Anda di halaman 1dari 2

Warga Bojong Koneng Masih Negosiasi Damai dengan Sentul City

CNN Indonesia Selasa, 12 Oct 2021 21:25 WIB

Warga Bojong Koneng, Bogor, masih menjalani proses mediasi dengan Sentul City terkait
penyelesaian sengketa lahan. Belum ada hitam di atas putih. (CNN Indonesia/Adi Maulana
Ibrahim)

Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, masih menjalani proses mediasi dengan PT Sentul City Tbk terkait
penyelesaian kasus sengketa lahan. Tim Kuasa Hukum Koalisi WargaBojong Koneng, Nafirdo
Ricky mengatakan saat ini memang sudah ada iktikad baik atau upaya penyelesaian kasus
sengketa lahan denganSentul City secara kekeluargaan. Namun belum ada kesepakatan
damai secara tertulis. Namun, sambungnya, sejauh ini belum ada kesepakatan damai
dengan kedua belah pihak.

Damai dengan Rocky Gerung, Sentul City Janjikan Green Living

Menurut Nafirdo, upaya mediasi tersebut tercatat sudah beberapa kali terjadi dalam
sepekan terakhir. Dirinya mengaku mengapresiasi langkah Sentul City untuk membuka
ruang dialog dengan warga yang selama ini belum dapat dilakukan.

"Kita seminggu belakangan ini sudah beberapa kali ketemu. Ibaratnya baru sowan antara
mereka dengan kita. Baru bertemu aja untuk berbicara. Belum ada hitam di atas putih,"
ujarnya ketika dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Selasa (12/10). Ia mengatakan dalam
pertemuan tersebut dua belah pihak telah sepakat untuk menyelesaikan kasus ini melalui
mediasi terlebih dahulu.

Berdasarkan kesepakatan itu pula saat ini pihaknya tengah menyusun apa saja poin-poin
perjanjian damai yang akan diajukan kepada Sentul City untuk disepakati oleh kedua belah
pihak.

"Poin-poin perdamaian itu sedang kita susun, yang akan kita sepakati nantinya. Kita sedang
dalam masa negosiasi," ujar Nafirdo.

Sentul City Belum Putuskan Nasib Pendatang di Bojong Koneng

Dalam perjanjian kesepakatan damai tersebut, Nafirdo juga bakal mendorong pemenuhan
hak atas tanah oleh Sentul City bagi seluruh warga desa setempat. Lantaran hal tersebut
memang menjadi tujuan utama warga sejak mereka melakukan upaya penolakan terhadap
penggusuran paksa dari Sentul City. Setelahnya, barulah akan diupayakan penyelesaian
sengketa lahan bagi masyarakat pendatang yang telah membeli dan menempati tanah
selama belasan hingga puluhan tahun dari warga asli dengan status oper alih garapan lahan.
"Poin pertama yang kami utamakan itu warga asli yang tinggal turun-temurun di situ
mendapatkan haknya dan tidak boleh diganggu gugat oleh Sentul City. Itu yang kami
kedepankan," ungkap Nafirdo.

Nafirdo belum bisa berkata banyak ihwal kapan tanggal pasti perjanjian damai itu akan
dilakukan oleh kedua belah pihak. Ia hanya berharap hal tersebut dapat segera terwujud
setelah poin-poin kesepakatan damai disepakati. Langkah tersebut menurutnya diperlukan
agar warga segera mendapatkan jaminan yang mengikat dari Sentul City. Sehingga ke depan
tidak akan ada lagi upaya klaim kepemilikan atau penggusuran lahan secara sepihak.

"Kami juga pengen secepatnya supaya ada hitam di atas putih, supaya ada jaminan buat
warga. Supaya bisa jadi pegangan, bahwa Sentul City tidak akan mengganggu gugat hak
warga," tuturnya. Oleh karena itu, pihaknya hanya bisa meminta agar Sentul City dapat
menghentikan terlebih dahulu upaya penggusuran paksa yang selama ini dilakukan di
lapangan.

Nafirdo mengatakan setidaknya penghentian kegiatan pengolahan lahan oleh Sentul City
selama proses negosiasi masih berlangsung.

"Kami minta hentikan dulu itu bulldozer atau backhoe yang melakukan penggusuran selama
ini. Artinya tidak ada aktivitas lapangan dulu selama proses negosiasi, itu yang kami
minta," katanya.

Kepemilikan lahan di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor
saat ini dalam sengketa. Sentul City mengaku pihaknya merupakan pemilik sah atas lahan
yang berada di Desa Bojong Koneng. Klaim tersebut berdasarkan Sertifikat Hak Guna
Bangunan (SHGB) untuk tanah di Desa Bojong Koneng dengan nomor 2411 dan 2412 yang
diterbitkan Pemkab Bogor pada 1994.

Head of Corporate Communication Sentul City David Rizar Nugroho mengatakan proses
penerbitan SHGB pun telah dilakukan secara legal serta sesuai aturan dan hukum yang
berlaku. Buntut sengketa lahan ini diketahui sempat mengakibatkan perusakan sejumlah
fasilitas kantor Pemerintah Desa oleh sejumlah warga setempat. Lantaran aparat desa yang
ingin dimintakan perlindungan untuk menghentikan penggusuran paksa oleh Sentul City
pada Sabtu (2/10) Siang justru malah kabur.

Terbaru, Presiden Komisaris Sentul City Basaria Panjaitan mengaku telah memutuskan untuk
berdamai ihwal kasus sengketa kepemilikan lahan di Desa Bojong Koneng dengan warga
setempat, termasuk Rocky Gerung.

Baca artikel CNN Indonesia selengkapnya disini:  https://www.cnnindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai