Anda di halaman 1dari 1

Hubungi Pengadilan Negeri Kota Kediri untuk meminta nasihat

Warga KOTA, JP Radar Kediri – Jalan Suparjan Mangun Wijaya Subbagian Mojoroto tindak tegas
penolakan hasil penilaian tanah

Tol Kediri-Tulungagung, kemarin puluhan warga mendatangi Pengadilan Negeri (PN) Kota Kediri,
kecuali poster protes yang terpampang di pagar bangunan tempat tinggal.

Mereka bernegosiasi sebelum mengajukan gugatan. Kabarnya, sedikitnya 13 orang perwakilan


warga Jalan Suparjan Mangun Wijaya tiba di Pengadilan Negeri Kota Kediri kemarin. “Kami
membahas proses dan persyaratan persidangan,” kata Amin To Hari, perwakilan Forum Komunikasi
Jalan Suparjan Mangun Wijaya.

Mereka berencana mengajukan gugatan setelah mendapat surat pemberitahuan dari Pengadilan
Negeri Kota Kedir. Usai pertemuan dengan aparat kemarin, warga mengaku geram karena harus
menyertakan berita acara resmi dari Badan Pertanahan (BPN) sebagai salah satu syarat pengajuan
klaim.

“Heran nya, BPN sebenarnya tahu apa yang harusnya (persyaratan klaim, Red.), tapi saat ditanya
BPN bilang tidak tahu atau tidak tahu,” keluh Ma’ruf seraya mengatakan pihaknya bertanya. Berita
acara resmi BPN setelah diberitahukan hasil evaluasi.

Lebih lanjut, Amin menjelaskan setelah berkonsultasi dengan Pengadilan Negeri Kota Kedir kemarin,
akan ada sidang ulang. Sisanya warga ke BPN Kota Kediri.

Amin mengatakan, warga Jalan Suparjan Mangun Wijaya tidak menolak pembangunan Tol Kediri-
Tulungagung yang dilaksanakan Proyek Strategis Nasional (PSN), melainkan hanya mencoba mencari
formula nilai tanahnya. Sebab, mereka menentang usulan nilai penggantian tanah tersebut.

Pengacara kami sudah terima (hasil evaluasi, red.), nanti kami tuntut. Setidaknya kita tahu apa
rumus proses penilaiannya agar warga tahu. Kalau belum tahu biar saya cek atau apalah,” jelasnya.
Amin menegaskan, setiap meter persegi tanah milik warga hanya bernilai Rp5,2 juta. Faktanya, ada
jalan disana berstatus jalan nasional. “Pantese gimna” Dia komplain. Karena harga yang dirasa
murah, warga ingin mengetahui rumus prosedur ganti ruginya.

Lebih lanjutnya, Amin menjelaskan, sidang warga di Pengadilan Negeri Kota Ked kemarin berlangsung
sesuai perintah Tim Pemilikan Tanah (TPT) dan Badan Penilai Umum (KJPP). Artinya, jika warga
keberatan dengan ganti rugi, maka bisa mengajukan gugatan ke pengadilan.

Secara khusus, Manajer Humas PN Kedir Boedi Haryantho membenarkan warga datang
mendengarkan, kemarin menurut Boedi, pihaknya secara gamblang menjelaskan cara mengajukan
gugatan.

Pengajuan tuntutan ganti rugi menurut Boed diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung (PerMA) no.
2 Tahun 2021, tentang perubahan PerMA Nomor 3 Tahun 2016, tentang tata cara pengajuan
keberatan dan pembayaran ganti rugi ke pengadilan negeri atas pengadaan tanah pembangunan
untuk kepentingan umum. “Nanti saja mengajukan keberatan. Anda punya waktu 14 hari setelah
negosiasi antara warga dan masyarakat sekitar soal besaran ganti rugi,” jelasnya.

Menurut Boedi, hakim akan mengkaji formal tuntutan warga saat mengajukan gugatan. Jika
persyaratan formal dirasa sudah terpenuhi, Anda bisa menuju ke poin utama iklan yang dikirimkan.
(em/ut)

Anda mungkin juga menyukai