Anda di halaman 1dari 25

Deformasi

Instructed by MUHAMMAD THARIQ R


Perilaku Lentur Balok
• Balok ataupun batang lentur adalah
salah satu diantara elemen-elemen
struktur yang paling banyak dijumpai
pada setiap struktur.
• Balok adalah elemen struktur yang
memikul beban yang bekerja tegak
lurus dengan sumbu longitudinalnya.
Hal ini menyebabkan balok itu
melentur.
Deformasi - MTR
Deformasi
• Deformasi adalah salah satu kontrol
kestabilan suatu elemen balok
terhadap kekuatannya. Biasanya
deformasi dinyatakan sebagai
perubahan bentuk elemen struktur
dalam bentuk lengkungan (berupa
lendutan) (Y) dan putaran sudut di A
dan B (ӨA dan ӨB) tergantung pada
harga EI.
Deformasi - MTR
Deformasi
Besarnya deformasi pada balok
tergantung dari besarnya propertis
“EI” pada balok tersebut.
• EI disebut Kekakuan Lentur;
▫ E = Modulus Elastisitas Bahan
▫ I = Momen Inersia bahan/balok
• Makin besar Besar Nilai EI, makin
KECIL NILAI LENDUTAN dan SUDUT
PUTAR.
Deformasi - MTR
METODE UNTUK MENENTUKAN BESAR LENDUTAN
DAN SUDUT PUTAR
1. Metode Beban Satuan (Unit Load) / Prinsip Kerja Maya
Prinsip kerja metode ini adalah Kerja/Work didapatkan dari hasil perkalian Gaya
dengan Simpangan sesuai dengan Arah Gaya yang ditinjau.
2. Metode Turunan Parsial – Teorema Castigliano
Prinsip Kerja metode ini adalah lenturan yang terjadi pada titik pada sebuah
batang merupakan turunan parsial dari persamaan energi yang tersimpan
didalam batang akibat beban yang bekerja, terhadap gaya yang bekerja pada titik
tersebut.

Deformasi - MTR
METODE UNTUK MENENTUKAN BESAR LENDUTAN
DAN SUDUT PUTAR
3. Metode Bidang Momen (Momen Area)
Prinsip kerja metode ini adalah dengan memanfaatkan sifat-sifat dari persamaan
matematis lenturan.
4. Metode Balok Padanan (Conjugate Beam)
Prinsip dasarnya adalah Analogi hubungan antara Beban, Gaya Geser dan Momen
Lentur dengan Slope (Rotasi) dan Defleksi (Lendutan).
Di MER III, Peritungan besar Lendutan yang dilakukan adalah
dengan Metode Balok Padanan (Conjugate Beam).
Deformasi - MTR
METODE BALOK PADANAN (CONJUGATE BEAM)
• Metode ini dikembangkan oleh Otto Mohr pada tahun 1868
• Prinsip dasarnya adalah Analogi hubungan antara Beban, Gaya Geser dan
Momen Lentur dengan Slope (Rotasi) dan Defleksi (Lendutan).
• Syarat-syarat Balok Conjugate:
▫ Bentang balok padanan = balok bentang sebenarnya.
▫ Balok padanan dibebani oleh (M/EI).
▫ Gaya geser pada potongan balok Conjugate merupakan sudut putaran pada potongan
tersebut di balok sebenarnya.
▫ Momen pada suatu balok padanan = lendutan pada potongan di balok sebenarnya.
• Jadi Jika (M/EI) diberlakukan sebagai Beban pada Balok Conjugate, maka
Geser dan Momen Lentur pada Balok Conjugate merupakan Rotasi dan
Defleksi pada Balok Asli. Deformasi - MTR
Balok Padanan (Conjugate Beam)
Ө : ada
Ө : ada lintang : ada lintang : ada
y :0
y :0 Mx : 0 Mx : 0

Ө : tidak ada Ө : ada Dx : 0 Dx : ada


y :0 y : ada M : 0 M : ada (max)

Ө : ada Ө : ada Ө : ada Dx : ada Dx : ada Dx : ada


y :0 y :0 y : ada M : 0 M : 0 M : ada

Deformasi - MTR
Defleksi dan Sudut Putar untuk
Beberapa Balok Sederhana
Instructed by MUHAMMAD THARIQ R
Lendutan & Sudut Putar Akibat Beban di
Titik Ujung Kantilever
P

A B

𝑌𝐵

𝜃𝐵
L

Deformasi - MTR
Balok Sebenarnya Balok Conjugate
P 𝑃𝐿
- 𝐸𝐼 Mb’
Ma
A B’
B A’

Rav L L Rb’v

−𝑃𝐿 -
𝑀𝑥 A B Besar Sudut Putar di B

𝑃𝐿
𝜃𝐵 = 𝑉𝑏 = −𝑅𝐵′ =
L 2𝐸𝐼
Besar Defleksi di B
3
𝑃𝐿
𝑌𝐵 = 𝑀𝑏′ = −𝑀𝐵′ =
3𝐸𝐼
Deformasi - MTR
Lendutan& Sudut Putar Akibat Beban
Merata di Seluruh Bentang Kantilever.
q

A B

𝑌𝐵

𝜃𝐵
L

Deformasi - MTR
Balok Sebenarnya Balok Conjugate

Ma q 𝑞𝐿2
− 𝑄
A 2𝐸𝐼
B Mb’
Rav B’
L A’
𝑞𝐿2
- - 3
2 1 Rb’v
𝑀𝑥 A B 𝐿 𝐿
4 4
L Besar Sudut Putar di B
𝑞𝐿3
1 𝑞𝐿2 𝑞𝐿3 𝜃𝐵 = 𝑉𝑏′ = −𝑅𝐵′ = −𝑄 = −
𝑅𝐵′ =𝑄= − 𝐿 =− 6𝐸𝐼
3 2𝐸𝐼 6𝐸𝐼 Besar Defleksi di B
3 𝑞𝐿3 3 𝑞𝐿4 𝑞𝐿4
𝑀𝐵′ =𝑄 𝐿 =− 𝐿 =− 𝑌𝐵 = −𝑀𝐵′ = − −
4 6𝐸𝐼 4 8𝐸𝐼 8𝐸𝐼

Deformasi - MTR
Lendutan & Sudut Putar Akibat Beban Merata
di Seluruh Bentang Balok Dua Tumpuan.
q

C
A B
𝜃𝐴 𝜃𝐵
𝑌𝐶

Deformasi - MTR
Balok Sebenarnya Balok Conjugate
q 𝑄
𝑄1 𝑞𝐿2
𝑄1
A B 8𝐸𝐼
C
A’ C’ B’
L
L
3 𝐿 3 𝐿
C 8 2 8 2
A B

1 𝑞𝐿2 𝑞𝐿3
𝑞𝐿2 𝑄1 = 𝐿 =
𝑀𝑚𝑎𝑥 = 3 8𝐸𝐼 24𝐸𝐼
8 𝑞𝐿3
𝑄 = 2𝑄1 =
L 12𝐸𝐼

Deformasi - MTR
Balok Sebenarnya Balok Conjugate
𝑄
q 𝑞𝐿2
𝑄1 𝑄1
8𝐸𝐼
A B
C A’ C’ B’

L
L
Besar Sudut Putar di A, B
𝑞𝐿3
C 𝜃𝐴 = 𝑅𝐴′ =
A B 24𝐸𝐼 𝑞𝐿3
𝜃𝐵 = −𝑅𝐵′ = −
24𝐸𝐼
Deformasi di C
𝑞𝐿2 𝑌𝐶 = 𝑀𝐶′ =
𝑞𝐿2 𝐿 3 𝐿
− 𝑄1 8
𝑀𝑚𝑎𝑥 = 24𝐸𝐼 2 2
8 𝑞𝐿2 5 𝐿 5𝑞𝐿3
L 𝑌𝐶 = =
24𝐸𝐼 8 2 384𝐸𝐼
Deformasi - MTR
Tabel Defleksi dan Sudut Putar Balok 2 Tumpuan

untuk 0<x<a, x dari kiri ke kanan


𝑃𝑏𝑥
𝑦= (𝐿2 − 𝑥 2 − 𝑏2 )
6𝐿𝐸𝐼
Untuk a<x<l
𝑃𝑏 𝐿
𝑦= ( 𝑥 − 𝑎 3 + 𝐿2 − 𝑏2 𝑥 − 𝑥 3)
6𝐿𝐸𝐼 𝑏

𝑤𝑥
𝑦= (𝐿3 − 2𝐿𝑥 2 + 𝑥 3 )
24𝐸𝐼

Deformasi - MTR
Tabel Defleksi dan Sudut Putar Balok Kantilever

Deformasi - MTR
Contoh Soal
100 kN
Diketahui : 10 kN/m
Sebuah balok 2 tumpuan
A B
dibebani oleh beban titik dan C
merata sebagai berikut: 10 m
2m
• Tentukan: 5m
▫ Sudut Putar di A dan B
▫ Defleksi di titik C
Deformasi - MTR
100 kN
Jawab :
• Akibat Beban Titik : A C
B
100 8 102 − 82 480
𝜃𝐴1 = = 10 m
6 10 𝐸𝐼 𝐸𝐼 2m 8m
100(2) 8 2(10) − 8
𝜃𝐵1 = 5m
6 10 𝐸𝐼
320
𝜃𝐵1 =
𝐸𝐼
100 8 10 3
𝑌𝐶1 = 5−2 + 102 − 82 5 − 53
6 10 8
3550
𝑌𝐶1 =
3EI
Deformasi - MTR
Jawab : 10 kN/m

• Akibat Beban Merata : A B


C
𝑘𝑁
10 ((10 𝑚)3 ) 1250 𝑘𝑁𝑚2 10 m
𝜃𝐴2 = 𝜃𝐵2 = 𝑚 =
24𝐸𝐼 3𝐸𝐼
10 5 5m
𝑌𝐶2 = 103 − 2 10 5 2 + 53
24𝐸𝐼
15625 kNm3
𝑌𝐶2 =
12EI

Deformasi - MTR
100 kN
Jawab : 10 kN/m

• Superposisi kedua beban sehingga: B


A C

480 1250 2690 𝑘𝑁𝑚2 10 m


𝜃𝐴 = + = 2m
𝐸𝐼 3𝐸𝐼 3𝐸𝐼 5m
320 1250 2210 𝑘𝑁𝑚2
𝜃𝐵 = + =
𝐸𝐼 3𝐸𝐼 3𝐸𝐼
3550 15625 29825 kNm3
𝑌𝐶 = + =
3EI 12EI 𝐸𝐼

Deformasi - MTR
Jawab : fc’ =25 MPa

• Jika balok tersebut menggunakan


beton fc’ =25 MPa berukuran
500x250mm… x 600 mm

1 3
𝐼𝑥 = 250 500 = 2.6 𝑥 109 𝑚𝑚4
12
𝐸 = 4700 25 = 23500 𝑀𝑃𝑎 = 23500 𝑁/𝑚𝑚2
300 mm
𝐸𝐼 = 6.11 𝑥 1013 𝑁𝑚𝑚2

Deformasi - MTR
Jawab :
2690 𝑘𝑁𝑚2 2.69 𝑥 1012 𝑁𝑚𝑚2
𝜃𝐴 = =
3𝐸𝐼 3(6.11𝑥1013 𝑁𝑚𝑚2 )
= 0.15 𝑥 10−1 𝑟𝑎𝑑
2210 𝑘𝑁𝑚 2.21 𝑥 1012 𝑁𝑚𝑚2
𝜃𝐵 = =
3𝐸𝐼 3(6.11𝑥1013 𝑁𝑚𝑚2 )
= 0.12 𝑥 10−1 𝑟𝑎𝑑
29825 2.9825 𝑥 1016 𝑁𝑚𝑚3
𝑌𝐶 = = 13 2
= 490 𝑚𝑚
𝐸𝐼 (6.11𝑥10 𝑁𝑚𝑚 )
Deformasi - MTR
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai