Anda di halaman 1dari 6

Available online at: http://journal.unimed.ac.id/index.

php/jce

Journal of Millennial Community, 3 (1), 2021, 24-29

Hambatan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini


Selama Masa Belajar Dari Rumah (BDR)
Page | 24
Nirwaning Makleat
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusa Cendana
Email: nirwaningmakleat@staf.undana.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menggali hambatan-hambatan yang dihadapi orang tua dalam
mengembangkan aspek kognitif anak usia dini selama masa Belajar Dari Rumah (BDR).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian
dilakukan selama 3 bulan di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Subyek penelitian terdiri dari orang tua 20 orang murid yang mendampingi proses belajar anak
di rumah selama masa BDR. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara
(wawancara langsung maupun wawancara virtual) dan dokumentasi. Analisis data penelitian
dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan
data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hambatan yang
dihadapi orang tua dalam mengembangkan aspek kognitif anak selama masa BDR, antara lain
1) anak tidak memiliki konsentrasi belajar; 2) Minimnya ketersediaan Alat Pembelajaran
Edukatif (APE) di rumah; dan 3) Ketergantungan penggunaan gadget pada anak.

Kata Kunci: kognitif, anak usia dini, Belajar Dari Rumah (BDR)

Early Childhood Cognitive Development Barrier


while Learning from Home

Abstract
This study aims to explore the obstacles experienced by parents in developing cognitive aspects
of early childhood during the Learning from Home (LFH). The research used a qualitative
approach with descriptive methods. The research was conducted for 3 months in Soe City, Timor
Tengah Selatan Regency, East Nusa Tenggara. The research subjects consisted of 20 parents who
assisted their children's learning process at home during the LFH period. Data collection
techniques are carried out through observation, interviews (direct interviews and virtual
interviews), and documentation. The research analysis was carried out using data reduction
techniques, data presentation, and conclusions. The triangulation technique was used to obtain
the validity of the research data. The results showed that there were obstacles faced by parents
in developing cognitive aspects of children during the LFH period, including, 1) children did not
concentrate while learning; 2) lack of availability of Educational Learning Tools at home, and 3)
gadget addiction behavior on children.

Keywords: cognitive, early childhood, Learning from Home (LFH)


_________________________________________________________________________________

Copyright © 2020, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (1), March 2021
Nirwaning Makleat

PENDAHULUAN memberikan keterampilan kognitif,


Masa anak-anak adalah masa untuk edukasi kesehatan mental dan fisik serta
bermain sekaligus masa emas untuk meningkatkan kualitas psikologis
menerima berbagai macam rangsangan keluarga (Mann et al., 2004; Wyatt
dalam diri anak (Santrock, 2012). Kaminski et al., 2008). Penelitian ini
Pernyataan ini mengimplikasikan bahwa bertujuan untuk menggali hambatan- Page | 25
sekalipun aspek-aspek perkembangan hambatan yang dihadapi orang tua dalam
anak perlu dirangsang namun upaya itu mengembangkan aspek kognitif anak usia
tidak dapat dilepaskan dari dunia dini selama masa Belajar Dari Rumah
bermain. Bermain dan belajar merupakan (BDR), khususnya di Kota Soe, Nusa
dua komponen yang tidak dapat Tenggara Timur. Penggalian terhadap
dipisahkan dari perkembangan anak hambatan-hambatan ini selanjutnya
secara holistik. diharapkan dapat memberikan kontribusi
Kognitif merupakan salah satu aspek terhadap bentuk penanganan, secara
yang perlu dikembangkan dalam diri khusus terkait dengan perkembangan
anak sesuai dengan usia aspek kognitif anak.
perkembangannya. Pada dasarnya
perkembangan kognitif anak usia dini METODE
mencakup 1) belajar dan pemecahan Penelitian ini menggunakan
masalah yang meliputi kemampuan anak pendekatan kualitatif dengan metode
dalam memecahkan masalah sederhana deskriptif. Pendekatan ini dimaksudkan
dalam kehidupan sehari-hari dengan cara untuk mendapatkan data deskriptif, baik
yang fleksibel dan dapat diterima secara secara lisan maupun tulisan yang terkait
sosial serta menerapkan pengetahuan dengan perkembangan kognitif anak
atau pengalaman dalam konteks yang selama masa BDR (Moleong, 2013).
baru; 2) berpikir logis yang meliputi Metode deskriptif digunakan untuk
kemampuan memahami berbagai memberikan gambaran secara sistematis
perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, yang berhubungan dengan fenomena
berencana serta mengenal sebab-akibat; yang diselidiki, khususnya terkait dengan
dan 3) berpikir simbolis yang meliputi hambatan perkembangan aspek kognitif
kemampuan mengenal, menyebutkan anak usia dini selama masa BDR.
dan menggunakan konsep bilangan, Subyek yang diteliti dalam kajian ini
mengenal huruf serta mampu yakni orang tua 20 orang murid yang ada
mempresentasikan berbagai benda dan di kota Soe, kabupaten Timor Tengah
imajinasi dalam bentuk gambar Selatan, Nusa Tenggara Timur yang
(Permendikbud No.137 Tahun 2014). mendampingi proses belajar anak selama
Pandemi covid-19 tidak dapat masa BDR. Pengambilan data dilakukan
dipungkiri telah mengubah pola hidup selama 3 bulan, sejak bulan Desember
masyarakat dalam berbagai ranah 2020 hingga Maret 2021. Teknik
kehidupan. Khusus dalam bidang pengumpulan data dilakukan melalui
pendidikan, kebijakan Pemerintah untuk observasi, wawancara (tatap muka
memberlakukan kegiatan Belajar Dari langsung maupun virtual) dan
Rumah (BDR) jelas menuntut kesiapan dokumentasi. Teknik analisis data
orang tua untuk membimbing anak penelitian ini menggunakan model Miles
selama belajar di rumah. Orang tua kini dan Huberman yang terdiri dari reduksi
berperan penting dalam mendidik, data, penyajian data dan penarikan

Copyright © 2020, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (1), March 2021
Nirwaning Makleat

kesimpulan/verifikasi (Sugiyono, 2017). daya konsentrasi belajar anak. Perasaan


Validitas data penelitian menggunakan bosan karena terlalu lama berada di
teknik triangulasi. rumah, kondisi fisik yang lelah setelah
bermain, bosan dengan rutinitas
HASIL DAN PEMBAHASAN keseharian hingga bosan dengan
Hasil dan pembahasan penelitian ini pendekatan “gaya belajar monoton” yang Page | 26
dijabarkan sesuai urutan hambatan yang digunakan oleh orang tua tentu dapat
diperoleh dalam penelitian. membuat anak tidak siap untuk belajar
dan kehilangan konsentrasi belajar.
Anak Tidak Memiliki Konsentrasi Faktor lingkungan yang ada di sekitar
Belajar rumah, seperti suara keramaian di sekitar
Hasil wawancara bersama orang tua lingkungan rumah, suara kendaraan,
murid menunjukan bahwa anak suara televisi maupun keramaian situasi
cenderung lebih cepat bosan saat belajar di dalam rumah juga turut berkontribusi
dari rumah selama masa pandemi covid- terhadap konsentrasi belajar anak.
19. Menurut pengakuan orang tua, anak
tidak memiliki konsentrasi belajar saat a. Minimnya Ketersediaan Alat
didampingi oleh orang tua di rumah. Pembelajaran Edukatif (APE) di
Anak justru lebih memilih untuk bermain Rumah
bersama teman atau bahkan
Minimnya ketersediaan Alat
menyibukkan diri dengan berbagai
Pembelajaran Edukatif (APE) di rumah
aktivitas lainnya daripada belajar.
diakui orang tua sebagai salah satu
Pada prinsipnya, konsentrasi belajar
hambatan terbesar dalam
adalah kemampuan untuk memusatkan
mengembangkan aspek kognitif anak
pikiran terhadap suatu aktivitas belajar
selama masa BDR. Orang tua menyadari
(Nugraha, 2008). Setiap anak memiliki
bahwa penggunaan alat peraga dalam
daya konsentrasi yang berbeda antara
pembelajaran anak usia dini memegang
satu dengan yang lainnya. Kurangnya
peranan yang sangat penting. Namun
daya konsentrasi pada anak dapat
proses BDR yang mengharuskan anak-
dipengaruhi oleh faktor internal dan
anak belajar dari rumah membuat orang
faktor eksternal (Roberts Dilts & Jennifer
tua kesuliatan mengajarkan anak,
Dilts, 2014). Faktor internal terkait
khususnya dalam mengenal huruf dan
dengan faktor yang muncul dalam diri
angka tanpa menggunakan alat peraga
anak, seperti ketidaksiapan dalam
seperti yang disediakan di sekolah.
menerima pembelajaran, kondisi fisik
Terkait dengan tahap perkembangan
yang lelah maupun kondisi psikis anak.
kognitif, perlu dipahami bahwa anak usia
Pada pihak lain, faktor eksternal
0-6 tahun sedang berada pada tahap
berkaitan dengan pengaruh-pengaruh
sensori motor dan pra operasional
yang berasal dari luar diri anak, seperti
(Rahman, 2009). Pada tahap sensori
suara-suara keramaian yang ada di
motor, aktifitas kognitif anak terpusat
lingkungan rumah, suara televisi maupun
pada alat indera (sensori) dan gerak
suara-suara mengganggu lainnya.
(motor). Hal ini berarti anak hanya
Terkait dengan pelaksanaan BDR
mampu melakukan pengenalan
selama masa pandemi covid-19, pengaruh
lingkungan dengan alat indera dan
faktor internal dan faktor eksternal jelas
pergerakannya (Lutfi Nur, dkk, 2020).
tidak dapat dilepaskan dari rendahnya

Copyright © 2020, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (1), March 2021
Nirwaning Makleat

Tahapan ini merupakan dasar bagi sebagainya. Hasil penelitian sebelumnya


perkembangan kognitif selanjutnya, menunjukkan bahwa 48,3% gadget
dimana aktivitas sensori motor terbentuk berdampak negatif terhadap
melalui proses penyesuaian struktur fisik perkembangan anak usia dini (Fitra, dkk.
sebagai hasil dari interaksi anak dengan 2018). Gadget memiliki berbagai fitur dan
lingkungannya. Dalam tahap pra aplikasi yang menarik, bervariasi, Page | 27
operasional, anak telah mampu interaktif dan fleksibel sehingga mampu
menunjukkan aktivitas kognitif dalam menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-
menghadapi berbagai hal di luar dirinya, anak. Kecanggihan teknologi seperti
seperti memahami realitas di lingkungan komputer, internet, playstation dan video
dengan menggunakan tanda-tanda dan game dinyatakan sebagai salah satu faktor
simbol (Sujiono, 2009; Ibda, 2015). Secara yang menyebabkan anak sulit memiliki
singkat dapat dikatakan bahwa konsentrasi belajar (Robert Dilts; Jennifer
penggunaan alat-alat pembelajaran Dilts, 2014).
edukatif memiliki hubungan yang erat Secara psikologis, tidak dapat
dengan peningkatan perkembangan dipungkiri bahwa sosial distancing yang
kognitif anak usia dini (Barnett & Kleiber, mengharuskan anak tetap berada di
1982; Faber, 2017). rumah membuat anak merasa jenuh dan
Dengan demikian dapat dilihat bahwa tertekan sehingga gadget menjadi salah
penggunaan alat permainan edukatif satu pilihan yang dipandang mampu
sangat berperan dalam pengembangan mengatasi kebosanan di rumah. Berpijak
aspek kognitif anak yang memang masih pada besarnya dampak negatif yang
terpusat pada alat indera (sensori) dan ditimbulkan gadget pada anak maka
gerak (motor). Dalam hal ini, orang tua orang tua diharapkan dapat mengawasi
perlu berupaya secara kreatif untuk penggunaan gadget pada anak sehingga
memanfaatkan benda-benda sederhana anak tidak mengalami ketergantungan
yang ada di sekitar anak maupun penggunaan gadget. Khususnya dalam
permainan-permainan tradisional saat proses BDR, orang tua dituntut untuk
mendampingi proses belajar anak di lebih kreatif dalam mengembangkan
rumah. aspek kognitif anak dengan menyediakan
berbagai sarana bermain dan belajar,
b. Ketergantungan Penggunaan media maupun metode pembelajaran
Gadget pada Anak yang lebih baik dan menarik sesuai
dengan usia perkembangan anak.
Penggunaan gadget ternyata turut
menjadi salah satu hambatan yang
KESIMPULAN
dihadapi orang tua dalam mendampingi
Hasil penelitian menunjukkan adanya
proses belajar anak di rumah selama masa
beberapa hambatan yang dihadapi orang
pandemi. Orang tua mengakui anak lebih
tua dalam mengembangkan aspek
memilih untuk menggunakan gadget,
kognitif anak selama masa BDR, antara
baik itu untuk melihat video maupun
lain 1) anak tidak memiliki konsentrasi
bermain game daripada belajar.
belajar; 2) Minimnya ketersediaan Alat
Gadget adalah alat elektronik yang
Pembelajaran Edukatif (APE) di rumah;
terus menerus mengalami perkembangan
dan 3) Ketergantungan penggunaan
dari waktu ke waktu, seperti handphone,
gadget pada anak. Penggalian terhadap
laptop, tablet, ipad, android dan lain
hambatan-hambatan ini pada akhirnya

Copyright © 2020, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (1), March 2021
Nirwaning Makleat

dapat menstimulasi orang tua untuk lebih Moleong, L. J. 2013. Metodologi Penelitian
kreatif dalam menciptakan suasana Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
belajar yang nyaman, memanfaatkan Karya
benda-benda yang ada di sekitar anak
maupun permainan-permaian tradisional Nugraha. 2008. Pintar Mengatasi Masalah
sebagai sumber belajar anak serta metode Tumbuh Kembang Anak. Bandung: Page | 28
pembelajaran yang lebih menarik minat Elex Media Komputindo
belajar anak sesuai dengan usia
perkembangannya. Rahman, U. 2009. Katakteristik
Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Lentera Pendidikan, 12 (1), 46-57
Barnett, L.A. & Kleiber, D.A. 1982.
Concomitants of Playfulness in Early Santrock. J.W. 2010. Child Develompent:
Childhood: Cognitive Abilities and An Introduction, 13th Edition. New
Gender. Journal of Genetic Psychology, York: McGraw-Hill
141(1), 115–127
Sijiono, Y.N. 2009. Konsep Dasar
Dilts, Roberts & Jennifer Dilts. 2014. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Strategi Mengatasi Kesulitan Indeks
Konsentrasi Anak. Jakarta: Prestasi
Pustaka Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Faber, R. 2017. Dance and early childhood Kualitatif, R&D. Cetakan Ke-25.
cognition: The Isadora effect. Arts Bandung: CV Alfabeta
Education Policy Review, 118(3), 172–
182. Wyatt Kaminski, J., Valle, L. A., Filene, J.
https://doi.org/10.1080/10632913.2016. H., & Boyle, C. L. (2008). A Meta-
1245166 Analytic Review of Components
Associated with Parent Training
Ibda, F. 2015. Perkembangan Kognitif: Program Effectiveness. Journal of
Teori Jean Piaget. Jurnal Intelektualita, Abnormal Child Psychology, 36(4),
3(1), 27-38 567–589.
https://doi.org/10.1007/s10802-007-
Mann, M., Hosman, C. M. H., Schaalma, 9201-9
H. P., & De Vries, N. K. 2004. Self-
Esteem in A Broad-Spectrum Approach
for Mental Health Promotion. Health
Education Research, 19(4), 357–372.
https://doi.org/10.1093/her/cyg041

Mayenti Fitra & Indiana Sunita. 2018.


Dampak Penggunaan Gadget terhadap
Perkembangan Anak Usia Dini di
PAUD dan TK Taruna Islam
Pekanbaru. Jurnal Photon. Volume 9
(1). 208-213

Copyright © 2020, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (1), March 2021
Nirwaning Makleat

PROFIL SINGKAT
Penulis Nirwaning Makleat, lahir di
Soe, Nusa Tenggara Timur, 03 November
1986. Menyelesaikan pendidikan Sarjana
Sains Theologia di Fakultas Theologia,
Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta Page | 29
pada tahun 2009 dan Magister Pendidikan
Luar Sekolah di Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2012. Pekerjaan sebagai
dosen di Program Studi Pendidikan Luar
Sekolah, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Nusa Cendana
Kupang.

Copyright © 2020, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)

Anda mungkin juga menyukai