Yesi Sri Mulyati - 7D - Laporan Praktikum Metotreksat Dan Fenobarbital
Yesi Sri Mulyati - 7D - Laporan Praktikum Metotreksat Dan Fenobarbital
Kelompok : 3 (Tiga)
Kelas :D
Nama Penyusun : Yesi Sri Mulyati (066119121)
Anggota Kelompok :
1. Putri Aulia (066119105)
2. Meta Etika (066119113)
3. Anggi Agustiani (066119129)
Dosen Pengampu :
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
STUDI KASUS
Jawaban
= 0,05554731𝑚𝑔 = 55.54731µ𝑔
Tidak memerlukan loading dose karena nilai Css rata-ratanya sudah
melebihi dari nilai Css nilai rata-rata yang ditargetkan yaitu 20µg/ml
b. Sudah tepat, karena pasien dalam terapi kanker akan sebaiknya jika obat
yang masuk dalam tubuh itu memiliki durasi yang lambat, agar tubuh
tidak terlalu bekerja lebih untuk mempercepat dalam mengabsorbsi
efek terapi obat metotreksat. Dikarena sabagaimana kita tahu
pemberian obat secara infus (intravena lambat) berguna juga untuk
pasien yang tidak sadarkan diri atau tidak bisa menggunakan obat
secara oral.
c. Obat metotreksat ketika diberikan dengan intravena cepat maka t1/2
obat menjadi cepat, interval pemberian obat menjadi pendek, dan
pemberian obat semakin sering. Sedangkan obat metotreksat ketika
diberikan dengan intravena lambat maka t1/2 obat menjadi lambat,
interval pemberian obat menjadi panjang, dan pemberian obatnya juga
tidak terlalu sering.
d. Dosis infus Metotreksat
Jawab :
Diketahui :
S =1
F =1
Dosis = 30mg/ml
τ = 3jam
Ditanya : Berapa dosis infus metrotreksat?
0,693 0,693
K = 1 = 3𝑗𝑎𝑚 = 0,231/𝑗𝑎𝑚
𝑡
2
Jawaban
= 5100/93,6
= 54,49 mL/menit
Klirens kreatinin 54,49 mL/menit dapat diubah menjadi 3,2694 L/jam
= 3,2694 L/jam
= 5,23 L/jam
= 5,73 mg/L
Nilai dari S dan F dianggap 1, dan konsentrasi metotreksat dalam mg/L dapat
di konversi menjadi suatu konsentrasi dalam ukuran mikromol atau 10-6 molar
dengan menggunakan persamaan:
= (5,73 mg/L)/0,454
(mengasumsikan keadaan waktu tunak telah dicapai 24 jam sesudah laju infus
30 mg/jam di mulai)
• K
K = 0,693/t
= 0,693/3 jam
= 0,231/jam
• C2 = (C1)(e-kt)
= (12,62 x 10-6 ) (e-0,231/jam x 12 jam)
ln C1/C2
• T =
𝐾
ln (12,632 x 10−6/0,5x10−6 )
=
0,231 𝑗𝑎𝑚
= 13,978 jam
• k
k = 0,693/ t1/2
= 0,693/10 jam = 0,0693/ jam
• C2
C2 = (C1)(e-kt)
RANCANGAN PORTOFOLIO
1. Pasien 1 = 5 tahun
2. Pasien 2 = 6 tahun
3. Pasien 3 = 8 tahun
4. Pasien 4 = 5 tahun
5. Pasien 5 = 4 tahun
6. Pasien 6 = 11 tahun
7. Pasien 7 = 14 tahun
8. Pasien 8 = 5 tahun
9. Pasien 9 = 10 tahun
10. Pasien 10 = 13 tahun
11. Pasien 11 = 5 tahun
12. Pasien 12 = 7 tahun
13. Pasien 13 = 14 tahun
14. Pasien 14 = 4 tahun
15. Pasien 15 = 5 tahun
Diagnosa Dermatomiositis, Acute
Lymphoblastic Leukimia (ALL)
Tinjauan Obat
Volume distribusi 0.4 to 0.8 L/kg (Kor. J. Clin. Pharm., Vol. 16, No. 1. 2006 )
Klirens 2.766 L/h/m2 (Kor. J. Clin. Pharm., Vol. 16, No. 1. 2006 )
Cminss = -
AUC 4.000 µmol·h/L (Kor. J. Clin. Pharm., Vol. 16, No. 1. 2006
)
Metode analisis obat Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi menggunakan fase
pada sampel darah diam C18 dan fase gerak methanol pada laju alir 1,5 ml/menit.
Eluen dipantau dengan detektor UV pada Panjang gelombang
313 – 340 nm. Waktu retensi untuk metroteksat masing-masing
adalah 9, 11, 21 dan 24 menit.
Hasil parameter
farmakokinetik pada
pasien hasil TDM
(berdasarkan jurnal)
● Volume -
distribusi
● Klirens 79 - 150 ml/menit
1. Sampel 1
2. Sampel 2
Dst
Interpretasi hasil TDM : Berdasarkan perbandingan data cmaks portofolio dengan cmaks
populasi hasilnya sudah termasuk kedalam indeks terapeutik
karena masuk kedalam rentang Cmaks populasi sehingga obat
sudah mencapai efek terapeutik yang sesuai.
Rekomendasi Farmasi Metotreksat oral lebih dianjurkan untuk anak karena mudah dan
lebih nyaman dalam pemberian dibandingkan dengan cara
parenteral (intravena/subkutan). Pemberian methotrexat
disarankan diberikan bersamaan dengan leucovorin untuk
meminimalisir efek samping dari methrotexat. Perlu adanya
individualisasi regimen dosis untuk mencapai efek terapi yang
maksimal dan efek samping yang tidak diinginkan karena
berdasarkan hasil yang diperoleh, dari pasien dengan umur yang
berbeda didapatkan hasil parameter farmakokinetik dengan nilai
yang berbeda-beda.
Monitoring :
1. Monotoring efek samping metorexat
2. Pengukuran harian terhadap jumlah urin yang
dikeluarkan, asupan cairan dan berat badan pasien
3. Tes harian lainnya juga seperti: Tes darah untuk
mengukur leukosit, neutrofil, limfosit, monosit,
eosinophil, basofil dan jumlah sel darah lengkap
4. Monotoring Myelosuppresion dan Hepatotoxicity (SGOT
dan SGPT)
5. Lakukan radioterapi dengan tujuannya membunuh sel-sel
kanker yang telah menyebar ke saraf tulang belakang.
Hasil Penelusuran Artikel (tuliskan semua artikel/pustaka yang Anda gunakan pada
kolom ini dilengkapi dengan screenshot bukti bagian/tulisan yang Anda gunakan dan
judul artikel)
1. 1.
ISSN 0216-0773
3. 3.
DST DST
DAFTAR PUSTAKA
Chalmers RJ. The expanding role of methotrexate for treating skin disease. Br J
Dermatol. 2016;175:9-10
Shen S, O’Brien T, Yap LM, Prince HM, McCormack CJ. The use of
methotrexate in dermatology: A review. Australas J Dermatol.
2012;53:1-18
Touw D.J,Neef C., Thomson A.H., Vinks A.A., 2007, Cost‐effectiveness of
therapeutic drug monitoring: an update, EJHP Sci 13: 83‐91.