i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.............................................................. 1
B. TUJUAN PENYUSUNAN PROFIL....................................... 1
C. SISTEMATIKA PENULISAN................................................. 2
BAB II : GAMBARAN UMUM
A. GEOGRAFIS........................................................................ 3
B. DEMOGRAFI........................................................................ 4
C. SUMBER DAYA MANUSIA…………………………………. . . 4
D. KEADAAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI..................... 5
E. FASILITAS PENDIDIKAN..................................................... 5
F. VISI, MISI, MOTTO, JANJI LAYANAN, TUJUAN DAN
TATA NILAI............................................................................ 6
G.BENTUK KEGIATAN............................................................ 7
BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. MORTALITAS....................................................................... 9
B. MORBIDITAS........................................................................ 9
C. STATUS GIZI........................................................................ 10
BAB IV : UPAYA PROGRAM POKOK PUSKESMAS
A. UPAYA KESEHATAN WAJIB ............................................... 11
B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN............................ 11
C.HASIL CAKUPAN PROGRAM.............................................. 11
BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA............................................................................... 28
B. KETENAGAAN..................................................................... 29
C. PEMBIAYAAN....................................................................... 30
BAB VI : MASALAH DAN HAMBATAN
A. MASALAH............................................................................. 32
B. HAMBATAN.......................................................................... 33
BAB VII : KESIMPULAN........................................................................... 34
BAB VIII : PENUTUP................................................................................. 35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
Pembangunan kesehatan suatu atau sebagian wilayah kecamatan. Dan
Puskesmas sebagai unit organisasi fungsional dibidang kesehatan dasar yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, membina peran serta
masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar secara menyeluruh dan terpadu. Untuk
mewujudkan pelaksanaan fungsi dan program kegiatan puskesmas, maka telah
dilengkapi dengan sistem menejemen seperti , Mini lokakarya, SP2TP, Monitoring
bulanan, laporan bulanan, laporan triwulan, laporan tahunan dan hal yang
menunjang pelaksaanannya.
Profil UPT Puskesmas Sooko adalah gambaran situasi kesehatan di UPT
Puskesmas Sooko yang diterbitkan setiap tahun sekali, Dalam Profil ini memuat
berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya
kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data
pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan,
data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data dianalisis dengan
analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Penerbitan profil UPT Puskesmas Sooko tahun 2017 ini adalah agar
diperoleh gambaran keadaan kesehatan di UPT Puskesmas Sooko khususnya
tahun 2017 dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar.
Profil UPT Puskesmas Sooko tahun 2017 diharapkan dapat memberikan data
yang akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta. Selain itu profil ini
dapat digunakan sebagai penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi
perencanaan.
1
2. Tujuan Khusus
Diperolehnya data/ informasi kesehatan di tingkat UPT Puskesmas Sooko, yang
menyangkut data-data sebagai berikut :
a. data/informasi derajat kesehatan masyarakat
b. data/informasi perilaku masyarakat di bidang kesehatan
c. data/informasi kesehatan lingkungan
d. data/informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
C. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan profil UPT Puskesmas Sooko adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan. Menyajikan latar belakang, tujuan penyusunan profil
puskesmas, dan sistematika penulisan
BAB II : Gambaran Umum. Memuat tentang gambaran umum Puskesmas
Sooko, berupa letak geografis, data demografi, Sumber Daya Manusia,
sosial budaya dan ekonomi masyarakat, Fasilitas pendidikan, Visi, Misi,
Motto, Janji Layanan, Tujuan dan Tata Nilai Puskesmas Sooko serta
bentuk kegiatan
BAB III : Situasi Derajat Kesehatan. Menyajikan tentang jumlah kematian
(Mortalitas), Kesakitan (Morbiditas), dan Status Gizi Masyarakat di
wilayah Puskesmas Sooko
BAB IV : Upaya Program Pokok Puskesmas. Menyajikan tentang upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan dan hasil
capaiannya di tahun 2017
BAB V : Situasi Sumber Daya kesehatan. Menyajikan tentang sarana,
ketenagaan maupun pembiayaan yang ada di Puskesmas Sooko tahun
2017
BAB VI : Masalah dan Hambatan. Berisi tentang segala masalah maupun
hambatan yang dihadapi oleh Puskesmas Sooko pada kurun waktu
tahun 2017
BAB VII : KESIMPULAN. Menyajikan tentang kesimpulan dari situasi kesehatan di
Puskesmas Sooko tahun 2017 serta saran guna perbaikan kedepan.
BAB VIII : PENUTUP
Lampiran – lampiran
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. GEOGRAFIS
Luas wilayah kerja Puskesmas Sooko adalah 55,33 km2 dengan batas-batas
adminsistrasi sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Pudak dan Kecamatan Pulung
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Sawoo
3. Sebelah Barat : Kecamatan Pulung
4. Sebelah Timur : Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek
Wilayah kerja UPT Puskesmas Sooko terdiri dari 6 desa yaitu :
1. Desa Sooko
2. Desa Jurug
3. Desa Klepu
4. Desa Bedoho
5. Desa Ngadirojo
6. Desa Suru
Keadaan Topografi di Wilayah Puskesmas Sooko adalah dataran tinggi. Dengan
mata pencaharian penduduknya sebagian besar adalah bertani/ bercocok tanam.
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sooko
3
B. DEMOGRAFI
Wilayah kerja Puskesmas Sooko berpenduduk 22.205 jiwa dimana 11.027 jiwa laki-
laki dan 11.178 jiwa perempuan.
JUMLAH
NO DESA LAKI-LAKI PEREMPUAN
PENDUDUK
1. Dokter umum 1
2. Dokter Gigi 0
3. Tenaga Kesehatan
1
Masyarakat
4. Bidan 10
5. Perawat 15
6. Perawat Gigi 1
7. Kesling/ Sanitarian 0
9. Tenaga Gizi 1
10. Farmasi 1
11. Tenaga Penunjang 6
4
JUMLAH 37
E. FASILITAS PENDIDIKAN
Tingkat pendidikan/ Sumber Daya Manusia sangat berpengaruh terhadap
kesehatan, baik kesehatan secara personal maupun kesehatan lingkungan. Untuk
menunjang sumber daya manusia maka diperlukan sarana pendidikan sebagai
sarana pengembangan sumber daya manusia secara formal.
Berikut adalah tabel distribusi sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Sooko.
SMA/
TK SD/ MI SLTP/ SMK/
NO DESA
MTs MAN
1. Sooko 5 4 1
2. Jurug 5 5 1
3. Klepu 3 3
4. Bedoho 2 3
5. Ngadirojo 5 4 1
6. Suru 3 4 1
JUMLAH 23 23 3 1
5
sehat. Kondisi wilayah kerja Puskesmas Sooko pada umumnya tingkat pendidikan
masih rendah sehingga menjadi tantangan bagi petugas kesehatan dalam
penyampaian informasi-informasi ataupun inovasi-inovasi kesehatan.
F. VISI, MISI, MOTTO, JANJI LAYANAN, TUJUAN, DAN TATA NILAI PUSKESMAS
SOOKO
Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas Sooko, telah ditetapkan Visi dan Misi untuk
mendukung Rencana Strategis Depkes.
1. Visi
Visi Puskesmas Sooko adalah “Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Sooko
yang Sehat”.
Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Puskesmas Sooko menetapkan Misi sebagai
berikut :
2. Motto
“MELAYANI DENGAN IKHLAS”
3. Janji Layanan
“MEMBERI LAYANAN YANG BERKUALITAS, PROFESIONALISME, ADIL, DAN
MERATA BAGI MASYARAKAT KECAMATAN SOOKO”
4. Tujuan
Mendukung tercapainya tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional yaitu dengan
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemandirian untuk hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja UPT Puskesmas Sooko agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
Indonesis Sehat.
5. Tata Nilai
Adapun Tata Nilai yaitu : “ R A J I N”
6
1. RAMAH
Bersikap dan berperilaku sopan dan santun dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat baik dalam gedung maupun luar gedung.
2. AMANAH
Dalam memberikan pelayanan insan Puskesmas Sooko selalu jujur dan
dapat dipercaya untuk menjaga kerahasiaan pasien.
3. JUJUR
Insan Puskesmas Sooko berkeinginan selalu melakukan perilaku yang
mencerminkan adanya kesesuaian antara hati, perkataan, dan perbuatan.
4. IKHLAS
Sebagai abdi Negara dalam memberikan pelayanan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Sooko bekerja tanpa mengharapkan pamrih dan
imbalan.
5. NYAMAN
Sedapat mungkin memberikan rasa nyaman saat pelayanan kepada
masyarakat.
G. BENTUK KEGIATAN
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (kuratif dan
rehabilitatif) di Puskesmas
a. Pelayanan Umum
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan KIA – KB
d. Pelayanan Imunisasi
e. Pelayanan UGD 24 jam
f. Pelayanan Rawat Inap
g. Pelayanan Laboratorium
h. Pelayanan Farmasi
i. Pelayanan Rujukan
2. Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas dan
kemampuan yang tersedia seperti:
a. Mengoptimalkan pelayanan UGD 24 Jam
b. Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada
c. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap
d. Mengoptimalkan pelayanan : secara tepat waktu, standar mutu, efisien dan
dengan keramah tamahan
7
e. Mengoptimalkan pelayanan rujukan terutama rujukan horisontal (antar lini
pelayanan di puskesmas) dalam rangka mendorong optimaliasi pelayanan
dengan tetap mengoptimalkan pelayanan rujukan vertikal
f. Mengoptimalkan koordinasi pada semua lini pelayanan puskesmas
g. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif
h. Mengoptimalkan petugas jaga layanan klinik sehat meliputi :
1) Konsultasi dan konseling gizi
2) Konseling TB, Kusta, HIV/ AIDS, dan Jiwa
i. Mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan , secara aktif
maupun pasif
j. Membangun komunikasi dengan aparat dan lembaga tingkat desa dalam
rangka memperoleh dukungan untuk implementasi program kesehatan di
tingkat desa
k. Membangun dan meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan puskesmas
pada masyarakat melalui tokoh masyarakat
l. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
m. Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai jaringan
program dan layanan kesehatan pada masyarakat
n. Mengoptimalkan pembinaan petugas puskesmas ke posyandu
o. Mengoptimalkan peran petugas penanggunjawab wilayah desa
p. Mengoptimalkan kerja sama lintas program dalam memberdayakan
masyarakat
q. Mengoptimalkan jaringan komunikasi dan koordinasi serta pelayanan
kesehatan pada institusi pendidikan
8
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Mortalitas
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian
kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lain.
Berikut data mortalitas di wilayah UPT Puskesmas Sooko tahun 2017 :
1. AKB
Kematian bayi di wilayah UPT Puskesmas Sooko adalah 0,32 % atau 1 bayi dari
314 persalinan.
2. AKABA
Tahun 2017 tidak terjadi kematian pada anak usia balita.
3. AKI
Kematian ibu di wilayah UPT Puskesmas Sooko adalah 2 jiwa.
B. Morbiditas
Disamping angka kematian, derajat kesehatan juga bisa dilihat dari angka kesakitan
dalam satu wilayah tertentu. Angka kesakitan yang dituangkan dalam profil
kesehatan ini didapat dari pengumpulan data dari ponkesdes / polindes/ pustu juga
dari hasil kunjungan rawat jalan di UPT Puskesmas Sooko.
1. Penyakit Menular
a. Penyakit menular yang disajikan diantaranya adalah TB Paru, HIV/ AIDS, dan
Kusta
1) Penyakit TB Paru masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat.
Berbagai upaya pemerintah dilakukan untuk pengendalian penyakit ini
yaitu dengan menemukan, mengobati dan menyembuhkan penderita TB
paru dengan stategi DOTS ( Directly Observed Treatmen Shortcourse )
tahun 2017 penderita TB paru di wilayah UPT Puskesmas Sooko
sebanyak 4 kasus.
2) HIV / AIDS
Penemuan Kasus HIV positif di wilayah UPT Puskesmas Sooko dilakukan
antara lain lewat skreening pada ibu hamil ( ANC terpadu ) maupun
terhadap semua pasien dengan TBC. Sedangkan untuk mengatasi stigma
yang ada di masyarakat dilakukan penyuluhan. Tahun 2017 tidak
ditemukan kasus HIV/AIDS baru di wilayah Puskesmas Sooko.
9
3) Kusta
Tahun 2017 ditemukan 1 kasus Kusta di wilayah UPT Puskesmas Sooko.
b. Penyakit Menular yang Dapat dicegah dengan Imunisasi ( PD3I )
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi. Pada profil ini akan dibahas penyakit
tetanus neonatorum, campak, polio dan difteri
1) Tetanus Neonatorum
Dengan adanya program TT WUS dan Bias mulai tahun 2008 sampai
sekarang di wilayah UPT Puskesmas Sooko tidak ditemukan Kasus
Tetanus Neonatorum.
2) Campak
Tidak terjadi kasus campak di wilayah UPT Puskesmas Sooko.
3) Difteri
Tidak terjadi kasus Difteri di wilayah UPT Puskesmas Sooko.
4) Polio
Tidak terjadi Kasus Polio di wilayah UPT Puskesmas Sooko.
C. STATUS GIZI
Jumlah Baduta ditimbang adalah 499 dari 649 baduta yang ada, prosentase D/S
adalah 76,9%. Terdapat 1 baduta mengalami BGM dengan prosentase 0,2%.
Sedangkan jumlah balita ditimbang adalah 960 dari 1255 balita yang ada,
prosentase D/S adalah 76,5%. Terdapat 6 balita mengalami BGM dengan
prosentase 0,63%. Dan terdapat 3 balita gizi buruk yang mendapat perawatan.
10
BAB IV
UPAYA PROGRAM POKOK PUSKESMAS
11
Gambar 4.1
Grafik capaian program KIA di UPT Puskesmas Sooko tahun 2017
2. Hasil Cakupan KB
Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga dapat pula meningkatkan kesejahteraan
anggota keluarganya. Ruang lingkup kegiatan meliputi :
a. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat
(pada saat kunjungan rumah, Posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK,
dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling
untuk PUS.
b. Penyediaan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan
pengobatan efek samping KB.
12
Jumlah PUS tahun 2017 sebanyak 3.775. Peserta KB baru 212 akseptor, paling
banyak adalah suntikan 153 akseptor (72,2%), Implant 20 akseptor (9,4%), Pil 19
akseptor (9,0%), IUD 17 akseptor (8,0%), dan Kondom 3 akseptor
(1,4%). Jumlah peserta KB aktif 2.851 akseptor, yang terdiri dari MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) sebanyak 1.388 akseptor (48,7%) dan Non-MKJP
sebanyak 1.463 akseptor (51,3%).
Gambar 4.2
Grafik capaian KB Baru di UPT Puskesmas Sooko tahun 2017
Gambar 4.3
Grafik capaian KB Aktif di UPT Puskesmas Sooko tahun 2017
13
Gambar 4.4
Grafik capaian program KB di UPT Puskesmas Sooko tahun 2017
14
b. Penyakit Menular langsung ( Direct Communicable Disease )
1) Diare
Penyakit diare adalah penyakit yang disebabkan antara lain vibrio,
“E.Choli”, klostridia dan intoksikasi/ keracunan makanan. Merupakan
penyakit yang mudah menular dan sering menimbulkan wabah penyakit
terutama pada awal musim penghujan. Lingkungan yang terkendali,
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sangat berpengaruh terhadap kesehatan
seseorang.
Untuk tahun 2017, kasus diare yang ditangani sebanyak 996 kasus,
yang terdiri dari 408 laki-laki dan 588 perempuan. Semuanya dapat diatasi
dengan baik tanpa menimbulkan korban jiwa
Gambar 4.5
Grafik Diare ditangani di UPT Puskesmas Sooko tahun 2017
2) Kusta ( Lepra )
Penyakit Kusta adalah penyakit menular cronis dan disebabkan oleh
kuman kusta mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan
jaringan tubuh lainnya. Ditemukan 1 kasus penyakit kusta di wilayah kerja
UPT Puskesmas Sooko selama tahun 2017.
3) Typhoid
Penyakit Typhoid merupakan penyakit yang menyerang system
pencernaan manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air dengan
lingkungan yang tercemar. Oleh karena itu sering mewabah pada daerah
yang sulit mendapatkan air bersih untuk dikomsumsi masyarakat.
15
Berdasarkan data, bahwa jumlah penderita Tifoid di wilayah kerja
Puskesmas Sooko tahun 2017 sebanyak 164 penderita, yang terdiri dari
65 laki-laki dan 99 perempuan.
5) Tubercolusis (TB)
Penyakit Tuberkulosis disebabkan oleh kuman tuberculosis dengan
gejala khas. Pada umumnya diderita oleh masyarakat yang
berpenghasilan rendah dan menyerang kelompok usia produktif 15 tahun
keatas.
Penyakit memiliki daya tular yang tinggi dan untuk
mengetahuinya, dideteksi melalui pemeriksaan dahak di laboratorium
terhadap kuman BTA positif.
16
Indikator yang digunakan dalam Progam TB diantaranya ; Proporsi
Suspek yang diperiksa dahaknya, Angka konversi (Conversion Rate),
Angka Kesembuhan (Cure Rate) dan Angka Kesalahan Baca (Error Rate).
Fenomena yang terjadi pada penyakit TBC ini dikenal dengan
istilah IceBerg Phenomena, dimana jumlah penderita yang tidak
terlaporkan (muncul) lebih banyak dari pada yang terlaporkan, sehingga
memerlukan perhatian khusus dalam upaya penemuan kasus.
Di Puskesmas Sooko, pada tahun 2017 Angka temuan suspek
sebanyak 64 orang dan 4 orang BTA Positif (6,25%). Angka kesembuhan
(Cure Rate) 100%, angka pengobatan lengkap (Complete Rate) 57,14%,
dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) 85,7%.
17
3) Difteri
Difteri adalah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh
kuman Corynebacterium Diftheriae. Sangat mudah menular terutama
mengenai anak-anak umur 2 bulan – 5 tahun.
4) Pertusis
Adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh Bordetella
Pertusis. Nama lain penyakit ini adalah tussis quinta, whooping cough,
batuk rejan, batuk seratus hari.
5) Tetanus
Adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium Tetani
yang mengeluarkan eksotoksin. Seperti halnya penyakit Rabies, Penyakit
tetanus juga memiliki kasus yang jarang namun mempunyai CFR yang
tinggi.
6) TBC
Tuberkulosis anak masih merupakan problema yang kompleks terutama di
Negara yang sedang berkembang. Morbiditas tuberculosis anak
merupakan parameter daripada berhasil atau tidaknya
pemberantasan tuberculosis di suatu daerah.
18
dan screning status gizi lewat pengukuran lingkar lengan atas diawal
kontak dengan tenaga kesehatan.
3) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi. PMT
penyuluhan (pemberian makanan tambahan) dilakukan melalui
demonstrasi pemilihan bahan makanan yang bergizi dan cara
memasaknya.
4) Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat. Kegiatan gizi
diintegrasikan ke dalam program KIA baik di gedung Puskesmas maupun
di Posyandu.
5) Pembagian vitamin A untuk Balita 2 x setahun.
6) Pemberian tablet FE kepada ibu hamil minimal 90 tablet selam masa
kehamilan Juga pada ibu nifas dan WUS.
19
f. Indikator Status Kesehatan juga diukur berdasarkan :
1) Status Gizi
Jumlah Baduta ditimbang adalah 499 dari 649 baduta yang ada,
prosentase D/S adalah 76,9%. Terdapat 1 baduta mengalami BGM
dengan prosentase 0,2%. Sedangkan jumlah balita ditimbang adalah 960
dari 1255 balita yang ada, prosentase D/S adalah 76,5%. Terdapat 6 balita
mengalami BGM dengan prosentase 0,63%. Dan terdapat 3 balita gizi
buruk yang mendapat perawatan.
2) Anemia
Salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan adalah anemia
yang disebabkan kekurangan zat besi (Fe). Dari data KIA diperoleh
informasi bahwa tahun 2017 ada 2 kematian ibu di wilayah Puskesmas
Sooko, yaitu saat hamil dan masa nifas.
Untuk menanggulangi masalah tersebut bisa dilakukan upaya
dengan pemberian tablet Fe selama hamil sebanyak 90 tablet.
3) Bumil KEK dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Bayi yang dilahirkan dibawah 2500 gram disebut dengan BBLR.
Berbagai faktor penyebab terjadinya BBLR, namun faktor utama adalah
gizi ibu selama hamil kurang (Bumil KEK). Pada masa kehamilan ibu perlu
mendapat perhatian khusus oleh karena dampak yang ditimbulkan bukan
saja pada berat yang tidak cukup, tetapi dengan bayi BBLR memiliki
kemungkinan kecil untuk tumbuh dengan baik, dan akan lebih mudah
terserang penyakit.
Dalam rangka penanganan kasus Gizi Kurang khususnya Ibu Hamil
Puskesmas telah melakukan beberapa hal antara lain :
a) Memberikan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok
pada puskesmas dan posyandu mengenai hal-hal yang akan terjadi
apabila kondisi gizi buruk tidak ditangani atau diatasi dengan tepat.
b) Mengadakan pemantauan melalui kunjungan rumah.
c) Mengadakan pengawasan akan kemungkinan-kemungkinan
terjadinya kasus-kasus penyakit sehubungan dengan kondisi kurang
gizi pada bayi/ balita di tingkat puskesmas yaitu :
Pada tahap awal kami melakukan registrasi akan adanya kasus
gizi buruk yang terjadi disetiap desa pada Wilayah Puskesmas
melalui pendataan dan pemantauan status gizi pada anak
Melakukan penyuluhan baik secara perorangan maupun
kelompok yang dilaksanakan di posyandu, puskesmas maupun
kelompok masyarakat, dengan materi khusus mengenai
20
pemenuhan gizi pada anak melalui pemberian makanan
seimbang serta mengadakan demonstrasi makanan seimbang
Mengadakan pendampingan pada kasus gizi buruk anak balita
oleh TPG, Puskesmas yang bertujuan memberikan bimbingan
kepada keluarganya cara hidup dengan pola makan yang
seimbang
Pengawasan akan kemungkinan-kemungkinan adanya kasus
penyakit sehubungan dengan kondisi gizi agar mendeteksi
secara cepat
Pemberian bantuan paket makanan pendamping kepada Anak
Gizi Buruk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sooko
4) Kegiatan Hasil Kesehatan Lingkungan
Environment atau Lingkungan adalah situasi atau kondisi
diluar host dan agent yang memudahkan interaksi antara keduanya.
Faktor ini juga dapat menjadi risiko timbulnya gangguan penyakit
pada host karena lingkungan memberikan peluang agent untuk
berkembang (breeding).
Tujuan Upaya Kesehatan Lingkungan adalah menanggulangi dan
menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor
lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya
penyakit menular di masyarakat.
Ruang lingkup kegiatan ;
a) Inspeksi Sarana Air Bersih
b) Pemeriksaan dan Pengawasan system pembuangan kotoran
manusia.
c) Inspeksi Sanitasi Rumah
d) Pemeriksaan dan Pengawasan Sarana pengolahan sampah yang
baik
e) Pemeriksaan dan Pengawasan Sarana Pembuangan Air Limbah
f) Pemeriksaan dan Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum.
g) Melakukan pemberantasan jentik dan pengendalian vektor.
21
Air merupakan unsur yang sangat esensial bagi
pemeliharaan berbagai bentuk kehidupan semua mahluk termasuk
manusia. Hampir semua organisme hidup hanya dapat bertahan
hidup dalam perioda yang pendek tanpa air. Pemenuhan
kebutuhan akan air haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas
dan kualitas.
Kuantitas air yang diperlukan untuk berbagai penggunaan
oleh masyarakat adalah berbeda-beda, tergantung pada tingkat
sosial budaya, suhu atau iklim, dan ketersediaanya yang ditentukan
oleh berbagai faktor. Syarat kualitas meliputi persyaratan fisik,
kimiawi dan bakteriologik. Pemakaian air yang tidak memenuhi
baku kualitas air tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan
antara lain kesadaran, estetika dan ekonomis. Di wilayah
Puskesmas Sooko akses terhadap air bersih sebesar 65,53%.
Jamban Keluarga
Jamban penting dalam kehidupan kita, seperti pentingnya
makan dan minum, karena kita setiap hari makan dan minum,
maka kitapun harus mengeluarkannya setiap hari. Untuk
mengeluarkannya harus mempunyai tempat khusus, tempat itulah
yang disebut jamban.
Membuang tinja di sembarang tempat dapat menularkan
penyakit , seperti Diare, Disentri dan Kolera. Penyakit tersebut
dapat terjadi karena binatang/ serangga yang kontak dengan tinja
yang di buang ke sembarang tempat akan membawa kuman
yang diperolehnya dari kotoran tinja, kemudian serangga/
binatang tersebut hinggap pada makanan kita, bila kita makan
makanan tersebut, akan mendatangkan penyakit seperti yang
disebutkan di atas. Di wilayah Puskesmas Sooko jumlah
penduduk dengan akses sanitasi yang layak (jamban sehat)
sejumlah 15.416 yaitu 69,4% dari jumlah penduduk.
o Pengkomposan
o Penimbunan sampah
o Penghematan energi
o Sumber penyakit
o Pencemaran lingkungan
23
Pemeriksaan dan Pengawasan TTU
Tempat-tempat umum merupakan lingkungan dimana
banyak dilakukan interaksi/ aktifitas oleh banyak orang, sehingga
perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan untuk menjaga agar
tempat-tempat umum tersebut tetap terpelihara kebersihan
lingkungannya. Lingkungan yang tidak saniter akan memudahkan
penularan penyakit yang membahayakan keselamatan banyak
orang. Dari 28 TTU yang ada di wilayah Puskesmas Sooko ada 22
(78,6%) yang dikategorikan memenuhi syarat kesehatan.
Kegiatan Pengobatan
Program pengobatan di Puskesmas Sooko merupakan
bentuk pelayanan kesehatan dasar yang bersifat kuratif.
Masyarakat cenderung memanfaatkan pelayanan Puskesmas
hanya untuk mendapat pelayanan pengobatan.
Ruang lingkup kegiatan :
Menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan untuk
penderita yang berobat jalan dan rawat inap
Tabel 4.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Di UPT Puskesmas
Sooko Tahun 2017
JENIS
NO BULAN KUNJUNGAN TOTAL
UMUM BPJS
1. JANUARI 474 319 793
24
Sumber: data kunjungan pengobatan
Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Rawat Inap di UPT Puskesmas
Sooko tahun 2017
Jumlah Kunjungan
NO BULAN L P TOTAL
1 Januari 21 44 65
2 Februari 40 24 64
3 Maret 32 40 72
4 April 21 76 97
5 Mei 15 27 42
6 Juni 14 21 35
7 Juli 19 11 30
8 Agustus 21 14 35
9 September 20 17 37
10 Oktober 13 23 36
11 Nopember 21 27 48
12 Desember 8 19 27
JUMLAH 245 343 588
Sumber: data pasien rawat inap
25
h. Usaha Kesehatan Sekolah
Tujuan UKS adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan
sekolah.
Ruang lingkup kegiatan :
1. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi
berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
2. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
3. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
4. Imunisasi peserta didik kelas I sampai kelas III
5. Pengawasan terhadap keadaan air
6. Penanganan kasus anemia
7. Pencatatan dan pelaporan
j. Kesehatan Gigi
Tujuan Usaha Kesehatan Gigi adalah untuk menghilangkan dan
mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mempertinggi kesadaran
kelompok-kelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi.
Ruang lingkup kegiatan ;
26
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan perawatan gigi secara rutin
untuk anak-anak sekolah dan ibu hamil
2) Penyuluhan kesehatan gigi di sekolah
3) Pelayanan medik gigi dasar, meliputi ;
a) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
b) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke sasaran yang
lebih mampu
c) Memberikan penyuluhan secara individu dan kelompok
d) Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
e) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
f) Pencatatan dan Pelaporan
27
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA
1) Sarana Kesehatan
Puskesmas Sooko terbagi atas ruang rawat jalan dan ruang rawat inap, dengan
luas bangunan kurang lebih 581 m² yang terdiri dari :
1. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Pelayanan Umum
3. Ruang Pelayanan Gigi
4. Ruang KIA/ KB
5. Ruang Imunisasi
6. Ruang Gizi
7. Ruang Laboratorium
8. Ruang Kasir
9. Ruang Farmasi
10. Gudang Obat
11. Ruang Konseling TB, Kusta, HIV, dan Jiwa
12. Gudang Umum
13. Ruang Rawat Inap, dengan kapasitas 9 tempat tidur
14. Ruang UGD
15. Kamar mandi /Toilet
16. Ruang Jaga Paramedis
17. Dapur
18. Ruang Tata Usaha
19. Ruang Bendahara
20. Ruang Kepala Puskesmas
2) Jaringan Puskesmas yang ada di Tingkat Desa Meliputi :
1) 3 Unit Ponkesdes
a. Ponkesdes Klepu berlokasi di Dukuh Jogorejo Desa Klepu
b. Ponkesdes Bedoho berlokasi di Dukuh Sepung Desa Bedoho
c. Ponkesdes Jurug berlokasi di Dukuh Kranggan Desa Jurug
2) 3 Unit Polindes
a. Polindes Sooko berlokasi di Dukuh Sooko Desa Sooko
b. Polindes Suru berlokasi di Dukuh Bulu Desa Suru
c. Polindes Ngadirojo berlokasi di Dukuh Krajan Desa Ngadirojo
3) 2 Unit Puskesmas Pembantu
a. Pustu Suru berlokasi di Dukuh Popongan Desa Suru
28
b. Pustu Ngadirojo berlokasi di Dukuh Krajan Desa Ngadirojo
3) UKBM
a. 29 Posyandu Balita
1) 4 Posyandu di Desa Sooko
2) 7 Posyandu di Desa Jurug
3) 3 Posyandu di Desa Bedoho
4) 4 Posyandu di Desa Klepu
5) 6 Posyandu di Desa Ngadirojo
6) 5 Posyandu di Desa Suru
b. 22 Posyandu Lansia
4) 2 Posyandu di Desa Sooko
5) 3 Posyandu di Desa Jurug
6) 3 Posyandu di Desa Bedoho
7) 4 Posyandu di Desa Klepu
8) 6 Posyandu di Desa Ngadirojo
9) 4 Posyandu di Desa Suru
c. 1 Posbindu di Desa Suru
B. KETENAGAAN
1) Tenaga Kesehatan
a. Tenaga Medis
Dokter umum dengan jabatan fungsional sebagai dokter poli umum dan
rawat inap serta merangkap sebagai kepala puskesmas
b. Tenaga Bidan
1) Tenaga Bidan Puskesmas dengan status Pegawai Negeri Sipil 3 bidan
2) Tenaga bidan desa, 7 dengan status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
c. Tenaga Paramedis
1) Tenaga Perawat di Puskesmas 6 orang berstatus sebagai Pegawai Negeri
Sipil dan 6 orang sebagai sukwan
2) 3 orang tenaga perawat ponkesdes yang berstatus PTT
3) 1 orang tenaga perawat gigi yang berstatus PNS
d. Tenaga Administrasi
1) Tenaga Adminstrasi 4 orang ,semuanya berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil
2) Tenaga Sopir 1 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil
3) Tenaga penunjang 1 orang yang berstatus sukwan
e. Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga Kesmasy 1 orang yang berstatus kontrak daerah
29
f. Tenaga Gizi
Tenaga gizi 1 orang yang berstatus PNS
g. Tenaga Farmasi
Tenaga farmasi 1 orang yang berstatus PNS
h. Tenaga Laboratorium
Tenaga laboratorium 1 orang yang berstatus sukwan
2) Kader Kesehatan
a) 145 kader Posyandu Balita status aktif
b) 110 Kader Posyandu Lansia status aktif
c) 5 Kader Posbindu aktif
C. PEMBIAYAAN
a. Jaminan Kesehatan Pra bayar
Jumlah peserta BPJS di wilayah Puskesmas Sooko sebanyak 11.514 Jiwa.
b. Anggaran kesehatan
Alokasi anggaran kesehatan di Puskesmas Sooko tahun 2017 bersumber dari
dana APBN dan APBD. Dana APBD sejumlah Rp 860.573.000,- berasal dari
30
retribusi, kapitasi dan non kapitasi. Sedangkan dana APBN senilai Rp
345.614.250,- digunakan untuk kegiatan BOK. Alokasi anggaran digunakan
untuk belanja langsung, belanja tidak langsung, pembangunan fisik, pengadaan
sarana dan prasarana serta kegiatan program yang mendukung upaya
pencapaian derajat kesehatan masyarakat.
31
BAB VI
MASALAH DAN HAMBATAN
A. MASALAH
1. Jumlah tenaga yang ada di UPT Puskesmas Sooko sangat kurang sehingga
banyak petugas yang harus merangkap beberapa program sekaligus sehingga
kinerjanya kurang maksimal.
2. Pencatatan sejalan dengan perkembangan teknologi masa kini, sistem
pencatatan semua unit kegiatan masing-masing program harusnya sudah
dilakukan dengan sistem komputerisasi, namum dalam pengoperasiannya
dibutuhkan latihan untuk bisa melakukan pencatatan dengan baik, hal inilah yang
menjadi kendala di UPT Puskesmas Sooko bahwa tidak semua penanggung
jawab program mampu mengoperasikan komputer dengan baik, sehingga
pencatan masih dilakukan secara manual.
3. Pelaporan : pelaksanaan pelaporan masih sangat bersifat rutinitas (tergantung
permintaan data sesuai format) sehingga petugas tidak dapat mengoreksi hasil
kerjanya, sama halnya dengan pencatatan seperti diatas perlu juga adanya
pelaporan dengan komputerisasi untuk menjaga dan memberikan kualitas dan
faliditas dari perlaporan.
4. Hasil : Hasil kegiatan setiap program, baik di dalam gedung maupun di luar
gedung seharusnya dicatat sebagai bahan pembuatan laporan yang kemudian
akan dilakukan sebagai bahan evaluasi, namun tidak jarang kegiatan yang
dilakukan tidak di dokumentasikan dalam bentuk catatan, sehingga pada saat
dilakukan pemeriksaan, petugas tidak bisa memberikan penjelasan yang disertai
bukti pencatatan. pencatatan dan pelaporan program pada tiap-tiap unit sangat
bervariasi bahkan banyak terjadi penurunan sehingga hal-hal ini perlu dievaluasi
secara seksama faktor penyebabnya.
5. Pembinaan dan Pelatihan staf : Perlu adanya peningkatan pembinaan staf
puskesmas baik dalam bentuk bimbingan maupun dalam bentuk pelatihan pada
semua program. Walaupun sudah ada pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas
kesehatan kabupaten dan dinas kesehatan Propinsi, tapi tidak semua program
sehingga hanya beberapa staf yang dapat mengikuti pelaksanaannya.
6. Peralatan Medis : peralatan dan perlengkapan medis untuk ukuran puskesmas
kurang lengkap dan banyak diantaranya yang tidak berfungsi dengan baik
sehingga tidak semua pelayanan dapat dilakukan.
7. Sarana sanitasi Puskesmas : sarana sanitasi puskesmas seperti Saluran
Pembuangan air limbah dan pembuangan limbah medis yang kurang baik. Untuk
32
limbah medis biasanya dikumpulkan jadi satu dan setelah beberapa bulan dikirim
ke RSUD untuk dimusnahkan sehingga memakan biaya yang mahal.
8. Terdapat 2 desa yang belum memiliki bangunan polindes, sarana dan prasarana
kurang memadai sehingga pelayanan di desa tersebut kurang maksimal.
B. HAMBATAN
1. Lintas Sektor : kerja sama lintas sektor belum terpadu dengan sempurna antara
instansi terkait seperti Pertanian, Depag, Diknas, serta PKK sehingga kegiatan
belum berjalan sebagai mana yang diharapkan. Selain institusi terkait yang
dimaksud di atas, kerjasama dengan pemerintah setempat juga perlu lebih di
tingkatkan untuk mendukung setiap program kesehatan di lapangan.
2. Data Penduduk : Pencatatan jumlah penduduk menurut golongan umur baik
ditingkat kecamatan maupun ditingkat desa tidak sesuai dengan data yang ada
di Puskesmas, hal ini disebabkan oleh karena kerjasama dalam melakukan
validasi data sasaran setiap tahun antara data Puskesmas dengan pemerintah
setempat belum berjalan dengan baik.
33
BAB VII
KESIMPULAN
KESIMPUL
AN
1. Pada tahun 2017 UPT Puskesmas Sooko telah melaksanakan 6 program pokok
(Basic Six Program) ditambah 6 program pengembangan
2. Pengukuran pencapaian hasil kegiatan untuk beberapa program seperti KIA,
GIZI, Imunisasi, telah dapat dievaluasi karena adanya target yang telah
ditetapkan oleh Dinas kesehatan tetapi untuk program-program lainnya yang
belum punya target agak sulit dievaluasi sehingga pelaksanaan evaluasi hanya
dengan menggunakan perbandingan hasil kegiatan tahun lalu untuk mengukur
keberhasilan program tersebut.
3. Dalam pelaksanaan evaluasi laporan tahunan, digunakan target dengan
mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) agar lebih mudah dalam
meningkatkan hasil kerja program tersebut, walaupun beberapa program dapat
diukur melalui stratifikasi.
Perlu adanya motivasi atau pembinaan bagi setiap petugas program dalam
bentuk pelatihan baik di puskesmas maupun di Dinas Kesehatan pada masing-
masing penanggung jawab program.
a. Untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sekiranya dilakukan pelatihan
komputer untuk penanggungjawab tiap-tiap program dalam rangka
pencapaian validitas data.
b. Peningkatan supervisi dan bimbingan dari setiap seksi dari dinas
kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas dan cakupan program.
c. Perlu adanya Umpan balik serta tanggapan dari tingkat dinas atas laporan
rutin yang dibuat puskesmas baik laporan bulanan dan triwulan juga teguran
tertulis bila terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam pencatatan serta
pelaporan, sehingga petugas dapat memperbaiki dalam rangka peningkatan
program selanjutnya.
d. Penambahan petugas tehnisi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap
program yang ada sehingga tidak terjadi banyaknya tugas rangkap.
e. Dalam pelaksanaan program-program baru perlu dibentuk Tim agar dapat
memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan program tersebut.
f. Diharapakan kepada pemerintah setempat ( Camat dan kepala desa ) serta
institusi lintas sektor untuk senantisa mendukung dan menjalin kerjasama
yang baik dalam melaksanakan program kesehatan di masyarakat.
34
BAB VIII
PENUTUP
35