Anda di halaman 1dari 24

HUKUM TATA USAHA

NEGARA

DOSEN

Dr. ROSMERY ELSYE. S.H. M.Si


Definisi hukum tata negara
• sebagai hukum dan cabang ilmu pengetahuan
hukum di antara para ahli hukum. Perbedaan
ini bisa disebabkan perbedaan perspektif para
ahli dan perbedaan sistem hukum yang dianut
oleh oleh negara yang dijadikan objek
penelitian.
Pengertian Hukum Tata Usaha
Negara
Sebagai peradilan tata usaha negara atau PTUN peradilan
tersebut memiliki peranan yang penting untuk hukum di
Indonesia
Hukum tata usaha negara
• adalah serangkaian kaidah, norma, dan
prinsip hukum yang mengatur
penyelenggaraan hukum administrasi
negara. Pada hukum Indonesia,
kekuasaan hukum tata usaha negara
diselenggarakan oleh sebuah Peradilan
Tata Usaha Negara di dalam lingkungan
Mahkamah Agung.
ASas
1. Asas praduga keabsahan (rechtmatig; vermoeden
van rechtmatigheid; preasumtio iustae causa):
setiap tindakan penguasa selalu harus dianggap sah (rechtmatig)
sampai ada pembatalannya. Dalam penerapannya, gugatan tidak
menunda atau menghalangi dilaksanakannya keputusan serta
tindakan yang dilakukan oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara.
Dengan demikian, pihak yang mengajukan gugatan ke PTUN tetap
harus mematuhi KTUN yang digugat tersebut, selama KTUN itu
belum dinyatakan tidak sah (onrechtmatig) melalui putusan PTUN
yang sudah berkekuatan hukum tetap.
2. Asas gugatan tidak menunda pelaksanaan
keputusan: penggugat dapat mengajukan permohonan agar
pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama
pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai
ada putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum yang
tetap, sehingga dapat memberikan perlindungan hukum terhadap
kepentingan penggugat dalam mengajukan permohonan
pelaksanaan KTUN
Hukum tata usaha (administrasi)
negara adalah
hukum yang mengatur kegiatan administrasi negara.
Yaitu: hukum yang mengatur tata pelaksanaan
pemerintah dalam menjalankan tugasnya .
hukum administarasi negara memiliki kemiripan
dengan hukum tata negara.kesamaanya terletak
dalam hal kebijakan pemerintah ,sedangkan dalam
hal perbedaan hukum tata negara lebih mengacu
kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang
digunakan oleh suatu negara dalam hal pengaturan
kebijakan pemerintah,untuk hukum administrasi
negara dimana negara dalam “keadaan yang
bergerak”.
Hukum tata usaha negara juga sering disebut HTN
dalam arti sempit.

Dalam arti luas hukum tata negara meliputi Hukum


Administrasi Negara dan Hukum Tata Usaha Negara, sedangkan dalam
arti sempit yaitu Hukum Tata Negara tersebut. Berbicara mengenai
Hukum Tata Usaha Negara, maka tidak akan lepas dengan adanya
peradilan Tata Usaha Negara.
Fungsi peradilan tata usaha
negara
• memiliki berbagai beberapa tujuan dan juga
fungsi yang penting dalam hukum di
Indonesia.
Hukum Administrasi Negara (HAN) berasal dari

Belanda yang disebut Administratif recht atau


Bestuursrecht yang berarti Lingkungan
Kekuasaan/ Administratif diluar dari legislatif dan
yudisil.
Di beberapa negara terdapat istilah atau
penyebutan lain mengenai hukum administrasi
negara ini, diantara: di Perancis disebut Droit
Administrative, di Inggris disebutAdministrative
Law, di Jerman disebut Verwaltung recht, dan di
Indonesia sendiri banyak istilah yang digunakan
 untuk mata kuliah ini seperti Hukum Tata Usaha
Negara, Pengantar Hukum Administrasi, Hukum
Administrasi Negara, dll.
Pengertian Hukum Tata Usaha
Negara Menurut Para Ahli 
1. E. Utrecht dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Hukum Administrasi” memberikan
 gambaran mengenai Pengertian Hukum Tata
Usaha Negara ialah (hukum administrasi, hukum
pemerintahan) menguji perhubungan-
perhubungan hukum istimewa yang diadakan
akan memungkinkan para pejabat (ambtsdragers)
(tata usaha negara, administrasi) melakukan tugas
mereka yang istimewa. pada cetakan pertama
memakai istilah “Hukum Tata Usaha Indonesia”,
kemudian pada cetakan kedua menggunakan
istilah “Hukum Tata Usaha Negara Indonesia”, dan
pada cetakan ketiga menggunakan istilah “Hukum
Administrasi Negara Indonesia”.
Dengan adanya peradilan tata usaha
negara itu sendiri ada beberapa hal yakni
adanya pihak yang memmberikan perlindungan hak hak atas rakyat
sebagai hak hak individu mereka, kemudian pihak tersebut juga
memberikan perlindungan terhadap hak hak masyarakat yang berdasar
kepada kepentingan bersama berabgai pihak dari individu yang hidup
dalam masyarakat tersebut.
2.Prof.Dr.J.H.A. Logemann dalam bukunya staatsrecht van Nederlands Indie, memberikan
definisi dari Pengertian Hukum Tata Negara adalah hukum tersebut mengatur hubungan-
hubungan hukum dengan warga masyarakat dan antara alat pemerintahan yang satu dengan
yang lainnya, serta dipertahankan dan diberi sanksi oleh pemerintah sendiri.
3.Djuial Haesen Koesoemaatmadja dalam bukunya Pokok-pokok Hukum TataUsaha Negara,
menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara dengan alasan sesuai dengan Undang-
undang Pokok Kekuasaan Kehakiman No. 14 tahun 1970.
4.Prajudi Armosudidjo, dalam prasarannya di Musyawarah Nasional Persahi tahun 1972 di
Prapat mengunakan istilah Peradilan Administrasi Negara.
5.W.F. Prins dalam bukunya Inhiding in het Administratif recht van Indonesia, menggunakan
istilah, Hukum Tata Usaha Negara Indonesia.
Pengertian Hukum Acara Tata Usaha Negara

seperangkat aturan yang mengatur tentang cara bagaimana bertindak


dimuka pengadilan untuk mempertahankan haknya dihadapan
Pengadilan Tata Usaha Negara.
Menurut Prajudi Atmosudirjo, tujuan adanya
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) adalah

untuk mengembangkan dan memelihara administrasi negara yang


tepat menurut undang-undang atau hukum atau tepat secara
fungsional atau akan berfungsi secara efisien.
Dasar Hukum Acara Tata Usaha Negara

Adapun yang menjadi dasar hukum


peraturan hukum acara tata usaha negara,
yaitu :
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
 PP Nomor 43 Tahun 1991 Tentang Ganti
Rugi dan Tata Cara Pelaksanaanya Pada
PTUN
Sengketa Hukum Acara Tata Usaha Negara

Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Jo


Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul antara orang atau
badan hukum perdata baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dari
dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan kata lain, dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha
Negara (KTUN) atau beschikking merupakan dasar dari
lahirnya sengketa Tata Usaha Negara. Adapun yang menjadi
ciri-cirinya adalah :

• Dikeluarkan oleh pejabat tata usaha


negara
• Penetapan tertulis
• Berisi tindakan hukum tata usaha negara
• Bersifat konkrit, individual dan final
• Menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang
Penyelesaian Sengketa Hukum Acara Tata Usaha
Negara

Adapun alur penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara, yaitu :


1. Upaya Administratif
• Proses upaya administratif ini terdiri dari dua bentuk, yaitu :
a. Keberatan
Apabila penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan
oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan
Keputusan Tata Usaha Negara.
b. Banding administrasi
Banding administrasi adalah upaya hukum yang dilakukan
masyarakat sebelum proses peradilan ditempuh dimana upaya ini
dilakukan oleh instansi yang bersangkutan yang mengeluarkan
Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN). Contoh : Komisi Banding
Merk berdasarkan PP No. 32 Tahun 1995 sehubungan dengan
adanya Undang-Undang Nomor  19 Tahun 1992 tentang Merk.
2. Melalui Peradilan Tata Usaha Negara

• Penyelesaian sengketa melalui Peradilan Tata Usaha Negara dilakukan


apabila seluruh upaya administrasi sudah digunakan. Adapun urutan
pemeriksaan sidang Tata Usaha Negara adalah sebagai berikut ini :

a.Pembacaan gugatan
b.Jawaban
c.Replik
d.Duplik
e.Pembuktian
f.Kesimpulan
g.Putusan.
Penggugat
• adalah orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan TUN sesuai dengan
Pasal 53 ayat 1 Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004, berbunyi: “
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus dan menyelesaikan di tingkat pertama
sengketa tata usaha negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48
”.
Sengketa PTUN
Berdasarkan Pasal 1 angka 4 UU Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha negara, yang dimaksud
dengan Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa
yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara
orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di
daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata
Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pada perubahan kedua melalui UU No. 51 Tahun 2009
difinisi sengketa PTUN terdapat pada Pasal 1 angka 10
UU, difinisinya sama hanya berubah pada kedudukan
angka yang semula terdapat pada Pasal 1 angka 4 UU
5/1986, berubah pada Pasal 1 angka 10 pada UU
51/2009.
Objek PTUN
Berdasarkan ketentuan Paal 53 ayat (1) jo Pasal 1 angka 4 jo Pasal 3 UU No. 5
Tahun 1986, Objek PTUN berupa sengketa tata usaha negara, antara lain:

1.Pasal 1 angka 3: Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis
yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final,yang menimbulkan akibat hukum
bagi seseorang atau badan hukum perdata;

2.Pasal 3 UU No.5/1986, antara lain:


a. Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan,
sedangkan hal itu menjadi kewajibannya,maka hal tersebut disamakan dengan
Keputusan Tata Usaha Negara.
b. Jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan
yang dimohon, sedangkan jangka waktu sebagaimana ditentukan data peraturan
perundang-undangan dimaksud telah lewat,maka Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan keputusan yang
dimaksud.
c. Dalam hal peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak menentukan
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat(2), maka setelah lewat jangka
waktu empat bulan sejak di terimanya permohonan,Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan
penolakan.
Subjek PTUN
Bila memperhatikan objek  Sengketa PTUN di
atas, subjek PTUN terdiri dari para pihak yang
berperkara, pihak yang berperkara adalah orang
atau badan hukum perdata yang merasa
dirugikan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai
akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha
Negara.
Kompetensi pengadilan

Kompetensi absolut PTUN adalah


untuk memeriksa, mengadili, dan
memutuskan sengketa yang timbul dalam
bidang tata usaha negara antara seseorang
atau badan hukum perdata dengan badan
atau pejabat tata usah negara akibat
dikeluarkannya suatu Keputusan TUN,
termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sementara itu, kompetensi relatif PTUN
menyangkut kewenangan sebuah Pengadilan
TUN yang mana yang berwenang untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai