1. Konflik Antara Serikat Pekerja dan Manager di PT. Freeport
Berbicara mengenai angkatan kerja dan ketenagakerjaan tak terlepas dari persoalan-persoalan dalam lingkup ketenagakerjaan. Penduduk Indonesia termasuk dalam urutan kelima dunia. Dengan jumlah penduduk yang besar tersebut, maka jumlah angkatan kerja Indonesia pun juga sangat banyak yang menyebabkan angka pengangguran cukup signifikan. Di dalam dunia ketengakerjaan ini terdapat salah satu masalah yang menjadi perhatian kalangan intelektual, aktivis HAM, akademisi, dan kaum awam, yakni masalah hubungan industrial. Lebih tepatnya adalah permasalahan adanya tuntutan dari buruh/pekerja di dalam sebuah perusahaan yang seringkali memunculkan gesekan antara pihak yang merasa dirugikan dan pihak penguasa. Fenomena pertikaian yang terjadi di dalam dunia ketenagakerjaan identik dengan masalah sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang cenderung mengarah pada koflik sosial dan HAM. Saat ini cukup banyak berbagai berita tentang permasalahan ketenagakerjaan, seperti perselihan industrial dan pertikaian dalam hubungan kerja khususnya antara pekerja lokal dengan pekerja asing yang disampaikan melalui media. Peristiwa - peristiwa tersebut pada umumnya ditandai dengan ketidakharmonisan hubungan kerja, baik antara pekerja lokal dengan pekerja asing; adanya pemutusan hubungan kerja secara sepihak oleh pengusaha; serta adanya bentuk-bentuk intimidasi yang dilakukan oleh pihak - pihak tertentu hanya demi kepentingan sepihak mereka tanpa mempedulikan kepentingan pekerja secara keseluruhan. Masalah ketenagakerjaan tersebut sering terjadi dengan melibatkan sebuah perusahaan yang terindikasi melakukan tindakan melanggar norma hukum dan sosial yang dilakukan terhadap pekerja, seperti pelanggaran hak-hak pekerja atau karyawan. Salah satu contoh kasus ketenagakerjaan terjadi pada salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia yang terletak di daerah kabupaten Mimika, Provinsi Papua, yaitu PT Freeport Indonesia. PT Freepot merupakan perusahaan tambang internasional dan terbesar pertama di dunia yang mempekerjakan karyawan dari seluruh dunia. Perusahaan ini memiliki hubungan kerja sama dengan 24 negara di dunia. Dengan kapasitas produksi besar, perushaan ini mengelola tambang mineral khususnya emas dan tembaga. Disamping produk emas dan tembaga, perusahaan ini dikabarkan juga mengolah salah satu bahan tambang aktif yakni uranium. Kehebatan PT Freeport dimata dunia sudah tidak diragukan lagi, akan tetapi pada kenyataannya perusahaan ini sering mengalami masalah khususnya masalah tuntutan karyawan dari segi upah dan kesejahteraan; lebih tepatnya masalah hak-hak kemanusiaan (hak asasi manusia) PT. Freeport mempekerjakan karyawan lokal sebanyak dua ribu karyawan dan kontraktor yang hampir mendekati tiga puluh ribu karyawan. Kendati demikian, di dalam perjalanan proses produksi yang di lakukan oleh perusahaan dan para buruh yang merupakan mitra utama dalam menggerakkan roda produksi ada saja gejala-gejala konflik yang timbul dari adanya sebuah tuntutan yakni mengenai pengupahan, jaminan sosial buruh, dan lain sebagainya. Tuntutan ini beberapa tahun belakangan dilakukan oleh buruh terhadap manajemen yang dianggap berperilaku korup dan kotor dalam menjalankan program perusahaan. Tindakan manajemen yang dianggap menyimpang salah satunya adalah pemotongan terhadap upah buruh. Disamping itu, manajemen dianggap tidak memenuhi perjanjian buruh yang sudah ada dengan pemilik modal atau perusahaan. Para buruh diwajibkan membayar pajak setiap kali menerima gaji atau upah. Sikap dan perlakuan manajer yang dianggap tidak manusiawi lainnya adalah ditunjukan dengan adanya upaya menyingkirkan buruh yang melakukan protes atau perlawanan. Kasus dan permasalahan PT. Freeport tersebut dianggap sudah sangat berlarut-larut dan selalu menemui jalan buntu dalam upaya penyelesaiannya. Ketika dilakukan upaya untuk menyelesaikan pertikaian yang termasuk dalam kasus perselisihan hubungan industrial tersebut hamper dipastikan akan berakhir deadlock. Dengan kata lain, saat akan dilakukan mediasi, pekerja tidak mendapatkan titik terang dan pada akhirnya membuat pekerja menjadi terkekang karena berjuang di bawah tekanan para pemangku kepentingan. Perjuangan tersebut pada dasarnya dilakukan semata-mata untuk menyelesaikan konflik atau perselisihan industrial dalam perusahaan, namun para manajer dan pihak kedua di perusahaan selalu mengesampingkan tugas mereka yang seharusnya menjadi pelindung bagi bawahan. Pihak manajemen seakan gelap mata dan tidak peduli dengan para pekerja dan memperlakukan mereka tidak/ kurang manusiawi. Perlakuan tidak manusiawi atau pelanggaran hak-hak asasi manusia tersebut pertama kali dilakukan di hadapan publik kota Timika, Provinsi Papua, ketika para pekerja melakukan aksi mogok kerja yang dimulai pada bulan oktober tanggal tahun 2011. Salah satu pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja tewas tertembak saat melakukan aksi spontanitas di area pertambangan. Atas kejadian tersebut, banyak yang curiga bahwa kejadian tersebut disinyalir ada campur tangan pihak militer untuk menghalangi pekerja yang ingin menyampaikan aspirasi mereka terkait tuntutan upah, masalah hak-hak mereka sebagai pekerja secara menyeluruh, dan demi kesejahteraan bersama. Setelah peristiwa tahun 2011 tersebut terjadi lagi pelanggaran hak-hak serikat pekerja dimana pihak manajemen berusaha melakukan union busting (pemberangusan serikat pekerja), fourlough (merumahkan) karyawan yang sedang mogok kerja, dan pemutusan hubungan kerja secara sepihak, yang diisukan seolah-olah para pekerja ingin berhenti secara sukarela meski kenyataannya tidak demikian. Kita akui Bersama bahwa secara umum praktik-praktik kapitalistis di Indonesia masih dilakukan di sebagian perusahaan, sehingga memicu timbulnya konflik. Sumber: Rendy, Juliana lumintang, Evie A.A. Suwu, https://ejournal.unsrat.ac.id Dari narasi diatas, Saudara diminta untuk menjelaskan secara konseptual: a. Tujuan didirikan Serikat Pekerja. b. Peran dan Fungsi Serikat Pekerja
2. Berdasarkan narasi diatas, Saudara diminta untuk :
a. Menjelaskan secara konseptual Syarat, Tujuan, Manfaat, serta Ciri-Ciri dari Negosiasi b. Menganalisis jenis negosiasi yang dilakukan antara serikat pekerja dengan manajemen PT Freeport, dan berikan alasannya.
3. Dari narasi diatas, Saudara diminta untuk :
a. Menganalisis penyebab terjadinya konflik antara buruh dan pihak manajemen di PT Freeport. b. Menyebutkan bentuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial. c. Menganalisis penyelesaian perselisihan hubungan industrial di PT Freeport. Gunakan/cantumkan referensi/teori yang terkait untuk mendukung pernyataan Saudara
Jawab: FULL JAWABAN 15K (0813.1129.1022)
1. a. Tujuan serikat pekerja dapat ….
b. Fungsi serikat pekerja atau s…
2. a. Negosiasi merupakan proses ….
b. Jenis negosisasi yang cocok pada kasus diatas …
3. a. Kehebatan PT Freeport dimata dunia ….
b. Berdasarkan Undang-undang No….
c. 1. Penyelesaian melalui … FULL JAWABAN 15K (0813.1129.1022)