Anda di halaman 1dari 4

Nama : Marselina Ndaku Ratu

NIM : 1321045
Mata kuliah :Hukum Administrasi Negara

Menganalisis surat tugas dari Dekan kepada Dosen

Apakah surat tugas yang di berikan Dekan kepada dosen tidak dilaksanakan dapat di gugat di
PTUN?

Surat Tugas yang dimaksud jika tidak di laksanakan tidak berakibat hukum karena surat tugas
yang di berikan Dekan universitas hanya berdampak pada jabatan dosen/fungsinya.
Surat tugas tersebut bisa di berikan kepada dosen lain untuk melaksanakan Tugas. Perlu di
perhatikan Perundang-undangan tidak mengatur secara khusus mengenai surat tugas. Meskipun
demikian surat tugas ditemui dalam Undang-undang No.23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian
yang dimaksud dalam UU tersebut hanya dalam konteks tanda pengenal1. Keabsahan surat tugas
di tentukan secara umum,ditentukan oleh pihak yang mengeluarkan. Jadi,tidak dapat melakukan
gugatan di Peradilan Tata Usaha Negara walaupun demikian terutama berkaitan dengan lahirnya
UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (UU Pendidikan Tinggi). Berdasarkan
Undang-Undang ini, perguruan tinggi swasta (PTS) tidak sepenuhnya lepas dari tanggung jawab
Menteri. Tentang pendirian misalnya Pasal 60 ayat (2) UU Pendidikan Tinggi tegas
menyebutkan PTS didirikan setelah mendapat izin Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Selain
kewenangan Menteri, Undang-Undang ini juga menyinggung tentang Badan Penyelenggaraanan.
Objek sengketa Tata Usaha Negara adalah keputusan yang dikeluarkan oleh badan atau Pejabat
tata usaha negara2. Merujuk pada UU No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas UU
No.51 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara pada Pasal 1
angka 9 bahwa Keputusan Tata Usaha Negara merupakan suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang memuat tindakan hukum tata usaha
negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Suatu keputusan yang sah mempunyai kekuatan hukum formil dan materiil. Kekuatan formil
mengandung arti keputusan itu tidak dapat dibantah lagi atau ditarik kembali oleh pejabat yang
membuatnya dan proses pembuatannya sudah memenuhi peraturan Perundang-Undangan atau
terhadap keputusan dan keputusan mempunyai kekuatan hukum materiil jika keputusan itu tidak
lagi dapat ditiadakan oleh administrasi negara yang membuatnya. Merujuk pada Pasal 53 ayat (1)
UU PTUN terdapat sebuah penekanan adanya suatu hal yang penting dan menentukan agar

1
Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang PerkeretaApian
2
10 W. Riawan Tjandra, 1996, Teori & Praktik Peradilan Tata Usaha Negara,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, h.22.
seseorang atau badan hukum perdata untuk dapat bertindak sebagai penggugat, hal tersebut
adalah adanya unsur kepentingan3.mempunyai unsur kepentingan artinya hal tersebut harus
mempunyai nilai sehingga harus di lindungi hukum.Tugas yang diterbitkan Dekan PTN dan
PTS pada dasarnya adalah objek TUN. Tetapi, patut untuk diketahui bahwa belum tentu bisa
diterapkan untuk kasus lain. Apalagi jika telah terjadi perubahan peraturan Perundang-Undangan
.4Sehingga di simpulkan bahwa surat tugas yang dimaksud tidak memenuhi amanat Pasal 2 UU
No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu KTUN yang merupakan
perbuatan hukum perdata, KTUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum, KTUN yang
masih memerlukan persetujuan, KTUN yang dikeluarkan berdasarkan KUHP atau KUHAP atau
peraturan Perundang-Undangan lain yang bersifat hukum pidana, KTUN yang dikeluarkan atas
dasar hasil pemeriksaan,badan peradilan berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku, KTUN mengenai tata usaha ABRI (TNI) dan Keputusan KPU baik di pusat maupun
daerah mengenai hasil pemilihan umum.5 Dan beberapa unsur PTUN yang tidak di penuhi surat
tugas yang dilampirkan:Dikeluarkan oleh badan/pejabat TUN, berisi tindakan hukum tata
negara,bersifat konkret,final dan individual, menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata.Ke empat (4) bersifat kumulatif artinya untuk dapat di sebutkan keputusan
tata usaha negara yang di sengketakan harus memenuhi seluruh elemen tersebut. Undang-
Undang No.5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara memberikan definisi
bahwa”Tata Usaha Negara adalah Administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintah baik di pusat maupun daerah” Sedangkan Sengketa Tata
Usaha Negara diatur lebih lanjut dalam pasal 1 ayat 10 UU Peradilan Tata Usaha Negara yaitu
Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara
orang atau badan hukum perdata atau badan atau pejabat tata usaha negara baik di pusat maupun
daerah,sebagai akibat di keluarkan keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian
berdasarkan Perundang-Undangan yang berlaku. syarat yang harus dipenuhi oleh KTUN
sehingga dianggap sah sebagai suatu keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah, dua
syarat tersebut adalah syarat materiil dan syarat formil.
a. Syarat materiil, meliputi:
1. Alat pemerintahan yang membuat keputusan harus berwenang (berhak);
2. Dalam kehendak alat pemerintahan yang membuat keputusan tidak boleh ada
kekurangan yuridis (geen yuridiche gebreken in de welsvorming);
3. Keputusan harus diberi bentuk (vorm) yang ditetapkan dalam peraturan yang menjadi
dasarnya dan membuatnya harus juga memperhatikan prosedur membuat keputusan
bilamana prosedur itu ditetapkan dengan tegas dalam peraturan itu (rechtmatig);
4. Isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi dan tujuan yang hendak dicapai
3
Wiyono, 2008, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Cetakan
II, Sinar Grafika, Jakarta, h.60
4
Agus Budi Susilo. Perbuatan Hukum Publik yang Melanggar Hukum Dapat Digugat ke Pengadilan
Administrasi (Suatu Pemikiran Mengenai Kompetensi Absolut Pengadilan Administrasi di
Indonesia). Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2006.
   Indroharto. Usaha Memahami Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara: Buku I. Jakarta:
5

Sinar Harapan, 2004.


(doelmatig).
b. Syarat formil, meliputi:
1. Syarat-syarat yang ditentukan berhubungan dengan persiapan dibuatnya keputusan dan
berhubungan dengan cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi;
2. Harus diberi bentuk yang telah ditentukan;
3. Syarat-syarat berhubungan dengan pelaksanaan keputusan itu dipenuhi;
4. Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hak-hak yang menyebabkan dibuatnya

Walaupun Badan atau Organisasi swasta melaksanakan tugas berdasarkan Undang-undang


khususnya di bidang pendidikan dalam Hal ini perguruan tinggi tetapi hanya berpusat pada surat
keputusan Rektor bukan pada surat tugas yang diberikan oleh Dekan kepada dosen. Dari
beberapa unsur dan pasal yang mengatur tentang TUN surat tugas yang dimaksud tidak termasuk
dalam PTUN.
REFERENSI

¹Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang PerkeretaApian


²
10 W. Riawan Tjandra, 1996, Teori & Praktik Peradilan Tata Usaha Negara,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, h.22.
³Wiyono, 2008, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Cetakan
II, Sinar Grafika, Jakarta, h.60
⁴Agus Budi Susilo. Perbuatan Hukum Publik yang Melanggar Hukum Dapat Digugat ke Pengadilan
Administrasi (Suatu Pemikiran Mengenai Kompetensi Absolut Pengadilan Administrasi di
Indonesia). Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2006.
⁵   Indroharto. Usaha Memahami Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara: Buku I. Jakarta:
Sinar Harapan, 2004.

Anda mungkin juga menyukai