1
Lampiran: Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Daerah Kusus Ibukota Jakarta
Nomor : ……………………………
Tanggal : ……………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013 menjelaskan bahwa muatan lokal merupakan bahan kajian atau
mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang
potensi dan keunikan lokal untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap
keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.
Jakarta sebagai Kota Metropolitan memiliki beragam peran dan fungsi yang disandang.
Selain sebagai Ibukota Provinsi, Jakarta juga memiliki peran dan fungsi sebagai Ibukota
Negara dan Pusat Pernerintahan Republik Indonesia. Banyaknya peran tersebut menjadikan
Jakarta sebagai kota yang padat penduduknya dan berbagai budaya ada di Jakarta.
Banyaknya budaya yang berkembang di Jakarta membuat budaya Betawi yang tumbuh dan
berkembang di Jakarta sebagai tanah Betawi sedikit demi sedikit terlupakan.
Dalam rangka menjaga dan melindungi eksistensi kebudayaan Betawi agar tetap hidup,
maka dikeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4
Tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi. Selaras dengan Peraturan Daerah tersebut,
pada Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 229 Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi, disebutkan pula bahwa
Pelestarian unsur Kesenian Betawi melalui Pendidikan dilakukan dengan penerapan
Kesenian Betawi dalam Kurikulum pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dengan
memasukkan mata pelajaran Muatan Lokal Kesenian Betawi setara dengan mata pelajaran
lain. Oleh karena itu pengembangan Muatan Lokal pada Jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB)
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta diarahkan pada terlaksananya upaya pelestarian
Budaya Betawi sebagaimana amanat peraturan-peraturan tersebut.
1
berdiri sendiri, satuan pendidikan dapat menambah beban belajar muatan lokal paling
banyak 2 (dua) jam per minggu. Hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nornor 89 tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Gubernur
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nornor 80 tahun 2017 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013 Sekolah/Madrasah yang menyatakan bahwa muatan lokal pada jenjang
Sekolah Dasar berbentuk mata pelajaran tersendiri yang dapat dipilih sesuai dengan
kebutuhan dan kesiapan daya dukung sekolah. Mata pelajaran yang dimaksud adalah
Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta (PLBJ) dan Bahasa Inggris. Substansi
Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta (PLBJ) mencakup seni Budaya Betawi,
Budaya Jakarta, sains, lingkungan hidup, teknologi dan kemasyarakatan, serta Wisata
Jakarta. Substansi Bahasa Inggris menekankan pada menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dan disampaikan dalam konteks seni budaya Betawi, budaya Jakarta, sains,
lingkungan hidup, teknologi dan kemasyarakatan, serta wisata Jakarta. Perubahan
Peraturan Gubernur ini memberikan keleluasaan kepada Satuan Pendidikan untuk memilih
jenis muatan lokal yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan daya dukung
sekolah. Namun demikian esensi pelestarian budaya Jakarta (Betawi) tetap bisa
dilaksanakan melalui muatan lokal yang dipilih sekolah.
Pada umumnya, Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) di SDLB memiliki hambatan
fisik, emosional, dan sosial, serta hambatan intelektual. Kata “kebutuhan khusus” menjadi
dasar dalam melihat apa yang menjadi masalah dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena
itu guru hendaknya memandang setiap PDBK memiliki karakteristik unik, karena
karakteristik ini berkaitan dengan bagaimana cara terbaik dalam memenuhi kebutuhan
khususnya. Pandangan ini akan menuntun guru dalam menyusun diversifikasi program
untuk mengatasi hambatan dan mengoptimalkan potensi yang masih dimilikinya. Hal ini
mengisyaratkan bahwa upaya-upaya pemberian layanan pendidikan terhadap PDBK
berfokus pada potensi-potensi yang dapat dikembangkan melalui pengamatan guru secara
berkesinambungan dan sistematik dalam proses identifikasi dan asesmen. Melalui
identifikasi dan asesmen diharapkan guru dapat memberikan layanan pendidikan yang baik
sesuai dengan kondisi, potensi, dan karakteristik PDBK.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang
Disabilitas;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar;
11. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan di Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
12. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi;
13. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 229 Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi;
14. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 11 Tahun 2017
tentang Ikon Budaya Betawi;
15. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 80 Tahun 2017
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 89 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 80 Tahun 2017 tentang Muatan Lokal
Sekolah/Madrasah;
16. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10/D/KR/2017
tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, dan Pedoman
Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.
C. Ruang lingkup
Muatan Lokal SDLB Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam bentuk mata pelajaran
tersendiri berupa Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta (PLBJ). Substansi materi
3
PLBJ melingkupi seni budaya Betawi dan budaya Jakarta; sains dan teknologi; lingkungan
hidup Jakarta; dan wisata Jakarta untuk PDBK dengan jenis kekhususan tunanetra,
tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan autis.
D. Tujuan
Muatan lokal diajarkan dengan tujuan membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang diperlukan untuk mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial,
budaya, dan spiritual di daerahnya serta mampu melestarikan dan mengembangkan
keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri sendiri dan lingkungannya dalam
rangka menunjang Pembangunan Nasional.
Standar Isi Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta
Kurikulum 2013 pada jenjang SDLB bertujuan untuk membekali PDBK agar:
1. Menyenangi pengalamannya dalam mengapresiasi dan mengekspresiakan berbagai
bentuk kebudayaan dan lingkungan kehidupan Jakarta.
2. Memahami dan mampu mengekspresikan berbagai bentuk kebudayaan dan
lingkungan kehidupan Jakarta untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
kematangan emosi, dan kematangan sosial.
3. Menghargai berbagai bentuk kebudayaan dan lingkungan kehidupan Jakarta sebagai
bagian dari warisan kebudayaan masyarakat Jakarta dan bagian dari kekayaan
Kebudayaan Nasional.
4. Menghargai, membanggakan, menikmati, dan memanfaatkan berbagai bentuk karya
kebudayaan dan lingkungan kehidupan Jakarta untuk mengembangkan kepribadian,
memperluas wawasan, dan memaharni budaya dan intelektualitas manusia Jakarta.
5. Mewujudkan warga DKI Jakarta yang bertanggung jawab, kreatif, kompetitif, dan
menjunjung nilai-nilai budaya yang berkembang di masyarakat dan tidak asing di
daerahnya sendiri
E. Fungsi
Standar Isi Kurikulum Muatan Lokal Kurikulum 2013 Jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa
berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru SDLB dalam menyusun kurikulum mata pelajaran
Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta sehingga segi-segi pengembangan
pengetahuan, keterampilan, serta sikap dalam mata pelajaran tersebut dapat terprogram
secara terpadu.
Standar Isi Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta
Kurikulum 2013 Jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa disusun dengan mempertimbangkan
kedudukan Budaya Jakarta (Betawi) sebagai bagian dari Budaya Nusantara. Pertimbangan
itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran tersebut sebagai:
(1) sarana pembinaan sosial budaya regional Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
(2) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian
dan pengembangan budaya Betawi;
4
(3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meraih dan
mengembangkan seni budaya Betawi, budaya Jakarta, sains, lingkungan hidup,
teknologi, dan kemasyarakatan, serta wisata Jakarta;
(4) sarana penyebarluasan dan upaya perlindungan lingkungan kehidupan dan budaya
Betawi untuk berbagai keperluan;
(5) sarana pengembangan penalaran;
(6) sarana pemahaman aneka ragam budaya daerah; dan
(7) upaya memberi bekal kemampuan dan sikap mental untuk mengelola lingkungan
alam dan lingkungan sosial secara bertanggungjawab, melestarikan nilai-nilai dan
mengembangkan budaya Jakarta.
5
BAB II
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM
6
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan;
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan, termasuk
di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena
itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan;
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat;
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pernberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antar unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan
informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah;
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
h. Dapat dipagelarkan;
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik yang
dapat mendorong kreativitas dan keberanian mengapresiasikan produk/hasil
belajar peserta didik dalam bentuk pameran dan pagelaran di sekolah.
7
belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap
perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhan-an,
keindividuan, kesosialan, dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut
wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang
memberikan daya dan kekuatan, ditengah membangun semangat dan prakarsa, di
depan memberikan contoh dan teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan
multi media, sumber belajar dan teknologi vang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip "alam takambang jadi
guru" (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan
teladan)
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas, jenis, dan jenjang
pendidikan.
4. Penilaian
Tuntutan hasil belajar muatan lokal adalah terbentuknya perilaku dinamis peserta
didik yang berakar pada pemahaman dan kesadaran terhadap lingkungan kehidupan
dan budaya Jakarta. Oleh karena itu penilaian mata pelajaran muatan lokal meliputi
aspek:
(a) sikap dan nilai-nilai karakter;
(b) keterampilan menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi/menciptakan; dan
(c) pemahaman dan penerapan konsep.
Teknik penilaiannya dengan cara tes dan nontes. Teknik tes dapat dilakukan secara
lisan, tertulis, maupun perbuatan/praktik, sedangkan nontes dilakukan dengan cara
pengamatan, angket, wawancara, skala sikap, kuesioner, laporan, catatan harian,
evaluasi diri, dan portofolio.
8
B. Struktur Kurikulum
Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 79 Tahun 2014, pengembangan muatan lokal pada dasarnya dapat ditempuh
dengan dua acara, yakni muatan lokal sebagai mata pelajaran tersendiri atau muatan lokal
sebagai muatan pelajaran yang terintegrasi dengan mata pelajaran yang sesuai. Dalam hal
muatan lokal ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, satuan pendidikan
dapat menambah beban belajar muatan lokal paling banyak 2 (dua) jam pelajaran per
minggu. Dengan demikian maka struktur kurikulum untuk satuan pendidikan SDLB dapat
digambarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1:
Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Satuan Pendidikan SDLB
Keterangan:
1. Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan
untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang muatan dan acuannya dikembangkan
oleh pusat.
9
2. Mata pelajaran Kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni
yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan lokal.
3. Kelompok C berupa program kebutuhan khusus yang diberikan sesuai dengan
kekhususan peserta didik. Program Kebutuhan Khusus untuk:
(a) tunanetra adalah Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial dan Komunikasi;
(b) tunarungu adalah Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi, dan Irama;
(c) tunagrahita adalah Pengembangan Diri;
(d) tunadaksa adalah Pengembangan Diri dan Gerak; dan
(e) autis berupa Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan Perilaku.
4. Satu jam pelajaran tatap muka adalah 30 (tiga puluh) menit.
5. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting.
6. Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya terdiri atas empat aspek
yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Peserta didik mengikuti salah satu
aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap
semesternya.
7. Mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Seni Budaya dan
Prakarya menggunakan pendekatan tematik.
8. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan untuk kelas IV, V, VI dan Program Kebutuhan Khusus tidak menggunakan
pendekatan tematik.
9. Muatan lokal PLBJ atau Bahasa Inggris untuk kelas I sampai dengan kelas VI tidak
menggunakan pendekatan tematik.
10
BAB III
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
A. Mata Pelajaran Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta untuk Sekolah Dasar
Luar Biasa (SDLB)
1. Latar Belakang
Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta (PLBJ) merupakan salah satu mata
pelajaran muatan lokal DKI Jakarta yang diberikan pada satuan pendidikan SDLB.
PLBJ mengkaji, lingkungan alam, pelajaran budaya, dan lingkungan sosial. Pada
satuan pendidikan SDLB mata pelajaran PLBJ memuat materi nilai-nilai kehidupan
masyarakat Jakarta dan budayanya. Melalui mata pelajaran PLBJ, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga Jakarta yang demokratis, bertanggung jawab,
dan cinta damai.
Pada masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena
kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh
karena itu mata pelajaran PLBJ dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat DKI Jakarta yang dinamis.
Mata pelajaran PLBJ disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu antara
dimensi sosial, budaya, kesenian, sains, teknologi, kemasyarakatan, dan pariwisata
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan
di masyarakat. Melalui pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas.
2. Tujuan
Pembelajaran PLBJ bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan budaya yang
berkembang di lingkungan masyarakat Jakarta.
d. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup PLBJ meliputi
a. perilaku warga Jakarta.
b. lingkungan alam, sosial, dan budaya Jakarta.
11
4. Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar
Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta (PLBJ)
a. Standar Kompetensi Lulusan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggungjawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan baik di kawasan lokal, regional, mau
pun global
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian dilingkungan rumah, sekolah, dan ternpat
bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
12
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
13
Kelas II SDLB Tunanetra
14
Kelas III SDLB Tunanetra
15
Kelas IV SDLB Tunanetra
16
Kelas V SDLB Tunanetra
3.1 Mengetahui lagu Sirih Kuning. 4.1 Menyanyikan lagu Sirih Kuning
dengan atau tanpa musik.
3.2 Mengenal cerita Burung Nuri dan 4.2 Bermain peran cerita Burung Nuri
Orang Alim dan Orang Alim
17
Kelas VI SDLB Tunanetra
18
c. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PLBJ SDLB Tunarungu
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap
sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik
mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
Kelas I SDLB Tunarungu
19
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
20
Kelas II SDLB Tunarungu
3.1 Mengenal boneka Ondel-Ondel laki- 4.1 Mewarnai gambar Ondel-Ondel laki-
laki dan perempuan. laki atau perempuan.
3.2 Mengenal permainan Damdas 3 Batu. 4.2 Mempraktikkan Damdas 3 Batu.
3.3 Mengenal angkutan masal 4.3 Memraktikkan penggunaan angkutan
Transjakarta. masal Transjakarta.
3.4 Mengenal alat komunikasi yang ada 4.4 Membuat kliping alat komunikasi
di Jakarta. yang ada di Jakarta.
3.5 Mengenal sebab akibat kebakaran. 4.5 Menceritakan sebab akibat
kebakaran.
3.6 Mengenal wisata budaya Taman Mini 4.6 Menceritakan pengalaman kunjungan
Indonesia Indah. ke tempat wisata budaya Taman Mini
Indonesia Indah.
3.7 Mengenal ciri-ciri lingkungan sehat. 4.7 Mempraktikkan kegiatan merawat
lingkungan sehat.
3.8 Mengenal manfaat fasilitas umum di 4.8 Mempraktikkan penggunaan fasilitas
lingkungan sekitar. umum di lingkungan sekitar.
21
Kelas III SDLB Tunarungu
22
Kelas IV SDLB Tunarungu
23
Kelas V SDLB Tunarungu
24
Kelas VI SDLB Tunarungu
3.1 Memahami rumah adat Betawi. 4.1 Membuat maket rumah adat Betawi.
3.2 Memahami jenis asinan khas Betawi. 4.2 Membuat asinan khas Betawi
3.3 Memahami fasilitas umum MRT dan 4.3 Menyajikan pengalaman
LRT. menggunakan MRT atau LRT.
3.4 Mengetahui tanaman khas Jakarta. 4.4 Membuat laporan pengamatan
tentang tanaman khas Jakarta.
3.5 Mengetahui sistem perbelanjaan 4.5 Menyajikan pengalaman
modern. menggunakan sistem perbelanjaan
modern.
3.6 Memahami wisata sejarah di Jakarta. 4.6 Mempresentasikan hasil identifikasi
tempat wisata sejarah di Jakarta.
3.7 Mengetahui pengolahan sampah 4.7 Mempraktikkan pengolahan sampah
rumah tangga. rumah tangga.
25
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PLBJ SDLB Tunagrahita
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap
sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik
mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
3.1 Mengenal permainan Cutik Karet. 4.1 Melakukan permainan Cutik Karet.
3.2 Mengenal keragaman warna boneka 4.2 Mewarnai gambar boneka Ondel-
Ondel-Ondel. Ondel.
3.3 Mengenal bahan alam dan buatan 4.3 Membuat hasil karya rante-rante dari
dalam pembuatan hasil karya rante- bahan alam atau buatan.
rante.
3.4 Mengenal alat transportasi di 4.4 Mewarnai gambar alat transportasi.
sekitarnya.
3.5 Mengenal ciri-ciri rumah sehat. 4.5 Mempraktikkan kegiatan memelihara
rumah sehat.
26
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
27
Kelas II SDLB Tunagrahita
3.1 Mengenal gerak dan lagu Lenggang 4.1 Mempraktikkan gerak dan lagu
Kangkung. Lenggang Kangkung.
3.2 Mengenal boneka Ondel-Ondel. 4.2 Menjiplak gambar boneka Ondel-
Ondel.
3.3 Mengenal rumah adat Betawi. 4.3 Mewarnai gambar rumah adat
Betawi.
3.4 Mengenal ciri-ciri rumah sehat 4.4 Mempraktikkan cara memelihara
rumah sehat
3.5 Mengenal fasilitas umum di 4.5 Mengunjungi fasilitas umum di
sekitarnya. sekitarnya.
3.6 Mengetahui transportasi umum di 4.6 Mempraktikkan penggunaan
lingkungan sekitar. transportasi umum di lingkungan
sekitar.
3.7 Mengenal tempat wisata Kebun 4.7 Mewarnai gambar aktivitas di Kebun
Binatang Ragunan. Binatang Ragunan.
28
Kelas III SDLB Tunagrahita
3.1 Mengenal gerak dan lagu Kicir-Kicir. 4.1 Mempraktikkan gerak dan lagu Kicir-
Kicir.
3.2 Mengenal keragaman ornamen rumah 4.2 Mewarnai gambar keragaman
adat Betawi Gigi Balang. ornamen rumah adat Betawi Gigi
Balang.
3.3 Mengenal permainan Pong-Pong 4.3 Mempraktikkan permainan Pong-
Balong. Pong Balong.
3.4 Mengetahui sebab akibat kebakaran. 4.4 Menyimulasikan cara pencegahan
kebakaran.
3.5 Mengetahui ciri-ciri sekolah sehat. 4.5 Mempraktikkan kegiatan memelihara
sekolah sehat.
3.6 Mengetahui cara penggunaan 4.6 Menyimulasikan cara menggunakan
penyeberangan jalan. penyeberangan jalan.
3.7 Mengetahui wisata budaya Taman 4.7 Mengunjungi tempat wisata budaya
Mini Indonesia Indah. Taman Mini Indonesia Indah.
3.8 Mengetahui Minitrans dan 4.8 Mempraktikkan penggunaan
Transjakarta. Minitrans atau Transjakarta.
29
Kelas IV SDLB Tunagrahita
3.1 Mengetahui gerak dan lagu Jali-Jali. 4.1 Mempraktikkan gerak dan lagu Jali-
Jali.
3.2 Mengetahui cara membuat cendera 4.2 Membuat cendera mata boneka
mata boneka Ondel-Ondel. Ondel-Ondel.
3.3 Mengetahui pertunjukan seni Betawi 4.3 Memeragakan pertunjukan seni
Ondel-Ondel. Betawi Ondel-Ondel.
3.4 Mengetahui keragaman kuliner 4.4 Mempraktikkan pembuatan salah satu
makanan ringan khas Betawi. makanan ringan khas Betawi.
3.5 Memahami permainan Kuda Bisik. 4.5 Melakukan permainan Kuda Bisik.
3.6 Mengetahui sebab akibat banjir. 4.6 Menyimulasikan cara pencegahan
banjir.
3.7 Mengetahui angkutan masal 4.7 Mempraktikkan penggunaan salah
Commuterline, LRT, dan MRT. satu angkutan masal.
3.8 Mengetahui tempat wisata budaya 4.8 Mengunjungi tempat wisata budaya
Setu Babakan. Setu Babakan.
30
Kelas V SDLB Tunagrahita
3.1 Mengenal lagu Sirih Kuning. 4.1 Menyanyikan lagu Sirih Kuning.
3.2 Mengenal pertunjukan seni Betawi 4.2 Menceritakan pengalaman menonton
Lenong. pertunjukan seni Betawi Lenong.
3.3 Mengetahui keragaman minuman 4.3 Membuat salah satu minuman khas
khas Betawi. Betawi.
3.4 Mengetahui permainan Cici Putri. 4.4 Mempraktikkan permainan Cici Putri.
3.5 Mengetahui tempat wisata Pantai 4.5 Mengunjungi tempat wisata Pantai
Ancol. Ancol.
3.6 Mengetahui ciri-ciri lingkungan sehat. 4.6 Mempraktikkan kegiatan memelihara
lingkungan sehat.
3.7 Mengetahui fasilitas pada pusat 4.7 Mempraktikkan penggunaan salah
perbelanjaan modern. satu fasilitas pada pusat perbelanjaan
modern.
3.8 Mengetahui sistem penghijauan 4.8 Mempraktikkan sistem penghijauan
tanaman buah dalam pot tanaman buah dalam pot
(tabulampot). (tabulampot).
31
Kelas VI SDLB Tunagrahita
3.1 Mengetahui tarian khas Betawi. 4.1 Memeragakan salah satu tarian khas
Betawi.
3.2 Mengetahui pembuatan Gado-Gado 4.2 Meracik Gado-Gado khas Betawi.
khas Betawi.
3.3 Mengetahui permainan Dampu Bulan. 4.3 Mempraktikkan permainan Dampu
Bulan.
3.4 Mengetahui sistem penghijauan 4.4 Mempraktikkan sistem penghijauan
hydroponic. hydroponic.
3.5 Mengetahui kartu pembayaran 4.5 Mempraktikkan penggunaan kartu
elektronik. pembayaran elektronik.
3.6 Mengetahui aplikasi transportasi 4.6 Mempraktikkan penggunaan salah
online di Jakarta. satu aplikasi transportasi online di
Jakarta.
3.7 Mengetahui wisata sejarah di Jakarta. 4.7 Mengunjungi salah satu tempat wisata
sejarah di Jakarta.
32
e. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PLBJ SDLB Tunadaksa
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap
sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik
mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
33
Kelas II SDLB Tunadaksa
34
Kelas III SDLB Tunadaksa
35
Kelas IV SDLB Tunadaksa
36
Kelas V SDLB Tunadaksa
3.1 Memahami lagu Sirih Kuning. 4.1 Menyanyikan lagu Sirih Kuning.
3.2 Mengetahui cara membuat replika 4.2 Membuat replika boneka Ondel-
boneka Ondel-Ondel. Ondel.
3.3 Mengetahui cara membuat minuman 4.3 Mempraktikkan pembuatan minuman
khas Betawi Bir Pletok. khas Betawi Bir Pletok.
3.4 Memahami pertunjukan seni Betawi 4.4 Menceritakan pengalaman melihat
Gambang Kromong. pertunjukan seni Betawi Gambang
Kromong.
3.5 Memahami tempat wisata sejarah Kota 4.5 Mengunjungi tempat wisata sejarah
Jakarta. Kota Jakarta.
3.6 Mengetahui prasarana lalu lintas di 4.6 Mempraktikkan penggunaan prasarana
Jakarta. lalu lintas di Jakarta.
3.7 Mengenal sistem penghijauan 4.7 Mempraktikkan sistem penghijauan
hydroponic. hydroponic.
3.8 Mengetahui sebab akibat banjir di 4.8 Mempraktikkan pencegahan banjir di
Jakarta. lingkungannya.
37
Kelas VI SDLB Tunadaksa
38
f. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PLBJ SDLB Autis
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap
sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik
mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
39
Kelas II SDLB Autis
3.1 Mengenal gerak lagu Ondel-Ondel. 4.1 Mempraktikkan gerak lagu Ondel-
Ondel.
3.2 Mengenal rumah khas Betawi. 4.2 Mewarnai rumah khas Betawi.
40
Kelas III SDLB Autis
41
Kelas IV SDLB Autis
3.1 Mengenal gerak dan lagu Jali-Jali. 4.1 Mempraktikkan gerak dan lagu Jali-Jali.
3.2 Mengenal pertunjukan seni Betawi 4.2 Menceritakan pengalaman menyaksikan
Ondel-Ondel. video pertunjukan seni Betawi Ondel-
Ondel.
3.3 Mengenal keragaman kuliner khas 4.3 Membuat kliping gambar kuliner khas
Betawi (Makanan ringan). Betawi (Makanan ringan).
3.4 Mengenal permainan Dampu Bulan. 4.4 Mempraktikkan permainan Dampu
Bulan.
3.5 Mengetahui aturan pada fasilitas 4.5 Menyimulasikan aturan dalam
transportasi di Jakarta menggunakan fasilitas transportasi di
(Transjakarta/LRT/MRT/Commuterline). Jakarta
(Transjakarta/LRT/MRT/Commuterline).
3.6 Mengetahui tempat wisata sejarah di 4.6 Mengunjungi tempat wisata sejarah di
Jakarta. Jakarta.
3.7 Mengenal fasilitas Kesehatan di Jakarta. 4.7 Menceritakan pengalaman mengunjungi
fasilitas kesehatan di Jakarta.
42
Kelas V SDLB Autis
3.1 Mengetahui permainan Kuda Bisik. 4.1 Melakukan permainan Kuda Bisik.
3.2 Mengetahui asinan khas Betawi. 4.2 Meracik asinan khas Betawi.
3.3 Mengetahui cendera mata replika 4.3 Membuat cendera mata replika
Monumen Nasional. Monumen Nasional.
3.4 Mengenal uang elektronik. 4.4 Mempraktikkan penggunaan uang
elektronik.
3.5 Mengetahui sistem penghijauan 4.5 Mempraktikkan sistem penghijauan
tanaman buah dalam pot tanaman buah dalam pot (tabulampot).
(tabulampot).
3.6 Memahami angkutan masal di 4.6 Mempraktikkan penggunaan salah satu
Jakarta (Transjakarta, LRT, MRT, angkutan masal di Jakarta
dan Commuterline). (Transjakarta, LRT, MRT, atau
Commuterline).
3.7 Mengetahui tempat wisata budaya di 4.7 Mengunjungi tempat wisata budaya di
Jakarta. Jakarta.
43
Kelas VI SDLB Autis
3.1 Mengenal permainan Cici Putri. 4.1 Melakukan permainan Cici Putri.
3.2 Mengetahui cara membuat minuman 4.2 Membuat minuman khas Betawi Bir
khas Betawi Bir Pletok. Pletok.
3.3 Mengenal hiasan khas Betawi 4.3 Membuat hiasan khas Betawi
Kembang Kelapa. Kembang Kelapa.
3.4 Mengetahui fasilitas pada pusat 4.4 Menceritakan pengalaman
perbelanjaan moderen. menggunakan salah satu fasilitas pada
pusat perbelanjaan moderen.
3.5 Memahami keselamatan berlalu 4.5 Mempraktikkan keselamatan berlalu
lintas. lintas.
3.6 Mengenal wisata bahari di Jakarta. 4.6 Menceritakan prosedur mengunjungi
wisata bahari di Jakarta.
5. Arah Pengembangan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian
perlu memperhatikan standar proses dan standar penilaian.
NAHDIANA
NIP 196908061992012001
44