Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn.N DENGAN GANGGUAN TB PARU DI RUANGAN


CEMPAKA RS RSUD M HAULUSSY

DISUSUN OLEH :
NAMA : YUNITA NABILA PUTRI LEULY
NIM : 1240212019102

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN
RUMKIT TK III DR.J.A LATUMETEN
AMBON
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
TB PARU

1. KONSEP DASAR MEDIS


A. DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit yang ditularkan melalui udara, dimanabakteri basil
yang infeksius terhirup (droplet) di udara (Jurdao&Otilia Vv,2011). Tuberkulosis
(TB) adalah penyakit infeksius, yang terutamamenyerang parenkim paru.
Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagiantubuh lainnya, termasuk meninges,
ginjal, tulang, dan nodus limfe (Smeltzer& Brenda, 2001).
Hemaptoe (batuk darah) adalah darah berdahak yang dibatukkan yangberasal dari
saluran pernafasan bagian bawah. Dikatakan batuk darah masifapabila jumlah
darah yang keluar 600 ml dalam waktu 24 jam.
Hemaptoeadalahekspetorasidarahmukus yang berdarah (Anonimous,
2012).Hemaptoe (hemoptysis) adalah batuk dengan sputum yang mengandung
darahyang berasal dari paru atau percabangan bronkus (Kusmiati & Laksmi,
2011). Hemaptoe diklasifikasikan menjadi (Tafti SF dkk, 2005):
1. Hemaptoe masif: perdarahan lebih dari 200cc per 24 jam
2. Hemaptoe moderat : perdarahan kurang dari 200cc per 24 jam 3.
Hemaptoe ringan : sputum dengan bercak darah.
Penularan dan Faktor-faktor Risiko
Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang oleh transmisi melaluiudara. Individu
terinfeksi , melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa, ataubernyanyi,
mclepaskandroplet besar (lebih besar dari 100u) dan kecil (1-5 p).Droplet yang
besar menetap, sementara droplet yang kecil tertahan di udaradan terhirup oleh
individu yang rentan. Individu yang berisiko tinggi untuktertular tuberkulosis
adalah (Smeltzer& Brenda, 2001):
1. Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif.
2. Individu imunosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker, merekayang
dalam terapi kortikosteroid, atau mereka yang terintfeksi HIV).
3. Pengguna obat-obat IV dan alkoholik
4. Setiap individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya
(mis.Diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi,
bypassgastrektomí atau yeyunoileal)
5. Imigran dari negara dengan insiden TB yang tinggi (Asia Tenggara,Afrika,
Amerika Latin, Karibia)
6. Setiap individu yang tinggal di institusi (mis, fasilitas perawatan
jangkapanjang, institusi psikiatrik, penjara)
7. Individu yang tinggal di daerah perumahan substandar kumuh
8. Petugas kesehatan
B. KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya dikenal berbagai macam batuk darah
1. Batuk darah idiopatik atau esensial dimana penyebabnya tidak diketahuiAngka
kejadian batuk darah idiopatik sekitar 15% tergantung fasilitas penegakan
diagnosis.Pria terdapat dua kali lebih banyak daripada wanita, berumur sekitar 30
tahun, biasanyaperdarahan dapat berhenti sendiri sehingga prognosis baik. Teori
perdarahan ini adalah sebagaiberikut:
a. Adanya ulserasi mukosa yang tidak dapat dicapai oleh bronkoskopi.
b. Bronkiektasis yang tidak dapat ditemukan.
c. Intark paru yang minimal.
d. Menstruasi vikariensis.
e. Hipertensi pulmonal.
2. Batuk darah sekunder, yang penyebabnya dapat di pastikanPada prinsipnya
berasal dari:
a. Saluran napas
Yang sering ialah tuberkulosis, bronkiektasis, tumor paru, pneumonia dan
absesparu.
Menurut bannet82-86% Batuk darah disebabkan oleh tuberkulosis paru,karsinoma
paru dan bronkiektasis.Yang jarang dijumpai adalah penyakit jamur
(aspergilosis), silikosis, penyakit oleharena cacing. b. Sistem kardiovaskuler
Yang sering adalah stenosismitral, hipertensi
Yang jarang adalah kegagalan jantung, infark paru, aneurisma aorta. c.
Lain-lain
Disebabkan oleh benda asing, ruda paksa, penyakit darah seperti
hemofilia,hemosiderosis, sindrom Goodpasture, eritematosus lupus sistemik,
diatesisemoragik dan pengobatan dengan obat-obat antikoagulan.
Berdasarkan jumlah darah yang dikeluarkan maka hemoptisis dapat dibagi atas 1.
HemoptisismasifBila darah yang dikeluarkan adalah 100-160 cc dalam 24 jam.
2. Kriteria yang digunakan di rumah sakit
-Bila perdarahan lebih dari 600 cc / 24 jam
-Bila perdarahan kurang dari 600 cc dan lebih dari 250 cc/ 24 jam, akan tetapi
Hbkurang dari 10 g%.
-Bila perdarahan lebih dari 600 cc/ 24 jam dan Hb kurang dari 10 g%, tetapi
dalampengamatan 48 jam ternyata darah tidak berhenti.
Kesulitan dalam menegakkan diagnosis ini adalah karena pada
hemoptoeselainterjadivasokonstriksi perifer, juga terjadi mobilisasi dari depot
darah, sehinggakadar Hb tidak selalu memberikan gambaran besarnya perdarahan
yang terjadi.
Kriteria dari jumlah darah yang dikcluarkan selama
hemoptoe juga mempunyaikelemahan oleh karena:
•Jumlah darah yang dikeluarkan bercampur dengan sputum dan
kadangkadangdengan cairan lambung, sehinga sukar untuk menentukan jumlah
darah yanghilang sesungguhnya.
•Sebagian dari darah tertelan dan dikeluarkan bersama-sama dengan
tinja,sehingga tidak ikut terhitung
•Sebagian dari darah masuk ke paru-paru akibat aspirasi.Oleh karena itu suatu
nilai kegawatan dari hemoptoe ditentukan oleh
•Apakah terjadi tanda-tanda hipotensi yang mengarah pada
renjatan hipovolemik(hypovolemikshock).
•Apakah terjadi obstruksi total maupun parsial dari bronkus yang dapat
dinilaidengan adanya iskemik miokardium, baik berupa gangguan aritmia,
gangguanmekanik pada jantung, maupun aliran darah serebral. Dalam hal kedua
inidilakukan pemantauan tehadap gas darah, disamping menentukan fungsi-fungsi
vital. Oleh karena itu suatu tingkat kegawatan hemoptoe dapat terjadi
•Apakah terjadi obstruksi total maupun parsial dari bronkus yang dapat
dinilaidengan adanya iskemik miokardium, baik berupa gangguan aritmia,
gangguanmekanik pada jantung, maupun aliran darah serebral. Dalam hal kedua
inidilakukan pemantauan terhadap gas darah, disamping menentukan fungsi-
fungsi vital. Oleh karena itu suatu tingkat kegawatan hemoptoe dapat terjadidalam
dua bentuk, yaitu bentuk akut berupa asfīksia, sedangkan bentuk yanglain berupa
renjatan hipovolemik.
Bila terjadi hemoptoe, maka harus dilakukan penilaian terhadap:
•Warna darah untuk membedakannya dengan hematemesis.
•Lamanya perdarahan.
•Terjadinya mengi (wheezing) untuk menilai besarnya obstruksi.
•Keadaan umum pasien, tekanan darah, nadi, respirasi dan tingkat kesadaran.
Klasifikasi menurut Pusel ;
+: batuk dengan perdarahan yang hanya dalam bentuk garis-garis dalam sputum
++: batuk dengan perdarahan I - 30 ml
+++: batuk dengan perdarahan 30 150 ml
++: batuk dengan perdarahan> 150 ml
Positif satu dan dua dikatakan masih ringan, positif tiga hemoptisis sedang, positif
empat termasuk di dalam kriteria hemoptisis masif.

C. Etiologi
Agens infeksius utama, Mycobacteriumtuberculosis, adalah bakteribatang aerobik
tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dansinar ultraviolet.
Mycobacteriumtuberculosis kompleks terdiri dari strainlima spesies yaitu M.
Tuberkulosis, M. Canetii, M. Africanum, M. Microti, danM. Bovis dan dua
subspesies yaitu M. Caprae dan M. Pinnipedii. Mikobakteriini ditandai dengan
99,9% kesamaan pada tingkat nukleotida dan hampiridentik dengan urutan 16S
rRNA tetapi berbeda dalam hal inang tropisme,fenotipe dan patogenisitas
(Jurdao&Otilia VV, 2011). M. Bovis dan M. Aviumpernah, pada kejadian yang
jarang, berkaitan dengan terjadinya infeksituberkulosis (Smeltzer& Brenda,
2001). Hemaptoe adalah gejala pernafasan non-spesifik dan memilikihubungan
yang signifikan dengan TB paru (Tafti SF etal, 2005). Etiologihemaptoe antara
lain (Flores &Sunder, 2006) :
1. Infeksi: penyakit paru inflamasi kronis (bronklhitis akut/
kronis,bronchiectasis (fibrosiscystic), abses paru, aspergilloma, tuberkulosis.
2. Neoplasma: karsinoma bronchogenik, metastasepulmonal,
adenomabronkial, sarcoma.
3. Benda asing/ trauma: aspirasi benda asing, fistulatrakeovaskular,
traumadada, broncholith.
4. Pembuluh darah pulmonal/ cardiac: gagal ventrikel kiri,
stenosiskatupmitral, infark/emboli pulmonal, perforasi arteri pulmonal
(komplikasi darikateter arteri pulmonal).
5. Alveolar hemoragik: sindrom Goodpasteur, vasculitidesistemik/
penyakitvaskular kolagen, obat-obatan (nitrofurantoin, isocyanate,
trimelliticanhydrid, D-penicillamine, kokain), koagulopati.
6. latrogenik: post biopsi paru, rupturnya arteri pulmonal dari kateter Swan-
Ganz 7.Lain-lain:malformasiarterivenouspulmonal,
bronkialtelangiectasia,pneumoconiosis.

D. Tanda dan Gejala


1. Pada hemaptoe, darah adalah berbusa karena dicampur dengan udara danlendir
dan kadang-kadang lendir yang bernoda darah.
2. Kuantitas mungkin berbeda dengan jumlah yang keil karena iritasitenggorokan
atau jumlah yang besar dalam kasus kanker.
3. Darah mungkin berwarna merah terang atau mungkin berwarna kekuningan.
4. Jika batuk disertai dengan demam tinggi, sesak napas, pusing, nyeri dadadan
darah dalam urin atau feses, pasien harus mendapatkan perhatian medisyang
mendesak tanpa penundaan (Anonimous, 2012).

E. PATOFISIOLOGI
Setiap proses yang terjadi pada paru akan mengakibatkan hipervaskularisasi dari
cabang-cabang arteri bronkialis yang berperanan untuk memberikan nutrisi pada
jaringanparu bila terjadi kegagalan arteri pulmonalis dalam melaksanakan
fungsinya untuk pertukarangas. Terdapatnya aneurismaRasmussen pada kaverna
tuberkulosis yang merupakan asal dariperdarahan pada hemoptoe masih
diragukan. Teori terjadinya perdarahan akibat pecahnyaaneurisma dari Ramussen
ini telah lama dianut, akan tetapi beberapa laporan autopsimembuktikan bahwa
terdapatnya hipervaskularīsasi bronkus yang merupakan percabangandari arteri
bronkialis lebih banyak merupakan asal dari perdarahan pada hemoptoe.
Mekanisma terjadinya batuk darah adalah sebagai berikut :
1. Radang mukosa Pada trakeobronkitis akut atau kronis, mukosa yang kaya
pembuluh darah menjadirapuh, sehingga trauma yang ringan sekalipun sudah
cukup untuk menimbulkan batuk darah.
2.InfarkparuBiasanya disebabkan oleh emboli paru atau invasi mikroorganisme
pada pembuluhdarah, seperti infeksi coccus, virus, dan infeksi oleh jamur.
3. Pecahnya pembuluh darah vena atau kapilerDistensi pembuluh darah akibat
kenaikan tekanan darah intraluminar seperti padadekompensasicordis kiri akut
dan mitralstenosis.
4. Kelainan membran alveolokapilerAkibat adanya reaksi antibodi terhadap
membran, seperti pada Goodpasture’ssyndrome.
5. Perdarahan kavitastuberkulosa
Pecahnya pembuluh darah dinding kavitas tuberkulosis yang
dikenaldengananeurismaRasmussen; pemekaran pembuluh darah ini berasal dari
cabang pembuluh darahbronkial. Perdarahan pada bronkiektasis disebabkan
pemekaran pembuluh darah cabangbronkial. Diduga hal ini terjadi disebabkan
adanya anastomosis pembuluh darah bronkialdanpulmonal. Pecahnya pembuluh
darah pulmonal dapat menimbulkan hemoptisis masif.
6. Invasi tumor ganas
7. Cedera dadaAkibat benturan dinding dada, maka jaringan paru akan mengalami
transudasikedalamalveoli dan keadaan ini akan memacu terjadinya batuk darah.

PATHWAY

Bronchitis Emboli Paru TBC Pneumonia Abses Paru

Erosif pada arteri bronkiolus

Lapisan saluran pernafasan robek

P.D ikut robek


Darah keluar

Sekresi secret M.K : Ketidakefektifan


Bersihan jalan napas
Reflek batuk Batuk terus menerus

Syok hipovolemik Hemaptoe nafsu makan menurun

Anemia Aspirasi M.K :


Ketidakseimbangan
M.K Nutrisi<kebutuhan
Kekurangan mengganggu saluran tubuh
Volume cairan pernafasan

M.K : Gangguan menyumbat pernafasan Asikfia


Pertukaran gas
Nyeri dada M.K : nyeri akut kematian

F. Pemeriksaan Penunjang (Flores &Sunder, 2006)


1. Pemeriksaaan laboratorium (Hb, H)
2. Bronkoskopi
3. CT scan dada. Mendeteksi adanya aneurysm dan
malformasiarterivenousataubronchiectasis yang terkadang tidak terlihat pada
radiografi dada.
4. X-Ray dada. Bermanfaat untuk menentukan sumber lokasi perdarahan
jikaterdapat masa, lesi atau alveolihemoragik.
5. Sputum sitologiG. Penatalaksanaan MedisDalam kasus tuberkulosis, yang
merupakan masalah kesehatan nasional,rejimen yang tepat dari obat anti-TBC
dapat diberikan (Nakhoda N, 2012). Adaumumnyahemoptoe ringan tidak
diperlukan perawatan khusus dan biasanyaberhenti sendiri. Yang perlu
mendapat perhatian yaitu hemoptisis yang masif.Tujuan pokok terapi ialah
(Anonimous, 2011):
1. Mencegah tersumbatnya saluran napas oleh darah yang beku
2. Mencegah kemungkinan penyebaran infeksi
3. Menghentikan perdarahan
Sasaran-sasaran terapi yang utama adalah memberikan suportkardiopulmaner dan
mengendalikan perdarahan sambil mencegah asfiksia yang merupakan penyebab
utama kematian pada para pasien dengan hemoptisismasif (Anonimous, 2011).
Masalah utama dalam hemoptoe adalah terjadinya pembekuan dalamsaluran
napas yang menycbabkanasfiksi. Bila terjadi afsiksi, tingkatkegawatanhemoptoe
paling tinggi dan menyebabkan kegagalan organ yangmultipel. Hemoptoe dalam
jumlah kecil dengan refleks batuk yang buruk dapatmenyebabkan kematian.
Dalam jumlah banyak dapat menimbukanrenjatanhipovolemik (Anonimous,
2011). Pada prinsipnya, terapi yang dapat dilakukan adalah (Anonimous,2011):
1. Terapi konservatif
a.Pasien harus dalam keadaan posisi istirahat, yakni posisi miring
(laterala.decubitus). Kepala lebih rendah dan miring ke sisi yang sakit
untukmencegah aspirasi darah ke paru yang sehat.
b. Melakukan suction dengan kateter setiap terjadi perdarahan.
c. Batuk secara perlahan lahan untuk mengeluarkan darah di dalam
saluransaluran napas untuk mencegah bahaya sufokasi.
d. Dada dikompres dengan es – kap, hal ini biasanya menenangkan
penderita.
e. Pemberian obat – obat penghenti perdarahan (obatobat
hemostasis),misalnya vit. K, ion kalsium, trombin dan karbazokrom. f.
Antibiotika untuk mencegah infcksi sekunder.
g Pemberian cairan atau darah sesuai dengan banyaknya perdarahan
yangterjadi.
h Pemberian oksigen.
i Tindakan selanjutnya bila mungkin:
1) Menentukan asal perdarahan dengan bronkoskopi
2) Menentukan penyebab dan mengobatinya, misal aspirasi darah
denganbronkoskopi dan pemberian adrenalin pada sumber perdarahan.
2. Terapi pembedahan
Reseksi bedah segera pada tempat perdarahan merupakan
pilihan.Tindakan operasi ini dilakukan atas pertimbangan
a. Terjadinya hemoptisis masif yang mengancam kehidupan pasien.
b. Pengalaman berbagai penyelidik menunjukkan bahwa
angka kematianpada perdarahan yang masif menurun dari 70%
menjadi 18% dengantindakan operasi.
c. Etiologi dapat dihilangkan sehingga faktor penyebab terjadinya
hemoptoe yang berulang dapat dicegah.

2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1.PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (nursalam,2015).
Biodata
Mencakup identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
alamat, nomedrek, diagnosa medis, tanggal masuk, dan tanggal pengkajian. a.
Riwayat kesehatan
a.Keluhan utama
Pada kasus TB paru dengan hemaptoe klien di rawat dengan mengeluh sesak
nafas, batuk berdarah, dan tidak nafsu makan.
b.Riwayat kesehatan / penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang sedang
dijabarkan dari keluhan utama dengan menggunakan PQRST yaitu:
P:palliative /provokatif: hal-hal yang menyebabkan bertambah/berkurangnya
keluhan utama.
Pada kasus TB Paru dengan hemaptoe, ditemukan adanya sesak nafas, batuk
berdarah, dan tidak nafsu makan
Q : quality / quantity : tingkat keluhan utama
R : region ;yaitu lokasi keluhan utama
Pada kasus TB paru dengan hemaptoe klien mengeluh sesak nafas, batuk
berdarah, dan tidak nafsu makan
S : savety: intensitas dari keluhan utama, apakah sampai mengganggu aktivitas
atau tidak, seperti bergantung pada derajat beratnya
T : timing; kapan mulai muncul dan berapa lama berlangsungnya.

c.Riwayat Kesehatan Masa lalu.


Klien menderita penyakit TB, dan telah diberikan pengobatan di puskesmas, tetapi
setelah 2 minggu pengobatan, klien mengehentikan pengobatan, klien tidak
menderita hipertensi.
d.Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat pada genogram. e.Aspek
psikologis
jika klien mempuyai masalah, hal yang dilakukan klien adalah mencoba untuk
menyelesaikannya dampak penyakit klien terhadap keluarga adalah keluarga
menjadi cemas. Dan klien ingin cepat sembuh. f. Aspek social
Pasien tampak ramah dan kooperatif terhadap perawat dan pasien lainnya,
komunikasi lancar, selama klien di frawat klien di tunggu oleh istrinya,
g. Aspek spiritual
Klien seorang yang beragama islam, selam di rawat tampak klien tidak
melaksanakan shalat 5 waktu, klien hanya dapat berdoa meminta kesembuhan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah
2. Intake nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan anoreksia
3. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kelemahan

4. Nyeri akut berhubungan dengan agen inury (fisik)

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi

3. RENCANA TINDAKAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah
Tujuan/criteria hasil
Bersihan jalan nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan kriteria hasil : -
respirasi normal
- tidak ada batuk darah lagi
Intervensi :
1.berikan posisi yang nyaman sesuai dengan indikasi dari dokter
2.observasi TTV
3.Pertahankan perilaku tenang, bantu klien untuk control diri dengan pernafasan
lambat dan dalam Rasional :
1.berikan posisi yang nyaman sesaui dengan indikasi dari dokter
2. observasi TTV
3.Pertahankan perilaku tenang, bantun klien untuk control diri dengan pernafasan
lambat dan dalam
2. Intake nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan anoreksia Tujuan/criteria
hasil :
Pemenuhan nutrisi terpenuhi dalam 3 hari perawatan. kriteria
hasil: pasien tidak mengeluh tidak nafsu makan lagi
intervensi : 1.kaji penyebab
2. anjurkan klien makan sedikit tapi sering
3. beri motivasi terus untuk makan 4. penyuluhan tentang
pentingnya makan Rasional :
1.mengetahui penyebab
2. memenuhi kebutuhan nutrisi klien
3. agar klien mau makan demi kesembuhannya
4. agar klien mengerti pentingnya pemenuhan nutrisi untuk penyembuhan
3. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kelemahan
Tujuan/kriteria hasil :
Personal hygiene terpenuhi dalam 2 hari perawatan. kriteria
hasil : pasien tampak bersih dan segar intervensi :
1.anjurkan melakukan kebersihan perorangan sesaui kemampuan klien
2.libatkan keluarga dalam kebersihan diri klien
Rasional :
1.melatih klien agar mandiri dalam kebersihan perorangan
2.agar kebersihan perorangan benar-benar terlaksana
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury (fisik)
Setelah diberikan asuhan keperawatan 1x2 am diharapkan nyeri yang dirasakan klie
berkurang
kriteria hasil ;
- Mampu mengontrol nyeri
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Rasional ;
1. Lakukan pengkajian menyeluruh pada nyeri termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi
2. Kaji adanya nyeri secara rutin, biasanya dilakukan pada pemeriksaan TTV
3. Minta klien untuk menjelaskan pengalaman nyeri sebelumnya, keefektifan
intervensi manajemen nyeri, respon pengobatan analgetik termasuk efek
samping, dan informasi yang dibutuhkan.
4. Manajemen nyeri akut dengan pendekatan multimodal
5. Jelaskan pada klien mengenai pendekatan manajemen nyeri, termasuk
intervensi farmakologi dan non farmakologi
6. Minta klien untuk menjelaskan nafsu makan, eiminasi dan kemampuan untuk
istirahat dan tidur
7. Sebagain tambahan administrasi obat analgesic, dukung klien untuk
menggunakan metode non farmakologi untuk membantu mengontrol nyeri ,
seperti distraksi, imaginary, relaksasi dengan menrik napas dalam.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi
Setelah diberikan asuhan keperawatan 1x30menit (1xpertemuan) diharapkan
pengetahuan klien bertambah kriteriaa hasil :
a. Klien dan keluarga mampu menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
b. Pasien dan keluarga mampu menjelskan kembali apa yang telah dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
Rasional :
1. Pertimbangkan kemampuan dan kesiapan kien untuk belajar
2. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit

4.IMPLEMENTASI
1. Berikan posisi yang nyaman sesuai dengan indikasi dari dokter
2. Observasi TTV
3. Pertahankan perilaku tenang,bantu klien untuk control diri dengan pernafasan lambat
dan dalam
4. Kaji penyebab
5. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
6. Beri motivasi terus untuk makan
7. Penyuluhan tentang pentingnya makan
8. Anjurkn melakukan kebersihan perorangan sesuai kemampuan klien
9. Libatkan keluarga dalam kebersihan diri klien

5. EVALUASI
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah
S : Pasien mengatakan batuk (+) berdahak
O : batuk (+) sputum disertai darah
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

2. Intake nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan anoreksia


S : pasien mengatakan tidak nafsu makan
O : klien hanya menghabiskan ½ porsi dari yang disediakan oleh RS
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kelemahan
S : klien menyatakan hanya mandi 1x sehari dan gosok gigi 1x sehari
O : klien tampak kotor
A : masalah belum teratasi
P : lanutkan intervensi

S : klien mengatakan batuk berkurang dan tidaka ada batuk darah lagi
O : RR : 23x menit batuk klien tidak disertai darah lagi
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

S : klien mengatakan sudah nafsu makan


O : klien menghabiskan makanan yang disediakan oleh RS
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

S : klien mengatakan mandi 2x sehari (diseka oleh keluarga) dan sikat gigi 2x sehari
O : klien tampak bersih
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Ackley BJ,Ladwig GB.2011. Nursing diagnosis handbook an evidence-based guide to


planning care. United stated of America ; Elsevier
Anonimous.2011. hemaptoe
Anonymous,2012, asuhan keperawatan pada pasien hemaptoe (batuk darah)
Diakses pada tanggal 22 april 2013
Bicley LS Szilagy P.2009. Guide to physical examination, Ed 10 philadhelpia lippincot,
Williams and Wilkins.
Breivik H, Brorcgrevink PC, allen SM et al.2008, Assesment of paint. Br J Anaesth;101
(:17-24
Carpenito,LJ,2007.diagnosa keperawatan alikasi pada praktik klinis,Jakarta:EGC.
Deane G,smith HS,2008. Overview of pain management in older persons, clin geriatr
Med ;24:185-20
Dunwoody CF,K Renzischek DA,pasero C et al.2008, assessment, physiological
monitoring and consequences of inadequately treated pain J perinesth nurs;23 (IA);S27.
Fauci A, braunwald E,kasper DL et sl 2008. Harrison principels of internal medicine, ed
17. New York;McGraw-Hill
Flores RJ,Sunder S 2006. Massive hemoptisis. Hospital physian ;370-43
Jurdao L, otilia VV.2011. review article tuberculosis; ne aspect of an old disease,
international journal of cell biology ;1-13
Kalkman CJ, visser K, moen J et al.2003. preoperative predication of severe
postoperative pain.pain ;57;415-423
Kolcaba K.2003.comfort theory and practice A holistic vision for health care. New
York :springer
Kusmiati T, laksmi W ,2012. Terapi bedah pada penderita dengan persistent
hemoptysis.majalah kedokteran respirasi 2 (1);26
Ming wah IJ,2008. Pain management in the hospitalized patient,Md clin N
Am ;92;371385
Moorhead,sue et al.2008. nursing outcomes classifications (NOC) Fourth
edition,USA ;mosbie Elsevier
Nahkoda N.2012.hemoptysis.mDhil
NANDA International.2009. nursing diagnosis ;definition and classification
20092011.USA ;Willey blacwell publication
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.N DENGAN TB PARU DI RUANG CEMPAKA RSUD
M.HAULUSSY AMBON

Nama Mahasiswa : YUNITA NABILA PUTRI LEULY


Ruangan : CEMPAKA
Tanggal Pengkajian : 24-Febuari-2016

I.IDENTITAS DIRI KLIEN


Nama :Tn.N Tgl. Masuk RS :14-Febuari-2016
Tempat/Tgl.Lahir : 11-11-1946 Sumber Informasi : Pasien
Umur :74 Tahun NO RM : 00-10-25-15
Jenis Kelamin : Laki-laki Keluarga Yg dapat
Alamat : batumerah dalam Dihubungi :Tn.S Anak Pasien
Pendidikan : SD
Sts. Perkawinan : kawin Pekerjaan : pedagang
Agama :Islam Alamat : Batumerah dalm
Suku : jawa
Pendidikan :SD
Pekerjaan : Buruh Tani

II. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Alasan kunjungan/keluhan utama:
- Pasien mengatakan lemas,batuk
2. Riwayatkeluhanutama:
- Pasien berobat di puskesmas sudah setahun minum obat,selama 15 hari pasien lemas
kemudian di rujuk ke RSUD HULUSSY pada tanggal 14-02-2016, masuk IGD
dengan kondisi lemas(+),batuk(+) BB 54 Kg lalu di berikan perawatan.
3. Faktor pencetus: -Lemas,batuk
4. Lamanya keluhan:-.15 hari
5. Timbulnya keluhan: - terus-menerus
6. Faktor yang memperberat: batuk,lemas
7. Diagnosa medik: TB PARU
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami: pasien mengatakan batuk teruss,hingga lemas karena sering
menyepelehkan batuk hingga pasien lemas
2. Alergi : pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat atau makanan apapun
3. Imunisasi: pasien mengatakan tidak lengkap imunisasinya
4. Kebiasaan: pasien mengatakan kebiasaan pasien sebagai buruh tani
5. Obat-obatan: pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang
kecuali obat-obatan yang di resepkan oleh dr pada saat klien sakit
6. Pola Nutrisi:
- Sebelum sakit
1. Pasien mengatakan sehari makan 3-5 x ( porsi sedang dengan nasi,lauk,sayur
buah)
2. Pasien mengtakan minum 3-5 x sehari/250 cc (air putih, the, kadang susu) -
Selama sakit:
1. Pasien mengatakan sehari makan 3x porsi rumah sakit habisa( nasi dan lauk
pauk,buah dan sayur)
2. Pasien mengatakan 3-5 x sehari /250cc ( air putih dan teh)
7. Pola eliminasi: sebelum sakit:
1. Pasien BAB 1 hari 1x dengan bau khas ,konsisten ,(lunak,kuning, tidak
ada darah).
2. Pasien BAK sehari 4x/ 200ml ( jernih tidak ada gangguan) Selama sakit:
1. Pasien BAB 1 hari 1x dengan bau khas konsisten
2. Pasien BAK sehari 4x /250ml (jernih tidak ada gangguan tidak terpasang DC)
8. Pola tidur dan istrahat:
Sebelum sakit:
1. Pasien mengatakan tidur malam 8 jam, dan 2 jam tidur siang.
Selama sakit:
1. Pasien tidur 4 jam pada mal hari, dan 1jam tidur siang.
9. Pola aktifitas dan latihan Sebelum sakit:
1. Kegiatan dalam pekerjaan : buruh tani
2. Olahraga : Tidak ada
3. Kegiatan diwaktu luang : keluarga pasien mengatakan berkumpul sama keluarga Selama
sakit:
1. banyak menghabiskan waktu di atastempat tidur, ADL dibantu keluarga

10. Pola pekerjaan


Sebelum sakit:
1. Jenis pekerjaan :buruh tani Lamanya : lebih ± tahun
2. Jumlah jam kerja : tidak menentu
3. Jadwal kerja : Setiap hari Selama sakit:
- Istirahat total di tempat tidur di Rumah Sakit
- Pasien merasa pusing, lemas, batuk terus-menerus

VI. RIWAYAT KELUARGA:


- pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang saki/ada penyakit yang seperti di alami
pasien,pasien juga tidak mempunyai penyakit menurun,misalnya: DM,Hipertensi, Jantung,
dll.
- Genogram pasien
x x x x x x x x x
x x

<
x 74

Keterangan:
- : laki-laki
- : perempuan
- x : gsris keturunan
- < : meninggal
- : pasien

V. RIWAYAT LINGKUNGAN:
- Pada saat dilakukan pengkajian lingkungan sekitar klien terlihat bersih, tidak ada keadaan
yang akan membahayakan klien.dan klien tinggal di lingkungan di sekitarnya rumah klien
bersih, tidak ada polusi udara.

VI. ASPEK PSIKOSOSIAL:


1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan: pasien mengatakan tidak menggunakan alat bantu
penglihatan.
b. Kesulitan yang dialami: pasien mengatakan tidak memiliki kesulitan dalam hal
membaca dan menulis
2. Hal yang dipikirkan saat ini: pasien mengatakan selalu memikirkan tentang penyakit yang
di deritanya supaya cepat sembuh dan bisa pulang istrahat dirumahnya.
3. Suasana hati: pasien mengatakan suasana hatinya tidak tenang selalu gelisah karena klien
memikirkan penyakit yang di deritanya saat ini dan di tampakpasien tidak paham akan
penyakit yang di deritanya sekarang,pasien bertanya tentang penyakitnya dan tidak tau
tentang penyakit yang diderita pasien,suaminya bertanya tentang penyakit tersebut.
4. Hubungan/komunikasi
a. Tempat tinggal: pasien mengatakan tinggal di batumerah dalam
b. Bicara
• Pada saat dilakukan pengkajian ketika diajak bicara klien berbicara dengan jelas
• Klien pada saat di lakukan pengkajian klien mampu mengekspresikan penyakit
yang di deritanya sekarang
• Klien menggunakan bahasa Indonesia
c. Kehidupan Keluarga
1) Adat yang di anut: pasien menganut adat jawa
2) Pembuatan keputusan: Pasien dan keluarga
3) Pola komunikasi: pasien mengatakan kalau ada masalah selalu mendiskusikan
bersama keluarga atau pun teman untuk memecahkan masalah yang di hadapinya
4) Pola keuangan: pasiendan keluarga mengatakan keuangan yang cukup memadai
untuk kehidupanya sehari-hari
c. kekuatan dalam hubungan keluarga: keluarga pasien mengatakan hubungan dengan
orang tua, istri, anak-anaknya serta sanak saudara selalu baik

VII. PENGKAJIAN FISIK


1. Tingkat kesadaran: compaas mentis Keadaan umum : pasien lemah
Tanda-tanda vital: TD: 90/60mmHg S: 336,30C
N: 78x/menit RR: 20x/menit
2. Kepala
a) inspeksi :
- Bentuk Kepala : mesosepal
- Kesimetrisan Muka, Tengkorak : simetris kiri – kanan
- Warna/distribusi rambut/kulit kepala : hitam putih, tipis, sedikit kotor

b) Palpasi:
- Tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan
3. Mata
a) Inspeksi: simetris,konjungtiva anemia
b) Palpasi:
-Tidak ada nyeri tekan
-Tidak ada massa tumor

4. Telinga
a) Inspeksi: simetris,tidak ada luka ,benjolan dan bersih
b) Palpasi:
- Daun telinga lentur jika di tekuk ke depan, daun telinga akan kembali ke posisi
normal jika di lepas,
- Tidak terdapat nyeri tekan pada telinga
5. Hidung
-Inspeksi: simetris, Tidak nampak ada epitaksis (perdarahan),
- tidak ada rinore,
-kemampuan penciuman baik,
a) Palpasi:
- Tidak terdapat adanya obstruksi dan sinusitis,
-tidak terdapat nyeri tekan pada hidung

6. Mulutdantenggorokan
a) Inspeksi: sismetris, mukosa bibir lembab
b) Palpasi:
- Tidak teraba adanya pembesaran abnormal pada tonsil
- Kesulitan menelan: tidak ada
7. Dada , leherdanparu-paru
a) Inspeksi: simetris, tidak ada bekas luka, pengembangan data
b) Palpasi: vocal fremitus teraba ,kanan dan kiri sama
8. Jantung
a) Inspeksi: Ictus cordis tidak nampak
b) Palpasi: ictus cordis tidak teraba
9. Abdomen
a) Inspeksi: bersih tidak ada bekas luka ,dinding perut sejajar dada
b) Palpasi: bixing usus 18x/ menit
10. Genetalia anus dan status reproduksi:
- Jenis kelamin laki-laki tidak terpasang DC
- Tidak ada nyeri takan
11. Ektremitas:
- Atas kanan: terpasang infuse NaCl 0,90 % 20 tpm
- Atas kiri: tidak ada gangguan
12. Status Neurologi:
13. Tingkat kesadaran
E: membuka secara spontan :4
M: orientasi baik :6
V: mengikuti perintah :5
Skor GCS : 15
14. Tingkat kesadaran komposmentis
15. Koordinasi baik
16. Orientasi: klien dapat membedakan waktu, lingkungan dan orang.
17. Sensasi: klien dapat membedaakan panas dan dingin

VIII. DATA PENUNJANG:


24-02-2016
no Nama Hasil Normal Satuan
1 Gula darah 94 75-115 Mg/dl
2 SGOT *72 <31 u/l(370)
3 SGPT 32 <32 u/l(370)
4 Uream *26 10-15 mg/dl
5 Kreatinin 0,73 0,5-0,9 mg/dl
6 HbsAg - -
7 Golongan darah B -
8 WBC 0,8 - k/ul
9 Lym 0,9 13,3 M
10 MID 04 6,4 L

Pemeriksaan penunjang rotgen tanggal 24 Febuari 2016 dengan hasil COR dalam batas normal ,
paru-paru terdapat gambaran TB paru di apek, dan lobus medium hasil BTA (+).

IX. TERAPI MEDIS


1. Inf NaCl 0,9% 20 tmp
2. Inf aminofel
3. Ranitidin 50mg 2x1 / tiap 12 jam (injeksi)
4. Vit B-Comples tab 3 x 1 oral
5. Curcuma tab 3 x 1 oral
X KLASIFIKASI DATA
Data subyektif Daata obyektif
Pasien mengatkan: TD: 90/60 menit
- Lemas N: 78X / menit
- Batuk berdahak S: 36,30C

- Seluruh ADL di bantu orang RR: 24x /menit


lain
- Nyeri perut bagian kiri atas

ANALISA DATA :
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS:pasien mengatakan penumpukan sekret Ketidakm efektifan
Batuk berdahak bersihan jalan nafas

DO: kesadaran Compasmentis


TD: 90/60 mmHg
N: 78x / menit
S: 36,30C
RR: 24x/ menit
Terdapat hasil lab sputum
2 DS : pasien mengatakan Kelamahan otot Intoleransi aktifitas
- Lemas dan seluruh
aktivitas tampak di bantu orang
lain DO:
TD: 90/60 mmHg
N: 78x / menit
S: 36,30C
RR: 24x/ menit
- Ketika beraktivitas
tampak di bantu orang
lain
3 DS: pasien mengatakan Batuk terus-menerus Nyeri akut
Nyeri perut bagian kiri atas
P: batuk terus-menerus
Q: tertusuk-tusuk
R: abdomen bagian kiri atas
S: 4
T: ketika batuk DO:
Pasien lebih banyak
menghabiskan waktu di atas
tempat tidur
ADL dibantu keluarga

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan otot
3. Nyeri akut berhubungan dengan batuk terus-menerus.

INTERVENSI :
NO TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN/ INTERVEN RASIONAL
KEPERAWAT KRITERIA SI
AN HASIL
1 24/02/2016.Pkl:15. 1.Ketidak Setelah di 1.observasi 1.adanya
. 00 efektifan lakukan TTV perubahan
3x 24 jam,
bersihan jalan di 2.observasi fungsi
nafas harapkan kemampuan respirasi
tujuan mengelurkan
berhubungan 2.kemampua
pertahanka secret dan
dengan nn jalan batuk secara n
penumpukan nafas efektif mengeluarka
3.berikan
secret n secret
posisi semi
fowler Menimbulka
4.ajarkan n timbulnya
batuk efektif
5.kolaborasi penumpukan
dalam berlebihan
pemberian pada saluran
nebulizer
nafas 3.
batuk efektif
mempermud
ah
ekspektorasi

2. 24-02-2016/pkl: 2.Intoleransi Setelah di 1.observasi 1.mengetahu


15.30 aktifitas lakukan TTV i keadaan
tindakan umum pasien
berhubungan keperawata 2. ajarkan 2. ROM di
dengan otot n selama teknik ROM lakukan
3x24 jam 3. kompreks untuk
pasien hangat pada mencegah
dapat persendian

mentoleran 4.anjurkan kekakuan sendi


3.melatih pasien
si aktivitas untuk supaya dapat
yang di aktifitas beraktifitas sendiri

lakukan yang ringan


5.kolaborasi
dengan dengan tim
criteria medis dalam
pemberian
hasil: badan
fisioterapi
pasien tidak
terasa
lemas
aktifitas
pasien
dapat di
lakukan
sendiri

3. 24-02-2016/Pkl: 3.Nyeri akut Setelah di 1.kaji tingkat -


15.45 berhubungan lakukan nyeri mengetahui
dengan batuk
terus-menerus tindakan PQRST tingkat nyeri
keperawata 2.posisikan - posisi semi
n selama pasien semi fowler dapat
fowler
3x24 jam 3.ajarkan mengurangi
pasie dapat relaksasi nyeri pada
distraksi dan
di harapkan abdomen
nafas dalam
dengan 4. kolaborasi -
criteria dengan tim i rasa nyeri -
medis untuk untuk
hasil: mengurangi
pemberian
pasien obat anti nyeri.
tampak nyeri

rileks
skala nyeri
0/
berkurang.
IMPLEMENTASI:
NO. TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI
1. 25-02-2016/pkl: 1. Mengobserfasi tanda vital pasien dan pemberian O2
08.00 2. Memberikan posisi semi fowler, Menganjurkan tirah
baring
3. Membagikan obat oral,memberikan penkes tentang
penyakit TB

2. 25-02-2016/pkl: 1. Memberikan injeksi Ronitidin 50 mg 2 x 1 tiap 12 jam


09.30 2. Mengobservasi TTV
3. Memberikan lingkungan yang nyaman ,mengobsevasi
cara batuk pasien.

3. 25-02-2016/Pkl: 1. Mengobservasi keadaan umum pasien


10.00 2. Memberikan penjelasan tentang perawatan pencegahan
dan penularan TB ,
3. Lakukan pelepasan infuse ,mengingatkan pasien control.
EVALUASI

NO. TANGGAL/JAM EVALUASI


1. 25-02-2016/Pkl: 11.00 S: Pasien mengatakan batuk berkurang

O: TD=120/80 mmHg N= 80x/ menit


S= 360C R= 20x /menit

A: masalah teratasi

P: anjurkan pasien control hari sabtu(BLPL)


2. 25-02-2016/Pkl: 11.15 S: pasien mengatakan lemas berkurang

O: pasien dapat beraktifitas mandiri,skala nyeri 1


P= batuk terus menerus sudah hilang
Q= rasa tertusuk-tusuk sudah hilang
R=

A: masalah teratasi

P: anjurkan pasien control hari rabu(BLPL)


3. 25-02-2016/Pkl: 12.00 S: Pasien mengatakan sudah tau tentang penyakitnya

O: pasien tampak memakai masker


- Ketika batuk menutup dengan tisu dan membuang tisu
ke tempat sampah
- Pasien tidak menggunakan alat makan bergantian

A: masalah teratasi

P: intervensi di hentikan, pada pukul: 12.30 pasien pulang meninggalakan


rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai