Jarak pusat tiang dalam satu baris = γ.θm
D = diameter tiang 3.6 = 1.β m
5 = [1 — 0.479 × ( 19 + 17 — 2 0.3
g )( )]+(19 + 17)
3.62 — 0.093 19 + 17 — 1
5g = 0.878
εaka efisiensi kelompok tiang dari konfigurasi di atas adalah sebesar 0.878.

1
IV.6.2. Daya Dukung Aksial Grup Tiang
Setelah nilai efisiensi kelompok tiang diperoleh, kapasitas dari tiang pada kelompok
tiang dapat diperhitungkan. Efisiensi kelompok tiang pondasi tower adalah sebesar
0.878, sehingga kapasitas axial tiang D1.β_θ0 menjadiμ
Tabel IV.39 Kapasitas Axial Tiang Bor Tower dari Kelima Titik Bor

Method of Calculation Reese-Wright


SF Compression 2.η Diameter(m) 1.2
SF Pull-out 2.η ηg 0.878
Compression Qult(kN) Qall(kN) η.Qall(t) Length(m)
DB-1 2η870.117 10348.047 928.2θη17 θ0
DB-2 28143.142 112η7.2η7 1007.η302 θ0
DB-3 29θ38.832 118ηη.η33 10θ1.07θ2 θ0
DB-η 2θ4η8.η89 10η83.43θ 947.2229 θ0
DB-4 31η82.794 12θ33.118 1130.θ70η θ0
Pull-out Qult Qall η.Qall(t) Length(m)
DB-1 23778.482 9η11.3928 8η1.274η θ0
DB-2 23847.η3η 9η39.0142 8η3.74θθ3 θ0
DB-3 2η7η3.43θ 10301.374 921.97827 θ0
DB-η 233ηθ.2θ3 9342.η0η2 83θ.1η898 θ0
DB-4 27η4η.9η9 11018.383 98θ.1η094 θ0

Rata-rata kapasitas tiang tunggal dari tower dari setiap titik adalah sebesar 101θ.8 ton.
Untuk perbandingan desain, nilai rata-rata desain kapasitas tiang tower dibandingkan
dengan kapasitas block failure.
Tabel IV.40 Kapasitas Axial Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) dari Titik Bor Representatif

Pondasi Tower Tekan(t) Tarik(t)


B-4 1130.θ7 98θ.1η09
B-η 947.2229 83θ.1η9
D1.2_θ0 B-1 928.2θη2 8η1.274η
B-3 10θ1.07θ 921.9783
Average 101θ.809 898.8907

Seperti yang telah ditentukan sebelumnya pada subbab IV.6.1 mengenai perbandingan
kembali dari kapasitas kelompok tiang berdasarkan efisiensinya terhadap kapasitas

1
kelompok tiang terhadap block failure, maka keruntuhan blok (Block Failure, Terzaghi
dan Peck) dari kelompok tiang pondasi towerμ

Pag = (Σ qs ∆L) P + qultA

qs = Tegangan geser sepanjang selimut blok pondasi grup (sesuai lapisan yang ada
bore-log berpengaruh)
qult = Tegangan ujung (sesuai lapisan yang ada bore-log berpengaruh)
Δδ = Rentang kedalaman layer tanah (sesuai lapisan yang ada bore-log berpengaruh)
P = Keliling sisi terluar kelompok tiang = 1λ1.γ17 m(total)
A = δuas area blok pondasi = βη11mβ(total)
Bore-log yang dipergunakan di perhitungan block failure adalah data dari DB-1, DB-γ,
DB-4 dan DB-η. Setiap titik memiliki daerah pengaruh (persentase) dengan nilai seperti
pada Tabel IV.41. Besarnya kapasitas kelompok tiang terhadap Block Failure adalah
sebesar β17θγγ.β1 ton seperti ditunjukkan pada Tabel IV.42.
Tabel IV.41 Persentase δuas dan Keliling Pengaruh setiap Data Titik Bor pada Analisis Block Failure

Percentage Area Perimeter


DB‐1 40.15% 33.73%
DB‐3 3.04% 12.07%
DB‐4 34.14% 33.56%
DB‐5 22.67% 20.63%

Tabel IV.42 Tahanan Aksial Kelompok Tiang Tower pada Block Failure (SF=β.η)

Pag = (Σ qs ∆L) P + qultA

Compression Qult Qall Qall(t) Depth(m)

DB-1 1θ1748θ.4 θ4θ994.η7 θη9η2.ηηη θ0

DB-3 327804.99 131121.99 133θθ.1ηθ θ0

DB-η 1270229.7 η08091.87 η1793.2η9 θ0

DB-4 2121933.4 848773.37 8θη21.241 θ0

Block Failure η3374η4.η 2134981.8 217θ33.21

Dengan menggunakan nilai daya dukung izin rata-rata tiang tower tidak tereduksi pada
Tabel IV.29, maka efisiensi dari group pile tower= 217633 ton
232×1157.4957ton = 0.81. εaka rata-

1
rata daya dukung izin tereduksi dari tiang tower adalah λγη.ληθλ ton. Untuk keperluan
perbandingan desain, daya dukung izin tiang tunggal tower diambil sebesesar λγ0 ton.
Tabel IV.43 Daya Dukung Aksial Izin dari Bored Pile Tower

Method of Calculation Reese-Wright


SF Compression 2.η Diameter(m) 1.2
SF Pull-out 2.η ηg 0.81
Compression Qult(kN) Qall(kN) η.Qall(t) Length(m)
DB-1 2η870.117 10348.047 8η4.42η89η θ0
DB-2 28143.142 112η7.2η7 929.4982747 θ0
DB-3 29θ38.832 118ηη.η33 978.8972133 θ0
DB-η 2θ4η8.η89 10η83.43θ 873.8θ1θθ91 θ0
DB-4 31η82.794 12θ33.118 1043.1014θθ θ0
Pull-out Qult Qall η.Qall(t) Length(m)
DB-1 23778.482 9η11.3928 78η.3443η79 θ0
DB-2 23847.η3η 9η39.0142 787.θ2η0219 θ0
DB-3 2η7η3.43θ 10301.374 8η0.η72203η θ0
DB-η 233ηθ.2θ3 9342.η0η2 771.399η114 θ0
DB-4 27η4η.9η9 11018.383 909.7747829 θ0

Jika dibandingkan dengan total beban tower (termasuk pile cap) yang sebesar
β0η041ton, maka daya dukung izin (SF=β.η) group pile tower yang sebesar β17θγγ.β1
ton cukup kuat untuk memikul total working load tower.

IV.6.3. Daya Dukung Lateral Grup Tiang


Pengaruh dari konfigurasi kelompok tiang terhadap kapasitas lateral dari individual tiang
akan diperiksa dengan menggunakan bantuan GRτUP v.7.0. Besarnya pengaruh dari
kelompok tiang terhadap kapasitas lateral tiang ditunjukkan dengan nilai p-y
modification factor yang merupakan output dari GRτUP. σilai p-y modification factor
ini kemudian diinputkan ke model tiang bor tower pada δPIδE untuk memperoleh
perilaku deformasi tiang dan gaya dalam akibat beban lateral desain.
Berdasarkan hasil dari permodelan tiang bor podium, deformasi dari titik DB-γ dan DB-
4 merupakan yang paling besar dari titik representatif lainnya. Berdasarkan hasil
tersebut, maka permodelan pada GRτUP hanya berfokus pada strata tanah dari kedua
titik tersebut. Input parameter tanah pada GRτUP dilakukan melalui beberapa tahap


yang tahapannya dan tambahan input yang berbeda dengan δPIδE. Berikut input
parameter tanah pada GRτUP.
Tabel IV.44 Input Parameter δapisan Tanah DB-γ pada GRτUP

Top(m) Bottom(m) Type Cons Cu(kPa) ϕ γ(kN/m3) k(kPa/m) qb(kPa) qs(kPa)


0 1 Silt V.Stiff 87 ‐ 18 108500 783 60.9
1 3.75 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900 4000 166.768
3.75 8.75 Clay V.Stiff 160.2 ‐ 18 108500 1441.8 88.11
8.75 10 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900 4000 165.111
10 18 Clay V.Stiff 143.25 ‐ 18 108500 1289.25 78.7875
18 27.5 Clay Hard 270.947 ‐ 18.5 108500 2438.526 149.0211
27.5 40 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900 4000 168.1333
40 43.75 Silt Hard 123.6 ‐ 18.5 108500 1112.4 86.52
43.75 59.5 Clay Hard 200 ‐ 18.5 108500 1800 110

Tabel IV.45 Input Parameter δapisan Tanah DB-4 pada GRτUP

Top(m) Bottom(m) Type Cons Cu(kPa) ϕ γ(kN/m3) k(kPa/m) qb(kPa) qs(kPa)


0 5 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900 4000 166.901
5 8.5 Clay Hard 204.857 ‐ 18.5 108500 1843.714 112.671
8.5 14.25 Silt Hard 348.261 ‐ 18.5 108500 3134.348 243.783
14.25 16 Clay V.Stiff 126 ‐ 18 108500 1134 69.3
16 26 Silt Hard 171.75 ‐ 18.5 108500 1545.75 120.225
26 40 Sand V.Dense ‐ 43 18 33900 4000 165.048
40 53 Clay Stiff 118.615 ‐ 18 108500 1067.538 65.238
53 59.5 Clay Hard 229.846 ‐ 18.5 108500 2068.615 126.415

Permodelan yang digunakan untuk memodelkan kelompok tiang adalah permodelan γD


yang memungkinkan input koordinat tiang satu per satu. Pada GRτUP v.7.0 koordinat
tiang yang diinputkan harus merupakkan koordinat terhadap titik berat bidang pondasi
sebagai pusat sumbu (0, 0).


Berikut konfigurasi kelompok tiang yang dimodelkanμ

Gambar IV.19 εodel Konfigurasi Kelompok Tiang Bor Tower pada GRτUP

Input pembebanan memasukkan beban arah vertikal dan beban arah horizontal (gaya
lateral) pada koordinat pusat dari grup. Besar beban vertikal input adalah ββ04000kσ
yang merupakan total beban pada pile cap, sedang besar beban horizontal adalah
111θ00kσ yang merupakan beban lateral desain (η0 ton) dari βγβ tiang. Setelah input-
input yang diperlukan telah dimasukkan ke dalam program, program dijalankan.

1
Berikut nilai p-y modification factor dari setiap tiangμ
Tabel IV.46 σilai P-Factor dan Y-Factor τutput Program GRτUP v. 7.0 (Tabel 1)

PILE z y PILE z y PILE z y


1 0.63 0.45 38 0.38 0.36 75 0.36 0.36
2 0.45 0.42 39 0.59 0.42 76 0.36 0.36
3 0.59 0.42 40 0.45 0.52 77 0.36 0.36
4 0.43 0.42 41 0.36 0.36 78 0.36 0.36
5 0.38 0.36 42 0.36 0.36 79 0.36 0.36
6 0.59 0.42 43 0.36 0.36 80 0.36 0.36
7 0.43 0.42 44 0.36 0.36 81 0.36 0.36
8 0.36 0.36 45 0.36 0.36 82 0.38 0.36
9 0.38 0.36 46 0.38 0.36 83 0.8 0.52
10 0.59 0.42 47 0.59 0.42 84 0.36 0.36
11 0.46 0.52 48 0.36 0.36 85 0.36 0.36
12 0.36 0.36 49 0.36 0.36 86 0.36 0.36
13 0.36 0.36 50 0.36 0.36 87 0.36 0.36
14 0.38 0.36 51 0.36 0.36 88 0.36 0.36
15 0.59 0.42 52 0.36 0.36 89 0.36 0.36
16 0.36 0.36 53 0.36 0.36 90 0.36 0.36
17 0.36 0.36 54 0.38 0.36 91 0.36 0.36
18 0.36 0.36 55 0.59 0.42 92 0.45 0.36
19 0.38 0.36 56 0.42 0.48 93 0.42 0.48
20 0.59 0.42 57 0.36 0.36 94 0.36 0.36
21 0.42 0.44 58 0.36 0.36 95 0.36 0.36
22 0.36 0.36 59 0.36 0.36 96 0.36 0.36
23 0.36 0.36 60 0.36 0.36 97 0.36 0.36
24 0.36 0.36 61 0.36 0.36 98 0.36 0.36
25 0.38 0.36 62 0.36 0.36 99 0.36 0.36
26 0.59 0.42 63 0.36 0.36 100 0.36 0.36
27 0.36 0.36 64 0.59 0.42 101 0.36 0.36
28 0.36 0.36 65 0.36 0.36 102 0.75 0.48
29 0.36 0.36 66 0.36 0.36 103 0.36 0.36
30 0.36 0.36 67 0.36 0.36 104 0.36 0.36
31 0.38 0.36 68 0.36 0.36 105 0.36 0.36
32 0.59 0.42 69 0.36 0.36 106 0.36 0.36
33 0.39 0.39 70 0.36 0.36 107 0.36 0.36
34 0.36 0.36 71 0.36 0.36 108 0.36 0.36
35 0.36 0.36 72 0.38 0.36 109 0.36 0.36
36 0.36 0.36 73 0.61 0.42 110 0.36 0.36
37 0.36 0.36 74 0.42 0.48 111 0.44 0.36

1
Tabel IV.47 σilai P-Factor dan Y-Factor τutput Program GRτUP v. 7.0 (Tabel β)

PILE z y PILE z y PILE z y


112 0.42 0.48 153 0.36 0.36 194 0.39 0.45
113 0.36 0.36 154 0.36 0.36 195 0.36 0.36
114 0.36 0.36 155 0.36 0.36 196 0.36 0.36
115 0.36 0.36 156 0.36 0.36 197 0.36 0.36
116 0.36 0.36 157 0.36 0.36 198 0.36 0.36
117 0.36 0.36 158 0.38 0.42 199 0.38 0.42
118 0.36 0.36 159 0.8 0.75 200 0.59 0.7
119 0.36 0.36 160 0.36 0.36 201 0.36 0.36
120 0.36 0.36 161 0.36 0.36 202 0.36 0.36
121 0.75 0.48 162 0.36 0.36 203 0.36 0.36
122 0.36 0.36 163 0.36 0.36 204 0.36 0.36
123 0.36 0.36 164 0.36 0.36 205 0.38 0.42
124 0.36 0.36 165 0.36 0.36 206 0.59 0.7
125 0.36 0.36 166 0.36 0.36 207 0.42 0.51
126 0.36 0.36 167 0.38 0.42 208 0.36 0.36
127 0.36 0.36 168 0.61 0.7 209 0.36 0.36
128 0.36 0.36 169 0.42 0.51 210 0.36 0.36
129 0.36 0.36 170 0.36 0.36 211 0.38 0.42
130 0.44 0.36 171 0.36 0.36 212 0.59 0.7
131 0.42 0.48 172 0.36 0.36 213 0.36 0.42
132 0.36 0.36 173 0.36 0.36 214 0.36 0.36
133 0.36 0.36 174 0.36 0.36 215 0.36 0.36
134 0.36 0.36 175 0.36 0.36 216 0.38 0.42
135 0.36 0.36 176 0.38 0.42 217 0.59 0.7
136 0.36 0.36 177 0.59 0.7 218 0.46 0.75
137 0.36 0.36 178 0.36 0.39 219 0.36 0.42
138 0.36 0.36 179 0.36 0.36 220 0.36 0.36
139 0.36 0.36 180 0.36 0.36 221 0.38 0.42
140 0.75 0.51 181 0.36 0.36 222 0.59 0.7
141 0.36 0.36 182 0.36 0.36 223 0.43 0.7
142 0.36 0.36 183 0.36 0.36 224 0.36 0.42
143 0.36 0.36 184 0.59 0.42 225 0.38 0.42
144 0.36 0.36 185 0.45 0.7 226 0.59 0.7
145 0.36 0.36 186 0.36 0.7 227 0.43 0.7
146 0.36 0.36 187 0.36 0.36 228 0.38 0.46
147 0.36 0.36 188 0.36 0.36 229 0.59 0.7
148 0.36 0.36 189 0.36 0.36 230 0.45 0.71
149 0.45 0.42 190 0.36 0.36 231 0.59 0.71
150 0.42 0.48 191 0.36 0.36 232 0.63 0.8
151 0.36 0.36 192 0.38 0.42
152 0.36 0.36 193 0.59 0.7

Dari dua tabel sebelumnya, nilai faktor reduksi rata-rata dari group pile tower terhadap
gaya lateral arah-z adalah 0.404θλ8 dan terhadap arah-y adalah 0.40θη0λ. Dari dua nilai

1
ini, dapat disimpulkan bahwa arah paling kritis terhadap pembebanan lateral adalah
sumbu y seperti yang ditampilkan pada Gambar IV.19.
Untuk analisis daya dukung lateral tiang tower, nilai faktor reduksi terkecil yang sebesar
0.γθ kemudian diinputkan ke permodelan tiang bor tower pada δPIδE. Tipe analisis
berupa pengamatan perilaku deformasi dan gaya dalam tiang tower dengan pembebanan
model tiang dengan beban lateral desain.
Permodelan dilakukan pada keempat titik bor representatif dengan faktor p-y
diberlakukan pada semua lapisan tanah. Dari model pondasi diameter 1.β meter
kedalaman θ0 meter(D1.β_θ0) kondisi gempa nominal, besar defleksi diperoleh berkisar
1-β.γmm untuk fixed head dan γ-7.γmm untuk free-head; sedang untuk gempa kuat,
defleksi yang diperoleh berkisar β.η-η.βmm untuk fixed head dan 10-ββmm untuk free-
head. Untuk kondisi fixed head, tidak ada deformasi yang melewati syarat batas, yakni
θ.γηmm (gempa nominal) dan βη.4mm (gempa kuat), Sedang untuk kondisi free-head,
syarat batas untuk gempa nominal sebesar θ.γηmm tidak dipenuhi oleh tiang pada titik
DB-γ dan DB-4. εenimbang besarnya beban lateral yang lebih kecil dari beban lateral
desain (βη ton), yakni 1λ.7 ton, maka kedua deformasi tersebut masih dapat ditolerir.
Sebagai pembuktian, output δPIδE model tiang D1.β_θ0 dengan beban lateral sebesar
β0 ton (kondisi gempa nominal), memiliki defleksi sebesar η.ηmm < θ.γηmm.
Tabel IV.48 Defleksi dan εomen Tiang Tunggal Tower (D1.β_θ0) dengan Gaya δateral Desain

1
Berikut defleksi tiang D1.β_θ0 kondisi gempa nominal terhadap kedalamanμ

Gambar IV.20 Defleksi Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa σominal

Berikut defleksi tiang D1.β_θ0 kondisi gempa kuat terhadap kedalamanμ

Gambar IV.21 Defleksi Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa Kuat

1
Berikut momen pada tiang D1.β_θ0 kondisi gempa nominal terhadap kedalamanμ

Gambar IV.22 εomen Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa σominal

Berikut momen pada tiang D1.β_θ0 kondisi gempa kuat terhadap kedalamanμ

Gambar IV.23 εomen Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa Kuat

1
Berikut gaya geser pada tiang D1.β_θ0 kondisi gempa nominal terhadap kedalamanμ

Gambar IV.24 Gaya Geser Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa σominal

Berikut gaya geser pada tiang D1.β_θ0 kondisi gempa kuat terhadap kedalamanμ

Gambar IV.25 Gaya Geser Tiang Bor Tower (D1.β_θ0) Pada Kondisi Gempa Kuat

1
IV.7. Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal dan Kelompok
Subbab ini merangkum hasil perbandingan kapasitas tiang bor terhadap beban yang
terjadi pada setiap kondisi, yakni kondisi statik, uplift (banjir), gempa nominal, dan
gempa kuat. Bagi tiang kelompok yang berjarak tidak kurang dari β.η kali diameter
tiang, daya dukung tiang tersebut dapat ditingkatkanμ
 Pada kondisi gempa desain (nominal), daya dukung tiang (tekan dan tarik) dapat
ditingkatkan maksimum γ0% dari daya dukung izin kondisi statik.
 Pada kondisi gempa besar (kuat), daya dukung tiang (tekan dan tarik) dapat
ditingkatkan maksimum ηθ% dari daya dukung izin kondisi statik.
 Pada kondisi banjir, daya dukung tiang (tekan dan tarik) dapat ditingkatkan
maksimum γ0% dari daya dukung izin kondisi statik.
Peningkatan ini tidak hanya berlaku untuk kelompok tiang tower yang memiliki jarak
antar tiang sebesar γ kali diameter, tetapi juga berlaku pada tiang tunggal podium yang
memiliki jarak antar tiang lebih besar dari β.η kali diameter tiang.
Tabel IV.49 Rangkuman Daya Dukung Rata-rata dan Desain Aksial Tiang Kondisi Statik

Rata‐rata Design
Pondasi Jumlah D(m) L(m)
Tekan(t) Tarik(t) Tekan(t) Tarik(t)
Podium 55 1.2 30 696 530.037 640 480
Tower 232 1.2 60 935.956 820.943 930 820

Berdasarkan penjelasan peningkatan daya dukung sebelumnya, desain tiang difiksasi


untuk keseluruhan beban untuk setiap kondisi dengan tabel perbandingan berikut.
Tabel IV.50 Perbandingan Daya Dukung Pondasi pada Kondisi Statik

Kondisi: Statik
Pondasi Node Load(t) Efisiensi(η) Kapasitas(1*) Load/Cap SF akhir
Podium 3400 636 1 640 0.99375 2.5
Tower 350 937.988 0.81 930 1.008589 2.47871

1
Tabel IV.51 Perbandingan Daya Dukung Pondasi pada Kondisi Uplift (Service)

Kondisi: Uplift
Pondasi Node Load(t) Efisiensi(η) Kapasitas(1.3*) Load/Cap
Podium 265 616.75 1 624 0.988381
Tower 139 554.882 0.81 1066 0.520527

Tabel IV.52 Perbandingan Daya Dukung Pondasi pada Kondisi Gempa Desain (σominal)

Kondisi: Nominal Earthquake


Pondasi Node Load(t) Efisiensi(η) Kapasitas(1.3*) Load/Cap
Podium 3400 700 1 832 0.841346
Tower 350 1083.98 0.81 1209 0.896592

Tabel IV.53 Perbandingan Daya Dukung Pondasi pada Kondisi Gempa Besar (Kuat)

Kondisi: Strong Earthquake


Pondasi Node Load(t) Efisiensi(η) Kapasitas(1.5*) Load/Cap
Podium 3400 786 1 960 0.81875
Tower 350 1306.13 0.81 1395 0.936294


IV.8. Analisis Settlement
Analisis settlement dilakukan dengan menggunakan 4 metode, yakni elastic method
(Poulos, εattes dan Davis), total settlement tiang tunggal (Vesic, 1λ77), load transfer
method (t-z and q-z curves) dan raft equivalent. Secara terstruktur, analisis settlement
dilakukan dengan sistemμ
 Analisis Settlement Tiang Tunggal (Podium)
 Elastic method (Poulos, εattes & Davis) dan total settlement tiang
tunggal (Vesic, 1λ77) memperhitungkan penurunan total tiang tunggal.
 Load transfer method (elastic settlement) dan raft equivalent
(konsolidasi) untuk menghitung penurunan total tiang tunggal.
 Analisis differential settlement bagi tiang bor podium berdasarkan hasil
kedua poin di atas.
 Analisis Settlement Grup Tiang (Tower)
 Elastic method (Poulos, εattes & Davis) memperhitungkan penurunan
total dari grup tiang dengan mengabaikan pengaruh kekakuan pile cap.
 Load transfer method (elastic settlement) dan raft equivalent
(konsolidasi) untuk menghitung penurunan total grup tiang yang
menggunakan asumsi pile cap rigid.
 Analisis selisih settlement antara pile cap tower dengan podium.

IV.8.1. Settlement Tiang Tunggal (Podium)


Parameter tanah yang digunakan pada analisis load-transfer mengikuti parameter tanah
yang digunakan pada δPIδE, Sedang parameter pada metode Poulos (Floating Pile) dan
metode Vesic adalah sebagai berikutμ
Tabel IV.54 Parameter Tanah untuk Analisis Settlement Tiang Tunggal

Depth(m) Es(kPa) h layer(m) υ


16 82517.86 16 0.35
30 80428.57 14 0.35
42 86000 12 0.3
82 80000 40 0.3


Berikut letak-letak node dari pondasi podium.

Gambar IV.26 δetak-letak σode Pondasi Podium

Hasil-hasil perhitungan dari metoda Poulos, dari faktor pengaruh, faktor koreksi sampai
penurunan tiang akan ditampilkan pada halaman ini dan beberapa halaman berikutnya.

Tabel IV.55 Influence Factor dan Faktor Koreksi pada εetode Poulos untuk Tiang Tunggal

L/d 25 Ep(εPa) 25742.96


L(m) 30 Ra 1
E1/E2 1.025977 K 316.316
I0 0.073 Rk 1.36
I0/d 0.060833 v 0.35
δ/h 0.365854 Rv 0.954
Rh 0.843 I/d 0.066536

1
Tabel IV.56 Influence Factor Underlying Soil untuk Tiang Tunggal

Depth(m) H/L Es vs Ip (Ij‐Ij+1)/Es


31 1.033333 86000 0.3 0.776111 1.10903E‐06
33 1.1 86000 0.3 0.680734 8.32867E‐07
35 1.166667 86000 0.3 0.609108 6.52351E‐07
37 1.233333 86000 0.3 0.553006 5.27408E‐07
39 1.3 86000 0.3 0.507649 4.37028E‐07
41 1.366667 86000 0.3 0.470064 3.69314E‐07
43 1.433333 80000 0.3 0.438303 3.40897E‐07
45 1.5 80000 0.3 0.411031 2.96602E‐07
47 1.566667 80000 0.3 0.387303 2.60936E‐07
49 1.633333 80000 0.3 0.366428 2.3173E‐07
51 1.7 80000 0.3 0.34789 2.07463E‐07
53 1.766667 80000 0.3 0.331293 1.87045E‐07
55 1.833333 80000 0.3 0.316329 1.69674E‐07
57 1.9 80000 0.3 0.302755 1.54752E‐07
59 1.966667 80000 0.3 0.290375 1.41822E‐07
61 2.033333 80000 0.3 0.279029 1.30532E‐07
63 2.1 80000 0.3 0.268587 1.20607E‐07
65 2.166667 80000 0.3 0.258938 1.11826E‐07
67 2.233333 80000 0.3 0.249992 1.04015E‐07
69 2.3 80000 0.3 0.241671 9.70295E‐08
71 2.366667 80000 0.3 0.233909 9.07543E‐08
73 2.433333 80000 0.3 0.226648 8.50928E‐08
75 2.5 80000 0.3 0.219841 7.99647E‐08
77 2.566667 80000 0.3 0.213444 7.53031E‐08
79 2.633333 80000 0.3 0.20742 7.10512E‐08
81 2.7 80000 0.3 0.201735 2.52169E‐06
ΣI/E/L 3.13559E‐07

14
Tabel IV.57 Movement Ratio untuk Tiang Tunggal

MR 0.65
Ep(kPa) 25742960
Ap(m2) 1.130973
L(m) 30
MR.L/Ep/Ap 6.7E‐07

Tabel IV.58 Tabel Penurunan Tiang Podium dengan εetode Poulos (Tabel 1)

Load(t) Settleme of Soil Underlyin Soil Pile Elastic Deform Total


Node Axial Iav/d Es(kPa) ρ0(m) I/E/L ρi(m) εR.δ/(Ep.Ap) ρe(m) ρt(m)
375 392.454 0.06654 63722 0.003802 3.30E‐07 0.001293 7.46E‐07 0.002928 0.008023
879 377.9 0.06654 80878 0.003237 3.59E‐07 0.001357 6.70E‐07 0.002531 0.007125
1583 376.606 0.06654 80878 0.003226 3.59E‐07 0.001352 6.70E‐07 0.002522 0.0071
1658 372.775 0.06654 80878 0.003193 3.59E‐07 0.001339 6.70E‐07 0.002497 0.007028
97 603.342 0.06654 63722 0.005844 3.30E‐07 0.001988 7.46E‐07 0.004501 0.012334
249 607.423 0.06654 63722 0.005884 3.30E‐07 0.002001 7.46E‐07 0.004532 0.012417
680 550.645 0.06654 63722 0.005334 3.30E‐07 0.001814 7.46E‐07 0.004108 0.011256
1336 550.455 0.06654 80878 0.004715 3.59E‐07 0.001977 6.70E‐07 0.003687 0.010378
1633 539.231 0.06654 80878 0.004618 3.59E‐07 0.001936 6.70E‐07 0.003612 0.010166
1944 514.723 0.06654 80878 0.004408 3.59E‐07 0.001848 6.70E‐07 0.003447 0.009704
2118 501.752 0.06654 80878 0.004297 3.59E‐07 0.001802 6.70E‐07 0.003361 0.00946
1483 542.52 0.06654 63722 0.005255 3.30E‐07 0.001788 7.46E‐07 0.004047 0.01109
1644 590.608 0.06654 80878 0.005058 3.59E‐07 0.002121 6.70E‐07 0.003956 0.011135
2051 575.801 0.06654 80878 0.004932 3.59E‐07 0.002068 6.70E‐07 0.003857 0.010856
216 511.57 0.06654 80878 0.004381 3.59E‐07 0.001837 6.70E‐07 0.003426 0.009645
217 520.608 0.06654 80878 0.004459 3.59E‐07 0.001869 6.70E‐07 0.003487 0.009815
2688 550.506 0.06654 80878 0.004715 3.59E‐07 0.001977 6.70E‐07 0.003687 0.010379
2079 525.51 0.06654 80878 0.004501 3.59E‐07 0.001887 6.70E‐07 0.00352 0.009908
2197 542.242 0.06654 80878 0.004644 3.59E‐07 0.001947 6.70E‐07 0.003632 0.010223
2928 545.631 0.06654 80878 0.004673 3.59E‐07 0.001959 6.70E‐07 0.003655 0.010287
288 534.702 0.06654 80878 0.00458 3.59E‐07 0.00192 6.70E‐07 0.003581 0.010081
287 523.087 0.06654 80878 0.00448 3.59E‐07 0.001878 6.70E‐07 0.003504 0.009862
3408 605.263 0.06654 80878 0.005184 3.59E‐07 0.002173 6.70E‐07 0.004054 0.011411
3400 636.048 0.06654 70132 0.006461 3.15E‐07 0.002006 6.74E‐07 0.00429 0.012757
1649 542.524 0.06654 70132 0.005511 3.15E‐07 0.001711 6.74E‐07 0.003659 0.010881
2082 545.236 0.06654 70132 0.005539 3.15E‐07 0.001719 6.74E‐07 0.003677 0.010936
2577 572.963 0.06654 70132 0.00582 3.15E‐07 0.001807 6.74E‐07 0.003864 0.011492
3200 615.369 0.06654 90282 0.004962 1.04E‐06 0.006396 6.70E‐07 0.004122 0.015479
3640 496.217 0.06654 90282 0.004001 1.04E‐06 0.005157 6.70E‐07 0.003324 0.012482

14
Tabel IV.59 Tabel Penurunan σode Podium dengan εetode Poulos (Tabel β)

Load(t) Settlement of Soil Underlyin Soil Pile Elasti Deform Total


Node Axial Iav/d Es(kPa) ρ0(m) I/E/L ρi(m) εR.δ/(Ep ρe(m) ρt(m)
226 573.626 0.06654 78457 0.005466 1.02E‐06 0.005825 6.70E‐07 0.003842 0.015133
227 563.661 0.06654 78457 0.005371 1.02E‐06 0.005723 6.70E‐07 0.003775 0.01487
206 623.817 0.06654 78457 0.005424 1.02E‐06 0.006334 6.70E‐07 0.004178 0.015937
693 612.477 0.06654 78457 0.005836 1.02E‐06 0.006219 6.70E‐07 0.004102 0.016158
1573 628.093 0.06654 78457 0.005985 1.02E‐06 0.006378 6.70E‐07 0.004207 0.01657
138 509.017 0.06654 90282 0.004104 1.04E‐06 0.00529 6.70E‐07 0.003409 0.012804
126 506.01 0.06654 90282 0.00408 1.04E‐06 0.005259 6.70E‐07 0.003389 0.012728
259 514.235 0.06654 90282 0.004146 1.04E‐06 0.005345 6.70E‐07 0.003444 0.012935
271 494.536 0.06654 90282 0.003988 1.04E‐06 0.00514 6.70E‐07 0.003312 0.01244
2823 558.574 0.06654 90282 0.004504 1.04E‐06 0.005805 6.70E‐07 0.003741 0.014051
3273 448.659 0.06654 90282 0.003618 1.04E‐06 0.004663 6.70E‐07 0.003005 0.011286
56 597.035 0.06654 78457 0.005689 1.02E‐06 0.006062 6.70E‐07 0.003999 0.01575
94 608.861 0.06654 78457 0.005802 1.02E‐06 0.006182 6.70E‐07 0.004078 0.016062
265 588.263 0.06654 78457 0.005606 1.02E‐06 0.005973 6.70E‐07 0.00394 0.015519
802 579.391 0.06654 78457 0.005521 1.02E‐06 0.005883 6.70E‐07 0.003881 0.015285
1586 565.915 0.06654 90282 0.004563 1.04E‐06 0.005882 6.70E‐07 0.00379 0.014235
1680 506.141 0.06654 90282 0.004081 1.04E‐06 0.00526 6.70E‐07 0.00339 0.012732
2083 450.169 0.06654 90282 0.00363 1.04E‐06 0.004679 6.70E‐07 0.003015 0.011324
2799 339.442 0.06654 90282 0.002737 1.04E‐06 0.003528 6.70E‐07 0.002274 0.008538
31 366.593 0.06654 78457 0.003493 1.02E‐06 0.003722 6.70E‐07 0.002455 0.009671
55 328.21 0.06654 78457 0.003128 1.02E‐06 0.003333 6.70E‐07 0.002198 0.008659
121 403.132 0.06654 78457 0.003842 1.02E‐06 0.004093 6.70E‐07 0.0027 0.010635
532 399.369 0.06654 78457 0.003806 1.02E‐06 0.004055 6.70E‐07 0.002675 0.010536
1225 397.044 0.06654 90282 0.003201 1.04E‐06 0.004127 6.70E‐07 0.002659 0.009987
1629 371.722 0.06654 90282 0.002997 1.04E‐06 0.003863 6.70E‐07 0.00249 0.00935
2186 409.767 0.06654 90282 0.003304 1.04E‐06 0.004259 6.70E‐07 0.002745 0.010307

Total Settlement tiang podium dengan metode Poulos adalah berkisar dari 7.0β8 mm
sampai 1θ.η7 mm. Analisis differential settlement hasil metode ini akan ditampilkan
bersama metode lain.

1
Hasil-hasil perhitungan dari metoda Vesic, dari parameter dan faktor pengaruh sampai
penurunan tiang akan ditampilkan pada halaman ini dan beberapa halaman berikutnya.
Tabel IV.60 Tabel Penurunan σode Podium dengan εetode Vesic (Tabel 1)

Load(t) Pile Deform Base Soil Settlement Shaft Soil Settlement Total
Node Axial ε Se1 Es base vs base Se2 Es shaft Iws vs shaft Se3 ΣSe
375 392.454 27.30% 0.00094 78575 0.325 0.00887 76694.3 3.75 0.35 0.00052 0.01034
879 377.9 20.60% 0.00071 78575 0.325 0.00644 76694.3 3.75 0.35 0.00055 0.0077
1583 376.606 20.60% 0.0007 78575 0.325 0.00638 76694.3 3.75 0.35 0.00054 0.00762
1658 372.775 20.60% 0.00069 78575 0.325 0.00628 76694.3 3.75 0.35 0.00054 0.00751
97 603.342 27.30% 0.00142 78575 0.325 0.01411 76694.3 3.75 0.35 0.00083 0.01635
249 607.423 27.30% 0.0014 78575 0.325 0.01385 76694.3 3.75 0.35 0.00082 0.01607
680 550.645 27.30% 0.00127 78575 0.325 0.01237 76694.3 3.75 0.35 0.00073 0.01437
1336 550.455 20.60% 0.00096 78575 0.325 0.0092 76694.3 3.75 0.35 0.00079 0.01094
1633 539.231 20.60% 0.00093 78575 0.325 0.00891 76694.3 3.75 0.35 0.00076 0.0106
1944 514.723 20.60% 0.00087 78575 0.325 0.00847 76694.3 3.75 0.35 0.00072 0.01007
2118 501.752 20.60% 0.00085 78575 0.325 0.00831 76694.3 3.75 0.35 0.00071 0.00987
1483 542.52 27.30% 0.00127 78575 0.325 0.01279 76694.3 3.75 0.35 0.00075 0.01482
1644 590.608 20.60% 0.00101 78575 0.325 0.01019 76694.3 3.75 0.35 0.00087 0.01206
2051 575.801 20.60% 0.00095 78575 0.325 0.00966 76694.3 3.75 0.35 0.00082 0.01144
216 511.57 20.60% 0.00084 78575 0.325 0.00844 76694.3 3.75 0.35 0.00072 0.01001
217 520.608 20.60% 0.00085 78575 0.325 0.00855 76694.3 3.75 0.35 0.00073 0.01013
2688 550.506 20.60% 0.0009 78575 0.325 0.00902 76694.3 3.75 0.35 0.00077 0.01069
2079 525.51 20.60% 0.00093 78575 0.325 0.00929 76694.3 3.75 0.35 0.00079 0.01101
2197 542.242 20.60% 0.00095 78575 0.325 0.00937 76694.3 3.75 0.35 0.0008 0.01111
2928 545.631 20.60% 0.0009 78575 0.325 0.009 76694.3 3.75 0.35 0.00077 0.01068
288 534.702 20.60% 0.00092 78575 0.325 0.00917 76694.3 3.75 0.35 0.00078 0.01088
287 523.087 20.60% 0.00089 78575 0.325 0.00885 76694.3 3.75 0.35 0.00076 0.0105
3408 605.263 20.60% 0.00108 78575 0.325 0.01075 76694.3 3.75 0.35 0.00092 0.01274
3400 636.048 26.20% 0.00144 80145 0.32 0.01412 90282.5 3.75 0.35 0.00076 0.01632
1649 542.524 26.20% 0.00122 80145 0.32 0.01202 90282.5 3.75 0.35 0.00065 0.01389
2082 545.236 26.20% 0.00122 80145 0.32 0.01198 90282.5 3.75 0.35 0.00065 0.01385
2577 572.963 26.20% 0.00128 80145 0.32 0.0124 90282.5 3.75 0.35 0.00067 0.01435
3200 615.369 25.80% 0.00132 83814 0.325 0.01225 78457.1 3.75 0.35 0.00081 0.01438
3640 496.217 25.80% 0.00096 83814 0.325 0.00957 78457.1 3.75 0.35 0.00064 0.01117

1
Tabel IV.61 Tabel Penurunan σode Podium dengan εetode Vesic (Tabel β)

Load(t) Pile Deform Base Soil Settlement Shaft Soil Settlement Total
Node Axial ε Se1 Es base vs base Se2 Es shaft Iws vs shaft Se3 ΣSe
226 573.626 25.00% 0.0012 81713 0.32 0.01167 76694.3 3.75 0.35 0.00081 0.01368
227 563.661 25.00% 0.00117 81713 0.32 0.01145 76694.3 3.75 0.35 0.00079 0.01341
206 623.817 25.00% 0.00129 81713 0.32 0.01239 76694.3 3.75 0.35 0.00085 0.01453
693 612.477 25.00% 0.00123 81713 0.32 0.0121 76694.3 3.75 0.35 0.00083 0.01416
1573 628.093 25.00% 0.00127 81713 0.32 0.0123 76694.3 3.75 0.35 0.00085 0.01442
138 509.017 25.80% 0.00104 83814 0.325 0.00985 78457.1 3.75 0.35 0.00065 0.01154
126 506.01 25.80% 0.00105 83814 0.325 0.0099 78457.1 3.75 0.35 0.00066 0.0116
259 514.235 25.80% 0.00109 83814 0.325 0.00995 78457.1 3.75 0.35 0.00066 0.0117
271 494.536 25.80% 0.00105 83814 0.325 0.00962 78457.1 3.75 0.35 0.00064 0.01131
2823 558.574 25.80% 0.00117 83814 0.325 0.01083 78457.1 3.75 0.35 0.00072 0.01272
3273 448.659 25.80% 0.0009 83814 0.325 0.00886 78457.1 3.75 0.35 0.00059 0.01035
56 597.035 25.00% 0.00124 81713 0.32 0.01165 76694.3 3.75 0.35 0.0008 0.01369
94 608.861 25.00% 0.00126 81713 0.32 0.01175 76694.3 3.75 0.35 0.00081 0.01381
265 588.263 25.00% 0.0012 81713 0.32 0.01125 76694.3 3.75 0.35 0.00078 0.01322
802 579.391 25.00% 0.00118 81713 0.32 0.01104 76694.3 3.75 0.35 0.00076 0.01299
1586 565.915 25.80% 0.00118 83814 0.325 0.0108 78457.1 3.75 0.35 0.00072 0.0127
1680 506.141 25.80% 0.00105 83814 0.325 0.00972 78457.1 3.75 0.35 0.00065 0.01142
2083 450.169 25.80% 0.00096 83814 0.325 0.00891 78457.1 3.75 0.35 0.00059 0.01047
2799 339.442 25.80% 0.00074 83814 0.325 0.00695 78457.1 3.75 0.35 0.00046 0.00816
31 366.593 25.00% 0.00081 81713 0.32 0.00738 76694.3 3.75 0.35 0.00051 0.0087
55 328.21 25.00% 0.00074 81713 0.32 0.00651 76694.3 3.75 0.35 0.00045 0.0077
121 403.132 25.00% 0.00086 81713 0.32 0.00777 76694.3 3.75 0.35 0.00054 0.00917
532 399.369 25.00% 0.00085 81713 0.32 0.00767 76694.3 3.75 0.35 0.00053 0.00905
1225 397.044 25.80% 0.00087 83814 0.325 0.00765 78457.1 3.75 0.35 0.00051 0.00902
1629 371.722 25.80% 0.00081 83814 0.325 0.00723 78457.1 3.75 0.35 0.00048 0.00852
2186 409.767 25.80% 0.0009 83814 0.325 0.00826 78457.1 3.75 0.35 0.00055 0.0097

Total Settlement tiang podium dengan metode Vesic adalah berkisar dari 7.η1 mm
sampai 1θ.ηγ mm. Analisis differential settlement hasil metode ini akan ditampilkan
bersama metode lain.

Pada analisis settlement tiang tunggal dengan load-transfer method dan raft-equivalent,
hasil perhitungan konsolidasi menunjukkan konsolidasi tidak terjadi karena beban tiang
yang disebarkan lebih kecil dari overburden pressure awal. Akibatnya penurunan tiang
tunggal pada analisis dengan kedua metoda ini murni penurunan elastik tiang
berdasarkan load-transfer method.

1
Gambar IV.27 Profil Tanah dan Raft Equivalent untuk Analisis Konsolidasi Tiang Tunggal

Load transfer analysis dilakukan dengan bantuan AδδPIδE vθ.η.β. τutput AδδPIδE
yang digunakan adalah kurva load-settlement dari tiap titik bor yang diinputkan. Berikut
kurva-kurva load-settlementμ

Gambar IV.28 Load-Settlement Curve Tiang Tunggal di Titik B-1

1
Gambar IV.29 Load-Settlement Curve Tiang Tunggal di Titik B-β

Gambar IV.30 Load-Settlement Curve Tiang Tunggal di Titik B-γ

Gambar IV.31 Load-Settlement Curve Tiang Tunggal di Titik B-4

1
Gambar IV.32 Load-Settlement Curve Tiang Tunggal di Titik B-η

Tabel IV.62Tabel Penurunan σode Podium dengan εetode Load-Transfer


dan Raft Equivalent (Tabel 1)

Load(t) Elastic Consol Total


Node Axial Se t‐z(m) Sc(m) Se total(m)
375 392.454 0.0021 0 0.0021
879 377.9 0.001727 0 0.00173
1583 376.606 0.001721 0 0.00172
1658 372.775 0.001703 0 0.0017
97 603.342 0.003235 0 0.00323
249 607.423 0.003257 0 0.00326
680 550.645 0.002951 0 0.00295
1336 550.455 0.00252 0 0.00252
1633 539.231 0.002469 0 0.00247
1944 514.723 0.002356 0 0.00236
2118 501.752 0.002296 0 0.0023
1483 542.52 0.002908 0 0.00291
1644 590.608 0.002705 0 0.0027
2051 575.801 0.002637 0 0.00264
216 511.57 0.002341 0 0.00234
217 520.608 0.002383 0 0.00238
2688 550.506 0.002521 0 0.00252
2079 525.51 0.002406 0 0.00241
2197 542.242 0.002483 0 0.00248
2928 545.631 0.002498 0 0.0025
288 534.702 0.002448 0 0.00245
287 523.087 0.002394 0 0.00239

14
Tabel IV.63 Tabel Penurunan σode Podium dengan εetode Load-Transfer
dan Raft Equivalent (Tabel β)

Load(t) Elastic Consol Total


Node Axial Se t‐z(m) Sc(m) Se total(m)
3408 605.263 0.002772 0 0.00277
3400 636.048 0.002567 0 0.00257
1649 542.524 0.002188 0 0.00219
2082 545.236 0.002199 0 0.0022
2577 572.963 0.002311 0 0.00231
3200 615.369 0.003574 0 0.00357
3640 496.217 0.00288 0 0.00288
226 573.626 0.002972 0 0.00297
227 563.661 0.00292 0 0.00292
206 623.817 0.003233 0 0.00323
693 612.477 0.003174 0 0.00317
1573 628.093 0.003255 0 0.00326
138 509.017 0.002955 0 0.00295
126 506.01 0.002937 0 0.00294
259 514.235 0.002985 0 0.00299
271 494.536 0.002871 0 0.00287
2823 558.574 0.003243 0 0.00324
3273 448.659 0.002604 0 0.0026
56 597.035 0.003094 0 0.00309
265 588.263 0.003048 0 0.00305
1586 565.915 0.003286 0 0.00329
1680 506.141 0.002938 0 0.00294
2083 450.169 0.002613 0 0.00261
2799 339.442 0.001968 0 0.00197
31 366.593 0.001894 0 0.00189
55 328.21 0.001695 0 0.00169
121 403.132 0.002085 0 0.00208
532 399.369 0.002065 0 0.00207
1225 397.044 0.002303 0 0.0023
1629 371.722 0.002156 0 0.00216
2186 409.767 0.002377 0 0.00238

Total Settlement tiang podium dengan metode load-transfer adalah berkisar dari 1.θλη
mm sampai γ.η74 mm.

14
Analisis differential settlement dilakukan dengan membandingkan settlement dari node-
node yang berdekatan saja. εenimbang settlement pada metoda Poulos dan
metoda Vesic berkisar tidak terlalu jauh, maka analisis hanya dilakukan dengan hasil
dari metoda Poulos dan load-transfer. Hasil analisis differential settlement ditampilkan
sebagai berikut.
Tabel IV.64 Analisis Differential Settlement Tiang Podium (Tabel 1)

Δ(m) Δ/δ Check <1/300


Nearby Node L(m) Δ Poulos Δ t-z Poulos t‐z Poulos t‐z
375‐249 9.391486 0.00439 0.00116 0.000468 0.000123 OK OK
375‐680 4.2 0.00323 0.00085 0.00077 0.000203 OK OK
375‐1336 9.391486 0.00236 0.00042 0.000251 4.47E‐05 OK OK
375‐879 8.4 0.0009 0.00037 0.000107 4.45E‐05 OK OK
879‐680 9.391486 0.00413 0.00122 0.00044 0.00013 OK OK
879‐1336 4.2 0.00325 0.00079 0.000775 0.000189 OK OK
879‐1633 9.391486 0.00304 0.00074 0.000324 7.90E‐05 OK OK
879‐1583 8.4 0.00002 0.00001 2.90E‐06 7.09E‐07 OK OK
1583‐1336 9.391486 0.00328 0.0008 0.000349 8.51E‐05 OK OK
1583‐1633 4.2 0.00307 0.00075 0.00073 0.000178 OK OK
1583‐1944 9.391486 0.0026 0.00064 0.000277 6.76E‐05 OK OK
1583‐1658 8.4 0.00007 0.00002 8.60E‐06 2.10E‐06 OK OK
1658‐1633 9.391486 0.00314 0.00077 0.000334 8.15E‐05 OK OK
1658‐1944 4.2 0.00268 0.00065 0.000637 0.000155 OK OK
1658‐2118 9.391486 0.00243 0.00059 0.000259 6.32E‐05 OK OK
97‐249 8.4 0.00008 0.00002 9.93E‐06 2.61E‐06 OK OK
249‐1483 11.87939 0.00133 0.00035 0.000112 2.94E‐05 OK OK
249‐680 8.4 0.00116 0.00031 0.000138 3.64E‐05 OK OK
680‐1483 8.4 0.00017 0.00004 1.98E‐05 5.20E‐06 OK OK
680‐1644 11.87939 0.00012 0.00025 1.02E‐05 2.07E‐05 OK OK
680‐1336 8.4 0.00088 0.00043 0.000105 5.13E‐05 OK OK
1336‐1483 11.87939 0.00071 0.00039 6.00E‐05 3.26E‐05 OK OK
1336‐1644 8.4 0.00076 0.00018 9.01E‐05 2.20E‐05 OK OK
1336‐2051 11.87939 0.00048 0.00012 4.02E‐05 9.81E‐06 OK OK
1336‐1633 8.4 0.00021 0.00005 2.52E‐05 6.15E‐06 OK OK
1633‐1644 11.87939 0.00097 0.00024 8.15E‐05 1.99E‐05 OK OK
1633‐2051 8.4 0.00069 0.00017 8.21E‐05 2.00E‐05 OK OK
1633‐216,217 11.87939 0.00044 0.00011 3.67E‐05 8.96E‐06 OK OK
1633‐1944 8.4 0.00046 0.00011 5.50E‐05 1.34E‐05 OK OK
1944‐2051 11.87939 0.00115 0.00028 9.69E‐05 2.36E‐05 OK OK
1944‐216,217 8.4 0.00003 0.00001 3.07E‐06 7.48E‐07 OK OK
1944‐2688 11.87939 0.00067 0.00016 5.68E‐05 1.39E‐05 OK OK
1944‐2118 8.4 0.00024 0.00006 2.91E‐05 7.10E‐06 OK OK

1
Tabel IV.65 Analisis Differential Settlement Tiang Podium (Tabel β)

Δ(m) Δ/δ Check <1/300


Nearby Node L(m) Δ Poulos Δ t-z Poulos t‐z Poulos t‐z
2118‐216,217 11.87939 0.00027 0.00007 2.28E‐05 5.55E‐06 OK OK
2118‐2688 8.4 0.00092 0.00022 0.000109 2.67E‐05 OK OK
1483‐1644 8.4 0.00004 0.0002 5.32E‐06 2.41E‐05 OK OK
1644‐2079 6.65 0.00123 0.0003 0.000185 4.50E‐05 OK OK
1644‐2051 8.4 0.00028 0.00007 3.32E‐05 8.11E‐06 OK OK
2051‐2079 6.65 0.00095 0.00023 0.000143 3.48E‐05 OK OK
2051‐2197 10.15 0.00063 0.00015 6.23E‐05 1.52E‐05 OK OK
2051‐216,217 8.4 0.00113 0.00027 0.000134 3.27E‐05 OK OK
216,217‐2197 10.5 0.00049 0.00012 4.70E‐05 1.15E‐05 OK OK
216,217‐2928 9.8 0.00056 0.00014 5.68E‐05 1.39E‐05 OK OK
216,217‐2688 8.4 0.00065 0.00016 7.72E‐05 1.88E‐05 OK OK
2688‐2928 7 0.00009 0.00002 1.31E‐05 3.20E‐06 OK OK
2079‐2197 9.1 0.00032 0.00008 3.47E‐05 8.46E‐06 OK OK
2197‐3408 11.92057 0.00119 0.00029 9.97E‐05 2.43E‐05 OK OK
2197‐287,288 5.95 0.00025 0.00006 4.23E‐05 1.03E‐05 OK OK
2197‐2928 11.9 0.00006 0.00002 5.37E‐06 1.31E‐06 OK OK
2928‐2197 11.9 0.00006 0.00002 5.37E‐06 1.31E‐06 OK OK
2928‐287,288 9.1 0.00032 0.00008 3.47E‐05 8.46E‐06 OK OK
287,288‐3408 7.7 0.00144 0.00035 0.000187 4.56E‐05 OK OK
31‐56 4.2 0.00608 0.0012 0.001447 0.000286 OK OK
31‐94 9.391486 0.00639 0.00126 0.000681 0.000134 OK OK
31‐55 8.4 0.00101 0.0002 0.000121 2.38E‐05 OK OK
55‐56 9.391486 0.00709 0.0014 0.000755 0.000149 OK OK
55‐94 4.2 0.0074 0.00146 0.001763 0.000348 OK OK
55‐265 9.391486 0.00686 0.00135 0.00073 0.000144 OK OK
55‐121 8.4 0.00198 0.00039 0.000235 4.64E‐05 OK OK
121‐94 9.391486 0.00543 0.00107 0.000578 0.000114 OK OK
121‐265 4.2 0.00488 0.00096 0.001163 0.000229 OK OK
121‐802 9.391486 0.00465 0.00092 0.000495 9.77E‐05 OK OK
121‐532 8.4 0.0001 0.00002 1.18E‐05 2.33E‐06 OK OK
532‐265 9.391486 0.00498 0.00098 0.000531 0.000105 OK OK
532‐802 4.2 0.00475 0.00094 0.001131 0.000223 OK OK
532‐1586 9.391486 0.0037 0.00122 0.000394 0.00013 OK OK
532‐1225 8.4 0.00055 0.00024 6.53E‐05 2.84E‐05 OK OK
1225‐802 9.391486 0.0053 0.0007 0.000564 7.44E‐05 OK OK
1225‐1586 4.2 0.00425 0.00098 0.001011 0.000234 OK OK
1225‐1680 9.391486 0.00274 0.00063 0.000292 6.76E‐05 OK OK
1225‐1629 8.4 0.00064 0.00015 7.58E‐05 1.75E‐05 OK OK

1
Tabel IV.66 Analisis Differential Settlement Tiang Podium (Tabel γ)

Nearby Node L(m) Δ Poulos Δ t-z Poulos t‐z Poulos t‐z


1629‐1586 9.391486 0.00488 0.00113 0.00052 0.00012 OK OK
1629‐1680 4.2 0.00338 0.00078 0.000805 0.000186 OK OK
1629‐2083 9.391486 0.00197 0.00046 0.00021 4.86E‐05 OK OK
1629‐2186 8.4 0.00096 0.00022 0.000114 2.64E‐05 OK OK
2186‐1680 9.391486 0.00242 0.00056 0.000258 5.97E‐05 OK OK
2186‐2083 4.2 0.00102 0.00024 0.000242 5.60E‐05 OK OK
2186‐2799 7.7 0.00177 0.00041 0.00023 5.31E‐05 OK OK
56‐226,227 8.4 0.00075 0.00015 8.92E‐05 1.76E‐05 OK OK
56‐206 11.87939 0.00019 0.00014 1.57E‐05 1.17E‐05 OK OK
56‐94 8.4 0.00031 0.00006 3.71E‐05 7.33E‐06 OK OK
94‐226,227 11.87939 0.00106 0.00021 8.93E‐05 1.76E‐05 OK OK
94‐206 8.4 0.00013 0.00008 1.50E‐05 9.27E‐06 OK OK
94‐693 11.87939 0.0001 0.00002 8.03E‐06 1.58E‐06 OK OK
94‐265 8.4 0.00054 0.00011 6.47E‐05 1.28E‐05 OK OK
265‐206 11.87939 0.00042 0.00019 3.52E‐05 1.56E‐05 OK OK
265‐693 8.4 0.00064 0.00013 7.60E‐05 1.50E‐05 OK OK
265‐1573 11.87939 0.00105 0.00021 8.85E‐05 1.74E‐05 OK OK
265‐802 8.4 0.00023 0.00005 2.79E‐05 5.50E‐06 OK OK
802‐693 11.87939 0.00087 0.00017 7.35E‐05 1.45E‐05 OK OK
802‐1573 8.4 0.00128 0.00025 0.000153 3.02E‐05 OK OK
802‐126,138 11.87939 0.00252 0.00006 0.000212 4.69E‐06 OK OK
802‐1586 8.4 0.00105 0.00028 0.000125 3.38E‐05 OK OK
1586‐1573 11.87939 0.00233 0.00003 0.000197 2.57E‐06 OK OK
1586‐126,138 8.4 0.00147 0.00034 0.000175 4.05E‐05 OK OK
1586‐259,271 11.87939 0.00155 0.00036 0.00013 3.01E‐05 OK OK
1586‐1680 8.4 0.0015 0.00035 0.000179 4.14E‐05 OK OK
1680‐126,138 11.87939 0.00003 0.00001 2.91E‐06 6.72E‐07 OK OK
1680‐259,271 8.4 0.00004 0.00001 5.26E‐06 1.22E‐06 OK OK
1680‐2823 11.87939 0.00132 0.00031 0.000111 2.57E‐05 OK OK
1680‐2083 8.4 0.00141 0.00033 0.000168 3.88E‐05 OK OK
2083‐259,271 11.87939 0.00136 0.00032 0.000115 2.66E‐05 OK OK
2083‐2823 8.4 0.00273 0.00063 0.000325 7.51E‐05 OK OK
2083‐3273 11.025 0.00004 0.00001 3.45E‐06 7.97E‐07 OK OK
2083‐2799 6.3 0.00279 0.00064 0.000442 0.000102 OK OK
2799‐2823 10.5 0.00551 0.00128 0.000525 0.000121 OK OK
2799‐3273 9.45 0.00275 0.00064 0.000291 6.72E‐05 OK OK
226,227‐206 8.4 0.00094 0.00029 0.000111 3.42E‐05 OK OK
206‐693 8.4 0.00022 0.00006 2.63E‐05 7.03E‐06 OK OK

1
Tabel IV.67 Analisis Differential Settlement Tiang Podium (Tabel 4)

Δ(m) Δ/δ Check <1/300


Nearby Node L(m) Δ Poulos Δ t-z Poulos t‐z Poulos t‐z
693‐1649 10.09554 0.00528 0.00099 0.000523 9.77E‐05 OK OK
693‐1573 8.4 0.00041 0.00008 4.90E‐05 9.67E‐06 OK OK
1573‐1649 5.6 0.00569 0.00107 0.001016 0.000191 OK OK
1573‐2082 11.9 0.00563 0.00106 0.000473 8.88E‐05 OK OK
1573‐126,138 8.4 0.0038 0.00031 0.000453 3.68E‐05 OK OK
126,138‐1649 10.09554 0.00188 0.00076 0.000187 7.51E‐05 OK OK
126,138‐2082 8.75 0.00183 0.00075 0.000209 8.54E‐05 OK OK
126,138‐2577 14.35 0.00127 0.00063 8.88E‐05 4.42E‐05 OK OK
126,128‐259,271 8.4 0.00008 0.00002 9.37E‐06 2.17E‐06 OK OK
259,271‐2082 12.12941 0.00175 0.00073 0.000144 6.01E‐05 OK OK
259,271‐2577 11.55 0.0012 0.00062 0.000104 5.34E‐05 OK OK
259,271‐2823 8.4 0.00136 0.00032 0.000162 3.75E‐05 OK OK
2823‐3640 8.225 0.00157 0.00036 0.000191 4.41E‐05 OK OK
2823‐3273 5.6 0.00276 0.00064 0.000494 0.000114 OK OK
3273‐3640 7 0.0012 0.00028 0.000171 3.95E‐05 OK OK
1649‐2082 9.1 0.00005 0.00001 5.98E‐06 1.21E‐06 OK OK
2082‐2577 9.1 0.00056 0.00011 6.11E‐05 1.24E‐05 OK OK
2577‐3400 11.9 0.00127 0.00026 0.000106 2.15E‐05 OK OK
2577‐3200 9.1 0.00399 0.00126 0.000438 0.000139 OK OK
2577‐3640 11.9 0.00099 0.00057 8.32E‐05 4.78E‐05 OK OK

Differential settlement antar tiang tidak melebihi kondisi batas Δ/δ>1/γ00, dengan Δ
adalah selisih penurunan antar node dan δ adalah jarak antar node. Tidak ada selisih
penurunan yang tergolong berbahaya.

1
IV.8.2. Settlement Kelompok Tiang (Tower)
Analisis pada total settlement kelompok tiang menggunakan metoda Poulos (floating
pile) dan metoda load-transfer yang dijumlahkan dengan konsolidasi raft-equivalent.
Parameter tanah yang digunakan pada load-transfer method dengan GRτUP adalah
sama seperti parameter tanah yang digunakan pada subbab IV.θ sebelumnya. Parameter
tanah pada metoda Poulos adalahμ
Tabel IV.68 Parameter Tanah pada Analisis Settlement
Kelompok Tiang dengan εetoda Poulos

Depth(m) Es(kPa) h(m) υ


60 81971.43 60 0.33
82 80000 22 0.3

Parameter tanah dan sebaran tegangan raft pada analisis penurunan konsolidasi adalahμ

Gambar IV.33 Parameter Tanah dan εodel Raft Equivalent pada Konsolidasi Kelompok Tiang

1
σode-node pada analisis kelompok tiang ditunjukkan pada gambarμ

Gambar IV.34 σode-node Tiang pada Kelompok Tiang Tower

Seperti yang telah dijelaskan di tinjauan pustaka, perhitungan pada kelompok tiang
dengan metoda Poulos mengikutkan faktor interaksi antar tiang yang mempengaruhi
settlement dari satu tiang dengan yang lain. Perhitungan faktor interaksi dari βγβ tiang
terhadap satu sama lain dilakukan dengan bantuan tabel dan matriks βγβ kali βγβ untuk
memperoleh total faktor pengaruh individual tiang. Pada laporan ini, matriks
perhitungan tidak ditampilkan.
Hasil-hasil perhitungan dari metoda Poulos, dari faktor pengaruh, faktor koreksi sampai
penurunan tiang akan ditampilkan pada beberapa halaman berikutnya.

1
Tabel IV.69 Influence Factor dan Faktor Koreksi pada εetode Poulos untuk Tiang Tower

L/d 50 Ep(εPa) 25742.96


L1(m) 60 Ra 1
E1/E2 1.024643 K 314.048
I0 0.045 Rk 1.9
I0/d 0.0375 v 0.33
h/δ 1.366667 Rv 0.83
Rb 0.7396 I/d 0.043738
Tabel IV.70 Influence Factor Underlying Soil untuk Tiang Tower

Depth(m) H/L Es vs Ip (Ij‐Ij+1)/Es


60 1 81971.42857 0.33 0.85071 5.54921E‐07
61 1.016667 80000 0.3 0.805223 3.63901E‐07
62 1.033333 80000 0.3 0.776111 3.34179E‐07
63 1.05 80000 0.3 0.749376 3.08119E‐07
64 1.066667 80000 0.3 0.724727 2.85139E‐07
65 1.083333 80000 0.3 0.701916 2.64765E‐07
66 1.1 80000 0.3 0.680734 2.46613E‐07
67 1.116667 80000 0.3 0.661005 2.30367E‐07
68 1.133333 80000 0.3 0.642576 2.15764E‐07
69 1.15 80000 0.3 0.625315 2.02588E‐07
70 1.166667 80000 0.3 0.609108 1.90656E‐07
71 1.183333 80000 0.3 0.593855 1.79811E‐07
72 1.2 80000 0.3 0.57947 1.69925E‐07
73 1.216667 80000 0.3 0.565876 1.60885E‐07
74 1.233333 80000 0.3 0.553006 1.52594E‐07
75 1.25 80000 0.3 0.540798 1.44972E‐07
76 1.266667 80000 0.3 0.5292 1.37945E‐07
77 1.283333 80000 0.3 0.518165 1.31453E‐07
78 1.3 80000 0.3 0.507649 1.2544E‐07
79 1.316667 80000 0.3 0.497613 1.1986E‐07
80 1.333333 80000 0.3 0.488025 6.10031E‐06
ΣI/E/L 1.77003E‐07

Tabel IV.71 Movement Ratio untuk Tiang Tunggal

MR 0.3818
Ep(kPa) 25742960
Ap(m2) 1.130973
L(m) 60
MR.L/(Ep.Ap) 7.87E‐07

1
Pada perhitungan settlement, faktor interaksi hanya diberlakukan terhadap settlement
akibat tanah dan tidak terhadap settlement akibat pile elastic shortening. Elastic
shortening individual tiang sebesar 8mm ditimbulkan oleh gaya rata-rata tiang λγ0 ton.
Faktor interaksi dan settlement dari tiap tiang tower ditampilkan sebagai berikutμ
Tabel IV.72 Faktor Interaksi, Settlement Akibat Tanah (ρs) dan Settlement Total (ρt) σode 1-θ0

Node Σα ρs(m) ρt(m) Node Σα ρs(m) ρt(m)


1 3.591 0.034614 0.042 31 5.698 0.050496 0.058
2 3.958 0.037376 0.045 32 4.828 0.043941 0.052
3 4.089 0.038369 0.046 33 4.814 0.043833 0.052
4 4.088 0.03836 0.046 34 5.996 0.052741 0.06
5 4.63 0.042446 0.05 35 6.466 0.056288 0.064
6 4.4 0.040708 0.048 36 6.551 0.056924 0.065
7 4.019 0.037838 0.046 37 6.303 0.055059 0.063
8 4.911 0.04456 0.052 38 5.715 0.050622 0.058
9 5.081 0.045847 0.054 39 4.784 0.043604 0.051
10 4.6 0.042216 0.05 40 4.154 0.038855 0.047
11 3.721 0.035592 0.043 41 5.695 0.050477 0.058
12 4.95 0.044855 0.053 42 6.447 0.056142 0.064
13 5.478 0.048834 0.057 43 6.716 0.058171 0.066
14 5.355 0.047908 0.056 44 6.677 0.05788 0.066
15 4.721 0.043134 0.051 45 6.347 0.055385 0.063
16 4.754 0.043379 0.051 46 5.684 0.050393 0.058
17 5.627 0.049962 0.058 47 4.7 0.042971 0.051
18 5.835 0.051528 0.059 48 5.172 0.046531 0.054
19 5.527 0.049207 0.057 49 6.283 0.054909 0.063
20 4.797 0.043704 0.051 50 6.763 0.058522 0.066
21 4.34 0.040261 0.048 51 6.883 0.059427 0.067
22 5.572 0.049544 0.057 52 6.747 0.058407 0.066
23 6.069 0.05329 0.061 53 6.337 0.05531 0.063
24 6.061 0.053232 0.061 54 5.613 0.049855 0.058
25 5.636 0.050027 0.058 55 4.568 0.041975 0.05
26 4.833 0.043978 0.052 56 4.445 0.041048 0.049
27 5.299 0.047491 0.055 57 5.96 0.052468 0.06
28 6.112 0.053615 0.061 58 6.685 0.057937 0.066
29 6.353 0.055437 0.063 59 6.976 0.060128 0.068
30 6.212 0.05437 0.062 60 6.987 0.060211 0.068

1
Tabel IV.73 Faktor Interaksi, Settlement Akibat Tanah (ρs) dan Settlement Total (ρt) σode θ1-140

Node Σα ρs(m) ρt(m) Node Σα ρs(m) ρt(m)


61 6.762 0.058519 0.066 101 5.401 0.048259 0.056
62 6.279 0.054876 0.063 102 3.897 0.036916 0.045
63 5.494 0.048958 0.057 103 5.608 0.049821 0.058
64 4.362 0.040427 0.048 104 6.678 0.057885 0.066
65 5.416 0.048372 0.056 105 7.152 0.061454 0.069
66 6.488 0.056452 0.064 106 7.332 0.062818 0.071
67 6.962 0.060028 0.068 107 7.291 0.062506 0.07
68 7.12 0.061217 0.069 108 7.057 0.060743 0.068
69 7.025 0.060503 0.068 109 6.632 0.057536 0.065
70 6.726 0.058245 0.066 110 5.974 0.052575 0.06
71 6.176 0.054098 0.062 111 4.83 0.043952 0.052
72 5.31 0.047575 0.055 112 4.733 0.043218 0.051
73 4.049 0.038061 0.046 113 6.257 0.05471 0.062
74 4.619 0.042363 0.05 114 6.968 0.060067 0.068
75 6.128 0.05374 0.061 115 7.277 0.062401 0.07
76 6.846 0.059154 0.067 116 7.35 0.062949 0.071
77 7.149 0.061435 0.069 117 7.209 0.061885 0.07
78 7.19 0.061742 0.069 118 6.881 0.059416 0.067
79 7.015 0.060425 0.068 119 6.357 0.055464 0.063
80 6.638 0.057581 0.065 120 5.516 0.049123 0.057
81 6.013 0.052868 0.061 121 4.004 0.037723 0.045
82 5.027 0.045439 0.053 122 5.608 0.049821 0.058
83 3.551 0.034311 0.042 123 6.678 0.057885 0.066
84 5.547 0.049359 0.057 124 7.152 0.061454 0.069
85 6.616 0.057414 0.065 125 7.332 0.062818 0.071
86 7.094 0.061023 0.069 126 7.291 0.062506 0.07
87 7.261 0.062279 0.07 127 7.057 0.060743 0.068
88 7.203 0.061843 0.07 128 6.632 0.057536 0.065
89 6.949 0.05993 0.068 129 5.974 0.052575 0.06
90 6.493 0.056492 0.064 130 4.83 0.043952 0.052
91 5.773 0.051061 0.059 131 4.707 0.043022 0.051
92 4.573 0.042011 0.05 132 6.223 0.054451 0.062
93 4.707 0.043022 0.051 133 6.94 0.059859 0.068
94 6.223 0.054451 0.062 134 7.247 0.062172 0.07
95 6.94 0.059859 0.068 135 7.306 0.062618 0.07
96 7.247 0.062172 0.07 136 7.164 0.061549 0.069
97 7.306 0.062618 0.07 137 6.819 0.058949 0.067
98 7.164 0.061549 0.069 138 6.283 0.054904 0.063
99 6.819 0.058949 0.067 139 5.401 0.048259 0.056
100 6.283 0.054904 0.063 140 3.897 0.036916 0.045


Tabel IV.74 Faktor Interaksi, Settlement Akibat Tanah (ρs) dan Settlement Total (ρt) σode 141-βγβ

Node Σα ρs(m) ρt(m) Node Σα ρs(m) ρt(m)


141 5.547 0.049359 0.057 187 5.695 0.050477 0.058
142 6.616 0.057414 0.065 188 6.447 0.056142 0.064
143 7.094 0.061023 0.069 189 6.716 0.058171 0.066
144 7.261 0.062279 0.07 190 6.677 0.05788 0.066
145 7.203 0.061843 0.07 191 6.347 0.055385 0.063
146 6.949 0.05993 0.068 192 5.684 0.050393 0.058
147 6.493 0.056492 0.064 193 4.7 0.042971 0.051
148 5.773 0.051061 0.059 194 4.814 0.043833 0.052
149 4.573 0.042011 0.05 195 5.996 0.052741 0.06
150 4.619 0.042363 0.05 196 6.466 0.056288 0.064
151 6.128 0.05374 0.061 197 6.551 0.056924 0.065
152 6.846 0.059154 0.067 198 6.303 0.055059 0.063
153 7.149 0.061435 0.069 199 5.715 0.050622 0.058
154 7.19 0.061742 0.069 200 4.784 0.043604 0.051
155 7.015 0.060425 0.068 201 5.299 0.047491 0.055
156 6.638 0.057581 0.065 202 6.112 0.053615 0.061
157 6.013 0.052868 0.061 203 6.353 0.055437 0.063
158 5.027 0.045439 0.053 204 6.212 0.05437 0.062
159 3.551 0.034311 0.042 205 5.698 0.050496 0.058
160 5.416 0.048372 0.056 206 4.828 0.043941 0.052
161 6.488 0.056452 0.064 207 4.34 0.040261 0.048
162 6.962 0.060028 0.068 208 5.572 0.049544 0.057
163 7.12 0.061217 0.069 209 6.069 0.05329 0.061
164 7.025 0.060503 0.068 210 6.061 0.053232 0.061
165 6.726 0.058245 0.066 211 5.636 0.050027 0.058
166 6.176 0.054098 0.062 212 4.833 0.043978 0.052
167 5.31 0.047575 0.055 213 4.754 0.043379 0.051
168 4.049 0.038061 0.046 214 5.627 0.049962 0.058
169 4.445 0.041048 0.049 215 5.835 0.051528 0.059
170 5.96 0.052468 0.06 216 5.527 0.049207 0.057
171 6.685 0.057937 0.066 217 4.797 0.043704 0.051
172 6.976 0.060128 0.068 218 3.721 0.035592 0.043
173 6.987 0.060211 0.068 219 4.95 0.044855 0.053
174 6.762 0.058519 0.066 220 5.478 0.048834 0.057
175 6.279 0.054876 0.063 221 5.355 0.047908 0.056
176 5.494 0.048958 0.057 222 4.721 0.043134 0.051
177 4.362 0.040427 0.048 223 4.019 0.037838 0.046
178 5.172 0.046531 0.054 224 4.911 0.04456 0.052
179 6.283 0.054909 0.063 225 5.081 0.045847 0.054
180 6.763 0.058522 0.066 226 4.6 0.042216 0.05
181 6.883 0.059427 0.067 227 4.088 0.03836 0.046
182 6.747 0.058407 0.066 228 4.63 0.042446 0.05
183 6.337 0.05531 0.063 229 4.4 0.040708 0.048
184 5.613 0.049855 0.058 230 3.958 0.037376 0.045
185 4.568 0.041975 0.05 231 4.089 0.038369 0.046
186 4.154 0.038855 0.047 232 3.591 0.034614 0.042


Settlement dari individual tiang tower berkisar antara 4β-71 mm dan rata-rata ηλ.β mm.
Differential settlement dari tiap tiang tidak melewati batas 1/γ00.
Hasil perhitungan konsolidasi dengan raft-equivalent ditampilkan sebelum hasil load-
settlement GRτUP. Konsolidasi dengan raft equivalent dimulai dari β/γ panjang efektif
tiang dari pangkal tiang, atau dengan kata lain efektif pada kedalaman 40 m atau elevasi
-θβ m. Berikut hasil perhitungan konsolidasi 1 dimensiμ
Tabel IV.75 Selisih Overburden Pressure Awal akibat Galian,
Beban Pondasi Group dan Koefisien Penurunan Konsolidasi

Δσ exc(kPa) 205.75
Pg(kN) 2204000
Cc'=Cc/(1+e0) 0.016
Cr'=Cr/(1+e0) 0.05

Tabel IV.76 Hasil Perhitungan Konsolidasi 1 Dimensi Pondasi Tower

Elevasi Depth(m) Li Bi Ai(m2) σ'0(kPa) P'c σ'0 cons Δσ' service σ' service Condition ΔSc(m)
22 0 55.8 61.2 2220.84 205.75 0
62 40 75.8 81.2 4002.74 514.25 308.5 550.62
63 41 77.8 83.2 4209.54 521.75 832.35 316 523.57 839.57 OC‐NC 0.02040
65 43 81.8 87.2 4638.76 536.75 832.35 331 475.13 806.13 OC 0.01766
67 45 85.8 91.2 5088.78 551.75 832.35 346 433.11 779.11 OC 0.01499
69 47 89.8 95.2 5559.62 566.75 832.35 361 396.43 757.43 OC 0.01260
71 49 93.8 99.2 6051.26 581.75 832.35 376 364.22 740.22 OC 0.01046
73 51 97.8 103.2 6563.72 596.75 832.35 391 335.79 726.79 OC 0.00856
75 53 101.8 107.2 7096.99 611.75 832.35 406 310.55 716.55 OC 0.00687
77 55 105.8 111.2 7651.07 626.75 832.35 421 288.06 709.06 OC 0.00536
79 57 109.8 115.2 8225.96 641.75 832.35 436 267.93 703.93 OC 0.00402
81 59 113.8 119.2 8821.66 656.75 832.35 451 249.84 700.84 OC 0.00282
83 61 117.8 123.2 9438.17 671.75 832.35 466 233.52 699.52 OC 0.00176
85 63 121.8 127.2 10075.49 686.75 832.35 481 218.75 699.75 OC 0.00081
87 65 125.8 131.2 10733.62 701.75 832.35 496 205.34 701.34 OC 0
89 67 129.8 135.2 11412.56 716.75 832.35 511 193.12 704.12 OC 0
91 69 133.8 139.2 12112.31 731.75 832.35 526 181.96 707.96 OC 0
93 71 137.8 143.2 12832.87 746.75 832.35 541 171.75 712.75 OC 0
95 73 141.8 147.2 13574.25 761.75 832.35 556 162.37 718.37 OC 0
97 75 145.8 151.2 14336.43 776.75 832.35 571 153.73 724.73 OC 0
99 77 149.8 155.2 15119.42 791.75 832.35 586 145.77 731.77 OC 0
101 79 153.8 159.2 15923.23 806.75 832.35 601 138.41 739.41 OC 0
103 81 157.8 163.2 16747.84 821.75 832.35 616 131.60 747.60 OC 0
105 83 161.8 167.2 17593.26 836.75 832.35 631 125.28 756.28 OC 0
Sc 0.10631

1
Faktor koreksi kedalaman dan geologi serta consolidation settlement terkoreksi
ditampilkan oleh tabel berikutμ
Tabel IV.77 Depth Factor Raft Equivalent Pondasi Tower

Depth(m) 59.5
Breadth(m) 75.8
Length(m) 81.2
L/B 1.071
D/√(LB) 0.758411
√(LB)/D 1.318547
Depth Factor 0.777027

Tabel IV.78 Depth Factor Corrected Settlement

Depth Factor(µd) 0.777027


Calculated Settlement (m) 0.106311
Corrected Settlement(m) 0.082606

Tabel IV.79 Geology Factor dan Consolidation Settlement


Raft Equivalent Tower Terkoreksi

Geology Factor (μg)


OC clays (used) 0.5 0.7
marine clay 1 1.2
Corrected Settlement (μd=0.77) 0.082606 m
Corrected Settlement (μg=0.7) 0.057824 m

Besarnya penurunan konsolidasi pada pondasi tower adalah sebesar η7.8 mm. penurunan
konsolidasi kemudian dijumlahkan dengan elastic settlement hasil load-transfer
analysis.
Hasil total settlement dari penjumlahan penurunan load-transfer dan konsolidasi akan
ditampilkan pada halaman berikutnya.

1
Berikut kurva load-settlement output GRτUP dari 4 titik bor berpengaruhμ

Gambar IV.35 Kurva Load Settlement Titik B-1

Gambar IV.36 Kurva Load Settlement Titik B-γ

1
Gambar IV.37 Kurva Load Settlement Titik B-4

Gambar IV.38 Kurva Load Settlement Titik B-η

1
Dari 4 kurva load settlement sebelumnya dan gaya rata-rata aksial tiang λγ0 ton, elastic
settlement individual tiang tower berkisar 4.η-θ.η mm dengan 4.θ mm. Total settlement
individual tiang tower berkisar θβ.γ-θ4.γ mm dengan rata-rata θβ.η mm. Rincian total
settlement ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel IV.80 Elastic, Consolidation dan Total Settlement
Tiang Tower dengan Load Transfer dan Raft Equivalent Method

Soil Elastic Consol Total


Profile Se t‐z(m) Sc(m) Se total(m)
B‐1 0.00558 0.05782 0.06340
B‐3 0.00597 0.05782 0.06379
B‐4 0.00445 0.05782 0.06227
B‐5 0.00643 0.05782 0.06425

Differential settlement antar tiang tower berdasarkan metoda ini tidak perlu ditinjau,
melihat selisih penurunan terbesar hanya β mm. Bila dikomparasikan dengan hasil
perhitungan metoda Poulos, kisaran settlement tiang tower tidak berbeda jauhμ εetoda
Poulos (4β-71 mm dan rata-rata ηλ.β mm) dan εetoda Load Transfer+Raft Equivalent
(θβ.γ-θ4.γ mm dengan rata-rata θβ.η mm). Rata-rata penurunan dari pondasi tower
disimpulkan berkisar θ-θ.γ cm.

Apabila penurunan total pondasi tower (θ-θ.γcm) dikomparasi dengan tiang podium
(metoda Poulos 7.0β-1θ.η7 mm; metoda Vesic 7.η1-1θ.ηγ mm; metoda Load-Transfer
1.7-γ.θ mm), ada selisih penurunan sebesar 4.γ-θ.0 cm. Selisih penurunan ini cukup
besar, sehingga sambungan antara pelat podium dengan pile cap tower dapat
mengakomodasi deformasi ini. Sambungan ini sebaiknya didesain tidak kaku.

1
IV.9. Penulangan Tiang Bor
Kebutuhan tulangan longitudinal tiang bor didesain dengan bantuan software PCA
Column. Beban yang digunakan dalam proses desain tulangan adalah beban tekan dan
momen pada kondisi gempa kuat dan beban tarik uplift banjir. Tiang bor didesain
dengan tulangan spiral diameter 1γ mm sebagai tulangan transversal, sehingga faktor
reduksi kapasitas yang digunakanμ φtarik/lentur 0.λ, φtekan 0.8η dan φgeser 0.7η. εutu beton
dan tulangan tiang bor didesain dengan f’c γ0εPa dan fy 400 εPa. Keamanan desain
didasarkan pada letak titik kombinasi beban terhadap diagram kapasitas dari tiang bor.
τutput dari PCA Column untuk tiang bor podium sebagai berikutμ

Gambar IV.39 Hasil Perbandingan εomen Tiang Bor Podium Section 1(Kedalaman 0-1β m)

Gambar IV.40 Diagram Interaksi Tiang Bor Podium Section 1

1
Gambar IV.41 Hasil Perbandingan εomen Tiang Bor Podium Section β(Kedalaman 1β-γ0 m)

Gambar IV.42 Diagram Interaksi Tiang Bor Podium Section β

Gambar IV.43 Hasil Perbandingan εomen Tiang Bor Tower Section 1(Kedalaman 0-1β m)

1
Gambar IV.44 Diagram Interaksi Tiang Bor Tower Section 1

Gambar IV.45 Hasil Perbandingan εomen Tiang Bor Tower Section β(Kedalaman 1β-θ0 m)

Gambar IV.46 Diagram Interaksi Tiang Bor Tower Section β

1
τutput PCA Column menunjukkan bahwa tulangan longitudinalμ
 Tiang bor podium cukup ditulangi dengan β0 Dβλ dari kedalaman 0-1β meter,
kemudian dilanjutkan dengan 10 Dβλ.
 Tiang bor tower cukup ditulangi dengan γ0 Dβλ dari kedalaman 0-1β meter
kemudian dilanjutkan dengan 1η Dβλ.

Analisis lebih lanjut terhadap beban uplift dilakukan dengan batasan kapasitas tarik
tiang sebagai фTn = ф × As × ƒy, dengan As adalah luas tulangan pada penampang dan
faktor reduksi kondisi tarik φ=0.λ. Hasil perbandingan antara gaya tarik terhadap
kapasitas tiang ditunjukkan pada tabel berikutμ
Tabel IV.81 Desain Penulangaan Tiang Bor terhadap Uplift Tiang

Depth(m) Tiang UpLift(kN) n n.φ.As.fy FS


0 Tower 5548.82 30 7133.61 1.286
Podium 6167.5 30 7133.61 1.157
9 Tower 5304.53 25 5944.68 1.121
Podium 5923.21 25 5944.68 1.004
19.75 Tower 5012.74 25 5944.68 1.186
Podium 5631.42 25 5944.68 1.056
30.5 Tower 4720.95 20 4755.74 1.007
41.25 Tower 4429.16 20 4755.74 1.074
52 Tower 4137.37 20 4755.74 1.149

Kemudian tulangan longitudinal tiang bor didesain denganμ


 Tiang podiumμ γ0 Dβλ dari kedalaman 0 sampai γ0 meter.
 Tiang towerμ γ0 Dβλ dari kedalaman 0 sampai γ0 meter dan β0 Dβλ dari kedalaman
γ0 sampai θ0 meter.


Gambar IV.47 Hasil Perbandingan εomen Tiang Bor Tower Section β dengan β0 tulangan

Gambar IV.48 Diagram Interaksi Tiang Bor Tower Section β dengan β0 Tulangan

Desain penampang yang mengalami geser harus didasarkan padaμ


фVn ≥ Vu (IV.λ.1)
Di mana Vu adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau dan Vn adalah
kekuatan geser nominal.
Berdasarkan besarnya gaya Vu, keperluan dan aturan penulangan tulangan geser pada
penampang elemen dapat diperiksa berdasarkan zona berikutμ


Gambar IV.49 Zonasi Penulangan Geser (SσI 0γ-β847-β01γ)

Kekuatan geser nominal dari penampang ditunjukkan dengan hubungan


Vn = Vc + Vs (IV.λ.β)
Vc adalah kekuatan geser nominal dari beton, dan Vs adalah kekuatan geser nominal
oleh tulangan geser. Untuk komponen struktur yang menahan geser dan lentur saja, V c
dihitung dengan menggunakan persamaan berikutμ
Vc = 0.17 × λ × √ƒ' × b × d (IV.λ.γ)
c w

Sedang untuk komponen yaang mengalami tekan atau tarikμ


Nu
Tekan V = 0.17 × (1 + ) × λ × √ƒ' × b
×d (IV.λ.4)
c c w
14Ag
Tarik V Nu
= 0.17 × (1 + 0.29 ) × λ × √ƒ ' × b × d (IV.λ.η)
c c w
Ag
Dengan σu/Ag dalam satuan εPa. σilai gaya tekan σu adalah positif dan nilai gaya
tarik σu adalah negatif. Jika (1+0.βλσu/Ag) < 0, maka Vc adalah 0. λ adalah 1 untuk
beton normal, dan tinggi efektif (d) adalah 0.8 diameter penampang bulat.

1
Jika kondisi geser pada penampang berada pada zona β, maka tulangan geser minimum
dipasang. δuas Tulangan geser minimum dihitung berdasarkanμ
bw × s
A = 0.062 × √ƒ' × (IV.λ.θ)
v,min c ƒyt

tetapi tidak boleh kurang dari 0.35 × bw × s⁄ƒyt.


Bila tulangan geser tegak lurus terhadap sumbu komponen struktur maka besarnya Vs
ditentukan dengan persamaanμ

Ash × ƒyt × d (IV.λ.7)


Vs = s
Ash adalah luas penampang tulangan geser yang ada pada spasi s.
Besarnya spasi pada tulangan geser ditentukan yang terkecil
antaraμ (IV.λ.8)
3 × Av × ƒyt
s=
b
d
s= (IV.λ.λ)
2
atau tidak lebih besar daripada θ00 mm.

Desain penulangan geser dilakukan dengan menggunakan beban pada kondisi gempa
kuat dengan gaya aksial tarik terbesar. Aksial tarik digunakan untuk mengantisipasi
reduksi geser akibat tarik. Faktor reduksi nimonal geser yang digunakan adalah φ=0.7η.
δangkah awal desain adalah men-zona-kan kondisi geser penampang terlebih dahulu.
Tabel IV.82 Perhitungan Vc dan Zona Kondisi Geser Penampang Tiang Podium (Kedalaman 0-1ηm)

Diameter(m) 1.2
Penampang tiang podium kedalaman
σu(kσ) ‐6167.5 0-1η m tergolong pada Zona γ sesuai kondisi geser
Batas )ona
Vu/φ > Vc '
ƒ ⁄1200)× b × d dan
+ (1 atau 75 √‐5.45327
σu/Ag(εPa) 1 ke <
2 V + 1 √ƒ′ × b0 ×< d.
c w c c w
Vu (kσ)
3 400 2 ke 3 3 394.3602 <
Vu/φ (kσ) 533.3333 3 ke 4 2103.255 >
Vc tarik (kσ) ‐623.695 4 ke 5 4206.509 >
Vc desain(kσ) 0 )ona 3
Vs perlu (kσ) 533.3333

17
Tabel IV.83 Perhitungan Vc dan Zona Kondisi Geser Penampang Tiang Podium (Kedalaman 1η-γ0m)

Diameter(m) 1.2
Penampang tiang podium kedalaman
σu(kσ) ‐5760.35 1η-γ0 m tergolong
Batas )onapada Zona β sesuai kondisi
geser
b Vu/φ > 0.η Vc dan < Vc
σu/Ag(εPa) + (1 atau 75 √ƒ'⁄
‐5.093267 1 1200)×
ke 2 ×d. 0 <
Vu (kσ) 3
100 c 2 ke 3 w 394.3602 >
Vu/φ (kσ) 133.3333 3 ke 4 2103.255 >
Vc tarik (kσ) ‐511.7097 4 ke 5 4206.509 >
Tabel IV.84 Perhitungan Vc dan Zona Kondisi Geser Penampang Tiang Tower (Kedalaman 0-1ηm)
Vc desain(kσ) 0 )ona 2
Vs perlu (kσ) 133.3333
Diameter(m) 1.2
Penampang tiang tower kedalaman
σu(kσ) ‐5548.82 0-1η m beradaBataspada
)onaZona γ sesuai kondisi geser
Vu/φ > Vc '
ƒ ⁄1200)× b × d dan
+ (1 atau 75 √‐4.90623
σu/Ag(εPa) 1 ke <
2 V + 1 √ƒ′ × b 0 ×< d.
c w c c w
Vu (kσ)
3 500 2 ke 3 3 394.3602 <
Vu/φ (kσ) 666.6667 3 ke 4 2103.255 >
Vc tarik (kσ) ‐453.529 4 ke 5 4206.509 >
Vc desain(kσ) 0 )ona 3
Vs perlu (kσ) 666.6667

17
Tabel IV.85 Perhitungan Vc dan Zona Kondisi Geser Penampang Tiang Tower (Kedalaman 1η-θ0m)

Diameter(m) 1.2
Penampang tiang podium kedalaman
σu(kσ) ‐5141.67 1η-γ0 m tergolong
Batas )ona pada Zona β sesuai kondisi
geser
b Vu/φ > 0.η Vc dan < Vc
σu/Ag(εPa) + (1 atau 75 √ƒ1'⁄ke
‐4.54623 1200)×
2 ×d. 0 <
Vu (kσ) 3
150 c 2 ke 3 w 394.3602 >
Vu/φ (kσ) 200 3 ke 4 2103.255 >
Vc tarik (kσ) ‐341.543 4 ke 5 4206.509 >
δangkah berikutnya,
Vc desain(kσ)jarak antar tulangan
0 geser ditentukan
)ona berdasarkan
2 aturan yang ada,
kemudianVs perlu
luas (kσ) terpasang200
tulangan diperiksa terhadap tulangan minimum dan Vu.
Tabel IV.86 Desain Tulangan Geser Penampang Tiang Podium(Kedalaman 0-1η m)

D tulangan (mm) 13
Penampang tiang(mm
Asp tulangan podium
β
) kedalaman 0-1η m cukup
132.7323 Av min ditulangi dengan D1γ-1η0
n kaki 2 0.0θβ √(f'c) bw s/fyt 152.8146
Ash (mm )β
265.4646 0.γη bw s/ fyt 157.5
β
s (mm) 191.1345 Av min (mm ) 157.5
s ≤ γ Av fy/bw 265.4646 Ash terpasang (mm ) β
265.4646 OK
s ≤ 0.η d 480 Vs perlu (kσ) 533.3333
s ≤ θ00 mm 600 Vs desain(kσ) 679.5893 OK
s desain 150

1
Tabel IV.87 Desain Tulangan Geser Penampang Tiang Podium(Kedalaman 1η-γ0 m)

D tulangan (mm) 13
Penampang tiang(mm
Asp tulangan podium
β
) kedalaman 1η-γ0 m A
cukup ditulangi dengan D1γ-βη0
132.73 v min

n kaki 2 0.0θβ √(f'c) bw s/fyt 254.691


Ash (mm ) IV.88 Desain Tulangan
β
Tabel 0.γη bTiang
265.46 Geser Penampang w s/ fTower(Kedalaman
yt 0-1η m)
262.5
s (mm) 764.54 Av min (mmβ) 262.5
D tulangan (mm) 13
s ≤ γ Av tiang
Penampang fy/bw tower Ash terpasang
265.46 0-1η m cukup ditulangi (mm
β
) D1γ-1η0
265.4646 OK
Asp tulangan (mm β
) kedalaman
132.7323 Av min dengan
s ≤ 0.η d 480 Vs perlu (kσ) 133.3333
n kaki 2 0.0θβ √(f' c) bw s/fyt 152.8146
s ≤ θ00 mm 600 Vs desain(kσ) 407.7536 OK
A sh (mm )
s desain
β
265.4646
250 0.γη bw s/ fyt 157.5
s (mm) 152.9076 Av min (mm ) β
157.5
s ≤ γ Av fy/bw 265.4646 Ash terpasang (mmβ) 265.4646 OK
s ≤ 0.η d 480 Vs perlu (kσ) 666.6667
s ≤ θ00 mm 600 Vs desain(kσ) 679.5893 OK
s desain 150

1
Tabel IV.89 Desain Tulangan Geser Penampang Tiang Tower(Kedalaman 1η-θ0 m)

D tulangan (mm) 13
Asp tulangan (mm ) β Av min
132.7323
n kaki 2 0.0θβ √(f'c) bw s/fyt 254.691
Ash (mmβ) 0.γη bw s/ fyt 262.5
265.4646
β
s (mm) 509.692 Av min (mm ) 262.5
s ≤ γ Av fy/bw Ash terpasang (mmβ) 265.4646 OK
265.4646
s ≤ 0.η d 480 Vs perlu (kσ) 200
s ≤ θ00 mm 600 Vs desain(kσ) 407.7536 OK
s desain 250

Penampang tiang tower kedalaman 1η-θ0 m cukup ditulangi dengan D1γ-βη0

Ringkasan mengenai desain penulangan kebutuhan yang digunakan, sebagai

berikutμ
 Tiang podiumμ γ0 Dβλ dari kedalaman 0-γ0 meter.
 Tiang towerμ γ0 Dβλ dari kedalaman 0-γ0 meter dan β0 Dβλ dari kedalaman γ0-θ0
meter.
 Tulangan spiral D1γ-1η0 untuk kedalaman 0-1η meter bagi tiang podium dan tower
 Tulangan spiral D1γ-βη0 untuk kedalaman 1η meter sampai ujung tiang bagi tiang
podium dan tower

1
BAB V
ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR DIAPHRAGM WALL

V.1. Penjelasan Umum Struktur Penahan Galian


Gedung World Financial Tower memiliki basement lima lantai dengan kedalaman 1λ.η
meter. Konstruksi basement dan pondasi tiang bor membutuhkan penggalian. Untuk
menjaga kestabilan dari galian, struktur dinding penahan diaphragm wall dengan
perkuatan ground anchor dibangun sebagai struktur perkuatan (sementara) dan penahan
galian selama konstruksi.
δangkah-langkah dalam analisis diaphragm wall yang perlu dilakukan adalah
menentukan parameter tanah desain, menentukan depth of penetration dari dinding
penahan tanah, desain perkuatan angkur, analisis keruntuhan push-in, basah heave, sand
boiling, upheaval, memeriksa defleksi dinding terhadap defleksi izin dan memeriksa SF
atau kestabilan dari dinding. Proses pemeriksaan defleksi dan kestabilan dinding
menggunakan bantuan software PδAXIS βD.

V.2. Kriteria Syarat Defleksi Izin


σilai syarat defleksi izin dinding penahan tanah akibat beban-beban yang bekerja
mengikuti peraturan BS800β-Code of Practice for Earth Retaining Structures.
Tabel V.1 Batasan Defleksi Dinding (BS800β-Code of Practice for Earth Retaining Structures)

δokasi Gedung, Struktur, dan Bangunan Kritis


Batas Defleksi Dinding/
Zona γ (x⁄H > 2)
Zonasi Zona 1 Zona β
( x⁄ h < 1 ) (1 < x⁄H < 2) Ground Type A Ground Type B

Batas Defleksi (ðw/H) 0.η0% 0.70% 0.70% 1.00%

Pada lokasi galian terdapat gedung di sekitarnya dengan jarak antar tepi bangunan dari sisi
galian sekitar β0m. τleh karena kedalaman galian sekitar 1λ.η m, maka diambil syarat
deformasi izin sebesar 0.7% dari kedalaman galian (zona β). Batas defleksi diizinkan adalah
sebesar 1γ.θ8cm atau 14cm.

1
V.3. Penentuan Parameter Tanah Analisis Dinding Penahan Tanah
Parameter tanah yang digunakan dalam pemodelan dan desain dinding penahan tanah
adalah lapisan tanah hasil generalisasi data dari kelima titik deep-boring yang ada.
Parameter yang digunakan dalam analisis dinding adalah parameter undrained untuk
kondisi konstruksi dan parameter drained untuk kondisi long term. Pemodelan pada
PδAXIS βD akan menggunakan model tanah Mohr-Coulumb.
Berikut ini adalah parameter tanah yang akan diinput sesuai dengan kebutuhan dari
analisis dinding penahan tanahμ
1. ϕ’ dan c’
Parameter kuat geser tanah efektif didapat melalui korelasi terhadap nilai plasticity
index (PI). Berikut ini adalah korelasi yang digunakanμ
 Tanah δempung
Pada tanah lempung, persamaan korelasi yang digunakan untuk estimasi kuat
geser tanah ditentukan oleh kondisi tanah yang bersifat normally consolidated atau
over consolidated. Pada tanah lempung normally consolidated, nilai dari c’ adalah
0, dan nilai ɸ’ menggunakan korelasi persamaan oleh Sorensen dan τkkelsμ
ф' = 43 — 10 log PI (V.γ.1)
n
Pada tanah over consolidated, nilai ϕ’ menggunakan persamaan berikutμ
‐ 4<PI<η0
ф' = 45 — 14 log PI (V.γ.β)
o
‐ η0≤PI≤1η0
ф' = 26 — 3 log PI (V.γ.γ)
o
σilai c’ tanah over consolidated menggunakan korelasi oleh Sorensen dan τkkelsμ
c' = 0.2c
(V.γ.4)
oc u

‐ 7 < PI < γ0
c' = 30 (kPa) (V.γ.η)
o
‐ γ0 ≤ PI ≤ 80
c' = 48 — 0.6PI (V.γ.θ)
o
‐ PI > 80
c' = 0 (V.γ.7)
o

1
 Tanah Pasir
Pada tanah pasir, nilai dari c’ adalah 0. Sedangkan besarnya nilai ɸ’ dapat
didapatkan menggunakan korelasi terhadap σ-SPT melalui Persamaan V.3.8μ
ф' = 27.1 + 0.3N6O — 0.00054[N6O]2 (V.γ.8)
β. Permeability (cm/s)
σilai dari koefisien permeabilitas diestimasi dengan korelasi dengan jenis tanah.
Berikut tabel korelasi antara jenis tanah dengan koefisien permeabilitasμ
Tabel V. 1Koefisien Permeabilitas (k) (Braja ε. Das, β011)

Soil k (cm/s)
Coarse Gravel ≥ 10-1 High
Clean Sand 10-1 – 10-γ εedium

Dirty Sand 10 – 10 -η
δow
Silt 10-η – 10-7 Very δow
Clay ≤ 10-7 Imprevious

Selain dengan menggunakan tabel di atas, nilai dari koefisien permeabilitas tanah
granular dapat diperoleh dengan korelasi empiris oleh Chapuis (β004)μ
O.7825
k (cm⁄s) = 2.4622 [D2 e3 ] (V.γ.λ)
1 (1 + e)
γ. E undrained(Eu)
εodulus elastisitas tanah pada kondisi undrained menggunakan korelasi empiris
seperti Tabel V.2. Untuk tanah pasir ber-lanau, Eu=γβ0(σ+1η); sedang untuk tanah
lempung dan lanau, Eu=β00 Su.
Tabel V.2 Korelasi Empiris εodulus Elastisitas Undrained Tanah (Coduto, 1λλ4) pada Analisis Galian

Soil SPT(in kPa) CPT


Clayey Sand Es = γβ0 (σ+1η) Es = γ to θ qc
Silty Sand Es = γβ0 (σ+1η) Es = 1 to β qc
Using the undrained shear strength Su
Ip>γ0 or organic Es = 100 to η00 Su
Clay
Ip<γ0 or stiff Es = η00 to 1η00 Su
Es(τCR)=Es(σC) . (τCR)1/β

17
4. E’ η
ref
(kσ/mβ)
Apabila diketahui nilai modulus elastisitas tanah pada kondisi undrained, maka
modulus elastisitas tanah kondisi drained dapat diestimasi dengan persamaan sebagai
berikutμ
ref 2(1 + v′) ref
E′ = ×E (V.γ.10)
5O 5O
3
η. Eoedref (kσ/mβ)
Berdasarkan manual PδAXIS βD, nilai dari Eoedref bisa didapatkan melalui korelasi
terhadap nilai E ref
η μ
ref
ref
E
E 5O
=1.25 (V.γ.11)
o

Untuk tanah lempung normally consolidated, nilai dari Eoedref bisa didapatkan melalui
korelasi dari nilai Cc yang didapatkan dari tes konsolidasi. Berikut ini adalah
persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai Eoedrefμ
Cc 1 (V.γ.1β)
λ∗ = ×
ln10 (1 + eO)

ref pref (V.γ.1γ)


E
oed =
λ∗
pref = σ' (V.γ.14)
v
θ. E ref
u
(kσ/mβ)
Berdasarkan manual PδAXIS βD, nilai dari Eurref bisa didapatkan melalui korelasi
dengan nilai E ref
η , yaituμ
E ref = E ref × 3 (V.γ.1η)
ur 5O

Untuk tanah lempung overconsolidated, nilai dari E uref bisa didapatkan melalui
korelasi dari nilai Cs yang didapatkan dari tes konsolidasi. Berikut ini adalah
persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai E ref
u
μ
2Cs 1 (V.γ.1θ)
n∗ = ln 10 (1 + eO)

ref
3pref(1 — 2vur)
(V.γ.17)
Eur =
n∗

17
Parameter tanah yang digunakan pada bab ini ditunjukkan oleh tabel di bawahμ
Tabel V.3 Parameter Tanah Kondisi Short Term pada Analisis Galian

Top Bottom γsat γunsat kv kh


Type Su(kPa) ϕ v E50ref
(m) (m) (kN/m3) (kN/m3) (m/day) (m/day)
0 1
1 9 Clay 16 15.32 6.64E‐04 9.29E‐04 60 ‐ 0.45 12000
9 13.5 Clay 16 15.32 6.64E‐04 9.29E‐04 60 ‐ 0.45 12000
13.5 17.5 Clay 16.5 15.69 7.45E‐04 8.94E‐04 90 ‐ 0.45 18000
17.5 23.5 Silt 17 15.8 7.29E‐04 8.74E‐04 140 ‐ 0.35 28000
23.5 26.5 Sand 16.5 15 2.894 2.894 ‐ 41.638 0.4 33920
26.5 36.5 Clay 17 15.92 1.84E‐04 2.20E‐04 150 ‐ 0.45 30000
36.5 49.5 Clay 17 15.92 6.54E‐05 7.85E‐05 150 ‐ 0.45 30000

Tabel V.4 Parameter Tanah Kondisi Long Term pada Analisis Galian

Bottom γsat γunsat ref


Top(m) Type kv (m/day) kh (m/day) c' ϕ' v' ref
Eoed ref
(m) E'50 Eur
(kN/m3) (kN/m3)
0 1
1 9 Clay 16 15.32 6.635E‐04 9.29E‐04 15 20 0.4 11200 6378 36000
9 13.5 Clay 16 15.32 6.635E‐04 9.29E‐04 15 20 0.4 11200 6516 36000
13.5 17.5 Clay 16.5 15.69 7.447E‐04 8.94E‐04 25 20 0.4 16800 9504 54000
17.5 23.5 Silt 17 15.80 7.286E‐04 8.74E‐04 40 23 0.35 25200 13660 84000
23.5 26.5 Sand 16.5 15.00 2.894 2.894 0 41.638 0.4 33920 32390 101760
26.5 36.5 Clay 17 15.92 1.836E‐04 2.20E‐04 35 22 0.4 28000 15510 90000
36.5 49.5 Clay 17 15.92 6.544E‐05 7.85E‐05 35 22 0.4 28000 24000 90000

Gambar V.1 Profil δapisan Tanah pada Analisis Dinding Pengaman Galian

1
V.4. Perhitungan Depth of Penetration Dinding dan Desain Ground Anchor
Depth of penetration merupakan kedalaman dari dinding di dalam tanah. Gaya lateral
pada dinding diperhitungkan terlebih dahulu sebagai dasar dalam menentukan
kedalaman dinding perlu dengan asumsi gaya angkur cukup kuat menahan gaya lateral
dinding yang tidak ditahan oleh gaya pasif tanah; atau dengan kata lain, kedalaman
dinding didesain agar gaya pasif daerah galian cukup kuat menahan gaya aktif tanah di
bawah dasar galian. Sama seperti asumsi pada desain strut, gaya horizontal angkur
didesain untuk menahan besar gaya lateral dari belakang dinding yang berada di atas
dasar galian.

Perhitungan dari depth of penetration dilakukan dengan proses trial-error dari nilai awal
kedalaman dinding sebesar 1.4 kali dari kedalaman galian, yakni β7.γ m. Puncak
dinding berada pada kedalaman γ.ηm (elevasi -4.ηm). Gaya-gaya yang diperhitungkan
dalam menentukan gaya lateral pada dinding adalahμ gaya lateral akibat tekanan tanah,
akibat hidrostatik (muka air normal), akibat surcharge alat berat dan kendaraan. Beban
surcharge adalah 1ton/mβ dengan faktor pengali 0.θ1-0.θθ yang bekerja sampai dasar
galian saja. Proses perhitungan gaya lateral diawali dengan perhitungan tegangan tanah
dan diagram tekanan lateral pada dinding, kemudian gaya lateral dihitung dari luas
diagram tekanan tersebut.

18
Berikut hasil perhitungan tekanan lateral yang bekerja pada dinding selama proses
konstruksi.
Tabel V.5 Total Tekanan δateral yang Bekerja pada Dinding selama Konstruksi

Depth γ Saturat‐ σ'v c' Soil Lateral (kPa) Hydrostatic Sur‐ Total Lateral
Layer ϕ' (°)
(m) (kN/m3) ed (kN/m2) (kPa) σa σp Ua Up charge Active Passive
CH/MH 0 16 no 0 15 20 ‐21.006 0 0 6.6 0
CH/MH 3.5 16 no 56 15 20 6.45 0 0 6.6 13.05
CH/MH 3.5 16 no 56 15 20 6.45 0 0 6.6 13.05
CH/MH 8 16 no 128 15 20 41.751 0 0 6.6 48.351
CH/MH 8 16 yes 128 15 20 41.751 0 0 6.6 48.351
CH/MH 8.5 16 yes 131 15 20 43.222 5 0 6.6 54.822
CH/MH 8.5 16 yes 131 15 20 43.222 5 0 6.6 54.822
CH/MH 12.5 16 yes 155 15 20 54.989 45 0 6.6 106.59
CH/MH 12.5 16.5 yes 155 25 20 40.985 45 0 6.6 92.585
CH/MH 14 16.5 yes 164.75 25 20 45.765 60 0 6.6 112.36
CH/MH 14 16.5 yes 164.75 25 20 45.765 60 0 6.6 112.36
CH/MH 16.5 16.5 yes 181 25 20 53.732 85 0 6.6 145.33
ML 16.5 17 yes 181 40 23 26.344 85 0 6.1 117.44
ML 19.5 17 yes 202 40 23 35.544 115 0 6.1 156.64
ML 19.5 17 yes 202 40 23 35.544 ‐120.867 115 0 150.54 120.8668
ML 22.5 17 yes 223 40 23 44.744 ‐168.802 145 ‐30 189.74 198.8019
SP/SM 22.5 16.5 yes 223 0 41.64 44.961 ‐104.157 145 ‐30 189.96 134.1572
SP/SM 25.5 16.5 yes 242.5 0 41.64 48.892 ‐200.875 175 ‐60 223.89 260.8746
CH/MH 25.5 17 yes 242.5 35 22 63.113 ‐192.798 175 ‐60 238.11 252.7977
CH/MH 31.5 17 yes 284.5 35 22 82.221 ‐285.113 235 ‐120 317.22 405.1132

Gambar V.2 Diagram Tekanan δateral Tanah, Hidrostatik, Surcharge dan Total Kondisi Long-Term

18
Tabel V.6 Perhitungan Gaya δateral Total dan Jarak Gaya dari Titik Dasar Galian

Depth Total Lateral Force(kN/m) Centroid(m)


Layer
(m) Active Passive Fa Fp Ca Cp
CH/MH 0 0
CH/MH 3.5 13.05 22.83758 17.75497
CH/MH 3.5 13.05
CH/MH 8 48.351 138.1523 13.75838
CH/MH 8 48.351
CH/MH 8.5 54.822 25.7932 11.24939
CH/MH 8.5 54.822
CH/MH 12.5 106.59 322.8213 8.96321
CH/MH 12.5 92.585
CH/MH 14 112.36 153.7122 6.244471
CH/MH 14 112.36
CH/MH 16.5 145.33 322.1215 4.235498
ML 16.5 117.44
ML 19.5 156.64 411.1316 1.477572
ML 19.5 150.54 120.8668
ML 22.5 189.74 198.8019 510.4314 479.5031 1.557598 1.6219
SP/SM 22.5 189.96 134.1572
SP/SM 25.5 223.89 260.8746 620.78 592.5477 4.540995 4.660389
CH/MH 25.5 238.11 252.7977
CH/MH 31.5 317.22 405.1132 1666.001 1973.733 9.142452 9.231514

Dengan gaya pada Tabel V.6, kestabilan dasar dinding terhadap geser (sliding) dan
guling (momen) diperhitugkan. Dari proses trial dan error, kedalaman dinding desain
yang dipilih adalah γ1.η m (elevasi -γβ.η m) dengan faktor keamanan geser sebesar
1.08λ dan faktor keamanan guling sebesar 1.1ηη.
Tabel V.7 Faktor Keamanan Dasar Dinding terhadap Geser dan Guling

Lateral Force(kσ/m) Moment(kσ.m/m)


BerlanjutSoil
dari perhitungan depth
Active of penetration/ kedalaman
2797.21 Soil Active dinding, gaya horizontal
1884η.34
Soil Passive
angkur diperhitungkan dengan 304η.78 Soil Passive
mengasumsikan gaya horizontal angkur 217η9.7η
bekerja tepat
SF Sliding 1.089 SF Moment 1.1ηη
pada titik berat diagram tekanan. Jumlah angkur yang digunakan adalah empat dengan
posisinya terhadap elevasi adalah -θ, -10, -14, -1λ m. Dari gaya reaksi pada angkur, gaya
angkur desain dipilih dari rata-rata gaya reaksi.

1
Tabel V.8 Gaya δateral Total, Gaya Horizontal Angkur dan Jarak Gaya dari Dasar Dinding

Depth otal Lateral Pressur Force(kN/m) )c(m) Anchor(kN/m) Position


Layer (m) Active Passive Fa Fp )a )p Reaction Design Depth(m) )c(m)
CH/MH 0 0
CH/MH 3.5 13.050 22.838 29.755
CH/MH 3.5 13.050 137.79 400.00 5.00 26.50
CH/MH 7.5 44.429 114.957 26.007
CH/MH 7.5 44.429
CH/MH 8 48.351 23.195 23.750 181.49 400.00 9.00 22.50
CH/MH 8 48.351
CH/MH 11 57.176 158.291 22.031
CH/MH 11 57.176
CH/MH 12.5 106.589 122.824 19.719 334.37 450.00 13.00 18.50
CH/MH 12.5 92.585
CH/MH 14.5 118.958 211.543 17.990
CH/MH 14.5 118.958
CH/MH 16.5 145.332 264.291 15.991
ML 16.5 117.444 675.42 450.00 18.00 13.50
ML 19.5 156.644 411.132 13.478
ML 19.5 150.544 120.867
ML 22.5 189.744 198.802 510.431 479.503 10.442 10.378 Anchor Average
SP/SM 22.5 187.161 141.075 Reaction Design
SP/SM 25.5 220.847 274.216 612.012 622.936 7.459 7.340
397.09 433.33
CH/MH 25.5 238.113 252.798
CH/MH 31.5 317.221 405.113 1666.001 1973.733 2.858 2.768

Faktor keamanan dinding terhadap geser 1.1θ, dan terhadap guling 1.η78.
Tabel V.9 Faktor Keamanan terhadap Geser dan Guling Hasil Perhitungan εanual

Lateral Force(kσ/m) Moment(kσ.m /m)


Jarak horizontal antar angkur adalah
Soil Active β meter, danSoil
4117.η1 sudut instalasi angkur(θ)
Active bervariasi
310θ4.9θ
Soil Passive 307θ.17 Soil Passive 1η012.7η
dari β0o sampai
Anchor 40 . Beban desain 1700
o
angkur 1μ Tw Anchor 4OOkN/m×2m 34000
P = = 852.342kN.
= cos θ cos 2O°
Push 4117.η1 τverturn 310θη
σilai free length angkur ditentukan dengan menggambarkan kemungkinan bidang runtuh
Retain 477θ.17 Retain 49012.7
dan lintasan angkur desain. Free Length
SF Sliding 1.1θ dari angkur
SFdiambil
τverturn sebesar β meter1.η78
dari bidang
runtuh.

1
Tabel V.10 Gaya dan Sudut Instalasi Angkur

Tw
AσCHτR P(kσ/m) θ(°) (kσ/m) s (m) Tw(kσ)
1 400 20 42η.θ71 2 8η1.3422
2 400 2η 441.3η1 2 882.7023
3 4η0 3η η49.349 2 1098.θ97
4 4η0 40 η87.433 2 1174.8θ7

Tabel V.11 Free Length Angkur Desain

Anchor FL(m) FLdesign


1 18.η 18.η
2 1η 1η
3 1θ.3 1θ.η
4 12.η 12.η

Strand yang digunakan pada angkur memiliki property bahan seperti berikutμ
Tabel V.12 Property Strand Kabel Prestress Angkur

diameter(m) 0.0127
E(kσ/mm2) 19η
Ft 1.θ
Pu(kσ) 1η7
Pw(kσ) 98.12η

Dengan beban desain angkur Tw dan tegangan tarik izin Pw (Ft = 1.θ), jumlah strand
Tw
perlu pada angkur 1μ n = = 852.342 kN = 8.68 ≈ 9 strand.
Pw 98.125 kN

Tabel V.13 Jumlah Strand Kabel pada Angkur

n
AσCHτR θ(°) Tw(kσ) n strand design
1 20 8η2 8.θ8 9
2 2η 883 9.00 9
3 3η 1099 11.20 12
4 40 117η 11.97 12

Bond section harus dapat mengakomodasi beban desain angkur. Tahanan geser ultimit
tanah ber-kohesi adalah rult = α × cu dengan α sebagai fungsi dari cu/σ’v, sedang
tahanan geser ultimit tanah tak berkohesi adalah rult = σ′v × tan ð dengan ð = 2 ф.
3

1
Tabel V.14 Rata-Rata Tahanan Geser Ultimit dari δapisan Tanah Ter-angkur

Dari tahanan
Elev geser
Su/σ'vultimit,
α tahanan
Mean α geser izin dihitung dengan
Mean α.Su Elev r = cult dengan
Su/σ'v t Fb=β.η.
Mean t
CH σ=1η -1η.8 0.η30 0.θ82η 0.θ92η θ2.32η SP σ=91 -23.η w0 Fb 117.3θ9 122.η01
-1θ.2 0.η22 0.θ9 -24 0 119.079θ
Tabel V.15 Rata-Rata Tahanan Geser Izin dari δapisan Tanah Ter-angkur
-1θ.θ 0.η14 0.θ9η φ=41.θ38 -24.η 0 120.7901
-17 0.η0θ 0.θ9η -2η 0 122.η007
Fb 2.5
-2η.η 0 124.2112
-17.η 0.497 0.7
ML σ=3η -17.η 0.773 0.η8η τ (kN/m2) 8η.η2 Ultimate
0.θ109 Izin-2θ 0 12η.9217
0.η9θ CH N=6 -2θ.η 0 127.θ323
-18.η 0.74η 46.5 18.6
Elev Su/σ'v α Mean α Mean α.Su
-19.η 0.718 0.θ
CH N=15 62.33
CH σ=2η 24.93
-2θ.η 0.θ19 0.θ4η 0.θ7θ9 101.η3θ
-20.η 0.θ93 0.θ1
-21.η 0.θ70 0.θ1η
ML N=35 85.52 34.208
-27.η 0.θ01 0.θη
-28.η 0.η8η 0.θη1
-22.η 0.θ48 0.θ3 SP/ML 152.88 61.152
-29.η 0.ηθ9 0.θθη
-23.η 0.θ28 0.θ4 CH N=25 101.54 40.61
-30.η 0.ηηη 0.θ7
ML σ=91 -23.η 1.224 0.η4η 0.ηθ
CH N=25 OC 1η2.88 109.5 43.8 0.η41 0.θ7η
-31.η
-24 1.207 0.η47η
-32.η 0.η27 0.θ8
-24.η 1.190 0.ηη
-33.η 0.η1η 0.θ9η
Panjang Bond Section didesain dengan hubungan T = π × d × ∑(r × L )dari tiap
-2η 1.173 0.ηθη
w -34.η b
0.η03 0.7 w a
-2η.η 1.1η7 0.ηθ7η
-3η.η 0.491 0.70η
lapisan tanah yang perlu dilewati angkur untuk mencapai beban desain angkur.
-2θ 1.141 0.η7
-3θ.η 0.480 0.71
-2θ.η 1.12θ 0.η7η

1
Tabel V.16 Desain Preliminary Bond Section Angkur

Anchor 1 2 3 4
Depth(m) 5 9 13 18
FL(m) 18.5 15 16.5 12.5
Strand
diameter(m) 0.0127 0.0127 0.0127 0.0127
2
E(kN/m ) 195000000 195000000 195000000 195000000
Area(m2) 0.0001267 0.0001267 0.0001267 0.0001267
EA 222317.91 222317.91 296423.88 296423.88
n 9 9 12 12
Grouting
diameter(m) 0.5 0.5 0.5 0.5
2
E(kN/m ) 35000000 35000000 35000000 35000000
2
Area(m ) 0.196349541 0.1963495 0.196349541 0.196349541
EA 6872233.93 6872233.9 6872233.93 6872233.93
Fixed Bond
Tw(kN) 852 883 1099 1175
Available Bond Length(m)
Med Stiff Clay 3.429 0 0 0
Stiff Clay 11.695 2.747 0 0
Hard Silt 5.468437092 14.197 0 0
V.Dense Sand 0 0.1308473 0 0
V.Stiff Clay NC 0 0 17.22646707 8.225
V.Stiff Clay OC 0 0 0 9.451451967
Kontribusi Geser(kN)
Med Stiff Clay 100.184 0 0 0
Stiff Clay 457.976 107.57 0 0
Hard Silt 293.840 762.86 0 0
V.Dense Sand 0 12.57 0 0
V.Stiff Clay NC 0 0 1099 524.732
V.Stiff Clay OC 0 0 0 650.268
Gaya Desain(kN) 852 883 1099 1175
Panjang Perlu 20.592 17.075 17.226 17.676
Panjang Desain 21 20 20 20

1
V.5. Analisis Kestabilan Galian dan Diaphragm Wall dengan PLAXIS 2D
Analisis stabilitas galian dan diaphragm wall dengan bantuan software PδAXIS βD
dimodelkan untuk kondisi short-term dan long-term. Permodelan kedua kondisi ini
untuk memastikan keamanan galian dan keamanan desain dinding untuk pelaksanaan
konstruksi pondasi dan basement. Dinding penahan tanah yang digunakan adalah
dinding diafragma dengan total tinggi β8 m (tinggi 1θ m dari dasar galian dan penetrasi
sedalam 1β m). Perkuatan yang digunakan pada struktur dinding adalah perkuatan
ground anchor. Profil tanah diinput sesuai dengan parameter yang dijelaskan pada
Tabel V.3 dan V.4. Pada PδAXIS βD, dinding dimodelkan sebagai plate dan angkur
dimodelkan sebagai tendon dan geogrid dengan parameter sebagai berikutμ
Tabel V.17 Properties Dinding Diafragma

f'c 30 MPa
E 2η742.9θ02 MPa
H 1θ m
D 0.8 m
A 0.8 m2/m'
I 0.042θθθθ7 m4/m'
γconcrete 24 kσ/m3
w 19.2 kσ/m/m'
EA 20η943θ8.1θ kσ/m'
EI 10983θθ.30 kσm2/m'
υ 0.1η

Perhitungan nilai property dari dindingμ



εodulus elastisitas (E) dari beton f’c γ0 εPaμ E = 4700 × √ƒ′c = 25742.96 MPa.

Tebal dinding (D) diambil sebesar η% dari tinggi dinding (H), D = 5% H = 0.8 m.

δuas penampang dinding per meter panjang (A), A = D = 0.8 m2⁄m′.
 1
εomen inersia dari penampang dinding (I), I = × b × h3 = 1

× D3 =
12 12

0.042667 m ⁄m′.
4


Berat dinding per satuan panjang (w), w = γ × A = 19.2 kN⁄m⁄m′

Poisson ratio dari beton berkisar 0.1-0.β. σilai υ desain diambil sebesar 0.1η.

18
Tabel V.18 Properties Preliminary Ground Anchor

Anchor 1 2 3 4
Depth(m) 5 9 13 18
FL(m) 18.5 15 16.5 12.5
Strand
diameter(m) 0.0127 0.0127 0.0127 0.0127
2
E(kN/m ) 195000000 195000000 195000000 195000000
Area(m2) 0.0001267 0.0001267 0.0001267 0.0001267
EA 222317.91 222317.91 296423.88 296423.88
n 9 9 12 12
Grouting
diameter(m) 0.5 0.5 0.5 0.5
2
E(kN/m ) 35000000 35000000 35000000 35000000
2
Area(m ) 0.196349541 0.1963495 0.196349541 0.196349541
EA 6872233.93 6872233.9 6872233.93 6872233.93
Fixed Bond
Gaya Desain(kN) 852 883 1099 1175
Panjang Perlu 20.592 17.075 17.226 17.676
Panjang Desain 21 20 20 20

εodel galian menggunakan kondisi muka air tanah normal pada elevasi -8 m,
kedalaman galian 1λ.η m, tinggi dinding 1θ m dan penetrasi dinding pada dasar galian
1β meter. Perkuatan dinding menggunakan angkur sebanyak 4 buah yang telah didesain
pada subbab V.4 sebelumnya dengan spasi horizontal antar angkur β meter. Beban
surcharge akibat alat berat dan kendaraan pada dinding sebesar 10 kσ/mβ.
Berikut tahapan konstruksi model pada software PδAXIS βDμ
1. Pengaktifan beban surcharge sebesar 10 kσ/mβ pada sisi galian (Surcharge).
β. Galian awal muka tanah (Surcharge) dari elevasi -1.0 m hingga -4.η m dengan slope
1μ1.
γ. Instalasi dinding diafragma dari elevasi -4.η m sampai dengan -γβ.η m (P0).
4. δanjutan galian tanah (P1) dari elevasi -4.η m hingga -θ m.
η. Pemasangan anchor (A1) pada elevasi -θ meter.
θ. Galian tanah (Pβ) dari elevasi -θ m sampai -10 m. Dewatering dilakukan sampai
εAT mencapai -1 m di bawah muka tanah, yakni pada elevasi -11 m.

18
7.
Pemasangan anchor (Aβ) pada elevasi -10m.
8.
Galian tanah (Pγ) dari elevasi -λ m sampai -1β m. Dewatering dilakukan sampai
εAT mencapai elevasi -1γ m.
λ. Pemasangan anchor (Aγ) pada elevasi -14 m.
10.
Galian tanah (P4 dan Pη) dari elevasi -14 m sampai -1λ m. Dewatering dilakukan
sampai εAT mencapai elevasi -β0 m.
11.
Pemasangan anchor (A4) pada elevasi -1λ m.
1β. Galian tanah (Pθ) dari elevasi -1λ m sampai -β0.η m. Dewatering dilakukan sampai
εAT mencapai elevasi -β1.η m.
1γ. Perhitungan safety factor (SF) dari dinding diafragma.

Berikut ini ilustrasi pemodelan diaphragm wall dengan perkuatan amchor dan galian
pada PδAXIS βDμ

Gambar V.3 Pemodelan pada PδAXIS βD

εodel dinding dimodelkan dengan analisis tahapan konstruksi. Output PδAXIS berupa
faktor keamanan (phi-c reduction analysis), gaya dalam dinding, deformasi dinding, dan
gaya dalam anchor.

1
V.6. Hasil Analisis PLAXIS Mengenai Stabilitas Galian dan Dinding
Hasil PLAXIS 2D menunjukkan dinding diafragma dengan angkur memiliki safety factor
sebesar 1.λγη untuk kondisi short-term/undrained dan 1.4η8 (>1.γ) untuk kondisi long-
term/drained. Deformasi horizontal dinding terbesar adalah 1γ.λβθ cm (<14cm). Gaya
dalam dinding yang diperoleh adalah momen maksimum sebesar 1181.λ08 kσ-m/m’ dan
gaya geser maksimum sebesar η48.ηβ1 kσ/m’.

Gambar V.4 Defleksi pada Dinding

1
Gambar V.5 Bending Moment per Satuan Panjang pada Dinding

1
Gambar V.6 Gaya Geser per Satuan Panjang pada Dinding

1
Berikut ini adalah besarnya gaya terbesar angkur pada setiap tahapan konstruksiμ
Tabel V.19 Gaya Terbesar Angkur Setiap Tahap Konstruksi

ANCHOR
Stage 1 2 3 4
A1 441.5 ‐ ‐ ‐
P2 543.2 ‐ ‐ ‐
A2 459.2 462 ‐ ‐
P3 495.8 536.6 ‐ ‐
A3 473.6 453.2 587.5 ‐
P4 489.3 499.5 679.4 ‐
P5 492.2 513 713.7 ‐
A4 499.1 500.9 639.4 587.5
P6 500.9 506.7 652.2 668.5

Dari gaya reaksi angkur yang dirangkum pada tabel sebelumnya, desain jumlah strand
dan fixed bond angkur dilakukan kembali.
Tabel V.20 Desain Akhir Jumlah Strand Angkur

Pf(kN/m) Twf(kN) ndesign i n.Pu Tw/(n.Pu) nrev SFrev


543.2 1086.4 9 1413 0.768861 11 1.589654
536.6 1073.2 10 1570 0.683567 11 1.609206
713.7 1427.4 12 1884 0.757643 15 1.649853
668.5 1337 12 1884 0.70966 13 1.526552

Tabel V.21 Desain Akhir Fixed Bond Angkur

Anchor 1 2 3 4
Elevation(m) 6 10 14 19
Fixed Bond
Tw(kN) 1086.4 1073.2 1427.4 1337
Available Bond Length(m)
Med Stiff Clay 7.929 0 0 0
Stiff Clay 11.695 6.747 0 0
Hard Silt 7.384 14.197 0 0
V.Dense Sand 0 0.489 6.553 2.668
V.Stiff Clay 0 0 12.517 14.725
V.Stiff Clay OC 0 0 0 2.054
Kontribusi Geser(kN)
Med Stiff Clay 231.660 0 0 0
Stiff Clay 457.976 264.212 0 0
Hard Silt 396.764 762.859 0 0
V.Dense Sand 0 46.929 629.464 256.281
V.Stiff Clay NC 0 0 798.536 939.413
V.Stiff Clay OC 0 0 0 141.306
Gaya Desain(kN) 1086.4 1074 1428 1337
Panjang Perlu 27.008 21.433 19.070 19.447
Desain PLAXIS(sebelumnya) 22 22 22 20
Panjang Desain Akhir 22 (SF=2.03) 22 22 20

1
Gambar V.7 Desain Akhir Perkuatan Angkur pada Dinding Galian

V.7. Analisis Basal Heave, Sand Boiling dan Upheaval


Basal heave merupakan keruntuhan tanah akibat beban dari luar galian yang melebihi
daya dukung bearing tanah dasar galian. Bentuk keruntuhan berupa gerakan massa tanah
luar galian mendorong dasar galian ke atas. Analisis Basal Heave menggunakan
Terzaghi’s Method kondisi D < B√β.
Qu 5.7×su2×D
Fb = W–su1×He = (γ×He+qs)D–su1He .

Gambar V.8 Ilustrasi Keruntuhan Basal Heave kondisi D < B√β (Terzaghi Method)

1
Gambar V.9 Profil εodel δapisan Tanah Galian (su dalam satuan kPa)

Undrained shear strength lapisan pendorong (su1) diperhitungkan dengan merata-ratakan


undrained shear strength lapisan tanah elevasi -1.0 m sampai -β0.η m secara
proposional terhadap tebal lapisan.

su1
60 × 12.5 + 90 × 4 + 140 × 3
= 19.5 = 86.67kPa
Tebal lapisan yang berada pada lintasan gerakan tanah (D) diambil tidak kecil dari
kedalaman dinding dan tidak lebih dalam dari -γθ.η m dimana lapisan tanah pada elevasi
-γθ.η ke bawah merupakan tanah very stiff dan hard. D diambil sebesar 1θ m. Undrained
shear strength lapisan dasar (suβ) diperhitungkan dengan merata-ratakan undrained
shear strength lapisan tanah elevasi -β0.η m sampai -γθ.η m secara proposional terhadap
tebal lapisan.

su2 140 × 3 + 0 × 3 + 150 × 10


= 16 = 120kPa

1
Begit juga berat jenis tanah (y) diperhitungkan dengan merata-ratakan berat jenis
keseluruhan tanah secara proposional terhadap tebal lapisan.
Berikut nilai faktor keamanan galian terhitung terhadap Basal Heave.
Tabel V.22 Faktor Keamanan Galian terhadap Keruntuhan Basal Heave (Terzaghi Method)

He 19.η m
D 1θ m
qs 10 kσ/m2
γ 1θ.84 kσ/m3
su1 8θ.θ7 kσ/m2
su2 120 kσ/m2
Fb 2.94 > 1.η

Sand boiling terjadi ketika terdapat perbedaan ketinggian muka air tanah di depan dan
belakang dinding penahan tanah pada galian dengan kondisi tanah berpasir. Ketika
gradien hidolik (iavg) air tanah sama dengan icr = y’/yw, tegangan efektif tanah menjadi
nol. Tidak adanya tegangan antar tanah menunjukkan tidak adanya tahanan geser antar
butir tanah sehingga boiling terjadi. Boiling umumnya terjadi pada tanah pasir.

Gambar V.10 Keruntuhan akibat Sand Boiling (εarsland, 1ληγ)

1
Gambar V.11 Profil δapisan Tanah dan Kedudukan εAT untuk Analisis Sand Boiling

Analisis terhadap sand boiling sebenarnya tidak perlu dilakukan melihat kondisi tanah
pasir yang terjepit antara tanah lempung dan tanah lanau dasar galian. Dengan asumsi
permeabilitas tanah galian berkisar antara rendah ke medium, faktor keamanan dihitung
FS = icr
, dengan iavg = ∆Hw
.
iavg He+2Hp–di–dj

Tabel V.23 Faktor Keamanan Sand Boiling (Pendekatan εarshland)

He 19.5 m
Hp 12 m
ΔHw 12.5 m
di 1 m
dj 8 m
iavg 0.362319
icr 0.7
FS 1.932 >1.5


Adanya lapisan permeabel di bawah lapisan impermeabel memungkinkan terjadinya
pengangkatan lapisan impermeabel oleh tekanan air dari aliran pada lapisan permeabel.
Pengangkatan ini merupakan upheaval.

Gambar V.12 Cross Section untuk εemperoleh σilai Water Pressure

Gambar V.13 σilai Water Pressure Sepanjang Cross Section

δapisan pasir yang berada pada El -βγ.η s/d -βθ.η m memungkinkan terjadinya upheaval
terhadap lapisan tanah lanau di atasnya. Perhitungan angka keamanan upheaval


∑i γti×hi
mengikuti rumus F = dengan Hw ∙ yw adalah water pressure yang diperoleh
u Hw×γw

dari active pore pressure hasil dari groundwater calculation PδAXIS.


Tabel V.24 Faktor Keamanan Galian terhadap Upheaval

Hw ∙ yw 20.72395 kN/m2
y1(Silt) 17 kN/m3
H1 3 m
FUP 2.461 >1.2

Desain galian aman terhadap keruntuhan basal heave, sand boiling dan upheaval dengan
faktor keamanan semua kondisi >1.η.

1
V.8. Penulangan Diaphragm Wall
Gaya-gaya dalam yang didapatkan pada bab subbab sebelumnya digunakan untuk
perhitungan kebutuhan tulangan dinding mengikuti SσI 0γ-β847-β01γ mengenai Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Dimensi dinding, mutu
beton, dan mutu tulangan dalam desain penulangan dinding adalahμ
Tabel V.25 Properties dinding, beton, dan tulangan

B (mm) θ000
H (mm) 800
Selimut Beton (mm) 7η
fc' (εPa) γ0
fy (εPa) 400
φ (faktor reduksi lentur) 0.8
j (koefisien lengan momen) 0.8βη

σilai gaya dalam terbesar dari diaphragm wallμ


 εomen positif (menghadap sisi galian) = 1181.λ08 kσ-m/m’
 εomen negatif (menghadap sisi tanah) = β1γ.γγ4 kσ-m/m’
 Gaya geser = η48.ηβ1 kσ/m’

Kebutuhan penulangan untuk tulangan lentur dan sengkang (tulangan geser) dihitung
berdasarkan gaya dalam di atas. δangkah-langkah perhitungan desain penulangan
dinding adalah sebagai berikutμ
1. Perhitungan tulangan lentur (longitudinal)
Kebutuhan tulangan lentur dihitung dengan menggunakan persamaan berikutμ

Ashitung = Mu
ф × ƒy × j × (V.8.1)
d
As–terpasang ×
a=
ƒy 0.85 × ƒ' (V.8.β)
×b
c
фMn = ф × As × ƒy × ( a
) (V.8.γ)
d 2
Syarat Kekuatan μ фMn ≥ Mu (V.8.4)
.

β
β. Perhitungan tulangan geser/sengkang
Desain penampang yang mengalami geser harus didasarkan padaμ
фVn ≥ Vu (V.8.η)
Di mana Vu adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau dan Vn adalah
kekuatan geser nominal.
Vn = Vc + Vs (V.8.θ)
Vc adalah kekuatan geser nominal dari beton, dan Vs adalah kekuatan geser nominal
oleh tulangan geser. Untuk komponen struktur yang menahan geser dan lentur, V c
dihitung dengan menggunakan persamaan berikutμ
Vc = 0.17 × λ × √ƒ' × b × d (V.8.7)
c w

Jika nilai Vc+1/γ(bw.d) atau Vc+7η(√f ’c)/1β00.bw.d > Vu/φ, maka tulangan geser
minimum dipasang. δuas Tulangan geser minimum dihitung berdasarkanμ
bw × s
A = 0.062 × √ƒ' × (V.8.8)
v,min c ƒyt

tetapi tidak boleh kurang dari 0.35 × bw × s⁄ƒyt.


Bila tulangan geser tegak lurus terhadap sumbu komponen struktur maka besarnya Vs
ditentukan dengan persamaanμ
Av × ƒyt × d (V.8.λ)
Vs = s
Av adalah luas penampang tulangan yang ada pada spasi s.
Besarnya spasi pada tulangan geser ditentukan yang terkecil
antaraμ
(V.8.10)
3 × Av × ƒyt
s=
b (V.8.11)
s=d
2
atau tidak lebih besar daripada θ00 mm.

β
Desain tulangan lentur dinding diafragma dilakukan dengan membagi dinding
menjadi beberapa segmen berdasaarkan besarnya momen pada segmen tinjauanμ
Tabel V.26 Gaya-gaya dari Tiap Segmen Dinding

Moment + Moment ‐
Segmen Elevasi(m) (kN‐m/m') (kN‐m/m') Shear(kN/m')
1 ‐4.5 ‐11.5 654.5441 213.334 548.521
2 ‐11.5 ‐14.5 874.1692 213.334 548.521
3 ‐14.5 ‐19.5 1181.908 213.334 548.521
4 ‐19.5 ‐32.5 653.018 213.334 548.521

Penulangan dinding di desain dengan mengambil nilai panjang penampang dinding


sebesar θ m. Sebagaimana besar momen positif segmen 4 yang mendekati nilai
mimen pada segmen 1, maka desain segmen 4 disamakan dengan segmen 1. Berikut
hasil desain penulangan longitudinal dinding galian.
Tabel V.27 Penulangan εomen Positif (menghadap sisi galian) Segmen 1 dan 4

εu (kσ-m) 3551.8734
D tulangan (mm) 29
d (mm) 697.5
As minimum (mmβ) 14647.5
As hitung (mm )β
19288.983
n tulangan hitung 29.203
n tulangan terpasang 26
As terpasang (mmβ) 17173.516
a (mm) 44.898
φ εn (kσ-m) φ =0.8 3709.760 OK
jarak antar tulangan (mm) βγ0.7θλβγ1
jarak bersih antar tulangan (mm) β01.7θλβγ1 τK

Jarak antar tulangan momen positif (Dβλ) segmen 1 dan 4 diubah menjadi β00 mm as ke
as.

β
Tabel V.28 Penulangan εomen Positif (menghadap sisi galian) Segmen β

εu (kσ-m) 5245.0152
D tulangan (mm) 36
d (mm) 691
As minimum (mmβ) 14511
As hitung (mm )β
28751.783
n tulangan hitung 28.247
n tulangan terpasang 26
As terpasang (mmβ) 26464.777
a (mm) 69.189
φ εn (kσ-m) φ =0.8 5558.920 OK
jarak antar tulangan (mm) 230.769231
jarak bersih antar tulangan (mm) 194.769231 OK

Tabel V.29 Penulangan εomen Positif (menghadap sisi galian) Segmen γ

εu (kσ-m) 7091.448
d (mm) 694
As minimum (mmβ) 14574
As hitung (mmβ) 38705.397
n tulangan hitung 38.026
n tulangan terpasang 26 D‐36
22 D‐22
As terpasang (mmβ) 34827.696
a (mm) 91.053
φ εn (kσ-m) φ =0.8 7227.149 OK

Jarak antar tulangan momen positif segmen β (Dγθ) diubah menjadi β00 mm as ke as.
Jarak antar tulangan momen positif segmen γ (Dγθ dan Dββ) disusun menjadi β00 mm
as ke as. Susunan tulangan secara jelas ditampilkan pada lampiran gambar detail
penulangan diaphragm wall.

β
Tabel V.30 Penulangan εomen σegatif (menghadap sisi tanah)

εu (kσ-m) 1280.004
D tulangan (mm) 29
d (mm) 691
As minimum (mmβ) 14511
As hitung (mm )β
7016.643
n tulangan hitung 21.969
n tulangan terpasang 26
As terpasang (mmβ) 17173.516
a (mm) 44.898
φ εn (kσ-m) φ =0.8 3674.039 OK
jarak antar tulangan (mm) 230.769 OK
jarak bersih antar tulangan (mm) 201.769 OK

Jarak antar tulangan momen negatif (Dβλ) diubah menjadi β00 mm as ke as.

Pemeriksaan awal kapasitas geser penampang beton dilakukan untuk menentukan


kondisi/zona penulangan geser yang dialami penampang.
Tabel V.31 Pemeriksaan Kondisi Geser Dinding terhadap Zonasi Penulangan Geser

Vu (kσ/m) 3291.126
φ 0.65
λ 1
Vu/φ (kσ) 5063.27077
Vc (kσ) 4005.71415
Vc+(1/γ)bw.d 5439.71415
Vs perlu (kσ) 1057.55662

Berdasarkan nilai Vc yang diperoleh, tulangan geser tambahan diperlukan karena nilai
dari beban geser lebih besar dari setengah Vc. Berdasarkan zonasi penulangan geser,

75 √fF
nilai V berada dalam rentang 0.η Vc sampai V + (1 atau c ) × b × d. Secara
u c 12OO w
3

sederhana, kondisi geser dinding berada pada zona β yang perlu ditulangi tulangan
sengkang minimum

β
Gambar V.14 Zonasi Penulangan Geser (SσI 0γ-β847-β01γ)

Tabel V.32 Penentuan Jarak Antar Sengkang Dinding

d (mm) 717
D tulangan (mm) 16
n kaki 12
Av tulangan (mmβ) 2412.74316
s (mm) 654.314603
s ≤ γ Av fy/bw 482.548632
s ≤ 0.η d 358.5
s ≤ θ00 mm 600
s desain 400

Dari hasil Persamaan V.8.10 dan batas jarak antar tulangan menuntut zonasi
penulangan geser zona kedua, sengkang didesain menggunakan tulangan berdiameter
1θmm dengan jarak antar tulangan ditentukan sebesar 400 mm.

β
Tabel V.33 Pemeriksaan Tulangan Geser εinimum dan Kekuatan Geser Penampang

Av min
0.0θβ √(f'c) bw s/fyt 2037.52791
0.γη bw s/ fyt 2100
Av min (mmβ) 2100
Av tulangan (mm ) β
2412.74316 OK
Vs perlu (kσ) 1057.55662
Vs desain(kσ) 1667.20552 OK
Vu (kσ/m) 3291.126
φ Vn (kσ) φ =0.7η 3687.39779 OK

Desain akhir dari tulangan geser menggunakan cross-tie D1θ-400 yang memiliki spasi as
ke as 400 mm secara horizontal dan vertikal dan tulangan sengkang luar D1γ-β00 yang
memiliki spasi as ke as β00 mm secara vertikal.

Rangkuman penulangan lentur dan geser dinding diafragma adalah sebagai berikutμ
 εomen negatif (menghadap sisi tanah) μ Dβλ-β00
 εomen positif (mengadap sisi galian) μ
 Segmen 1(Elevasiμ -4.η s/d -11.η m) μ Dβλ-β00
 Segmen β(Elevasiμ -11.η s/d -14.η m) μ Dγθ-β00
 Segmen γ(Elevasiμ -14.η s/d -1λ.η m) μ Dγθ-β00 + Dββ-β00
 Segmen 4(Elevasiμ -1λ.η s/d -γβ.η m) μ Dβλ-β00
 Geser μ
 Cross Tie μ D1θ-400(Horizontal dan Vertikal)
 Sengkang Perimeter μ D1γ-β00

β
V.9. Analisis Retaining Wall
Dinding basement adalah dinding penahan tanah, namun beban yang bekerja saat
kondisi layan berbeda dengan kondisi saat konstruksi. Sebagaimana telah dijelaskan di
awal bab, bahwa perkuatan angkur bersifat sementara (selama konstruksi), beban dan
gaya dalam yang dialami dinding penahan tanah selama kondisi layan perlu
diperhatikan.

V.9.1. Tekanan Lateral Tanah Kondisi Statik


Tekanan lateral tanah statik pada dinding basement adalahμ
 Tekanan lateral tanah pada kondisi diam (at rest),
 Tekanan akibat air tanah (hidrostatik) dan
 Tekanan tambahan (surcharge) akibat beban merata permanen atau kendaraan di
permukaan tanah yang dipertimbangkan sebesar 1 ton/mβ.
Skema distribusi pembebanan lateral pada dinding ditunjukkan pada gambar berikutμ

Gambar V.15 Distribusi Pembebanan δateral Statik pada Dinding Basement (PT. Gistama Intisemesta)

Denganμ
P1μ Tekanan akibat beban permukaan/surcharge (q) yang hanya bekerja setinggi 0.βη H
P1 = KO × q (V.λ.1)
K0μ Koefisien tekanan tanah lateral pada kondisi diam (rigid wall)μ
Ko = 1 — sin ф (V.λ.β)
Ko = 1 — sin 20° = 0.66
Sehinggaμ P1(t⁄m) = KO × q

β
Pβμ Tekanan tanah pada kondidi muka air normal (elevasi muka air tanah -λ.η meter)
P2 = KO × γmoist × H1 + KO × γsat–1 × H2 + KO × γsat–2 × H3 (V.λ.γ)
P2 = 0.66 × 1.7 × H1 + 0.66 × 1.8 × H2 + 0.43 × 1.8 × H3
Sehinggaμ P2(t⁄m) = 1.122 × H1 + 1.188 × H2 + 0.774 × H3
Pγμ Tekanan tanah pada kondisi muka air banjir (elevasi muka air tanah -1.0 meter)
P3 = KO × γsat–1 × H4 + KO × γsat–2 × H5 (V.λ.4)
P3 = 0.66 × 1.8 × H4 + 0.43 × 1.8 × H5
Sehinggaμ P3(t⁄m) = 1.188 × H4 + 0.774 × 1.8 × H5
Catatanμ
H1 = Kedalaman tanah di atas elevasi muka air tanah normal = 8.η m
Hβ = Kedalaman tanah di bawah elevasi muka air tanah normal = γ m
Hγ = Kedalaman tanah di bawah elevasi muka air tanah normal = 4 m
H4 = Kedalaman tanah di bawah elevasi muka air tanah banjir = 11.η m
Hη =Kedalaman tanah di bawah elevasi muka air tanah banjir = 4 m
H = Kedalaman total = 1η.η m
Hβ, Hγ dan H4, Hη dipisahkan sebagaimana lapisan tanah tersebut berbeda.

V.9.2. Tekanan Lateral Tanah Kondisi Gempa


Tekanan lateral tanah akibat gempa dihitung dengan persamaan beban gempa dinding
penahan tanah oleh Woods (1λ7γ). Gaya dan tekanan dinamik tanah sebagai berikutμ

- Gaya Dinamik Peq = γ × H2 × Sa⁄g × Fp (V.λ.η)


- Tekanan Dinamik εaksimum σeq max = 2 × Peq⁄H
(V.λ.θ)
Denganμ
y μ Berat volume dari tanah = 1.θ1 t/mγ (dihitung secara
berbobot) H μ tinggi antara lantai GF s/d basement terbawah =
1λ.η m
Sa μ percepatan gempa di permukaan = 0.β4 g (Site Class SE per SσI-17βθ-β01β)
Fp μ koefisien gaya dinamik = 1.1

β
Gaya dinamik (Peq) hasil perhitungan didapat sebesar 1θ1.θβ ton/m, dan tekanan
dinamik maksimum (σeq max) didapat sebesar 1θ.η8 t/mβ. Tekanan dinamik maksimum
bekerja dari tanah permukaan dengan bentuk diagram tekanan berupa segitiga terbalik.
Pada perhitungan di subbab selanjutnya, σeq max disimbolkan dengan notasi P4.

V.9.3. Perhitungan Retaining Wall


εomen maksimum yang terjadi pada retaining wall diperoleh dengan bantuan program
SAPβ000. Asumsi beban yang bekerja adalah beban pada saat kondisi muka air banjir
(P1 + Pβ + Pγ + P4). Berikut diagram tekanan lateral pada dinding permodelan di SAPμ

Gambar V.16 εodel Pembebanan Retaining Wall dan Output pada SAPβ000 (P.T. Gistama Instisemesta)

β
τutput SAP menunjukkan momen maksimum yang bekerja pada elevasi -1 s/d -1θ.η mμ

 εomen menghadap sisi tanah μ γθ0.1 kσ-m/m’ <4θ1.7βkσ-m/m’ (kapasitas dari


segmen β) dan
 εomen menghadap sisi galian 18η.θ kσ-m/m’ <θ18.βλ kσ-m/m’(kapasitas
penulangan momen negatif)

τleh karena besarnya momen yang terjadi pada kondisi layan lebih kecil daripada
kondisi konstruksi, maka penulangan retaining wall cukup dengan hasil desain
penulangan pada diaprhragm wall. Desain penulangan lentur dan geser dinding
diafragma adalah sebagai berikutμ
 εomen negatif (menghadap sisi tanah) μ Dβλ-β00
 εomen positif (mengadap sisi galian) μ
 Segmen 1(Elevasiμ -4.η s/d -11.η m) μ Dβλ-β00
 Segmen β(Elevasiμ -11.η s/d -14.η m) μ Dγθ-β00
 Segmen γ(Elevasiμ -14.η s/d -1λ.η m) μ Dγθ-β00 + Dββ-β00
 Segmen 4(Elevasiμ -1λ.η s/d -γβ.η m) μ Dβλ-β00
 Geser μ
 Cross Tie μ D1θ-400(Horizontal dan Vertikal)
 Sengkang Perimeter μ D1γ-β00

β1
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan
Berdasarkan desain dan analisis pada bab-bab sebelumnya, berikut kesimpulan dari
tugas akhir iniμ
1. Tiang bor podium dan tower didesain dengan diameter 1.β meter dengan tiang bor
podium sepanjang γ0 meter dan tiang bor tower sepanjang θ0 meter. Kedua tipe tiang
ini memiliki nilai rasio kapasitas rata-rata terhadap beban yang lebih kecil hingga
mendekati satu dengan daya dukung aksial rata-rata tiang podium θ40 ton dan tiang
tower λγ0 ton. Tiang bor didesain dengan angka keamanan (geoteknik) sebesar β.η.

β. Daya dukung lateral tiang bor didesain dengan membandingkan defleksi yang terjadi
dari tiang yang dikenakan gaya geser desain sebesar β0 ton (gempa nominal), 40 ton
(gempa kuat) untuk tiang podium dan βη ton (gempa nominal), η0 ton (gempa kuat)
untuk tiang tower. Batas deformasi yang diizinkan untuk gempa nominal adalah
θ.γηmm atau ¼ inch dan untuk gempa kuat sebesar βη.4 mm atau 1 inch.
Hasil dari analisis (δPIδE) menunjukkan defleksi gempa nominal berkisar 0.η-1mm
(fixed head) dan 1.1-β.8mm (free head), sedang defleksi gempa kuat 0.λ-βmm (fixed
head) dan β.β-θ.ηmm (free-head) untuk tiang podium. Untuk tiang tower, defleksi
dari kelompok tiang pada gempa nominal adalah 1-β.γmm (fixed head) dan γ-7.γ mm
(free-head), sedang pada gempa kuat β.η-η.βmm (fixed head) dan 10-ββmm (free-
head). Defleksi tiang podium pada gempa nominal dan kuat memenuhi syarat
defleksi, begitu juga tiang tower pada gempa kuat. Defleksi tiang tower pada gempa
nominal 7.γ mm melebihi syarat batas, akan tetapi karena beban geser aktual (1λ.7
ton) yang tidak lebih besar dari β0 ton, maka desain tiang dinyatakan aman setelah
analisis ulang dengan beban geser β0 ton menunjukkan defleksi η.η mm < θ.γη mm.
Daya dukung lateral tiang podium minimal β0 ton kondisi gempa nominal dan 40 ton
kondisi gempa kuat. Sedang, daya dukung lateral tiang tower minimal β0 ton kondisi
gempa nominal dan η0 ton kondisi gempa kuat.

β1
γ. Settlement pada tiang podium berkisar 7-1θ.θ mm(metoda Poulos dan Vesic) dengan
elastic settlement 1.7-γ.θ mm (load transfer-method). Analisis differential settlement
tiang podium dilakukan untuk dua kondisi, dan hasilnya adalah settlement aman
memenuhi syarat Δ/δ<1/γ00. Settlement rata-rata pada grup tiang tower berkisar θ-
θ.γ cm (Poulos dan load-transfer+raft equivalent). Selisih settlement antara tiang
podium dengan tiang tower berkisar 4.γ-θcm.

4. Penulangan tiang bor didasarkan pada besar gaya yang terjadi pada gempa kuat dan
uplift banjir. Ringkasan mengenai desain penulangan kebutuhan yang digunakan,
sebagai berikutμ
 Tiang podiumμ γ0 Dβλ dari kedalaman 0-γ0 meter.
 Tiang towerμ γ0 Dβλ kedalaman 0-γ0 m dan β0 Dβλ kedalaman γ0-θ0 meter.
 Tulangan spiral D1γ-1η0 kedalaman 0-1η meter bagi tiang podium dan tower
 Tulangan spiral D1γ-βη0 kedalaman 1η meter sampai ujung tiang bagi tiang
podium dan tower

η. Dinding penahan tanah didesain dengan total tinggi β8 m (tinggi 1θ m dari dasar
galian dan penetrasi sedalam 1β m) dan tebal 80 cm. Perkuatan dinding yang
digunakan adalah 4 buah Ground Anchor dengan fixed bond β0-ββ m yang dipasang
setiap jarak horizontal β meter. Angkur dipasang pada elevasi -θ -10 -14 dan -1λ
meter. Detail desain ground anchor ditunjukkan pada gambar V.7.

θ. Kestabilan dari dinding galian kondisi short-term dan long-term diperiksa dengan
PδAXIS βD. Hasil analisis program menunjukkan dinding memiliki angka keamanan
sebesar 1.λγη (short-term/undrained) dan 1.4η8 >1.γ (long-term/drained). Deformasi
horizontal dinding terbesar adalah 1γ.λβθ cm yang masih berada dalam syarat batas
deformasi (14cm). Analisis keruntuhan dihitung secara manual menggunakan
pendekatan rumus. Faktor keamanan galian terhadap basal heave adalah β.λ4 (>1.η),
dan faktor keamanan galian terhadap upheaval adalah β.η48 (>1.η).

β
7. Berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada dinding, maka tulangan dinding didesainμ
 εomen negatif (menghadap sisi tanah) μ Dβλ-β00
 εomen positif (mengadap sisi galian) μ
 Segmen 1(Elevasiμ -4.η s/d -11.η m) μ Dβλ-β00
 Segmen β(Elevasiμ -11.η s/d -14.η m) μ Dγθ-β00
 Segmen γ(Elevasiμ -14.η s/d -1λ.η m) μ Dγθ-β00 + Dββ-β00
 Segmen 4(Elevasiμ -1λ.η s/d -γβ.η m) μ Dβλ-β00
 Geser μ
 Cross Tie μ D1θ-400(Horizontal dan Vertikal)
 Sengkang Perimeter μ D1γ-β00

VI.2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan pengerjaan laporan tugas akhir ini adalahμ
1. Static loading test pada tiang tower dan podium perlu dilakukan untuk
mengkonfirmasi besarnya daya dukung ultimit pondasi.
β. Data laboratorium perlu disediakan lebih dan cukup untuk korelasi empiris, sehingga
mempermudah perhitungan dan meningkatkan akurasi dari parameter tanah lain yang
tidak tersedia.

β
DAFTAR PUSTAKA

American Petroleum Institute. 1λ8θ. API Recommended Practice for Planning,


Designing and Constructing Fixed Offshore Platforms. Report RP-βA.
American Petroleum Institute. 1λλγ. API Recommended Practice for Planning,
Designing, and Cosntructing Fixed Offshore Platforms. Report RP-βA.
ARBED. 1λλ1. Practical Design of Sheet Pile Bulkheads. δuxembourgμ ARBED.
Badan Standarisasi σasional. β01β. SNI 1726-2012: Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung non Gedung.
Bjerrum, δ., and τ. Eide. 1ληθ. "Stability of strutted excavation in clay." Geotechnique
Vol. θ, pp. γβ-47.
British Standards Institution. 1λλ4. BS8002: Code of Practice for Earth Retaining
Structures. δondonμ BSI.
Canadian Geothecnical Society. β00θ. Canadian Foundation Engineering Manual 4th
Edition.
Chaney, Ronald C. 1λ8θ. Marine Geotechnology and Nearshore/ Offshore Structures.
Ann Arborμ American Society for Testing and εaterials.
Clayton, Chris R. I., Rick I. Woods, Andrew J. Bond, and Jarbas εilititsky. β01γ. Earth
Pressure and Earth-Retaining Structures 3rd Edition. Boca Ratonμ CRC Press.
Coduto, Donald P. β001. Foundation Design: Principles and Practice 2nd Edition. σew
Jerseyμ Prentice-Hall.
Coyle, H. ε., and δ. C. Reese. 1λθθ. "δoad Transfer of Axially δoaded Piles in Clay."
JSMFD, ASCE, vol. 92, SM 2. 1-βθ.
Das, Braja ε. β011. Principle of Foundation Engineering 7th Edition. Stamfordμ
Cengage δearning.
Das, Braja ε. β010. Principle of Geothecnical Engineering 7th Edition. Stamfordμ
Cengage δearning.
Decourt, δ. 1λλη. Prediction of load-settlement relationship for foundations on the basis
of the SPT-T. Proceedings 1βth International Conference on Soil εechanics and
Foundation Engineering, Rio de Janeiro, Brazil.

β
Dε7.β, σAVFAC. 1λ8β. Foundations and Earth Structures, Design Manual 7.2. USAμ
Department of σavy.
Fox, E. σ. 1λ48. "The εean Elastic Settlement of a Uniformly-δoaded Area at a Depth
Below The Ground Surface." Proceedings of the Second International
Conference, ISSMFE. Rotterdam, the σetherlands. 1βλ-1γβ.
Imran, Iswandi, and Fajar Hendrik. β00λ. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan
Gempa: Berdasarkan SNI 03-2847-2002. Bandungμ Penerbit ITB.
Irsyam, εasyhur. β004. Catatan Kuliah Rekayasa Pondasi. Bandungμ Penerbit ITB.
JSA. 1λ88. Guidlines of Design and Construction of Deep Excavation. Japanese Society
of Architecture.
K., Sorensen, and τkkels σ. β01γ. "Correlation between drained shear strength and
palsticity index of undisturbed overconsolidated clays." 18th Conference on Soil
Mechanics and Geotechnical Engineering. Paris. 4βγ-4β8.
εana, A. I., and G. W. Clough. 1λ81. "Prediction of εovements for Braced Cut
in Clay." Journal of Geothecnical Engineering Division ββγ-β41.
εeyerhoff, G. G. 1λ7θ. "Bearing Capacity and Settlement of Pile Foundations." Jnl.
Geot. Eng. Div, ASCE, vol.88, SM4 μ γβ-θ7.
εeyerhoff, G. G. 1ληθ. "Penetration Test and Bearing Capacity of Cohesionless Soils."
Journal of Soil Mechanics and Foundation Engineering, ASCE, vol. 82, no. SM1.
τu, Chang Yu. β00θ. Deep Excavation Theory and Practice. Taipeiμ Taylor & Francis.
Poulos, H.G., and E.H. Davis. 1λ80. Pile Foundation Analysis and Design. Sydneyμ
John Wiley & Sons.
Reddy, A. S., and R. J. Srinivasan. 1λθ7. "Bearing Capacity of Footing on δayered
Clay." Journal of the Soil Mechanics and Foundations Division, ASCE, Vol.93,
No.2 8γ-λλ.
Reese, δ. C., et. al. β00θ. Analysis and Design of Shallow and Deep Foundation. John
Wiley & Sons.
Reese, δ. C., Shin-Tower Wang, and Vasquez δuis. β01γ. Technical Manual Group
Version 2013. Texasμ EσSτFT Inc.

β
Reese, δ. C., William ε. Isenhower, and Shin-Tower Wang. β01γ. Technical
Manual for LPile 2013. Texasμ EσSτFT Inc.
Skempton, A. W. 1λη1. "The Bearing Capacity of Clays." Build, Res. Congress, London.
Inst. Civ. Engrs, div. I: 180.
Skempton, A. W., and δ. Bjerrum. 1λη7. "A Contribution to the Settlement Analysis of
Foundations on Clay." Geotechnique, Vol.7 1θ8-178.
Terzaghi, K., and R. B. Peck. 1λθ7. Soil Mechanics in Engineering Practice. σew Yorkμ
John Wiley & Sons.
Terzaghi, Karl. 1λ4γ. Theoritical Soil Mechanics. σew Yorkμ John Wiley.

β
LAMPIRAN A
DENAH PONDASI
LAMPIRAN B
DETAIL PONDASI
LAMPIRAN C
DETAIL DINDING PENAHAN TANAH

Anda mungkin juga menyukai