NAMA : INDRIANI
NIM : 20.00009
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) adalah lembaga yang bertugas dan
merupakan Salah satu lembaga peradilan di Indonesia. Senada dengan hal tersebut
(mendapat) hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Ini artinya bahwa
Johan Utama sesuai dengan UU No 5 tahun 1986 tentang PTUN yang dimana jika
hal tersebut sudah dimuat dalam Undang-Undang berarti hal tersebut tidak
disini Yos Johan Utama belum mengutip tentang fungsi-fungsi lembaga peradilan
tersebut. Dan dari pendapat Rifka Yudhi dapat kita lihat bahwa dia sudah
menjelaskan tentang Kewenangan yang dimana setiap lembaga harus ada batas
1
Yos Johan Utama, Membangun Peradilan Tata Usaha Negara Yang Berwibawa,
Disampaikan pada saat Pidato Pengukuhan Guru Besar Yos Johan Utama Universitas Diponegoro
di Semarang, Jawa Tengah pada hari jumat tanggal 13 desember 2019. h. 3.
2
Rifka Yudhi, Dimensi kegentingan yang memaksa atas hak presiden dalam penetapan
peraturan pemerintah pengganti undang-undang (studi komparatif penetapan perppu masa
kemerdekaan-pasca reformasi), Tesis, Program pascasarjana magister universitas bandar lampung,
2017, h. 16.
Sementara itu disini Sunita Zalpuri3 juga menjelaskan tentang kekuasaan
The Court scrutinizes the executive act for determining the issue as to
whether it is within the scope of the authority or power conferred on the
authority exercising the power. For this purpose the ultra vires rules
provides much assistance in the Court. Where the act of the executive or
administration is found ultra virus the Constitution or the relevant Act, it
is declared ultra virus and, therefore, void.
Dapat kita lihat pada paragraf di atas bahwa dari pendapat Sunita Zalpuri Sudah
bahwa aspek yuridis merupakan aspek yang pertama dan utama dengan
mengatakan:
kembali menyatakan bahwa PTUN ini mendapat tugas khusus yakni sebagai salah
satu badan peradilan yang memberi akses keadilan bagi pencari keadilan di bidang
Decision that giving negative effect for society or the object of the application on
menjelaskan fungsi dan tujuan adanya Lembaga Peradilan Tata Usaha Negara.
Namun ia tidak mencantumkan secara rinci dan jelas sehingga menurut saya bisa
yaitu Tindakan Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang dapat digugat di PTUN
diatur dalam Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 3 UU No 5 Tahun 1986, sedangkan
7
Kadek Agus Sudirawan, Gusti Ngurah Wairocana Dan Bagus Hermanto, Are There
Obstacles after the Administrative Court Absolute Competence Extension of Indonesia, Varia
Justicia Udayana University, Indonesia,2020, Volume: 16, hal. 157.
8
Yos Johan Utama, Loc.Cit.
9
Kadek Agus Sudirawan, Gusti Ngurah Wairocana Dan Bagus Hermanto, Loc.Cit.
10
Ridwan, Despan Heryansyah dan Dian Kus Pratiwi, Perluasan Kompetensi absolut
pengadilan tata usaha negara dalam undang-undang administrasi pemerintahan, Fakultas Hukum
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Volume 25, 2018, h. 344.
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, UU No 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan
UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dirasa sudah
tidak relevan dengan perkembangan masyarakat, sehingga harus
diperbaharui, yakni melalui hadirnya Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Sementara tindakan pemerintah
dalam menjalankan pemerintahan juga harus diberikan acuan. Maka
substansi Undang-Undang Administrasi Pemerintahan ini memberikan
banyak kewenangan baru kepada PTUN. Banyak pihak yang menyebutnya
sebagai hukum acara materil PTUN.
Saat saya membaca kutipan diatas ini rasanya pendapat yang sulit
mengatur sebagian KTUN dan Prosedur KTUN saja jadi relevan nya UU
dilihat juga perbedaan terhadap 3 aspek yang diatur dalam UU PTUN dan UU AP,
yaitu:
11
Ibid, h. 345.
kepada UU PTUN. Implikasi dari Pengaturan terhadap hakikat KTUN dalam UU
kewenangan PTUN.
Dapat kita lihat pembantahan dari pendapat Ridwan yaitu pada pidato Yos
Johan Utama12 yang berbunyi Putusan PTUN mempunyai karakteristik khusus. Putusan
pengadilan mempunyai kekhasan dibandingkan dengan putusan pada peradilan yang lain,
sebab putusan PTUN tidak memberikan ruang yang luas dengan segala disparatis
keadilannya. Yos Johan Utama13 kembali menekankan pada sisi yang sama dengan
sistem Peradilan lainnya, sistem PTUN dalam produk sistemnya yaitu putusan berusaha
mengatakan
sama lain untuk melaksanakan berjalannya peraturan Hukum Tata Usaha Negara.
12
Yos Johan Utama, Op. Cit, h. 9-10.
13
Ibid
14
Kadek Agus Sudirawan, Gusti Ngurah Wairocana Dan Bagus Hermanto, Loc. Cit.
15
Rozali Abdulah, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Cetakan Ketiga,
Rajawali Grafindo Persada, Jakarta, 1994. h. 1-2.
Pendapat selaras juga dikemukakan oleh Nur Yanto16 dalam bukunya Hukum
sengketa Tata Usaha Negara. Sedangkan menurut Dinda Tri Haryati17 Hakim
pemerintahan yang baik karena para hakim dalam menerapkan hukum hakim
bertindak sebagai penemu hukum dan sebagai benteng keadilan. Dinda Tri
5 Tahun 1986 juga merumuskan sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha
16
Nur Yanto, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Mitra Wacana Media,
Jakarta, 2015. h. 2.
17
Dinda Tri Haryati, Loc. Cit.
18
Ibid
19
Ridwan, Despan Heryansyah dan Dian Kus Pratiwi, Op. Cit, h. 344.