Anda di halaman 1dari 4

UAS HUKUM ACARA PTUN

Nama : Indra Hanafy

Nim : 2035536

Kelas : Babusalam

Ketentuan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara dari pendekatan praktis
digunakan untuk merelefansikan peratu undang-undang yang menjadi dasar
bekerjanya Pengad TUN yakni UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Us
Negara

sebagaimana telah dirubah sebanyak dua kali dengan No. 9 Tahun 2004 junto
UU. No.51 Tahun 2009.

Dengan penggunaan istilah Hukum Acara Peratun dapat memudahkan mengetahui


formil hukum di acara hukum dari dan yang tersedia di lingkungan Bada Peradilan
Tata Usaha Negara.

Namun dari segi pendekatan akademik, dijumpai beberap istilah lain yang
dianalogkan dengan hukum acara peradilan tat usaha negara, yaitu Hukum Acara
Peradilan

Administrasi, Hukum Acara Peradilan Administrasi Negara Hukum Acara Peradilan


Tata Usaha Pemerintahan. Pengguna istilah-istilah tersebut, tidak terlepas dari
adanya penggunaan beberapa istilah tentang administrasi hukum yang dipergunakan
pada kurikulum fakultas-fakultas hukum oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia,
sehingga turut berpengaruh pula tentang.

Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara

peristilahan hukum acara yang dimaksudkan sebagai hukum formal di lingkungan


Pengadilan Tata Usaha Negara.

Apa yang dimaksudkan dengan hukum acara? Tidak lain adalah hukum formil yang
mengatur tentang bagaimana cara menegakkan hukum materil dalam suatu proses
peradilan di muka pengadilan

Mengenai pengertian Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, terdapat beberapa
pendapat, antara lain, oleh Rozali Abdullah (2007:1-2) merumuskan bahwa Hukum
Acara Peradilan Tata Usaha Negara adalah rangkaian peraturan-peraturan yang
memuat cara bagaimana orang harus bertindak terhadap dan di muka pengadilan dan
bagaimana pengadilan itu harus bertindak, satu sama lain untuk melaksanakan
berjalannya peraturan hukum tata usaha negara (hukum administrasi negara)

Lebih lanjut dikatakan bahwa hukum acara peratun adalah hukum yang mengatur
cara-cara bersengketa di peradilan tata usaha negara, serta mengatur hak dan
kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam proses penyelesaian sengketa (Rozali, ibid).

Pengertian Hukum Acara Peratun yang dirumuskan oleh Rozali Abdullah tersebut,
terlampau luas, sehingga perlu disederhanakan untuk memudahkan orang
memahami.

Penulis berpendapat bahwa Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, adalah
norma-norma hukum yang mengatur ntang proses penegakan hukum tata usaha
negara materil di lingkungan Pengadilan Tata Usaha Negara.

Dengan pengertian rumusan yang demikian, maka dengan mudah dipahami bahwa
yang dimaksud dengan hukum acara peradilan tata usaha negara adalah segala
norma-norma hukum yang terkait dengan pengaturan tentang proses berjalannya
peradilan di muka pengadilan tata usaha negara.

Ide dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara adalah untuk menyelesaikan sengketa
antara pemerintah dengan warga negaranya dan pembentukan lembaga tersebut
bertujuan mengkontrol secara yuridis (kontrol yudisial) tindakan pemerintahan yang
dinilai melanggar ketentuan administrasi (maladministrasi) ataupun perbuatan yang
bertentanga dengan hukum (abuse of power). Eksistensi Peradilan Tata Usaha
Negara diatur dalam peraturan perundang-undangan yang khusus yakni, Undang-
Undang No.5 Tahun 1986 Tentang PTUN yang kemudian dirubah dengan Undang-
Undang No.9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan terakhir yang diubah dengan
Undang-undang No.51 tahun 2009 dirasa sudah memenuhi syarat untuk menjadikan
lembaga PTUN yang profesional guna menjalankan fungsinya melalui kontrol
yudisialnya.

Philipus M. Hadjon menyatakan bahwa perlindungan hukum bagi rakyat dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum
represif. Perlindungan hukum preventif adalah perlindungan hukum dimana rakyat
diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan (inspraak) atau pendapatnya
sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang preventif bertujuan
untuk mencegah pengajuan keberatan, sedangkan sebaliknya perlindungan hukum
yang represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Perlindungan hukum yang
bersifat preventif sangat besar artinya bagi tindakan pemerintah yang berlandaskan
pada kebebasan bertindak, karena dengan adanya perlindungan hukum yang
berlandaskan diskresi. Dalam kajian Hukum Administrasi Negara, tujuan
pembentukan pajak Negara (Peradilan Tata Usaha Negara) adalah: defenitif,
1. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat yang bersumber dari hak-
hak individu.
2. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang berbasis pada
kepentingan bersama dari individu yang hidup dalam masyarakat tersebut.

Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha


Negara, perlindungan hukum akibat dikeluarkannya ketetapan (beschiking) dapat
ditempuh melalui dua jalur, yaitu melalui banding administrasi atau upaya administrasi
dan melalaui peradilan. Menurut Sjahran Basah perlindungan hukum yang diberikan
merupakan qonditio sine qua non dalam menegakan hukum. Penegakan hukum
merupakan qonditio sine qua non pula untuk mewujudkan fungsi hukum itu
sendiri. Fungsi hukum yang dimaksud adalah:

 Arahan, sebagai pengarah dalam membangun untuk membentuk masyarakat


yang hendak dicapai dengan tujuan kehidupan bernegara;
 Integratif, sebagai pembina kesatuan bangsa;
 Stabilitatif, sebagai pemelihara dan menjaga keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat;
 Perfektif, sebagai penyempurna baik terhadap sikap tindak badan negara
maupun tindak warga apabila terjadi pertentangan dalam kehidupan bernegara
dan bermasyarakat;
 Korektif, sebagai pengoreksi atas sikap tindak baik negara maupun warga
apabila terjadi konflik hak dan kewajiban untuk mendapatkan keadilan

Kantor Hukum, Advokat, Pengacara yang menangani perkara Hukum Tata Usaha
Negara atau disingkat Perkara TUN. Yang dimaksud perkara / kasus TUN adalah
perkara / kasus hukum yang masuk kedalam lingkungan peradilan di bawah
Mahkamah Agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara. Sengketa Tata Usaha Negara
adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau
badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat
maupun di daerah.

Sengketa perkara tata usaha negara ini diselesaikan di Pengadilan Tata Usaha
Negara dengan mengajukan gugatan tertulis yang berisi tuntutan agar Keputusan
Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan
atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi. Sedangkan yang
dimaksud dengan gugatan TUN adalah permohonan yang berisi tuntutan terhadap
badan atau pejabat tata usaha negara dan diajukan ke pengadilan untuk
mendapatkan putusan. Sehingga yang menjadi tergugat adalah badan atau pejabat
tata usaha negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang ada
padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang digugat oleh orang atau badan
hukum perdata

Di bawah ini adalah beberapa kasus hukum yang penanganannya melalui Peradilan
Tata Usaha Negara, adalah sebagai berikut :

+ PEMBERHENTIAN PNS
+ PEMBERHENTIAN TNI & POLRI
+ PEMBERHENTIAN PEJABAT DAERAH
+ PEMBERHENTIAN PAMONG DESA
+ GUGATAN PEMBATALAN SERTIFIKAT TANAH
+ PENURUNAN PANGKAT JABATAN
+ PENOLAKAN PELANTIKAN PEJABAT
+ DAN LAIN SEBAGAINYA

Kasus apa saja yang diselesaikan di Peradilan Tata Usaha Negara?

 Penggelapan & Penipuan.

 Pencemaran Nama Baik.

 Kasus Penganiayaan.

 Pemerasan & Pengancaman.

 Perselingkuhan / Perzinahan.

 Tindak Pidana Pencabulan.


 Kasus Perusakan Barang.

 Kecelakaan Lalu Lintas.

Anda mungkin juga menyukai