Anda di halaman 1dari 7

SOPAN-SANTUN MENURUT ADAT MINANGKABAU

Sopan santun dalam pergaulan dapat diartikan sebagai cara seseorang bergaul dalam
berhubungan dengan orang lain.

Sopan santun sering disebut tatakrama, yaitu adat istiadat yang baik. Sopan santun sangat
penting dalam pergaulan. Dengan sopan santun yang baik seseorang akan punya banyak teman.
Ia akan disenangi banyak orang.

Pergaulan menurut adat minangkabau terkenal sangat halus dan tinggi. Halus dan tinggi
maksudnya adalah memiliki nilai-nilai yang sangat luhur dan penuh dan menjaga pergaulan
dalam adat Minang seperti :

Nak aluih baso jo basi,


Nak luruih rantangkan tali,
Nak tinggi naikkan budi,
Nak kayo kuek mencari.

Dalam mengatur sopan santun, adat minangkabau berpangkal kepada budi, yaitu budi yang tulus
dan ikhlas. Budi mendapatkan tempat yang utama dalam pergaulan hidup beradat. Seperti pantun
di bawah ini :

“Pulau pandan jauah di tangah,


Di baliak pulau angso duo.
Hancua badan dikanduang tanah,
Budi baiak dikanang juo “

Nak aluih baso jo basi maksudnya adalah, kalau berbincang-bincang jangan dengan cara kasar.
Teatpi bertuturlah dengan bahasa yang halus dan lemah lembut.
Dalam pergaulan kita perlu menjaga perasaan orang lain. Bila tak pandai menjaga perasaan
orang lain, orang lain akan tersinggung, orang lain akan marah.

Salah satu cara untuk menjaga perasaan orang lain adalah dengan bertutur kata dengan sopan,
dengan halus dan lemah-lembut. Kita perlu memilki tatakrama atau sopan santun yang memilki
tingkah laku dan tutur kata yang baik. Kita harus pandai meletakkan sesuatu pada tempatnya.

Dalam hidup kita perlu bergaul. Kita perlu berhubungan dengan orang lain, karena kita tidak bisa
hidup sendirian tanpa pertolongan orang lain. Kita saling membutuhkan, karena itu, pergaulan
harus selalu dijaga.

Untuk menjaga pergaulan agar tetap baik, basa-basi memang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari.

Sopan santun sangat penting bagi orang Minangkabau, karena orang Minang suka meranatu.
Tentunya ia banyak bergaul dengan orang lain.

Agar orang banyak senang, bergaul bisa harmonis, seseorang harus bisa bertutur kata dengan
halus dan lemah lembut. Seperti yang tergambar pada pantun dibawah ini :

Nan kuriak kundi,


Nan merah sago,
Nan baiak budi,
Nan indah baso.
Rasa malu adalah bentang bagi sopan santun dalam pergaulan. Dengan adanya rasa malu, orang
merasa perlu memakai pakaian untuk menutup aurat. Dengan adanya rasa malu, seseorang
berusaha untuk bersikap sopan. Dengan adanya rasa malu, seseorang segan untuk berbuat jahat.

Dalam adat Minangkabau juga disebutkan “Malu surang, malu basamo.” Artinya, meskipun


seseorang yang berbuat hal yang memalukan, seleuruh kaumnya ikut merasa malu. Jadi, orang
lain akan merasa malu meskipun yang berbuat kesalah hanya satu orang.
Dalam adat minangkabau, semua ini punya aturan sendiri-sendiri. Misalnya, dalam berutur kata
kepada ayah dan ibu haruslah dengan bahasa yang sopan. Janganlah berkata dengan nada dan
suara yang keras. Begitu juga terhadap orang lain yang lebih tua dari kita.

Kepada orang yang lebih kecil kita harus bisa memperlihatkan rasa kasih sayang. Kepada orang
sesama besar kita perlu memperhatikan sikap yang akrab dan suka bersahabat.

Dalam minangkabau terdapat kato nan ampek, diantaranya yaitu :

 Kato mandaki, yaitu cara bertutur kata kepada orang yang lebih besar.

 Kato mandata, yaitu cara berutur untuk sesama besar.

 Kato manurun, yaitu cara bertutur kata dengan orang yang lebih kecil dari kita.

 Kato malereng, yaitu cara bertutur kata dengan sumando atau besan, dan orang lain yang
disegani.

Baso-basi juga tergambar dalam undang-undang pergaulan masyarakat Minangkabau yaitu :

“Baso jo basi, hereng jo gendeng,


Alek bapanggie, mati bajirambok,
Nan kayo tampek malayang’
Nan pandai tampek baguru,
Nan cadiak lawan baiyo
Nan tuo dihormati,
Nan ketek dikasihi,
Samo gadang bao bakawan”.
Jadi baso-basi tidak hanya bertutur bahasa baik saja, tetapi juga berbuat baik, misalnya
meringankan beban orang lain yang sedang kesusahaan.

Di Minangkbau, jika kita makan dikedai, biasanya kita tidak langsung makan atau minum. Kita
perlu basa-basi kepada orang lain  yang ada disitu, terutama yang dekat dengan tempat duduk
kita. Kita terlebih dahulu menyapa orang itu sambil mengajaknya makan.
Orang minang sangatlah terkenal dengan sopan-santunnya, karena orang minang banyak yang
pergi merantau. Dan orang minang berpandai-pandai hidup di negeri orang dengan berpandai-
pandai sopan terhadap orang lain.

Aturan adat sopan santun ini biasanya disebutkan dalam bentuk pepatah pepitih serta pantun yang
disampaikan oleh pemangku adat dalam pidato adat maupun dalam kajian-kajian adat disurau-
surau.

Diantara sekian banyak ajaran adat sopan santun bagi orang Minangkabau dalam kehidupan
adalah sebagai berikut :

Batanyo lapeh orak, barundiang sudah makan ( bertanya lepas lelah, berunding sesudah
makan).

Artinya adalah kalau kita ingin bertanya kepada seseorang ketempat kita tentang maksud
kedatangannya, adat mengajarkan kepada kita supaya bersabar, sampai yang bersangkutan telah
hilang rasa lelahnya selama dalam perjalanan. Sekiranya yang bersangkutan telah tenang barulah
kita bertanya untuk memuaskan keingin tahuan kita.

Kok pai tampak muko, kok pulang tampak pungguang (kalau pergi nampak muka, kalau
pulang nampak punggung)

Artinya adalah dalam kehidupan sehari-hari sekiranya kita ada keperluan ingin pergi untuk satu
keperluan atau urusan maka kita harus mohon izin terlebih dahulu untuk memberitahukan
keperluan kita agar orang tak kehilangan kita kemana kita pergi. Hal ini berlaku untuk semua
orang tidak hanya anak-anak, remaja, dewasa bahkan untuk orang-orang tua sekalipun.

Bila kita berbicara tidak boleh ke gadang-gadangan, tidak bersikap sombong, tidak berkata kasar
dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Usahakan bicara tidak berkata kasar dan tidak
menyinggung perasaan orang lain. Usahakan bicara dengan penuh persahabatan, sopan, lemah
lembut dan berbicara dengan penuh persahabatan, sopan dalam mah lembut dan Berbicaralah
dengan merendah. 
Di minangkabau, bicara dengan orang lain ada pula sopan santunnya :

1. Tidak boleh berebutan

2. Dengarkan terlebih dahulu pembicaraan orang lain, baru giliran kita

3. Tidak boleh ceroboh

4. Bersikap tenang

5. Bicara harus jelas

6. Jangan asal bicara

Bak pepatah orang minang “mangango dulu baru mangecek, baliak talantangan dulu baru
disampaian” Dengan memahami sopan santun dalam berbicara, pembicaraan kita akan mudah
dipahami orang. Sebagai orang minang dan umat nabi muhammad saw, baginda nabi telah
memberikan contoh kebiasaan berbicara dengan teman bicaranya :

1. Menghadapkan seluruh tubuhnya ke teman bicaranya

2. Menatap mata teman bicaranya

3. Mencoba memahami bahasa tubuh teman bicaranya

4. Mengekspresikan wajah memahami perasaan

5. Beliau Mendengar secara aktif

6. Jan bataratik bakato asiang usah mahariak mahantam tanah


Sumbang duduk menurut adat Minangkabau:
1. Duduk di tepi jalan tanpa ada yang menemani dan tidak ada keperluan
2. Duduk di mana laki-laki banyak duduk dan bermain-main
3. Duduk di atas pintu atau kepala tangga sedangkan orang banyak hilir mudik di tempat itu

4. Duduk berdekad-dekatan dengan family yang laki-laki seperti adik, kakak, mama, ipar, bisan
Atau laki-laki lainnya
5. Duduk menyerupai Duduk laki-laki seperti baselo.
Selain itu cara duduk dan tertib duduk ada pula arti duduk dalam kiasan seperti, duduk Upi
artinya duduk yang mendatangkan hasil, duduk seorang basampik-sampai, duduk bersama
balapang lapang.

Sopan Santun Waktu Makan

Bila kita makan di rumah atau tempat lain seperti di tempat bertamu atau makan dekat orang
banyak harus diperhatikan tata cara makan yang baik. Mulai dari cara mengambil makanannya
sampai sikap menghadiri makan semuanya diajarkan dalam Minangkabau. Seperti ungkapan
petitih orang minangkabau.

Makan sasuok duo suok 


Cukuik katigo paruiklah kanyang
Usah makan sakulek kanyang
Jan minum saraguak abih
Selah cando dipandang urang
Buruak rupo di liek urang 

Bila selesai makan cucilah tangan secara serentak yang didahului oleh orang yang lebih tua
kemudian boleh dilanjutkan dengan memakan makanan ringan setelah dipersilahkan oleh tuan
rumah. Makan bersama itu ada dua cara yaitu makan berjamba dan makan barampak.
Makan dengan menggunakan sendok dan garpu mempunyai cara yang lain lagi seperti sendok
dipegang oleh tangan kanan dan garpu dipegang oleh tangan kiri, waktu mengambil nasi
usahakan sendok tidak berbunyi walaupun sendok bersentuhan dengan piring waktu makan
sendok yang kita bawa ke mulut bukan mulut yang mengejar sendok bila selesai letakkanlah
garpu dan sendok telungkup di atas piring.

Sopan Santun bertamu

Bila bertamu ke rumah seseorang Carilah waktu yang tepat misalnya bertamu atau berkunjunglah
di saat orang ada di rumah, lebih baik memberitahu lebih dahulu kedatangan kita, bertamulah di
saat tuan rumah sedang tidak sibuk dan tidak sedang istirahat. Jadi yang perlu diperhatikan
adalah jangan sampai dengan kedatangan kita tuan rumah merasa terganggu.

Di Minangkabau Tamu adalah raja, namun kita sebagai tamu tidak boleh bersikap Seenaknya
saja. Kita harus mengikuti tata cara bertamu:
1. Waktu kita tiba di rumah orang yang kita kunjungi ketua pintu sambil mengucapkan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
2. Masuklah ke dalam rumah setelah dipersilahkan masuk oleh tuan rumah
3. Duduklah setelah dipersilahkan duduk oleh tuan rumah
4. Ambillah tempat duduk dengan posisi membelakang ke pintu masuk
5. Sampaikan maksud bertamu setelah suasana mengizinkan.

Anda mungkin juga menyukai