Anda di halaman 1dari 9

Analisis Perkembangan Sektor Ekonomi

Provinsi Aceh Pasca Tsunami 2004

Kelompok 20 :
Irham Muhammad Insani 10090220024
Ilham dzulhajj Lazuardi 10090220004
Muhammad Shofian Ardiansyah 10090219032
Pendahuluan
Tsunami dahsyat di akhir tahun 2004 telah memporak-porandakan Aceh dan
menelan korban sebanyak 160 ribu jiwa. Demi rekonstruksi Aceh, GAM dan Pemerintah
Indonesia mengumumkan gencatan senjata. Di saat yang sama, masyarakat
internasional juga menyalurkan bantuan dana dan tenaga ahli dalam jumlah besar
untuk membangun kembali Aceh. Irwandi Yusuf mengatakan, masyarakat
internasional memainkan peranan penting dalam pembangunan kembali Aceh.
Pemerintah dan rakyat Tiongkok telah memberikan bantuandana senilai 500 juta yuan
Renminbi atau sekitar 74,6 juta dolar AS. 60 gedung sekolah di Aceh kini sudah berdiri
tegak, sistem peringatan dini gempa dan tsunami telah dipasang, dan kampung
persahabatan Tiongkok-Indonesia di Aceh sudah dibangun. Banyak perusahaan
Tiongkok yang berpartisipasi dalam pembangunan kembali Aceh dan proyek kerja
sama kedua pihak telah berlangsung lancar.

2
Melihat dari fakta bencana yang telah melanda Aceh beberapa tahun silam,
masyarakat tiongkok telah banyak berperan penting dalam menyalurkan bantuan
kemanusiaan kepada masyarakat Aceh pasca tsunami, namun sepatutnya
masyarakat Aceh tidak hanya hidup berpangku tangan pada bantuan kemanusiaan.
Aceh merupakan provinsi yang notabennya memiliki hasil alam melimpah, telah
sepatutnya Aceh mampu hidup mandiri dan mensejahterakan masyrakatnya.
Banyak sektor penggerak perkonomian yang terdapat di provinsi Nanggroe Aceh
Darusallam (NAD), salah satunya adalah pertanian. Tahun 2005 produksi Padi Aceh
tercatat mencapai 1.411.649 ton Gabah Kering Giling (GKG) dimana mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2004 sebesar 1.552.083 atau 9,22%, penurunan ini
akibat luasnya kerusakan lahan akibat tsunami.
Potensi hasil tambang di Aceh, antara lain meliputi gas alam, minyak bumi, batu
bara, emas, dan tembaga. Gas alam dan minyak bumi yang ada di Arun dan daerah
lainnya di Aceh telah memberikan sum-bangan yang cukup besar terhadap devisa
negara.Sayangnya, jumlah yang diambil oleh pemerintah pusat selama lebih dari
tiga dekadepada masa Orde Baru terlalu besar, sementara yang dikembalikan untuk
rakyat Aceh terlampau kecil (tak lebih dari 5%). Selain itu, rakyat Aceh sering
diperlakukan kurang manu-siawi, terutama ketika DOM di Aceh (1989-1999)
diberlakukan oleh rezim Orde Baru, sehingga tidak mengherankan jika Aceh
bergolak. Semua yang terjadi sekarang di daerah Serambi Mekkah adalah akibat dari
perlakuan yang kurang adil dan manusiawi di masa lalu.

3
Di bidang industri, daerah Aceh memiliki potensi cukup besar terutama industri hasil
hutan, perkebunan, dan pertanian, seperti minyak kelapa sawit, atsiri, karet, kertas, serta
industri hasil pengolahan tambang yang belum berkembang secara optimal. Aceh
memiliki sejumlah industri besar. Antaranya :
a. PT. Arun
b. PT. PIM
c. PT. AAF
d. . Lafarge Semen Andalas
e. Exxon Mobil
f. CALTEX
Walaupun Aceh kaya akan hasil alam, namun ada beberapa hal yang patutnya
kita perhatikan untuk membangun ekonomi Aceh saat ini, seperti yang penulis kutip
dari artikel yang berjudul “Problematika Kemiskinan di Aceh dan Langkah-langkah
Pengentasannya” yang ditulis oleh Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan adalah sebagai berikut: Pembangunan dapat dijalankan dengan baik
bilamana didukung oleh 3 prasyarat :
a. Sumberdaya manusia yang berkualitas termasuk mempunyai kemampuan dan
ketrampilan yang cukup
b. Sumberdaya alam yang cukup
c. Lingkungan politik, ekonomi dan sosial budaya yang kondusif.
Rumusan Masalah
1. Berapa jumlah PDRB Provinsi Aceh


pasca tsunami tahun 2005 hingga
tahun 2012?
2. Bagaimana pengaruh investasi
terhadap PDRB Provinsi Aceh?
3. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga
kerja terhadap jumlah PDRB Provinsi
Aceh?
5
Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
bersifat deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
menyisihkan dan menentukan ubahanubahan (variabel) dan
kategori-kategori ubahan. Ubahan-ubahan ini secara
bersamasama terkait dengan bingkai hipotesis yang seringkali


ada sebelum data simpulkan dan kemudian diujikan terhadap
data. (Sumarno, 2005)
1. Jenis Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini bersifat data sekunder
atau data tidak langsung yang diperoleh dari Bappeda Provinsi
Aceh. Data Sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh
pihak lain atau dengan kata lain data yang diperoleh dalam
bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain
biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Sedangkan data yang
akan dianalisis jika dilihat bentuknya menggunakan data time
series. Data yang dikumpulkan meliputi:
1. Data PDRB Provinsi Aceh pasca tsunami tahun 2005 sampai 2012
2. Data jumlah investasi PMDN dan PMA di Provinsi Aceh
6 3. Data jumlah tenaga kerja di Provinsi Aceh
1. Metode Analisis
Model Analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah Regresi Linear Berganda.
Regresi Linier berganda merupakan bentuk kualitatif pertama yang paling sering
digunakan dalam analisis. Model ini dikatakan berganda karena didalam model regresi
linier berganda variabel bebas (explanatory) yang digunakan lebih dari satu jenis variabel
(Satria, 2009). Metode estimasi yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil biasa
(Ordinary Least Square). Metode Kuadrat Terkecil Biasa adalah suatu metode estimasi yang
dilakukan dengan cara memperkecil kesalahan penaksiran dengan cara menderivasi
jumlah kuadrat kesalahan terhadap nilai penaksir parameter hingga nol.


Pengaruh dari investasi dan jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Aceh dispesifikasi dalam model yang akan dijadikan sebagai model penelitian
merupakan fungsi matematis, sebagai berikut: PDRB = f (PMDN, PMA, TK) Dengan
spesifikasi model sebagai berikut:
Y= α+β1X1+β2X2+β3X3+ei
Dimana:
Y : PDRB Provinsi Aceh (milyar Rp.)
α : Intercept
β1,β2,β3,β4 : Koefisien Regresi
X1 : Investasi PMDN tahun sebelumnya (milyar Rp.)
X2 : Jumlah tenaga kerja yang berkerja (orang)
ei : term of error

7
Temuan-Temuan penting

Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Agus Naufal. Salah satu
mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Pertanian bogor dengan judul


“Peranan Sektor Pertanian Dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi
Ketimpangan Pendapatan Di Pemerintah Aceh” yang mana memiliki tujuan untuk
menganalisa pentingnya sektor pertanian sebagai upaya menanggulangi ketimpangan
yang terjadi dalam perolehan pendapatan pada pemerintah Aceh.
Hasil penelitian tersebut dapat diketahui secara singkat bagaimana peneliti dapat
memberikan gambaran terhadap kontribusi hasil pertanian terhadap laju pertumbuhan
perkenomian di Provinsi Aceh sendiri.

8
Kesimpulan

Jadi pemerintah dan rakyat Tiongkok telah antusiasi


memberikan bantuan dana kepada aceh dan banyak
perusahaan Tiongkok yang berpartisipasi dalam
pembangunan kembali Aceh dan proyek kerja sama kedua
pihak telah berlangsung lancar.

Anda mungkin juga menyukai