Disusun oleh :
Abdul Azis
1119193
FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
Konsep Dasar Gawat Darurat
- Gawat:
Darurat:
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan
secepatnya. Contoh: Trauma berat, AMI, sumbatan jalan nafas, tension pneumotorak,
luka bakar disertai trauma inhalasi.
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya
kanker stadium lanjut.
Pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak mêngancam nyawa dan anggota
badannya, misanya luka sayat dangkal.
- Kematian sel
Tubuh manusia terdapat berbagai organ dan semua terbentuk dari sel-sel, sel tersebut
akan tetap hidup bila pasokan oksigen tidak terhenti.
Kematian akibat pasokan oksigen Ada dua macam:
1. Mati Klinis
2. Mati Biologis
Loss
Dying
Death
Jantung = 20 menit
- Kemampuan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (Basic Life Support) yang harus
dimiliki oleh orang awam.
cara meminta pertolongan
resusitasi kardiopulmuner seoerhana
cara menghentikan perdarahan
cara memasang balut/bidai
cara transportasi penderita gawat darurat
- Lingkup Gawat Darurat
Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian dilanjutkan
dengan Secondary Survey
Menggunakan tahapan ABCDE
Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung
- LOOK Bersihan jalan nafas, pengembangan paru/dada atau cuping hidung
LISTEN aliran nafas, pola nafas.
FEEL Aliran/ hembusan udara & raba nadi
- Resusitasi Jantung Paru
Dilakukan bila terjadi henti nafas dan henti nadi. Ini terjadi karena cardiac arrest
(arteri coronaria, angina pectoris, decompensasio cordis, infark miocard, arterio
sklorosis)
- Cakupan KGD
• Meliputi menetapkan diagnosis keperawatan dan manajemen respons klien/keluarga
terhadap kondisi kesehatan yang terjadi mendadak
• Pelayanan keperawatan gawat darurat tidak terjadwal dan biasanya dilakukan di ruangan
gawat darurat (emergency), ambulan gawat darurat sampai ke ruangan keperawatan kritis
(ICU)
Kondisi Kedaruratan
• Suatu kondisi dimana terjadi gangguan integritas fisiologis atau psikologis secara
mendadak
• Rentang area pelayanan gawat darurat
- Proses Keperawatan Gawat Darurat, dipengaruhi oleh
Waktu yang terbatas
Kondisi klien yang memerlukan bantuan segera
Kebutuhan pelayanan yang definitif di unit lain (OK, ICU)
Informasi yang terbatas
Peran dan sumber daya
- Pengkajian Terhadap Prioritas Peayanan
Perubahan tanda vital yang signifikan (hipo/hipertensi, hipo/hipertermia, disritmia,
distres pernafasan
Perubahan/gangguan tingkat kesdaran
Nyeri dada
Nyeri yang hebat
Perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dengan penekanan langsung
Kondisi yang dapat memperburuk jika pengobatan ditangguhkan
Hilang penglihatan secara tiba-tiba
Perilaku membahayakan, menyerang
Kondisi psikologis yang terganggu/perkosaan
- Prinsip Umum Manajemen Kedaruratan/Kecelakaan
Bersikap tenang tapi cekatan dan berfikir sebelum bertindak (jangan panik)
Sadari peran perawt dalam menghadapi korban dan wali/saksi
Lakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang mengancam jiwa
(henti napas, nadi, perdarahan hebat dan keracunan)
Lakukan tindakan penyelamatan jiwa/kehidupan
Lakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan menyeluruh
Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai posis yang cocok (kecuali jika ada
orthopnea) lindungi korban dari kedinginan
Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi berikan bantuan untuk menenangkan dan
yakinkan akan ditolong
Hindari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu, memindahkan hanya jila ada
kondisi yang membahayakan
Jangan diberi minum jika terdapat trauma abdomen atau diprakirakan kemungkinan
tindakan anestesi umum dalam waktu dekat
Jangan dipindahkan (ditanfortasi) sebelum pertolongan pertama selesai dilakukan dan
terdapat alat tranportasi yang memadai
- GAWAT DARURAT
Suatu keadaan yg memerlukan perhatian dan tindakan segera bila ditunda dapat
mengancam jiwa ~ kematian & kerusakan jaringan /organ tubuh
- Hipogikemia
Kadar glukosa darah dibawah normal. Diagnosis ditegakan jika kadar glukosa plasma ≤ 63 mg%
(3,5 mmol/L) “Adalah keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan penurunan glukosa
darah“
- insidensi
▪ 15, 5 kasus/th,
▪ 65 % akibat DM
- Penyebab
▪ Konsumsi alcohol
- Patofisiologi :
Hypoglikemia Respon SSP tdd
1) Respon otak, Kerusakan fungsi otak yg lebih tinggi, disfungsi serebral difus
(menyebar) jika kortek serebri kurang suplai energi kekaburan dikepala, gemetar,
kepala terasa melayang (gamang), gangguan berpikir dan berkonsentrasi, perubahan
kepribadian : kasar, cemberut, peka rangsang, perilaku seperti mabuk.
2).Respon vegetatif, rabas dari pusat pengontrol impuls otonomik adrenergik
pelepasan norepinefrin dan epinefrin takhikardi, pucat, berkeringat, gemetar
Hypoglikemik menetap / memburuk kerusakan kesadaran yang progresif stupor,
kejang atau koma. memungkinkan kerusakan serebral transient atau permanen
• Stad. gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung sederhana.
• Pada klien sadar beri minuman mengandung glukosa atau sukrosa (15 gr gula dapat
meningkatkan 20 – 120 mg/dl).
- Penatalaksanaan:
• Glukosa oral : 10 – 20 gr segera diberikan, dalam bentuk tablet, jelly tau 150-200 ml
minuman.
• Jika ada kesulitan menelan dan tidak gawat berikan madu atau gel glukosa lewat mukosa
rongga mulut.
- Pengkajian
Riwayat Kesehatan
• Serangan mendadak
• Rasa lapar
• Berkeringat
• Tremor, gemetaran
• Cemas, Gelisah
• Pingsan, kelemahan
• Mual
• Palpitasi
• Kemajuan ke kebingungan mental, bizarre perilaku, kepribadian ber;ubah, penurunan
kesadaran atau hilangnya kesadaran, kejang
- Pemeriksaan FisikHeart rate cepat
Pucat
Diaporesis
Cemas, gelisah
Tremor
Konfusion
Bizarre atau perilaku agresi
Tampak mabuk seperti keracunan
tak sadar Atau mengalami kejang
kulit dingin
- monitoring dan tindakanjut
Observasi respon terhadap therapy
Recek kadar gula darah seketika
Ketika klien sadar kembali dapatkan riwayat kesehatan secara akurat dan lakukan
pemeriksaan lebih
Identifikasi penyakit yang berhubungan, riwayat hypoglycemia sebelumnya, trauma
kepala atau luka-luka/gangguan lain
Beri diet seimbang
Monitor glukosa tiap jam dengan glucometer.
Hyperglikemia
Pengertian:
• Penyebab : Penggunaan glukosa darah oleh otot, lemak dan hati menurun
• Hiperglikemia merupakan komplikasi dari DM tipe I atau DM tipe II dapat
mengalaminya selama periode stress.
• Hiperglikemia terjadi ketika glukosa tidak dapat dikirimkan ke sel-sel akibat kurangnya
insulin hepar mengubah glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis) dan meningkatkan
glukoneogenesis memperburuk situasi dengan meningkatnya kadar glukosa darah
semakin meninggi.
- Penyebab
- Penalataksanaan :
• Cairan elektrolit.
• Pemberian insulin
• Diet.
• Obat hipoglikemi.
- Ketoasidosis Diabetik
Definisi
Suatu keadaan yang berkaitan dengan defesiensi insulin yang ditandai oleh hyperglikemia,
ketonuria, asidosis dan dehidrasi.
▪ Terlambat diagnosis
- Penyebab
Merupakan komplikasi dibetik akut
Asam keton dikeluarkan dalam urin dalam bentuk Na, K, dan garam ammonium
kehilangan cairan dan elektrolit.
• hiperventilasi
• pernafasan Kussmaul (menunjukan pH < 7,2) dan nafas
– hiperglikemia
– glikosuria
– penipisan volume
Filtrat yang banyak mengandung glukosa keluar melalui urin dengan membawa air, Na,
K, Amonium, fosfat dan garam-garam lain 🡪 kehilangan garam dan air.
– peningkatan BUN,
– penurunan bikarbonat
– 4. Syok Volume cairan vascular menurun syok terjadi siklus asidosis kerusakan
jaringan syok semakin memburuk kolaps vascular dan kematian.
- Penatalaksanaan
• Rehidarasi
• Emberian insulin
– Dapat diberikan larutan hypotonik seperti normal salin 0,45% Atau dapat
diberikan plasma ekspander jika kolap vascular tidak berespon terhadap normal
salin.
– Pantau klien selama 24 – 36 jam terhadap adanya edema paru atau serebral
2) mengatasi hiperglikemia,
3) mencegah hiperkalemia,
Mulai diberikan pada jam ke 2 dalam bentuk bolus (IV) dosis 180 mU/Kg BB,
dilanjutkan dengan drip 90 mU/jam/kg BB dalam NaCl 0,9%.
Bila GD stabil sekitar 200 – 300 mg/dl selama 12 jam dilanjutkan dengan drip insulin 1 –
2 u/jam dan dilakukan sliding skale setiap jam.
– Waspadai adanya hipo atau hiperkalemia dengan pemeriksaan kimia darah dan
EKG.
– Waspadai adanya kejang akibat penurunan kalsium darah : semutan sekitar mulut
atau tangan. Karena fosfat dapat menurunkan kalsium yag bersirkulasi.
4. Pengantian bikarbonat.
– Untuk klien dengan asidosis berat ditandai dengan pH arteri 7,0 atau kurang, yang
kadar bikarbonatnya 5 mEq/L atau lebih rendah.
5. Antibiotik,
• asidosis ringan
Prognosis jelek.
• Pemberian insulin
• Diet.
- Definisi Stroke
- Klasifikasi Stroke
1. Troke Hemoragik
Perdarahan intra cerebral dan mungkin perdarahan subarakhnoid, disebabkan
pecahnya pembuluh darah ortak tertentu
Kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif
Kesadaran pasien menurun
2. Stroke Non Hemoragik
Berupa iskemia, emboli dan trombosis cerebral
Terjadi saat / setelah lama beristirahat, bangun tidur, dipagi hari
Tidak terjadi perdarahan tetapi hipoksia karena iskemia, dapat timbul edema
sekunder
Kesadaran pasien umumnya baik
- Faktor penentu berat ringannya gangguan
Cepatnya kejadian : efek stroke akan terlihat beberapa menit / jam,
Daerah otak yg terkena
Gangguan suplai darah ke bagian otak tertentu
- Etiologi
Tidak diketahui
- Faktor resiko:
Akibat adanya kerusakan pd arteri karena usia, hipertensi, DM
Penyebab timbulnya trombosis; polycytemia
Penyebab emboli; MCI, kelainan katup, dll
Penyebab hemoragikTD terlalu tinggi, aneurisma arteri, penurunan faktor
pembekuan darah
Faktor lain: hiperlipidemia, merokok cigarette, konsumsi alkohol berlebihan,
penggunaan kokain dan obesitas
- Patofisiologi
Oklusi
Penurunan perfusi jaringan serebral
Iskemia
o Metabolisme anaerob
Asam laktat meningkat
Edema serebral
o Aktivitas elektrolit terganggu
Pompa Na dan Kalium gagal
Edema cerebral
o Perfusi otak menurun
o Nekrosis jaringan otak
o Gangguan neurologis
- Tanda dan Gejala
• Tidak sadar
• Konfuse
• Pengaruh fisik
• Paralisis
• Kesulitan menelan
• Gangguan penglihatan
• Penilaian buruk
• Hemiparese kanan
• Disfagia global
• Apasia
• Mudah frustasi
- Tes Diagnostik
CT Scan. Pemeriksaan awal u/ menentukan apakah strok hemoragik atau non
hemoragik. Pemeriksaan ini dapat melihat adanya edema, hematoma, iskemia
dan infark.
Angiografi Serebral. Membantu menentukan penyebab strok secara spesifik,
seperti perdarahan atau obstruksi arteri, ada tidaknya oklusi atau rupture.
Pungsi Lumbal. Menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada
trombosis, emboli serebral, TIA.
MRI. Menunjukkan daerah yg mengalami infakr, hemoragik, kelainan bentuk
arteri-vena.
EEG. Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak
- Pemeriksaan Medik
Penatalaksanaan stroke dpt dibagi menjadi dua fase yaitu
1. Fase akut
Selama fase akut tindakan keperawatan ditujukan u/ mempertahankan fungsi vital
pasien (life saving) dan memfasilitasi perbaikan neuron.
2. Fase paska akut.
Terapi farmakologik
1. Stroke infark aterotrombotik
• Terapi trombolitik, Anti-agregasi trombosit/ platelet dan Neuroprotektan
2. Stroke kardioemboli
• Anti-koagulan, anti-agregasi trombosit dan neuroprotektan
Terapi spesifik berdasarkan lokasi perdarahan
- Pengkajian
Aktivitas / Istirahat
Sirkulasi
Hipertensi
Disritmia
Integritas ego
Eliminasi
Inkontinensia urine
Distensi abdomen
Makanan / cairan
Mual, muntah
Neurosensori
Pusing
afasia
Pernapasan
Keamanan
- Diagnosa Keperawatan
Perubahan perfusi jaringan serebral b d interupsi aliran darah, gangguan oklusif,
hemoragic, vasopasme serebral, edema serebral
Kerusakan mobilitas fisik b d kelemahan, parestesia
Kerusakan komunikasi verbal b d kerusakan sirkulasi serebral, kehilangan
kontrol otot fasial
Kurang perawatan diri b d kehilangan koordinasi otot
Ketoasidosis Diabitikum
- Definisi
- Manifestasi Klinis
1. Poliuria dan poli dipsia (rasa haus meningkat)
2. pandangan kabur, kelemahan dan sakit kepala.
3. Hipotensi ortostatik pada pasien dengan deplesi volume
4. hipotensi sejati disertai nadi yang lemah dan cepat.
5. gejala gastrointestinal, seperti anoreksia, mual muntah, dan nyeri abdomen (mungkin
berat).
6. nafas aseton atau berbau buah
7. pernafasan kusmaul hiperpentilasi, pernafasan sangat dalam tetapi tidak sulit.
8. status mental setiap pasien berpariasi ( sadar hingga letargi atau koma).
- Patofisiologi
mula-mula terjadi karena kekurangan insulin. kekurangan insulin akan
menyebabkan dibuatnya glukosa oleh hati Walau tanpa insulin, penyerapan glukosa
didalam usus akan berjalan terus. Artinya, walaupun sangat penting keberadaan insulin,
namun masih ada alternatif lain. Akibatnya, akan timbul hiperglikemia. pada
hiperglikemia air akan berpindah, keluar dari sel dan masuk kedalam cairan intertisial.
Hal ini akan menyebabkan somnolen. Tekanan osmotik akan menjadi sedemikian
tingginya sehingga reabsorsi dari air yang difiltrassi di dalam tubulus ginjal ini akan
menjadi penting jika kita melihatnya dari segi energi. Hal ini akan menyebabkan
hilangnya air karena tekanan osmotik. Darah mengalami dehidrasi dan volume darah
yang bersirkulasi menjadi kecil, sehingga akan merangsang mekanisme aldesteron untuk
menghemat natrium.
- Pengkajian dan Temuan Diagnostik
1. kadar glukosa darah 300-800 mg/dl (bisa lebih rendah atau lebih tinggi)
2. kadar bikarbonat serum rendah 0-15 mEq/l
3. ph rendah 6,8-7,3
4. PaCO2 rendah 10-30 mmHg
5. Kadar natrum dan kalium bisa saja rendah, normal atau tinggi bergantung pada jumlah
cairan yang hilang (dehidrasi).
6. Peningkatan kadar kreatinin, nitrogen urea darah (BUN), dan Hematokrit dapat dijumpai
pada kasus dehidrasi. Setelah hidrasi, peningkatan kadar BUN dan kreatinin darah
menunjukkan insufisiensi ginjal.
- Selain mengatassi hiperglikemia, penatalaksanaan KAD ditujukan untuk mengatasi
dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis.
1. Rehidrasi
Pasien mungkin membutuhkan 6-10 literr cairan iv (salin normal (NS) 0,9 % yang
diinfuskan dalam kecepatan tinggi 0,5-1 l/jam selama 2-3 jam ). Untuk menggantikan
cairan yang hilang akibat poliuria, hiperventilasi, diare dan muntah. Larutan NS
hipotonik (0,45 %) dapat digunakan untuk kasus hipertensi atau hipernatremia dan untuk
mereka yang beresiko tinggi mengalami gagal jantung
2. Mengembalikan elektrolit
Kalium adalah elektrolit utama dalam menangani KAD. Penggantian kalium yang
dilakukan dengan hati-hati namun pada waktu yang tepat sangat penting untuk mencegah
disritmia jantung yang menyertai hipokalemia. Mengingat kadar kalium pasien dapat
anjlok dengan cepat akibat tindakan rehidrasi dan terapi insulin, penggantian kalsium
harus dimulai begitu kadar kalium turun kenilai normal.
3. membalikkan kondisi asidosis
Kondisi asidosis KAD dibalikkan dengan insulin, yang menghambat pemecahan
lemak. Insulin (hanya insulin reguler) diinfuskan dengan kecepatan lambat secara
kontinue (mis 5 unit/jam). Larutan cairan iv dengan konsentrasi glukosa yang lebih
tinggi, seperrti larutan NS (mis D5NS, D5.45NS), diberrikan ketika kadar glukosa darah
mencapai 250-300 mg/dl (13,8-16,6 mmol/l), agar kadar glukosa darah tidak anjlok
terlalu cepat. Insulin iv harus terus diinfuskan sampai kadar bikarbonat serum meningkat
dan passien dapat makan.
Krisis Tiroid
- Definisi
Krisis tiroid (thyroid strom, decompensated thyrotoxicosis) merupakan
eksaserbasi keadaan hipertiroidisme yang mengancam jiwa yang diakibatkan oleh
dekompensasi dari satu atau lebih sistem organ (Bakta, I Made & I Ketut Suastika,
1.999). Krisis tiroid adalah kondisi tirotoksikosis yang akut, mengancam jiwa yang dulu
sering tidak dikenali.
- Etiologi
Penyebab Utama :
Penyakit grave
Toxic multinodular
Solitary toxic adenoma
- Penyebab Lain :
o Penyakit grave
o Tiroiditas
o Penyakit troboblastis
o Pemasukan/konsumsi iodine yang berlebihan
o Penghentian obat antitiroid yang tiba-tiba
o Penyakit serebrovaskuler
- Komplikasi
Komplikasi krisi tiroid merupakan kondisi sekunder, gejala atau gangguan yang
disebabkan oleh krisis tiroid. Pada banyak kasus sulit membedakan antara komplikasi
dengan gejala krisis tiroid. Komplikasi yang bisa terjadi :
Dehidrasi
Gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, icterus
Gangguan irama jantung
Gagal jantung
Gangguan kesadaran
Kematian
Asam & basa, berdasarkan ARRHENIUS pengertian asam dan basa adalah
senyawa yang bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. Bersifat basa dalam air
karena adanya ion OH- Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari
kehidupan kita. Makanan yang kita konsumsi sebagia besar bersifat asam, (Munir, dkk,
2018).
- Definisi
Asidosis adalah suatu keadaan banyaknya asam dalam cairan tubuh. Asidosis
terjadi ketika asam basa menumpuk atau ketika bikarbonat berkurang. Asidosis
diklasifikasi menjadi asidosis respiratirik dan asidosis metabolik. Asidosis Resparotik
merupakan keadaan kelebihan asam relatif dicairan tubuh akibat retensi atau produk
berlebihan CO².
- Patofisoologi
CO² terakumulasi dalam darah dengan cepat terdifusi keseluruh kompartermen
tubuh. Hiperkapnea ini mendorong reaksi hidrolisis ke arah maju, mencifpakan asam
karbonat yang berdisosiasi menjadi H+ (ion hidrogen) dan HCO3- (ion bikarbonat).
Kompensasi ginjal berlanjut selama 3-5 hari, dengan sekresi H+ dan regenarasi
bikarbonat yang lebih hebat. Produksi amonia ginjal meningkat, meningkatkan fungsi
urin amonia namun menurunkan simpanan protein. Seiring meningkatnya HCO3- serum
dengan kompensasi C1- dieksresikan dalam jumlah lebih banyak, berpotensi
menginduksi hipokloremia pada asidosis respiratorik kronis
- Manifestasi Klinis
Sampel darah arteri yang memiliki PH rendah menyatakan bahwa klien
mengalami hiperkapnea. Klien mungkin mengalami hipoventilasi, yang bisa
menyebabkan asidosis respiratorik manifestasi hipoksemia keadaan komfusional,
iritabilitas, atau letargi. Dapat terjadi pada kasus yang berat. Kadar HCO3- normal, jika
sedang terjadi kompensasi oleh ginjal meninngkat. Kompensasi terjadi lebih hebat pada
asidosis respiratorik kronis dibandingkan pada asidosis respiratorik akut.
Asidosis Metabolik
- Definisi
Asidosis Metabolik adalah penurunan kosentrasi serum bikarbonat (HCO3) sering
dikaitkan dengan penurunan pH darah, sering bersamaan dengan penyakit ginjal kronis
yang progresif (CKD). Asidosis metabolik adalah keadaan kelebihan asam atau defisit
basa relatif pada cairan tubuh akibat akumulasi asam-asam terpiksasi atau hilangnya
bikarbonat.\
- Etiologi dan Faktor Resiko
Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh satu dua mekanisme akumulasi asam
terpiksasi atau hilangnya basa. Kedua mekanisme ini dapat dibedakan dengan ada atau
tidak adanya gap anion yang tinggi. Nilai normal gap anion adalah 12 ± 4 mEq/L.
Penyebab umum asidosis dengan gap anion tinggi yaitu asidosis laktat, ketoasidosis
diabetik, gagal ginjal azotemik dan tertelannya toksin yang mengandung metabolik asam.
Asidosis non gap anion yang disebabkan hilangnya basa juga disebut asidosis metabolik
hiperkloremik. Pada klien dengan penyakit kritis yang mendapat terapi penggantian
volume cairan secara agresif dengan Sali normal atau larutan bebas bikarbonat lain dapat
menimbulkan difesiensi bikarbonat relatif akbat dilusi cairan ekstra.
- Patofisiologi
Asidosis metabolik disertai dengan peningkatan ventilasi kompensasi. Asidemia
berat menginduksi resitensi insulin dan menekan enzim-enzim glikolitik, menyebabkan
gangguan metabolisme gangguan. Pada Asidosis metabolik yang disebabkan oleh asam-
asam organik penyanggan menurunkan simpanan bikarbonat dengan cepat. Jika fungsi
ginjal tidak terganggu, regenerasi HCO3- oleh ginjal terjadi dengan ekresi H+ meskipun
demikian ini membutuhkan waktu beberapa hari.
- Manifestasi Klinis
Asidosis metabolik tampak jelas pada nilai-nilai GDA dengan pH dengan kadar
HCO3- yang rendah. PaCO² turun dengan terjadinya kompensasi respiratorik.
Manifestasi sistematik asedemia disebabkan oleh perubahan fungsi protein dan gangguan
keseimbangan eletrolit.
- Penatalaksanaan
Intervensi agresif yang ditunjukan untuk mengatasi penyebab dasar merupakan
bentuk primer penatalaksanaan dan biasanya melibatkan pengembalian oksigenisasi dan
perfusi jaringan yang optimal. Gangguan elektrolit hanya di tatalaksana jika mengancam
jiwa
CLINICAL EVIDENCE BASED NURSING (EBNP)
PENGGUNAAN BERG BALANCE SCALE UNTUK MENGKAJI KESEIMBANGAN
PADA PASIEN STROKE
- Evidence Bsed Nursing Pada Pasien Dengan Perilaku Kekerasan Dan Resiko Bunuh Diri
- Penyebab
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1627/MENKES/SK/XI/2010 alasan mengapa seseorang memilih bunuh diri diantaranya:
Tidak dapat mengendalikan stress
Situasi kehidupan yang sulit
Tidak mampu mencari jalan keluar yang lebih baik
Adanya halusinasi
Waham bersalah
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan risiko bunuh diri adalah
● sifat bermusuhan
● implusif
● Depresi
Aspek lingkungan psikososial juga memberi kontribusi terhadap kecenderungan
seseorang melakukan bunuh diri diantaranya
● Perpisahan
● Kehilangan
● berkurangnya dukungan sosial
● riwayat keluarga melakukan bunuh diri.
- Metode Bunuh Diri
Secara umum metode bunuh diri terdiri dari 6 kategori utama yaitu
1. obat dengan memakan bahan padat, cair atau gas
2. menggantung diri dengan mencekik atau menyesakkan nafas
3. senjata api atau peledak
4. menenggelamkan diri
5. melompat dari ketinggian dan
6. memotong, menyayat atau menusuk.
- Standar pelayanan percobaan bunuh diri
Menurut Kepmenkes RI No 1287 tahun 2010 penatalaksanaan keadaan yang mengancam
nyawa pada kasus bunuh diri sebagai berikut :
● Pemeriksaan tanda-tanda vital.
● Bila keadaan umum menurun atau syok, segera diberikan infus NaCl.
● Indentifikasi cara bunuh diri (racun, obat, bahan peledak, mloncat dari ketinggian,
memotong organ tubuh, menggantung diri, tenggelam) dan prioritaskan tindakan
life saving.
● Konsultasikan ke dokter spesialis disesuaikan dengan metode bunuh diri.
● Setelah nyawa pasien tertolong, evaluasi tindakan bnuh diri selama 2×24 jam
terutama potensi bunuh diri ulang.
● Tempatkan pasien pada ruangan perawatan yang aman dan jauhkan dari benda-
benda yang dapat dipakai untuk bunuh diri.
● Awasi secara terus menerus selama 24 jam. Sebaiknya dilakukan perawat rasio
1:1.
● Ciptakan dan bina rasa percaya pasien pada petugas kesehatan.
● Berikan bimbingan, pengawasan dan perhatian.
● Psikofarmaka dengan antidepresan sesuai dosis dan indikasi.
- Dialectical Behavior Therapy atau DBT
Cognitive Behavior Therapy atau CBT merupakan intervensi psiko teraupetik
yang membantu klien dalam mengatur emosi negatifnya, menerima dirinya sekarang, dan
mengubah perilaku atau kebiasaan negatif yang dilakukan klien sekarang ke perilaku
yang lebih positif. Terapi ini sama seperti Cognitive Behavior Therapy atau CBT yang
berfokus pada perubahan pola pikir dan kebiasaan yang salah, tapi DBT ditambah
berfokus pada penyadaran diri klien untuk menerima dirinya apa adanya, dan
meningkatkan motivasi dari diri klien untuk merubah kebiasaan negatifnya (Mind, 2017).
DBT memiliki empat langkah utama dalam implementasi kepada klien yaitu
mengamankan klien dari kebiasaan negatif yang beresiko, memfokuskan pikiran klien
untuk berfokus pada kehidupan sekarang, dari pada mencemaskan apa yang terjadi di
masa lalu dan yang akan terjadi pada masa depan, mengontrol emosi negatif klien dengan
latihan meningkatkan toleransi distres, distraksi dari keinginan melakukan kebiasaan
negatif, dan meningkatkan hubungan interpersonal, melatih kebiasaan positif baru dan
pemusatan klien kembali ke usaha mencapai tujuan, serta berusaha peningkatan kualitas
hidup klien.