Anda di halaman 1dari 33

A.

Kasus Pada Bidang Pemerintahan


Dalam rangka peningkatan pelayanan Publik, Pemerintah Kabupaten Mandiri melakukan survei
perihal kepuasan masyarakat atas pelayanan publik yang diberikan Pemerintah Daerah. Untuk itu
dilakukan survei terhadap 400 responden dengan topik yang ditanyakan kepada responden sebagai
berikut:
Nomor pernyataan Pernyataan
Q1 Sistem penerimaan siswa baru pada sekolah negeri
Q2 Sistem pengadaan barang dan jasa pada lembaga pemerintah
Q3 Sistem pelayanan kesehatan
Q4 Sistem informasi modal usaha
Q5 Sistem penanggulangan anak terlantar
Q6 Sistem informasi produksi hasil pertanian
Q7 Sistem informasi daerah wisata
Q8 Sistem informasi potensi kelautan
Q9 Sistem informasi ijin usaha transportasi
Q10 Sistem informasi lapangan kerja

Jawaban rata-rata skor atas topik dapat dinyatakan dalam tiga kategori berikut:
Skor Rata- Kategori Saran
Rata
1 – 1.67 Buruk Perbaiki
1.68 – 2.33 Biasa Saja Perbaiki
2.34 – 3 Baik Pertahankan
Dari hasil survei tersebut, diketahui skor rata-rata, kategori dan saran perbaikan berdasarkan
jenis kelamin adalah sebagai berikut:
No. HASIL SURVEI PADA PRIA HASIL SURVEI PADA WANITA
Pertanyaan Skor Rata-rata Kategori Saran Skor Rata-rata Kategori Saran
Q1 1,69 Biasa saja Perbaiki 1,65 Buruk Perbaiki
Q2 1,78 Biasa saja Perbaiki 1,68 Biasa saja Perbaiki
Q3 1,68 Biasa saja Perbaiki 1,71 Biasa saja Perbaiki
Q4 1,76 Biasa saja Perbaiki 1,68 Biasa saja Perbaiki
Q5 1,72 Biasa saja Perbaiki 1,79 Biasa saja Perbaiki
Q6 1,72 Biasa saja Perbaiki 1,74 Biasa saja Perbaiki
Q7 1,77 Biasa saja Perbaiki 1,77 Biasa saja Perbaiki
Q8 1,62 Buruk Perbaiki 1,80 Biasa saja Perbaiki
Q9 1,74 Biasa saja Perbaiki 1,70 Biasa saja Perbaiki
Q10 1,71 Biasa saja Perbaiki 1,79 Biasa saja Perbaiki

Berdasarkan hasil survei tersebut, diusulkan perbaikan untuk meningkatkan kualitas layanan pada
Pemerintah Kabupaten Mandiri sebagaimana tabel berikut:
1. Sistem penerimaan siswa baru pada sekolah negeri
a. Dinas/Badan yang terlibat
Dinas Pendidikan Kabupaten Mandiri dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Mandiri.
b. Permasalahan
Terdapat sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Jalur zonasi adalah
jalur pendaftaran yang ditujukan bagi siswa dengan domisili sesuai wilayah zonasi yang
telah ditetapkan pemerintah daerah. Domisili ditentukan berdasar alamat dalam kartu
keluarga (KK) yang diterbitkan minimal satu satu tahun sebelumnya sebelum PPDB
dibuka.
Sebaran sekolah yang tidak merata pada setiap RW menyulitkan siswa untuk masuk
sekolah negeri. Banyaknya pilihan jalur zonasi pada PPDB DKI Jakarta nyatanya tidak
menjadikan alternatif penyelesaian. Melainkan menimbulkan permasalahan baru hingga
menyulitkan siswa mengikuti proses PPDB.
c. Sistem informasi apa yang diusulkan untuk diperbaiki
Sistem informasi yang diusulkan adalah pemutakhiran Aplikasi terkait PPDB tersebut agar
lebih dapat digunakan oleh banyak pihak. Aplikasi SIAP PPDB Online/Portal dapat
disesuaikan dengan program pemerintah pusat, setiap daerah diminta untuk mulai
menerapkan smart city yang terdiri dari 6 indikator yakni smart government, smart
mobility, smart economy, smart environment, smart living, dan smart people.
d. Muatan dari tiap sistem informasi yang diusulkan
Muatan informasi yang diusulkan domisili calon peserta, lokasi sekolah yang disertai
profil sekolah yang ada. Jarak dan syarat yang dapat di upload secara online.
e. Kajian akan kelayakan SIM yang diusulkan
Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 sisi yakni:
1. Kelayakan teknik yang terdiri kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi, infrastruktur). Untuk membangun
aplikasi terintegrasi tersebut dibutuhkan jaringan bandwith dan kapasitas server yang
besar.
2. Kelayakan ekonomi yang dapat dilihat dari jumlah dana yang dibutuhkan untuk
membangun integrasi sistem informasi tersebut
3. Kelayakan legal sangat diperlukan agar informasi / data dalam aplikasi aman (secure).
4. Kelayakan operasional dilihat dari berbagai aspek seperti performa aplikasi, informasi
dalam aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi penggunaan aplikasi.
Pengintegrasian aplikasi tentu harus dapat mendukung kelayakan operasional
pemberian layanan
5. Kelayakan schedule dimana Sebaiknya informasi setiap tahapan seleksi di update pada
website tersebut untuk dapat meningkatkan transparansi bagi calon pegawai atas
seleksi yang diadakan.
f. Tahapan dalam perancangan
1. Membuat kerjasama dengan perusahaan IT untuk menyediakan aplikasi tersebut.
2. Penyusunan SOP integrasi aplikasi
3. Menyediakan kapasitas server dan bandwith yang besar
4. Mengintegrasikan aplikasi
5. Uji coba aplikasi

2. Sistem pengadaan barang dan jasa pada lembaga pemerintah


a. Dinas/Badan yang terlibat
Unit kerja Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah Kabupaten Mandiri
b. Permasalahan
Kelemahan secara umum dari e-tendering menggunakan LPSE yaitu Persekongkolan
antar calon penyedia jasa untuk memenangkan salah satu peserta lelang, Keamanan data
yang diinput pada website dan Jaringan yang lambat
Kelemahan secara umum dari penggunaan e-catalog yaitu Terdapat calon penyedia jasa
fiktif, Keamanan data yang di input pada website, Jaringan yang lambat, Kurangnya
update terkait detail produk barang yang ditawarkan pada website,Sedikitnya variasi
produk pada website, Mekanisme pemesanan yang masih terbatas yang sangat jauh
dengan pembelian secara e-commerce.
c. Sistem informasi apa yang diusulkan untuk diperbaiki
perbaikan terhadap mekanisme e-tendering pada aplikasi LPSE Kabupaten Mandiri
khususnya dalam rangka mencegah terjadinya persekongkolan antar calon penyedia jasa
yang biasa dilakukan dengan melakukan penginputan data calon penyedia jasa oleh pihak
yang berada di 1 (satu) kendali.
d. Muatan dari tiap sistem informasi yang diusulkan
Muatan informasi yang adanya kelengkapan proses pengadaan yang dapat diakses seperti
pembuatan meu klarifikasi untuk calon penyedia
e. Kajian akan kelayakan SIM yang diusulkan
Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 sisi yakni:
1. Kelayakan teknik yang terdiri kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi, infrastruktur). Untuk membangun
aplikasi terintegrasi tersebut dibutuhkan jaringan bandwith dan kapasitas server yang
besar.
2. Kelayakan ekonomi yang dapat dilihat dari jumlah dana yang dibutuhkan untuk
membangun integrasi sistem informasi tersebut
3. Kelayakan legal sangat diperlukan agar informasi / data dalam aplikasi aman (secure).
4. Kelayakan operasional dilihat dari berbagai aspek seperti performa aplikasi, informasi
dalam aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi penggunaan aplikasi.
Pengintegrasian aplikasi tentu harus dapat mendukung kelayakan operasional
pemberian layanan
5. Kelayakan schedule dimana Sebaiknya dalam aplikasi pengadaaan dapat diakses
dengan waktu yag tersedia dan sesuai dengan peraturan.
f. Tahapan dalam perancangan
1. Membuat kerjasama dengan perusahaan IT untuk menyediakan penyempurnaan
aplikasi tersebut.
2. Penyusunan SOP integrasi aplikasi pengadaan barang dan jasa tesebut
3. Menyediakan kapasitas server dan bandwith yang besar
4. Mengintegrasikan aplikasi
5. Uji coba aplikasi

3. Sistem pelayanan kesehatan


a. Dinas/Badan yang terlibat
Dinas Kesehatan Kabupaten Mandiri
b. Permasalahan
Tidak terkoneksinya informasi secara real time melalui aplikasi
c. Sistem informasi apa yang diusulkan untuk diperbaiki
Sistem Kesehatan Nasional berbasis IT (e-Health) di Indonesia belum maksimal.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta yang tersebar di 17.508 pulau,
Indonesia dihadapkan kepada tantangan besar untuk melayani masyarakat dalam berbagai
urusan seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, pengadaan barang/jasa, lingkungan
hidup, dan berbagai urusan lainnya. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana
meningkatkan kualitas pelayanan sekaligus juga bagaimana menghadirkan pelayanan
tersebut ke seluruh masyarakat yang tersebar di berbagai pulau.
Dalam bidang kesehatan, Indonesia dihadapkan pada kenyataan sangat terbatasnya jumlah
tenaga kesehatan. Rasio dokter umum per 100.000 penduduk di Indonesia hanya mencapai
30.98, berada di bawah rasio dokter ideal menurut Indikator Indonesia Sehat 2010 yaitu 40
per 100.000 penduduk. Untuk dokter spesialis, rasio Indonesia hanya di tingkatan 8.14,
sementara Malaysia telah mencapai rasio > 60, dan Filipina mencapai rasio 120.
Sementara produksi tenaga dokter belum mencukupi dan kebutuhan pelayanan kesehatan
terus meningkat, diperlukan alat bantu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelayanan
d. Muatan dari tiap sistem informasi yang diusulkan
Ketersediaan Rumah Sakit secara real time.
e. Kajian akan kelayakan SIM yang diusulkan
Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 sisi yakni kelayakan teknik, kelayakan ekonomi,
kelayakan legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan Teknik terdiri dari kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi, infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dilihat dari jumlah dana yang dibutuhkan untuk melakukan update
informasi tersebut. Dana yang dibutuhkan untuk melakukan update informasi
relatif kecil bahkan tidak membutuhkan dana. Namun informasi yang update
pada menu aplikasi peduli lindungi akan sangat membantu masyarakat
mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat.
3. Kelayakan legal wajib diperhatikan mengingat informasi pada data tersebut merupakan
informasi confidential yang termasuk dalam informasi yang dikecualikan. Untuk itu
pada aplikasi sebaiknya dibuat akses terbatas untuk masing-masing user sehingga
dapat meminimalisir kebocoran data.
4. Kelayakan operasional dapat dilihat dari berbagai aspek yakni performa aplikasi,
informasi dalam aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi penggunaan
aplikasi dan informasi yang tersedia dalam aplikasi.
5. Kelayakan schedule dapat dilihat dari ketersediaan rumah sakit yang selalu diupdate
secara real time.

f. Tahapan dalam perancangan


1. Membuat kerjasama dengan perusahaan IT untuk menyediakan penyempurnaan
aplikasi tersebut.
2. Penyusunan SOP integrasi aplikasi ketersediaan Rumah Sakit tesebut
3. Menyediakan kapasitas server dan bandwith yang besar
4. Mengintegrasikan aplikasi
5. Uji coba aplikasi

4. Sistem informasi modal usaha


a. Dinas/Badan yang terlibat
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Sosial
b. Permasalahan
Banyak UMKM yang terjerat pinjaman online perusahaan swasta yang membuat
suku bunga tinggi dan tidak terdaftar di OJK
c. Sistem informasi apa yang diusulkan
Membuat Aplikasi dari Pemerintah yang dapat diakses pelaku UMKM dan
memudahkan pelaku UMKM mengajukan pinjaman modal usaha

d. Muatan dari tiap sistem informasi yang diusulkan


Pinjaman modal usaha, ide usaha, dan persyaratan yang dimintakan mudah.
e. Kajian akan kelayakan SIM yang diusulkan
Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 sisi yakni kelayakan teknik, kelayakan
ekonomi, kelayakan legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan Teknik terdiri dari kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak,
perangkat jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi, infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana yang dibutuhkan untuk
melakukan pendataan jumlah UMKM.
3. Kelayakan legal artinya informasi anak terlantar dijamin keamanan datanya
sehingga tidak terjadi kebocoran data.
4. Kelayakan operasional dilihat dari berbagai aspek yakni performa aplikasi,
informasi dalam aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi penggunaan
aplikasi.
5. Kelayakan schedule. Dinas sosial melakukan sosialisasi dan koordinasi baik
dengan pekerja sosial dan masyarakat untuk ikut andil dalam pendataan anak-anak
terlantar dengan mengisi data anak terlantar pada website yang dibangun.

g. Tahapan dalam perancangan


1. Membuat kerjasama dengan perusahaan IT untuk menyediakan penyempurnaan
aplikasi tersebut.
2. Penyusunan SOP integrasi aplikasi Pinjaman Online pelaku UMKM
3. Menyediakan kapasitas server dan bandwith yang besar
4. Mengintegrasikan aplikasi
5. Uji coba aplikasi

5. Sistem penanggulangan anak terlantar


a. Dinas/Badan yang terlibat
Dinas Sosial Kabupaten Mandiri
b. Permasalahan
belum terdapat data real time terutama jumlah anak terlantar di jalanan. Data jumlah anak
terlantar menjadi sangat penting karena dengan mengetahui dengan pasti jumlah anak
terlantar, Pemerintah Kabupaten Mandiri dapat melakukan upaya-upaya peningkatan
kesejahteraan anak terlantar.
c. Sistem informasi apa yang diusulkan untuk diperbaiki
Pembuatan Sistem Informasi Penanggulangan Anak Jalanan pada Dinas Sosial Kabupaten
Mandiri Berbasis Web menggunakan Bahasa Pemograman PHP
d. Muatan dari tiap sistem informasi yang diusulkan
Identitas anak terlantar termasuk keluarga, pendidikan dan kesehatannya
e. Kajian akan kelayakan SIM yang diusulkan
Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 sisi yakni kelayakan teknik, kelayakan ekonomi,
kelayakan legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan Teknik terdiri dari kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi, infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana yang dibutuhkan untuk melakukan
pendataan jumlah anak terlantar. Untuk melakukan pendataan dibutuhkan beberapa pihak
untuk ikut serta melakukan pendataan baik pihak dinas sosial, pekerja sosial bahkan
masyarakat umum sehingga membutuhkan dana/anggaran yang relatif besar.
 Menetapkan program yang tepat untuk peningkatan kesejahteraan anak terlantar
 Menyiapkan anggaran untuk program-program peningkatan kesejahteraan anak terlantar
 Memberikan layanan publik terbaik kepada masyarakat khususnya anak terlantar yang
juga merupakan masa depan bangsa.
3. Kelayakan legal artinya informasi anak terlantar dijamin keamanan datanya sehingga tidak
terjadi kebocoran data.
4. Kelayakan operasional dilihat dari berbagai aspek yakni performa aplikasi, informasi dalam
aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi penggunaan aplikasi.
5. Kelayakan schedule. Dinas sosial melakukan sosialisasi dan koordinasi baik dengan
pekerja sosial dan masyarakat untuk ikut andil dalam pendataan anak-anak terlantar dengan
mengisi data anak terlantar pada website yang dibangun
f. Tahapan dalam perancangan
1. Membuat kerjasama dengan perusahaan IT untuk menyediakan penyempurnaan aplikasi
tersebut.
2. Penyusunan SOP integrasi aplikasi dinas social untuk mendata anak terlantar tesebut
3. Menyediakan kapasitas server dan bandwith yang besar
4. Mengintegrasikan aplikasi
5. Uji coba aplikasi

6. Sistem informasi produksi hasil pertanian


a. Dinas/Badan yang terlibat
Dinas Pertanian Kabupaten Mandiri
b. Permasalahan
Tidak adanya wadah yang menampung ataupun memberi informasi terkait hasil pertanian.
c. Sistem informasi apa yang diusulkan untuk diperbaiki
Membuat aplikasi yang terintegrasi dan dapat digunakan oleh petani untuk melakukan
upload informasi terkait hasil panen para petani
d. Muatan dari tiap sistem informasi yang diusulkan
Jenis komoditi, rencana atau pun realisasi tnaggal panen, atau tanggal berbuah, dan harga
jual terbaru.
e. Kajian akan kelayakan SIM yang diusulkan
Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni kelayakan teknik, kelayakan
ekonomi, kelayakan legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan Teknik terdiri dari kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi, infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun
aplikasi berbasis smartphone..
3. Kelayakan legal artinya informasi anak terlantar dijamin keamanan datanya sehingga
tidak terjadi kebocoran data.
4. Kelayakan operasional dilihat dari berbagai aspek yakni performa aplikasi, informasi
dalam aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi penggunaan aplikasi.
5. Kelayakan schedule. Dinas Pertanian melakukan koordinasi dengan ahli IT untuk
membangun aplikasi berbasis smartphone dan selanjutnya melakukan sosialisasi kepada
petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani terkait aplikasi yang telah dibangun.
f. Tahapan dalam perancangan
1. Membuat kerjasama dengan perusahaan IT untuk menyediakan penyempurnaan
aplikasi tersebut.
2. Penyusunan SOP integrasi aplikasi dinas pertanian dan perdanganan untuk mendata
anak terlantar tesebut
3. Menyediakan kapasitas server dan bandwith yang besar
4. Mengintegrasikan aplikasi
5. Uji coba aplikasi

7. Sistem informasi daerah wisata


a. Dinas/Badan yang terlibat
Dinas Pariwisata Kabupaten Mandiri
b. Permasalahan
Kabupaten Mandiri memiliki beberapa objek wisata yang berada di daerahnya,
namun belum banyak dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini disebabkan oleh
minimnya sistem informasi yang menyajikan informasi daerah-daerah wisata
khususnya di Kabupaten Mandiri. Berbagai aplikasi yang menyajikan daerah wisata
telah banyak dibuat. Namun hanya menampilkan gambar dan nama objek wisata
yang
disajikan dalam bentuk peta dan belum menyajikan petunjuk
langsung ke lokasi objek wisata tersebut. Untuk dapat meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan, pemerintah daerah Kabupaten Mandiri khususnya Dinas
Pariwisata membutuhkan sistem informasi yang mampu menyajikan informasi objek
wisata yang detail termasuk memberikan petunjuk cara bagaimana cara menuju
lokasi tersebut
c. Sistem informasi apa yang diusulkan untuk diperbaiki
Pembuatan Sistem Informasi Objek Wisata
d. Muatan dari tiap sistem informasi yang diusulkan
Muatan informasi antara lain, Data objek wisata yang ada di Kabupaten Mandiri,
Jenis objek wisata, Sejarah objek wisata, Lokasi objek wisata, Alternatif menuju
objek wisata, Fasilitas objek wisata dan Reviu wisatawan atas objek wisata
e. Kajian akan kelayakan SIM yang diusulkan
Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni kelayakan teknik, kelayakan
ekonomi, kelayakan legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan Teknik terdiri dari kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak,
perangkat jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi, infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana yang dibutuhkan untuk
membangun aplikasi berbasis smartphone.
3. Kelayakan legal artinya informasi objek wisata dijamin keamanan datanya
sehingga tidak terjadi kebocoran data.
4. Kelayakan operasional dilihat dari berbagai aspek yakni performa aplikasi,
informasi dalam aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi penggunaan
aplikasi.
5. Kelayakan schedule. Dinas Pariwisata melakukan koordinasi dengan ahli IT untuk
membangun aplikasi berbasis smartphone android dan selanjutnya melakukan
sosialisasi kepada masyarakat terkait aplikasi yang telah dibangun
f. Tahapan dalam perancangan
1. Membuat kerjasama dengan perusahaan IT untuk menyediakan penyempurnaan
aplikasi tersebut.
2. Penyusunan SOP integrasi aplikasi objek wisata
3. Menyediakan kapasitas server dan bandwith yang besar
4. Mengintegrasikan aplikasi
5. Uji coba aplikasi

8. Sistem informasi potensi kelautan


a. Dinas/Badan yang terlibat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mandiri
b. Permasalahan
Kabupaten Mandiri selain memiliki daerah wisata juga memiliki kekayaan laut yang
melimpah. Namun demikian potensi sumber daya kelautan masih belum
tereksplorasi dengan baik. Selama ini, sistem informasi terkait potensi kelautan
masih berbasis website dan informasi tersebut sering tidak akurat (tidak di update).
Untuk itu penulis mengusulkan pembuatan Sistem Informasi Geografis (SIG) karena
informasi yang terdapat dalam SIG lebih lengkap dan lebih akurat dibandingkan
dengan informasi dalam website.
c. Sistem informasi apa yang diusulkan untuk diperbaiki
Pembuatan Sistem Informasi Potensi Sumber Daya Kelautan Berbasis Android
d. Muatan dari tiap sistem informasi yang diusulkan
Muatan informasi yang diperlukan antara lain Data sumber daya hasil perikanan di
Kabupaten Mandiri, Jenis-jenis produk hasil kelautan, Lokasi penghasil produk
kelautan, Harga produk kelautan dan Pilihan distribusi pengiriman hasil kelautan
e. Kajian akan kelayakan SIM yang diusulkan
Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni kelayakan teknik, kelayakan
ekonomi, kelayakan legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan Teknik terdiri dari kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak,
perangkat jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi, infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana yang dibutuhkan untuk
membangun aplikasi berbasis smartphone android.
3. Kelayakan legal artinya informasi dalam aplikasi dijamin keamanan datanya
sehingga tidak terjadi kebocoran data.
4. Kelayakan operasional dilihat dari berbagai aspek yakni performa aplikasi,
informasi dalam aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi penggunaan
aplikasi.
5. Kelayakan schedule. Dinas Kelautan Kabupaten Mandiri melakukan koordinasi
dengan ahli IT untuk membangun aplikasi berbasis smartphone android dan
selanjutnya melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait aplikasi yang telah
dibangun
f. Tahapan dalam perancangan
1. Membuat kerjasama dengan perusahaan IT untuk menyediakan penyempurnaan
aplikasi tersebut.
2. Penyusunan SOP integrasi aplikasi hasil kelautan
3. Menyediakan kapasitas server dan bandwith yang besar
4. Mengintegrasikan aplikasi
5. Uji coba aplikasi

9. Sistem informasi ijin usaha transportasi


a. Dinas/Badan yang terlibat
Dinas PTSP
b. Permasalahan
Saat ini pembuatan ijin usaha transportasi sudah menggunakan OSS. Namun
pemrosesan izin tersebut masih terdapat beberapa kendala. Salah satu aspek yang
menghambat kelancaran OSS adalah integrasi sistem yang masih kurang. Kelemahan
sistem OSS lainnya adalah fitur penentuan lokasi usaha yang belum tersambung
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta ketersediaan Rencana Detil Tata
Ruang (RDTD). OSS juga belum terintegrasi secara penuh dengan sistem perizinan
kementerian dan lembaga. Sementara itu, di daerah masih banyak pemda yang masih
lebih mengandalkan sistem perizinan daerah mandiri berbasis aplikasi.
c. Sistem informasi apa yang diusulkan untuk diperbaiki
Integrasi sistem OSS dengan sistem aplikasi Sicantik yang dimiliki Kemenkominfo.

d. Muatan dari tiap sistem informasi yang diusulkan


Muatan informasi yang diharapkan adalah Jenis izin transportasi yang dimintakan,
Jenis penggunaan transportasi, Tarif masing-masing perizinan, Petunjuk proses
perizinan dan Persyaratan-persyaratan pengurusan perizinan
e. Kajian akan kelayakan SIM yang diusulkan
Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 sisi yakni kelayakan teknik, kelayakan ekonomi,
kelayakan legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan Teknik terdiri dari kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak,
perangkat jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi, infratruktur).
2. Kelayakan ekonomi dilihat dari jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun
sistem informasi tersebut. Mengingat aplikasi ini merupakan tugas pemerintah
untuk memberikan layanan ke masyarakat maka pemerintah perlu menganggarkan
dana yang besar baik untuk jasa konsultasi dari ahli sistem informasi untuk
membangun sistem dan produk aplikasi terintegrasi.
3. Kelayakan legal yang artinya informasi pelaku usaha dan kelengkapan berkas
untuk perolehan izin harus dijamin datanya sehingga tidak terjadi kebocoran data.
4. Kelayakan operasional dilihat dari berbagai aspek yakni performa aplikasi,
informasi dalam aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi penggunaan
aplikasi. Mengingat aplikasi adalah aplikasi baru yang terintegrasi maka
diperlukan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait untuk dapat menggunakan
aplikasi tersebut sekaligus membuat SOP untuk masing-masing jenis pengurusan
dokumen izin.
5. Kelayakan schedule. Aplikasi terintegrasi membutuhkan waktu yang relatif lama
karena harus memperbaharui aplikasi yang ada dan dibutuhkan koordinasi dengan
berbagai pihak agar sistem yang dibangun dapat berjalan dengan baik. Sebaiknya
jadwal dibuatkan rutin sehingga dapat mengetahui perkembangan aplikasi
terintegrasi.
f. Tahapan dalam perancangan
1. Membuat kerjasama dengan perusahaan IT untuk menyediakan penyempurnaan
aplikasi tersebut.
2. Penyusunan SOP integrasi aplikasi OSS
3. Menyediakan kapasitas server dan bandwith yang besar
4. Mengintegrasikan aplikasi
5. Uji coba aplikasi

10. Sistem informasi lapangan kerja


a. Dinas/Badan yang terlibat
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Mandiri
b. Permasalahan
Dinsosnakertrans Kabupaten Mandiri belum sepenuhnya menggunakan IPK Online.
Pelayanan penempatan tenaga kerja melalui Sistem IPK Online di Dinsosnakertrans
Kabupaten Mandiri masih memiliki beberapa permasalahan baik teknis maupun non
teknis
c. Sistem informasi apa yang diusulkan untuk diperbaiki
Pembuatan server lokasi Sistem Informasi Pasar Kerja Online (Ipk Online) di Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Mandiri yang
kemudian diintegrasikan dengan server yang ada di Kementerian Tenaga Kerja
d. Muatan dari tiap sistem informasi yang diusulkan
Muatan informas adalah Lowongan kerja, Perusahaan yang membuka lowongan
kerja, Jenis pekerjaan, Gaji/upah yang ditawarkan, Spesifikasi pekerjaan, Spesifikasi
dan skill yang dibutuhkan perusahaan, Proses recruitment dan Persyaratan lamaran
atas lowongan kerja
e. Kajian akan kelayakan SIM yang diusulkan
Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 sisi yakni kelayakan teknik, kelayakan ekonomi,
kelayakan legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan Teknik terdiri dari kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak,
perangkat jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi, infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi
Kelayakan ekonomi dilihat dari jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun
sistem informasi tersebut.
3. Kelayakan legal terkait informasi pencari kerja agar dijaga keamanannya agar
tidak terjadi fraud dalam menggunakan aplikasi IPK Online tersebut.
4. Kelayakan operasional dilihat dari berbagai aspek yakni performa aplikasi,
informasi dalam aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi penggunaan
aplikasi.
5. Kelayakan schedule, sebelumnya dapat membangun server, Pemerintah
Kabupaten Mandiri wajib membuat peraturan daerah yang dapat mendukung
aplikasi IPK Online.
f. Tahapan dalam perancangan
1. Membuat kerjasama dengan perusahaan IT untuk menyediakan penyempurnaan
aplikasi tersebut.
2. Penyusunan SOP integrasi aplikasi
3. Menyediakan kapasitas server dan bandwith yang besar
4. Mengintegrasikan aplikasi
5. Uji coba aplikasi
B. Kasus pada Bidang Bisnis
Dalam rangka peningkatan kinerja UMKM di Kabupaten Mandiri, dilakukan survei atas
keberadaan UMKM terhadap 400 responden yang terdiri dari pelaku usaha dan masyarakat
dengan topik sebagai berikut:
Nomor pernyataan Pernyataan
R1 Spesifikasi produk
R2 Pemasaran produk
R3 Pengadaan bahan baku
R4 Modal usaha
R5 Sistem produksi
R6 Teknologi yang digunakan
R7 Pengetahuan pengelola
R8 Pelayanan pengusaha
R9 Inovasi produk
R10 Sistem ekspor barang

Jawaban rata-rata skor atas topik dapat dinyatakan dalam tiga kategori berikut:
Skor Rata-Rata Kategori Saran
1 – 1.67 Buruk Perbaiki
1.68 – 2.33 Biasa Saja Perbaiki
2.34 – 3 Baik Pertahankan
Dari hasil survei tersebut, diketahui skor rata-rata, kategori dan saran perbaikan berdasarkan
pelaku ekonomi yakni pengusaha dan konsumen sebagai berikut:
HASIL SURVEI KEPADA
No. HASIL SURVEI KEPADA KONSUMEN
PENGUSAHA
Pertanyaa
Skor Rata- Skor Rata-
n Kategori Saran Kategori Saran
rata rata
Biasa Biasa
1,77 1,69
R1 saja Perbaiki saja Perbaiki
Biasa
1,77 1,64
R2 saja Perbaiki Buruk Perbaiki
Biasa Biasa
1,70 1,71
R3 saja Perbaiki saja Perbaiki
Biasa Biasa
1,82 1,71
R4 saja Perbaiki saja Perbaiki
Biasa
1,76 1,64
R5 saja Perbaiki Buruk Perbaiki
HASIL SURVEI KEPADA
No. HASIL SURVEI KEPADA KONSUMEN
PENGUSAHA
Pertanyaa
Skor Rata- Skor Rata-
n Kategori Saran Kategori Saran
rata rata
Biasa
1,67 1,69
R6 Buruk Perbaiki saja Perbaiki
Biasa
1,65 1,77
R7 Buruk Perbaiki saja Perbaiki
Biasa Biasa
1,74 1,76
R8 saja Perbaiki saja Perbaiki
Biasa Biasa
1,75 1,68
R9 saja Perbaiki saja Perbaiki
Biasa Biasa
1,73 1,79
R10 saja Perbaiki saja Perbaiki

Berdasarkan hasil survei tersebut, diusulkan perbaikan untuk meningkatkan kinerja UMKM pada
Pemerintah Kabupaten Mandiri sebagaimana tabel berikut:
1. Spesifikasi produk
a Dinas/Badan yang terlibat : Dinas Koperasi dan UMKM
b Sistem informasi apa yang : Pelatihan kepada pelaku UMKM membuat konten
diusulkan menarik
c Muatan dari tiap sistem : Produk yang ditawarkan ,Informasi produk,
informasi yang diusulkan Spesifikasi produk, Variasi produk, Harga produk,
Detail produk melalui foto dan video, Kelebihan
produk dan Reviu produk dari pembeli yang
sebelumnya
d Kajian akan kelayakan SIM : Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni
yang diusulkan kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan
legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan teknik yang terdiri dari kebutuhan
perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi,
infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membangun sistem
informasi tersebut. Pelatihan menggunakan
aplikasi untuk editing foto dan video digital
menggunakan dana yang relatif kecil. Banyak
aplikasi gratis berbasis website yang dapat
digunakan dan dapat digunakan tanpa bayar
(gratis). .
3. Kelayakan legal, informasi dalam platform e-
commerce berisi informasi yang confidential dan
termasuk informasi yang dikecualikan. Untuk itu
pada aplikasi sebaiknya dibuat akses terbatas
untuk masing-masing user sehingga dapat
meminimalisir kebocoran data dan penipuan-
penipuan yang sering terjadi pada platform e-
commerce.
4. Kelayakan operasional dapat dilihat dari berbagai
aspek yakni performa aplikasi, informasi dalam
aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi
penggunaan aplikasi.
5. Kelayakan schedule, Pemerintah melalui dinas
terkait perlu memberikan sosialisasi berkelanjutan
kepada pelaku UMKM untuk dapat mendorong
pelaku UMKM go digital.
e Tahapan dalam perancangan : Penentuan jadwal pelatihan, Penyebaran undangan
pelatihan kepada UMKM, Pelaksananaan pelatihan,
Pembukaan fitur gratis aplikasi editing foto dan video
berbasis website, Penjelasan fitur-fitur editing dan
cara editing, Penguploadan hasil editing produk dan
spesifikasinya pada toko online masing-masing
UMKM.

2. Pemasaran produk
a Dinas/Badan yang terlibat : Dinas Koperasi dan UMKM
b Sistem informasi apa yang : Sosialisasi UMKM untuk menggunakan platform
diusulkan E-commerce.
Platform e-commerce menawarkan berbagai
kemudahan untuk melakukan pemasaran produk baik
kemudahan akses informasi, kemudahan pencarian
barang, kemudahan transaksi jual beli dan
kemudahan-kemudahan lainnya. Akan tetapi, masih
banyak pelaku UMKM yang belum teredukasi terkait
manfaat penggunaan aplikasi
e-commerce tersebut dan terdapat keterbatasan
pengetahuan/literasi pelaku usaha UMKM dalam
perkembangan teknologi. Untuk itu, pemerintah perlu
aktif untuk memberikan edukasi baik berupa
sosialisasi, bimbingan teknis dan seminar-seminar
yang dapat menambah wawasan pelaku usaha
UMKM sehingga dapat meningkatkan penjualannya
secara digital.
c Muatan dari tiap sistem : Muatan informasi Profil UMKM, Produk yang
informasi yang diusulkan ditawarkan, Jumlah produk yang tersedia, Variasi
produk ,Harga produk, Detail produk, Cara
pendaftaran pada e-commerce, Cara pengupload
produk pada e-commerce, Cara pemrosesan
pesanan pada e-commerce, Cara memprosesan
pembayaran , Cara pengiriman, Pilihan
pembayaran produk dan Cara mengatas komplain
produk
d Kajian akan kelayakan SIM : Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni
yang diusulkan kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan
legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan Teknik yang terdiri dari kebutuhan
perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi,
infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membangun sistem
informasi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cost and benefit analisis. Metode ini
memperhitungan besar biaya yang dikeluarkan
dengan manfaat yang diberikan melalui sistem
informasi yang baru. Kelayakan legal, informasi
dalam platform e-commerce berisi informasi yang
confidential dan termasuk informasi yang
dikecualikan. Untuk itu pada aplikasi sebaiknya
dibuat akses terbatas untuk masing-masing user
sehingga dapat meminimalisir kebocoran data dan
penipuan-penipuan yang sering terjadi pada
platform
e-commerce.
3. Kelayakan operasional dapat dilihat dari berbagai
aspek yakni performa aplikasi, informasi dalam
aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi
penggunaan aplikasi.
4. Kelayakan schedule, Pemerintah melalui dinas
terkait perlu memberikan sosialisasi berkelanjutan
kepada pelaku UMKM untuk dapat mendorong
pelaku UMKM go digital.
e Tahapan dalam perancangan : Mengadakan sosialisasi berkesinambungan untuk
mengedukasi platform e-commerce yang ada di
Indonesia, Memberikan pelatihan penggunaan e-
commerce, Memberikan pelatihan editing foto dan
video, Membantu pembuatan toko online usaha
UMKM, Membantu mempercantik tampilan toko
untuk menarik perhatian konsumen

3. Pengadaan bahan baku


a Dinas/Badan yang terlibat : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Sosial
b Permasalahan : Di Kabupaten Mandiri terdapat UMKM yang belum
memiliki sistem informasi pengadaan bahan baku
sehingga proses operasi perusahaan masih
bergantung pada ketersediaan informasi bahan baku
yang dicatat secara manual dan tidak adanya system
yang terintegrasi untuk membantu pelaksanaan tugas
tersebut.
c Sistem informasi apa yang : Pembuatan Sistem Informasi Pengadaan Bahan Baku
diusulkan Khususnya pada UMKM Skala Menengah Berbasis
Komputer
d Muatan dari tiap sistem : Muatan informasi antara lain seperti Data target
informasi yang diusulkan produksi harian/bulanan, Jumlah bahan baku yang
dibutuhkan, Data pemasok (supplier), Jumlah
bahan baku yang tersedia, Data barang jadi yang
tersedia dan Data penjualan
e Kajian akan kelayakan SIM : Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni
yang diusulkan kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan
legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan Teknik yang terdiri dari kebutuhan
perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi,
infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membangun sistem
informasi tersebut.
3. Kelayakan legal dibuat dalam rangka
meminimalisir kebocoran data.
4. Kelayakan operasional dapat dilihat dari berbagai
aspek yakni performa aplikasi, informasi dalam
aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi
penggunaan aplikasi.
5. Kelayakan schedule, jadwal persediaan bahan
baku agar selalu di-update secara real time
sehingga pelaku UMKM dapat mempetakan
berapa jumlah produk yang dapat dihasilkan.
f Tahapan dalam perancangan : Melakukan inventaris kelemahan pembukuan dan
proses pengadaan bahan baku pada UMKM,
Menggunakan komputer untuk menginventaris data
bahan baku, Pembuatan database, Instalasi program
dan melakukan evaluasi pelaksanaan.

4. Modal usaha
a Dinas/Badan yang terlibat : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Sosial
Kabupaten Mandiri
b Permasalahan : Seringnya pelaku UMKM kesulitan melakukan
inovasi dalam usahanya karena kurangnya modal.
Adapun pinjaman yang ada lebih banyak dari pihak
swasta yang mematok suku bunga besar.
c Sistem informasi apa yang : Membuat aplikasi untuk pinjaman online yang
diusulkan dikelola oleh Pemerintah
d Muatan dari tiap sistem : Muatan informasi yang diperlukan Profil usaha,
informasi yang diusulkan Modal usaha yang dibutuhkan, Aset pelaku usaha,
Persyaratan pengusulan modal usaha, Historis
peminjaman modal usaha, Petunjuk usulan pengajuan
modal usaha, Proses pengajuan modal usaha
e Kajian akan kelayakan SIM : Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni
yang diusulkan kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan
legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan teknik terdiri dari kebutuhan perangkat
keras, perangkat lunak, perangkat jaringan,
arsitektur jaringan (software/aplikasi,
infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membangun sistem
informasi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cost and benefit analisis.
3. Kelayakan legal yaitu informasi pelaku usaha dan
usahanya merupakan informasi yang confidential
dan termasuk dalam informasi yang dikecualikan.
Untuk itu pada aplikasi sebaiknya dibuat akses
terbatas untuk masing-masing user sehingga dapat
meminimalisir kebocoran data.
4. Kelayakan operasional dapat dilihat dari berbagai
aspek yakni performa aplikasi, informasi dalam
aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi
penggunaan aplikasi.
5. Kelayakan schedule. Pemerintah melalui dinas
terkait agar melakukan sosialisasi secara reguler
kepada pelaku usaha untuk dapat
mensosialisasikan penggunaan aplikasi Sibamas.
f Tahapan dalam perancangan : Melakukan Koordinasi dengan pihak-pihak terkait,
Pembuatan jadwal sosialisasi yang rutin, Penyebaran
undangan sosialisasi, Menyediakan sarana prasarana
pendukung dan Melakukan sosialisasi kepada pelaku
usaha.

5. Sistem produksi
a Dinas/Badan yang terlibat : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Sosial
Kabupaten Mandiri
b Permasalahan Pelaku UMKM tidak memiliki pencatatan atas usahanya
secara digital.
Pencatatan secara manual lebih besar memiliki error atau
kesalahan dalam pencatatan sehingga akan mempengaruhi
pengambilan keputusan.
b Sistem informasi apa yang : Pembuatan sistem informasi produksi sederhana
diusulkan namun bisa mencakup kebutuhan UMKM
c Muatan dari tiap sistem : Muatan sistem informasi antara lain Jumlah bahan
informasi yang diusulkan baku, Jumlah produk yang tersedia, Jumlah
pesanan, Jadwal pesanan, Data pembelian, Harga
pembelian, Data pembayaran, Jumlah tunggakan
pembayaran oleh pelanggan dan Jumlah utang
kepada supplier
d Kajian akan kelayakan SIM : Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni
yang diusulkan kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan
legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan teknik terdiri dari kebutuhan perangkat
keras, perangkat lunak, perangkat jaringan,
arsitektur jaringan (software/aplikasi,
infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membangun sistem
informasi tersebut.
3. Kelayakan legal yaitu informasi dalam sistem
informasi tersebut dijamin keamanan datanya
untuk dapat meminimalisir kebocoran data
UMKM.
4. Kelayakan operasional dapat dilihat dari berbagai
aspek yakni performa aplikasi, informasi dalam
aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi
penggunaan aplikasi.
5. Kelayakan schedule. Penyusunan tahapan jadwal
untuk pembuatan sistem informasi secara
bertahap.
e Tahapan dalam perancangan : Melakukan Analisa kebutuhan informasi yang
diperlukan oleh UMKM, melakukan sosisaliasi dan
pendampingan kepada pelaku UMKM terkait proses
pencatatan yang baik.
6. Teknologi yang digunakan
a Dinas/Badan yang terlibat : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Sosial
Kabupaten Mandiri
b Permasalahan : Masih banyak pelaku UMKM di Kabupaten Mandiri
yang belum menggunakan teknologi untuk menjual
dan memasarakan produknya.
Pelaku UMKM belum menggunakan media social
dan e-commerce.
c Sistem informasi apa yang : Penggunaan aplikasi UMKM Tumbuh yang
diusulkan diintegrasikan dengan penerapan teknologi untuk
UMKM Go Digital
d Muatan dari tiap sistem : Muatan informasi Data produk, Varian produk,
informasi yang diusulkan Harga produk, Jumlah stok produk, Data
pembelian dan Data pemesanan
e Kajian akan kelayakan SIM : Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni
yang diusulkan kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan
legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan teknik terdiri dari kebutuhan perangkat
keras, perangkat lunak, perangkat jaringan,
arsitektur jaringan (software/aplikasi,
infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membangun sistem
informasi tersebut. Kelayakan legal yaitu
informasi dalam sistem informasi tersebut dijamin
keamanan datanya untuk dapat meminimalisir
kebocoran data UMKM.
3. Kelayakan operasional dapat dilihat dari berbagai
aspek yakni performa aplikasi, informasi dalam
aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi
penggunaan aplikasi.
4. Kelayakan schedule. Penyusunan tahapan jadwal
untuk pembuatan sistem informasi secara
bertahap.
f Tahapan dalam perancangan : Menyediakan informasi / profil usaha, Menyediakan
informasi produk, variasi produk dan harga produk
dan detail produk, melakukan evaluasi atas
pelaksanaan tersebut.

7. Pengetahuan pengelola
a Dinas/Badan yang terlibat : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Sosial
Kabupaten Mandiri
b Sistem informasi apa yang : Aplikasi Go UMKM yang memiliki Transfer
diusulkan Knowledge yang baik, yang dapat diakses kapan saja
oleh pelaku UMKM.
c Muatan dari tiap sistem : Muatan informasi yang dimuat Ilmu manajemen
informasi yang diusulkan pemasaran, Ilmu manajemen keuangan,
Perkembangan teknologi informasi, Pemasaran
digital melalui media sosial, dan menggunakan
platform e-commerce
d Kajian akan kelayakan SIM : Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 sisi yakni
yang diusulkan kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan
legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan teknik terdiri dari kebutuhan perangkat
keras, perangkat lunak, perangkat jaringan,
arsitektur jaringan (software/aplikasi,
infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana
yang dibutuhkan untuk melakukan pelatihan dan
bimbingan teknis.
3. Kelayakan legal artinya informasi pelaku usaha
dan usahanya dijamin keamanan datanya sehingga
tidak terjadi kebocoran data.
4. Kelayakan operasional dilihat dari berbagai aspek
yakni performa aplikasi, informasi dalam aplikasi,
kualitas layanan, keamanan data, efisiensi
penggunaan aplikasi.
5. Kelayakan schedule. Pemerintah melalui dinas
UMKM dapat secara reguler membuat jadwal
pelatihan dan bimbingan teknis kepada pelaku
UMKM.
e Tahapan dalam perancangan : Melakukan Koordinasi dengan pihak-pihak terkait,
Pembuatan jadwal yang reguler dan disosialisikan
terkait jadwal tersebut kepada pelaku UMKM.,
Menyediakan sarana prasarana pendukung,
Melakukan pelatihan dan bimbingan teknis kepada
pelaku usaha.

8. Pelayanan pengusaha
a Dinas/Badan yang terlibat : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Sosial
Kabupaten Mandiri
b Permasalahan Seringnya pelaku UMKM tidak mengupdated
kebutuhan pasar sehingga menyulitkan untuk
memaksimalkan keuntungan UMKM tersebut.
c Sistem informasi apa yang : Update informasi dan kecepatan respon pada fitur
diusulkan chat pada platform toko online UMKM
d Muatan dari tiap sistem : Muatan informasi adalah ketersediaan produk dan
informasi yang diusulkan proses menunggu (jika ada)
e Kajian akan kelayakan SIM : Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni
yang diusulkan kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan
legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan teknik yang terdiri dari kebutuhan
perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi,
infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membangun sistem
informasi tersebut. Pelatihan menggunakan
aplikasi untuk editing foto dan video digital
menggunakan dana yang relatif kecil. Untuk
mendaftar platform digital (platform e-commerce)
adalah gratis.
3. Kelayakan legal, informasi dalam platform e-
commerce berisi informasi yang confidential dan
termasuk informasi yang dikecualikan. Untuk itu
pada aplikasi sebaiknya dibuat akses terbatas
untuk masing-masing user sehingga dapat
meminimalisir kebocoran data dan penipuan-
penipuan yang sering terjadi pada platform e-
commerce.
4. Kelayakan operasional dapat dilihat dari berbagai
aspek yakni performa aplikasi, informasi dalam
aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi
penggunaan aplikasi.
5. Kelayakan schedule, Pemerintah melalui dinas
terkait perlu memberikan sosialisasi berkelanjutan
kepada pelaku UMKM untuk dapat mendorong
pelaku UMKM go digital.
f Tahapan dalam perancangan : Pelaku UMKM melakukan update menu notifikasi
pada aplikasi e-commerce, Update dalam
memberikan reviu produk, Secepat mungkin
merespon pertanyaan dan pemesanan produk dari
pelanggan.

9. Inovasi produk
a Dinas/Badan yang terlibat : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Sosial
Kabupaten Mandiri
b Permasalahan : Kurangnya inovasi UMKM dalam melakukan
pemutakhiran inovasi produk.
b Sistem informasi apa yang : Aplikasi Go UMKM yang memiliki Transfer
diusulkan Knowledge yang baik, dan updated kemajuan produk
yang dapat diakses kapan saja oleh pelaku UMKM.
c Muatan dari tiap sistem : Perkembangan dan Updated Inovasi Kebutuhan
informasi yang diusulkan Pasar.
d Kajian akan kelayakan SIM : Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni
yang diusulkan kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan
legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan teknik yang terdiri dari kebutuhan
perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi,
infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membangun sistem
informasi tersebut.
3. Kelayakan legal untuk melakukan pendataan yaitu
adanya SK Kepala Dinas terhadap ASN yang
ditunjuk untuk melakukan pendataan UMKM.
4. Kelayakan operasional dapat dilihat dari berbagai
aspek yakni performa aplikasi, informasi dalam
aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi
penggunaan aplikasi.
5. Kelayakan schedule, pendataan dilakukan secara
serentak dan periodic sehingga pihak dinas dapat
mengetahui jumlah UMKM yang ada di
Kabupaten Mandiri.
e Tahapan dalam perancangan : Melakukan sosisalisasi kepada pelaku UMKM dan
memberikan pengarahan agar dapat melakukan
inovasi .

10. Sistem ekspor barang


a Dinas/Badan yang terlibat : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Sosial dan
Dinas Perdagangan Kabupaten Mandiri, BKPM
b Permasalahan : Sangat sedikitnya jumlah UMKM yang melakukan
ekspor produknya
b Sistem informasi apa yang : Aplikasi UMKM GoExport
diusulkan GoExport tidak hanya membantu penjualan dan
penjualan, tapi juga pengembangan usaha kecil dan
menengah (UKM) untuk siap menghadapai pasar
global. Aplikasi ini memberikan keuntungan
bagi buyer yaitu kemudahan mengakses katalog
produk dari pemasok Indonesia yang terverifikasi,
mengirim inkuiri atau permintaan pembelian hanya
dengan satu klik.
c Muatan dari tiap sistem : Muatan informasi yang diusulkan adalah Profil
informasi yang diusulkan UMKM, Jenis UMKM, Produk UMKM, Harga
produk, Kelebihan produk, Lokasi UMKM
Omzet UMKM, Fasilitas pembayaran, Media
pengiriman
d Kajian akan kelayakan SIM : Kajian kelayakan dapat dilihat dari 5 (lima) sisi yakni
yang diusulkan kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan
legal, kelayakan operasional dan kelayakan schedule.
1. Kelayakan teknik yang terdiri dari kebutuhan
perangkat keras, perangkat lunak, perangkat
jaringan, arsitektur jaringan (software/aplikasi,
infrastruktur).
2. Kelayakan ekonomi dapat dilihat dari jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membangun sistem
informasi tersebut.
3. Kelayakan legal untuk ikut serta yakni terkait
dengan dokumen-dokumen persyaratan dan
legalitas usaha untuk melakukan ekspor serta
pembayaran pajak ekspor.
4. Kelayakan operasional dapat dilihat dari berbagai
aspek yakni performa aplikasi, informasi dalam
aplikasi, kualitas layanan, keamanan data, efisiensi
penggunaan aplikasi.
5. Kelayakan schedule terkait jadwal pengurusan
perizinan dan berkas-berkas persyaratan lainnya
agar dapat melakukan ekspor ke luar negeri.
e Tahapan dalam perancangan : 1. Pengurusan seluruh dokumen perizinan
2. Koordinasi dengan dinas terkait dan pusat untuk
didaftarkan masuk dalam GoExport
3. Mempersiapkan seluruh informasi produk secara
detail untuk dimasukkan dalam platform
GoExport tersebut.
C. Kasus pada Bidang Digital
Penerapan teknologi digital dewasa ini sangat berkembang dengan pesat. Hal yang sama pada
Kabupaten Mandiri. Sehubungan dengan penerapan teknologi digital dalam berbagai bidang
bisnis, dilakukan survei terhadap 400 masyarakat dengan topik sebagai berikut:
Nomor pernyataan Pernyataan
S1 Spesifikasi produk
S2 Sistem pengiriman
S3 Harga barang
S4 Waktu pengiriman
S5 Sistem pembayaran
S6 Keamanan barang
S7 Tanggapan atas komplain
S8 Kualitas pelayanan pengusaha
S9 Tingkat kepercayaan konsumen
S10 Citra usaha
Jawaban rata-rata skor atas topik dapat dinyatakan dalam tiga kategori berikut:

Skor Rata-Rata Kategori Saran


1 – 1.67 Buruk Perbaiki
1.68 – 2.33 Biasa Saja Perbaiki
2.34 – 3 Baik Pertahankan

Dari hasil survei tersebut, diketahui skor rata-rata, kategori dan saran perbaikan berdasarkan pelaku
ekonomi yakni pengusaha dan konsumen sebagai berikut:
HASIL SURVEI HASIL SURVEI KEPADA HASIL SURVEI
No. KEPADA SMA S1 KEPADA S2
Pertanyaa Skor Skor Skor
Kategor Kategor Kategor
n Rata- Saran Rata- Saran Rata- Saran
i i i
rata rata rata
Biasa Perbaik Biasa Perbaik Perbaik
S1 1,84 1,76 1,62 Buruk
saja i saja i i
Biasa Perbaik Biasa Perbaik Perbaik
S2 1,68 1,77 1,67 Buruk
saja i saja i i
Biasa Perbaik Biasa Perbaik Biasa Perbaik
S3 1,70 1,74 1,73
saja i saja i saja i
Biasa Perbaik Biasa Perbaik Perbaik
S4 1,70 1,74 1,60 Buruk
saja i saja i i
Biasa Perbaik Biasa Perbaik Perbaik
S5 1,72 1,71 1,87 Buruk
saja i saja i i
Perbaik Biasa Perbaik Buruk Perbaik
S6 1,58 Buruk 1,72 1,65
i saja i i
Biasa Perbaik Perbaik Buruk Perbaik
S7 1,73 1,67 Buruk 1,63
saja i i i
Biasa Perbaik Biasa Perbaik Biasa Perbaik
S8 1,80 1,70 1,69
saja i saja i saja i
Biasa Perbaik Biasa Perbaik Biasa Perbaik
S9 1,68 1,69 1,87
saja i saja i saja i
Perbaik Biasa Perbaik Perbaik
S10 1,67 Buruk 1,71 1,65 Buruk
i saja i i
Berdasarkan hasil survei tersebut, diusulkan rekomendasi perbaikan atas pelaksanaan digital bisnis
pada bagian yang masih belum baik menurun pandangan konsumen berdasarkan tingkat pendidikan
(SMA, S1, dan S2) sebagaimana tabel berikut:

Nomor Pernyataan Pelaku Usaha Pembeli


1 Spesifikasi Produk Membuat konten terkait Memperhatikan produk yang
informasi produk semenarik akan dibeli, baik spesifikasi
mungkin, seperti : dan kesesuaian dengan
- Video info produk kebutuhan.
- Gambar info produk
yang menarik dan
informatif
2 Sistem Pengiriman Bekerja sama dengan Memilih ekspedisi yang
ekspedisi dan melakukan punya citra dan historis yang
evaluasi atas pengiriman baik.
yang dilakukan ekspedisi
tersebut.
3 Harga Barang Membuat harga barang Memilih penjual yang
yang bersaing, melakukan harganya lebih murah
updated harga barang yang disbanding penjual lain
disesuaikan juga dengan namun memastikan produk
harga barang dari pesaing yang dijual adalah sama.
agar pembeli lebih tertarik
dengan harga yang
ditawarkan.
4 Waktu Pengiriman Bekerja sama dengan Memilih ekspedisi yang
ekspedisi dan melakukan punya citra dan historis yang
evaluasi atas pengiriman baik.
yang dilakukan ekspedisi
tersebut.
5 Sistem Pembayaran Menggunakan fasilitas dari
Bijak dalam memilih metode
e-commerce yang
pembayaran yang sesuai
menyediakan variasi
dengan kemampuan agar
metode pembayaran tidak merugikan konsumen
sendiri
6 Keamanan Barang Bekerja sama dengan Memilih ekspedisi yang
ekspedisi dan melakukan punya citra dan historis yang
evaluasi atas pengiriman baik.
yang dilakukan ekspedisi
tersebut.
7 Tanggapan atas Menjawab complain yang Melakukan complain dengan
Komplain diberikan dengan baik bukti yang baik dan benar.
melalui fitur chat dan
menyediakan pengembalian
dana jika dibutuhkan.
8 Kualitas Pelayanan Memberikan pelayanan Memastikan pembeli dalam
Pengusaha yang baik dan cepat melalui e-commerce tersebut
fitur chat dalam e- responsive sehingga jika
commerce sebaiknya aktif, ingin melakukan komunikasi,
sehingga dapat secara dapat dijawab dengan cepat.
responsive menjawab
pertanyaan konsumen.
9 Tingkat Kepercayaan Menjaga kepercayaan Memilih pengusaha atau
Konsumen konsumen dengan cara penjual yang kredibilitasnya
menjaga mutu produk, baik.
menjawab pertanyaan
dengan cepat, dan mengirim
barang dengan cepat
10 Citra Usaha Menjaga nama baik Memilih perusahaan yang
perusahaan dengan memiliki citra perusahaan
mengedapkan kepentingan yang baik.
konsumen
D. Studi Kepustakaan
Sumber jurnal : AGRIRUD – Volume 3 Nomor 4, Januari 2022: 575- 587
Penulis : Stenly Beteng, Gene H. M. Kapantow, dan Pingkan P. Egam
Judul : EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SMART CITY DI KOTA
MANADO
Tahun : 2022

Uraian telaahan jurnal:


No Butir yang Uraian Isi Jurnal
ditelaah
1 Lokus : Kota Manado
Penelitian
2 Permasalahan : Kepadatan penduduk di Kota Manado sudah pasti rentan menimbulkan
persoalan seperti beberapa sudut kota Manado terlihat kumuh, adanya
kriminalitas, permasalahan lingkungan, ketersediaan akses internet dan data
digital, layanan informasi 1x24 jam, serta masalah lain yang berhubungan
dengan tata kelola sistem smart city harus secepatnya diantisipasi. Jika
dibiarkan akan menghambat kemajuan Kota Manado dan berpengaruh pada
kualitas pelayanan publik yang diberikan pemerintah.
3 Tujuan : Untuk Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi implementasi
kebijakan Smart City di Kota Manado
4 Hipotesis : Penerapan e-government sebagai salah satu indikator smart government di
Kota Manado berjalan dengan baik
5 Metode :  Metode penelitian menggunakan Metode pengumpulan data dalam
Penelitian penelitian ini diantaranya dengan menggunakan teknik wawancara
secara mendalam (In-depth interview) kepada narasumber atau
informan yang kompeten. Serta melakukan Pengkajian Dokumen dan
Arsip
 Metode analisis yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah
analisis data interaktif. Untuk tahapan analisis fokus pada evaluasi akhir
dari pencapaian program Smart City Kota Manado. Kemudian data yang
diperoleh tersebut diolah menggunakan teori dari Ripley, serta menilai
apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan yang mengacu pada
teori Edward III.
 Variabel Peneletian adalah Pencapaian sasaran program Smart City
tidak lepas dari kepatuhan implementor dalam mengimplementasikan 96
program yang tergabung dalam 6 dimensi Smart City yaitu Smart
Governance, Smart Economy, Smart Branding, Smart Society, Smart
Living, dan Smart Environment.
6 Konsep : Pada teori Edward III yang terdiri dari komunikasi, sumber daya, disposisi
teoritis dan struktur birokrasi, dapat diketahui faktor apa saja yang berpengaruh
terhadap pelaksanaan kebijakan Smart City.
1. Komunikasi
Dalam pelaksanaan kebijakan Manado Smart City terdapat komunikasi
formal dan informal. Komunikasi formal meliputi rapat, monitoring dan
Bimbingan Teknis (BIMTEK) yang di adakan Pemerintah Kota Manado
melalui Tim Teknis Pengembangan Manado Smart City.

2. Sumber daya
Berkaitan dengan sumber daya manusia merupakan semua aktor yang
berkepentingan serta ikut ambil andil dalam pelaksanaan kebijakan
Manado Smart City, Tim Teknis Pengembangan Manado Smart City
mengalami kendala seperti yang disampaikan oleh Kepala Bidang
Aplikasi dan Informatika Kota Manado berikut ini :
“Sumber daya manusia sendiri sebenarnya kami mengalami kekurangan,
untuk ASN di Kominfo yang mengusai bidang teknologi informasi hanya
3 orang. Jadi itu kurang untuk menyelesaikan tugas yang kami kerjakan.
Sebab itu, Kominfo melalui Tim Teknis melakukan rekrutmen pegawai
non ASN untuk mengisi bidang programmer dan bidang teknis lain yang
berhubungan dengan teknologi informasi dan jaringan.
1. Disposisi
Disposisi atau sikap pelaksana memegang unsur penting dalam
pelaksanaan kebijakan Manado Smart City di Kota Manado. Sebuah
kebijakan dapat berjalan dengan baik walaupun ditunjang dengan sumber
daya yang memadai, namun belum tentu hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan jika pelaksana atau implementor tidak memiliki komitmen
dalam melaksanakan tugasnya. Sikap pelaksana pada pelaksanaan
kebijakan Manado Smart City ini dilihat dari kedisiplinan dan komitmen
dari Tim Teknis Pengembangan Manado Smart City.
2. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi juga memiliki peran penting dalam pelaksanaan
kebijakan Manado Smart City. Struktur birokrasi erat kaitannya dengan
pembagian tugas, wewenang dan hubungan antar divisi dalam
pelaksanaan kebijakan. Dalam pelaksanaan kebijakan biasanya dibuat
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi pedoman bagi
implementor dalam melaksanakan kebijakan agar tidak melenceng dari
tujuan dan sasaran kebijakan.

7 Hasil :
penelitian Mengacu pada hasil penelitian, implementasi kebijakan Smart City Kota
Manado melalui program kegiatan yang masuk dalam 6 dimensi Smart City,
setidaknya ada 36 program kegiatan yang terlaksana belum sesuai dengan
indikator keberhasilan. Berdasarkan pada aspek kepatuhan implementor
dalam melaksanakan kebijakan Manado Smart City, implementor belum
sepenuhnya patuh terhadap Masterplan Manado Smart City sebagai petunjuk
pelaksana dan petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan.
Dari ke lima program kegiatan pada dimensi Smart Branding yang telah
direalisasikan, empat diantaranya yaitu aplikasi Manado 360, fasilitas akses
internet di lokasi wisata, e-marketplace untuk koperasi dan UKM, serta
portal koperasi dan UKM, sesuai indikator keberhasilan ke-4 program
tersebut tidak berhasil dalam implementasi pelaksanaannya. Selain tidak
adanya ketersediaan anggaran, ego sektoral lintas OPD menjadi faktor lain
gagalnya program yang sudah direalisasikan. Sementara, satu program yang
memenuhi indikator keberhasilan yakni kegiatan Manado Fiesta. Sehingga,
kepatuhan implementor dalam menjalankan program dan kebijakan belum
sesuai dengan yang diharapkan.
Pada dimensi Smart Economy telah direalisasikan sebanyak 11 program
Smart City, 3 diantaranya tidak berjalan dengan baik sesuai indikator
keberhasilan dari program itu sendiri seperti sistem infomasi pelayanan dan
ketenagakerjaan terintegrasi, sistem aplikasi Zona Penangkapan Ikan
(ZPAN), dan pembangunan pasar tradisional yang berdaya saing.
Pada dimensi Smart Environment direalisasikan sebanyak 10 program
kegiatan, dengan 4 program diantaranya berhasil dilaksanakan sesuai dengan
indikator keberhasilan program.
Pada dimensi Smart Governance, telah direalisasikan sebanyak 20 program
kegiatan Smart City.
Pada dimensi Smart Living program kegiatan yang direalisasikan yaitu 9
program dan hanya 2 program yang berhasil diimplementasikan sesuai
dengan indikator keberhasilan.
Pada dimensi Smart Society telah direalisasikan sebanyak 13 program Smart
City sesuai laporan tim teknis.
Implementasi kebijakan Manado Smart City juga telah dipengaruhi oleh
beberapa faktor dalam pelaksanaan kebijakan.

8 Jawaban atas : Implementasi kebijakan Manado Smart City telah dipengaruhi oleh beberapa
hipotesis faktor menurut teori implementasi Edward III terdiri dari komunikasi,
sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi. Pada implementasi kebijakan
Manado Smart City, komunikasi menjadi faktor penghambat. Sedangkan
untuk sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi menjadi faktor pendorong
pelaksanaan Kebijakan Manado Smart City.
9 Kesimpulan : Pada implementasi kebijakan Manado Smart City, komunikasi menjadi
faktor penghambat. Pada aspek komunikasi masih belum terlaksana dengan
optimal karena masyarakat Kota Manado sebagai kelompok sasaran
kebijakan masih banyak yang belum tahu mengenai adanya kebijakan
Manado Smart City. Sedangkan untuk sumberdaya, disposisi dan struktur
birokrasi menjadi faktor pendorong pelaksanaan Kebijakan Manado Smart
City serta adanya program yang belum direalisasikan sama sekali tapi sudah
masuk pada laporan realisasi program Smart City.

Anda mungkin juga menyukai