Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH DIBENTUKNYA SLANK

Slank resmi berdiri di tahun 1983 di Jakarta, dengan punggawa awal Bimbim (drum), Denny BDN (bass), Erwan
(vocal), Kiki (gitar) dan Bongky (gitar). Sebelumnya, Bimbim lebih dulu membentuk grup band bernama Cikini Stones
Complex (CSC) bersama teman-teman SMA-nya di Perguruan Cikini Jakarta. Begitu CSC bubar, Bimbim mengajak
sepupunya Denny BDN, Erwan dan Kiki untuk kembali mendirikan sebuah grup musik yang awalnya diberi nama “Red
Evil”.

Berbeda dengan CSC yang sering memainkan lagu-lagu The Rolling Stone, Red Evil lebih berani memainkan lagu
sendiri dan lagu apa saja yang mereka suka, meski lebih banyak lagu barat terlebih Van Halen, karena vokal Erwan
dianggap mirip sama David Lee Roth. Kurang puas main dengan satu gitar saja, lantas Bimbim mengajak Bongky Marcel
yang merupakan gitaris “Rese Band” (Ketika itu, bisa dibilang Rese Band adalah saingannya Red Evil). Mereka pun sering
manggung dengan memainkan lagu sendiri dan lagu Van Hallen. Tapi karena lebih sering main di depan penggemar The
Rolling Stones, akhirnya kerap bawain lagu Stones juga.

Sayangnya, musik yang dimainkan nggak pernah bisa mirip sama aslinya dan aksi panggung mereka sering
dibilang slengean sama teman-teman yang selalu ikut ngeramein setiap Red Evil manggung. Di akhir tahun, mereka pun
sepakat untuk cari nama baru dan dilakukan di arena bowling Hotel Kartika Chandra – Jakarta, tepatnya di perayaan
ultah Denny BDN. Saat itu, Bimbim mengusulkan untuk pakai nama Red Eyes aja, tapi setelah berkompromi dengan
segala banding, maka terpilihlah nama SLANK yang terinspirasi dari kawan-kawan yang sering menyebut mereka cowok
slengean. Jadi, Slank merupakan kependekan dari kata slenge’an dan menggunakan huruf K biar lebih keren.

Formasi pertama SLANK adalah Bimbim (drum), Denny BDN (bass), Bongky (gitar), Kiki (gitar) dan Erwan (vocal).
Penampilan perdana dengan menyandang nama Slank, dilakukan di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta dengan
membawakan lagu-lagu ciptaan sendiri dengan pengawalan Erry (kakak Erwan) selaku manager Slank.

Slank kerap tampil di berbagai gigs dan festival. Salah satunya adalah Festival Band KMSS yang digelar di Istora
Senayan, Jakarta. Berbekal keunikan yang dimiliki, Slank percaya diri tampil di acara ini dengan mengikutsertakan
instrumen musik daerah yakni Gamelan Jawa yang dimainkan oleh Erwan. Irama yang dihasilkan gamelan dianggap
sebagai blues-nya Indonesia dan aksi panggung Slank pun mendapat perhatian lebih dari penonton. Sayangnya,
pemenang festival musik ini adalah Grass Rock asal Surabaya.

Di tahun 1984, Kiki (gitar) memutuskan untuk hengkang dari SLANK untuk mengisi kekosongan, di awal tahun
1985 Slank memutuskan untuk menggaet Adri Sidaharta. Kehadiran Adri justru membawa warna baru untuk musik
Slank, karena Kakak kandung Bimbim ini memainkan alat musik yang sebelumnya tidak terdapat di Slank, yaitu
Keyboard. Belum lama setelah masuknya Adri, Erwan (vocal) memutuskan untuk undur diri dari SLANK karena harus
melanjutkan pendidikannya di Amerika. Sepenginggal Erwan, posisi vokalis di Slank pun diisi oleh kaum hawa, yakni Uti
Suharyani dan Lala.

Seakan masih belum menemukan chemistry, di tahun 1986 SLANK kembali merubah formasi dengan kembali
menghadirkan sosok pria sebagai vokalis. Well Willy (mantan vokalis CSC), ditarik untuk mengisi vokal dan terbentuklah
SLANK Formasi 5. Di tahun ini, SLANK kerap tampil dari panggung ke panggung yang tentunya dengan dandanan
slenge’an dan tetap mengajak kawan-kawan terdekat untuk jadi supporter. Setahun berikutnya, giliran Adri (keyboard)
yang cabut dari Slank. Posisinya pun digantikan oleh Andre. Dikarenakan nggak menemukan kecocokan, Andre dan Well
Willy (vokalis) pun hengkang dari Slank. Bang Denny akhirnya bertindak sebagai vokalis dan Slank menggaet Imanez

untuk mengisi kekosongan posisi bass. Nggak lama setelah itu, Bongky (gitar) dan Imanez (bass) sempat cabut
dari Slank dan posisinya digantikan oleh Pay dan Jaya, serta Sammy sebagai vokalis. Jadi, personil Slank Formasi 8 adalah
Bimbim (drum), Denny BDN (bass), Jaya (gitar), Pay (gitar) dan Sammy (vocal). Ketiga personil baru pun nggak bertahan
lama dan bikin Slank kembali ngajak Imanez untuk main Bass, otomatis Denny BDN jadi vokalis dan Anto ditarik sebagai
gitaris.

Denny BDN yang harus menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila terpaksa
mengundurkan diri dari Slank. Jadi, pendiri Slank yang masih tersisa saat itu adalah Bimbim. Anto juga ikut
mengundurkan diri dan Bimbim kembali mengajak sang Kakak yakni Adri untuk kembali memberikan alunan
Keyboardnya bersama Tole yang bermain Bass dan Imanez yang berpindah ke gitar. Untuk posisi vokal, Slank menggaet
sosok wanita yakni Nita Tilana.

Nggak lama setelahnya, Nita, Adri, dan Tole meninggalkan Slank yang kini hanya menyisakan Bimbim dan Imanez
saja. Untuk mempertahankan Slank, akhirnya Bimbim dan Imanez kembali menarik Pay untuk mengisi gitar dan Well
Willy untuk kembali jadi vokalis Slank. Guna memperkokoh, Slank pun mengajak Indra Qadarsih (keyboard) sebagai
personil baru. Di tahun berikutnya, Imanez dan Well Willy cabut dari Slank dan Bongky yang sebelumnya bermain gitar,
kembali lagi ke Slank tapi kali ini berpindah sebagai bassis, karena posisi gitar sudah diisi Pay. Untuk mengisi kekosongan
vokal, Bimbim mencoba untuk mengajak sepupunya, Kaka yang saat itu tengah ngeband bareng Lovina.

Kehadiran Kaka di Slank menandakan bahwa di tahun 1989 Slank telah memasuki Formasi 13. Berbekal lagu-lagu
sendiri, Slank pun kerap menyodorkan demo lagu ke berbagai label musik tapi nggak ada satupun yang kepincut. Sampai
pada akhirnya, Slank berkesempatan untuk menjalin kerjasama dengan Boedi Soesatio dan melangsunkan proses
rekaman di Jackson Studio, Studio 15, dll untuk album pertama. Sebelumnya, Slank sempat menjalin kerja sama dengan
pemilik studio rekaman Triple M yaitu Macank. Namun baru menggarap lagu ke-5, Slank memutuskan untuk
membatalkan kontrak tersebut.

Boedi Soesatio yang merupakan desainer untuk cover album penyanyi-penyanyi tersohor Tanah Air,
memutuskan untuk membantuk Slank karena melihat sesuatu yang berbeda dari dalam diri Slank. Slank menyatukan
pendapat dengan Boedi Soesatio yang bertindak sebagai Produser dan penyatuan pendapat tersebut menghasilkan
keputusan, “Kami Sepakat Untuk Tidak Sepakat.” Berkat kesepakatan tersebut, adu argumentasi pun menghiasi
kerjasama SLANK dan Boedi Soesatio. Salah satu permintaan Boedi Soesatio adalah perubahan judul lagu yang dinilai
agak jorok dan harus diganti. Maka salah satu lagu SLANK yang tadinya berjudul Kupu-Kupu Malamku diubah menjadi
‘Maafkan’. Di tahun 1990, terlahirlah album perdana Slank yang diberi judul Suit – Suit… He-He… (Gadis Sexy), dengan
desain cover yang menampilkan logo Slank buatan Boedi Soesatio.

Lagu yang menjadi pilihan untuk diorbitkan dari album pertama Slank adalah Maafkan. Dengan konsep video klip
sederhana, kehadiran video klip untuk lagu Maafkan di televisi akhirnya berhasil menarik minat anak muda terlebih
pecinta musik rock di tahun ‘90an untuk mengenal Slank. Album ini pun laris di pasaran dan membuat SLANK berhasil
meraih Penghargaan Album dengan penjualan terbaik tahun 1990 – 1991 dalam BASF Awards, kategori Musik Rock.
Musik dan lirik yang disajikan Slank di album pertamanya, dianggap mewakili isi kepala dari anak-anak muda Indonesia
dan Slank pun dianggap sebagai simbol anti kemapanan, namun penuh kecerdasan.

Setelah kesuksesan album pertama tadi, SLANK jadi sering tampil di berbagai acara. Mulai dari acara Kampus,
Televisi, hingga panggung luar Kota. Langkah baru Slank juga ngga melulu mulus, konflik internal kerap melanda Slank
yang berujung niatan Pay untuk hengkang dari Slank. Untungnya, hal itu bisa dicegah dengan musyawarah dan kejadian
ini menginspirasi Slank untuk menciptakan lagu Terlalu Manis yang masuk di album ke-2 Slank.

Slank bukan hanya menghadirkan musik, tapi juga menyampaikan mimpi-mimpi dan mengisahkan beragam
kejadian lewat lagu. Sekaub itu, Slank juga kerap melakukan eksperimen dalam bermusik supaya menghasilkan sesuatu
yang berbeda dari sebelumnya. Beragam lagu yang tercipta di tahun pertama kejayaan Slank, dirangkum dalam sebuah
album yang diberi judul Kampungan. Keanehan dari album ke-2 Slank adalah covernya dibuat dari kain, bukan kertas.
Di album ke-2, Slank semakin berani dengan memuat lagu-lagu dengan lirik dan musik yang cadas, hasil luapan
emosi dari para personilnya. Dengan lagu Terlalu Manis dan Mawar Merah, album ke-2 Slank berhasil meraih
penghargaan sebagai album dengan penjualan terbaik 1991 – 1992 kategori Pop Rock dalam BASF Awards.

Selepas album kedua tersebut, SLANK semakin laris di dunia musik Indonesia, sering mendapat panggilan untuk tampil di
berbagai Kota di Indonesia yang salah satunya adalah Bali. Di kota ini, Slank mulai mengenal barang haram yakni
Narkoba yang merusak produktivitas para personil Slank. Alhasil, album ke-3 Slank memakan waktu lebih lama dalam
penggarapannya. Album ini diberi judul PISS, plesetan dari kata dalam bahasa Inggris – peace dan kata piss dalam
bahasa inggris juga berarti kencing yang berarti album ini merupakan wujud kritik Slank terhadap perdamaian yang
dikencingi atau hanya dirasakan beberapa orang saja pada saat itu.

Keunikan yang terdapat di album yang berisi 13 lagu ini adalah, cover dalamnya memuat Kartu Tanda Penduduk
(KTP) para Personil Slank. Dalam album ini terdapat sebuah lagu yang mengisahkan tentang salah satu permainan yang
gemar digemari anak – anak saat itu, yakni Main Monopoli. Apa Slank masih slenge’an? Tenju! Bahkan lebih slenge’an.
Bila diperhatikan, di lagu Cekal terdengar suara gresek-gresek yang berasal dari kursi yang diserut gergaji. Album yang
dipopulerkan oleh lagu Mau (Beli) Tidur) dan Kirim Aku Bunga ini, berhasil meraih penghargaan BASF Selling Album
1992-1993 kategori Rock Alternatif.

Selepas album ketiga, Slank berpamitan dengan Boedi Soesatio dan memutuskan diri untuk menempuh jalur
indie alias berdiri sendiri. Slank pun menggaet Denny BDN untuk mengurusi bergam urusan Slank lewat manajemen
yang diberi nama Pulau Biru Production dan Slank juga mendirikan label rekaman baru, yakni PISS Record.

Dengan berdiri sendiri, Slank terus berusaha untuk tidak mengecewakan Slankers. Bermodal biaya sendiri, Slank
melakukan penyegaran dengan melakukan proses rekaman di 3 lokasi berbeda, yakni Puncak – Jawa Barat, Cibubur dan
bangunan bekas sekolah milik Bunda Iffet yang terletak di Jalan Potlot. Bangunan tersebut diikhlaskan oleh Bunda untuk
dibongkar dan dibangun ulang menjadi studio rekaman untuk Slank. Bagi yang ingin mengetahui bagaimana proses
pembuatan album yang pada akhirnya diberi judul Generasi Biroe ini, bisa melihat sendiri kronologi yang diilustrasikan
oleh Dimas Jay yang terdapat di album ini.

Dengan lagu Kamu Harus Pulang dan Terbunuh Sepi sebagai amunisi, album Generasi Biroe Slank mendapat
penghargaan Double Platinum dalam BASF Awards, untuk kategori penjualan album Rock terlaris tahun 1994 – 1995.
Selain itu, video klip Terbunuh Sepi juga berhasil meraih Penghargaan sebagai Video Klip Favorit dari VMI (Video Musik
Indonesia) 1994/1995 dan Video Klip Terbaik Sepanjang Tahun 1995/1996.

Personil Slank yang saat itu masih diselimuti barang haram, masih tetap berupaya untuk menggarap album
berikutnya. Meski terseok-seok, album ke-5 Slank bertajuk Minoritas pun diluncurkan di tahun 1996. Keunikan yang
terdapat di album ini adalah lirik yang tertempel di-covernya ditulis terbalik. Jadi, dibutuhkan sebuah cermin untuk
membaca lirik lagu di album Minoritas ini. Lagu andalan dari album ini adalah Bang-Bang Tut dan Kalau Kau Ingin Jadi
Pacarku yang video klipnya dibuat dengan konsep one take shot di Potlot 14. Video klip Bang-Bang Tut juga berhasil
mendapat penghargaan sebagai Video Klip Terbaik dari VMI (Vide Musik Indonesia) Tahun 1995/1996.

Lama kelamaan, pengaruh narkoba kian memperburuk kondisi Slank. Kekompakan mulai pudar, kerap terjadi
perselisihan dan masing-masing personil kurang membagi waktu untuk Slank. Puncaknya adalah, dilayangkannya surat
pemecatan kepada 3 personil Slank yaitu Bongky, Indra Q dan Pay. Slank pun hanya tersisa 2 personil saja, yakni Bimbim
dan Kaka.
Slankers (Slank Fans Club)

Slankers adalah club resmi yang dibentuk oleh manejemen Slank untuk menampung para Fans Slank yang
fanatik.Terbentuk ketika Slank melakukan tur piss ke 30 kota di indonesia pada tahun 1998.Bunda iffet sebagai manager
Slank melihat komunitas para penggemar fanatik Slank yg sudah ada harus di berdayakan,oleh sebab itu ketika slank
konser di malang sekumpulan fans fanatik di panggil oleh bunda untuk di beri penghargaan.Tercetuslah ide bunda untuk
memberikan wadah untuk para fans yang diberi nama Slankers Fans Club.
Sejarah
Slank adalah sebuah grup musik di Indonesia. Dibentuk oleh Bimbim pada 26 Desember 1983 karena bosan
bermain musik menjadi cover band dan punya keinginan yang kuat untuk mencipta lagu sendiri. Dan berhasil
menjadi salah satu musisi bersejarah dan dikenang serta berpengaruh sepanjang masa di Indonesia [1]. Selain itu
Slank juga menyandang predikat Indonesia's Highest-Paid Music Star (bintang musik berbayaran termahal) pada
tahun 2008 dan 2009 dengan honor Rp 500 Juta per show.[2]

Sekilas
Slank kini adalah salah satu grup musik papan atas, yang bermula dari Cikini Stones Complex (CSC) pada 26
Desember 1983, yaitu grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta. CSC terdiri dari Bimo
Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal), dan Well Welly (vokal), yang banyak
mengekspresikan kecintaan pada lagu-lagu Rolling Stones. Sayang, grup ini tidak bertahan dan membubarkan diri.
Slank mengalami perubahan personel sampai 14 kali pada 1996 yang bertahan hingga sekarang. Formasi terakhir
yang dimulai dari album ke-7 Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar), dan
Abdee (gitar).

Album Slank, di antaranya Suit-Suit....Hehehe (Gadis Sexy) (1990), Kampungan (1991), Piss (1993), Generasi
Biru (1994), Minoritas (1996), Lagi Sedih (1996), Tujuh (1997), Mata Hati Reformasi (1998), 999+09 (1999), De-
Bestnya Slank (2000), Ngangkang (2001), Virus (2001), Virus Roadshow (2002), Satu
Satu (2003), Bajakan! (2003), Road to Peace(2004), Plur (2005), A Mild Live Reborn Republic
Slank (2005), Slankissme (2006), Slow But Sure (2007), The Big Hip (2008), Anthem From The Broken
Hearted (2009), Jurus Tandur No.18 (2010), Slank Party (2011), I Slank U (2012), I Slank U Repackage (2012) dan
album Slank Nggak Ada Matinya (2013).

Sementara itu, lagu Gosip Jalanan dari album PLUR yang dirilis pada 2004 berbuah sorotan dari anggota Dewan
Perwakilan Rakyat. Slank yang saat itu menjadi duta anti-korupsi untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dianggap
melecehkan dewan melalui syair-syair lagu tersebut. DPR-RI melalui Lembaga Kehormatan Dewan berencana
melancarkan tuntutan pada grup anak muda ini, meski kemudian rencana tersebut dibatalkan.

Rencana Slank untuk Go International mulai terlihat di pertengahan 2008. Dengan kolaborasi dengan The Big Hip,
sebuah band asal Jepang, menghasilkan sebuah album, The Big Hip. Di album ini, Slank menggunakan tiga bahasa
sekaligus : Indonesia, Jepang dan Inggris. Bagi para slanker, sebutan bagi penggemar, Slank bakal memberikan
bonus berupa VCD Exclusive kegiatan Slank di Jepang bila pembelian kaset atau CD album terbaru Slank.

Selain itu band ini juga giat mendukung berbagai acara sosial. April 2010, Slank tampil pada acara Earth Live yang
mengusung tema lingkungan. Slank menyerukan perlunya hemat dalam menggunakan sumber daya alam termasuk
air.

Awal Karier[
Cikal bakal lahirnya Slank adalah sebuah grup bernama Cikini Stones Complex (CSC) yang dibentuk oleh Bimo
Setiawan Almachzumi atau Bimo Setiawan Sidharta (dikenal dengan Bimbim) pada dekade 80-an. Band ini hanya
memainkan lagu-lagu Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh
dan menjelang akhir tahun 1983 grup ini dibubarkan.[3]

Bimbim meneruskan semangat bermusik mereka dengan kedua saudaranya Denny dan Erwan membentuk Red
Evil yang kemudian berganti nama jadi Slank, sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang
sering menyebut mereka cowok selengean[3], atau lelaki urakan, dengan personel tambahan Bongky (gitar) dan Kiki
(gitar). Kediaman Bimbim di Potlot 14 jadi markas besar mereka dan menjadi situs wajib yang harus dikunjungi
para Slanker.

Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri sebelum Erwan memutuskan
mundur karena merasa tidak punya harapan di Slank.[3] Dengan perjuangan panjang terbentuklah formasi ke
tigabelas dengan Bimbim, Kaka, Bongky, Pay dan Indra, Slank baru solid. Mereka mulai membuat demo untuk
ditawarkan ke perusahaan rekaman.[3]

Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album Suit... Suit...
He... He... (Gadis Sexy). Album yang menampilkan tembang Memang dan Maafkan itu meledak dipasaran sehingga
mereka pun diganjar BASF Award untuk kategori pendatang baru terbaik. Album tersebut juga seakan menampar
industri musik Indonesia yang kala waktu itu masih gencarnya lagu melayu seperti tembang Issabella milik Search.
Musik padu-padan rock and roll blues a la SLank akhirnya dekat dengan anak muda di Indonesia. Gaya mereka
yang khas, cuek, slengean, tapi bersahabat berhasil menarik massa yang saat itu masih sebatas minoritas.

Album kedua mereka, Kampungan, meraih sukses yang sama.[3] Single dari album ini Mawar Merah dan Terlalu
Manis dibuat dalam dua versi. Suka-suka dan Jualan. Namun anehnya, justru lagu yang versi Suka-suka lah yang
menjadi hits dan sering dimainkan. Disini Kaka bermain harmonika. Di album Kampungan ini pun, Slank
memasukkan lagu Nina Bobo.

1993 Desember, Slank merilis album ketiga Piss! yang merupakan plesetan dari kata peace. Jargon ini menjadi tren
pada masa itu. Hits single album ini adalah Piss dan Kirim Aku Bunga dengan cover album seorang model yang
meniru pose Jim Morisson walaupun banyak yang berpendapat bahwa model di cover tersebut adalah Bimbim,
namun faktanya model cover album tersebut adalah Adji Tarmo, tetangga seberang rumah Bimbim.

1994, Slank merilis Generasi Biru dengan andalan Generasi Biroe, Terbunuh Sepi, dan Kamu Harus Pulang. 1995
Agustus, Slank mengisi sebuah acara di RCTI dalam rangka menyambut Hari Jadi Kemerdekaan Indonesia yang
ke-50. Mereka membawakan beberapa lagu dari album Generasi Biru. Album ke lima mereka, Minoritas, dirilis
Januari 1996. Menampilkan single Bang Bang Tut sukses dipasaran. Di album tersebut, Bimbim menyanyikan
sebuah lagu miliknya yang berjudul Bidadari Penyelamat. Tidak ada aransemen apapun, hanya suara Bimbim saja.
Perpecahan[sunting | sunting sumber]
Pada saat menggarap album ke enam Lagi Sedih, Bimbim memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan
Indra.[3] Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Bongky, Indra dan Pay keluar atau mengundurkan diri karena
perilaku Bimbim dan Kaka yang sudah terlampau parah dalam penggunaan narkoba. Perpecahan tersebut
sebenarnya sudah bisa terlihat di album ke empat mereka di lagu Pisah Saja Dulu. Bimbim bahkan berniat untuk
membubarkan Slank.
Namun sebuah surat yang ditulis dengan darah oleh seorang Slanker membuatnya mengurungkan niatnya. Isinya
menyeramkan. "Lo jangan kurang ajar ya Bim! Kalo Slank ampe bubar, berarti Itu salah loe! gue tulis surat Ini pake
darah. Jangan sampe gue tulis surat berikutnya pake darah lo!" Surat bernada ancaman dan bersumpah untuk
membunuh Bimbim jika sampai membubarkan Slank tidak dapat dihindari.[1] Kaka dan Bimbim akhirnya tetap
menggarap album ke enam dengan bantuan musisi tambahan[4]
Reynold masuk untuk mengisi posisi gitar dan Ivanka yang waktu itu sering nongkrong di Potlot juga ikut membantu
dalam mengerjakan project Slank untuk album ke enam dengan formasi masa transisi ini. Album Lagi Sedih dirilis
pada Februari 1997. Single Koepoe Liarkoe dan Tonk Kosong membuktikan Slank masih bisa bertahan. Tawaran
manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam rangkaian pertunjukan,
Reynold menyatakan keluar dari Slank. Alasannya, tidak kuat dengan Bimbim dan Kaka yang masih terjerumus
narkoba. Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya, Reynold tetap tidak ingin
melanjutkan.
Saat itu lah reformasi di tubuh Slank terjadi. Kemudian, Ivanka yang semula hanya additional bass player akhirnya
ditarik resmi menggantikan posisi Bongky. Semenjak memakai jenis narkoba ini, Bimbim yang biasanya pendiam,
rapi, tak suka teriak-teriak, tiba-tiba berubah. Demikian juga Kaka. Banyak pengalaman pahit, dari sejak mereka
pakai sejak 1994 - 1999. 1998, di Lubuk Linggau, kehabisan narkotika dan sakau karena tidak barang seperti itu
disana. Bimbim tidak bisa bangun, ketika wartawan meminta wawancara. Hanya Kaka yang terpaksa dengan susah
payah menyambut para jurnalis.[5]
Kini, Slank membantah anggapan bahwa dengan mengonsumsi narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif, justru
sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya
bagus.[6] "Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai narkoba, tapi album itu terbukti paling
bagus. Jadi, tanpa narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi
pengguna," ujar Kaka.[6]
Slank, sepeninggal Reynold langsung bergerak cepat. Management langsung mencari orang untuk untuk
menyelesaikan sisa kontrak pertunjukan di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan Abdee Negara yang
sebelumnya sudah bersahabat ketika satu band di Flash. Sedangkan manager, Mbak Wiwid, mengontak
Mohammad Ridwan Hafiedz alias Ridho yang baru saja menyelesaikan sekolah gitarnya.

Semangat baru[sunting | sunting sumber]


Masuknya Abdee dan Ridho, Slank melanjutkan perjalanan bermusiknya. Hasilnya album Tujuh yang dirilis Januari
1997 dengan tembang handal Balikin. Lagu ini menandakan Bimbim dan Kaka ingin rehat dan sehat dari
ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho yang bersih narkoba menguatkan niat mereka. Mereka
menyatakan berhenti bukan karena takut diikuti massa yang memang sudah banyak, namun karena sudah imbas
negatif terhadap penggemar mereka akibat narkoba. Album terjual satu juta copy dalam hitungan minggu. Bimbim
menyumbang suaranya dalam Bimbim Jangan Menangis, curhatan yang tercipta sejak tahun 1993. Ridho bermain
kibor di lagu ini. Pada tahun ini pulalah Bunda Iffet selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan tata kelola
Slank.
Album Mata Hati Reformasi kemudian dirilis yang banyak bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan pada
zaman reformasi. Ketinggalan Zaman jadi andalan. Slank, mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi
judul Punk Java. Di album ini juga terdapat tembang Siapa Yang Salah yang seharusnya dirilis pada
album Tujuh namun terkena sensor. Paska rezim Soeharto runtuh, lagu tersebut dimasukan dalam album ini. Kaka
dan Bimbim memainkan semua lini hingga jadi karya. Bimbim juga mengambil dua porsi lagu yang dia
nyanyikan, Aktor Intelektual dan Nggak Mau Percaya. Di album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu
buah kaset original. Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi kepada pendengar dibawah umur. Banyak
lagu yang direkam secara live di album ini.
1998, Slank menyelenggarakan Konser Piss 30 Kota yang direkam dan dijual ke pasaran dengan bonus dua buah
lagu baru yaitu Pintu dan Makan Gak Makan. Album tersebut dominan dengan tema politik. Bimbim bernyanyi
di Kalo Aku Jadi Presiden dengan gubahan sana-sini. Disetiap lagu, tampil orasi dari Kaka maupun Bimbim.
1999, Slank merilis album ganda yang diberi judul 999+09 dengan total duapuluhtujuh lagu yang dibuat dalam dua
versi. Versi abu-abu dan versi yang biru. Versi biru, single Bintang Kesiangan dan Anak Mami sedangkan versi abu-
abu adalah Orkes Sakit Hati, Ngangkang, serta Malam Minggu Lagi. Konon, saking banyaknya lagu yang mau
dijadikan single, Slank mengumpulkan massa Potlot dan meminta pendapat mereka perihal lagu yang pas dijadikan
single. Lagu Orkes Sakit Hati memang ditujukan kepada orang dan politisi yang mengumbar janji manisnya.
Di klip video lagu tersebut Slank bermain di tengah masyarakat kecil. Bimbim mengambil jatah dua lagu dari tiap
album. Sista Petty album abu-abu dan Friday album biru. Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil yang
biasa dipakai di ikat pinggang. Tahun 1999, Bimbim menikahi seorang gadis bernama Reny. Slank kemudian merilis
album pilihan dengan titel De Bestnya Slank plus gubahan oleh DJ Anton di lagu Ngangkang dan Malam Minggu
Lagi yang direkam secara live di Potlot.
Virus dirilis pada 2001. Berisi single Virus, Jakarta Pagi Ini, dan #1, bonus sebuah tattoo dan kartu koleksi Slank.
Masalah sosial dan keprihatinan Slank tentang lingkungan direkam dalam tembang Lembah Baliem dengan
akhiran Yamko Rambe Yamko dari tanah Papua. Di lagu #1 dan Symphaty Blues, Slank memasukkan orkestra.
Erwin Gutawa ikut membantu lagu pamungkas tersebut. Ada pula ermainan solo Abdee di lagu Kereta terakhir. Di
lagu Symphaty Blues, istri Kaka yaitu Tascha berkontribusi untuk latar.
Sukses album, Slank mengeber konser Virus Road Show pada 22 kota di Indonesia. Meluncur, album yang diberi
judul A Mild Live Slank Virus Road Show bonus I Miss You But I Hate You dan Koran Koranan Slank, media bulletin
yang bisa didapatkan di luar (tanpa harus membeli kasetnya) secara berkala. Ini adalah album live kedua Slank
setelah Konser Piss 30 Kota.
Dalam versi kaset, terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan Ivanka. Rekaman lagu Pak Tani merekam
keributan penonton di Jember,[7] dalam lagu ini Slank mengajak diskusi penonton di tengah lagu mengenai
kemunkinan Slank menjadi presiden, dan jawabannya ternyata tidak mungkin. Di lagu Bocah, Ivanka bermain
gendang terlebih dahulu sebelum memainkan gitar bassnya. Di lagu Kamu Harus Pulang yang menjadi pamunskas.
Slank merilis album studio kesebelas Satu Satu (11) 2003. Bulan dan Bintang, Gara-Gara Kamu, dan Jembatan
Gantung menjadi hitsnya. Dua lagu pertama menjadi lagu latar film Novel Tanpa Huruf R. Lagu Gara-Gara
Kamu tertuju pada masa adiksi narkoba. Era ini tingkat kreativitas dan produktifitas Slank tinggi, pun, bersih dari
ketergantungan. Dengan bonus kondom dan kartu koleksi Slank, album ini diapresiasi AMI Award kategori Album
Rock Terbaik . Cover depan album ditulis Edisi khusus suami-istri. Kaka sudah tidak berambut panjang gimbal
namun menjadi lebih pendek namun tetap keriting. Bimbim menyumbang suaranya di lagu Jadi Masalah.
Di Jembatan gantung, Slank tidak tampil namun hanya para siswa sekolah yang diperankan Marshanda dan
beberapa remaja lainnya.[butuh rujukan]
Slank lalu menyelenggarakan Satu-Satu Live Tour di kota-kota Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut
dimasukkan ke album live ketiga mereka : Bajakan, sebagai bentuk kegelisahan Slank terhadap pembajakan hak
cipta. Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa tempat dan kegiatan Ada tiga lagu
baru yang dimasukkan di album live ketiga Slank ini. That's All, direkam pada konser Satu-Satu Live Tour ini
menjadi single disusul Bendera 1/2 Tiang yang direkam di studio Parah di Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi live
dengan group musik Yoon Band dari Korea Selatan berjudul South Asia. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank
bermain di Korea. Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu I Miss You But I Hate You milik Slank yang direkam
pada acara Impresario RCTI. Sang vokalis dari Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut
juga masuk dalam album Bajakan.
Slank berkolaborasi Rhoma Irama di lagu Balikin. Kaka tidak banyak bernyanyi di lagu ini. Malah Rhoma lah yang
mengambil hampir seluruh bagian yang dinyanyikan Kaka. Hasil konser Tiga Dimensi pun dimasukkan
kesini. Ending album Bajakan adalah Sumpah Anti Pembajak yang di deklarasikan Slank bersama Slanker se-
Indonesia, bonus sebuah pick guitar.[butuh rujukan] Slank merayakan ulang tahun ke-20 nya di Lebak Bulus dengan
judul Metamorfosa Sebuah Generasi yang banyak diisi musisi diantaranya Netral, Ungu, Koil, dll.

Live perdana dunia[sunting | sunting sumber]


Memasuki tahun 2004 Kaka mengubah citra dirinya dengan rambut mohawk. Slank dan Naif menggelar konser
bersama bernama Road to Peace 24 Kota. Pada kesempatan konser ini Slank membawakan lagu-lagu baru dan
belum pernah direkam secara live untuk dijadikan album berikutnya. Jika biasanya Slank merekam lagu, rilis,
kemudian tour, kali ini tidak. Mereka tour sambil merekam secara live di panggung, baru kemudian merilisnya.
Album ini diberi nama Road to Peace. Naif berkolaborasi di lagu Amrozy Gitting yang direkam di studio Parah milik
Slank beserta lagu P3K yang juga direkam di Potlot. Lagu lainnya direkam langsung di atas panggung. Mars
Slankers dan Salah menjadi andalan album ini.
Ada juga karya Mochtar Embut berjudul Mars Pemilu dengan aransemen rock oleh Slank. Album ini konon disebut
sebagai album live pertama di dunia. Walaupun sudah pernah ada yang merekam full album secara live
seperti Greateful Dead dan Blues Traveler, namun band tersebut tidak merekam nya di atas panggung seperti yang
dilakukan Slank. Untuk pematangan konsep pun, Slank tidak ragu dan malu untuk menyewa sebuah studio ketika
Slank berada di kota tempat mereka akan show. Bahkan lagu Make Love Not War direkam saat Slank
sedang checksound di Yogyakarta. Klip lagu Mars Slanker mencampurkan unsur animasi di dalamnya sedangkan
pada lagu Salah, lagi-lagi Slank tidak ada di video tersebut. Bonus album ini adalah poster dan masker berlogo
peace karya Slanker Makassar bernama Firman.
2004, Slank mewakili Indonesia untuk tampil di acara MTV Asia Aid, Thailand, dan
membawakan Karikatur, album Satu-satu. Selain Slank, musisi lain yang tampil di event tersebut adalah Simple
Plan, Rain, Siti Nurhaliza, Namie Amuro, Jay Chou, Hoobastank, dll. Akhir 2004, merilis P.L.U.R, singkatan Peace,
Love, Unity, Respect. Sebuah semboyan baru Slank yang sebelumnya setia dengan jargon Piss. ANdalannya Ku
Tak Bisa, Biru, dan Juwita Malam ciptaan Ismail Marzuki. Dibuat dalam dua versi. Punk dan Blues. Lagu Juwita
Malam dan Biru masuk dalam soundtrack film Banyu Biru yang dibintangi Tora Sudiro. Bimbim bernyanyi kembali di
lagu Indonesiakan Una. Bonus sticker, poster, kalender. Akhir tahun 2005 majalah GitarPlus mengapresiasi Slank
dengan album gitar rock terbaik tahun tersebut bersama dengan Gigi, Edane, dan Netral. Alasannya adalah
permainan gitar Abdee dan Ridho yang cenderung blues rock 'n roll menyaru ke permainan gitar rock modern.
2004 pula, ini Slank merayakan ulang tahun ke 21 tahun di kota Surabaya, 26 Desember, bertepatan dengan
bencana besar di Aceh. Sebenarnya di album ini pun Slank membuat lagu tentang Aceh yaitu Atjeh Investigation.
Lagu Gossip Jalanan yang membuat gerah para politisi pun terdapat di album ini.[butuh rujukan]
Bencana Aceh tersebut lantas dijadikan destinasi oleh Slank untuk mengumpulkan dana dan memberikan
sumbangan di tengah-tengah promo album P.L.U.R tersebut. Akhirnya pada awal tahun 2005, Slank dan Iwan
Fals diajak oleh Deteksi Production untuk menggelar konser di 27 Kota Indonesia yang diberi judul Bersatu Dalam
Damai. Dalam konser Slank dan Iwan Fals terkumpul 2,9 Milyar Rupiah yang kemudian disumbangkan untuk
korban bencana alam tsunami di Aceh dan sekitarnya. Target dari Deteksi dan A Mild adalah Rp.3 Milyar sehingga
angka tersebut di bulatkan menjadi Rp.3 Milyar yang disumbangkan ke Aceh. Terjadi insiden di Bengkulu dalam
konser ini dimana Kaka harus dilarikan ke dokter umum karena terkena timpukan dari penonton yang
mengakibatkan pendarahan pada mulutnya. Namun show masih dilanjutkan. Konser ini diakhiri di Ancol.
Tahun 2005, Slank di daulat MTV Indonesia menjadi Icon.[butuh rujukan] Saat itu Slank berhasil
mengalahkan Dewa dan Chrisye. Malam penganugerahan gelar tersebut diselenggarakan di TMII Jakarta dan
musisi yang hadir di situ membawakan lagu Slank. Acara itu dimeriahkan oleh Gigi, Seurieus, Netral, Shanty dll.
Slank sendiri tampil di akhir acara dengan lagu-lagunya.[8]
2005 ini pula lah Slank untuk pertama kalinya tampil di Korea Selatan. 7 Oktober 2005, Slank bermain di
kota Gwangju. The May 18 Memorial Foundation yang mengundang Slank untu tampil dalam acara yang diberi
judul Echo of Music Concert. Slank membawakan dua buah lagu yaitu Bang Bang Tut dan Virus (English
Version). Dalam konser ini, Slank juga bertemu kembali dengan Yoon Band, musisi yang berkolaborasi dengan
Slank dan menghasilkan sebuah lagu yang masuk ke dalam album mereka masing-masing.
Masih pada tahun yang sama, Abdee Negara melelang gitar Fender Stratocaster nya. Dibuka dengan harga Rp 10
Juta, dan berharap bisa mencapai Rp 20 Jutaan, dan akhirnya terjual seharga Rp 325 Juta. Adrie Soebono,
seorang promotor kondang dari JAVA Musikindo itulah yang berhasil mendapatkannya. Bahkan terlihat Abdee
sempat meneteskan air mata setelah tahu harga gitar yang telah setia menemaninya saat rekaman maupun tour
Slank sejak pertama Abdee bergabung. Harga tersebut dinilai sangat tinggi melebihi bayangan awalnya. Ivan juga
sempat melelang bass Tobias Legend kesayangannya dan berhasil meperoleh Rp. 5 Juta.
Pada tahun 2005, Slank merilis klip live DVD dan VCD. Diambil dari konser A Mild Live Soundrenaline dengan
materi lagu lima kota tempat berlangsungnya konser seperti Bali, Palembang, Bandung, Surabaya, dan Semarang.
Slank juga mengajak vokalis Crowned King, Shawn Frank untuk berkolaborasi di lagu I Miss You But I hate You.

Ajaran Slankissme[sunting | sunting sumber]


Akhir 2005, Slank merilis album studio ke-14, Slankissme. Hingga pada ulang tahun Slank ke-22 tahun di Ancol
mereka telah memainkan materi album tersebut. Konser ulang tahun tersebut dimeriahkan oleh PAS
Band, Peterpan, Naif, Seurieus, J-Rock's, The Brandals, Speaker F1rst, Teamlo, Melanie
Soebono, Ratu, Cokelat, Jacko, Shanty dll. Di beberapa lagu, Slank berkolaborasi dengan para bintang tamu.
Slankissme sendiri adalah sebuah akronim dari Slank Kiss Me, Slank Is Me, dan Slankisme. Bimbim menyebut
bahwa ada 13 ajaran 'gak sempurna dari Slankisme, dan itu harus diketahui oleh para Slanker, agar mengerti dan
menjalani. Kenapa, karena memang kesempurnaan hanya milik Tuhan. Begitu kata Bimbim. Tiga belas ajaran gak
sempurna inidijadikan Manifesto Slank, dan Bimbim selalu membacakan nya di saat Slank berkunjung ke suatu
negara. Namun, Di dalam negeri pun Slank sering kali membacakan manifesto-nya tersebut. Single dari album ini
adalah SBY, singkatan dari Sosial Betawi Yoi, dan dua tembang balada Gak Ada 2nya serta Yang Manis, ketiganya
dibuat klip. Kritis BBM dan Alami (Slank bermain akustik disini) diciptakan dalam sehari.
2 Januari 2006, Slank berangkat ke Jepang dengan tujuan acara Charity for Sumatra. Kemudian Slank gencar
mempromosikan album barunya. Baik dari live on air di televisi atau juga konser tour nya yang menjangkau 60 kota
di Indonesia. Bisa dibilang ini adalah tahun tersibuk Slank, karena pada tahun ini, selain promo
album Slankissme, Slank juga menjalani tour di beberapa kota di Jawa Barat dan Banten dalam rangka
konser Ngedjinggo Bareng Slank, lalu merilis Album Slank Since 1983 di Malaysia dan promo di negara tersebut. Di
Malaysia, Slank harus kerja keras dan mereka kelelahan karena interview di televisi, radio serta media cetak
disana. Puncaknya adalah ketika Bimbim menolak seorang fans yang meminta foto bersama.
Di Ngedjinggo Bareng Slank ini, mereka selalu mampir ke suatu tempat untuk kegiatan sosial yang melibatkan
rakyat kecil dan juga kesenian dan budaya setempat. Slank juga masih sering tampil di televisi, lalu juga konser
sebagai penutup di event musik terkenal Soundrenaline. Bukan hanya itu, Slank juga mampir ke Amerika untuk
mengisi acara di lima tempat live house di beberapa kota di Amerika. Slank di undang oleh para mahasiswa disana.
Hal itu dijadikan kesempatan untuk membawa CD demo album Slank yang telah dialihbahasakan ke bahasa Inggris
agar albumnya bisa rilis di luar negeri. Untuk itulah Slank gencar mencari cara dan usaha agar bisa terbang dan
bermain di sana.
Kesempatan emas itu pun hadir tatkala Slank mengundang dua produser di konser mereka. Satu dari Amerika dan
satu dari Kanada. Blues Saraceno, mantan gitaris group band Poison yang juga guru gitar Ridho ketika menuntut
ilmu di Musician Institute, Hollywood, hadir sebagai produser yang ingin melihat aksi Slank. Dan satu lagi seorang
produser dari Kanada yang juga hadir bersama vokalist dari group Crowned King, Shawn Frank, yang pernah
berkolaborasi dengan Slank ketika konser Soundrenaline tahun 2005 di Bali turut serta hadir jauh-jauh dari Kanada.
Mereka berdua tertarik dan akhirnya Slank lebih memilih Blues Saraceno. Alasan Slank ingin berkarier di luar negeri
karena mereka telah jenuh, dalam artian, hampir semuanya sudah pernah di raih oleh Slank di Indonesia. Makanya,
Amerika dan dunialah tujuan berikutnya Slank. Slank ingin kembali menjadi underground, yang belum dikenal oleh
siapa-siapa, yang belum terkenal. Inilah pertama kalinya Slank ke Amerika. Ketika di Las Vegas, Bimbim sempat
membuat sebuah lagu yang hasilnya ada di album berikutnya dari Slank.[butuh rujukan]
Tahun 2006 ditutup dengan sebuah pesta ulang tahun yang ke 23 berjudul 23rd Slank Indie Festival. Dengan dua
panggung, acara ini memang banyak mengambil musisi-musisi jalur Indie seperti Nidji, Steven n Coconut
Trezz, Suicidal Sinatra, The S.I.G.I.T, Sheila on 7 dll.

Pro-KPK digugat DPR[sunting | sunting sumber]


2007, Slank kembali mengeluarkan Slow But Sure. Inilah album yang bisa dibilang jawaban permintaan akustik
Slank. Di album ini, Slank bermain sangat sederhana. Tidak ada bunyi bising. Yang ada hanyalah suara-suara
bersahabat dari perkusi, gitar akustik dan selingan harmonika. Bimbim menyumbang satu lagu di lagu Me &
Reny dan ada satu lagu yang diciptakan oleh Bimbim di Las Vegas pada tahun 2006 yang dimasukan ke album ini
yaitu Sin City. Kemudian ada lagu My Scooter Love, diciptakan oleh Kaka. Di lagu ini bahkan bisa didengar di akhir
lagu suara Vespa Kaka. Ada juga lagu berjudul Lapindo yang mengkritisisasi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Sebelum lagu itu dimulai, Abdee berceramah sedikit terlebih dahulu. Namun lagu ini terkena sensor di bagian reff
nya. Karena ada kata yang mungkin tidak seharusnya dicantumkan di album tersebut. Namun, jika lagu ini di putar
di sebuah acara on air mingguan yang khusus memutar lagu-lagu Slank, lagu ini tidak di sensor. Dan ada
sebuah hidden track di lagu ini berjudul Lilo. Lagu ini tidak tercatat di album tersebut tapi liriknya terdapat
di booklet album. Lagu ini bisa didapatkan bila membeli software game Lilo. Single album ini adalah Cinta?, Slalu
Begitu, dan Sejak Kau Benci. Di versi VCD dan DVD semua lagu dibuat video klip nya. Bonus dari album ini adalah
sebuah boxer.[butuh rujukan]
Slank masih melanjutkan acara tour Ngedjinggo Bareng Slank di musim yang kedua ini bersamaan dengan
promo Slow But Sure. Slank kerap kali bermain dalam dua sesi, akustik dan elektrik. Bimbim kerap kali hanya
duduk di sebuah koyak yang terbuat dari kayu, dan kayu itu dijadikan perkusi untuk mengiringi lagu. Ketika lagu Me
& Reny, Slank melakukan rotasi. Kaka pindah ke drum dan Bimbim bermain gitar sambil bernyanyi.
Slank kemudian meraih hasil dari CD demo yang dibawa ke Amerika tahun 2006. Blues Saraceno bersedia untuk
menjadi produser Slank untuk perilisan album internasional pertamanya. Slank yang biasanya tampil di semua kota
dalam pergelaran musik Soundrenaline, tahun ini hanya mengambil jatah satu kota.
Hari-hari Slank di Amerika dimulai tanpa kehadiran Ridho yang harus menyusul karena masalah visa. Nama aslinya
yang berbau islami menjadi pertimbangan pihak Amerika untuk mengizinkan Ridho bisa ke Amerika. Maklum saja,
pasca isu teroris berkembang, Amerika selalu waspada dan sangat ketat dengan orang-orang yang berasal dari
negara Arab. Hal itu pula yang membuat Ridho kesulitan mendapatkan visa nya karena namanya yang berbau
Arab.
Rekaman Slank di Studio City Sound dimulai. Ada sepuluh lagu yang disertakan dalam album ini. Setelah Ridho
datang, maka rekaman pun disempurnakan dan Ridho cukup mengisi bagian gitar nya saja. Blues Saraceno yang
juga mantan guru gitar Ridho memberi banyak sekali masukan dan ide nya kepada Slank. Bimbim sempat membuat
sebuah lagu berjudul Hard For You yang kemudian masuk ke album Slank berikutnya pada tahun 2008.
Tahun 2008, Slank sempat akan digugat oleh DPR karena saat itu Slank aktif mendukung KPK dan sempat
memberikan CD yang berisi lagu-lagu Slank sebagai bentuk dukungannya dan aktif bersuara saat melakukan
pertunjukan. Namun ternyata ada lagu yang berjudul Gossip Jalanan (dari album PLUR, tahun 2005) yang dianggap
menyakiti lembaga tertentu.[9][10] Kasus tersebut sempat ramai dibicarakan, dan banyak dukungan datang untuk
Slank. Slank pun kerap dapat banyak permintaan membawakan lagu tersebut saat mereka melakukan pertunjukan.
Selesai rekaman album barunya di Amerika, Slank kemudian pulang ke Indonesia. Slank berkenalan dengan musisi
dari Jepang bernama The Big Hip. The Big Hip yang tinggal menyisakan dua orang personel tersisa melakukan
jamming di Potlot bersama Slank dan mereka sepakat untuk membuat sebuah album kolaborasi. The Big Hip
diboyong di pesta ulang tahun Slank ke-24 di Surabaya dengan titel From Slank With Love yang menampilkan Maia
Estianti, T2, Sarah Idol, Sherina, Astrid, Julia Perez, dan Nirina Zubir.

Generasi biru[sunting | sunting sumber]


Pada tahun 2009, Slank bermain film yang diberi judul Generasi Biru. Film ini bekerja sama dengan sutradara
handal Garin Nugroho. Filmnya menceritakan tentang perjalanan karier Slank dalam bentuk koreograpi. Para
personel Slank menjadi dirinya sendiri. Ada 3 unsur dalam film ini. Yang pertama adalah animasi, koreo, dan
dokumenter Slank yang kebanyakan mengambil scene pada acara Slankers Day. Banyak lagu Slank yang juga
diputar di film tersebut yang kemudian dirilis albumnya dengan tambahan dua lagu yaitu Slank
Dance dan Monogami. Di IMDB, nilai untuk film Generasi Biru mendapat nilai 7,4.

Nggak Ada Matinya[sunting | sunting sumber]


2013, di usia ke-30 tahun, Slank secara khusus menghadirkan beragam persembahan istimewa untuk Slankers
yang selalu setia mendampingi Slank dalam situasi apapun terdapat : Film layar lebar, konser Road To 30th, konser
akbar HUT 30th dan sebuah album terbaru Slank yang keseluruhannya merujuk pada satu jargon yaitu Slank
Nggak Ada Matinya. Ini adalah album ke-20, terdapat 11 buah lagu. Album ini pun diproduseri sendiri dengan
SLANK Record sebagai executive producer, PT. Virgo Ramayana Music & Entertainment sebagai distributor &
Slank Records/PT.Nadaku Musik sebagai publisher.
Mereka bekerja sama dengan KFC Indonesia & Music Factory. Album ini direkam selama ramadhan, 12– 31 Juli
2013 di studio Slank Rec, Potlot, yang direkam serta diramu-akhir oleh Nandathebreng. Mastering album dikerjakan
oleh Hok Laij. Album diedarkan dalam compact disc dan tersedia di seluruh store KFC se-Indonesia. Didalamnya,
Slank turut menyertakan Pidato Soekarno di awal lagu Ngindonesia (courtesy of Youtube).

Reuni[sunting | sunting sumber]


Slank satu panggung dengan mantan personelnya Pay (gitar), Reynold (gitar) dan Indra Q (keyboard,piano), yaitu
ketika merayakan ulang tahun ke 30 di Gelora Bung Karno, 13 Desember 2013. Minus Bongky yang belum pernah
turut dalam konser bersama.

Ngeslank Rame-Rame[sunting | sunting sumber]


Pada ulang tahun ke-31, Slank bekerja sama dengan Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara untuk
menggelar konser yang bertema Ngeslank Rame - Rame acara berlangsung dengan lancar dan meriah, banyak
bintang tamu yang hadir seperti Tata Janeeta , Poppy Sovia dll.

Serba-serbi[sunting | sunting sumber]


Slank adalah grup cinta damai dan pada kenyataanya Slank tidak saja berhasil merebut hati penggemar, tapi Slank
juga telah berhasil membangkitkan semangat dan solidaritas dari sebuah generasi untuk punya sikap. Dan Slank
memiliki kelompok penggemar yang fanatik dan kreatif, yang dikenal sebagai Slankers dan penggemar cewek
dikenal dengan sebutan SLANKY [4].
Slank Fan Club[sunting | sunting sumber]
Slank Fan Club (SFC) adalah club resmi yang dibentuk oleh manajemen Slank untuk menampung para penggemar
fanatik Slank. Slankers Club yang merupakan wadah para Slankers terbentuk ketika Slank melakukan Konser Piss
30 kota pada tahun 1998. Bunda Iffet, sebagaimanager Slank melihat komunitas Slankers yang sudah ada harus di
berdayakan. Oleh sebab itu ketika Slank konser di Malang, sekumpulan Slankers itu di pangil oleh Bunda untuk di
beri pengarahan. Tercetuslah ide Bunda untuk memberikan wadah untuk Slankers yang sekarang diberi nama
Slank Fans Club.[11].
Saat konser di Southorn Stadium, Hong Kong, Slank meresmikan pembentukan kelompok slankers di Hong Kong.
Peresmian Community Slankers Hong Kong (Comsho) itu ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Bimbim dan
Bunda Ifet.[2]
Buletin Slank[sunting | sunting sumber]
Untuk menyampaikan informasi kepada para Slanker, Slank dan manajemennya memutuskan untuk membuat
sebuah newsletter yang kemudian disebut dengan nama Buletin Slank. Buletin ini berisi jadwal, kisah-kisah pendek
perjalanan tur panggung slank dan sebagainya. Nama buletin sendiri dipakai sebagai simbol agar para slanker
melingkari (buletin) jadwal kegiatan slank di kalender kegiatan mereka masing-masing.
Buletin Slank inilah yang kemudian berkembang menjadi Koran Slank.
Koran Slank[sunting | sunting sumber]
Koran Slank diterbitkan pertama kali pada 10 Maret 2002.
Trivia[sunting | sunting sumber]

 Hampir 90% lagu-lagu Slank diciptakan oleh Bimbim.


 Ketika Bimbim di operasi, Slank tetap bermain di acara on air di televisi tanpa Bimbim. Bimbim menonton
teman-temannya bermain dari televisi.
 Menurut Ivan, Abdee pernah menendang sampai terjatuh ampli dan headnya karena kesal terhadap sound gitar
nya yang tidak sesuai dengan yang diinginkannya.
 Abdee dan Ivan berasal dari satu band yaitu Flash. Dan Ivan lah yang merekomendasikan Abdee untuk mengisi
kepergian Reynold yang hengkang pada tahun 1996
 Ridho memiliki sebuah tempat usaha Futsal
 Kaka adalah seorang rocker yang hanya tamat Sekolah Dasar. Dia drop out saat SMP
 Cita-cita awal Kaka adalah menjadi seorang pemain sepak bola
 Bongky, Indra dan Pay membentuk sebuah band bernama BIP setelah keluar dari Slank
 Ketika Bimbim bernyanyi di sebuah konser, hampir dipastikan seluruh Slanker duduk.
 Bunda Iffet pernah menulis sebuah buku pada 2004 dan diberi judul Bundaku Sayang
 Selain sebagai gitaris, Ridho juga bermain keyboard untuk lagu-lagu Slank yang menggunakan piano/keyboard.
Hal itu dikarenakan karena di antara personel Slank, Ridho lah yang paling fasih memainkan alat musik
tersebut
 Pada tahun 2002, Abdee pernah melakukan jam session dengan gitaris kenamaan, Paul Gilbert. Meski hanya
beberapa menit. Dan pada tahun 2006, Abdee menjadi opening artist di konser Paul Gilbert di Ancol bersama
sama dengan Eet Sjahranie(Edane), dan John Paul Ivan (Eks. Boomerang (band)) dengan membawakan lagu
Juwita Malam karya Ismail Marzuki.
 Slank kerap kali membagikan bonus disetiap album yang di rilisnya. Bonus nya bervariasi. Dari mulai sticker,
kalender, poster, masker, pick guitar, boxer, tali handphone, kaus, dan bahkan kondom. Hal itu dimaksudkan
agar orang terutama Slanker membeli produk aslinya.
 Slank adalah band indie, karena merekalah yang menjadi produsernya sendiri
 Lagu Slank berjudul Lagi Gampang (album Tujuh), diaransemen ulang oleh penyanyi wanita Melanie Soebono,
yang juga merupakan anak dari promotor Adrie Soebono
 Slank mempunyai crew yang diberi nama Jaddah Slank
 Abdee pernah menjadi konsultan gitar di majalah GitarPlus dari tahun 2004-2006. Disitu, pembaca boleh
mengirimkan pertanyaan seputar gitar dan dijawab langsung oleh Abdee
 Lagu Slank berjudul Terlalu Manis masuk dalam 30 Lagu Akustik Wajib Kulik versi majalah GitarPlus Mei 2005
 Lagu Slank berjudul Juwita Malam pun pernah masuk dalam lagu yang diaransement ulang terbaik versi
majalah yang sama, GitarPlus
 Album pertama Slank, Suit-suit... He He (tahun 1990), diakui oleh beberapa musisi sebagai album favoritnya.
Sebut saja Iman (J-Rocks,Funky Kopral), Opet Alatas (Tiket,GIGI), dan gitaris Eet Sjahranie (Edane,God Bless)
 Ridho pernah memberikan gitar kepada Eet Sjahranie. Gitar yang diberikan adalah gitar endorsement nya
Ridho.
 Para personel Slank mempunyai hobby olahraga yang sama yaitu Sepak bola dan pernah mendirikan SSC
(Slank Soccer Club)
 Abdee juga sempat tercatat pernah membantu Sherina, untuk mengisi permainan gitar slide nya di lagu berjudul
Sendiri
 Lagu Slank berjudul Memang, Pulau Biru, dan Terbunuh Sepi masuk dalam 150 Lagu terbaik sepanjang masa
versi majalah Rolling Stone Indonesia
 Album Slank Suit-suit... He he dan Kampungan masuk ke dalam 150 Album Terbaik Sepanjang Masa versi
majalah Rolling Stones Indonesia
 Album The Big Hip pun masuk sebagai album terbaik di 2008 versi majalah Rolling Stone Indonesia

Anda mungkin juga menyukai