1543 4433 1 PB
1543 4433 1 PB
ABSTRAK
PT. XYZ merupakan salah satu badan usaha niaga gas alam yang mulai didirikan pada tahun 2003 dan
mulai mengembangkan bisnisnya ke Jawa Timur mulai tahun 2012 dengan total panjang pipa penyalur
sepanjang 18 KM. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan risiko apa saja yang ada pada jaringan pipa
penyalur gas alam dan menentukan sisa umur layan (Remaining Life) pipa penyalur tersebut dapat
dipergunakan. Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan Risk Based Inspection (RBI)
pendekatan metode semi kuantitatif untuk penentuan ruas yang paling berisiko dan dengan standar ASME
B.31.8 dan API 570 untuk penentuan nominal thickness dan requirement thickness pipa untuk menentukan
sisa umur layan (Remaining Life) pipa penyalur. Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa risiko
yang ada pada ruas pipa penyalur antara lain risiko jiwa, risiko finansial, risiko lingkungan, risiko sosial,
risiko legal dan keberlangsungan bisnis. Berdasar risiko tersebut maka dapat diketahui bahwa Ruas Pipa
ML-02 merupakan ruas yang paling berisiko. Sesuai perhitungan dengan standar ASME B31.8 dan API 570
berdasar ketebalan dan laju korosi pipa, maka Remaining Life untuk Ruas ML-02 adalah yang paling
pendek yaitu selama 15,42 Tahun. Mengacu pada hasil perhitungan pada ruas pipa ML-02, jika dihitung
rata-rata pengurangan ketebalan pipa tiap tahunnya, didapatkan hasil bahwa ruas pipa ML-02 pada Titik
A yaitu pada Pipa Box Valve Kantor Desa Bambe (BV02/ML02) yang paling banyak terjadi pengurangan
ketebalan pipa yaitu 0,13 milimeter / tahun dan memiliki Remaining Life yang lebih pendek, yaitu selama
10,97 Tahun.
Kata Kunci: gas alam, laju korosi, sisa umur layan, rbi, risiko.
ABSTRACT
PT. XYZ is a natural gas trading company that was founded in 2003 and started to expand its business to East
Java starting in 2012 with a total length of 18 KM pipeline. This study aims to determine what risks exist in
the natural gas pipeline network and determine the remaining service life (Remaining Life) of the pipeline
that can be used. The method used is by using a Risk Based Inspection (RBI) semi-quantitative method
approach to determine the most risky sections and with ASME B.31.8 and API 570 standards for determining
the nominal thickness and requirement thickness of the pipe to determine the remaining service life
(Remaining Life) of the pipe. distributor. From the results of the study, it is known that several risks exist in
the pipeline segment, including life risk, financial risk, environmental risk, social risk, legal risk and business
continuity. Based on these risks, it can be seen that the ML-02 Pipe Section is the most risky section. In
accordance with calculations with ASME B31.8 and API 570 standards based on pipe thickness and corrosion
rate, the Remaining Life for Section ML-02 is the shortest, which is 15.42 Years. Referring to the calculation
results on the ML-02 pipe section, if the average reduction in pipe thickness is calculated each year, the
results show that the ML-02 pipe section at Point A, namely the Box Valve Pipe at the Bambe Village Office
(BV02/ML02) is the most common. reduction in pipe thickness is 0.13 millimeters / year and has a shorter
Remaining Life, which is 10.97 Years.
Key Words: Corrosion rate, natural gas, rbi, remaining life, risk.
88
Hardhianto / JISO, Vol. 4, No.2, Desember 2021, 88-95
89
Hardhianto / JISO, Vol. 4, No.2, Desember 2021, 88-95
Dari tabel diatas maka secara kualitatif dapat e. Risiko Legal dan Keberlangsungan Bisnis, adanya
disimpulkan sebagai risiko faktor sebab akibat yang teguran-teguran dari instansi / dinas terkait dan
dapat ditimbulkan pada ruas pipa penyalur antara lain berpotensi risiko terhadap perijinan dan legalitas
adalah : bisnis PT. XYZ.
a. Risiko Keselamatan Jiwa, adanya kejadian
kecelakaan kerja yang menyebabkan gangguan mata Penentuan Matriks Risiko
personil O&M yang dikarenakan impuritis gas alam A. Penilaian Risiko
akibat kebocoran membran pada MRS konsumen Skala parameter yang digunakan untuk penilaian
industri. risiko adalah sesuai dengan yang telah ditentukan oleh
b. Risiko Keuangan / Finansial, adanya pengeluaran Manajemen P2K3 PT. XYZ sebagai Langkah untuk
tidak rutin dan tidak terencana yang dikeluarkan menentukan skala PoF dan CoF.
oleh perusahaan yang cukup besar sebagai upaya
perbaikan, konstruksi dan pembelian material. Tabel 2. Parameter Probability of Failure (PoF)
c. Risiko Pencemaran Lingkungan, adanya Skala
Kemungkinan
Kriteria
pencemaran terhadap lingkungan sekitar, baik (PoF)
tanah, air ataupun udara jika terkontaminasi Kemungkinan sangat kecil atau
1 Sangat jarang
tidak terjadi pada setiap bulan
kandungan Gas Methana (CH4) ataupun cairan
kondensat yang diakibatkan oleh kebocoran Pipa Kemungkinan terjadi sekali pada
2 Jarang terjadi
tiap bulan
Penyalur dan perusakan lahan persawahan warga.
Kemungkinan kejadian 2 - 3x /
d. Risiko Sosial, yaitu potensi risiko yang berkaitan 3 Kadang-kadang
bulan
dengan pemikiran – pemikiran umum yang Kemungkinan kejadian 4-5x /
mendasar (public image) yang negatif dan 4 Sering bulan atau selalu terjadi dalam
perusakan aset jalur (vandalism) seperti marka setiap minggu
Kemungkinan kejadian setiap
rambu dan patok gas pada Ruas Pipa Penyalur Gas 5 Selalu terjadi
hari
PT. XYZ.
90
Hardhianto / JISO, Vol. 4, No.2, Desember 2021, 88-95
Keparahan
Skala Kriteria
(CoF)
➢ Kecelakaan yang menyebabkan kematian
➢ Dapat mengancam proyek / operasi atau menyebabkan efek yang
kurang baik pada organisasi, dengan kerugian finansial diatas Rp. 50
Juta
➢ Sangat mencemari lingkungan baik udara, air maupun tanah karena
5 Sangat Berat kontaminasi gas methana atau kondensat
➢ Reaksi pemblokiran melibatkan aparat keamanan dengan
pemberitaan yang luas pada media massa
➢ Pencabutan Ijin Niaga dan penutupan usaha Perusahaan, pencabutan
semua ijin lingkungan dan keselamatan yang berpengaruh terhadap
keuangan dan politik Perusahaan di masa depan
91
JISO: Journal Of Industrial And Systems Optimization ISSN 2622-8971 online
Volume 4, Nomor 2, Bulan TAHUN, 88-95 ISSN 2522-898X print
Setelah kita dapatkan ketentuan tabel matriks Dari tabel 6 diatas maka dapat diketahui bahwa
risiko yang digunakan, maka langkah selanjutnya adalah semua ruas pipa penyalur berada pada kolom warna
memasukkan hasil pada tabel 4 kedalam tabel 5, sehingga kuning yang sesuai dengan tabel 7, mengindikasikan
didapatkan hasil seperti pada tabel 6 diatas. bahwa semua ruas pipa mempunyai risiko Moderate,
Dalam pelaksanaannya, prosedur analisa yang berarti risiko K3 memerlukan pengendalian lebih
keselamatan kerja memerlukan latihan, pengawasan dan lanjut dan aktivitas perbaikan; dapat dilanjutkan tetapi
penulisan uraian kerja yang dikenal sebagai JSA untuk memerlukan monitoring Risiko K3 secara periodik.
mempermudah pengertian prosedur kerja pada
karyawan (Nurkholis and Adriansyah, 2017).
Low
Risiko K3 minimal dapat di tolerir oleh PT. XYZ
1-3
Moderate Risiko K3 memerlukan pengendalian lebih lanjut dan aktivitas perbaikan;
4–6 dapat dilanjutkan tetapi memerlukan monitoring Risiko K3 secara periodik.
High Risiko K3 tidak dapat diterima dalam tenggang waktu tertentu tetapi
8 - 12 aktivitas masih dibolehkan untuk dilakukan dibawah pengendalian khusus
Extreme Risiko K3 tidak dapat diterima oleh PT. XYZ; aktivitas harus dihentikan yang
15 - 25 mengancam kelangsungan hidup.
92
Hardhianto / JISO, Vol. 4, No.2, Desember 2021, 88-95
Penentuan Remaining Life Pipa Penyalur diketahui lebih dahulu. Pengumpulan data parameter
Sebelum dilakukan penentuan Remaining Life pipa diambil dari SKPP pipa penyalur.
pipa penyalur, maka yang data parameter pipa harus
A. Penentuan Tebal Nominal dan Required Dari persamaan (3) maka didapatkan hasil
Penentuan tebal minimum pipa penyalur perhitungan sebagai berikut :
menggunakan persamaan standar (ASMEB31.8, 2018, p. a. Ruas ML-01 = 0,216 Inch ~ 5,474 mm
38) sebagai berikut : b. Ruas ML-02 = 0,249 Inch ~ 6,337 mm
c. Ruas BL-01 = 0,203 Inch ~ 5,167 mm
𝑷∙𝑫
𝒕𝒓𝒆𝒒 = 𝟐∙𝑺∙𝑭∙𝑬∙𝑻 (2) d. Ruas BL-02 = 0,216 Inch ~ 5,474 mm
93
Hardhianto / JISO, Vol. 4, No.2, Desember 2021, 88-95
Tabel 9. Pengukuran Ketebalan Pipa PT. XYZ Tahun 2018 sampai 2020
ML01 ML01 ML01 ML02 ML02 ML02 BL01 BL02 BL02
(A) (B) (C) (A) (B) (C) (A) (A) (B)
0° 7.62 7.59 7.31 7.43 7.03 7.78 7.33 7.36 7.37
90° 7.35 7.37 7.54 7.34 7.35 7.57 7.7 7.57 7.38
180° 6.96 7.25 7.46 7.56 7.12 7.16 7.37 7.2 7.48
2018
270° 6.99 6.96 7.26 7.72 7.06 7.26 7.51 7.04 7.64
C. Penentuan Remaining Life Pipa Penyalur Dari tabel 10 diketahui bahwa pada Ruas ML-02,
Setelah diketahui data laju korosi masing-masing terdapat titik yang mempunyai laju korosi yang paling
ruas, maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan besar, yaitu pada titik A yang terdapat pada Pipa Box
untuk menentukan Remaining Life dengan Valve Kantor Desa Bambe (BV02/ML02) yang
menggunakan standar (API 570 4th 2016, 2016, p. 54) mempunyai rata-rata pengurangan ketebalan Pipa
sebagai berikut : Penyalur sebesar 0,13 milimeter per tahunnya dan jika
dihitung dengan menggunakan persamaan (5), maka
𝑹𝒆𝒎𝒂𝒊𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒊𝒇𝒆 = 𝑪𝒐𝒓𝒓𝒐𝒔𝒊𝒐𝒏 𝑹𝒂𝒕𝒆
𝒕 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 −𝒕 𝒓𝒆𝒒
(5) dapat diketahui Remaining Life pada titik A Ruas Pipa
Penyalur ML02 tersebut adalah 10,97 Tahun.
Dari persamaan (5) maka didapatkan hasil
PENUTUP
perhitungan Remaining Life sebagai berikut :
a. Ruas ML-01 = 9.194,046 hari ~ 25,19 Tahun
Penelitian ini dapat diketahui bahwa
b. Ruas ML-02 = 5.629,03 hari ~ 15,42 Tahun
beberapa resiko yang terdapat pada ruas pipa
c. Ruas BL-01 = 6.944,49 hari ~ 19,03 Tahun
penyalur gas alam antara lain adalah resiko jiwa,
d. Ruas BL-02 = 6.944,49 hari ~ 19,03 Tahun
resiko finansial, resiko pencemaran lingkungan,
resiko social dan resiko legal dan keberlangsungan
Dari perhitungan pada perhitungan (5) diatas,
perusahaan.
maka dapat diketahui bahwa Ruas ML-02 yang
Ruas pipa penyalur yang ada pada PT.
mempunyai Remaining Life yang paling pendek yaitu
XYZ, maka dengan menggunakan standar
selama 15,42 Tahun.
perhitungan ASME B31.8 dan API 570
Dari hasil perhitungan penentuan Remaining Life
berdasarkan hasil data pengukuran ketebalan pipa
ruas ML-02 tersebut, bisa di breakdown kembali untuk
tahun 2018 sampai 2020, diketahui bahwa ruas
menentukan titik mana yang mempunyai laju korosi
ML-02 mempunyai masa Remaining Life yang
yang paling besar dengan menggunakan persamaan (4)
paking pendek yaitu selama 15,42 Tahun. Maka
dan rata-rata pengukuran ketebalan pada tabel 9.
pada ruas ML-02 ini merupakan prioritas utama
yang harus lebih diperhatikan dalam perawatan
Tabel 10. Laju Korosi pada Ruas ML-02
agar dapat memperpanjang Remaining Life nya,
salah satu yang adalah dengan penurunan tekanan
(A) (B) (C) (D) Rata- operasi pada ruas ML-02.
(E)
A- rata Hasil yang didapatkan dari penelitian ini
B-D
2018 2019 B 2020 C&E diharapkan bisa digunakan sebagai data pada
A 7.51 7.51 0.00 7.26 0.25 0.13 penelitian selanjutnya yaitu untuk menentukan
Ruas interval inspeksi terhadap Ruas Pipa Penyalur
B 7.14 7.13 0.01 7.02 0.11 0.06
ML02 untuk dapat lebih menjaga kehandalan pipa,
C 7.44 7.32 0.12 7.32 0.01 0.06 kelancaran operasional pengaliran gas,
keselamatan karyawan serta warga di sepanjang
ROW pipa dan keberlangsungan bisnis perusahaan
94
Hardhianto / JISO, Vol. 4, No.2, Desember 2021, 88-95
95