Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUSIK SKA DI

INDONESIA

A. Sejarah Musik
Musik SKA diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar tahun 90-an saat musik SKA
gelombang ketiga menguasai industri musik di Amerika Serikat. Tak berapa lama setelah
masuknya musik SKA ke Indonesia, media televisi dan radio di Jakarta mulai
memainkan musik-musik SKA yang memang sedang hits di Amerika Serikat. Pada
awalnya musik SKA hadir di tanah air dalam bentuk ska punk yang secara konsep juga
lebih dulu diterima. Kemudian barulah muncul SKA bercorak two tone dan tradisional.
Meski SKA baru populer pada penghujung dekade 90-an, namun jika ditelusuri
lebih dalam sesungguhnya musik SKA sudah ada sejak dekade 80-an. Pada periode ini
dapat kita temukan sentuhan SKA di antaranya pada lagu “Punk Eksklusif” karya Yockie
Suryoprayogo, “Nostalgia” karya Indra Lesmana, serta “Astuti” karya The Rollies. Akan
tetapi pada waktu itu SKA memang belum eksis karena SKA pada periode tersebut masih
sekedar eksplorasi musikalitas para musisi-musisi tersebut, sehingga tidak ada
korelasinya dengan popularitas SKA di tahun 90-an.

B. Perkembangan Musik
Band SKA lokal yang pertama tercatat adalah KasetSKA, band yang berasal dari
Pejaten, Jakarta Selatan. Dikatakan bahwa band ini sering membawakan lagu-lagu SKA
punk pada saat beraksi di panggung. Namun sayangnya band ini belum sempat merilis
karya yang terdokumentasikan. Band-band lain pengusung SKA lokal pun mulai
bermunculan. Bahkan beberapa band yang awalnya bukan bergenre SKA mulai
memainkan dan menciptakan lagu-lagu SKA. Misalnya UFO dengan lagunya “Oh Ibuku”
dan Be Quiet dengan lagunya “Oke boss” . Kemudian sekitar tahun 1995 dilanjutkan
dengan kemunculan berbagai band seperti Noin Bullet, Artificial Life, Es Coret, Skalie,
Shaggydog, Tipe-X , Jun Fan Gung Fu, AlaSKAQ dan masih banyak lagi.
Periode 1997 hingga 1999 merupakan era keemasan SKA di tanah air. Banyak
momen penting yang terjadi di tahun-tahun tersebut. Seperti pada tahun 1997, Waiting
Room meluncurkan debut album yang dianggap sebagai album SKA pertama di
Indonesia. Kemudian ada PAS band yang bereksperimen memasukan unsur SKA dalam
lagu "Anak, Kali, Sekarang". Di tahun 1998 ada band Lipstick yang memadukan rock
dengan elemen SKA dalam lagu berjudul “Jaenal”. Tak ketinggalan Jamrud dengan
lagunya “Dokter Suster” dan Potret dengan "Bagaikan Langit". Kemudian dari jalur
sidestream ada The Artificial Life yang melepas demo live berjudul “Life Sucks…and So
Are We”. Pada tahun-tahun tersebut di ibukota juga rutin digelar acara SKA terutama di
Poster Café, dengan Prima Emi Production sebagai penyelenggaranya.
Puncak demam musik SKA khususnya di ibukota terjadi tahun 1999. Pada saat itu
R.G.B. merilis album berjudul Our Lifestyle melalui sub label dari Aquarius Musikindo,
di mana terdapat dua lagu SKA dalam album tersebut, yaitu “Said Enough” dan “The
Girls”. Demikian juga band-band lain seperti Sixtols dengan lagu “United Skins” serta
Washtafel yang merilis album Buget dan The Speakers. Yang mencolok di tahun 1999
adalah banyaknya bermunculan band-band SKA lokal yang berlabuh ke label-label besar,
baik mengeluarkan album maupun sekedar terlibat dalam kompilasi.
Tren dan euforia SKA akhirnya mulai redup setelah memasuki tahun 2000. Satu
persatu band yang tergabung dalam komunitas mulai menghilang, begitu juga musik-
musik SKA yang disiarkan di TV dan radio. Banyak band yang akhirnya berganti aliran
musik. Beberapa band yang masih bertahan di antaranya Rubber Ice yang bertransformasi
menjadi Substars, Arigatoo menjadi Souljah, dan tentunya Tipe-X dan Shaggydog. Sisa-
sisa konsistensi musik SKA tersebut akhirnya mulai membuahkan hasil pada tahun 2007,
di mana band-band SKA mulai bangkit dan bermunculan di acara-acara komersil maupun
sekedar di pensi-pensi sekolah.

C. Bentuk Musik
Musik SKA disajikan dalam tempo yang relatif cepat, yakni kisaran 125 bpm atau
lebih. Instrumen yang menonjol dalam musik SKA adalah rhythm gitarnya yang
menggunakan teknik down stroke dan up stroke, serta bunyi brass dari trumpet atau
trombone.

Anda mungkin juga menyukai