DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN PENETAPAN ISUE .............................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ..................................................................................... I-1
I.2 Profil Kota Gorontalo ............................................................................ I-3
I.2.1 Letak Geografis dan Administrasi Kota Gorontalo ............................ I-4
I.2.2 Kondisi Fisik Dasar Kota Gorontalo ................................................. I-5
I.3 Proses Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Kota Gorontalo ........................................................................... I-8
I.3.1 Pengumpulan Data dan Informasi Kondisi Lingkungan Hidup Daerah I-8
I.3.2 Penentuan Isu Prioritas Lingkungan Hidup ...................................... I-8
I.3.3 Pengelolaan Data dan Informasi Kondisi Lingkungan Hidup Daerah .. I-9
I.3.4 Analisis Kondisi Lingkungan Hidup .................................................. I-9
I.4 Maksud dan Tujuan.............................................................................. I-10
I.4.1 Maksud......................................................................................... I-10
I.4.2 Tujuan.......................................................................................... I-11
I.5 Ruang Lingkup Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup ................................................................................ I-11
BAB V PENUTUP
V.I Kesimpulan ......................................................................................... V-1
V.2 Program Kegiatan Yang Telah Dilakukan ............................................... V-1
V.3 Rencana Tindak Lanjut ........................................................................ V-2
V.4 Saran ................................................................................................. V-3
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel II.2 Titik Pengambilan Pertama Sampel Air Sungai Bulango ..................... II-22
Tabel II.3 Hasil Pengambilan Pertama Sampel Air Sungai Bulango I .................. II-23
Tabel II.4 Hasil Pengambilan Pertama Sampel Sungai Air Bulango II ................. II-23
Tabel II.5 Titik Pengambilan Pertama Sampel Sungai AIr Tamalate ................... II-24
Tabel II.6 Hasil Pengambilan Pertama Sampel Sungai Air Tamalate I ................ II-24
Tabel II.7 Hasil Pengambilan Pertama Sampel Sungai Air Tamalate II ............... II-25
Tabel II.8 Titik Pengambilan Pertama Sampel Air Sungai Bone.......................... II-25
Tabel II.9 Hasil Pengambilan Pertama Sampel Air Sungai Bone I ...................... II-25
Tabel II.10 Hasil Pengambilan Pertama Sampel Air Sungai Bone II ................... II-26
Tabel II.11 Titik Pengambilan Kedua Sampel Air Sungai Bulango I .................... II-27
Tabel II.12 Hasil Pengambilan Kedua Sampel Air Sungai Bulango I ................... II-27
Tabel II.13 Hasil Pengambilan Kedua Sampel Air Sungai Bulango II .................. II-27
Tabel II.14 Titik Pengambilan Kedua Sampel Air Sungai Tamalate..................... II-28
Tabel II.15 Hasil Pengambilan Kedua Sampel Air Sungai Tamalate I ................. II-28
Tabel II.16 Titik Pengambilan Kedua Sampel Air Sungai Tamalate II ................. II-29
Tabel II.17 Titik Pengambilan Kedua Sampel Air Sungai Bone ........................... II-29
Tabel II.18 Hasil Pengambilan Kedua Sampel Air Sungai Bone I ........................ II-30
Tabel II.19 Titik Pengambilan Kedua Sampel Air Sungai Bone II ....................... II-30
Tabel II-32 Data Alat Angkut Sampah Di Kota Gorontalo ................................... II-77
Tabel III-3.3 Keterkaitan Permasalahan Dan Pengaruh Terhadap Lingkungan .... III-7
Tabel IV-4 Jumlah Staf Fungsional Bidang Yang Mengikuti Diklat ...................... IV-5
Tabel IV-6 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Yang Berlaku ................... IV-9
Tabel IV-7 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan ........................... IV-9
DAFTAR GRAFIK
Presentasi Hasil Uji Kendaraan Bahan Bakar bensin Hari ke 1 ........................... II-40
Presentasi Hasil Uji Kendaraan Bahan Bakar bensin Hari ke 3 ........................... II-44
Presentasi Hasil Uji Kendaraan Bahan Bakar Solar Hari ke 3 ............................. II-44
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.6 Gambar Peta Titik Sampel Air Sungai ........................................... II-21
Gambar II.9 Peta Jasa Ekosistem Pengukuran Kualitas Udara ........................... II-37
BAB 1
PENDAHULUAN
Seiring dengan penyebaran agama tersebut, Kota Gorontalo akhirnya menjadi pusat
pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah "Tomini-Bocht" seperti Bolaang
Mongondow (Sulawesi utara), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng)
bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara. Hal ini dikarenakan, Kota
2. Klimatologi
Kondisi ikim di Indonesia secara umum dipengaruhi oleh tiga jenis iklim Yaitu
Iklim Musim (Muson), Iklim Tropica (Iklim Panas) dan Iklim Laut. Ketiga jenis iklim
tersebut berdampak pada tingginya curah hujan, suhu udara, kelembaban dan
terjadinya musim kemarau dan musim penghujan.
Meskipun begitu kondisi iklm di tiap wilayah Indonesia berbeda antara wilayah
satu dengan wilayah lainnya. Curah Hujan dan suhu udara merupakan unsur iklim
yang sering berkaitan dalam siklus hidrologi. Terganggunya proses hidrologi dapat
menyebabkan bencana alam seperti banjir dan kekeringan. Hal tersebut berdampak
negatif pada kondisi lingkungan. Untuk menghindari hal tersebut maka dilakukan
pemantauan terhadap curah hujan dan suhu udara.
1.00
0.90
0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
Curah Hujan
0.00 Januari Februari Maret April Mei Juni
isu prioritas lingkungan hidup Kota Gorontalo terdiri atas penyaringan isu strategis
lingkungan hidup, pelingkungan isu strategis lingkungan hidup, dan penetapan isu
prioritas lingkungan hidup.
Kondisi lingkungan hidup daerah yang dianalisis dengan model DPSIR pada
dokumen ini meliputi:
2. Resiko Bencana
Pembahasan dalam sub bab resiko bencana meliputi analisis DPSIR
pada resiko bencana yaitu berupa informasi wilayah rawan bencana
atau kekhususan sumber daya alam yang berpotensi menimbulkan
bencana alam.
3. Pengendalian Kualitas Kualitas Air
Pembahasan dalam sub bab kualitas air meliputi analisis DPSIR
kualitas air sungai.
4. Pengendalian Kualitas Udara Perkotaan
Pembahasan dalam sub bab kualitas udara meliputi analisis DPSIR
yang berhubungan dengan kondisi kualitas udara ambien.
5. Tata Guna Lahan
Pembahasan dalam sub bab Tata Guna Lahan meliputi analisis
DPSIR yang berkaitan dengan alih fungsi lahan dan penataan lahan
berdasarkan fungsi daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup.
6. Tata Kelola
Pembahasan dalam sub bab Tata Kelola meliputi analisis DPSIR
yang berkaitan dengan perizinan dan evaluasi serta peraturan yang
telah diterbitkan.
Maksud
Penyusunan DIKPLHD Kota Gorontalo Tahun 2021 dimaksudkan
untuk memberikan data dan informasi mengenai kondisi lingkungan hidup
dan berbagai upaya yang telah dilakukan dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Dokumen ini dapat menjadi rujukan bagi
para pemangku kepentingan untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan dan diharapkan dapat mendorong peningkatan partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Tujuan
BAB II
KOTA GORONTALO
Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Luas Kota Gorontalo 79,59 km²
atau sekitar 0,65% dari luas Provinsi Gorontalo. Kota Gorontalo merupakan salah satu
wilayah yang berbatasan langsung dengan daerah Kabupaten Bone Bolango. Secara
geografis Kota Gorontalo terletak antara 00° 28’ 17” – 00° 35’ 56” LU dan 122° 59’
44” – 123° 05’ 59” BT. Adapun batas-batas yang dimiliki Kota Gorontalo sebagai
berikut :
Kota Gorontalo memiliki sembilan kecamatan terdiri atas 50 kelurahan yang terdiri dari
280 RW dan 984 RT.
DRIVING FORCE
Kota Gorontalo memiliki luas yang relatif kecil sebagai ibukota Provinsi,
dengan luas 79,59 km² dan sekitar 40% dari luas Kota Gorontalo merupakan lautan
dan bukit. Informasi penggunaan lahan di Kota Gorontalo, terdiri dari persawahan
(11%) dan lahan hutan (5%) serta lahan non pertanian (36%), merupakan informasi
yang sangat penting untuk menentukan arah pembangunan Kota Gorontalo
berdasarkan rencana tata ruang dan wilayah yang telah ditetapkan kedalam
Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Gorontalo 2019-2039.
Penggunaan lahan non pertanian (36%) umumnya dipergunakan untuk
kawasan perdagangan, fasilitas umum dan perumahan/pemukiman. Lahan non
pertanian dari tahun ketahun mengalami peningkatan, sedangkan lahan pertanian
mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan
pertumbuhan kegiatan industri baik industri kecil maupun industri besar
FORCE
Adapun tekanan yang dialami Tata Guna Lahan adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa semakin besar luas
presentase permukiman terhadap luas wilayah, maka luasan wilayah tidak lagi mampu
menampung permukiman horizontal dari hasil analisa ini untuk pemenuhan
kebutuhan
Sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Kota Gorontalo, perekonomian masih
didominasi oleh sektor jasa dan sektor perdagangan. Pada tahun 2020
(DPMPTSP Kota Gorontalo), di Kota Gorontalo terdapat sekitar 180 perusahaan
perdagangan, yang terdiri dari 28 PT, 60 CV, 6 UD dan 86 lainnya. Kota
Gorontalo juga terdapat 39 pedagang besar, 79 pedagang menengah, dan 428
pedagang kecil.Kota Gorontalo memiliki 1 pasar umum yang beroperasi setiap
hari dan 8 pasar kelurahan yang beroperasi pada hari-hari tertentu dari Senin
sampai Minggu. Pada tahun 2020 (DPMPTSP Kota Gorontalo), di Kota
Gorontalo terdapat 264 koperasi yang tersebar di semua kecamatan.Sebagian
besar koperasi di daerah ini merupakan KSU yakni sebanyak 69 unit.
STATE
kota, dan pusat lingkungan yang melayani skala lingkungan wilayah kota.
Rencana sistem pusat pelayan Kota Gorontalo adalah sebagai berikut,
Untuk melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional maka terdiri dari 3
PPK (Pusat Pelayan Kota) meliputi :
a) Kawasan perdagangan jasa sebagai Pusat Pelayan Kota I
terletak di sebagian Kecamatan Kota Selatan;
b) Kawasan Pusat Jasa dan bisnis sebagai Pusat Pelayanan
Kota II terletak di Kawasan Dutena (Kecamatan Dungingi,
Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Sipatana);
c) Kawasan Pusat Perkantoran Pemerintahan sebagai Pusat
Pelayanan Kota III terletak di Kecamatan Kota Utara.
b. Sub Pusat Pelayanan Kota meliputi kawasan dengan fungsi perdagangan
jasa, serta pusat penelitian budidaya pertanian dan simpul transportasi
yang tersebar di 4 (empat) kecamatan, yaitu Kecamatan Kota Utara,
Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Sipatana dan Kecamatan Dungingi
c. Pusat Pelayanan Lingkungan Pusat Lingkungan meliputi kawasan dengan
fungsi perkantoran pemerintahan, perdagangan jasa dengan skala
lingkungan, pelayanan sosial dan budaya, serta perumahan yang tersebar di
kelurahan.
B Rencana Pola Ruang
Peruntukan dan arahan dalam pola ruang yang dibagi kedalam dua sub bab
yakni kawasan lindung dan budidaya. Mengacu pada Keputusan Presiden No.
32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung: Undang-undang RI
No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; dan Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional serta kondisi
geologi wilayah perencanaan dan survei lapangan, dan sesuai hasil analisa
kemampuan lahan.
a. Kawasan Hutan Lindung : Rencana Kawasan Hutan Lindung di Kota
Gorontalo untuk masa 20 tahun mendatang adalah kawasan berdasarkan
penunjukkan kawasan hutan lindung didasarkan pada SK 325/Menhut-
II/2010 tentang penunjukan kawasan hutan Provinsi Gorontalo dan
pertimbangan Peta Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Dati I Sulawesi
b) Taman Lingkungan
Rencana Taman Lingkungan di Kota Gorontalo tersebar di Kecamatan di
Kota Gorontalo yakni, Kelurahan Biawu di Kecamatan Kota Selatan,
Kelurahan ipilo, Kelurahan Bugis dan Kelurahan Moodu di Kecamatan
Kota Timur, Kelurahan Dulomo Selatan di Kecamatan Kota Utara,
Kelurahan Bolutadaa Timur di Kecamatan Sipatana, Kelurahan
Huangobotu di Kecamatan Dungingi, Kelurahan Liluwo di Kecamatan
Kota Tengah, dan Kelurahan Buladu di Kecamatan Kota Barat.
c)
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa semakin besar luas
presentase permukiman terhadap luas wilayah, maka luasan wilayah tidak
lagi mampu menampung permukiman horizontal dari hasil analisa ini untuk
pemenuhan kebutuhan, kedepannya untuk permukiman harus diarahkan
kearah vertikal agar mampu memenuhi laju kebutuhan lahan hunian, atau
penambahan batas administratif Kota Gorontalo sehingga dapat memenuhi
lahan yang ideal untuk dihuni.
c. Kawasan Perkantoran
Kawasan perkantoran di Kota Gorontalo, khususnya kawasan perkantoran
pemerintah tingkat kota direncanakan di atas kawasan seluas 133 Ha. Saat ini
perkantoran yang ada di Kota Gorontalo terdiri dari 2 macam: perkantoran
pemerintahan dan perkantoran swasta. Perkantoran pemerintahan tingkat kota
tersebut tidak berada pada satu zona atau kawasan tertentu yang terpusat
tetapi relative terpencar-pencar dan tersebar di beberapa kecamatan. Kawasan
perkantoran di Kota Gorontalo akan diarahkan sebagai berikut:
IMPACT
RESPONSE
KUALITAS AIR
DRIVING FORCE
Kualitas lingkungan perairan di lokasi perencanaan diwakili oleh kondisi kualitas
biofisik sungai Bone yang merupakan salah satu sungai terbesar yang melintas
di lokasi perencanaan. Koridor Sungai Bone merupakan sarana konservasi air
bagi wilayah di sekitarnya karena menyediakan berbagai kebutuhan air, mulai
dari air bersih, air untuk pertanian hingga kegiatan pariwisata. Adanya kegiatan
pertambangan emas tanpa izin, di wilayah Kabupaten Bone Bolango, yang
walaupun berada jauh dari lokasi perencanaan yaitu Kota Gorontalo namun aktivitas
di wilayah hulu sangat berpengaruh besar terhadap kualitas air dan kekayaan
ekosistem. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Simamora et al, dengan
menggunakan metode Bioindikator makroinvertebrata bentik menunjukkan di
Dumbaya Bulan dan pintu Air memiliki kualitas air yang lebih baik dibandingkan
dengan wilayah hilir yaitu wilayah sekitar Talumolo. Wilayah Dumbaya Bulan
mempunyai nilai kekayaan makroinvertebrata bentik sebesar 16-20 famili sedangkan
wilayah Talumolo hanya sekitar 6 famili saja. Simamora juga melaporkan bahwa
kondisi perairan disekitar Tulabolo juga mengalami penurunan. Peningkatan
keanekaragaman biota berkorelasi dengan kesehatan ekosistem (Barbour, dkk.,
1999). Antara stasiun pengamatan Dumbaya Bulan (DB) dan Pintu Air, kondisi
stasiun, substrat, parameter fisika, dan kimia air hampir sama. Perbedaan adalah
dari segi gangguan hidraulik dan kerapatan tutupan. Untuk kedua faktor tersebut,
DB lebih mewakili kondisi ekosistem yang bagus. Sedangkan di PA terdapat
pengaruh bendung dan bronjong. Mengacu pada kekayaan family stasiun DB, maka
penurunan kekayaan seperti yang terjadi di Tulabolo, PDAM, sekitar Talumolo,
merupakan petunjuk gangguan ekosistem dan kualitas air Sungai Bone yang
semakin tinggi ke hilir. Penurunan kualitas ekosistem tersebut, jika dilihat dari segi
pemanfaatan lahan dan kerapatan tutupan di sempadan, diikuti pula dengan
penurunan kekayaan taksa. Dua dari tujuh ordo serangga akuatik yang dijumpai
adalah serangga yang sensitif terhadap pencemaran yaitu Ephemeroptera dan
Trichoptera (Nugroho, 2006), sedangkan Plecoptera yang juga merupakan serangga
sensitif pencemaran (Nugroho, 2006), tidak dijumpai. Lokasi pintu air menjadi
stasiun dengan family EPT terbanyak meskipun terdapat potensi pencemaran dan
gangguan hidraulik di tempat tersebut. Dari kekayaan family EPT, pengaruh kondisi
sempadan dan gangguan hidraulik terhadap penurunan jumlah family EPT baru
tampak pada stasiun PDAM dan wilayah sekitar Talumolo. Penurunan kondisi
tutupan dan peningkatan gangguan di tempat-
tempat tersebut diikuti dengan penurunan kekayaan family EPT. Pada wilayah badan
air di wilayah Tulabolo dan Dumbaya Bulan, yang relatif tidak ada gangguan
hidraulik dan kondisi fisika-kimia relatif sama, memiliki jumlah family EPT lebih
rendah dari pintu air yang letaknya lebih di hilir. Hal ini antara lain dapat disebabkan
karena substrat Tulabolo yang lebih didominasi batuan yang terikat kuat pada
sedimen. Embeddednes dapat menjadi salah satu sumber variasi kondisi
mikrohabitat antarstasiun. Penggunaan parameter Bioindikator makroinvertebrata
bentik sebagai indikator kualitas biofisik air memiliki beberapa kelebihan, (1) mudah
dijumpai dimana saja, (2) spesiesnya kaya, memiliki beragam respon terhadap
tekanan lingkungan, (3) sifatnya menetap,
(4) siklus hidupnya panjang, dan (5) dapat menunjukkan bukti mengenai suatu
kondisi dalam rentang waktu yang panjang (Spellman, dkk., 2001). Menurut
Arimoro, dkk., (2008) dalam Sudarso (2009), fauna makrobentik/bentos telah
digunakan secara luas sebagai indikator biologi guna menilai status kesehatan dan
integritas ekologi sebuah sungai, karena hewan tersebut berperan penting dalam
rantai makanan. Karena alasan-alasan tersebut, makroinvertebrata berperan sebagai
continuous monitor bagi air yang didiaminya (Spellman, dkk., 2001). Makin tinggi
keanekaragamannya, makin rendah tingkat pencemarannya (Spellman, 1998).
PRESSURE
Kualitas lingkungan perairan di lokasi perencanaan diwakili oleh kondisi kualitas
biofisik sungai Bone yang merupakan salah satu sungai terbesar yang melintas di
lokasi perencanaan. Koridor Sungai Bone merupakan sarana konservasi air bagi
wilayah di sekitarnya karena menyediakan berbagai kebutuhan air, mulai dari air
bersih, air untuk pertanian hingga kegiatan pariwisata. Tekanan terhadap badan air
di sungai Bone terdiri dari 2 yaitu tekanan di wilayah hulu dan tekanan di wilayah
hilir. Khusus di lokasi perencanaan maka tekanannya adalah tekanan wilayah hilir
yang terdiri dari pendangkalan sungai, pencemaran air, tambang galian pasir, dan
pemukiman dan pemukiman yang belum sesuai peruntukkannya disepanjang
bantaran sungai Sedangkan untuk tekanan di
wilayah hulu adalah praktek penambangan emas tanpa ijin menyebabkan pencemaran
merkuri (Hg) terhadap Sungai Bone pada bagian tengah sampai ke hilir (DLHK Provinsi
Gorontalo, 2021).
Tekanan yang dimiliki terhadap kualitas di Kota Gorontalo adalah sebagai berikut :
1.) Pemukiman di kawasan bantaran sungai
Pembangunan pemukiman di kawasan bantaran sungai Bone dan Bolango
sangat berdampak pada kualitas air sungai. Pemukiman tersebut tidak memiliki
sarana septictank maupun pengolahan air limbah sehingga “blackwater” langsung
dibuang ke badan air.
Hal tersebut sangat mempengaruhi kualitas air sungai, utamanya parameter
Gambar II.5 Pemukiman di Bantaran Sungai Bone
badan air, dan tingginya sampah plastik yang berada pada badan air
akan menyebabkan ekosistem perairan menjadi rusak.
STATE
Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang letaknya paling selatan di
Provinsi Gorontalo dengan luas wilayah 79.59 km2, terdiri dari 9 Kecamatan 50
Kelurahan dan merupakan wilayah terkecil di Provinsi Gorontalo. Di Kota
Gorontalo terdapat sungai – sungai yang merupakan urat nadi kehidupan bagi
masyarakat di sekitarnya. Sungai – sungai tersebut merupakan sarana dan
prasarana yang vital bagi masyarakat dalam kehidupan sehari – hari sebagai
sarana transportasi maupun sebagai bahan baku air minum, mandi dan cuci serta
berbagai kegiatan seperti perikanan, dan kegiatan lainnya dan juga sebagai
tempat pembuangan akhir dari limbah berbagai kegiatan yang ada disekitar.
Sungai – sungai tersebut oleh masyarakat saat ini diduga telah mengalami
penurunan kualitas air sebagai akibat dari buangan limbah kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan maupun masyarakat. Adapun lokasi pemantauan
dalam rangka mengetahui kualitas air sungai dilakukan di beberapa Kecamatan
yang terdapat di wilayah Kota Gorontalo adalah sebagai berikut :
elurahanTabe
Frekuensi
No N Sungai Dipantau Kelurahan lddddsdfdfdfs
Pemantauan
o dfsdf
D
i Tabel II.1 Titik Pantau Sungai di Kota Gorontalo
p
a
n
t
a
u
Sungai Bolango
partikel yang tersuspensi dalam badan air mencapai Mg/L dari yang seharusnya
1000 mg/L yaitu 1186 mg/l. Sedangkan pada pengambilan ke II di bulan Agustus
2020 di Sungai Bulango II di Kelurahan Tenda, dimana nilai parameter Total
Dissolved Solid (TDS) atau partikel yang tersuspensi dalam badan air mencapai
Mg/L dari yang seharusnya 1000 mg/L yaitu 8000 mg/l. Komponen pencemaran air
juga dapat berasal dari aktifitas manusia seperti limbah domestic, pertanian dan
industri. Pemilihan sungai yang dipantau sesuai dengan prioritas masing – masing
yang rawan atau berpotensi menimbulkan dampak lingkungan, seperti sungai
yang berada disekitar daerah kegiatan usaha, industri rumah tangga dan
permukiman penduduk. Berdasarkan gambaran lokasi pemantauan kualitas air
sungai di kota Gorontalo, Pemantauan kualitas air sungai dilakukan 2 kali dalam
setahun yaitu pada musim kemarau dan musim hujan. Periode waktu ini dipilih
karena sebagian besar sungai yang dipantau adalah badan air yang berfungsi
sebagai badan air penerima limbah cair baik dari kegiatan domestik maupun
usaha kegiatan. Pada musim kemarau, seperti kebanyakan karakteristik sungai di
indonesia, debit air cenderung kecil sehingga ikut mempengaruhi kualitas air
sungai. Pada musim kemarau kualitas badan air cenderung lebih buruk karena
faktor sungai. Pada musim kemarau kualitas badan air cenderung lebih buruk
karena faktor pengecer dari air hujan berkurang. Adapun data laboratorium
kualitas air sungai yang dipantau dilampirkan pada bagian akhir laporan ini.
Hasil Analisis Kualitas Air
A. Pengambilan Sampel Air I (Februari 2020)
1. Sungai Bulango
o Titik - 1 (Sungai Bulango I)
Tabel II.2 Titik Pengambilan Sampel Sungai Bulango
AKTIFITAS
LOKASI WILAYAH
NO KODE KOORDINAT SEKITAR
SAMPEL (Administrasi)
LOKASI
N 00 35’14 593’
TITIK Sungai Kel. Bulotadaa
1. E 1230 3’ Pemukiman
–1 Bulango I Barat
30’006”
TITIK Sungai N 000 31’346”
2. –2 E 1230 03’615” Pemukiman Kel. Tenda
Bulango II
Keterangan Tabel:
Baku
No. Parameter Satuan Hasil Uji
Mutu
1 TDS mg/L 1160 1000
2 TSS mg/L 17 50
3 PH n/a 7,47 6-9
4 BOD5 mg/L 4 3
5 COD mg/L 15 25
6 DO mg/L 4,29 4
7 Total Fosfat mg/L 0,134 0,2
8 Nitrat mg/L 0,077 10
9 Cadmium (Cd) mg/L 0,0001 0,01
10 Tembaga (Cu) mg/L 0,005 0,02
*Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Kriteria Mutu Kelas II
Keterangan Tabel:
2. Sungai Tamalate
Tabel II.5 Titik Pengambilan Sampel Sungai Tamalate
AKTIFITAS
LOKASI WILAYAH
NO KODE KOORDINAT SEKITAR
SAMPEL (Administrasi)
LOKASI
TITIK Sungai N 00 33’10 692’ Kel. Wongkaditi
1. Pemukiman
–1 Tamalate I E 1230 5’0 24” Timur
Sungai
TITIK N 00 31’555”
2. Tamalate Pemukiman Kel. Bugis
–2 II E 1230 03’676”
Keterangan Tabel:
Keterangan Tabel:
3. Sungai Bone
Tabel II.8 Titik Pengambilan Sampel Sungai Bone
AKTIFITAS
LOKASI WILAYAH
NO KODE KOORDINAT SEKITAR
SAMPEL (Administrasi)
LOKASI
N 000 31’10
TITIK - Sungai 953’
1. Pemukiman Kel. Botu
1 Bone I E 1230
04’592”
N 00 31’461”
TITIK - Sungai
2. E 1230 Pemukiman Kel. Talumolo
2 Bone II
03’807”
4 BOD5 mg/L 2 3
5 COD mg/L 10 25
6 DO mg/L 7,31 4
7 Total Fosfat mg/L 0,198 0,2
8 Nitrat mg/L 0,03 10
9 Cadmium (Cd) mg/L 0,0001 0,01
10 Tembaga (Cu) mg/L 0,005 0,02
*Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kriteria Mutu Kelas II
Keterangan Tabel:
Keterangan Tabel:
AKTIFITAS
LOKASI WILAYAH
NO KODE KOORDINAT SEKITAR
SAMPEL (Administrasi)
LOKASI
N 00 35’14
TITIK Sungai 593’ Kel. Bulotadaa
1. Pemukiman
–1 Bulango I E 1230 3’ Barat
30’006”
TITIK Sungai N 000 31’346”
2. Pemukiman Kel. Tenda
–2 Bulango II E 1230 03’615”
Keterangan Tabel:
5 COD mg/L 10 25
6 DO mg/L 5,45 4
7 Total Fosfat mg/L 0,08 0,2
8 Nitrat mg/L 0,373 10
9 Cadmium (Cd) mg/L 0,0002 0,01
10 Tembaga (Cu) mg/L 0,006 0,02
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kriteria Mutu Kelas II
Keterangan Tabel:
2. Sungai Tamalate
Tabel II.14 Titik Pengambilan Sampel Sungai Tamalate
AKTIFITAS
LOKASI WILAYAH
NO KODE KOORDINAT SEKITAR
SAMPEL (Administrasi)
LOKASI
TITIK Sungai N 00 33’10 692’ Kel. Wongkaditi
1. Pemukiman
–1 Tamalate I E 1230 5’0 24” Timur
Sungai
TITIK N 00 31’555”
2. Tamalate Pemukiman Kel. Bugis
–2 E 1230 03’676”
II
Keterangan Tabel:
Keterangan Tabel:
3. Sungai Bone
Tabel II.17 Titik Pengambilan Sampel Sungai Bone
AKTIFITAS WILAYAH
LOKASI KOORDIN
NO KODE SEKITAR (Administr
SAMPEL AT
LOKASI asi)
N 000 31’10
TITIK Sungai 953’ Pemukima
1. Kel. Botu
–1 Bone I E 1230 n
04’592”
N 00 31’461”
TITIK Sungai Pemukima Kel.
2. E 1230
–2 Bone II n Talumolo
03’807”
Keterangan Tabel:
Keterangan Tabel:
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengambilan sampel air ke-1 dan ke-2 dapat dijabarkan
parameter – parameter yang menglebihi baku mutu sebagai berikut:
Tabel II.20 Parameter Melampau Baku Mutu
a. Fosfat
Kandungan fosfat dalam detergen menyebabkan perkembangan
pertumbuhan ganggang jadi berlebih. Akibatnya racun hasil produksi
ganggang semakin banyak terlepas. Selain itu kadar oksigen pada air kian
menipis dan berakibat pada kematian organisme lain di ekosistem tersebut.
Bahan kimia lain yang terkandung dalam detergen juga membunuh bakteri
pengurai, mengubah warna air jadi kecokelatan dan mengeluarkan bau
busuk.
b. TDS
Tingginya konsentrasi TDS diduga disebabkan oleh masukan limbah cair
pabrik tahu yang mengandung padatan terlarut dengan konsentrasi cukup
tinggi, sehingga meningkatkan konsentrasi TDS. Dugaan tersebut diperkuat
oleh saluran pembuangan pabrik tahu langsung ke sungai tanpa adanya bak
penampungan limbah. Selain itu, nilai TDS yang cukup tinggi disebabkan
karena lokasi ini berdekatan dengan pemukiman masyarakat, dimana
tingginya nilai TDS disebabkan oleh kontaminasi sabun cuci dan sabun mandi
c. BOD
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme
(biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik
dalam kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991).
Ditegaskan lagi oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi
dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily
decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD sebagai suatu
ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang
terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan
organik yang dapat diurai. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa
walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya
dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai
(biodegradable organics) yang ada di perairan.
d. DO
DO (Dissolved Oxygen) atau oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen
yang terkandung di dalam air dan diukur dalam satuan mg/l. Oksigen
terlarut ini digunakan sebagai derajat pengotoran limbah yang ada.
Semakin besar oksigen terlarut, maka derajat pengotoran semakin kecil.
Kadar DO (Dissolved Oxygen). Salah satu cara untuk mengetahui seberapa
jauh beban pencemaran lingkungan air dapat dilakukan dengan mengamati
beberapa parameter kimia seperti oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO)
yang dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses
metabolisme atau pertukaran zat yang
Keterangan:
Memenuhi baku
0 ≤ PiY ≤ 1
mutu
≤ PiY ≤ 5 Cemar Ringan
1
5 ≤ PiY ≤ 10 Cemar Sedang
PiY >10 Cemar Berat
IMPACT
3 Influenza 1.809
4 Diare 1.619
5 Pneumonia 355
6 Asthma 1.240
7 Bronkhitis Akut 622
8 Demam Tipoid 404
9 Tinea 199
10 Scabies 118
RESPONSE
KUALITAS UDARA
DRIVING FORCE
PRESSURE
Kualitas udara di Kota Gorontalo masih berada dalam status “BAIK”, namun
tetap harus menjadi perhatian agar status kualitas udara dapat selalu terjaga
dengan baik.
Tabel. Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Dan Proyeksi Analisa Bau Sektor Persampahan Kota
Gorontalo Tahun 2010-2030
No Sumber Emisi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
1 Emisi GRK dari komposting 0.31 0.32 0.32 0.33 0.33 0.34 0.35 0.35 0.36 0.36 0.37 0.37 0.38 0.38 0.39 0.39 0.39 0.4 0.4 0.41 0.41
2 Emisi GRK dari Pembakaran Sampah 52.16 53.56 54.96 56.35 57.73 59.12 60.5 61.87 63.23 64.57 65.91 67.22 68.51 69.77 71 72.2 73.3 74.5 75.6 76.7 77.7
3 Emisi GRK dari TPA Control Landfill 0 1.58 2.8 3.75 4.52 5.15 5.69 6.15 6.56 6.92 7.26 7.56 7.85 8.11 8.36 8.6 8.82 9.04 9.24 9.44 9.63
4 Emisi GRK sampah dibuang ke sungai 0 1.87 3.3 4.42 5.33 6.07 6.7 7.25 7.73 8.16 8.55 8.91 9.24 9.55 9.85 10.13 10.39 10.64 10.89 11.12 11.34
5 Emisi GRK open dumping 0 0.64 1.13 1.51 1.82 2.08 2.29 2.48 2.64 2.79 2.93 3.05 3.16 3.27 3.37 3.47 3.56 3.64 3.73 3.82 3.88
Rekapitulasi BaU
Baseline Emisi GRK
Sektor Persampahan
120
100
80
GG CO2EQ
60
40
20
0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
TAHUN
STATE
Lulus
95% Tidak Lulus
43%
Lulus
57%
Tidak Lulus
Lulus
92% Tidak Lulus
49%
51% Lulus
Tidak Lulus
Gambar II.14 Persentase Hasil Uji Kendaraan Bahan Bakar Solar pada
lokasi II
Gambar II.15 Pelaksanaan Uji Emisi Hari Ke-3 tanggal 19 September 2019 di
depan toko Tania Fashion dan Hotel Kerawang Jl. Nani Wartabone
unit dan 31 unit tidak lulus uji. Persentase hasil uji kendaraan
pada lokasi III dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Lulus
92% Tidak Lulus
21%
Lulus
79% Tidak Lulus
Tabel II.24 Rekapitulasi Hasil Uji Emisi Kendaraan pada Kegiatan EKUP
Uji
1 Jl. Jendral Sudirman 156 unit 26 unit 8 unit 35 unit 225 unit
2 JL. John A. Katili 368 unit 54 unit 34 unit 57 unit 513 unit
3 JL. Nani Wartabone 205 unit 8 unit 18 unit 31 unit 262 unit
Kendaraan Kendaraan
Bensin Lulus Kendaraan
Bensin Kendaraan
Uji Emisi Solar Lulus
Tidak Lulus Solar Tidak
Uji Emisi
Uji Emisi Lulus Uji
Emisi
‘
Persentase Kendaraan Lulus & Tidak
Lulus
Tahun 2019
100 81,7 %
Lulus
50 Tidak Lulus
18,3 %
0
Lulus Tidak Lulus
Tabel II.25 Rekapitulasi Hasil Uji Emisi Kendaraan Kota Gorontalo 2019
1.a Jumlah Kendaraan Berbahan Bakar Bensin 356 414 225 995 unit
1.1 Jumlah Data Uji Kendaraan yang Valid 225 513 262 1000 unit
2. Jumlah Kendaraan Lulus Uji (Bensin + Solar) 182 422 213 817 unit
4. Jumlah Kendaraan Berbahan Bakar Bensin (valid) 164 402 223 789 unit
4.1 Jumlah Kendaraan Bensin Lulus Uji 156 368 205 729 unit
9. Nilai CO terendah 0 0 0 0 %
Dari hasil perhitungan volume lalu lintas pada ruas jalan Nani Wartabone
dapat dilihat bahwa volume Kendaraan tertinggi adalah pada siang hari
pukul (16.00–19.00) yaitu pada ruas jalan Kampus UNG => Bundaran HI
dengan jumlah Kendaraan 3214 unit. Sedangkan pada ruas jalan
Bundaran HI -> UNG kepadatan volume lalu lintas terjadi pada sore hari
pada pukul (16.00–19.00) dengan jumlah volume lalu-lintas sebesar
3623.
Tabel II.27 Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Kampus UNG Samsat Kota
Dari hasil perhitungan volume lalu lintas pada ruas jalan Jend. Sudirman
dapat dilihat bahwa volume Kendaraan tertinggi pada ruas jalan Samsat Kota
=> Kampus UNG adalah pada sore hari pukul (16.00–19.00) yaitu 3360 unit.
Sedangkan pada ruas jalan Kampus UNG => Samsat Kota kepadatan volume
lalu lintas terjadi pada sore hari pukul (16.00–19.00) dengan jumlah volume
lalu-lintas sebesar 2866 unit.
Rata-rata kepadatan lalu-lintas pada ruas jalan Samsat Kota => Kampus
UNG adalah 877 perjam, dan kepadatan lalu-lintas pada ruas jalan Kampus
UNG => Samsat Kota adalah 778 perjam.
Tabel II.28 Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Telaga RS. Aloe Saboe
Dari hasil perhitungan volume lalu lintas pada ruas jalan Andalas dapat
dilihat bahwa volume Kendaraan tertinggi pada ruas jalan Andalas =>
Telaga adalah pada sore hari pukul (16.00–19.00) yaitu dengan jumlah
Kendaraan 4111 unit. Sedangkan pada ruas jalan Telaga => Andalas
kepadatan volume lalu lintas terjadi pada sore hari (16.00–19.00) dengan
jumlah volume lalu-lintas sebesar 4786.
Rata-rata kepadatan lalu-lintas pada ruas jalan RS. Aloe Saboe =>
Telaga adalah 1304 perjam, dan kepadatan lalu-lintas pada ruas jalan
Telaga => RS. Aloe Saboe adalah 1236 perjam.
Kriteria pengambilan sampel yaitu, Jarak dari pinggir jalan raya ke titik
pengambilan sampel udara jalan raya sekitar 2-3 m. Peralatan diletakkan pada
pinggir jalan raya dan lebih kurang 1.5 m dari permukaan tanah. Penetapan
lokasi sampling menurut KepKa.Bapedal No. 205/tahun 1996, tentang tata cara
sampling dan analisis kualitas udara. Hasil pemantauan dan uji laboratorium
adalah sebagai berikut:
Hasil pengamatan terhadap parameter lapangan terhadap 3 (tiga) lokasi
tersebut dapat lihat pada tabel berikut ini:
Kecepatan
4. 1.0 km/jam 1.0 km/jam 1.0 km/jam
Angin
Cerah Cerah Cerah
5. Cuaca
Keterangan:
Lokasi I : Jalan Nani Wartabone (ex Jln. Panjaitan Depan Warkop Aceh)
Lokasi II : Jalan Sudirman (Depan Dinas Perumahan Dan Pemukiman)
Lokasi III : Jalan John A. Katili (Depan PLTD Andalas)
50
0 LOKASI 1 LOKASI 2 LOKASI 3
Hasil Uji kualitas udara untuk parameter SO2 pada tiga lokasi pemantauan
masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan dalam PP RI No. 41 Tahun 1999
Tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional, dimana batas maskimal adalah 365
µg/Nm3.
12000
10000
BAKU MUTU
8000
4643 4411 4544 CO2
6000
4000
2000
0
LOKASI 1 LOKASI 2 LOKASI 3
Hasil Uji kualitas udara untuk parameter CO pada tiga lokasi pemantauan
masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan dalam PP RI No. 41 Tahun 1999
Tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional, dimana batas maskimal adalah CO
adalah 10.000 µg/Nm3.
140
120
100
80 NO2
60 BAKU MUTU
31 30 31
40
20
0
LOKASI 1 LOKASI 2 LOKASI 3
Hasil Uji kualitas udara untuk parameter NO2 pada tiga lokasi pemantauan
masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan dalam PP RI No. 41 Tahun 1999
Tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional, dimana batas maskimal adalah NO2
adalah 150 µg/Nm3.
Hasil Parameter O3
300 235 235 235
250
200
BAKU MUTU
150
O3
100
32 38 35
50
0
LOKASI 1 LOKASI 2 LOKASI 3
Hasil Uji kualitas udara untuk parameter O3 pada tiga lokasi pemantauan
masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan dalam PP RI No. 41 Tahun 1999
Tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional, dimana batas maskimal adalah O3
adalah 235 µg/Nm3.
Hasil Parameter HC
250
160 160 160
200
150
BAKU MUTU
100 HC
48 42 48
50
0
LOKASI 1 LOKASI 2 LOKASI 3
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa hasil Uji kualitas udara untuk
parameter HC pada tiga lokasi pemantauan masih memenuhi baku mutu yang
disyaratkan dalam PP RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Udara Ambien
Nasional, dimana batas maskimal adalah HC adalah 160 µg/Nm 3.
150
BAKU MUTU
76 PM10
100 56
44
50
0
LOKASI 1 LOKASI 2 LOKASI 3
IMPACT
RESPONSE
2.)
GambarAir Quality
II.20 HasilMonitoring System
Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan
Tahun 2020, melalui Direktorat Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kota Gorontalo mendapat bantuan berupa 1 (satu) unit Air Quality
Monitoring System (AQMS) yang terpasang di Taman Kota Gorontalo.
RESIKO BENCANA
DRIVING FORCE
1 Banjir
saluran. Ada aliran, yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya
bisa dari mana saja dan air itu mengalir keluar dari sungai atau saluran
karena sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah
baru bisa disebut banjir.
Sebagian Kota Gorontalo yang berada disekitar Sungai Bone dan Sungai
Bolango di Kecamatatan Kota Barat , Kota Selatan dan Kota Timur
merupakan kawasan rawan banjir. Bahkan kawasan banjir mencapai pusat
kota yang merupakan kawasan perdagangan dan jasa utama yang
sebenarnya sudah cukup jauh dari ke dua sungai tersebut di atas. Selain
Sungai Bone dan Sungai Bolango, Sungai Tamalate juga merupakan salah
satu sungai penyebab banjir di Kota Gorontalo, terutama di bagian Timur
kota.
kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai
wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin
PRESSURE
Kota Gorontalo tergolong daerah yang berpotensi tinggi / rawan gempa bumi.
Gempa bumi di daerah ini diakibatkan oleh aktivitas jalur penunjaman Sulawesi
Utara di laut dan sesar aktif yang ada di daerah ini baik yang terdapat di darat
maupun di laut. Oleh karena itu, penanganan maupun antisipasi terhadap
kondisi potensi rawan bencan di Kota Gorontalo, merupakan isu strategis yang
harus mendapatkan perhatian dalam penanganan dan pencegahannya.
STATE
Selama tahun 2020, intensitas banjir di Kota Gorontalo telah sebanyak 14 kali,
dengan total luas genangan akibat banjir adalah 93,69 Ha, yang tersebar di 3
kecamatan yakni Hulondhalangi, Kota Timur dan Dumbo Raya. Hal ini
menjadikan Kota Gorontalo merupakan wilayah yang rawan bencana dengan
indeks resiko bencana sebesar 69,23 (sedang)
IMPACT
RESPONSE
PERKOTAAN
DRIVING FORCE
untuk terus meningkatkan jumlah bank sampah yang efektif serta mendorong
masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengurangi volume sampah harus terus
diupayakan.
PRESSURE
Kota Gorontalo, yang memiliki visi dan misi sebagai Kota Perdagangan
dan Jasa, merupakan ibukota Provinsi Gorontalo yang sangat berkembang
berada pada posisi strategis peningkatan penduduk. Berkembangnya usaha
dan/atau kegiatan yang dapat meningkatkan perkekonomian mikro maupun
makro di Kota Gorontalo
Laju perkembangan kawasan perkotaan Gorontalo akan melampaui
batas administrasi Kota Gorontalo dengan adanya pertambahan jumlah
penduduk. Peningkatan jumlah penduduk yang mencapai 2.590 jiwa akan
memicu meningkatnya kegiatan jasa, industri, bisnis dan sebagainya di wilayah
Gorontalo sehingga akan memicu meningkatnya produksi limbah buangan atau
sampah.
STATE
3. Pasar : 2 lokasi
4. Kawasan Perdagangan dan Jasa : 1 lokasi
5. Hotel : 2 lokasi
6. Terminal dan Pelabuhan : 2 lokasi
7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan : 16 lokasi
8. Sekolah Adiwiyata : 24 lokasi
Komposisi Sampah
0.6
0.8 0.7 0.5 0.5
Sisa Makanan
17.5 Kayu/Daun
Plastik
45.6 Kertas
Logam
21.3 Kain & Tekstil
Karet & Kulit
12.6 Kaca
Lainnya
Penanganan Sampah
Peta sebaran lokasi Tempat Penampungan sampah Sementara (TPS) dan rute
pengangkutan sampah di Kota Gorontalo dapat dilihat di Gambar berikut.
16%
84%
Tabel II.32 Data Alat Angkut Sampah di Kota Gorontalo tahun 2020
Data di atas menunjukkan bahwa kapasitas daya angkut armada sampah masih
sangat terbatas yakni baru dapat mengangkut 74 ton perharinya. Sedangkan
kondisi sampah yang tertangani dari sumbernya sampai dengan ke tempat
pembuangan akhir dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Sampah (ton)
2 Volume sampah 24.988 25.347 25.915 27.375 24.514
yang terangkut
ke TPA (ton)
*sumber: laporan Jakstrada DLH Kota Gorontalo 2020
Bila diasumsikan jumlah penduduk yang ada saat ini adalah 201.487 jiwa maka
jumlah timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk setiap harinya adalah
0,7 kilogram perhari atau 141,04 ton/hari maka persentase penanganan
sampah baru mencapai 54% pada tahun 2020, bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya prosentase penanganan sampah masih belum memadai seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk. Dengan melihat keterbatasan
kapasitas sarana prasarana pengelolaan sampah tersebut, maka diasumsikan
bahwa masih dibutuhkan tambahan sarana-prasarana dari yang tersedia saat
ini untuk mencapai target RPJMD Kota Gorontalo hingga tahun 2020 yakni
sebesar 90% sampah terangkut maupun terolah.
14 Cleaning Service 3
Total 300
*sumber: DLH Kota Gorontalo 2020
Pengurangan Sampah
Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan timbulan sampah,
pendauran ulang sampah dan/atau pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan
tata cara pengurangan sampah dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, bahan yang dapat didaur
ulang, dan/atau bahan yang mudah diurai oleh proses alam.
2. Mengumpulkan dan menyerahkan kembali sampah dari produk dan/atau
kemasan yang sudah digunakan.
Kota Gorontalo telah memiliki 9 TPS3R yang tersebar di 7 Kecamatan, dengan
data pengelolaan sampah sebagai berikut :
IMPACT
Kondisi topografis Kota Gorontalo yang berada pada lereng dan bukit
menyulitkan armada untuk mencapai di beberapa Kelurahan di Kota
Gorontalo.
Layanan armada kebersihan juga sangat dipengaruhi oleh kondisi
kendaraan yang tidak layak, sehingga lebih sering rusak ketimbang
beroperasional. Hal ini menjadi perhatian oleh Pemerintah Kota
Gorontalo untuk mengalokasikan penganggaran secara tepat.
RESPONSE
Aplikasi Fleet Sight merupakan inovasi yang dilakukan oleh Aparatur Sipil
Negara (ASN) Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo dalam rangka
sebagai manajemen armada dan lalu lalang armada kebersihan.
Aplikasi ini dapat merekam jejak Riwayat jalur layanan selama beberapa
hari, konsumsi BBM dan kecepatan armada kebersihan yang
beroperasional.
5.) Kampanye 3R
TATA KELOLA
DRIVING FORCE
Penganggaran Lingkungan Hidup pada tahun 2021 mengalami penurunan
akibat pandemi Covid 19. Hal tersebut diakibatkan oleh
menurunnya pendapatan asli daerah (PAD), yang untuk Kota Gorontalo
mengandalkan dari usaha/kegiatan perdagangan dan jasa. Adanya
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat banyak usaha/kegiatan
yang bergerak di bidang perdagangan, jasa, pariwisata hingga UMKM di
Kota Gorontalo tutup Pembatasan anggaran menjadi kendala yang
mengakibatkan biaya perawatan armada kebersihan ikut menurun, sehingga
terdapat beberapa jalur jalan di Kota Gorontalo yang mengalami kendala
dalam pelayanan pengangkutan sampah.
Penurunan anggaran juga terjadi pada beberapa kegiatan seperti kegiatan
pengawasan usaha/kegiatan, pengawasan pengelolaan Limbah B3 dam tidak
dilakukannya kegiatan Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan
Adapun anggaran pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo adalah sebagai
berikut :
Tabel II.37 Anggaran Dinas Lingkungan Hidup
Jumlah Jumlah
Sumber Anggaran Tahun AnggaranTahun
Anggar Sebelumnya Berjalan(2021)
No an Peruntukan Anggaran (2020) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 APBD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 892.838.962
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
2 APBD 111.685.000
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
3 APBD
Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan Sistem
4 APBD 48.990.353,73
Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
5 APBD Program Pemulihan Lingkungan Hidup. 1113669055
6 APBD Program Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup. 216.368.907
Program Pengelolaan dan Pengembang Sistem air
7 APBD 1.480.126.450
limbah Domestik
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
8 APBD 10.147.962.986
Persampahan
Peningkatan Oprasi pemilaharaan sarana dan
9 DAK prasana persampahan penyediaan alat angkut 487.201.008
sampah
PRESSURE
Kota Gorontalo sebagai kota perdagangan dan jasa, mayoritas didominasi oleh
usaha/kegiatan rumah makan, restoran, pusat perbelanjaan, hotel dan
sebagainya. Kegiatan tersebut menghasilkan air limbah domestik yang menjadi
potensi pencemaran lingkungan.Tahun 2020 Kota Gorontalo menerima laporan
pengaduan permasalahan lingkungan hidup oleh masyarakat atau pun
Lembaga lainnya dan permasalahan yang diadukan tersebut dapat diselesaikan
dengan baik, seperti ditabulasikan pada tabel berikut :
STATE
Dalam penyelenggaraan pemerintahan Kota Gorontalo, instansi teknis yang
memiliki tupoksi dalam menangani masalah lingkungan hidup adalah Dinas
Lingkungan Hidup Kota Gorontalo. Organisasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota
Gorontalo dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota Gorontalo Nomor 34 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata
Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo. Dinas Lingkungan Hidup Kota
Gorontalo memiliki 4 (empat) bidang, yaitu Bidang Pengkajian dan Penaatan
Lingkungan, Bidang Pengelolaan Limbah Domestik, Bidang Kebersihan, Bidang
Pertamanan dan Konservasi Sumber Daya Alam. Bidang Pengkajian dan Penaatan
Lingkungan adalah bidang yang paling banyak bersentuhan dengan Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Ketiga seksi yaitu, Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan dan Seksi
Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Seksi Sistem Informasi Lingkungan
dari bidang Pengkajian dan Penaatan Lingkungan memiliki kegiatan-kegiatan
utama seperti penyusunan dan sinkronisasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS), penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RPPLH), pemeriksaan dokumen lingkungan (Amdal, UKL-UPL, SPPL), penerbitan
rekomendasi perizinan, program pengendalian pencemaran air dan udara,
pengawasan usaha/kegiatan, penerbitan izin penyimpanan sementara dan
pengumpulan bahan berbahaya dan beracun (B3), dan sebagainya.
Bidang Pengelolaan Limbah Domestik merupakan bidang yang bertanggungjawab
atas kegiatan pengurangan sampah melalui kampanye 3R, kegiatan TPS3R,
kegiatan bank sampah. Seksi Kemitraan dan Kerjasama Pengelolaan Limbah
Domestik merupakan seksi yang bertanggungjawab dalam mengajukan
permohonan Kerjasama kepada usaha/kegiatan yang berada di Kota Gorontalo.
Bidang Pertamanan dan Konservasi Sumber Daya Alam merupakan bidang yang
memiliki tugas dan fungsi mengatur pertamanan/ruang terbuka hijau publik yang
berada di Kota Gorontalo. Selain itu, bidang tersebut bertanggungjawab atas
upaya konservasi seperti melakukan penanaman pohon, melakukan pendataan
keanekaragaman hayati dan konservasi lahan kritis.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo belum memiliki Aparatur Sipil Negara
(ASN) fungsional yang bertugas sebagai Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
(PPLH) maupun Pengendali Dampak Lingkungan (Pedal). 1 (satu) orang ASN
Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo telah mengikuti Diklat Pejabat
Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH).
IMPACT
1. Pengawasan usaha/kegiatan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal,
dengan minimnya aparatur sipil negara yang memiliki sertifikasi
kompetensi sebagai pejabat pengawas lingkungan hidup.
2. Tidak adanya aparatur sipil negara yang fungsional membuat kinerja
Dinas Lingkungan Hidup tidak maksimal, karena sumber daya manusia
yang ada mengikuti aturan pejabat struktural yang lebih banyak
mengurus administrasi tugas fungsi dan penganggaran.
RESPONSE
Merespon isu tentang perizinan lingkungan hidup, pengaduan kasus lingkungan
hidup dari masyarakat serta sumber daya manusia, maka Dinas Lingkungan
Hidup Kota Gorontalo melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
BAB III
ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
III.1Tahapan Persiapan
III.1.1Tim Penyusun Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah.
Mengacu pada Surat Keputusan Kepala Daerah Kota Gorontalo Nomor
202/14/VI/2022 tentang pembentukan Tim penyusun Dokumen Informasi Daerah
Tahun 2021 yang terdiri dari 3 Unsur yaitu Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
terkait,Perguruan Tinggi dan Lembaga Masyarakat/Organisasi Lingkungan Hidup.
Unsur Organisasi Perangkaat Daerah (OPD) yaitu tugas pokoknya dan fungsi
berhubungan dengan aspek lingkungan baik secara langsung maupun tidak
langsung seperti Dinas Lingkungan Hidup, Bappeda, Dinas Pu, BPBd, Dinas
Kesehatan, Dinas Pertanian dan OPD lainnya. Unsur Perguruan Tinggi yang terlibat
merupakan perguruna tinggi sesuai dengan kebutuhan penyusunan Dokumen
IKPLHD. Sedangkan LSM/Organisasi Lingkungan Hidup yang menjadi anggota tim
penyusun adalah LSM/Organisasi Lingkungan Hidup yang focus Isu Lingkungan :
1. Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo
Bertugas melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dibidang lingkungan hidup dan tugas pembantuan.
2. Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Gorontalo
Bertugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dibidang kesehatan
3. Dinas Kesehatan Kota Gorontalo
Bertugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dibidang perencanaan ,penelitian dan pengembangan daerah.
4. Badan Penanggulangan Bencana Kota Gorontalo
Bertugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dibidang panggulangan bencana daerah.
No
Kebutuhan Data Metode Pengumpulan Data Sumber
18 Hasil uji kualitas udara ambien Suervei Sekunder Dinas Lingkungan Hidup
24 Data timbulan sampah per hari Survei Sekunder Dinas Lingkungan Hidup
galian C yang cukup banyak, hingga saat ini Kota Gorontalo belum memiliki
Perda tentang Galian C. Sejauh ini, Perda tentang Galian C.
c. Secara geografis dan topografis wilayah Kota Gorontalo menempati satu
lembang yang sangat luas yang membentang hingga di wilayah Kabupaten
Bone Bolango dan KabupatenGorontalo. Wilayah pinggiran pantainya berupa
perbukitan yang tersusun dari batuan Karst termasuk yang berbatasan dengan
pantai yang berada di Teluk Tomini. Daerah ini sangat rawan banjir, nyaris
pintu air keluar adalah muara Sungai Bone. Muara ini adalah pertemuan air dari
sungai Bone dan Sungai Bolango sebelum menyatu dengan air laut. Di muara
ini juga terdapat pulau (delta) yang mulai membesar dan ditumbuhi aneka
tanaman termasuk kelapa. Setiap hari dari kedua sungai ini mengalir air bersih
yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian dataran dimanfaatkan
untuk bertanam padi karena air mengalir sepanjang tahun. Di beberapa daerah
terdapat kantong-kantong air yang ditumbuhi tanaman Tumbango.
d. Dengan laju pertumbuhan penduduk 0,42%, terjadi peningkatan okupansi
lahan hutan menjadi lahan non budidaya. Tingginya laju kerusakan hutan
menimbulkan dampak utama berupa banjir (peningkatan volume run off) dan
diikuti dampak sekunder yaitu semakin sedikitnya jumah infiltrasi dan perkolasi
hujan ke dalam lapisan tanah sehingga terjadi tanah longsor. Akibatnya adalah
pada musim penghujan terjadi banjir dan terjadinya kekeringan di musim
kemarau.
perubahan iklim. Kedua permasalahan tersebut berkaitan erat dengan kualitas air
dan udara di suatu wilayah. Berikut tabel keterkaitan permasalahan dan pengaruh
terhadap lingkungan yang ada di kota gorontalo.
Rapat 1
Rapat 2
Rapat 3
Rapat 4
Rapat tersebut terdiri dari rapat yang dihadiri oleh seluruh personil tim
penyusun. Rapat tersebut adalah rapat koordinasi dan penetapan isu prioritas
lingkungan hidup dan pembahasan per isu strategis.
Berdasarkan inventarisasi permasalahan lingkungan hidup yang ada di Kota
Gorontalo beberapa isu lingkungan hidup yang diprioritaskan adalah:
b. Resiko Bencana
Banjir, tanah longsor dan gempamerupakan bencana alam yang sering terjadi di
Kota Gorontalo. Terdapat beberapa kelurahan yang rawan akan
bencana,terutama pada periode 2021 ketika hujan terjadi merata di bulan Juni
menyebabkan 3 kelurahan yang tergenang banjir diantara kelurahan
ipilo,padebuolo dan kelurahan Bugis, banjir ini sempat terjadi beberapa kali dan
menyebabkansebagian masyarakat menepati posko-posko pengungsian yang
disediakan oleh pemerintah Kota Gorontalo. Daerah yang sering terjadi tanah
longsor adalah kelurahan leato selatan,leato utara, donggala buliide dan
pilolodaa. Kawasan rawan bencana merupakan salah satu isu prioritas
lingkungan adalah besaran dampaknya pada manusia dan kecenderungan
perulangan peristiwa ini. Banjir dan tanah longsor berdampak besar bagi
masyarakat, terutama kerugian materiil baik akibat genangan secara langsung
maupun kegiatan ekonomi yang terhambat secara tidak langsung. Secara
umum, dampak negatif banjir dan tanah longsor serta gempa bumi diantaranya
munculnya korban jiwa dan korban luka kerusakan bangunan permukiman dan
infrastruktur, terganggunya perhubungan darat, pasokan energi (listrik) &
telekomunikasi, infrastruktur pertanian, sektor sosial, pendidikan, kesehatan,
keagamaan, dan sektor-sektor produktif atau ekonomi.
Air Sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi
penting bagi kehidupan manusia,termasuk untuk menunjang pembangunan
Ekonomi yang hingga saat ini masih merupakan tulang punggung pembangunan
Nasional.Salah Satu fungsi Lingkungan sungai yang utama adalah untuk
pengairan Lahan pertanian dan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih.Pencemaran Oleh Limbah Domestik yaitu Limbah cair yang dari rumah
tangga lebih umum dari pada limbah Industri.Limbah domestic mengandung
sampah padat yang berupa Tinja dan cair yang berasal sampah rumah
tangga.Pencemaran Limbah cair yang berasal dari MCK masyarakat merupakan
pencemaran yang kurang Nampak dan efeknya baru terasa setelah waktu yang
lama. Dengan semakin meningkatnya kegiatan pembanguan di berbagai bidang
dan peningkatan akan adanya kebutuhan manusia serta gaya hidup dari tahun
ke tahun.Akibat kegiatan industri dan limbah domestik Kesadaran untuk
mengelola limbah sebelum di buang ke saluran dan sungai,hal ini menjadi kunci
utama untuk meminimalisasi pencemaran air. Masih belum dimilikinya Instalasi
Pengolahan Limbah (IPAL) bagi industri dan domestik merupakan tantangan
tersendiri bagi pengambil kebijakan untuk menyelamatkan sumber daya air yang
semakin terbatas agar memenuhi baku mutu air sungai yg diperkenankan.oleh
karenanya Kota Gorontalo harus melakukan pemantauan kualitas air sungai
secara berkala guna mempertahankan kualitas Air sungai yang samapi saat ini
belum Tercemar. Cara memantau kualitas air sungai Dinas Lingkungan Hidup
Kota Gorontalo Melakukan uji kualitas air sungai secara berkala dua kali dalam
satu tahun.
BAB IV
INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
VI.1 KELEMBAGAAN
Upaya Peningkatan Kapasitas Lembaga Daerah Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memberikan
kewenangan yang luas kepada Menteri Lingkungan Hidup untuk melaksanakan
seluruh kewenangan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup serta melakukan koordinasi dengan instansi lain. Melalui Undang-
Undang ini, Pemerintah memberikan kewenangan yang sangat luas kepada
Pemerintah Daerah dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup di daerah masing-masing. Dalam kelembagaannya, di Kota Gorontalo telah
dibentuk Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo berdasarkan Peraturan Wali Kota
Gorontalo Nomor 34 Tahun 2016 tentang Kedudukan Organisasi,Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo berlaku efektif tanggal 27
Desember 2016.
Keterangan : -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
IV.2 ANGGARAN
Anggaran terkait sektor lingkungan hidup di Kota Gorontalo disediakan untuk
menunjang program-program terkait lingkungan. Anggaran berasal dari APBD
daerah dan diperuntukkan untuk OPD dalam pelaksanaan kegiatan lingkungan.
Peningkatan kualitas lingkungan diharapkan mampu membuat kota Gorontalo
menjadi tempat yang nyaman dan layak bagi penduduknya. Pengawasan terkait
lingkungan dan kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan diharapkan mampu
mengatasai permasalahan yang ada. Jumlah anggaran terkait lingkungan hidup
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Nilai anggaran tersebut dinilai belum
mampu secara optimal dalam upaya menjaga kualitas lingkungan yang baik. Perlu
adanya penambahan jumlah anggaran bagi sektor lingkungan. Hal ini karena
lingkungan merupakan salah satu hal vital bagi semua komponen mahkluk hidup
yang berada di dalamnya.Pada tahun 2019 Pemerintah Kota Gorontalo memperoleh
anggaran pengelolaan lingkungan hidup untuk Rp. 19.534.617.631,- Sedangkan
pada tahun 2020 anggaran pengelolaan lingkungan hidup turun menjadi sebesar
Rp.14.816.200.742,73 Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 59. Anggaran
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jumlah Jumlah
Sumber Anggaran Tahun AnggaranTahun
Anggar Sebelumnya Berjalan (2021)
No an Peruntukan Anggaran (2020) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 APBD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 892.838.962
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
2 APBD 111.685.000
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
3 APBD
Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan Sistem
4 APBD 48.990.353,73
Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
5 APBD Program Pemulihan Lingkungan Hidup. 1113669055
6 APBD Program Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup. 216.368.907
Program Pengelolaan dan Pengembang Sistem air
7 APBD 1.480.126.450
limbah Domestik
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
8 APBD 10.147.962.986
Persampahan
Peningkatan Oprasi pemilaharaan sarana dan
9 DAK 487.201.008
prasana persampahan penyediaan alat angkut
sampah
Program Pengendalian Pencemaraan dan
10 APBD 252.206.661
Kerusakan Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber
11 APBD
Daya Alam
12 DAk Pembuatan Sumur Resapan
13 DAK Pembuatan Biopori
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
14 APBD
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
15 APBD Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 804.559.129
16 DAK Pembuatan Taman Hijau
Peningkatan Kualitas Pengelolaan Limbah Padat
17 APBD
dan Limbah Cair
Penyediaan Saran dan Prasarana Penunjang
18 DAK
Peralatan Pengelolaan Limbah Padat
Program Penunjang Urusan Pemerintahan
19 APBD 5.849.661.213
Kabupaten/Kota
Program Pengelolaan Keanekaragaman Hayati
20 APBD 920.323.844
(Kehati)
Program Pengendalian Bahan Berbahaya dan
21 APBD 125.259.985
Beracun (Limbah B3)
Program Pembinaan dan Pengawasan Terhadap
22 APBD Izin Lingkungan dan Izin Perlindungan dan 305.607.307
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
Program Peningkatan Pendidikan, Pelatihan dan
23 APBD 78.650.797
Penyuluhan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat
Program Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk
24 APBD 149.127.984
Masyarakat
25 APBD Program Pengelolaan Persampahan 10.220.890.625
26 DAK Program Pengendalian LB3 1.730.398.574
IV.3 PERSONIL
Pemerintah Kota Gorontalo dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia. Pada tahun 2021 jumlah pegawai Kantor
Lingkungan Hidup Kota Gorontalo sebanyak 43 orang dengan kualifikasi pendidikan
terakhir Doktor (S3) sebanyak 1 0rang Magister (S2) sebayak 4 orang, sedangkan
yang paling banyak mempunyai kualifikasi pendidikan sarjana (S1) sejumlah 24
orang dan yang mempunyai pendidikan SLTA sebanyak 14 orang. Data jumlah
pegawai pada Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo dapat dilihat pada
Tabel -52 dan data pegawai fungsional dapat dilihat pada table -53
Tabel IV.3. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut Tingkat
Pendidikan di Kota Gorontalo
SEKOLAH ADIWIYATA
1 2 3 4
1 PERTANIAN 374,45 412,39
a.Pertanian Sempit - -
Tanaman Bahan Makanan - -
Tanaman Perkebunan - -
Peternakan Dan Hasil -hasilnya - -
b.Kehutanan - -
c.Perikanan - -
Pertambangan dan Penggalian
26,12 29,09
2 (Galian C)
3 IndustriPengolahan (Pangan) 369,76 422,93
4 Listrik,Gas, dan Air Bersih 3,89 4,24
5 Bangunan 1061,01 1113,35
6 Perdangan, Hotel dan Restoran 1239,14 1418,26
7 Pengangkutan dan Komunikasi 713,72 767,87
Keuangan,Persewaan, dan Jasa
8
708,94 751,90
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 13,18 14,44
PRODUK DOMESTIK BRUTO - -
PRODUK DOMESTIK BRUTOTANPA
- -
MIGAS
Keterangan : -
Sumber:Dinas Lingkungan Hidup
1. Bank Sampah
Bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah
serta memiliki buku rekening layaknya perbankan. Namun yang ditabung
bukan uang, melainkan sampah yang memiliki nilai ekonomis (seperti:
plastik dan besi). Warga yang menabung sampah disebut nasabah dan
memiliki buku tabungan. Sampah yang ditabung kemudian ditimbang,
dicatat dan nanti akan dihargai sejumlah uang. Sampah yang terkumpul ini
kemudian akan dijual,Program bank sampah ini sangat mendukung program
pemerintah dalam mengurangi volume sampah dari sumbernya. Pemerintah
Kota Gorontalo sudah menerapkan program bank sampah di sekolah dan
Masyarakat.Program bank sampah ditingkat masyarakat binaan pertama kali
dijadikan pilot project adalah Bank Sampah Mutiara yang terdapat di
Kecamatan Kota Timur dan selanjutnya Bank Sampah Ilehuma yang
terdapat di Kecamatan Kota Tengah.
LOUNCHING BANK SAMPAH THE GADE
2. TPS3R
Teknologi TPS3R adalah sistem pengolahan sampah dengan inovasi
teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang lebih efektif
dan efesien. Hasil pengolahan sampah organik berupa kompos digunakan
untuk pupuk tanaman hias dan herbal yang ditanam di lahan sekitar TPS
untuk dijual.
Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada tahapan ini adalah:
1. Membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana.
2. Pembuatan alarm bencana.
3. Membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu.
4. Memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat
yang berada di wilayah rawan bencana.
Upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada faktor-faktor yang
mengurangi risiko secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh pada
saat sebelum terjadinya bencana dengan fase-fase antara lain :
· Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya
untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
· Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.
· Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna. Dalam fase ini juga terdapat peringatan dini yaitu serangkaian
kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang.
Dalam upaya penanggulangan bencana banjir Pemerintah Kota Gorontalo melalui
dinas PUPR membuat tanggul sepanjang 35 Meter di Kelurahan Botu.
Pembangunan tanggul darurat di kawasan terdampak banjir di Kota Gorontalo, sudah
ada progres.
Dalam proses pembangunan penanganan bencana khususnya banjir di Kota
Gorontalo, dalam hal ini jangan pendek, menengah dan panjang. Dukungan
masyarakat masih sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Kota Gorontalo, baik dalam
mengawal pembangunan atau memberikan masukan kepada pemerintah derah.
“Pembangunan daerah akan berjalan dengan sukses dan baik, jika ada dukungan
dari masyarakat. Sehingga, kami sangat membutuhkan paritisipasi masyarakat.”
“Pemerintah Daerah tidak mungkin bekerja sendiri. Dan Pemerintah Kota Gorontalo
sendiri, sampai dengan sekarang ini terus memperjuangkan pembangunan
Taman Adipura
TAMAN EDUKASI
TAMAN SMART
TAMAN WISATA
TAMAN BUBAA
BAB V
PENUTUP
V.1. KESIMPULAN
1. Pengelolaan lingkungan yang terdapat di Kota Gorontalo sudah cukup baik terlepas
dari belum adanya peraturan yang membatasi perubahan penggunaan lahan
sehingga kualitas lingkungan terutama kualitas dan kuantitas air menjadi
komponen yang terkena dampaknya.
2. Perlu adanya masukan ke Provinsi Gorontalo terkait pengembangan teknologi
pengolahan sampah seperti dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
agar lingkungan menjadi lebih baik.
3. Peningkatan mata anggaran yang digunakan untuk permasalahan sampah sangat
baik karena mengalami peningkatan pengadaan tempat sampah, gerobak, motor
roda tiga, dan truk. Serta kegiatan menjadi rumah pilah sampah mandiri sangat
berperan dalam pengurangan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat.
4. 88888Diperlukan peraturan Wali Kota terkait pembatasan penggunaan plastik
agar sampah yang dihasilkan semakin sedikit
5. Pengendalian Pencemaran air dan udara terus dilakukan secara rutin dan perlu
adanya proses penyadaran masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai
agar kualitas air dan udara di kota Gorontalo tetap terjaga.
V.4. SARAN
1. Untuk penyusunan dokumen IKPLHD dibutuhkan akurasi dan ketersediaan data
terkini dari seluruh OPD Kota Gorontalo sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik.
Mengingat penyusunan dokumen ini merupakan program rutin setiap tahun maka
format yang sesuai pedoman Nirwasita Tantra dapat dipersiapkan dan digunakan
dari awal untuk penyusunan data sehingga proses analisis data menjadi lebih
mudah dan lebih baik.
2. Perlu adanya evaluasi dari setiap program inovasi dan respon untuk pengendalian
dan pengelolaan isu prioritas mengingat seringkali program tersebut tidak berjalan
dengan baik, belum/kurang efektif atau bahkan terhenti.
3. Perlu adanya pengembangan TPS 3R atau TPST untuk penurunan volume sampah,
penambahan angkutan umum dan uji emisi, penataan bantaran sungai dan ruang
milik jalan secara berkelanjutan, penegakan hukum lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Djalante, S. 2010. Analisis Tingkat Kebisingan Di Jalan Raya Yang Menggunakan Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APIL) (Studi kasus: Simpang Ade Swalayan) . Staf
Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Halu Uleo, Kendari.
Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 – 300. Halaman 2.
Pemerintah Kota Gorontalo Peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah kota
Gorontalo tahun 2019-2039
Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo ; Kota Gorontalo dalam angka tahun 2020
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
LAMPIRAN
Tabel-1. Luas kawasan Lindung berdasarkan RT/RW.
Kota : Gorontalo
Tahun : 2021
TutupanLahan
Luas
Nama Kawasan Area
Tanah Badan Air
Kawasan (ha) Vegetasi Terban
gun Terbuk
a
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kawasan Hutan
Kawasan 1. - 551,896 N/A N/A N/A N/A
Lindung
Lindung
Kawasan
Terhadap 2. - N/A N/A N/A N/A N/A
Bergambut
Kawasan
Kawasan
Bawahan 3. - 1.884 N/A N/A N/A N/A
Resapan Air
4. Sempan & Pantai 28 N/A N/A N/A N/A
Kawasaa Sempa dan
5. - 121 N/A N/A N/A N/A
n Sungai
Perlindun Kawasan Sekitar
6. - 7 N/A N/A N/A N/A
gan Danau
Setempat Ruang Terbuka
7 - 2.021,25 N/A N/A N/A N/A
Hijau
Kawasan Suaka
1. - N/A N/A N/A N/A N/A
Alam
Kawasan Suaka
2. Laut & - N/A N/A N/A N/A N/A
Perairannya
Suaka Marga
Satwa & Suaka
3. - N/A N/A N/A N/A N/A
Marga Satwa
Kawasan Laut
Suaka Cagar Alam &
Kawasan Alam, 4. - N/A N/A N/A N/A N/A
CagarLaut
Lindung Pelestaria
n Alam Kawasan Pantai
5. - N/A N/A N/A N/A N/A
Dan Berhutan Bakau
Cagar Taman Nasional
Budaya 6. Taman Nasional - N/A N/A N/A N/A N/A
Laut
Taman Wisata
7. Alam & Taman - N/A N/A N/A N/A N/A
Wisata Laut
8. Kawasan Cagar
Budaya & Ilmu 18,68 N/A N/A N/A N/A
Pengetahuan
Kawasan Rawan
1. - 41,98 N/A N/A N/A N/A
Tanah Longsor
Kawasan Kawasan Rawan
Rawan 2. Gelombang N/A N/A N/A N/A N/A
Bencana Pasang
Kawasan Rawan
3. 1271,11
Banjir
Kawasan
Kawasan Cagar
Lindung 1. N/A N/A N/A N/A N/A
Alam
Geologi
Kawasan
Keunikan
N/A N/A N/A N/A N/A
Bentang
Alam
Kawasan
Keunikan
N/A N/A N/A N/A N/A
Proses
Geologi
Kawasan
Rawan
2. Letusan N/A N/A N/A N/A N/A
Gunung
Berapi
Kawasan
Rawan 773,85 N/A N/A N/A N/A
Gempa Bumi
Kawasa
n Rawan
N/A N/A N/A N/A N/A
Kawasan Rawan Gerakan
Bencana Tanah
Kawasa
n yg
Terletak di 40,61 N/A N/A N/A N/A
Zona
Patahan
Kawasan
Rawan N/A N/A N/A N/A N/A
Tsunami
Kawasa
n Rawan N/A N/A N/A N/A N/A
Abrasi
Kawasa
n Rawan
N/A N/A N/A N/A N/A
Gas
Beracun
Kawasa
3. Kawasan Yang n imbuhan 25 Ha N/A N/A N/A N/A
Memberikan Air Tanah
Perlindungan Sempan
50,11 N/A N/A N/A N/A
& Mata Air
Kawasan
Lindung
Lainnya Kawasan
4 Perlindungan N/A N/A N/A N/A N/A
Plasma Nutfah
Kawasan
5 Pengungsian N/A N/A N/A N/A N/A
Satwa
Kawsan Koridor
Bagi Jenis Satwa
7 N/A N/A N/A N/A N/A
Atau Biota Laut
yg Dilindungi
Kawasan
459 Ha N/A N/A N/A N/A
Budidaya
Keterangan : -
Sumber: Bappeda Kota Gorontalo.
Jenis Satwa
Nama
No. SK Yang
Perusahaan/Perorangan
Ditangkarkan
-1 -2 -3 -4
N/A
Keterangan : *) Tidak ada penangkaran satwa dan tumbuhan liar.
Sumber : -
Tabel-6. Luas Lahan Kritis didalam dan luar Kawasan Hutan. Kota :
Gorontalo.
Tahun : 2021
Kritis (Ha)
Kabupaten /
Hutan Luar PenyebabLa
No Kota / HutanProd HutanLi
Konser Kawasan hanKritis
Kecamatan uksi ndung
fasi Hutan
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7
1 Kota Utara - - - - -
5 Kota Tengah - - - - -
6 Dumbo Raya - - - - -
7 Dungingi - - - - -
8 Sipatana - - - - -
9 Hulonthalangi - - - - -
Keterangan : -
Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Gorontalo
Ambang Kritis
Erosi (PP Besaran
Tebal 150/2000) erosi Status
No. Lokasi
Tanah (mm/10 tahun) (mm/10 Melebihi/Tidak
tahun)
-1 -2 -3 -4 -5 -6
< 20
1 0,2 - 1,3
cm
20 - <
2 1,3 - < 4
50 cm
50 - <
3 N/A 4,0 - < 9,0 N/A
100 cm
100 -
4 9,0 - 12
150
> 150
5 > 12
cm
Keterangan : *) Belum melakukan pengujian.
Sumber : -
Ambang
Hasil Status
No Parameter Kritis (PP
Pengamatan Melebihi/Tidak
150/2000)
1 2 3 4 5
Ketebalan
1 < 20 cm
solum
Kebatuan
2 > 40 %
Permukaan
Komposisi < 18 %
3.A
Fraksi koloid
-
Komposisi > 80 % pasir
3.B
Fraksi kuarsitik
< 0,7
Derajat
6 cm/jam; >
pelulusan air
8,0
pH (H20) 1 :
7 < 4,5 ; > 8,5
2,5
Daya Hantar
8 > 4,0 mS/cm
Listrik/DHL
20 - <
2
50 cm
50 - <
3 100 N/A
cm
100 –
4 150
cm
> 150
5
cm
Keterangan : *) Tidak ada Kerusakan Tanah dan Lahan Basah.
Sumber: -
-1 -2 -3 -4 -5
N/A
Keterangan : *) Tidak ada mangrove.
Sumber : -
Persentase
Luas Area
No. Provinsi/Kabupaten/Kota
(Ha) Kerusakan
(%)
-1 -2 -3 -4
N/A
Keterangan : *)Tidak ada padang lamun dikota gorontalo.
Sumber : -
Sangat
Luas Baik Sedang Rusak
No. Provinsi/Kabupaten/Kota Baik
Tutupan(Ha) (%) (%) (%)
(%)
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7
Keterangan : -
Sumber : Data Statistik Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Provinsi Gorontalo.
1 2 3 4
1 Permukiman 2. 656 2. 727
2 Industri - -
3 Tanah Kering 195 155
4 Perkebunan - -
5 SemakBelukar - -
6 Tanah Kosong 1 4
7 Perairan/kolam 653 670
8 Lainnya(sebutkan) - -
Keterangan : -
Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Gorontalo.
Tabel-15.Luas Area dan produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian. Kota :
Gorontalo.
Tahun : 2021.
Jenis Luas Izin Usaha Luas
Nama Produksi
No Bahan Penambangan Area
Perusahaan (Ton/Tahun)
Galian (Ha) (Ha)
1 2 3 4 5 6
N/A
Keterangan : *) Tidak ada pertambangan di kota
Gorontalo. Sumber : -
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7
N/A
Keterangan : *) Tidak ada Lahan Gambut Dikota Gorontalo.
Sumber : -
-1 -2 -3 -4 -5 -6
N/A
Keterangan : *) Tidak ada Hutan Produksi.
Sumber : -
Tabel-19. Jumlah dan Luas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu.
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
Jumlah Luas
No. Provinsi/Kab/Kota Keterangan
Unit (Ha)
-1 -2 -3 -4 -5
N/A
Keterangan : *) Tidak ada Ijin Usaha Hutan Bukan Kayu.
Sumber : -
Status
Nama Bagian-bagian yang
No. menurut
Spesies diperdagangkan
CITES
-1 -2 -3 -4
N/A
Keterangan: *) Tidak ada Perdagangan Satwa dan
Tumbuhan. Sumber : -
Tabel-21. Jumlah dan Ijin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam.
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
Jenis IUPJLWA
Luas
Luas Luas Penyelamatan
No Lokasi Luas Perlindungan Luas SK
Pemanfaatan Wisata dan
Nama Keanekaragaman Penyerapan
Jasa Aliran Alam Perlindungan
Perusahaan Hayati (Ha) Karbon (Ha)
Air (Ha) (Ha) Lingkungan
(Ha)
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
Benteng
1. - 12.371 m2 - - - - -
Otanaha
Keterangan : -
Sumber : Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Gorontalo.
sambungan
Waktu
Lokasi Timba
samp Seleniu Kadmi Khrom Temba Air Seng Khlo-
Sumur/ Arsen Kobalt Barium Boron Besi l Mangan Sianida
No ling m um (VI) ga Raksa (mg/L rida (mg/L)
Titik (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L (mg/L)
(tgl/bln (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) ) (mg/l)
Pantau )
/thn)
- -
-1 -2 -3 -19 -20 -21 -22 -23 -24 -25 -26 -27 -29 -30 -32 -33
28 31
Sebelah
barat <0.0 <0.0 <0.0 <0.0 <0 <0.0
1. - - - - <0.01 <0.01 <0.007 - - -
ULPLTD 1 27 1 01 .01 1
Telaga
Sebelah
Selatan <0.0 <0.0 <0.0 <0.0 <0 <0.0
2. - - - - <0.01 <0.001 <0.007 - - -
ULPLTD 1 27 1 01 .01 1
Telaga
Sebelha
Timur <0.0 <0.0 <0.0 <0.0 <0 <0.0
3. - - - - <0.01 <0.001 <0.007 - - -
ULPLTD 1 27 1 01 .01 1
Telaga
Sambungan
Waktu Nitrit
Lokasi Khlorin Belereng
sampling Fluorida sebagai Sulfat Fecal coliform Total coliform Gross-A Gross-B
No Sumur/Titik bebas sebagai
(tgl/bln (mg/L) N (mg/L) (jml/100ml) (jml/100ml) (Bq /L) (Bq /L)
Pantau (mg/L) H2S(mg/L)
/thn) (mg/L)
-1 -2 -3 -34 -35 -36 -37 -38 -39 -40 -41 -42
Sebelah barat
1. ULPLTD - 0.78 <0.002 21.4 - - 0 0 - -
Telaga
Sebelah
Selatan
2. - 0.60 0.002 21.31 - - 0 0 - -
ULPLTD
Telaga
Sebelha Timur
3. ULPLTD - 1.01 1.23 14.7 - - 0 0 - -
Telaga
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo (di olah).
Sambungan
Waktu
Nama Amonia Sianida Sulfida Minyak Pestisi
sampling DO BOD5 COD NO2-N NO3-N PO4-P Klor Fenol PCB
No Lokasi/ total (CN-) (H2S) Bumi da
(tgl/bln/th (mg/ (mg/l (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l)
Titik (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l
n) l) )
Pantau
-1 -2 -3 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 -24 -25 -26 -27 -28 -29 -30
Tangg 25 - 26
1. 6,8 2,73 - - - 0.005 - <0.005 <0.0022 <0.0016 - <0.0002 <0.005 -
a Agustus
2000
123.0
25 - 26
2. T 6058 - - - - 0.004 - <0.005 <0.0022 <0.0064 - <0.0002 <0.005 -
Agustus
PI 3o
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Gorontalo.
1 Kota Gorontalo 180 71 111 147 48 152 366 258 159 49 135 80
Keterangan : -
Sumber: BPS Kota Gorontalo (Kota Gorontalo dalam angka 2020).
Tabel – 25. Data Jumlah Rumah Tangga dan sumber air minum.
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
Kabupaten/Kota/ Mata Ledeng
No Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya
Kecamatan Air / PDAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sungai
4 3,121 - - - - -
Tapodu
Keterangan : -
Sumber: Dinas PU dan Penataan Ruang Kota Gorontalo.
Sambungan
Klo Fecal Total
rin Feno Minyak Dete colifor colifor Siani
NH3 T-P H2S
No Nama Titik NO3 be l dan rgen m m da
Lokasi (mg/ (mg/ (mg
. Sungai Pantau (mg/L)
L)
bas
L)
(µg/L Lemak (µg/L (jmlh/ (jmlh/ (mg/
(mg/ ) (µg/L) ) 1000 /L)
1000 L)
L) ml) ml)
-1 -2 -3 -4 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 -24 -25 -26 -27
Sungai Kel.Bulotadaa
a. 1 0,028 - - - - - - - - - -
1 Bulan Barat
go Tenda b. 2 0,077 - - - - - - - - - -
Sungai Kel.Wongkaditi
a. 1 0,044 - - - - - - - - - -
2 Tamal Timur
ate Kel.Bugis b. 2 0,008 - - - - - - - - - -
Kel.Botu a. 1 0,03 - - - - - - - - - -
Sunga
3
i Bone Kel.Talumolo b. 2 0,179 - - - - - - - - - -
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
Sambungan
Minyak Fecal Total
Klorin T-P
NO2 NO3 NH3 Fenol dan Detergen coliform coliform Sianida H2S
No Nama Lokasi Bebas (mg/
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (ug/L) Lemak (ug/L) (jmlh / 100 (jmlh / (mg/L) (mg/L)
(mg/L) L)
(ug/L) ml) 100 ml)
-1 -2 -3 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 -24 -25 -26 -27 -28
1. Titik 1 - 0,003 0,4684 - 0,02 - 1 500 50 1,8 7,8 - -
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Gorontalo.
Tabel -31 Jumlah RumahTangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar.
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
Tabel - 32. Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan.
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
TOTAL TK SD SMP SMA
No Kecamatan
JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P
Kec. Kota
1 5001 3440 1561 685 334 337 2187 1166 1021 2129 1927 202
Selatan
Kec. Kota
2 3461 2369 1092 862 478 384 1414 1291 123 1185 600 585
Tengah
3 Kec. Sipatana 3529 1916 1613 852 475 377 2379 1284 1095 298 157 141
4 Kec.Kota Barat 3890 2013 1877 870 483 387 1865 961 904 1155 569 586
5 Kec. Kota Timur 3580 1861 1719 840 416 361 2226 1164 1062 514 281 233
1944 975 1069
6 Kec. Kota Utara 2411 1252 1159 730 357 373 1209 652 557 472 243 229
Kec.
7 801 423 378 447 231 216 2025 101 1015 352 191 161
Hulonthalangi
8 Kec. Dungingi 2433 1306 1127 534 294 240 1556 819 737 343 193 150
Kec. Dumbo
9 2378 1234 1144 632 319 313 1488 793 695 258 122 136
Raya
Total 27484 15814 11670 6452 3387 2988 16349 8231 7209 6706 4283 2423 1944 975 1069
Keterangan: -
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Gorontalo dan Dinas Lingkungan Hidup diolah.
-1 -2 -3 -4 -5
1. DUMBO RAYA 12748
2. DUNGINGI 12079
3. HULONTHALA 10645
NGI
5. KOTA 9729
SELATAN
6. KOTA 10643
TENGAH
9. SIPATANA 10577
Keterangan : -
Sumber: Dinas Sosial Kota Gorontalo.
1 2 3 4 5 6 7 8
a.Bergerak - - - - - -
141
b. TidakBergerak - - ton/hari - - -
Keterangan: -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
Titik Koordinat
Total Khlorine
Fluor Sulphat
Lama SO₂ NO₂ O₃ PM10 PM2,5 TSP Pb Dustfall Fluorides dan
CO(µg/ HC (µg/ Index Index
Lokasi Pengu (µg/ (µg/ (µg/ (µg/ (µg/ (µg/ (µg/ (µg Sebagai F Khlorine
Nm³) Nm³) (µg/ (µg/
kuran Nm³) Nm³) Nm³) Nm³) Nm³) Nm³) Nm³) /Nm³) (µg/ Dioksida
Nm³) Nm³)
Latit Longit Nm3) (µg/Nm3)
ude ude
Taman
Kota
(Selter
9 0 35 0 1 4 9 - - - - - - -
AQMS)
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
Industri
1. - - - - - - - - - - - - - -
Kecil
Industri
2.
Sedang
- - - - - - - - - - - - -
Industri
3. - - - - - - - - - - - - - -
Besar
Rumah
B - - - - - - - - - - - - - -
Tangga :
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo (di olah).
Tabel-39. Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jenis Bahan Bakar yang digunakan.
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
Jumlah (Unit)
No Jenis Kendaraan Bermotor
Jumlah Bensin Solar Gas
-1 -2 -3 -4 -5 -6
1 Sepeda Motor - - - -
5 Kendaraan Khusus 45 √ -
Keterangan : -
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Gorontalo.
Keterangan : -
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Gorontalo.
Tabel– 4
1 . Dokumen Izin Lingkungan di Kota Gorontalo. Kota :
Gorontalo.
Tahun : 2021.
JenisDokumen
Ukl-
No Amdal Upl SPPL Kegiatan Pemerkarsa
1 2 3 4 5 6
AUTHORIZED ISUZU DEALER
1 √ (PT.BORNEO AUTO CEMERLANG) Ir. HARJANTO TEGUH RAHAJU
BONEVA RESIDENCE
2 √ (PT. GRIYA CENTURY PERSADA) TJENNY ASIKU
BONEVA RESIDENCE II
3 √ (PT. GRIYA CENTURY PERSADA) TJENNY ASIKU
4 √ PT. INTAN PARIWARA CHRIS HARIJANTO
5 √ CV. WEITA AMRAN PAKAYA
6 √ KOST FIDELIA LIS RASYID
7 √ CV. FARHAN ROSNIWATI PODUNGGE, SE
8 √ ATAP TOEA NIZWAR MIRZA RIVAI
9 √ BAROKAH SERVICE RAHIM ABDJUL
10 √ CV. MUFIDAH WAHYUNI IYABU
11 √ KOST NAMASTE JOKY
PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR
12 √ MINUM (SPAM) Dr. Eng. RIFADLI BAHSUAN, ST., MT.
PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN
13 √ AIR MINUM (SPAM) Dr. Eng. RIFADLI BAHSUAN, ST., MT.
14 √ CV. DODOK HALUS BUDIONO
15 √ TOKO MARGA JAYA SUSANTY JOELIANTO
16 √ TOKO M TRI MASRI TILAMEO
17 √ KOST NYAMAN MV. WICKU MAHADYANTI, Ama., Ak
18 √ CV. CAHAYA MANDIRI CEMERLANG INDRA GUNAWAN BIYA
19 √ RM. MAWAR SHARRON DEBBY WANSAGA
20 √ KLINIK UTAMA SEHAT BAROKAH Ir. Hj. SRI FATMINI BOKINGS
MUNAFRI SYAMSUDDIN
GUDANG KOMERSIL DI KOMPLEKS (PINCAB PERUM BULOG CABANG
21 √ BULOG GORONTALO)
YAYASAN EL-MADINAH WAHDAH
22 √ ISLAMIYAH GORONTALO SUPANDRI Y. THOIBA
KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC)
23 √ PT. FAST FOOD INDONESIA, Tbk. CAROLINA LIANDO
24 √ TOKO CAHAYA TANI ISMAIL TAHIR
25 √ UD. LOAK JAYA Hi. SUYITNO SADIMAN
26 √ KLINIK PRATAMA AZIZAH MUHAMMAD ADCHAR, M.SH. MH
27 √ PT. HENNA GALA LEATO HENDRI, SE
28 √ KOS THE DOCTOR'S GUESTHOUSE dr. NANING SULEMAN, Sp.M
29 √ PT. SINAR GALESONG MOBILINDO RIZAL TANDIAWAN (Direktur)
Tabel - 43. Pengawasan Izin Lingkungan AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
(SPPL).
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
Waktu
No Nama Perusahaan/Pemprakarsa Hasil Pengawasan
(tgl/bln/thn)
Terdapat 4 rumah kemasuk air pada saat terjadi hujan pada selasa
12 Sudirman Recidance April 2020 7 april 2020
Pembangunan saluran perumahan “Sudirman Residence ”belum
selesai dan belum terkoneksi kesaluran kota
13 MCD Gorontalo Mei 2020 Pengeolaan Air Limbah Sistem Aerob dan Anaerob
Memiliki Flowmeter.
23 Daya Motor Oktober 2020 Setiap 2 Bulan menghasilkan 2 drum serta dilakukan pengambilan
oleh PT.Anugrah Mandiri Jaya Depo Gorontalo.
Memiliki SPPL
25 TokoCahayaFajar Motor Oktober 2020 Olie Bekas ditampung dalam Drum
Masih terdapat ceceran olie disekitar wadah (drum)
Wadah (drum) olie bekas terkena langsung dari air Hujan
Olie Bekas di tamping dalam drum
26 Depot Agus Salim Oktober 2020 Drum olie bekas terkena langsung dariSinar Matahari dan air hujan.
Olie Bekas di ambil oleh penampung yang berizin.
Kegiatan/Usaha memiliki dokumen Lingkungan ( UKL-UPL)
Tidak melaporkan kegiatan pengelolaan dan pemantauan per enam
27 PT.Togo Jaya Oktober 2020 bulan.
Kegiatan operasional usaha melaukan pemeriksaan sumur pantau.
Tidak ada ceceran minyak di lokasi kegiatan.
Belumadaizin PPLH ( Izinpembuangan air Limbah dan izin TPS
28 Hotel Grand Q November 2020 Limbah b3
Belummelakukanpelaporan UKL-UPL
SistemIpalPenyaringanFisikapenambahanbakteri
Terdapat pipa bekas yang sudah tidak digunakan
Terdapat 1 Pipa pembungan dari STP,1 dari saluran hotel? airHujan,
1 Pipa cadanganpembunagan air Limbah
Belum terdapat flow meter.
29 PT.Nenggapratama Prima Nusantara November 2020 Memiliki bak penampungan air limbah
(HINO) Tidak memiliki perlakuan, hanya melakukan penapisan.
30 RSIA SittiKhadidjah November 2020 Belum ada symbol dan label pada TPS LB3
Pencatatan/Neraca LB3 tidak ada
31 Lab.KlinikProdia November 2020 Memiliki TPS LB3 dan Izin TPS LB3
LB3 diserahkankepengumpulyang berizin1
Tabel-44. Kebencanaan.
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
Jumlah Jumlah Korban
Perkiraan
No Kecamatan Lokasi Jenis Bencana Areal
Mengungsi Meninggal Kerugian (Rp.)
Terdampak
-1 -2 -4 -5 -6 -7 -8 -9
Kelurahan
1. Kota Timur Padebuolo & Banjir - 600 - -
Kelurahan Ipilo
Kampung
2. Dumbo Raya Banjir - 997 - -
Bugis
Keterangan : -
Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo.
Tabel- 45. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk.
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
Luas Jumlah Pertumbuhan Kepadatan
No. Kecamatan (km²) Penduduk Penduduk (%) Penduduk (%)
-1 -2 -3 -4 -5 -6
1. Kota Barat 20,08 24.442 1,217
2. Kota Selatan 2,81 20.639 7,344
3. Kota utara 8,02 20.497 2,555
4. Dungingi 4,67 26.227 5,616
5. Kota Timur 5,32 26.897 5,556
6. Kota Tengah 4,81 27.318 5,679
7. Sipatana 5,05 19.681 3,897
8. Dumbo Raya 14,04 19.174 1,366
9. Hulonthalangi 14,23 16.853 1,184
Kota
Gorontalo 79,03 201.728 2,553
Keterangan : -
Sumber: Dinas Kependudukan dan catatan Sipil Kota Gorontalo.
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
-1 -2 -3 -4
Keterangan: -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
-1 -2 -3 -5 -4
Jl.Pangeran Hidayat
2. LSM Macan Asia - - Kel.Wongkaditi Barat Kec.Kota
Utara Kota Gorontalo
Jl.Cendrawasih No.14
Forum Komunikasi Putra dan Putri
3. - - Kel.Heledulaa Selatan Kec.Kota
Purnawiran dan Putra Putri TNI Polri
Timur Kota Gorontalo.
Jl.Gelatik RT 02/RW 01
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
4. - - Kel.Heledulaa Utara Kec.Kota
Indonesia Daerah Gorontalo Timur Kota Gorontalo.
Jl.Perum Lestari Blok A/No 2
5. Wahdah Islamiyah - - Kel.Wumialo Kec.Kota Tengah
Kota Gorontalo.
Jl.Katamso Kel.Donggala
6. Laskar Merah Putih - -
Kec.Hulonthalangi Kota Gorontalo.
Jl.Brigjen Piola Isa Kel.Wongkaditi
7. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia - - Barat Kec.Kota Utara
Kota Gorontalo.
Jl.Prof Aloei Saboe No 110
Kelompok Wirausaha Pemuda “RAY”
8. - - Kel.Wongkaditi Timur
Kota Gorontalo
Kec.Kota Utara Kota Gorntalo.
Jl.Raja Eyato KM2 Kel.Molosifat W
9. Asosiasi Pedagang Obat Gorontalo - -
Kec.Kota Barat Kota Gorontalo.
Jl.Sawit Kel.Tuladenggi
32. Tim Reaksi Cepat (TRC) Perlindungnan - -
Kec.Dungingi Kota
Perempuan dan Anak Indonesia.
Gorontalo.
Jl.Sultan Botutihe,Kel.Tamalate
Maskar Daerah Laskar Merah Putih
Kec.Kota Tengah Kota
Indonesia.
33. - - Gorontalo.
Jl.Sultan Botutihe (eks irian) N0
16 Kel.Liluwo Kec.Kota Tengah
34. Yayasan Al Ishlah Gorontalo - - Kota Gorontalo.
Jl.Taman Hiburan 1 No 04
35. LSM Solidaritas Organisasi dan Relawan - -
Gorontalo.
Gorontalo (Sorga)
Jl.Sulawesi Kec.Kota Tengah
36. AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan - -
Kota Gorontalo.
Indonesia)
Jl.Nani Wartabone Eks Pankaitan
BAPERA (Barisan Pemuda Nusantara) Kota
Kel.Limba U1 Kec.Kota
Gorontalo
37. - - Selatan Kota Gorontalo.
Jl.HB Yassin Kel.Limba U2
Kec.Kota Selatan Kota
38. PROJO - - Gorontalo.
Jl.Budi Utomo RT 001 RW 004
Gerakan Pemuda Untuk Rakyat (GAPURA)
Kel.Limbah U1 Kec.Kota
39. - - Selatan Kota Gorontalo.
Keterangan : -
Sumber : Badan Kesbangpol Kota Gorontalo.
Tabel -52 . Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut Tingkat Pendidikan.
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
No. Tingkat Laki -laki Perempuan Jumlah
Pendidikan
-1 -2 -3 -4 -5
1. Doktor (S3) 1 1
2. Master (S2) 3 3 6
3. Sarjana (S1) 14 9 23
4. Diploma
(D3/D4)
5. SLTA 7 6 13
Jumlah 25 18 43
Keterangan : -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
Keterangan : -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
Waktu
Instansi Kelompok
No Nama Kegiatan Pelaksanaan
Penyelenggara Sasaran
(bulan/tahun)
-1 -2 -3 -4 -5
PENGAWASAN PENGELOLAAN DINAS LINGKUNGAN
1 PELAKU USAHA Setiap Triwulan
LIMBAH HIDUP
PENGAWASAN PENGELOLAAN DINAS LINGKUNGAN
2 PUSKESMAS Setiap 6 Bulan
LIMBAH HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
3 KEGIATAN PENANAMAN 5 JALAN -
HIDUP
KEGIATAN PENGAWASAN DAN DINAS LINGKUNGAN SETIAP BULAN
4 5 TAMAN
PENGHIJAUAN TAMAN HIDUP BERKELILING
DINAS LINGKUNGAN
5 PEMBINAAN BANK SAMPAH - -
HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
6 PENGUJIAN AIR SUNGAI - SETIAP 6 BULAN
HIDUP
SOSIALISASI PENGELOLAAN
- PKK
SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT
7 - DINAS LINGKUNGAN - -
MELALUI KEGIATAN PEMILAHAN
SAMPAH HIDUP
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
Tabel -58. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Gorontalo .
Kota : Gorontalo.
Tahun Data : 2021.
Jenis Produk Jenis Produk
Hukum Bidang Hukum
No. Nomor dan Tanggal Tentang Dokumen
Lingkungan Bidang
Hidup Kehutanan
-1 -2 -3 -4 -5 -6
Perarutan Nomor 8, Tahun
1. Izin Lingkungan
daerah 2016
Perarutan Nomor 9, Tahun
2. Pengelolaan air limbah
daerah 2016
Perarutan Nomor 12, Tahun
3. Pengelolaan sampah
daerah 2017
Perarutan Nomor 5, Tahun
4. Retribusi Jasa Umum
daerah 2020
Kebijakan dan Startergis Kota
Perarutan Nomor 21, Tahun Gorontalo Dalam
5.
Walikota 2018 Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Samapah Sejenis
Penetapan Tenaga Pengelola
Perarutan Taman dan Tenaga
6. 10/14/I/2020
Walikoa PenebanganPohonDikota
Gorontalo Tahun 2020
Keputusan Penetapan perkerja/Penga-
Kepala Dinas manan Taman/Pengawas
7. 01.a/1 januari 2020
Lingkungan /PetugasKebersihan
Hidup Taman/Tenaga
Pemeliharaan,Penataan
dan Pemangkasan
Taman di Kota
Gorontalo tahun 2020
Keterangan : -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
Tabel 59. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kota : Gorontalo.
Tahun : 2021.
Jumlah Anggaran Jumlah Anggaran
Sumber
No Peruntukan Anggaran Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan
Anggaran
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 APBD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.477.600.938 892.838.962
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
2 APBD 459.500.000 111.685.000
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
3 APBD - -
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan Sistem
4 APBD - 48.990.353,73
Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
5 APBD Program Pemulihan Lingkungan Hidup. - 1.113.669.055
Program Peningkatan Kapasitas Lingkungan
6 APBD - 216.368.907
Hidup.
Program Pengelolaan dan Pengembang
7 APBD - 1.480.126.450
Sistem air limbah Domestik
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
8 APBD 11.559.124.161 10.147.962.986
Persampahan
Peningkatan Oprasi pemilaharaan sarana
9 DAK dan prasana persampahan penyediaan alat - 487.201.008
angkut sampah
-1 -2 -3
1 Pajak 79.066.000.000
2 Retribusi 37.293.650.000
3 Laba BUMD
4 Pendapatan lainnya yang Sah 121.728.255.850
Total
Keterangan : -
Sumber : Badan Keuangan Kota Gorontalo.
Keterangan : -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
JABATAN
NO. NAMA JABATAN INSTANSI DALAM
TIM
Dinas
Lingkungan Penanggung
1. Dr. Ir.Andris Amir, ST.,MT Kepala Dinas
Hidup Kota Jawab
Gorontalo
Kepala Bidang Dinas
Pengkajian dan Lingkungan
2. Adrianto Abdullah, SE Ketua
Penaatan Hidup Kota
Lingkungan Gorontalo
Kepala Seksi Dinas
Sistem Lingkungan
3. Deysi Sutiana Bau, S.Mn Sekretaris
Informasi Hidup Kota
Lingkungan Gorontalo
Dinas
Kesehatan
4. DR.Muhammad Kasim, Kepala Dinas Anggota
Kota
S.Si.Apt, M.Sc
Gorontalo
BPBD
5. Drs. Iskandar S. Moerad, MH Kepala Badan Kota Anggota
Gorontalo
Dinas
Pertanian
6. Ir. Abubakar Luwiti Kepala Dinas Anggota
Kota
Gorontalo
BAPPEDA
7. Hj. Meidy N. Silangen, S.Pi, Kepala Badan Kota Anggota
M.Si Gorontalo
Dinas PUPR
8. Dr.Ir.Eng. Rifadli Bahsuan, ST., Kepala Dinas Kota Anggota
MT. Gorontalo
PROFIL TIM PENYUSUN
DOKUMEN INFORMASI KINERJA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
(DIKPLHD) KOTA GORONTALO TAHUN 2021
JABATAN
NO. NAMA JABATAN INSTANSI
DALAM TIM
Dinas
Lingkungan
9. Marwan Saleh, SSTP. MSi Sekretaris Anggota
Hidup Kota
Gorontalo
Kepala Seksi
Dinas
Pengendalian
Lingkungan
10. Diah Noorsanti Moo, ST, Dampak Anggota
Hidup Kota
MSi Lingkungan
Gorontalo
Kota Gorontalo
Kepala Seksi
Dinas
Pengendalian
Lingkungan
11. Ayucandra Triwigati, SE Pencemaran Anggota
Hidup Kota
Lingkungan
Gorontalo
Kota Gorontalo
Kepala Bidang
Pengendalian DLHK Provinsi
12. Abdul Alim Katili, ST Anggota
SDA dan Gorontalo
Ekosistem
Staf Seksi Dinas
Pengendalian Lingkungan
13. Sujadi Bau, SM Anggota
Dampak Hidup Kota
Lingkungan Gorontalo
Staf Seksi Dinas
Pengendalian Lingkungan
14. Muhazir Djibran, SM Anggota
Pencemaran Hidup Kota
Lingkungan Gorontalo
Staf Seksi Dinas
Pengendalian Lingkungan
15. Sri Nurhayati Butolo Anggota
Pencemaran Hidup Kota
Lingkungan Gorontalo
PROFIL TIM PENYUSUN
DOKUMEN INFORMASI KINERJA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
(DIKPLHD) KOTA GORONTALO TAHUN 2020
JABATAN
NO. NAMA JABATAN INSTANSI
DALAM TIM
Direktur Universitas
16. Funco Tanipu, ST., MA Pusat Inovasi Negeri Anggota
UNG Gorontalo
Lembaga
Direktur
17. Nur'ain Lapolo Swadaya Anggota
Japesda
Masyarakat
Universitas
Dosen
18. Sri Sutarni Arifin, S.Hut, MSI Negeri Anggota
Arsitek
Gorontalo
Lembaga
19. Debby Harriyanti Mano Ketua Biota Swadaya Anggota
Masyarakat
Forum
20. Rosyid A. Azhar Ketua FKH Komunitas Anggota
Hijau
Staf Seksi Dinas
Pengendalian Lingkungan
21. Kevin Yulian Koraag, SH Anggota
Dampak Hidup Kota
Lingkungan Gorontalo
Staf Seksi Dinas
Pengendalian Lingkungan
22. Rahmawaty Dukalang, S.KM Anggota
Pencemaran Hidup Kota
Lingkungan Gorontalo
Staf Seksi Dinas
Sistem Lingkungan
23. Silvonny, SH Anggota
Informasi Hidup Kota
Lingkungan Gorontalo
Staf Seksi Dinas
Sistem Lingkungan
24. Arnomo Friyadi Idris Anggota
Informasi Hidup Kota
Lingkungan Gorontalo
LAMPIRAN C
Regulasi
WALIKOTA GORONTALO
PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO
NOMOR 16 TAHUN 2011
TENTANG
WALIKOTA GORONTALO,
dan
WALIKOTA GORONTALO
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Gorontalo.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah.
3. Kepala Daerah adalah Walikota Gorontalo.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah.
5. Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Gorontalo dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.
6. Peraturan Kepala Daerah adalah Peraturan Walikota Gorontalo.
7. Sekretaris adalah Sekretaris Daerah Kota Gorontalo.
8. Pejabat adalah Pejabat yang diberi tugas tertentu sesuai Ketentuan Perundang-Undangan
yang berlaku.
9. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara (BUMN) atau badan
usaha milik daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya, termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
-5-
10. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
11. Badan Lingkungan Hidup adalah Badan Lingkungan Hidup Kota Gorontalo.
12. Tempat Penampungan Sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat
penampungan sampah yang berasal dari lingkungan di Desa/Kelurahan sebelum diangkat
ke TPA.
13. Tempat Pembuangan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah tenpat untuk
Menampung, Mengelolah dan Memusnahkan Sampah.
14. Sampah adalah limbah yang berbentuk padat atau setengah padat yang berasal dari
kegiatan orang pribadi atau badan yang terdiri dari bahan organik, Logam dan Non Logam
yang dapat terbakar tetapi tidak termasuk buangan Biologis/Kotoran Manusia dan Sampah
Berbahaya.
15. Retribusi Jasa Umum adalah Retribusi atau jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati
oleh orang pribadi atau badan.
16. Retribusi Kebersihan Kota yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pembayaran atas jasa
Pembersihan Kota yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Kota untuk
kepentingan orang dan seluruh masyarakat.
17. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-
undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut
atau pemotong retribusi tertentu.
18. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib
Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang
bersangkutan.
19. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah bukti
pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir
atau telah dilakukan dengan cara lain ke Kas Daerah melalui tempat pembayaran yang
ditunjuk oleh Kepala Daerah.
20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah
surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang
terutang.
-6-
21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB,
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi
karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya
tidak terutang.
22. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk
melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau
denda.
23. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan
subjek retribusi, penentuan besarnya retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan
retribusi kepada Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.
24. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, dan / atau
bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi
daerah.
25. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
BAB II
Pasal 3
(2) Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan
kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial dan tempat umum lainnya.
Pasal 4
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan kebersihan.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
(1) Tingkat Penggunaan Jasa diukur berdasarkan jenis dan atau volume sampah yang
dihasilkan.
(2) Jenis Sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sampah organik, non organik
dan sampah B3.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA TARIF
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada
tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya pelayanan kebersihan dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan;
(2) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain biaya pengumpulan,
pengangkutan dan pengolahan sampah dan atau pemusnahan sampah.
-8–
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
(2) Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah sebagai
berikut :
a. bangunan rumah : Rp. 5.000/bulan
b. bangunan kantor :
c. bangunan asrama :
e. bangunan perdagangan :
f. bangunan/sarana kesehatan :
g. penginapan/hotel :
Pasal 9
(1) Tarif retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10
Retribusi dipungut diwilayah daerah tempat pelayanan Persampahan/kebersihan diberikan.
BAB VIII
MASA RETRIBUSI
Pasal 11
BAB IX
RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 12
Retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB X
SURAT PENDAFTARAN
Pasal 13
(2) SPTRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan benar dan lengkap serta
ditanda tangani oleh wajib retribusi atau kuasanya.
(3) Bentuk, isi, serta tata cara pengisian dan penyampaian SPtRD ditetapkan oleh Kepala
Daerah.
- 13 -
BAB XI
PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 14
(1) Berdasarkan SPtRD sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) Retribusi terutang
ditetapkan dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lainnya yang dipersamakan.
(2) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
BAB XII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 15
(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Setiap Wajib Retribusi yang telah memperoleh pelayanan pasar wajib membayar retribusi
yang telah ditetapkan.
(3) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB XIII
PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN,
ANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 16
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dimuka untuk satu kali masa
retribusi pembayaran.
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkan
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran Retribusi ditetapkan dengan
Peraturan Walikota.
Pasal 17
(1) Pembayaran Retribusi Pelayanan Pasar dilakukan oleh Wajib Retribusi kepada Pembantu
Bendahara Penerima pada Instansi Teknis atau unit kerja yang ditunjuk sebagai pemungut
dan pengelola Retribusi.
(2) Angsuran dan Penundaan pembayaran diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
- 14 -
Pasal 18
(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan kepada kepala Daerah untuk mengangsur
atau menunda pembayaran retribusi.
(2) Kepala Daerah atas permhonan wajib retribusi dapat memberikan persetujuan untuk
mengangsur atau menunda pembayaran retribusi setelah memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
(3) Tata cara untuk mengangsur atau menunda pembayaran retribusi diatur dengan Peraturan
Walikota.
BAB XIV
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 19
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administrasif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari
retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan
STRD.
BAB XV
PENAGIHAN RETRIBUSI YANG TERUTANG
Pasal 20
(1) Penagihan retribusi terutang menggunakan STRD dan didahului dengan Surat Teguran.
(2) Pengeluaran Surat Teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi
dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.
(3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat teguran disampaikan wajib
retribusi harus melunasi retribusi terutang.
(4) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau
pejabat lain yang ditunjuk.
BAB XVI
KEBERATAN
Pasal 21
(1) Wajib retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau
pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
- 15 -
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan
yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal
SKRD diterbitkan, kecuali jika wajib retribusi tertentu dapat menunjukan bahwa jangka
waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.
(4) Keberatan diluar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu
keadaan yang terjadi diluar kehendak atau kekuasaan Wajib retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan
penagihan retribusi.
Pasal 22
(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan
menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian
hukum bagi wajib retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh
Kepala Daerah.
(3) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau
sebahagian, menolak, atau menambah besarnya retribusi yang terutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan
Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan.
Pasal 23
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran
retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan
untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan
pelunasansampai dengan diterbitkannya SKRDLB.
- 16 -
BAB XVII
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 24
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan
pengembalian kepada Kepala Daerah.
(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Kepala
Daerah tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran
retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling
lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran
retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi
terlebih dahulu utang retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya
SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua)
bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas
keterlambatan pengembalian pembayaran kelebihan pembayaran retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
BAB XVIII
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 25
(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi, antara lain dapat diberikan dengan
cara mengangsur.
- 17 –
(3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain diberikan kepada
wajib retribusi yang ditimpa bencana alam dan kerusuhan.
(4) Tata cara pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Kepala
Daerah.
BAB XIX
KADALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 26
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kadaluwarsa setelah melampaui
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali jika wajib retribusi
melakukan tindak pidana dibidang retribusi.
(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh
jika :
b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak
langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, kadaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran
tersebut.
(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
adalah wajib retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang
retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan
pembayaran dan permohonan keberatan oleh wajib retribusi.
Pasal 27
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan
sudah kadaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Walikota menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Reribusi yang sudah kadaluwarsa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kadaluwarsa diatur dengan Peraturan
Walikota.
- 18 -
BAB XX
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 28
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberikan insentif atas dasar
pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur
sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB XXI
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 29
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang
khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi
Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil
tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan
tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana
Retribusi Daerah;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan
dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di
bidang Retribusi Daerah;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang Retribusi Daerah;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana
di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat
Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XXII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 30
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan
daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling
banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan Negara.
BAB XXIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2000 tentang
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan (Lembaran Daerah Kota Gorontalo Tahun 2000
Nomor 10 Seri B) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
- 20 -
Pasal 32
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Gorontalo.
Ditetapkan di Gorontalo
pada tanggal 7 Maret 2011
WALIKOTA GORONTALO,
ADHAN DAMBEA
Diundangkan di Gorontalo
pada tanggal 7 Maret 2011
Plh. SEKRETARIS DAERAH KOTA GORONTALO,
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO
NOMOR 16 TAHUN 2011
TENTANG
I. PENJELASAN UMUM
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
-2-
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
-3-
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29
Cukup Jelas
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Cukup Jelas
Pasal 32
Cukup Jelas