NAMA : YULIANTI
NIM : 1900082
SEMESTER : III (TIGA)
DOSEN : DR. RORRY PRAMUDYA, S.H., M.H.
keadilan di Pengadilan Tata Usaha Negara terdapat tata cara yang diatur sesuai
Negara (PTUN) dalam Negara Hukum Negara Indonesia adalah negara hukum.
Sebagai negara hukum, berarti di negara kita hukumlah yang mempunyai arti
terlebih dahulu oleh hukum. Karena negara Indonesia merupakan negara hukum,
norma hukum dan peraturan-peraturan hukum harus ditaati, juga oleh pemerintah
1
EndraWijaya, PengantarHukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Pusat Kajian Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Pancasila, Jakarta, 2013. h. 1.
norma atau hukum. Karena itulah, istilah nomokrasi erat hubungannya
dengan ide kedaulatan hukum atau prinsip hukum sebagai kekuasaan yang
tertinggi.
lembaga yang diberi tugas dan kewenangan untuk menyatakan dengan suatu
berfungsi untuk mengisi apa sesungguhnya makna negara hukum itu. Dalam
peran peradilan TUN sebagai bagian dari system peradilan di Indonesia menjadi
1. Bagi yang tidak pandai baca tulis, dibantu oleh panitera untuk
merumuskan gugatan.
2. Penggugat dapat mengajukan gugatannya melalui pengadilan yang
paling dekat kediamannya.
2
Ibid, h. 2-3.
3
Budi Sastra Panjaitan, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Manhaji dan
Fakultas syariah universitas Islam Negeri Sumatera Selatan, Medan, 2016. h. 7
4
Ibid, h. 7-8.
3. Bagi yang tidak mampu secara ekonomi dapat berperkara secara cuma-
cuma (prodeo).
4. Badan atau pejabat TUN yang dipanggil sebagai saksi wajib datang
sendiri.
5. Untuk kepentingan mendesak dapat dilakukan pemeriksaan dengan
cara tepat.
UU Nomor 51 Tahun 2009 bahwa: “Sengketa tata usaha negara adalah sengketa
yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum
perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di
Dalam ide kedaulatan hukum atau prinsip hukum sebagai kekuasaan yang
tertinggi, yang sesungguhnya dianggap sebagai pemimpin adalah hukum
itu sendiri, bukannya orang. Dari bukunya Plato yang berjudul Nomoi,
yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan The Laws, dapat
diperoleh gambaran dengan jelas bahwa ide nomokrasi itu sesungguhnya
telah ada sejak lama dikembangkan, yaitu sejak zaman Yunani kuno.
sengketa tata usaha negara adalah KTUN yang dikeluarkan oleh badan atau
pejabat tata usaha negara yang mengandung unsur bertentangan dengan peraturan
5
Endra Wijaya, Op. Cit., h. 16.
6
Ibid.
7
Endra Wijaya, Loc. Cit.
8
Ridwan, Beberapa Catatan tentang Peradilan Tata Usaha Negara di Inosnesia, Jurnal
Hukum, volume 9, 2002, h. 70.
sewenang-wenang. Dalam proses peradilan tata usaha negara Ridwan9
berpendapat bahwa: Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara selalu ditempatkan
“Tergugat adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan
kepadanya, yang digugat oleh orang atau badan hukum perdata”. Menurut Budi
meliputi :
berbeda antara badan atau pejabat TUN dengan warga masyarakat dalam ranah
Tim Revisi UU PTUN mengusulkan agar objek gugatan diperluas lagi meliputi
tindakan-tindakan hukum publik. Sekilas usulan paulus ini dapat diterima dengan
baik karena berarti akan terbuka peluang yang lebih luas bagi masyarakat untuk
9
Ibid, h. 74.
10
Budi Sastra Panjaitan, Op. Cit., h. 15
11
Budi Sastra Panjaitan, Loc. Cit.
12
Ridwan, Loc, Cit.
menggugat berbagai tindakan hukum public, namun apabila usulan tersebut
diterima, maka akan terjadi pencampur adukan proses peradilan atau melampaui
bahwa :
putusan pengadilan tersebut, satu hal yang perlu diperhatikan adalah harus
memuat ketentuan saksi yang tegas dalam undang-undang PTUN. Salah satu
memuat tentang pemberian sanksi bagi tergugat yang kalah perkara. Memuat
normativisasi tidak cukup hanya sekedar memuat perintah dan larangan. Dibalik
larangan menurut Ridwan14 harus ada ketentuan sanksi atas ketidak patuhan.
Sanksi hukum sampai saat ini masih merupakan alat yang paling ampuh untuk
menjaga wibawa atau dengan kata lain agar setiap orang patuh terhadap hukum.
13
Yos Johan Utama, Membangun Peradilan Tata Usaha Negara Yang Berwibawa,
disampaikan pada saat Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam rangka Peresmian
Penerimaan Jabatan Guru Besar Ilmu Hukum pada Fakultas Universitas Diponegoro di Jawa
Tengah, Jawa Tengah, h. 9.
14
Ridwan, Op. Cit., h. 78
ketidakadilan di pihak masyarakat, oleh karena itu harus ada lembaga lain yang
dikontrol oleh lembaga legislatif dan secara yuridis dikontrol oleh lembaga
pejabat administrasi negara itu sendiri, juga sebagai lembaga penegakan hukum
sebagai hukum tertulis adalah tidak dapat menampung semua persoalan dan tidak
lebih penting lagi sebagai langkah penyempurnaan menuju proses peradilan yang