Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM

THERAPEUTIC DRUG
MONITORING

‘’Antibiotik Aminoglikosida’’

Kelompok 8
1. Silnawati (066119243)
2. Nurul Safirah (066119250)
3. Sabrina Fajriati (066119260)
4. Cahaya K Dewi (066119270)
TIPE A TIPE B

1. Apakah obat tersebut perlu di 1. Seorang pasien laki-laki 45 tahun, BB 50 kg akan


TDM? Jelaskan! mendapatkan infus antibiotik Vankomisin secara intravena
2. Carilah nilai MEC MTC, dan lambat selama 30 menit. Kadar tunak rata-rata obat dalam
indeks terapi kedua obat pada darah yang diinginkan adalah 40 µg/ml. Diketahui volume
kondisi pasien normal dalam distribusi dan waktu paro eliminasi antibiotik berturut-turut
pemberian oral dan intravena 0,2 L/kg dan 12 jam.
(tidak boleh pada pasien dengan a. Apakah pasien memerlukan loading dose?
penyakit tertentu b. Apakah pemberian sudah tepat melalui intravena lambat?
3. Gambarkan kurva indeks Jelaskan!
terapeutiknya c. Simulasikan jika Vankomisin diberikan dengan intravena
4. Tentukan nilai waktu paro cepat dan intravena lambat!
eliminasi, volume distribusi dan d. Berapa dosis infus antibiotik Vankomisin untuk pasien di
klirens dari hasil penelitian untuk atas? Diketahui sediaan infus yang tersedia mengandung
kedua obat. Vankomisin 25 mg/ml.
e. Kondisi pasien memburuk dan terdiagnosa gagal ginjal
kronik stage 4. Menurut Anda, apakah obat dan kondisi
pasien memerlukan TDM?
Jawaban TIPE A
1. Perlu, karena gentamisin memiliki kisaran terapi sempit dimana perubahan sejumlah kecil
dosis obat dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan atau bahkan
menimbulkan efek toksik (Picard dkk., 2014). Aminoglikosida diekskresi melalui ginjal
sehingga pada penurunan fungsi ginjal ,antibiotik golongan aminoglikosida dapat
menyebabkan nefrotoksik (menggangu fungsi ginjal) sehingga penggunaannya perlu
dilakukan monitoring (TDM) terutama pada pasien dengan kondisi penurunan fungsi
ginjal. (Sumber : Fransiska1 * 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Surabaya)

1. - Nilai Minimum Efect Concetration (MEC) : 5 µg/mL


-Nilai (MTC) :> 10 µg/mL > 15 µg/mL
-Indeks terapi sempit : 5-10 µg/mL
:
GRAFIK
3. Kurva Indeks Teraupetik

Infus IV kontinu suatu obat dimulai pada titik awal grafik. Konsentrasi obat
dalam plasma dipantau sepanjang waktu. Bila jumlah yang dihantarkan dalam suatu satuan
waktu sama dengan jumlah yang dieliminsai dalam satuan waktu yang sama, konsentrasi
plasma dikatakan telah mencapai keadaan tunak.
4. Dik :
Umur pasien : 72 tahun
Berat Badan : 75 kg
Ke : 0,164 / jam
Vd u/Gentamicin : 0,3 L/kg
Dit t ½ eliminasi , Vd Cl?

Jawab :
t ½ eliminasi = 0,693 / ke
= 0,693 / 0,164
= 4,22 jam
Vd = 0,3 L/kg x 75 kg
= 22,5 L
Clearens = Vd x ke
= 22,5 L x 0,164/jam
= 3,69 L/jam
Jawaban tipe B
Seorang pasien laki-laki 45 tahun, BB 50 kg akan mendapatkan infus antibiotik
Vankomisin secara intravena lambat selama 30 menit. Kadar tunak rata-rata obat dalam darah
yang diinginkan adalah 40 µg/ml. Diketahui volume distribusi dan waktu paro eliminasi
antibiotik berturut-turut 0,2 L/kg dan 12 jam.
Perhitungan loding dose :
Diketahui :
Penyelesaian :
0,2 𝐿/𝐾𝑔
Vd = = 10 L → 1000 mL 𝑉𝑑 . 𝐶𝑠𝑠 10 𝐿 𝑥 40 𝑚𝑔/𝐿
50 𝑘𝑔 LD : = = 400 𝑚𝑔/𝐿
𝑆 .𝐹 1𝑥1
Css = 40 μg/mL →40 mg/mL
𝑡1/2 = 12 jam
0,693 0,693
k = 𝑡Τ = = 0,057/𝑗𝑎𝑚
2 12

S=1
Jawaban tipe B

1. Obat Vankomisin pada pasien dewasa untuk pemberian loading dose dapat
dipertimbangkan dengan infeksi berat dimana taget kadar pencapaian
cepat untuk indeks terapi 10 - 15 mg/ml dan pada pasien disfungsi ginjal
yang membutuhkan waktu untuk mencapai keadaan steady state. Pada
pasien ini tidak usah dilakukan loading dose dikarenkan hasil perhitungan
loading dose nya 400 mg/ml sedangkan rekomen dosis pada loading dose
25-30 mg/kg IV.

2. Pemberian intervena lambat dinyatakan sudah tepat dikarenakan


vankomisin merupakan antibiotik golongan glikopeptida yang memiliki
indeks terapi sempit, dimana jika vankomisin diberikan intravena cepat
maka akan mengakibatkan kadar obat dalam darah menjadi tinggi
sehingga mengabkibatkan terjadinya efek toksik/keracunan. Selain itu
pemberian vankomisin secara intravena tidak dapat dilakukan terlalu cepat
karena berisiko menimbulkan efek samping red man syndrome.
Jawaban tipe B

3. Pemberian Pada pemberian melalui intravena cepat dimana waktu paruh akan cepat sehinga
interval waktu pemberian obat semakin pendek karena obat lebih cepat tereliminasi dan
frekuensi pemberian obat semakin sering, sedangkan pemberian dengan intravena lambat mka
waktu paruh lambat sehingga waktu pemberian obat semakin Panjang karena obat lebih lambat
tereliminasinya.
Diket : S ediaan infus yang tersedia mengandung Vankomisin 25 mg/ml
𝐶𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 𝑇𝑖𝑛 𝑓 𝑥 𝐶𝑙 0,0025 𝑚𝑔 𝑥 𝑓 𝑥 𝐶𝑙
Jawab : = = 24,9 mg/mL
𝑠 𝑥 𝐹 (1 𝑒 −0,0578 𝑥 0,5 ) 𝑠 𝑥 𝐹 (1 𝑒 −0,0578 𝑥 0,5 )
4.Perlu dilaklukannya TDM karena vankomisin dieliminasi dalam bentuk
tidak berubah, terutama melalui ginjal (>90%). Eliminasi vankomisin
berkurang pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. (dieliminasi sebanyak
90 % dalam bentuk utuh melalui urin).
(Sumber : Muslim Suardi, Marissa Sofjan, Raveinal
Raveinal10.29208/jsfk.2016.3.1.101)
Adanya ganguan fungsi ginjal dapat mengakibatkan penurunan kemampuan
ginjal dalam mengeliminasi obat. Pasien penyakit gagal ginjal kronik stage 4.
Penurunan kecepatan eliminasi menyebabkan penurunan kemampuan ginjal
mengeliminasi obat sehingga fraksi obat didalam tubuh menjadi lebih besar.
Dilakukan TDM agar dosis vankomisin sesuai dengan kondisi pasien
sehingga menghindari terjadinya akumulasi obat dalam tubuh pada pasien
PORTOFOLIO
Tim Petugas Farmasi 1. Silnawati 1. 066119243
2. Nurul Safirah 2. 066119250
3. Sabrina Fajriati 3. 066119260
4. Cahaya Kumala Dewi 4. 066119270

Nama Pasien Dina

Usia/BB/TB 45 thn/56 kg / 165 cm

Diagnosa - Bronkopnemonia
- Toksisitas Aminoglikosida

Riwayat Penggunaan Obat - Gentamisin bersamaan dengan obat


Amfoterisin B dan Siklosforin
Nama Obat yang akan di TDM Gentamisin

Alasan TDM - Gentamisin merupakan gol aminoglikosida yaitu antibiotic


dengan indeks terapi sempit
- Pasien mempunyai riwayat toksisitas aminoglikosida

Kondisi pasien saat akan TDM - Demam tinggi


- Nefrotoksisitas

Tinjauan Obat

Nama Obat Gentamisin ( Antibiotik)

Parameter Farmakokinetik Populasi

Waktu paro eliminasi -

Volume distribusi -

Klirens 87,79 ml/menit

Cmakss-Cminss Cmin : <1 mg/L, Cmax : 5-10 mg/L (8-10 mg/L untuk infeksi berat)
● Lanjutan

AUC ≤ 240 mg.hr/L

Tmaks -

Cmaks Cmax ≥ 8 mg/L


Portofolio Theraupetic Drug Monitoring

Jumlah sampel yang diambil Sampel yang diambil yaitu darah 4 mL

Waktu/jam pengambilan sampel 30 menit setelah akhir dosis


darah

Rute pemberian Intravena (IV) Lambat selama 2- 3 menit


Intravena cepat/Intravena lambat/Infusi intravena/intravena cepat diikuti
lambat/oral/intrasmuskular/subkutan*

Metode analisis obat pada sampel :Setelah dosis terakhir LD (30 menit, diencerkan dalam 100 mL NaCl 0,9%), sampel darah 4 ml
darah diambil untuk menilai konsentrasi obat (Cmax). Untuk masing-masing dosis berikutnya
membutuhkan TDM, darah sampel 30 menit setelah akhir dosis untuk Cpeak dan tepat sebelum
administrasi berikutnya untuk Cmin. Darah sampel segera dikirim ke laboratorium untuk
pengukuran konsentrasi obat, menggunakan enzim kualitatif dan kuantitatif yang divalidasi
dikalikan immunoassay teknik (EMIT) pada penganalisis Viva-E™ (Siemens,Dublin, Irlandia).
Pengukuran ini dikendalikan sehari-hari menggunakan sistem pengendalian internal dan
eksternal. Itu batas kuantifikasi (LOQ) adalah 0,8 mg/L. Konsentrasi obat diukur setiap hari
hanya jika koreksi dosis atau perpanjangan diperlukan atau jika ada perubahan dalam kreatinin
serum (sCr), jika tidak dilakukan TDM setiap 2 hari.
Hasil parameter farmakokinetik pada pasien hasil
TDM (berdasarkan jurnal)

· Waktu paro eliminasi 5,4 jam

· Volume distribusi 0,42 L/kg

· Klirens 3,3 mL/menit

· Cmaksss-Cminss -

· AUC 462 mg*jam/L

Hasil/Konsentrasi obat dalam sampel (sesuaikan 0,5 -16 mg/L Note : kadar ini didapatkan dari nilai Cpeak insial yang biasa
dengan banyaknya sampel darah) digunakan dalam melakukan kalkulasi nilai MIC

Sampel 1 : Amikasin

Interpretasi hasil TDM : Toksistas


Rejimen dosis yang diberikan lebih tinggi dan tidak sesuai dengan rekomendasi
kadar maksimum amikasin sehingga dapat menyebabkan toksisitas . Potensi
toksisitas amikasin dipertimbangkan pada Cmin >5mg/L.
Subterapeutik/Toksik/Masuk dalam indeks terapeutik*
Rekomendasi Farmasi ● Jika Cpeak/MIC <8, dosis harian (DD) dinaikkan 25 hingga 30% hingga
maksimum 30 mg/kg. Jika Cpeak/MIC >12, DD berkurang 25 hingga 30%
menjadi minimal 7,5 mg/kg. Jika Cmin >5 mg/L, waktu antara dua pemberian
diperpanjang sampai 12 jam (maksimum 72 jam) untuk memungkinkan
pengukuran konsentrasi obat lain; dosis berikut diberikan hanya ketika Cmin 5
mg/L
● Dilakukan penurunan dosis harian amikasin lebih lanjut

Monitoring : Parameter Laboratorium dan sesuaikan dengan rekomendasi farmasi**

● Dilakukan pengukuran obat dan rejimen amikasin


● Pemantauan obat terapeutik diperlukan untuk menyesuaikan dosis amikasin
pada sebagian besar pasien septik.
● Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi hal ini dalam kohort ICU besar.
● Pencapaian awal Cpeak/MIC optimal mungkin berdampak pada respons klinis
dan mikrobiologis, tetapi tidak pada
DAFTAR PUSTAKA
Hasil Penelusuran Artikel (tuliskan semua artikel/pustaka yang Anda gunakan pada kolom ini dilengkapi dengan
screenshot bukti bagian/tulisan yang Anda gunakan dan judul artikel)

Artikel (tuliskan nama artikel, penulis, Buku/Ebook/Dokumen lainnya (tuliskan nama pengarang, tahun, judul
tahun, volume, nomor, nama jurnal, buku, penerbit, dan halaman) PLUS SCREENSHOT
dan DOI) PLUS SCREENSHOT

1. Wahyu Utaminingrum, dkk. (2022). 1.


Penggunaan Antibiotika Aminoglikosida
pada Pasien Anak di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Jurnal Farmasi Indonesia,
1(1), 36-46.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai