Anda di halaman 1dari 55

PERDARAHAN DAN PENANGANAN

Eko Rustamaji W,SST, M.Tr.Kep


PERDARAHAN
Rusaknya dinding
pembuluh darah yang
dapat disebabkan karena
rudapaksa/ kecelakaan
atau kambuhnya penyakit.

2
Reaksi Alamiah Tubuh & Efek Perdarahan
• Reaksi alamiah tubuh bila terjadi perdarahan adalah
penyempitan pembuluh darah & pembekuan darah.
Luka yang besar bisa menjadi kendala bagi proses
alamiah ini.
• Perdarahan → kehilangan darah besar →
Keseimbangan tubuh terganggu / SYOK → dak
tertangani = MENINGGAL.
• Efek perdarahan tergantung dari ukuran fisik
penderita, contoh : penderita dewasa dapat
mengalami keadaan serius jika kehilangan darah
hingga 1000 cc, pada anak cukup 500 cc. Pada bayi,
kehilangan darah hingga 150 cc saja telah bisa
mengancam nyawa. 3
Dari tempat terjadinya, perdarahan dibagi menjadi :

Perdarahan tertutup (dalam) :


kerusakan dinding pembuluh darah tanpa
disertai kerusakan kulit sehingga darah
tidak tampak keluar
Perdarahan terbuka (luar) :
kerusakan dinding pembuluh darah disertai
dengan kerusakan kulit sehingga darah
tampak jelas keluar dari dalam kulit.
Jenis Perdarahan Luar :

5
1) Pendarahan Arteri
© Warna darah merah muda
© Keluar secara memancar sesuai irama jantung
© Biasanya perdarahan sukar untuk dihentikan
2) Pendarahan Vena
© Warna darah merah tua
© Pancaran darah tidak begitu hebat dibanding
perdarahan arteri
© Perdarahan mudah untuk dihentikan dengan
cara menekan dan meninggikan anggota badan
yang luka lebih tinggi dari jantung
3) Pendarahan Kapiler
© Keluar perlahan – lahan berupa rembesan
© Biasanya perdarahan berhenti sendiri walaupun
tidak diobati
© Mudah untuk menghentikan dengan perawatan
luka biasa
Penatalaksanaan Perdarahan Luar
• Lakukan prosedur penilaian & teknik
perlindungan diri dari infeksi.
• Kendalikan perdarahan dengan cara :
Menekan dengan jari tangan.
Penekanan dengan kain bersih/steril
pada luka
Elevasi atau tinggikan daerah
cedera.
Lakukan balut tekan.
• Cara lainnya :
immobilisasi dengan atau tanpa
bidai.
Torniket (sebagai alternatif terakhir
& hanya pada kasus tertentu saja)
Kompres dingin
7
Posisi Beberapa Titik Tekan

Arteri Temporalis

Arteri brakialis

Arteri femuralis

Arteri jaringan lutut

8
Teknik Mengendalikan
Perdarahan Luar
• Tekan langsung tepat diatas
luka dengan penutup luka.
Umumnya perdarahan akan
berhenti ± 5 s.d.15 menit. Jika
perdarahan belum berhenti,
tambahkan penutup luka tanpa
melepas penutup luka
sebelumnya.
• Tinggikan daerah cedera lebih
tinggi dari jantung. (biasanya
hanya pada cedera alat gerak
saja).
• Tekan pada pembuluh nadi
diantara luka dengan jantung.

9
Teknik lain Mengendalikan Perdarahan Luar
immobilisasi dengan atau tanpa bidai.
Torniket (sebagai alternatif terakhir & hanya
pada kasus tertentu saja)
Kompres dingin

10
Penggunaan Torniket

• Hanya digunakan sebagai alternatif terakhir, jika


cara lain belum bisa membuat perdarahan luar
terkendali.
• Ditorniket artinya menutup sepenuhnya
pembuluh darah sehingga sirkulasi darah
berhenti. Kemungkinan kematian jaringan di
bagian distal bisa terjadi sehingga terpaksa harus
diamputasi.
• Biasanya hanya digunakan pada kasus tertentu
saja yakni kasus luka amputasi dengan tepi yang
tidak rata.
11
Pemasangan Torniket
• Tutup bagian yang putus dengan kain bersih
• Pasang torniket di atas luka tidak lebih dari 5
cm.
• Masukan tongkat kecil, pena atau sejenisnya
ke dalam simpul. Putar hingga perdarahan
terkendali, jangan lebih.
• Pastikan tongkat kecil, pena tsb. tidak
kembali berputar dengan mengikat kedua
ujungnya.
• Sekali torniket dipasang, tidak boleh lagi
dikendorkan/ dilepas hingga tiba di Rumah
sakit.
• Daerah yang ditorniket harus terbuka & bisa
terlihat.
• Berikan tanda bahwa penderita dalam
keadaan ditorniket. Catat waktu
pemasangan. 12
Penanganan Luka Amputasi

13
Perdarahan Tertutup (Dalam)
• Penyebab utama biasanya adalah
karena benturan dengan benda tumpul.
Penyebab lain adalah luka tusuk yang
bisa membuat cedera organ dalam
tubuh dan perdarahan dalam.
• Karena jaringan kulit tidak rusak →
darah tidak tampak keluar. Kadang
tampak hanya mengumpul di bawah
kulit.
• Perdarahan dalam bisa mengancam
nyawa karena adanya kemungkinan
kerusakan organ dalam tubuh &
pembuluh darah besar yang
mengakibatkan kehilangan banyak
darah dalam waktu singkat.
14
Indikasi Terjadi Perdarahan Dalam
• Cedera pada bagian luar tubuh bisa
menjadi indikasi bahwa bagian
dalamnya bisa juga mengalami cedera.
• Tanda memar di atas alat tubuh
penting. Misalnya terjadi bengkak,
perubahan warna, nyeri & kaku di
daerah dada atau perut.
• Nyeri, bengkak, perubahan bentuk di
daerah alat gerak.
• Muntah darah, batuk darah & BAB/BAK
bercampur darah.
• Darah/cairan tubuh keluar dari hidung
atau telinga penderita.
• Muncul tanda & gejala syok

15
Penanganan dengan teknik RICE
R = rest
I = ice pack
C = compressed
E = elevation
Penatalaksanaan Perdarahan Dalam di Lapangan

• Baringkan penderita, lakukan prosedur penilaian & BHD →


periksa & jaga ABC.
• Berikan oksigen jika ada sesuai protokol setempat.
• Rawat sebagai penderita syok.
• Jangan berikan makan atau minum dahulu.
• Tangani cedera atau gangguan lainnya.
• Periksa berkala tanda vital penderita.
• Segera rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.

17
Syok & Penyebabnya
18
Tanda Syok

1. Perubahan status mental seperti Gelisah


2. Sering menguap
3. Tekanan darah turun
4. Denyut nadi cepat lemah / tidak teraba
5. Akral dingin, basah, pucat, CRT >2 det
6. Kesadaran menurun
7. Frekuensi pernafasan cepat & dangkal
SIRKULASI NORMAL
• Perfusi perifer  hangat,
kering, Merah
• Capillary refil  < 2 detik,
bandingkan tangan pemeriksa
• Denyut nadi < 100
• Tekanan darah > 90-100
• Produksi urine 1 ml/kgbb/jam
Luka Lecet & Luka Sayat / Iris

27
Luka Sobek/Avulsi & Luka Robek

28
Luka Tusuk, Luka Tembus & Luka Gigitan Binatang

29
Luka Amputir (Amputasi)

30
Luka memar & Hematoma

31
PEMBEBATAN DAN PEMBIDAIAN
• Pembalutan adalah
penutupan suatu
bagian tubuh yang
cedera dengan
bahan tertentu dan
dengan tujuan
tertentu.

33
TUJUAN
1. Menahan Sesuatu ,seperti:
Menahan penutup luka
Menahan bidai
Menahan bagian tubuh dari
gerakan & gesekan
2. Memberikan Tekanan ,seperti
terhadap Perdarahan dan
hematom
3. Melindungi bagian tubuh yang
cedera (cahaya,debu/kotoran)
4. Memberikan support terhadap
bagian tubuh yang cedera
PRINSIP- PRINSIP PEMBALUTAN
• Balutan harus rapat rapi
Jangan terlalu erat karena
dapat mengganggu sirkulasi
• Jangan terlalu kendor
sehingga mudah bergeser
atau lepas
• Ujung ujung Jari dibiarkan
terbuka untuk mengetahui
adanya gangguan sirkulasi
• Bila ada keluhan balutan
terlalu erat hendaknya
dilonggarkan sedikit tapi
tetap rapat ,kemudian
dievaluasi keadaan sirkulasi
Syarat pembalutan
• Mengetahui tujuan yang akan dikerjakan
• Tersedia bahan2 sesuai dengan tujuan,
bentuk dan besarnya bagian tubuh yang
akan dibalut
• Terangkan dengan jelas apa yang akan
dilakukan
• Usahakan korban nyaman posisinya
• Tahan dan bantu bagian cidera
• Balutan bebat tidak terlalu ketat
• Usahakan ujung2 jari tangan dan kaki
terlihat agar dapat dipantau aliran darah
kesana
• Usahakan simpul bebat tidak terganggu.
Bebat untuk mencegah gerak pada
tungkai yang cidera
• Letakkan sesuatu yang lunak , potongan untuk
mengganjal , misalnya: handuk, baju yang
dilipat, diantara kedua tungkai atau antara
lengan yang dibebat
• Usahakan simpul bebat tidak menyebabkan
kerusakan lebih parah
• Setiap pemasangan bebat periksa aliran darah
kebagian yang dibebat setiap 10 menit
CARA MEMERIKSA ALIRAN
DARAH PASCA PEMBEBATAN
Pemeriksaan dilakukan setiap 10 menit
pada ujung2 jari tangan dan kaki
Akibat pemasangan terlalu ketat :
Tanda Dini :
• Bengkak dan terbendung
• Kulit berwarna biru
• Rasa cekot cekot

Tanda – tanda lanjut:


• Kulit memutih seperti
lilin,dingin,rasa tebal
• Rasa nyeri bagian dalam
• Jari jari tangan atau kaki tak mampu
bergerak
5 P : Pain ( sakit ),
Paloor ( perubahan warna),
Paralisis ( kelumpuhan,
Parasthesia ( kesemutan ),
Pulselessnes ( tidak ada denyut )
“BILA TERLIHAT TANDA TANDA TERSEBUT
SEGERA KENDORKAN/LONGGARKAN , PASANG
ULANG”
MACAM MACAM BAHAN
PEMBALUTAN
1. Pembalut segitiga ( Mitella)
 Segitiga biasa
 Segitiga plantenga
 Segitiga funda
2. Pembalut pita biasa
(Zwachtel)
3. Pelester (kleefpleister)
PEMBIDAIAN 3
• Bidai adalah alat yang dipakai untuk
mempertahankan kedudukan atau
letak tulang yang patah
• Pembidaian ialah teknik melakukan
fiksasi dan immobilisasi pada fraktur
dengan menggunakan bidai.
• Alat penunjang berupa tongkat, bilah
papan, yang tidak mudah bengkok
ataupun patah yang berfungsi
mempertahankan, menjamin tidak
mudah bergerak sehingga kondisi
patah tulang tidak semakin parah
SYARAT PEMASANGAN BIDAI
• Ukuran meliputi lebar dan
panjangnya sesuai kebutuhan
• Panjang Bidai harus dapat
mempertahankan kedudukan 2
sendi yang membatasi bagian
yang mengalami patah
• Usahakan bidai dengan lapisan
empuk agar tidak membuat
sakit
• Bidai tidak boleh terlalu
kencamg atau ketat
TIPE PEMBIDAIAN 4

1. Bidai Traksi (Traction Splint)


2. Bidai Udara (Inflatable Splint)
3. Bidai Hampa Udara (Vacuum
Splint)
4. Bidai Kayu (Board Splint)
5. Bidai Aluminium (SAM Splint)
1. BIDAI TRAKSI 5
2. BIDAI UDARA 6
3. BIDAI HAMPA UDARA 7
4. BIDAI KAYU 8
5. BIDAI ALUMINIUM 9
Pembidaian cedera alat gerak atas
Pembidaian cedera alat gerak bawah
Pembidaian cedera tulang belakang

Anda mungkin juga menyukai