DISUSUN OLEH :
NAMA : YUNITA NABILA PUTRI LEULY
NIM : 1240212019102
C. Etiologi
Agens infeksius utama, Mycobacteriumtuberculosis, adalah bakteribatang aerobik
tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dansinar ultraviolet.
Mycobacteriumtuberculosis kompleks terdiri dari strainlima spesies yaitu M.
Tuberkulosis, M. Canetii, M. Africanum, M. Microti, danM. Bovis dan dua
subspesies yaitu M. Caprae dan M. Pinnipedii. Mikobakteriini ditandai dengan
99,9% kesamaan pada tingkat nukleotida dan hampiridentik dengan urutan 16S
rRNA tetapi berbeda dalam hal inang tropisme,fenotipe dan patogenisitas
(Jurdao&Otilia VV, 2011). M. Bovis dan M. Aviumpernah, pada kejadian yang
jarang, berkaitan dengan terjadinya infeksituberkulosis (Smeltzer& Brenda,
2001). Hemaptoe adalah gejala pernafasan non-spesifik dan memilikihubungan
yang signifikan dengan TB paru (Tafti SF etal, 2005). Etiologihemaptoe antara
lain (Flores &Sunder, 2006) :
1. Infeksi: penyakit paru inflamasi kronis (bronklhitis akut/
kronis,bronchiectasis (fibrosiscystic), abses paru, aspergilloma, tuberkulosis.
2. Neoplasma: karsinoma bronchogenik, metastasepulmonal,
adenomabronkial, sarcoma.
3. Benda asing/ trauma: aspirasi benda asing, fistulatrakeovaskular,
traumadada, broncholith.
4. Pembuluh darah pulmonal/ cardiac: gagal ventrikel kiri,
stenosiskatupmitral, infark/emboli pulmonal, perforasi arteri pulmonal
(komplikasi darikateter arteri pulmonal).
5. Alveolar hemoragik: sindrom Goodpasteur, vasculitidesistemik/
penyakitvaskular kolagen, obat-obatan (nitrofurantoin, isocyanate,
trimelliticanhydrid, D-penicillamine, kokain), koagulopati.
6. latrogenik: post biopsi paru, rupturnya arteri pulmonal dari kateter Swan-
Ganz 7.Lain-lain:malformasiarterivenouspulmonal,
bronkialtelangiectasia,pneumoconiosis.
E. PATOFISIOLOGI
Setiap proses yang terjadi pada paru akan mengakibatkan hipervaskularisasi dari
cabang-cabang arteri bronkialis yang berperanan untuk memberikan nutrisi pada
jaringanparu bila terjadi kegagalan arteri pulmonalis dalam melaksanakan
fungsinya untuk pertukarangas. Terdapatnya aneurismaRasmussen pada kaverna
tuberkulosis yang merupakan asal dariperdarahan pada hemoptoe masih
diragukan. Teori terjadinya perdarahan akibat pecahnyaaneurisma dari Ramussen
ini telah lama dianut, akan tetapi beberapa laporan autopsimembuktikan bahwa
terdapatnya hipervaskularīsasi bronkus yang merupakan percabangandari arteri
bronkialis lebih banyak merupakan asal dari perdarahan pada hemoptoe.
Mekanisma terjadinya batuk darah adalah sebagai berikut :
1. Radang mukosa Pada trakeobronkitis akut atau kronis, mukosa yang kaya
pembuluh darah menjadirapuh, sehingga trauma yang ringan sekalipun sudah
cukup untuk menimbulkan batuk darah.
2.InfarkparuBiasanya disebabkan oleh emboli paru atau invasi mikroorganisme
pada pembuluhdarah, seperti infeksi coccus, virus, dan infeksi oleh jamur.
3. Pecahnya pembuluh darah vena atau kapilerDistensi pembuluh darah akibat
kenaikan tekanan darah intraluminar seperti padadekompensasicordis kiri akut
dan mitralstenosis.
4. Kelainan membran alveolokapilerAkibat adanya reaksi antibodi terhadap
membran, seperti pada Goodpasture’ssyndrome.
5. Perdarahan kavitastuberkulosa
Pecahnya pembuluh darah dinding kavitas tuberkulosis yang
dikenaldengananeurismaRasmussen; pemekaran pembuluh darah ini berasal dari
cabang pembuluh darahbronkial. Perdarahan pada bronkiektasis disebabkan
pemekaran pembuluh darah cabangbronkial. Diduga hal ini terjadi disebabkan
adanya anastomosis pembuluh darah bronkialdanpulmonal. Pecahnya pembuluh
darah pulmonal dapat menimbulkan hemoptisis masif.
6. Invasi tumor ganas
7. Cedera dadaAkibat benturan dinding dada, maka jaringan paru akan mengalami
transudasikedalamalveoli dan keadaan ini akan memacu terjadinya batuk darah.
PATHWAY
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah
2. Intake nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan anoreksia
3. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kelemahan
3. RENCANA TINDAKAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah
Tujuan/criteria hasil
Bersihan jalan nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan kriteria hasil : -
respirasi normal
- tidak ada batuk darah lagi
Intervensi :
1.berikan posisi yang nyaman sesuai dengan indikasi dari dokter
2.observasi TTV
3.Pertahankan perilaku tenang, bantu klien untuk control diri dengan pernafasan
lambat dan dalam Rasional :
1.berikan posisi yang nyaman sesaui dengan indikasi dari dokter
2. observasi TTV
3.Pertahankan perilaku tenang, bantun klien untuk control diri dengan pernafasan
lambat dan dalam
2. Intake nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan anoreksia Tujuan/criteria
hasil :
Pemenuhan nutrisi terpenuhi dalam 3 hari perawatan. kriteria
hasil: pasien tidak mengeluh tidak nafsu makan lagi
intervensi : 1.kaji penyebab
2. anjurkan klien makan sedikit tapi sering
3. beri motivasi terus untuk makan 4. penyuluhan tentang
pentingnya makan Rasional :
1.mengetahui penyebab
2. memenuhi kebutuhan nutrisi klien
3. agar klien mau makan demi kesembuhannya
4. agar klien mengerti pentingnya pemenuhan nutrisi untuk penyembuhan
3. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kelemahan
Tujuan/kriteria hasil :
Personal hygiene terpenuhi dalam 2 hari perawatan. kriteria
hasil : pasien tampak bersih dan segar intervensi :
1.anjurkan melakukan kebersihan perorangan sesaui kemampuan klien
2.libatkan keluarga dalam kebersihan diri klien
Rasional :
1.melatih klien agar mandiri dalam kebersihan perorangan
2.agar kebersihan perorangan benar-benar terlaksana
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury (fisik)
Setelah diberikan asuhan keperawatan 1x2 am diharapkan nyeri yang dirasakan klie
berkurang
kriteria hasil ;
- Mampu mengontrol nyeri
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Rasional ;
1. Lakukan pengkajian menyeluruh pada nyeri termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi
2. Kaji adanya nyeri secara rutin, biasanya dilakukan pada pemeriksaan TTV
3. Minta klien untuk menjelaskan pengalaman nyeri sebelumnya, keefektifan
intervensi manajemen nyeri, respon pengobatan analgetik termasuk efek
samping, dan informasi yang dibutuhkan.
4. Manajemen nyeri akut dengan pendekatan multimodal
5. Jelaskan pada klien mengenai pendekatan manajemen nyeri, termasuk
intervensi farmakologi dan non farmakologi
6. Minta klien untuk menjelaskan nafsu makan, eiminasi dan kemampuan untuk
istirahat dan tidur
7. Sebagain tambahan administrasi obat analgesic, dukung klien untuk
menggunakan metode non farmakologi untuk membantu mengontrol nyeri ,
seperti distraksi, imaginary, relaksasi dengan menrik napas dalam.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi
Setelah diberikan asuhan keperawatan 1x30menit (1xpertemuan) diharapkan
pengetahuan klien bertambah kriteriaa hasil :
a. Klien dan keluarga mampu menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
b. Pasien dan keluarga mampu menjelskan kembali apa yang telah dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
Rasional :
1. Pertimbangkan kemampuan dan kesiapan kien untuk belajar
2. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit
4.IMPLEMENTASI
1. Berikan posisi yang nyaman sesuai dengan indikasi dari dokter
2. Observasi TTV
3. Pertahankan perilaku tenang,bantu klien untuk control diri dengan pernafasan lambat
dan dalam
4. Kaji penyebab
5. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
6. Beri motivasi terus untuk makan
7. Penyuluhan tentang pentingnya makan
8. Anjurkn melakukan kebersihan perorangan sesuai kemampuan klien
9. Libatkan keluarga dalam kebersihan diri klien
5. EVALUASI
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah
S : Pasien mengatakan batuk (+) berdahak
O : batuk (+) sputum disertai darah
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
S : klien mengatakan batuk berkurang dan tidaka ada batuk darah lagi
O : RR : 23x menit batuk klien tidak disertai darah lagi
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
S : klien mengatakan mandi 2x sehari (diseka oleh keluarga) dan sikat gigi 2x sehari
O : klien tampak bersih
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
<
x 74
Keterangan:
- : laki-laki
- : perempuan
- x : gsris keturunan
- < : meninggal
- : pasien
V. RIWAYAT LINGKUNGAN:
- Pada saat dilakukan pengkajian lingkungan sekitar klien terlihat bersih, tidak ada keadaan
yang akan membahayakan klien.dan klien tinggal di lingkungan di sekitarnya rumah klien
bersih, tidak ada polusi udara.
b) Palpasi:
- Tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan
3. Mata
a) Inspeksi: simetris,konjungtiva anemia
b) Palpasi:
-Tidak ada nyeri tekan
-Tidak ada massa tumor
4. Telinga
a) Inspeksi: simetris,tidak ada luka ,benjolan dan bersih
b) Palpasi:
- Daun telinga lentur jika di tekuk ke depan, daun telinga akan kembali ke posisi
normal jika di lepas,
- Tidak terdapat nyeri tekan pada telinga
5. Hidung
-Inspeksi: simetris, Tidak nampak ada epitaksis (perdarahan),
- tidak ada rinore,
-kemampuan penciuman baik,
a) Palpasi:
- Tidak terdapat adanya obstruksi dan sinusitis,
-tidak terdapat nyeri tekan pada hidung
6. Mulutdantenggorokan
a) Inspeksi: sismetris, mukosa bibir lembab
b) Palpasi:
- Tidak teraba adanya pembesaran abnormal pada tonsil
- Kesulitan menelan: tidak ada
7. Dada , leherdanparu-paru
a) Inspeksi: simetris, tidak ada bekas luka, pengembangan data
b) Palpasi: vocal fremitus teraba ,kanan dan kiri sama
8. Jantung
a) Inspeksi: Ictus cordis tidak nampak
b) Palpasi: ictus cordis tidak teraba
9. Abdomen
a) Inspeksi: bersih tidak ada bekas luka ,dinding perut sejajar dada
b) Palpasi: bixing usus 18x/ menit
10. Genetalia anus dan status reproduksi:
- Jenis kelamin laki-laki tidak terpasang DC
- Tidak ada nyeri takan
11. Ektremitas:
- Atas kanan: terpasang infuse NaCl 0,90 % 20 tpm
- Atas kiri: tidak ada gangguan
12. Status Neurologi:
13. Tingkat kesadaran
E: membuka secara spontan :4
M: orientasi baik :6
V: mengikuti perintah :5
Skor GCS : 15
14. Tingkat kesadaran komposmentis
15. Koordinasi baik
16. Orientasi: klien dapat membedakan waktu, lingkungan dan orang.
17. Sensasi: klien dapat membedaakan panas dan dingin
Pemeriksaan penunjang rotgen tanggal 24 Febuari 2016 dengan hasil COR dalam batas normal ,
paru-paru terdapat gambaran TB paru di apek, dan lobus medium hasil BTA (+).
ANALISA DATA :
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS:pasien mengatakan penumpukan sekret Ketidakm efektifan
Batuk berdahak bersihan jalan nafas
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan otot
3. Nyeri akut berhubungan dengan batuk terus-menerus.
INTERVENSI :
NO TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN/ INTERVEN RASIONAL
KEPERAWAT KRITERIA SI
AN HASIL
1 24/02/2016.Pkl:15. 1.Ketidak Setelah di 1.observasi 1.adanya
. 00 efektifan lakukan TTV perubahan
3x 24 jam,
bersihan jalan di 2.observasi fungsi
nafas harapkan kemampuan respirasi
tujuan mengelurkan
berhubungan 2.kemampua
pertahanka secret dan
dengan nn jalan batuk secara n
penumpukan nafas efektif mengeluarka
3.berikan
secret n secret
posisi semi
fowler Menimbulka
4.ajarkan n timbulnya
batuk efektif
5.kolaborasi penumpukan
dalam berlebihan
pemberian pada saluran
nebulizer
nafas 3.
batuk efektif
mempermud
ah
ekspektorasi
rileks
skala nyeri
0/
berkurang.
IMPLEMENTASI:
NO. TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI
1. 25-02-2016/pkl: 1. Mengobserfasi tanda vital pasien dan pemberian O2
08.00 2. Memberikan posisi semi fowler, Menganjurkan tirah
baring
3. Membagikan obat oral,memberikan penkes tentang
penyakit TB
A: masalah teratasi
A: masalah teratasi
A: masalah teratasi