Abstrak
311
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013
312
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013
pasien GNAPS, biasanya ringan atau dengan murmur, atau positif adanya
sedang. Hipertensi pada GNAPS dapat endokarditis pada kultur darah atau efusi
mendadak tinggi selama 3-5 hari. Setelah itu perikardial. Ultrasonografi ginjal untuk
tekanan darah menurun perlahan-lahan mengevaluasi ukuran ginjal, dan mengetahui
dalam waktu 1-2 minggu (Lumbanbatu, adanya fibrosis. Pemeriksaan bakteriologis
2003). Variasi lain yang tidak spesifik bisa apus tenggorok atau kulit penting untuk
dijumpai seperti demam, malaise, nyeri, isolasi dan identifikasi streptokokus
nafsu makan menurun, nyeri kepala, atau (Sekarwana HN, 2001).
lesu (Noer MS, 2002). Tata Laksana
Diagnosis Penanganan pasien adalah suportif dan
Diagnosis dapat ditegakkan dengan simtomatik. Pengobatan ditujukan terhadap
melakukan anamnesis, peneriksaan fisik dan penyakit yang mendasarinya dan komplikasi
pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis yang ditimbulkannya (Sekarwana HN, 2001).
didapatkan riwayat infeksi tenggorokan atau Perawatan dibutuhkan apabila dijumpai
infeksi kulit sebelumnya. Pada pemeriksaan penurunan fungsi ginjal sedang sampai berat
fisik kecurigaan akan adanya GNAPS bila ( klirens kreatinin < 60 ml/1 menit/1,73 m2),
didapatkan tekanan darah tinggi walaupun BUN > 50 mg, anak dengan tanda dan
kadang dalam batas normal, adanya edema gejala uremia, muntah, letargi, hipertensi
atau sembab pada daerah wajah terutama ensefalopati, anuria atau oliguria (Hilmant D,
daerah periorbital, skin rash, atau bisa 2007). Tindakan umum pasien
ditemukan kelainan neurologi pada kasus glomerolunefritis akut adalah istirahat di
hipertensi malignant (Todd JK, 2004). Pada tempat tidur sampai gejala edema dan
pemeriksaan darah lengkap akan ditemukan kongesti vaskuler (dispneu, edema paru,
hemoglobin yang menurun karena kardiomegali, hipertensi) menghilang, kira-
hemodilusi dan kelainan fungsi ginjal. Pada kira selama 3-4 minggu. Diit yang berupa
pemeriksaan urinalisis akan didapatkan pembatasan masukan garam (0,5-1 gr/hari)
warna urin gelap seperti air cucian daging, dan cairan selama edema, oligouria atau
berat jenis urin meningkat, eritrosit gejala vaskuler dijumpai. Protein dibatasi
ditemukan dalam urin, proteinuria, silinder (0,5/KgBB/hari) bila kadar ureum diatas 50
leukosit, silinder eritrosit, silinder granular gr/dL. Pengobatan dengan diuretika untuk
(protein) dan silinder lemak. Proteinuria penanggulangan edema dan hipertensi
biasanya sebanding dengan derajat ringan disamping diit rendah garam,
hematuria dan ekskresi protein umumnya diberikan furosemide (1-2) mg/KgBB/hari
tidak melebihi 2gr/m2 luas permukaan tubuh oral dibagi atas 2 dosis sampai edema dan
perhari. Melalui uji serologi respon imun tekanan darah turun (Lumbanbatu SM,
terhadap antigen streptokokus didapatkan 2003). Antihipertensif diberikan pada
peningkatan titer antibodi terhadap hipertensi sedang dan berat. Hipertensi
streptolisin-O (ASTO) yang terjadi 10-14 hari sedang (tekanan darah sistolik > 140 –150
setelah infeksi streptokokus. Kenaikan titer mmHg dan diastolik > 100 mmHg) diobati
ASTO terdapat pada 75-80% pasien yang dengan pemberian hidralazin oral atau
tidak mendapat antibiotik.Titer ASTO pasca intramuskular (IM), nifedipin oral atau
infeksi streptokokus pada kulit jarang sublingual. Pada hipertensi berat diberikan
meningkat dan hanya terjadi pada 50% hidralazin 0,15-0,30 mg/kbBB intravena,
kasus (Lumbanbatu SM, 2003). Titer dapat diulang setiap 2-4 jam atau reserpin
antibodi lain seperti antihialuronidase 0,03-0,10 mg/kgBB (1-3 mg/m2) iv, atau
(Ahase) dan anti deoksiribonuklease B natrium nitroprussid 1-8 m/kgBB/menit. Pada
(DNase B) umumnya meningkat. krisis hipertensi (sistolik >180 mmHg atau
Pengukuran titer antibodi yang terbaik pada diastolik > 120 mmHg) diberi diazoxid 2-5
keadaan ini adalah terhadap antigen DNase mg/kgBB iv secara cepat bersama furosemid
B yang meningkat pada 90-95% 2 mg/kgBB iv. Pilihan lain, klonidin drip 0,002
kasus.Pemeriksaan gabungan titer ASTO, mg/kgBB/kali, diulang setiap 4-6 jam atau
Ahase dan ADNase B dapat mendeteksi diberi nifedipin sublingual 0,25-0,5 mg/kgBb
infeksi streptokokus sebelumnya pada dan dapat diulang setiap 6 jam bila
hampir 100% kasus (Pardede SO, 2005). diperlukan. Pada hipertensi ringan (tekanan
Penurunan komplemen C3 dijumpai pada darah sistolik 130 mmHg dan diastolik 90
80-90% kasus dalam 2 minggu pertama. mmHg) umumnya diobservasi tanpa diberi
Pemeriksaan foto thorak diperlukan pada terapi (Noer MS, 2002). Pemakaian antibiotik
pasien dengan batuk, dengan atau tanpa untuk eradikasi organisme dan mencegah
hemoptysis. Echocardiografi pada pasien penyebaran ke individu lain. Diberikan
313
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013
314
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013
315