Anda di halaman 1dari 9

XX.

PENYAKIT PEGUNUNGAN
Tempat-tempat yang terletak tinggi cari permukaan
laut,
mempunyai kadar zat asam (oksigen) yang lebih rendah daripada
tempat-tempat yang lebih rendah. Keadaan semacam ini sering
membawa akibat yang tidak dinginkan pada para pendaki gunung.
Gangguan tersebut terutama mulai terasa pada ketinggian 2000
meter di atas permukaan laut. Tetapi timbalnya reaksi-reaksi itu
tergantung kepada daya than dan daya penyesuaian perorangan.
1. Penyakit pegunungan yang akut
Penderita mula-mula merasa pusing, sakit kepala, letih, mengan-
tuk, kedinginan, mual dan muntah-muntah, pucat, dan sesak nafas.
Kemudian diikuti perasaan panas, gelisah, kuping berdenging,
susah berkonsentrasi dan susah tidur.
Tindakan pertolongan:
Pada umumnya dengan beristirahat, gejala-gejala akan menghi-
lang dalam waktu 24-
48 jam. Tetapi bila ticlak berhasil, penderita
harus dibawa kembali ke tempat yang lebih rendah.
Kecelakaan semacam itu dapat dicegah dengan jalan: beristirahat
sebelum melakukan pendakian, makan jangan terlalu kenyang, dan
hindari rokok atau minuman keras.

2. Penyakit pegunungan akut yang disertai kelainan paru-paru


Gangguan yang serius biasanya terjadi pada ketinggian 3000 meter
atau lebih. Gejalanya muncul 6--36 jam sesudah tiba di tempat
tersebut. Tanda-tandanya: batuk-batuk kering, sesak nafas juga
pada waktu istirahat, dada serasa tertekan, dan mungkin batuk
darah. Denyut nadi makin cepat, penderita nampak pucat dan
membiru, kemudian pingsan.
Tindakan pertolongan:
Istirahatkan dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh
lainnya.
Berilah pernafasan buatan bila perlu (lihat Pernafasan buatan).
Bawa kembali ketempat yang lebih rendah, dan kirim ke rumah
sakit.
XXI. PERDARAHAN PEMBULUH NADI
Pembuluh nadi bertugas membawa darah segar dari jantung ke
seluruh tubuh. Kebanyakan pembuluh nadi ini tersimpan dalam di
bawah jaringan tubuh, dan hanya beberapa saja yang dekat ke
permukaan kulit.
Tanda-tanda perdarahan pembuluh nadi: darah keluar menyem-
bur sesuai dengan denyut jantung. Darah yang keluar berwarna
merah segar.
Tindakan pertolongan:
Pertolongan harus segera diberikan, karena penderita akan cepat
kehilangan darah dan terjadi shock. Ada tiga cara penghentian
perdarahan nadi:
1. Tekanan di tempat perdarahan
Cara ini adalah yang terbaik untuk perdarahan nadi pada umumnya. Caranya jalah dengan
mempergunakan setumpuk kasa steril (atau kain bersih biasa), tempat perdarahan itu di tekan.
Tekanan itu harus dipertahankan terus sampai perdarahan berhenti atau sampai pertolongan yang
lebih mantap dapat diberikan. Kasa boleh dilepas apabila sudah terlalu basah oleh darah dan perlu
diganti dengan yang baru. Selanjutnya tutuplah kasa itu dengan balutan yang menekan, dan bawa
penderita ke rumah sakit. Selama d¿lam perjalanan, bagian yang mengalami perdarahan diangkat
lebih tinggi dari letak jantung. Sementara itu perhatikan pula adanya tanda-tanda terjadi shock, dan
juga apakah perdarahan mash berlangsung dengan deras. Apabila demikian, balutan harus segera
diperbaiki. Usahakan agar penderita tetap dalam keadaan tenang, ka:ena kegelisahan dapat
menyebabkan perdarahan berulang kembali.
2. Tekanan pada tempat-tempat tertentu
Cara ini dikerjakan sebelum cara no. 1 atau no. 3 dikerjakan. Atau dapat pula sebagai tindakan
tambahan apabila cara no. 1 tidak segera berhasil menghentikan perdarahan. Tempat-tempat yang
ditekan ialah hulu (pangkal) pembuluh nadi yang terluka. Jadi tujuan penekanan in ialah untuk
menghentikan aliran darah yang menuju ke pembuluh nadi yang cedera. Garis-garis panah
menunjukkan arah aliran darah di dalam pembuluh nadi. Perhatikan, bahwa tempat-tempat yang
ditekan terletak di antara jantung dan tempat luica.
A: untuk perdarahan di daerah muka;
B : untuk perdarahan muka dan kepala;
C: untuk perdarahan di kaki;
D: untuk perdarahan di daerah di bawah lutut;
E: untuk perdarahan di lengan;
F: untuk perdarahan di bawah siku;
G: untuk perdarahan di pundak dan sepanjang lengan;
H: untuk perdarahan kulit kepala dan kepala bagian atas.

3. Tekanan dengan torniket (torniquet)


Torniket ialah balutan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama sekali. Sehelai
pita kain yang lebar, pembalut segi tiga yang dilipat-lipat, atau sepotong karet ban
sepeda dapat dipergunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket haruslah cukup untuk dua kali
melilit bagian yang hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket ialah lima jari di
bawah ketiak (untuk perdarahan di lengan) lan lima jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di
kaki).
A: Buat ikatan di anggota badan yang cedera.
B: Selipkan sebatang kayu di bawah ikatun itu.
C: Kencangkan kedudukan kayu itu dengun memutarya.
D: Agar kayu tetap erat kedudukannya, itat ujung satunya.
Caranya: lilitkan torniket di tempat yang dilehendaki. Lebih baik lagi apabila sebelumnya dialasi
dengan kain atau kain kasa, untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain,
masih perlu dikencang;kan dengan sepotong kayu. Caranya, eratkan torniket dengan sebuah simpul
hidup, kemudian selipkan sebatang kayu di atas simpul tersebut. Selanjutnya dikat lagi dengan
simpul mati.
Kemudian putar kayu itu seperti memutar keran air untuk mengencangkan torniket. Tetapi jangan
diputar terlalu keras, karena dapat melukai jaringan-jaringan di bawahnya. Tanda bahwa torniket
sudah kencang ialah menghilangkannya denyut nadi di tempat yang rendah dari torniket. Warna
kulit di daerah itu menjadi pucat kekuningan. Penderita yang ditorniket harus segera dikirim ke
rumah sakit untuk pertolongan lebih lanjut, dan mendapat prioritas pertama untuk itu. Untuk
memudahixan para pengusung, torniket harus nampak jelas dan tidak boleh ditutupi. Kalau perlu,
misalnya dalam kecelakaan massal, dahi penderita diberi tanda "'T"' yang jelas. Bagian yang
ditorniket tidak boleh diselimuti atau ditutup apa pun. Biarkan saja dalam keadaan terbuka. Juga
tidak boleh dipanaskan dengan cara apa pun. Hal ini untuk tidak mempercepat kematian jaringan
yang tidak dialiri darah tersebut. Setiap 10 menit, torniket boleh dikendorkan (dengan memutar
kayunya) selama 30 detik tepat. Sementara torniket kendor, luka ditekan dengan kasa steril.
XXII. PERDARAHAN PADA UMUMNYA
1. Perdarahan di bawah kuku
Apabila kuku terjepit pintu, terpukul martil, atau kejatuhan benda yang berat, mungkin terjadi
perdarahan di bewah kuku. Kuku akan memerah dan sangat sakit. Sakit tersebut ditimbulkan oleh
adanya pembengkakan dan perdarahan yang tertekan oleh kuku. Kadang- kadang kuku tersebut
kemudian mengelupas karena desakan tadi.
Tindakan pertolongan:
Untuk mengurangi rasa sakit, tindakan pertama yang dapat dilakukan ialah mengompres jari yang
cedera dengan es atau air es. Kemudian dengan sebuah pisau lipat, kuku yang cedera dikorek dan
dilubangi. Dengan demikian darah yang mengumpul di bawah kuku akan dapat tersalurkan keluar.
Selain mengurangi sakit, tindakan ini juga dapat mencegah kuku terkelupas. Jika darah sudah
dikeluarkan, lubang di kuku tadi ditutup dengan salep antibiotika dan diplester. Dapat pula dengan
mempergunakan plester-cepat yang mengandung obat (band-aid, Handyplast, Tensoplast, dan
sebagainya).
2. Perdarahan hidung (mimisan)
Mimisan dapat terjadi pada penderita-penderita tekanan darah tinggi, penyakit darah, influensa,
atau karena kelainan di hidung
saja.
Hal-hal yang dapat mengakibatkan perclarahan hidung jalah:
bersin, membuang ingus, mencukil-cukil hidung, atau karena
tekanan udara merendah (misalnya di peginungan).
Tindakan pertolongan:
Suruh penderita duduk dengan kepala agak menunduk. Hal ini
untuk mencegah agar darah tidak terhisap ke paru-paru.
Kadang-kadang hanya dengan menekan (memijit) hidungnya,
perdarahan akan berhenti.
Dapat pula dengan memasukkan segulung kain kasa (pembalut
atau kasa steril) ke dalam lubang hidung. Kalau ada, basahi kasa
tersebut dengan larutan hidrogen peroksida terlebih dahulu.
Untuk beberapa waktu (20-
-30 menit) suruh penderita membuka
mulutnya dan tidak menelan ludah.
Untuk beberapa jam penderita tidak: boleh mendengus mem-
buang ingus (Jawa: Sisi).
3. Perdarahan telinga
Darah yang keluar dari telinga mungkin hanya akibat tusukan
benda tajam, mungkin akibat ledakan keras yang memecahkan
gendang telinga, tetapi mungkin juga merupakan tanda-tanda
adanya tulang kepala yang retak (lihat Patah tulang).
Tindakan pertolongan:
Apabila tidak ada tanda-tanda bahwa perdarahan telinga itu
merupakan gejala retak tulang kepala:
Jangan mencoba membersihkan bekuan darah dari kuping
ataupun memberinya bat tetes kuping untuk mencucinya.
Lebih baik penderita segera dibawa ke dokter atau rumah sakit
terdekat.
4. Perdarahan di kepala (lihat bab Cedera di kepala)
5. Perdarahan di mata (lihat bab Cedera di mata)
6. Perdarahan rongga perut
Perdarahan dalam rongga
pert yang ditimbulkan oleh. luka
terbuka mudah diketahui. Tetapi perdarahan rongga pert juga
dapat terjadi tapa luka terbuka, misalnya yang ditimbulkan oleh
pukulan yang keras oleh benda tumpul ke arah perut. Pada
kecelakaan kendaraan bermotor, hal semacam in tidak jarang
dijumpai.
Bahaya perdarahan rongga pert selain infeksi (bila ada luka
terbuka), juga shock dan kematian biasanya cepat menyusul.
Tanda-tanda perdarahan rongga pert (tanpa luka terbuka) ialah:
penderita merasa kesakitan yang hebat di daerah perut. Dinding
pert menegang (kadang-kadang sampai sekeras papan). Bila
dipegang atau ditekan perutnya, penderita akan kesakitan.
Mual dan muntah yang kadang-kadang berdarah merupakan
salah satu tanda-tandanya. Kemudian penderita akan cepat
menjadi shock dan meninggal.
Tindakan pertolongan:
a. Bila ada luka terbuka:
Tutup lukanya dengan snelverband (liha ;, bab Cara membalut).
Kalau tidak ada snelverband, tutuplah lukanya dengan setumpuk
tebal kasa steril. Siramlah kasa steril tersebut dengan cairan steril
(aquadest steril atau larutan garam steril).
Apabila ada usus yang nampak keluar, jangan mencoba untuk
memasukkannya kembali.
Balutlah luka tersebut dengan balutan yang menekan.
Jangan diberi minum atau makanan apa pun. Kalau penderita
merasa haus, cukup basahi bibirnya dengan air.
Kirim segera ke rumah sakit.
b. Tanpa luka terbuka:
(Akibat pukulan, ledakan).
Jangan diberi minum atau makan apa un.
Balut perutnya dengan balutan yang menekan.
Kirim segera ke rumah sakit.
7. Perdarahan sewaktu hamil
Perdarahan sewaktu hamil dapat menunjukkan adanya bahaya
keguguran, atau dapat juga karena adanya uri (placenta) letak
rendah. Perdarahan karena keguguran biasanya terjadi pada empat
bulan pertama dalam
kehamilan. Sedang perdarahan karena
placenta letak rendah terjadi pada bulan-bulan ketujuh atau lebih.

Tindakan pertolongan:
Bahaya keguguran:
Apabila perdarahan hanya sedikit, kehamilan mungkin masih
dapat ditolong.
Suruh penderita beristirahat dan tiduran.
Kalau ada, berikan obat pengurang rasa mulas (mis. papaverin).
Apabila perdarahan. mash terus atau bertambah, sebaiknya
kirim ke rumah sakit.
b. Placenta letak rendah:
Penderita harus segera dibawa ke rumah sakit. Karena apabila
perlu, mungkin harus dioperasi.
XXIII. PINGSAN
Dalam pengertian kita sehari-hari, pingsan berarti tidak sadarkan
diri. Oleh karena itu dalam bab in akan dibicarakan sekaligus
be.rbagai macam pingsan.
1. Pingsan biasa (simple fainting)
Pingsan jenis in misalnya dijumpai pada orang-orang yang berdiri
berbaris di terik matahari, atau orang-orang yang pergi tanpa
makan pagi terlebih dahulu, atau pada orang-orang tua yang berdiri
sesudah berbaring lama di tempat tidur.
Orang yang cenderung untuk pingsan macam in ialah orang yang
anemi (kurang darah), lelah, takut, atau tidak tahan melihat darah.
Tindakan pertolongan:
Baringkan penderita di ter2pat yang teduh dan datar. Kalau
mungkin dengan kepala diletakkan agak lebih rendah.
Buka baju bagian atas, serta pakaian lain yang menekan leher.
Bila penderita muntah, letakkan kepalanya dalam kedudukan
miring untuk mencegah muntahan terselak: masuk ke paru-paru.
Kompres kepalanya dengan air dingin (jangan disiramkan seperti
yang terlihat dalam adegan film).
Kalau ada, hembuskan uap amoniak di depan lubang hidungnya.
2. Pingsan karena panas (heat exhaustion)
Pingsan jenis ini terjadi pada orang-orang shat yang bekerja di
tempat yang sangat panas.

Biasanya penderita mula-mula merasa jantung berdebar-debar,


mual, muntah, sakit kepala, dan pingsan. Keringat yang bercucuran
pada orang pingsan di udara yang sangat panas merupakan gejala
petunjuk adanya pingsan jenis ini.
Tindakan pertolongan:
Baringkan penderita di tempat yang teduh, dan perlakukan
seperti hal-hal tersebut pada pingsan biasa.
Beri penderita minum air garam (0,1 persen: 1 gram untuk satu
liter air). Air garam tersebut diminumkan dalam keadaan dingin.
Tindakan ini tentu saja dilakukan setelah penderita sadar kembali.
3. Pingsan karena sengatan terik (heat stroke)
Pingsan jenis in merupakan keadaan yang lebih parah dari heut
exhaustion. Sengatan panas terjadi karena bekerja di udara panas
jangka waktu yang lama, sehingga kelenjar keringat menjadi lemah
dan tidak mampu mengeluarkan keringat lagi. Akibatnya panas
yang mengenai tubuh tidak ditahan oleh adanya penguapan
keringat.
Gejala sengatan panas biasanya didahalui oleh keringat yang
mendadak menghilang. Penderita kemudian merasa udara di
sekitarnya seolah-olah mendadak menjadi sangat panas. Selain itu
¡a merasa lemah, sakit kepala, tidak dapat berjalan tegak dan tetap,
mengigau, dan pingsan. Keringatnya tidak keluar lagi sehingga
kulit menjadi kering. Suhu badan menin,;kat sampai 40°
- 410 C.
Mukanya memerah, dan pernafasannya repat.
Tindakan. pertolongan:
Dinginkan tubuh penderita dengan membawanya ke tempat
yang teduh, banyak angin (kalau perlu pakai kipas angin), dan
kompres badannya dengan air dingin atau es.
Usahakan agar penderita tidak menggigil, dengan jalan memijit-
mijit kaki dan tangannya.
- Setelah suhu badannya menurun 38° C, hentikan pengompresan
dan kirim penderita ke rumah sakit.
Penderita
memerlukan perawatan
di rumah sakit, karena
penyembuhannya dapat memakan waktu lebih dari satu hari.
4. Pingsan pada penderita kencing mani (diabetes)
Penderita penyakit kencing manis dapat pingsan karena:
1. penggunaan insulin yang berlebihan.
2. kadar zat keton dalam darah sangat tinggi.

Oleh karena itu sebaiknya para penderita kencing manis selalu


membawa keterangan diri yang menyatakan bahwa a menderita
penyakit itu. Dan apabila ia mendapat suntikan insulin, perlu pula
disebutkan
dosis dan jenis insulin yang diberikan. Sehingga
apabila pingsan di jalan, para penolong dapat segera menduga
sebabnya.
Gejala-gejala:
Pingsan karena:
1. kelebihan zat keton
nampak sangat sakit, kulit kering dan kemeraban. Merasa haus,
tidak merasa lapar, nafas bau aseton, dan nafas dalam dan cepat.
2. kelebiban insulin
nampak lemah, lembab dan pucat. Tidak haus dan sangat lapar.
Biasanya nafas tidak bau aseton. Pernafasannya biasa saja.
Tindakan pertolongan:
1. Pada pingsan karena kelebihan insulin, penderita ditolong
§eperti halnya pada pingsan biasa. Berikan minum gula atau air
"jeruk yang manis, apabila sudah mulai sadar. Bila belum sadar,
air gula dapat diberikan lewat dubur.
2. Pada pingsan karena kelebihan zat keton, penderita harus segera
dikirim ke rumah sakit, sambil diselimuti badannya.
Apabila ragu-ragu apakah karena insulin atau karena zat keton,
.berikan pertolongan dengan segelas air gula. Untuk hal yang
pertama tindakan ini akan menolong, sedang untuk hal yang kedua
tidak berbahaya. Tetapi sesudah itu segera penderita dikirim ke
rumah sakit.
5. Pingsan karena keracunan (lihat bab Keracunan)
6. Pingsan karena mabuk minuman keras (lihat bab Keracunan
alkohol)
7. Pingsan karena perdarahan otak
Pingsan jenis ini biasanya terjadi pada penderita tekanan darah
tinggi. Gejalanya datang secara mendadak. Penderita merasa sakit
kepala, mual, kadang-kadang muntah, dan pingsan.

Setelah sadar ja akan mengalami gangguan pada beberapa bagian


tubuhnya. Misalnya: suit berbicara, kelumpuhan separuh badan.
Seandainya terjadi kejang-kejang, hal itu harus dibedakan dari
ayan (lihat bab Ayan).
Tindakan pertolongan:
Penderita harus segera dikirim ke rumah sakit. Apabila masih
sadar, dapat diberi aspirin atau sejenisnya untuk mengurangi sakit
kepalanya.
8. Pingsan karena kesedihan
Kesedihan yang mendalam dapat mengakibatkan orang yang labil
emosinya menjadi pingsan.
Tindakan pertolongan:
Seperti pada pingsan biasa. Kalau perlu, «okter akan memberi-
nya obat penenang.
9. Pingsan karena cedera di kepala (lihat bab Gegar otak)
10. Pingsan karena tidak tahan obat suntik (lihat bab Shock)
11. Pingsan karena kesakitan
Apabila tidak ada tanda-tanda terjadi shock (lihat bab Shock),
ditolong seperti pada pingsan biasa.
Untuk mengurangi rasa sakit, kalau perl dapat diberi obat
pelawan sakit.
12. Pingsan karena perdarahan
Orang dapat pingsan setelah mengalami perdarahan. Karena ia
tidak tahan melihat darah, atau karena terjadi shock.
Apabila tidak ada tanda shock, dapat ditolong dengan tindakan
pada pingsan biasa. Jangan lupa untuk menghentikan perdarah-
annya.
13. Pingsan karena serangan jantung (lihat bab Jantung terhenti)
XXIV. RADANG AKUT DALAM RONGGA PERUT
Radang akut dalam rongga perut terjadi pada penyakit usus
buntu, kehamilan di luar rahim yang tergariggu dan sebagainya.
Tindakan pertolongannya biasanya operasi (pembedahan) sebelum
penderita menjadi shock,
atau
mengalami komplikasi
yang
berbahaya lainnya.
Bab ini dibicarakan dalam buku ini sekedar agar pembaca dapat
mengenali. gejala-gejala sebelum terlambat.
Radang akut dalam pert ditandai dengan nyeri (bukan mulas)
yang hebat di perut bagian bawah. Perut terasa sakit apabila
ditekan atau untuk berjalan. Penderita kadang-kadang muntah,
tetapi tidak menceret (atau buang-buang air). Suhu badan biasanya
meningkat, meskipun mungkin tidak tinggi.
Gejala tersebut biasanya datang secara mendadak dan penderita
benar-benar nampak sakit.
Tindakan pertolongan:
Baringkan penderita dan segera bawa ke-rumah sakit.
Perutnya jangan ditekan-tekan atau diurut (dipijit).
Kompres dingin di atas pert dapat mengurangi rasa sakit untuk
sementara waktu.
Penderita jangan diberi makan apa pun.
Apabila tidak ada tanda-tanda shock, baringkan penderita dengan
letak kaki lebih rendah.
XXV. SAKIT KEPALA (MIGRAINE)
Sakit kepala banyak macamnya. Tetapi yang dibicarakan di sini
kanyalah migraine, karena ia datang secara mendadak tanpa
sebab-sebab yang jelas.
Gejalanya: kepala merasa
sakit berdenyut-denyut, kadang-
kadang hanya sebelah, tetapi dapat juga seluruh kepala merasa
sakit. Rasa sakit dapat juga menjalar ke mata. Sering pula dikuti
oleh rasa mengantuk sesudahnya.
Tindakan pertolongan:
Apabila migraine terasa mulai datang menyerang, menyingkirlah
ke ruangan yang gelap untuk beristirahat.
Berbaringlah di tempat tersebut selama paling sedikit 10 menit.
Selama 2 jam berikutnya, penderita sebaiknya tidak makan atau
minum.
Obat penghilang rasa sakit dapat dipergunakan untuk mengu-
ranginya.
XXVI. SENGATAN BINATANG
1. Sengatan ikan
Beberapa jenis ikan laut dan air tawar mempunyai kemampuan
untuk menyengat. Reaksi sengatannya biasanya bersifat setempat, dan jarang menjalar ke seluruh
tubuh. Apabila penyengat masih
ketinggalan di kulit korban, haruslah segera diambil. Dengan
demikian menghentikan penghantaran bisa yang masih tersisa.
Cucilah bekas sengatan itu dengan air garam dan kemudian
dengan air hangat selama beberapa kali. Kemudian rawatlah
lukanya seperti luka-luka biasa.
Apabila ada gejala-gejala yang lebih berat seperti demam,
muntah-muntah, sesak nafas dan sebagainy), korban harus dirawat
di rumah sakit.
2. Sengatan kalajengking
Bisa kalajengking ada yang berbahaya dan
ada yang tidak
berbahaya. Yang tidak berbahaya hanya menyebabkan pembeng-
kakan, kemerahan dan rasa sakit yang tidak menjalar (setempat).
Yang lebih berbahaya dapat merusak jaring:an saraf, jantung, atau
darah.
Sengatan kalajengking pada anak-anak di bawah umur 3 tahun
sangat berbahaya, dan dapat mematikan.
Tindakan pertolongan:
Seperti pada gigitan ular, korban disuruh tenang, pasang
torniket, luka bekas sengatan diris dan bisanya disap.
Untuk mengurangi rasa sakitnya, luka direndam dalam air panas,
atau dikompres dengan larutan soda kue dalam air dingin.
Jika ada gejala-gejala bisa kalajengking itu sudah menjalar ke
bagian tubuh lainnya, bawalah ke rumah sakit.
3. Sengatan lebah
Sengatan lebah biasanya bersifat ringan. Mungkin terjadi pem-
bengkakan, tetapi hanya setempat saja. Tetapi pada orang-orang
yang peka, reaksinya dapat bersifat lebih berat. Mungkin sampai
pingsan.
Tindakan pertolongan:
Luka bekas sengatan dikompres air es atau es, dan dicuci dengan
larutan soda kue.
Untuk mengurangi rasa sakit, berilah asetosal atau sejenisnya.
Jika pingsan, rawat sebagai orang menderita shock, dan kirim ke
dokter.
4. Sengatan ubur-ubur
Ubur-ubur (physalia spp.) hidup di permukaan air laut. Untuk
berpindah tempat ia memerlukan bantuan arus air, angin dan arus
air pasang. Melalui alat penyengat yang dinamai nematocyst ia
mampu
menyengat dengan
sengatan yang sangat sakit. Bisa
Ubur-ubur sebenarnya sangat labil. Dengan panas setinggi 60° C
saja ia sudah rusak. Bisa itu juga akan rusak bila terkena alkohol,
atau aseton.
Tanda-tanda disengat Ubur-ubur: rasa nyeri di tempat sengatan
yang menjalar ke sendi dan otot-otot. Ada juga yang mengatakan
bahwa rasanya seperti
"'pegal akibat terkena aliran listrik".
Di tempt sengatan nampak bintik-bintik merah dan membeng-
kak. Pembengkakan tersebut biasanya hilang setelah beberapa
jam, tetapi kemerahan pada kulit dapat bertahan sampai 24 jam.
Selama penyengatnya masih menempel pada kulit, ubur-ubur
akan terus-menerus mengalirkan bisanya. Oleh karena itu semakin
lama a menempel, semakin hebat gejala-gejala yang ditimbulkan-
nya. Kadang-kadang dapat menyebabkan demam, pingsan, dan
shock.
Tindakan pertolongan:
Lepaskan segera umbainya yang menernpel di kulit dengan pasir,
gula,
atau
garam
kering.
Apabila
mempergunakan
tangan,
indungilah tangan it dengan handuk atau sarung tangan.
Secepat mungkin siramlah tempat yang terkena sengatan dengan
alkohol. Paling cepat dua menit kemudian, bilaslah dengan air
garam. Jangan gosok lukanya dengan pasir.
Apabila perlu, berilah pernafasan buatan dari mulut ke mulut.
Untuk mengurangi rasa sakit, luka dapat digosok dengan balsem,
atau
air kelonyo. Beberapa suku pribumi
di daerah Pasifik
mengobatinya dengan air kencing, yang nampaknya juga berhasil
melarutkan bisa ubur-ubur.

Anda mungkin juga menyukai