Ini merupakan tahap paling mendasar dalam kehidupan. Di masa ini, bayi sangat
bergantung, dan mengembangkan kepercayaan didasarkan pada ketergantungan
dan kualitas dari pengasuhnya, yaitu orang tua.
Pada titik perkembangan ini, anak sangat bergantung pada orang yang
mengasuhnya dalam memenuhi semua yang mereka butuhkan untuk bertahan
hidup termasuk makanan, kasih sayang, kehangatan, dan keamanan.
Jika pengasuh gagal memberi setiap kebutuhan di masa ini, maka anak akan
merasa bahwa mereka tidak dapat memercayai atau bergantung pada orang
dewasa dalam hidup mereka.
Jika tahap ini gagal karena anak hidup dalam lingkungan yang terkontrol, maka
dapat menghasilkan rasa malu dan selalu meragukan kemampuan mereka untuk
mengurus diri sendiri.
Adapun contoh keterampilan yang bisa dilakukan anak apda tahap ini, meliputi:
Toilet training
Berpakaian
Menyikat gigi
Selain itu, tahap ini juga mencakup keterampilan fisik, seperti berlari dan
melompat.
Selama tahap ini, seorang anak belajar untuk memulai interaksi sosial
dan aktivitas bermain dengan anak-anak lain. Anak-anak juga banyak bertanya
pada tahap ini.
Anak yang berhasil pada tahap ini akan merasa mampu memimpin orang lain.
Lalu, untuk anak yang gagal melewatinya, yang disebabkan karena terlalu
dikendalikan atau dibuat merasa bahwa pertanyaan mereka mengganggu, akan
memiliki sikap yang sering meragukan diri dan kurangnya inisiatif.
Di masa ini anak-anak perlu mengatasi tuntutan sosial dan akademik yang baru.
Keberhasilan melewati tahap ini mengarah pada rasa kompetensi, sedangkan
kegagalan menghasilkan perasaan rendah diri.
Tahap ini memainkan peran penting dalam mengembangkan rasa identitas diri
yang akan terus memengaruhi perilaku dan perkembangan selama sisa hidup
seseorang.
Mereka yang menerima dorongan dan kekuatan yang tepat melalui eksplorasi
pribadi akan memiliki identitas diri yang kuat, perasaan kemandirian, dan kontrol.
Kegagalan dalam tahap ini menyebabkan rasa tidak aman, bingung tentang diri
mereka sendiri dan masa depan.
6. Keintiman vs Isolasi (Usia 18–40 Tahun)
Tahap ini meliputi masa dewasa awal ketika seseorang mengeksplorasi hubungan
pribadi dengan orang lain.
Kesuksesan pada tahap ini akan mengarah pada perasaan berguna dan memiliki
rasa pencapaian, sementara kegagalan akan membuat seseorang merasa tidak
produktif dan tidak terlibat di dunia.
Menurut Erikson, jika seseorang merasa hidupnya tidak produktif, atau jika
seseorang memiliki rasa bersalah atas hal-hal yang terjadi di masa lalu, hal
tersebut dapat menimbulkan perasaan putus asa.
Kemudian, ketika sukses pada tahap ini akan mengarah pada perasaan puas dan
merasa bijaksana.
Itu dia ulasan mengenai tahap perkembangan psikososial berdasarkan teori dari
Erik Erikson.
Adanya teori ini diharapkan dapat menjadi tips yang membantu untuk memikirkan
beberapa konflik dan tantangan berbeda yang mungkin dihadapi seseorang saat
menjalani kehidupan.