Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

“RANTAI DAN SPROCKET”


PRAKTIK PERAWATAN
DASAR

DISUSUN OLEH :

 ARIF ( 4202009017 )
 ROKI ( 4202009019 )
 JUNIARDI ( 4202009020 )
 FERI ALIANSYAH ( 4202009021 )
 RIKO ( 4202009022 )
 RIZKY YUSANTO ( 4202009024 )
 RUSNI ( 4202009025 )
 FIRMANSYAH ( 4202009026 )

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK MESIN PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI
SAMBAS TAHUN 2022/2023
A. TUJUAN PRAKTIK
a. Mahasiswa dapat mengetahui jenis dan tanda penyimpangan pada rantai dan sprocket.
b. Mahasiswa dapat merawat dan memperbaiki elemen mesin yaitu rantai dan sprocket sesuai
dengan prosedur perawatan.
c. Mahasiswa dapat melepas dan memasang semua komponen rantai dan sprocket dengan
prosedur yang benar.
d. Mahasiswa dapat mengidentifikasi komponen-komponen rantai dan sprocket dan
mengkonsultasikan dengan spesifikasinya.
e. Mahasiswa dapat menentukan kondisi rantai dan sprocket.

B. PENDAHULUAN
a. Rantai dan sprocket

Rantai digunakan untuk memindahkan daya antara dua poros yang sejajar. Rantai digunakan
dengan pertimbangan jarak antar poros penggerak dan poros yang digerakkan lebih panjang dari transmisi
roda gigi, tetapi lebih pendek dari pada transmisi sabuk. Transmisi ini terdiri dari sprocket penggerak,
sprocket yang digerakkan, dan rantai. Rantai dipakai bila diperlukan transmisi positif. Rantai rol
digunakan pada mesin-mesin industry, mesin perkakas, motor bakar, traktor dan sebagainya.

Rantai rol lebih tahan terhadap tekanan bidang, sehingga dapat menerima gaya tarik rantai yang
lebih besar. Ukuran dari rantai bermacam-macam sehingga dapat digunakan untuk memindahkan tenaga
mulai yang kecil sampai yang besar.
C. PERLENGKAPAN
 Kunci kombinasi (pas+ring)
 Kunci “L” hexagonal
 Palu plastik
 Obeng (+) dan obeng (-)
 Shim (pengganjal)
 Straightedge (pisau perata)
 Feeler gauge (pengukur celah)
 Clinometer
 Dial indikator ( khusus )
 Jangka sorong
 Mikrometer
 Tracker
 Amplas halus
 Testpen
 Pengaris siku
 Majun
 Tachometer

D. LANGKAH KERJA SECARA UMUM


1. Menghidupkan mesin dan memperhatikan prinsip kerja mesin.
2. Mematikan mesin dan melakukan pembongkaran.
3. Melakukan pembersihan komponen.
4. Melakukan pemeriksaan komponen dari kehausan dan kerusakan.
5. Melakukan pengukuran setiap komponen.
6. Melakukan perakitan mesin.
7. Bila terjadi penyimpangan lakukan perbaikan berdasarkan standart mesin.
8. Menghidupkan dan memperhatikan kerja mesin.
9. Melakukan kembali penyetelan ulang bila masih terdapat penyimpangan.

E. TINDAKAN KEAMANAN
1. Hindarkan segala sesuatu yang mungkin menimbulkan kecelakaan.
2. Pada saat melakukan perawatan dan perbaikan, pastikan mesin tidak dialiri listrik.
3. Peliharalah alat-alat supaya selalu bersih dan siap untuk dipakai.
4. Simpanlah alat ukur ditempat yang aman dan jaga jangan sampai jatuh.

F. KESELAMATAN KERJA
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam praktek ini adalah :
1. Menggunakan pakaian serta sepatu safety pada saat praktik.
2. Menggunakan peralatan sesuai dengan spesifikasi dan fungsi.
3. Selalu membawa buku panduan joobsheet sebagai pedoman praktek.
4. Kondisikan tempat praktik kerja selalu bersih.
G. PENGENALAN MESIN
a. Tentang mesin
Kenalilah mesin terlebih dahulu sebelum melakukan bongkar pasang.
Nama Mesin SPROCKET and CHAIN ALIGNMENT

Negara INDONESIA`
Buatan
Tahun 2010

b. Spesifikasi motor listrik sebagai pengerak sistem


Sebelum melakukan perawatan dan perbaikan, kita terlebih dahulu harus mengetahui
spesifikasi motor pengerak pada mesin yang akan kita kerjakan.
Merk HITACHI

Volt 220

Ampere 3,8

Rpm 1430

Phase 50

H. MENGHIDUPKAN MESIN
Menghidupkan mesin dan sumber utama pengerak. Menjaga
jarak ketika mesin sudah berputar agar terhindar dari kecelakaan.
Pastikan bawha orang sekitar tau bahwa kita sedang menghidupkan
mesin. Memperhatikan kerja mesin agar kita mengetahui
penyimpangan apa saja yang terjadi pada mesin tersebut.

I. MEMATIKAN MESIN
Mematikan mesin dan sumber pengerak.
Memberikan tanda pasa sumber utama untuk mencegah
terjadinya kecelakaanpada saat dilakukan
perbaikan/perawatan. Mematikan bahwa rekan anda
mengetahui bahwa anda sedang melakukan
perawatan/perbaikan pada sistem pengerak.
J. PEMBONGKARAN MESIN
Menyiapkan peralatan yang digunakan untuk bekerja. Apabila
ukuran sistem pengerak besar maka kita harus menyediakan alat
angkat yang sesuai dengan fungsinya untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan kecelakaan pada saat bekerja.

K. PEMBERSIHAN KOMPONEN

Setelah semua komponen dibongkar, langkah selanjutnya yaitu :


a) Bersihkan kotoran/gemuk yang sudah kotor yang menempel dengan cairan pembersih/solar

b) Bersihkan komponen yang berkarat dengan menggunakan amplas kemudian dilap dengan majun.
L. PEMERIKSAAN KOMPONEN
Melakukan pemeriksaan komponen apakah terjadi keausan dan kerusakan pada komponen.
Komponen Kondisi Keterangan

Sprocket Kurang Mengalami keausan dan berkarat

Bantalan Baik Tidak terdapat keausan dan kerusakan

Poros Baik Tidak terdapat keausan dan kerusakan

Pasak Kurang Terjadi kerusakan


Baik
Rantai Baik Tidak terdapat keausan dan kerusakan

M. PEMERIKSAAN SPROCKET
Dimensi poros mempunyai batas toleransi seperti kebengkokan dangan sumbu pusat.
TIR ( Total Indicating Reading )
Pada rpm < 3600, Toleransi maks. 0,20 mm (TIR).
Pada mesin ini motor listrik yang digukanakan adalah 1430 rpm. Maka dapat disimpulkan
toleransi yang kita gunakan yaitu Pada rpm < 3600, Toleransi maks. 0,20 mm (TIR).

Lakukan pengukuran silinderitas dan ketegaklurusan dengan menggunakan dial indikator.

Ukuran Silinderitas
Komponen
Toleransi Pengukuran

Sprocket pengerak 0,32 mm


0,20 mm
Sprocket digerakan 0,12 mm

Hasil pengukuran silideritas roda gigi :


 Dijinkan ( )
 Tidak diijinkan ( √ )

Tidak diizinkan dikarenakan pada pengukuran sprocket penggerak melebihi


batas toleransi
Ukuran Ketegaklurusan
Komponen
Toleransi Pengukuran

Sprocket pengerak 0,30 mm


0,20 mm
Sprocket digerakan 0,18mm

Hasil pengukuran ketegaklurusan roda gigi :


 Dijinkan ( )
 Tidak diijinkan ( √ )

Tidak diizinkan dikarenakan pada pengukuran sprocket


penggerak melebihi batas toleransi
Keausan sprocket ditunjukkan oleh perubahan bentuk gigi, sedangkan keausan yang
normal sulit untuk dideteksi, tetapi keausan yang berlebihan akibat ketidaklurusan atau beban
lebih mudah dideteksi.

Pada gigi sprocket akan terjadi hooked sedangkan


pada rol akan terjadi keausan berbentuk flat. Keausan ini
diakibat pelumasan yang jelek akan menyebabkan
keausan pada bidang kontak.

Keausan pada sisi bagian dalam pelat penghubung


dan pada sisi gigi sprocket. Keausan ini diakibat
penyimpangan kelurusan.

N. PEMERIKSAAN POROS
Dimensi poros mempunyai batas toleransi seperti kebengkokan dangan sumbu pusat.
TIR ( Total Indicating Reading )
Pada rpm < 3600, Toleransi maks. 0,20 mm (TIR).
Pada rpm > 3600, Toleransi maks. 0,10 mm
(TIR).
Pada mesin ini motor listrik yang digukanakan adalah 1430
rpm. Maka dapat disimpulkan toleransi yang kita gunakan yaitu
Pada rpm < 3600, Toleransi maks. 0,20 mm (TIR).
Melakukan pemeriksaan kebengkokan poros sistem pengerak menggunakan dial indikator.
Hasil pengukuran kebengkokan yaitu;
Posisi poros Toleransi Pengukuran

Posisi a 0,2
0,20
Posisi b 0,5

Posisi a = posisi di tengah poros Posisi b = posisi di ujung poros

a b

Hasil pengukuran kebengkokkan poros :


 Dijinkan (√)
 Tidak diijinkan ( )
Diizinkan dikarenakan hasil pengukuran masih dibawah toleransi

O. PEMERIKSAAN BANTALAN
Melakukan pemeriksaan keausan bantalan sistem penggerak dangan menggunakan dial
indikator.

Pemeriksaan poros arah radial dilakukan dengan menekan poros.


Toleransi yang diijinkan 0,075 mm (TIR)

Pemeriksaan poros arah axial dilakukan dengan menarik dan mendorong poros.
Toleransi yang diijinkan 0,025 – 0,1 mm (TIR)
Hasil pengukuran keausan bantalan yaitu :

Pemeriksaan bantalan Pengukuran keausan

Toleransi Penggerak Yang digerakan

Arah radial 0,075 mm _ _

Arah axial 0,025 – 0,1 mm _ 0,6 mm

Hasil pengukuran keausan bantalan yaitu :


 Dijinkan ( )
 Tidak diijinkan ( √ )
tidak diizinkan karena pengukuran pada bagian arah axial melebihi batas toleransi

P. PEMERIKSAAN PASAK
Memeriksa suaian pasak dengan lubang dudukan pasak poros dan
kopling. Pada saat membuka pasak periksa keausan/kerusakan pasak
apabila pasak aus/rusak, maka ganti dengan pasak yang baru. Pembuatan
pasak yang baru harus sesuai toleransinya dengan poros yang digunakan

Q. PEMERIKSAAN RANTAI
Pabrik memberi rekomendasi bahwa rantai sebaiknya
diganti bila terjadi perpanjangan mencapai < 2 %.
Pengukuran keausan dapat dibuat untuk menentukan
apakah rantai telah mulur sehingga pergantian rantai
dibutuhkan atau tidak. Untuk mendapatkan hasil yang
akurat, panjang rantai rantai diukur pada saat rantai
dalam keadaan mengalami tegangan.

Diketahui : Rengangan = 965 mm


Tarik = 959 mm

% Perpanjamgan = 𝒓𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏−𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌

=
𝟗𝟔𝟒 𝒎𝒎−𝟗𝟓𝟗 𝒎𝒎 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝟗𝟓𝟗 𝒎𝒎
= 0,52 %
R. PENGUKURAN KOMPONEN
Melakukan pengukuran dimensi sprocket pengerak dan sprocket
yang digerakan, menggunakan jangka sorong dan mikrometer.
Ukuran
Dimensi
Sprocket Sprocket yang
sprocket
pengerak digerakan

D 30,2 mm 30 mm

d 68,1 mm 63 mm

dp 110 mm 114,3 mm

L1 - -

L2 - -

c 7,9 mm 7,9 mm

H 33,9 mm 24,7 mm

B 7 mm 7,1 mm

y
Lakukan pengukuran dimensi rantai, menggunakan jangka sorong dan mikrometer.

Dimensi Simbol Ukuran

Pitch P 12,5 mm

Diameter Pin Dpin 4 mm

Diameter Roller Droller 7,6 mm

Lebar Roller broller 7,6 mm

Diameter Bushing Dbushing 5,1mm

Tebal Pelat Link T 1,5 mm

Lebar Pelat Link H 22,85


mm

P Dpin Droller Bloller

Dbushing T H
S. PERAKITAN MESIN

Pasang semua komponen mesin pada meja mesin.


Pastikan baut sudah terpasang kencang. Bila semua telah
terpasang maka akan dilakukan operasi pelurusan
(alignment).
Perbaikan Penyimpangan Pada Rantai dan Sprocket
Pada saat memperbaiki penyimpangan pada rantai dan
sprocket, lakukan perbaikan menyudut, kesejajaran dan
kebarisan dengan toleransi penyimpangan sebesar 0,05 mm.

a. Perbaikan Penyimpangan Menyudut Sumbu Poros Arah Vertikal


Penyimpangan terjadi karena salah satu poros atau
kedua poros tidak “level” terhadap bumi dan
membentuk sudut.

Lakukan pemeriksaan dengan menggunakan spirit level atau clinometer pada


kedua poros.

Apabila terjadi penyimpangan maka lakukan perbaikan dengan cara kaki-kaki


sistem penggerak diganjal dengan menggunakan “shim”.

Jadi tebal ganjal yang harus ditambahkan

Pengukuran Ukuran ganjal


sesudah diganjal (Shim)

A1 0,20 mm

A2 -

A3 -

A4 -

Penambahan shim pada kaki A1 (0,20 mm),


untuk memperbaiki penyimpangan bidang arah vertikal.
Lakukan pengukuran sekali lagi untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih teliti.

Penyimpangan pelurusan pada


Pengukuran
bidang vertikal

Sprocket penggerak (a) 0,5 mm

Sprocket yang digerakan (b) 0,5mm

a b

b. Perbaikan Penyimpangan Kesejajaran Sumbu Poros Arah Vertikal


Penyimpangan diakibatkan karena sumbu kedua
poros tidak sejajar dan membentuk sudut, pada kondisi
tertentu kondisi kedua poros “level” terhadap bumi.

Lakukan pemeriksaan penyimpangan


kesejajaran sumbu poros arah horizontal pada
poros yang sudah di “level”, digunakan mistar atau
batang pengukur atau jangka sorong.

Apabila terjadi penyimpangan maka


lakukan perbaikan dengan cara menggeser ke
kanan/kiri kaki-kaki sistem penggerak.

Hasil pengukuran :

Posisi Poros Toleransi Pengukuran

Posisi a 0,03 mm
0,20 mm
Posisi b 0,06 mm

Posisi a = posisi di tengah poros (dekat motor

penggerak) Posisi b = posisi di ujung poros (dekat

sprocket
Hasil pengukuran :
 Dijinkan (√)
 Tidak diijinkan ( )

c. Perbaikan Penyimpangan Kesebarisan sprocket


Kedua sprocket tidak sebaris sehingga akan
mengakibatkan rantai penggerak terpasang tidak sesuai
pada arus sprocket, dan sumbu kedua poros dalam
keadaan sejajar.

Lakukan pemeriksaan kesebarisan sprocket dengan


menggunakan mistar perata secara melintang pada bagian sisi
sprocket.

Apabila terjadi penyimpangan maka lakukan perbaikan


dengan cara menggeser sprocket terhadap porosnya atau
menggeser sistem penggerak secara keseluruhan.

Pengukuran gap pada kesebarisan sprocket:

Penyimpangan Toleransi Pengukuran

Gap 0,05 mm 0,05 mm

Hasil pengukuran :
 Dijinkan (√)
 Tidak diijinkan ( )

T. MENGATUR TEGANGAN/DEFLEKSI RANTAI


Besar defleksi pada saat pengukuran ditentukan oleh jarak
antara sumbu poros. Secara umum besar defleksi sebesar 2 %
dari jarak antara sumbu poros.
Hitung besar defleksi yang diijinkan berdasarkan
jarak diantara sumbu pusat poros pada saat pemasangan.

 Jarak diantara sumbu pusat poros = 296 mm


 Besar defleksi yang diijinkan 2% x 296 mm = 5,92 mm
 Besar defleksi pemasangan =5 mm

dari pemasangan rantai yang kami lakukan , di


dapatkan besar defleksi rantai sebesar 5 mm, maka
dapat dikatakan bahawa rantai tersebut sudah
dalam standar pemasangan

U. PENGUKURAN PUTARAN
Melakukan pengukuran putaran dengan menggunakan Tachometer.
Komponen Rpm m/menit

Motor listrik 1473 -

Poros pengerak 501 -

Poros yang digerakan 484,7 -

Motor listrik Poros pengerak Poros yang digerakan


V. KESIMPULAN
Dalam praktek perawatan mesin, sebelum menghidupkan mesin sebaiknya
terlebih dahulu melakukan pengecekan pada beberapa komponen dan pemeriksaan
penyimpangan pada mesin, dan apabila ditemukan penyimpangan pada mesin, maka
akan dilakukan perbaikan sesuai prosedur yang ditentukan.
Agar mesin dapat dioperasikan dengan baik dan mesin dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lama.

Anda mungkin juga menyukai