Ossi Ferli
STIE Indonesia Banking School, Jakarta, ossi.ferli@ibs.ac.id
Abstrak
Pada industri kimia, farmasi dan obat tradisional pergerakan laju pertumbuhan
triwulan 2017-2018 mengalami penurunan, namun pada triwulan III tahun 2018
mengalami kenaikan yang belum stabil hingga tahun 2020 dan pencapaian laju
pertumbuhan tertinggi pada triwulan III-2020 sebesar 14,96%. Pencapaian net
income tertinggi diperoleh PT Kalbe Farma Tbk tahun 2017-2020 sebesar
1.570.280.116.839 serta pergerakan harga saham tertinggi tahun 2020 dicapai
oleh PT Kimia Farma Tbk sebesar 4250/saham yang diakibatkan peningkatan
permintaan obat-obatan maupun suplemen dalam menghadapi pandemi covid-
19. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh CSR terhadap CFP
dengan risk sebagai variabel mediasi serta firm size, leverage dan age sebagai
variabel kontrol. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan
jumlah sampel 8 perusahaan dengan kriteria sub sektor farmasi yang terdaftar
aktif di Bursa Efek Indonesia, sub sektor farmasi yang mencantumkan laporan
tahunan berturut-turut, dan sub sektor farmasi yang mengungkapkan laporan
kegiatan CSR secara konsisten selama periode 2017-2020. Menggunakan model
Panel Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa CSR tidak
berpengaruh terhadap CFP, CSR berpengaruh positif signiifkan terhadap Risk,
dan risk tidak dapat memediasi hubungan antara CSR terhadap CFP. sektor
industri diharapkan tidak hanya melakukan CSR seperti yang disyaratkan tetapi
harus melampaui itu dan bukan sebagai beban atau secara sukarela, agar dapat
memperoleh nilai CSR yang tinggi dan mampu menurunkan risiko perusahaan.
Serta bagi regulator diharapkan dapat merancang regulasi untuk mengurangi
terjadinya peningkatan risiko dan diskriminasi.
Kata kunci: Corporate Social Responsibility, Corporate Financial
Performance, dan Risk
Abstract
In the chemical, pharmaceutical and traditional medicine industries, the growth
rate of the 2017-2018 quarter experienced a decline, but in the third quarter of
2018 it experienced an unstable increase until 2020 and the highest growth rate
was achieved in the third quarter of 2020 of 14.96%. The highest net income
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor farmasi merupakan salah satu sektor penunjang pembangunan di
berbagai bidang termasuk dalam bidang kesehatan dalam mengembangkan,
memproduksi serta memasarkan produk obat-obatan yang memiliki surat izin
beredar untuk penggunaan medis. Perusahaan farmasi salah satu badan usaha
yang besar dan berkembang cukup pesat yang mempunyai peran penting dalam
menciptakan kesehatan masyarakat. Sektor farmasi saat ini menjadi salah satu
sektor industri yang berkembang cukup signifikan. Produk domestik bruto (PDB)
salah satu faktor untuk mengukur tingkat perekonomian Indonesia. PDB diartikan
sebagai indikator pengukuran jumlah total nilai unit produksi yang dihasilkan baik
barang ataupun jasa ekonomi suatu negara, dimana jumlah total ini diperoleh
dari perusahaan baik perusahaan lokal maupun asing di suatu negara. Menurut
www.kemenperin.go.id sektor farmasi meningkat karena dapat menjadi
penyumbang penting dalam kenaikan pertumbuhan PDB ekonomi dan berperan
penting dalam mewujudkan kesehatan masyarakat dalam penyediaan alat
kesehatan dan obat-obatan.
Tahunan
Tahunan
Tahunan
Tahunan
Triwulan II
Triwulan I
Triwulan III
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan II
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan I
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan I
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan IV
-10
PYFA
TSPC
KAEF
DVLA
KLBF
MERK
-500.000.000.000
01/0…
01/0…
01/0…
01/1…
01/0…
01/0…
01/0…
01/1…
01/0…
01/0…
01/0…
01/1…
01/0…
01/0…
01/1…
DVLA INAF KAEF KLBF MERK
PYFA SDPC SIDO TSPC
KAJIAN TEORI
Stakeholder Theory
Teori pemangku kepentingan (stakeholders) merupakan seluruh pihak
dari internal maupun eksternal perusahaan yang mempunyai ikatan baik yang
sifatnya dapat mempengaruhi maupun dipengaruhi secara langsung maupun
secara tidak langsung terhadap perusahaan. Teori stakeholders menerangkan
bahwasannya perusahaan tidaklah entitas yang hanya beroperasi terhadap
kepentingan pribadi namun harus memberikan manfaat terhadap masyarakat,
pemerintah serta pemegang saham) untuk itu keberadaan perusahaan sangat
dipengaruhi oleh stakeholder nya (Ghozali dan Chariri, 2007).
Signalling Theory
Teori sinyal mengungkapkan bahwa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak eksternal, dengan adanya
dorongan dalam memberikan informasi tersebut terdapat ketidakseimbangan
informasi antara perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Minimnya
informasi bagi pihak eksternal mengenai perusahaan mereka akan melindungi
diri dan menurunkan harga yang rendah (Hamdani et al., 2014).
Legitimasi Theory
Teori ini dapat memberikan peran yang kuat dalam perusahaan apabila
melakukan pengungkapan untuk lingkungan dan sosial. Aktivitas tanggung jawab
sosial yang dilakukan perusahaan memiliki tujuan untuk menjamin perusahaan
terletak pada nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Apabila dalam
pengungkapan tanggung jawab sosial yang baik, maka perusahaan akan
mendapatkan pengakuan dari masyarakat dan akan meningkatkan kinerja
perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan pencapaian keuntungan
perusahaan (Rokhlina Sari, 2016).
Corporate Financial Performance
Silalahi (2017) menjelaskan bahwa kinerja keuangan perusahaan sebagai
penentu ukuran yang dapat mengukur keberhasilan dan keefektifan dari kegiatan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Untuk dapat mengukur kinerja
keuangan perusahaan dalam penelitian ini digunakan alat pengukuran nya
sebagai berikut :
4. Tobin’s Q
Tobin’s Q digunakan untuk mengukur nilai perusahaan dan rasio ini
memberikan informasi yang baik, karena rasio ini menggambarkan
berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan. Tobin's Q adalah
pengukuran penilaian yang paling banyak digunakan dalam data
keuangan perusahaan (Tarima et al., 2016). Menurut (Pohan, 2009)
Tobin’s Q dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
5. Stock Price
Stock price merupakan harga saham yang ditentukan oleh pelaku pasar
yang terbentuk dari permintaan dan penawaran saham di pasar modal,
apabila harga saham tinggi maka akan menghasilkan keuntungan berupa
capital gain dan akan meningkatkan citra perusahaan yang baik, Jogiyanto
(2008:167). Menurut (Afifah & Syafruddin, 2021) SP dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Risk
Risiko dapat diartikan sebagai bentuk kejadian ketidakpastian yang akan terjadi
dan apabila kejadian tersebut terjadi maka keputusan yang akan diambil
berdasarkan pertimbangan Fahmi (2012:150). CSR sebagai alat manajemen
risiko untuk memperkecil risiko dalam mendorong kinerja keuangan perusahaan
dan penelitian ini belum banyak digunakan di indonesia. Risiko perusahaan
diukur menggunakan risiko total yang dicerminkan oleh total risiko sistematis dan
risiko tidak sistematis. Menurut (Husnan, 2015) risiko sistematik adalah risiko
yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi, karena apabila mengalami
fluktuasi risiko, risiko sistematik ini dapat dipengaruhi oleh sebuah faktor yaitu
faktor makro dari pasar saham secara keseluruhan dan memperlihatkan aspek
pasar seperti, kenaikan suku bunga dan siklus ekonomi karena kenaikan tersebut
dapat menyebabkan faktor makro ekonomi dari perusahaan. Menurut
(Rachmanto & Prihastomo, 2018) risk dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
Variabel Kontrol
Firm Size
Firm size menggambarkan besarnya aset yang dimiliki perusahaan yang
ditunjukkan dengan total aktiva, perusahaan yang besar memiliki total aktiva yang
besar pula dan mudah dalam mengakses pasar serta dapat memperoleh sumber
pendanaan dari eksternal (Nuraina, 2012). Menurut (Afifah & Syafruddin, 2021)
Size dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Leverage
Leverage merupakan rasio yang menggambarkan antara hutang perusahaan
terhadap total aktiva, rasio ini dapat mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang maupun pihak luar yang ditentukan oleh dari besarnya total
aktiva perusahaan (Febrina, 2011). Menurut (Afifah & Syafruddin, 2021)
Leverage dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
HIPOTESIS
Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Corporate Financial
Performance
Penelitian yang dilakukan oleh (Devie et al., 2016) menunjukkan bahwa
hasil corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap corporate
financial performance. Sementara itu, corporate social responsibility
berpengaruh positif terhadap corporate financial performance yang diakibatkan
karena perusahaan melakukan dan mengungkapkan informasi tanggung jawab
sosial yang dapat meningkatkan kinerja keuangan serta reputasi perusahaan
menurut (Afifah & Syafruddin, 2021).
Ho1: Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh positif terhadap terhadap
Corporate Financial Performance
Ha1: Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap terhadap
Corporate Financial Performance
METODE PENELITIAN
Populasi dan sampel dalam dalam penelitian ini adalah sub sektor farmasi yang
diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2017-2020.
Jumlah sampel penelitian terdapat 8 perusahaan sub sektor farmasi yang
terdaftar di BEI. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling. Hal ini ditunjukan dengan kriteria yang ditetapkan
dalam sampel penelitian sebagai berikut:
a. Perusahaan dari sub sektor farmasi yang terdaftar aktif di Bursa Efek
Indonesia secara berturut-turut selama periode 2017-2020
b. Perusahaan dari sub sektor farmasi yang mencantumkan laporan
tahunan berturut-turut selama periode 2017-2020
c. Perusahaan dari sub sektor farmasi yang mengungkapkan laporan
kegiatan CSR secara konsisten selama periode 2017-2020
Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis partial least square (PLS)
dilakukan melalui pengumpulan data sekunder, pengujian hipotesis, dan
identifikasi korelasi. Model analisis persamaan regresi yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Persamaan Regresi:
1. Direct 𝐶𝐹𝑃𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1 𝑥 𝐶𝑆𝑅𝑖𝑡 + 𝛽2 𝑥 𝑅𝐼𝑆𝐾𝑖𝑡 + 𝛽3 𝑥 𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡
Keterangan:
it : Sample/Periode Penelitian
Path analysis yang digunakan diolah menggunakan software SmartPLS
3.0 untuk mengidentifikasi model, inner model untuk menggambarkan
keterkaitan variabel laten, R-Square, Predictive Relevance dan pengujian T-
Statistic dengan menggunakan Bosstrapping.
Evaluasi Model
Tabel 2. Nilai R-Square
Predictive Relevance
Selain melihat dari besarnya nilai R-square, dalam penelitian ini juga
dilakukan pengujian predictive relevance Q-square untuk model struktural, tujuan
nya untuk dapat mengetahui seberapa baik nilai dari observasi yang dihasilkan
oleh model dan ditafsir dari parameternya. Evaluasi model konstruk selanjutnya
dapat menghitung q-square predictive relevance sebagai berikut:
Q2 = 1- [1 - RCFP2) x (1 - RRISK2]
= 1- [(1 – 0,703) x (1 – 0,080)]
= 1- (0,297 x 0,92)
= 1 – 0,273
= 0,727
Berdasarkan hasil kalkulasi Q-square di atas, diperoleh nilai Q-square
sebesar 0,727. Hal ini menunjukkan bahwa dari data penelitian yang dapat
dijelaskan oleh model penelitian sebesar 72,7% dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model penelitian ini memiliki nilai prediktif yang relevan. Oleh
karena itu, dari hasil tersebut model penelitian ini dapat dinyatakan bahwa
memiliki goodness of fit yang baik.
Seperti yang terlihat pada tabel diatas CSR tidak memiliki hubungan
terhadap CFP. Sehingga, risiko tidak dapat bertindak sebagai mediasi hubungan
antara CSR terhadap CFP. Asosiasi CSR dan CFP akan tetap berlaku, meskipun
variasinya tidak didominasi oleh risiko. Berdasarkan hasil penelitian (Devie et al.,
2018) menggunakan sektor pertambangan internasional memiliki koefisien
korelasi signifikan negatif antara hubungan risiko terhadap CFP. Namun, pada
penelitian ini menggunakan sub sektor farmasi tidak memiliki koefisien korelasi
signifikan terhadap CFP, tetapi pada penelitian ini dan penelitian yang dilakukan
oleh (Devie et al., 2018) terbukti bahwa risiko tidak dapat memediasi hubungan
antara CSR terhadap CFP. Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya dapat
mempertimbangkan variabel lain untuk dijadikan sebagai variabel mediasi antara
CSR dan CFP.
3. Age tidak berpengaruh signifikan terhadap CFP karena, nilai p-value age
adalah sebesar 0,799 < 0,05 atau 0,10. Hasil ini tidak sejalan dengan
(Devie et al., 2018) dan (Afifah & Syafruddin, 2021). Namun hasil
penelitian ini didukung oleh (Kabir and Thai, 2017) Hal ini disebabkan
bahwa lamanya umur perusahaan tidak mencerminkan adanya
peningkatan pada market value. Lamanya umur perusahaan tidak
membuat perusahaan lebih profit daripada perusahaan yang baru berdiri,
sebab pada saat tertentu pendapatan perusahaan yang telah lama
berdiri akan mengalami penurunan yang disebabkan oleh munculnya
perusahaan baru. Selain itu, perusahaan yang baru berdiri memiliki
kemampuan untuk menghasilkan output yang lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan yang lama (Rashid, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Ang, J., Murhadi, W. R., & Ernawati, E. (2020). Pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Earning
Management sebagai Variabel Moderasi. Journal of Entrepreneurship &
Business, 1(1), 11-20.
Afifah, H. N., & Syafruddin, M. (2021). Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Risiko Sebagai Variabel
Mediasi. Diponegoro Journal of Accounting, 10 (2).
Atmadja. (2019). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
terhadap Kinerja Keuangan: Studi Empiris pada Perusahaan yang
Terdaftar di Indeks Sri- Kehati Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Ekonomi
Bisnis dan Akuntansi, 6(1), 127-134. DOI:10.19184/ejeba.v6i2.11156.
Devie, D., Liman, L. P., Tarigan, J., & Jie, F. (2018). Corporate social
responsibility, financial performance and risk in Indonesian natural
resources industry. Social Responsibility Journal.
https://doi.org/10.1108/SRJ-06-2018-0155
Fauzi et al. 2007. Institutional Ownership and Corporate Social Performance:
Empirical Evidance from Indonesian Companies. Issues in Social and
Environmental Accounting. 1(2), 334-347. Available from
http://ssrn.com/abstract=1489310
Fahmi, I. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta
Fahmi, I. (2016). Pengantar Manajemen Keuangan dan Teori dan Soal Jawab.
Cetakan Keempat. Bandung: Alfabeta.
Florio, C., & Leoni, G. (2017). Enterprise risk management and firm performance:
The Italian case. The British Accounting Review, 49(1), 56-74.
Gantino, R. (2016). Pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia
periode 2008- 2014. Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis, 3(2), 19-32.
Ghozali dan Chariri, 2007. Teori Akuntansi.Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
Gregory, A., Tharyan, R. and Whittaker, J. (2014), “Corporate social responsibility
and firm value: disaggregating the effects on cash flow, risk and growth”,
Journal of Business Ethics, Vol. 124 No. 4, pp. 633-657.
https://kemenperin.go.id/artikel/21922/Sektor-Industri-Masih-Jadi-Andalan-PDB-
Nasional
https://www.bps.go.id/indicator/11/104/1/-seri-2010-laju-pertumbuhan-pdb-seri
2010.html
https://www.kalbe.co.id/id/investor/informasi
investor/ArtMID/797/ArticleID/852/Tumbuh-Positif-di-Tengah-Ketidakpastian
https://finance.yahoo.com/
https://idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/