علا ْي ُك ْم او ار ْح امةُ ه َّ ِ
ٱَّلل او اب ار اكاتُهُ س اَل ُم ا
ٱل َّ
ش ُر ْو ِر أا ْنفُ ِسناا او ِم ْن ِإ َّن ْال اح ْمدا ِ َّ ِ
َّلل ن ْاح امدُهُ اونا ْست ا ِع ْينُهُ اونا ْستا ْغ ِف ُر ْه اوناعُوذُ ِبا ِ
هلل ِم ْن ُ
ِي لاهُ.
ض ِل ْل فاَلا هااد ا ت أا ْع اما ِلناا ,ام ْن اي ْه ِد ِه هللاُ فاَلا ُم ِ
ض َّل لاهُ او ام ْن يُ ْ س ِِّيئاا ِ
ا
س ْولُهُ أ ا ْش اهدُ أ ا ْن الا ِإلا اه ِإالَّ هللاُ او ْحداهُ الا ش ِاري اْك لاهُ اوأ ا ْش اهدُ أ ا َّن ُم اح َّمدًا ا
ع ْبدُهُ او ار ُ
ص احابِ ِه أا ْج ام ِعيْنا
علاى آ ِل ِه اوأا ْ
علاى ُم اح َّم ٍد او ا اللَّ ُه َّم ا
ص ِِّل ا
أ ا َّما با ْعدُ:
عتِ ِه لا اعلِّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْو ْن َّللا او ا
طا ا َّللا أ ُ ْو ِ
ص ْي ُك ْم اونا ْف ِس ْي ِبتا ْق اوى َّ ِ فا ايا ِع ابادا َّ ِ
َّللاُ ت ا اعالاى ِف ْي ِكتاا ِب ِه ْال اك ِري ِْم:
اوقاا ال َّ
الر ِجي ِْم
ان َّ
ط ِ أا ُ
ع ْوذُ بِاهللِ ِمنا ال َّ
ش ْي ا
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami
turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di
antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira
bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu
malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang
sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan
tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” (Q.S. Yunus : 24)
Pada akhir ayat tersebut dikatakan : “Demikianlah Kami menjelaskan tanda-
tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.”
Ini artinya hanya orang yang mau berpikir yang mau melihat sekitarnya dan
sadar bahwa kehidupan dunia adalah sementara. Jangan sampai kita terpedaya
oleh kehidupan dunia yang bersifat sementara. Bahkan menghalalkan segala
cara
untuk mendapatkannya. Tidak mau tahu lagi mana yang halal dan haram. Harta
seakan segala-galanya. Orang yang demikian ini tidak akan mendapatkan apa-
apa.
Orang yang tertipu dengan dunia biasanya tidak sadar bahwa dunia ini ada
batasnya. Mereka mengira hidup mereka masih lama. Bahkan mereka berharap
umur mereka diperpanjangsampai 1000 tahun.
Tanpa mereka sadari, setiap pertambahan hari atau bulan pada hitungan
umurnya, pada hakikatnya jatah umurnya semakin pendek dan berkurang dari
apa yang telah Allah tetapkan (az-Zumar: 42). Banyak orang yang suka
menunda-nunda pelaksanaan kewajiban ibadah maupun bertobat. Mereka
berharap suatu saat mereka bisa melakukannya. Tidak sedikit masyarakat kita
yang teracuni bualan orang hedonis yang mengatakan, "muda foya-foya, tua
kaya-raya, dan mati masuk surga." Ini tentu tipuan dan bualan setan yang ingin
menjauhkan manusia dari tuhannya dan menjerumuskan para generasi muda
dalam sebuah kehidupan tanpa arah.
Demikian khutbah singkat ini, semoga kita bisa mengambil hikmah dan
pelajaran dari apa yang telah disampaikan sehingga kita semakin memahami
hakikat kehidupan dunia.
ِع ابادا َّ ِ
َّللا
شا َٰٓ ِء او ْٱل ُمن اك ِر او ْٱلبا ْغ ِى َۚ
ع ِن ْٱلفا ْح ا
ئ ذِى ْٱلقُ ْربا هى اويا ْن اه هى ا ٱَّلل ياأ ْ ُم ُر ِب ْٱل اعدْ ِل او ْ ِ
ٱْلحْ ه ا
س ِن او ِإيتاا َٰٓ ِ ِإ َّن َّ ا
ظ ُك ْم لا اعلَّ ُك ْم تاذا َّك ُرونا
اي ِع ُ
ٱَّلل أ ا ْك اب ُر فااذْ ُك ُروا هللاا ْال اع ِظي اْم ياذْ ُك ْر ُك ْم اوا ْش ُك ُر ْوهُ ا
علاى نِ اع ِم ِه يا ِزدْ ُك ْم ,اولا ِذ ْك ُر َّ ِ