Anda di halaman 1dari 55

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM

BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PESERTA DIDIK KELAS V
SEKOLAH DASAR

SKRIPSI
Di Ajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)

Oleh :
ZULLIYANDARI
NPM : 1811100120

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1444 H/ 2022 M
PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM BASED
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Di Ajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-


Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

ZULLIYANDARI
NPM : 1811100120

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Pembimbing I : Nurul Hidayah, M.Pd


Pembimbing II : Happy Komikesari, M.Si

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H/ 2022 M

i
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berupa


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA Berbasis Problem Based
Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik kelas V Sekolah Dasar pada tema lingkungan sahabat
kita materi siklus air dan dampaknya bagi kehidupan. Penelitian ini
menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan
model pengembangan ADDIE. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode angket dan tes. Sebelum LKPD
digunakan, dilakukannya tahap validasi dengan melibatkan enam
validator yang terbagi atas validator ahli media, ahli materi, dan ahli
bahasa. Tahap uji coba dilakukan dengan desain One Group Pretest-
Post Test, subjek uji coba skala kecil melibatkan 15 peserta didik dan
subjek uji coba skala besar melibatkan 30 peserta didik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai kelayakan LKPD oleh ahli media
mencapai 88% termasuk dalam kategori “Sangat Layak”, hasil
penilaian ahli materi mencapai 86% termasuk dalam kategori “Sangat
Layak”, dan hasil penilaian ahli bahasa mencapai 86% termasuk
dalam kategori “Sangat Layak”. Hasil respon peserta didik terhadap
LKPD IPA berbasis PBL diperoleh rata-rata keseluruhan mencapai
87% termasuk dalam kategori “Sangat Menarik” dan Keefektifan
LKPD IPA Berbasis PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis peserta didik berdasarkan hasil analisis N-Gain memperoleh
hasil 0,71 dengan kategori “tinggi”.

Kata Kunci : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Problem


Based Learning (PBL), Berpikir Kritis.

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya Yang Bertandatangann di bawah ini:

Nama : Zulliyandari
NPM : 1811100120
Prodi : PGMI
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan LKPD IPA


Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar” adalah benar-
benar merupakan hasil karya sendiri, bukan duplikasi ataupun
sanduran dari karya orang lain kecuali ada bagian yang telah dirujuk
dan disebut dalam footnote atau daftar pustaka. Apabila di lain waktu
terbukti adanya penyimpangan dalam karya maka tanggung jawab
sepenuhnya ada pada penyusun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Bandar Lampung, 30 Juni 2022


Penulis,

Zulliyandari
1811100120

iii
MOTTO
ِ ِ ِ ‫ض واختِ ََل‬
ٍ ‫ف اللَّي ِل والنَّها ِر ََلي‬
ِ ‫ات ِْل‬ ِ َّ ‫إِ َّن ِِف خلْ ِق‬
َ ‫ الَّذ‬.‫ُوِل ْاْلَلْبَاب‬
‫ين‬ َ َ َ ْ ْ َ ِ ‫الس َم َاوات َو ْاْل َْر‬ َ
ِ ‫السماو‬ ِ َّ ِِ ِ
ِ ‫ات َو ْاْل َْر‬
‫ض َربَّنَا َما‬ َ َ َّ ‫ودا َو َعلَ ٰى ُجنُوِب ْم َويَتَ َفكُرو َن ِِف َخلْق‬ ً ‫يَ ْذ ُكُرو َن اللَّ َه قيَ ًاما َوقُ ُع‬
ِ َ‫اط ًَل سبحان‬
ِ‫اب النَّار‬
َ ‫ك فَقنَا َع َذ‬َ َ ْ ُ ِ َ‫ت َٰه َذا ب‬ َ ‫َخلَ ْق‬
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.(Yaitu)
orang yang mengingat Allah, sambil berdiri, duduk, atau berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Mahasuci Engkau, peliharalah kami dari siksa api neraka.”
(QS Ali Imran : 190-191).1

1
Mushaf Marwah, Al Quran Terjemah dan Tafsir, (Bandung: Jabal, 2009), 75.
vi
PERSEMBAHAN

Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih dan Maha


Penyanyang, Skripsi ini dibuat dan dipersembahkan kepada:
1. Kedua orangtuaku tercinta Bapak Agus Susanto dan Ibu
Ruwaningtyas atas ketulusannya dalam mendidik, membesarkan
serta membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta
keikhlasan di dalam iringan do’a hingga menghantarkan penulis
menyelesaikan pendidikan di UIN Raden Intan Lampung.
2. Adikku tersayang Nur Rizky Nobyansyah dan Ammar Adhine
Zuliyansah yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, dan
motivasi serta dukungan.
3. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung yang
kubanggakan.

vii
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Zulliyandari dilahirkan pada tanggal 24 Juli 2000


di Gading Rejo. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
yang terlahir dari pasangan Bapak Agus Susanto dan Ibu
Ruwaningtyas. Penulis mengawali pendidikan formal di TK resna
Asih Bandar Lampung pada tahun 2005 dan lulus tahun 2006,
melanjutkan Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Karang Anyar
Lampung Selatan pada tahun 2006 dan lulus tahun 2012, kemudian
penulis melanjutkan pendidikan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung
pada tahun 2012 dan lulus tahun 2015, dan penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1 Bandar
Lampung pada tahun 2015 dan lulus tahun 2018. Pada tahun 2018
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung melalui (SPAN-PTAIN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif dalam organisasi
dalam kampus seperti HMJ dan Puskima. Penulis melaksanakan
kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Karang Anyar Kecamatan Jatiagung
Lampung Selatan, dan melaksanakan praktek pengalaman lapangan
(PPL) di SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung.

viii
KATA PENGANTAR

Bismilllahirrohmanirrohim,

Alhamdulillahi Rabbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT,


atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik, dan tak lupa pula shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan
sahabatnya termasuk kita selaku umatnya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “Pengembangan LKPD
IPA Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas V Sekolah
Dasar”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat Gelar
Sarjana (S.Pd) dalam Ilmu Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan di Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Raden
Intan Lampung.

Penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dari


berbagai pihak khususnya dari dosen pembimbing skripsi, sehingga
kesulitan yang dihadapi dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.
Melalui skripsi ini penulis menyampaikan ucapan Terima kasih
kepada :

1. Prof. Dr. Nirva Diana, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah


dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Dr. Chairul Amriyah, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
3. Bapak Deri Firmansah, M.Pd selaku Sekertaris Jurusan
Pendidikan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
4. Ibu Nurul Hidayah, M.Pd selaku pembimbing I yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Happy Komikesari, M.Si selaku pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu dan memberikan saran serta
bimbingannya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

ix
6. Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas selama
di bangku kuliah.
7. Ibu Karsiti, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 2 Jatimulyo
yang telah memberikan izin penelitian.
8. Ibu Dewi Asmoro, M.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 2
Karang Anyar yang telah memberikan izin penelitian.
9. Ibu Emylia, S.Pd dan dewan guru dan staff yang telah berkenan
memberikan bantuan selama proses penelitian di SD Negeri 2
Jatimulyo.
10. Ibu Lusi Kartika, S.Pd dan dewan guru dan staff yang telah
berkenan memberikan bantuan selama proses penelitian di SD
Negeri 2 Karang Anyar.
11. Teristimewa kedua orang tuaku tercinta yaitu Bapak Agus
Susanto dan Ibu Ruwaningtyas yang selalu mendoakan serta
memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.
12. Adiku tersayang yaitu Nur Rizky Nobyansyah dan Ammar
Adhine Zuliyansah yang selalu memberikan kasih sayang dan
semangat kepada penulis.
13. Sahabatku Husnul, Nia, Eva, Rafa, Sabil, Tias, Eca, Rizky,
Rani, Nadia, dan Julia yang selalu membantu penulis selama
proses pembuatan skripsi dari awal hingga akhir.
14. Sahabatku tercinta Utari Zaina Rilanda, Diah Ayu Eka Rusmita,
dan Wulandari Mey Saputri yang tak henti-henti memberikan
semangat dan do’a. Terimakasih atas kesetiaan persaudaraan
kita yang terjalin selama 8 tahun.
15. Teman-Teman jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
angkatan 2018 dan seluruh pihak yang telah memberikan do’a,
dukungan, dan bantuan.
16. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu
persatu yang telah berjasa membantu penyelesaian penulisan
skripsi ini.

x
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritikan, guna menghasilkan karya yang
lebih baik lagi. Semoga penyusunan skripsi ini memberikan
sumbangsih yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bandar Lampung, Juli 2022


Penulis,

Zulliyandari
NPM: 1811100120

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................... i
ABSTRAK............................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN....................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN.................................................... v
MOTTO.................................................................................... vi
PERSEMBAHAN.................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP................................................................. viii
KATA PENGANTAR............................................................. ix
DAFTAR ISI............................................................................ xii
DAFTAR TABEL.................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................... vv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul............................................................ 1
B. Latar Belakang.............................................................. 2
C. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah..................... 8
D. Rumusan Masalah......................................................... 8
E. Tujuan Pengembangan.................................................. 9
F. Manfaat Pengembangan................................................ 9
G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan.................... 10
H. Sistematika Penulisan.................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI


A. Bahan Ajar.................................................................... 15
1. Pengertian Bahan Ajar.............................................. 15
2. Manfaat Bahan Ajar................................................. 16
3. Fungsi Bahan Ajar.................................................... 16
4. Jenis-Jenis Bahan Ajar............................................. 17
B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)............................ 17
1. Pengertian LKPD.................................................... 17
2. Manfaat Penggunaan LKPD.................................... 18
3. Kriteria Kualitas LKPD........................................... 19
4. Penyusunan LKPD.................................................. 20
5. Kelebihan LKPD..................................................... 22
6. Kekurangan LKPD.................................................. 22
C. Ilmu Pengetahuan Alam............................................... 22
1. Pengertian IPA........................................................ 22
xii
2. Pentingnya Belajar IPA........................................... 24
D. Problem Based Learning............................................. 24
1. Pengertian Problem Based Learning....................... 24
2. Tujuan Problem Based Learning............................ 25
3. Langkah-langkah Problem Based Learning........... 26
4. Kelebihan Problem Based Learning....................... 27
5. Kekurangan Problem Based Learning...................... 27
E. Berpikir Kritis.............................................................. 28
1. Pengertian Berpikir Kritis........................................ 28
2. Pentingnya Keterampilan Berpikir Kritis................ 29
3. Indikator Berpikir Kritis......................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................... 33
B. Desain Penelitian Pengembangan................................ 33
C. Prosedur Penelitian Pengembangan............................. 34
D. Spesifikasi Produk yang dikembangkan..................... 37
E. Subjek Uji Coba Penelitian Pengembangan.................. 37
F. Instrumen Penelitian...................................................... 37
G. Uji Coba Produk............................................................ 41
H. Teknik Analisa Data...................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian............................................................. 45
B. Pembahasan.................................................................. 65

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................... 75
B. Saran............................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tes Kemampuan Berpikir Kritis................................... 5


Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning........... 26
Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis.......................... 30
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Materi................... 38
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Media.................... 39
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Bahasa................... 39
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Respon Peserta didik.................... 40
Tabel 3.5 Interpretasi Skor dan Kriteria Validasi........................... 43
Tabel 3.6 Interpretasi Skor dan Kriteria Respon Peserta Didik.... 43
Tabel 3.7 Kriteria Indeks Gain....................................................... 44
Tabel 4.1 LKPD Berbasis PBL yang dikembangkan.................... 49
Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Validasi Media Tahap 1........... 51
Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Data Validasi Media Tahap 2........... 51
Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data Validasi Materi Tahap 1........... 53
Tabel 4.5 Hasil Pengolahan Data Validasi Materi Tahap 2........... 53
Tabel 4.6 Hasil Pengolahan Data Validasi Bahasa Tahap 1......... 55
Tabel 4.7 Hasil Pengolahan Data Validasi Bahasa Tahap 2......... 56
Tabel 4.8 Hasil Perbandingan LKPD Sebelum dan Sesudah....... 58
Tabel 4.9 Hasil Respon Peserta didik Uji Kelompok Kecil.......... 60
Tabel 4.10 Hasil Respon Peserta didik Uji Kelompok Besar...... 61
Tabel 4.11 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Kecil....... 62
Tabel 4.12 Hasil Analisis N-Gain Kelompok Kecil..................... 63
Tabel 4.13 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Besar....... 63
Tabel 4.14 Hasil Analisis N-Gain Kelompok Besar..................... 64

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lima Tahapan ADDIE............................................ 33

Gambar 4.1 Hasil Validasi Ahli Media Tahap I dan II.............. 52

Gambar 4.2 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I dan II.............. 54

Gambar 4.3 Hasil Validasi Ahli Bahasa Tahap I dan II............. 57

Gambar 4.5 Hasil Respon Peserta Didik Kelompok Kecil dan


Kelompok Besar.................................................... 62

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nota Dinas PA 1....................................................... 1
Lampiran 2. Nota Dinas PA 2....................................................... 2
Lampiran 3. Surat Permohonan pra penelitian 1.......................... 3
Lampiran 4. Surat Permohonan pra penelitian 2.......................... 4
Lampiran 5. Surat Balasan pra penelitian SDN 2 Jatimulyo........ 5
Lampiran 6. Surat Balasan pra penelitian SDN 2 Karang Anyar 6
Lampiran 7. Dokumentasi Pra Penelitian...................................... 7
Lampiran 8. Data hasil wawancara pra penelitian........................ 8
Lampiran 9. Kisi-kisi dan Deskripsi Penilaian Ahli Media.......... 13
Lampiran 10. Kisi-kisi dan Deskripsi Penilaian Ahli Materi........ 17
Lampiran 11. Kisi-kisi dan Deskripsi Penilaian Ahli Bahasa....... 22
Lampiran 12. Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik................... 27
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian........................................... 32
Lampiran 14. Surat Izin Penelitian SDN 2 Jatimulyo.................... 35
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian SDN 2 Karang Anyar............ 36
Lampiran 16. Surat Keterangan Penelitian.................................... 37
Lampiran 17. Berita Acara Validasi Produk.................................. 39
Lampiran 18. Surat Tugas Validasi Media..................................... 40
Lampiran 19. Surat Tugas Validasi Materi.................................... 41
Lampiran 20. Surat Tugas Validasi Bahasa.................................. 42
Lampiran 21. Hasil Penilaian Validasi Ahli Media 1..................... 43
Lampiran 22. Hasil Penilaian Validasi Ahli Media 2..................... 45
Lampiran 23. Hasil Penilaian Validasi Ahli Materi 1.................... 47
Lampiran 24. Hasil Penilaian Validasi Ahli Materi 2.................... 50
Lampiran 25. Hasil Penilaian Validasi Ahli Bahasa 1................... 53
Lampiran 26. Hasil Penilaian Validasi Ahli Bahasa 2................... 56
Lampiran 27. Hasil Respon Peserta Didik.................................... 59
Lampiran 28. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis.................... 61
Lampiran 29. Rekapitulasi Validasi Ahli Media............................ 64
Lampiran 30. Rekapitulasi Validasi Ahli Materi............................ 65
Lampiran 31. Rekapitulasi Validasi Ahli Bahasa........................... 66
Lampiran 32. Rekapitulasi Respon Peserta Didik
Kelompok Kecil..................................................... 67
Lampiran 33. Rekapitulasi Respon Peserta Didik
Kelompok Besar..................................................... 68
Lampiran 34. Soal Lampiran Soal Pretest dan Posttest
Kemampuan Berpikir Kritis................................... 69
Lampiran 35. Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan
Berpikir Kritis......................................................... 76
Lampiran 36 LKPD berbasis Problem Based Learning................ 77
Lampiran 37. Silabus Kelas V Tema 8 (IPA)............................... 84
Lampiran 38. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran........................ 85
Lampiran 39. Dokumentasi Bersama Kepala Sekolah................... 99
xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Penegasan judul bertujuan mewujudkan satu kesatuan dalam
berpikir dan menghindari kerancuan makna kata, maka perlu
ditegaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul skripsi.
“Pengembangan LKPD IPA Berbasis Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Kelas V Sekolah Dasar”. Guna menghindari interpretasi
yang berbeda dari pembaca mengenai judul skripsi ini, maka
beberapa istilah yang ada pada judul perlu dijabarkan. Penegasan
judul dalam penelitian ini meliputi:
1. Pengembangan
Pengembangan merupakan sebuah usaha yang bertujuan
meningkatkan kemampuan teoritis, teknis, konseptual, dan
moral atau lainnya melalui pendidikan. 1 Jadi, Pengembangan
ialah upaya meningkatkan sebuah hal melalui prosedur yang
baku.
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah wadah untuk
membantu dan mempermudah dalam proses pembelajaran
sehingga bisa terbentuk interaksi efektif antara peserta didik
dengan pendidik, dan dapat mendorong kemajuan prestasi
belajar peserta didik.2 Jadi, LKPD merupakan bahan ajar yang
dapat mengefisiensi proses pembelajaran sehingga dapat
memperoleh hasil yang lebih efektif.
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan
yang memperlajari gejala-gejala dengan serangkaian proses

1
Sutiawan dan Fauzan, “Pengembangan Sumber Daya Manusia di Sekolah Alam
Lampung.” Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 11 no 1, (2021), 40.
2
Ketaren, “Pengembangan LKPD Berbasis HOTS pada Pelajaran Matematika
Berbantuan Live Worksheets di Kelas IV Sekolah Dasar.” Prosiding Pendidikan
Dasar, Vol.1 no.1, (2022), 25.

1
2

yang dikenal dengan p roses ilmiah.3 Jadi, IPA adalah ilmu


pengetahuan yang mempelajari alam semesta dan segala isinya
serta perubahan yang terjadi didalamnya.
4. Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis
masalah adalah model pembelajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk peserta didik belajar
berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah untuk
memperoleh pengetahuan.4 Jadi, Problem Based Learning
adalah model pembelajaran yang menghadirkan suatu masalah
untuk dijadikan sebagai sumber belajar dengan tujuan melatih
peserta didik untuk mandiri dalam memecahkan suatu masalah.
5. Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang dalam
menganalisis ide, gagasan, mengidentifikasi secara tepat dan
teliti serta menyimpulkan dan memanfaatkan informasi yang
dimiliki dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.5 Jadi berpikir kritis adalah kemampuan dalam
mengevaluasi informasi secara tepat dan dapat dipercaya dalam
kebenarannya.

B. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Bab I Pasal 1 ayat 20, menyatakan bahwa
pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.6 Jadi, proses pembelajaran perlu adanya beberapa
komponen yang saling berinteraksi edukatif yaitu pendidik, peserta
didik, dan sumber belajar. Sumber belajar merupakan komponen

3
Ismiyanti, “Perancangan Pembelajaran IPA Menggunakan Software
Videoscribe.” Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 1 no 2, (2020), 50.
4
Herminarto Sofyan, dkk, Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: Ikatan Penerbit Indonesia, 2017), 51.
5
Lilis Lismaya, Berpikir Kritis & PBL, (Surabaya: Media Sahabat Cendikia,
2019), 8.
6
Samsinar S., “Urgensi Learning Resourse (Sumber Belajar) Dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran,” Jurnal Kependidikan, Vol. 13 no 2, (2019),
195.
3

penting dan memiliki peranan yang sangat penting dalam


meningkatkan kualitas pembelajaran. Jenis-jenis sumber belajar
meliputi pesan, orang, teknik, dan bahan ajar.
Bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan pendidik atau peserta
didik untuk memudahkan proses pembelajaran. Dengan demikian,
bahan ajar dapat berupa banyak hal yang dipandang dapat
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman peserta didik. 7 Jenis-
jenis bahan ajar yaitu meliputi handout, buku, modul, dan Lembar
Kerja Peserta Didik.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan bahan ajar
yang paling sederhana karena komponen-komponen utama di
dalamnya bukan uraian materi, melainkan lebih kepada sejumlah
kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik, sesuai dengan tuntutan
Kompetensi Dasar dalam kurikulum ataupun indikator-indikator
pembelajaran. 8
Manfaat LKPD yaitu mengaktifkan peserta didik dalam proses
pembelajaran dan melatih peserta didik untuk menemukan serta
mengembangkan diri melalui kegiatan pembelajaran.9 LKPD
berperan sebagai bahan ajar untuk membantu mengarahkan dan
juga memudahkan peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran
karena berisi materi, rangkuman dan kegiatan belajar seperti
melakukan pengamatan, penyelidikan, melakukan pengukuran dan
menuliskan data pengukurannya, menganalisis data pengukuran,
dan menarik kesimpulan.10
LKPD secara umum dapat membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan kognitifnya, bahkan sejauh ini telah
banyak dikembang LKPD untuk mencapai kemampuan Abad 21.
Kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan peserta didik untuk
memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan kompetitif.

7
E. Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2020), 1.
8
Beny Agus Pribadi & Dewi A. Padmo Putri, Pengembangan Bahan Ajar,
(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2019), 1.8.
9
Dermawati, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Lingkungan.” Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.7 no 1, (2019) 75.
10
Andhani, Ningsih, dan Tenriawaru, “Kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) berbasis Inkuiri Terbimbing pada Submateri Invertebrata Kelas X.” Paper
Knowledge Toward a Media History of Document, Vol.13 no 1, (2021), 8.
4

Kemampuan-kemampuan pada abad ke-21, yang wajib dimiliki


oleh peserta didik untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu
creativity, communication and collaboration, critical thinking.
Critical Thinking Skills (kemampuan berpikir kritis) merupakan
salah satu kemampuan sangat penting untuk berkembang sebagai
warga negara di abad ke-21.11 Kemampuan berpikir kritis
merupakan kemampuan yang sangat diperlukan dalam
menghadapi tantangan kehidupan.12 Berpikir kritis akan
membentuk pribadi peserta didik yang mampu untuk berpikir
secara rasional dan tertata dalam mencapai pemahaman hubungan
antara ide atau fakta.
Menurut Norris dan Ennis dalam Lilis Lismaya, berpikir kritis
didefinisikan sebagai proses berpikir masuk akal dan reflektif yang
difokuskan pada pengambilan keputusan tentang apa yang
dipercayai sebelum melakukan tindakan. 13 Seperti firman Allah
SWT dalam Q.S. Al-Baqarah: 164 berikut ini:
‫ك الَِّ ِْت ََْت ِر ْي ِِف الْبَ ْح ِر ِبَا يَْن َف ُع‬ ِ ْ‫ف الَّي ِل والنَّها ِر والْ ُفل‬ ِ ِ ‫ضو‬ ِ َّ ‫اِ َّن ِِف خلْ ِق‬
َ َ َ ْ ‫اخت ََل‬ ْ َ ِ ‫الس ٰم ٰوت َو ْاْلَْر‬ َ ْ
‫ث فِْي َها ِم ْن ُك ّل‬ َّ َ‫ض بَ ْع َد َم ْوِِتَا َوب‬ ِ ٍ ِ ِ َّ ‫النَّاس ومآ اَنْزَل ال ٰلّه ِمن‬
َ ‫الس َماۤء م ْن َّماۤء فَاَ ْحيَا بِه ْاْلَْر‬ َ ُ َ ََ َ
‫ت لَِّق ْوٍم يَّ ْع ِقلُ ْو َن‬
ٍ ٰ‫ض َ ْٰلي‬ ِ ‫الس َما ِۤء َو ْاْلَْر‬
َّ ‫ْي‬ ِ ‫السح‬
َْ َ‫اب الْ ُم َس َّخ ِر ب‬ َ َّ ‫الريٰ ِح َو‬
ِّ ‫ف‬ ِ ‫ص ِري‬ ٍ
ْ ْ َ‫َداۤبَّة ٓ َّوت‬
Artinya : “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi,
pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di
laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia,
apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu
dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati
(kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-
macam binatang, dan perkisaran angin dan awan
yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua

11
Ida Bagus Putu Arnyana, “Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kompetensi 4c
(Communication, Collaboration, Critical Thinking dan Creative Thinking) Untuk
Menyongsong Era Abad 21,” Prosiding : Konferensi Nasional Matematika dan IPA
Universitas PGRI Banyuwangi, Vol. 1 no 1, (2019), 1.
12
Nuryanti, Zubaidah, dan Diantoro, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
SMP.” Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, Vol. 3 no. 2,
(2018), 155.
13
Lilis Lismaya, Op.Cit.,10.
5

itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran


Allah) bagi orang-orang yang memikirkan”. (Q.S
Al-Baqarah: 164).14

Ayat di atas menjelaskan bahwa sebenarnya kandungan


hukumnya yakni Allah memerintahkan pada umatnya agar
menuntut ilmu serta berpikir kritis untuk merenungkan alam, langit
serta bumi (memahami kebesaran al Khaliq) dan pergantian siang
serta malam. Kemampuan berpikir secara mendalam atau berpikir
kritis di atas menunjukkan bahwa sangat perlu ditanamkan bagi
peserta didik.
Namun, berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah
dilakukan di SDN 2 Jatimulyo dan SDN 2 Karang Anyar, dengan
melakukan Tes Kemampuan Berpikir Kritis Mata Pelajaran IPA
diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta didik belum memiliki
kemampuan berpikir kritis dengan baik. Hal tersebut dapat diamati
pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1
Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas V
SD Negeri 2 Jatimulyo & SD Negeri 2 Karang Anyar
∑ ∑ Persentase Persentase
Peserta Peserta Peserta Peserta
Nama
Didik Didik Didik Didik
Sekolah
≥ < ≥ <
KKM KKM KKM KKM
SD Negeri 2
7 23 23,3% 76,7%
Jatimulyo
SD Negeri 2
Karang 5 25 16,67% 83,33%
Anyar
Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti

Hal di atas didukung juga oleh hasil wawancara dengan


Pendidik pada Kelas V di SDN 2 Jatimulyo dan SDN 2 Karang
Anyar yang memberikan kesimpulan informasi bahwa selama ini
untuk kemampuan tingkat lanjut peserta didik masih kurang

14
Mushaf Marwah, Al Quran Terjemah dan Tafsir, (Bandung: Jabal, 2009), 25.
6

dikembangkan. Sedangkan untuk bahan ajar yang digunakan


selama ini yakni menggunakan sumber utama bahan ajar yaitu
buku paket yang telah disediakan Pemerintah. Menurut pendidik
penggunaan bahan ajar dalam proses pembelajaran selama ini
belum mengarah kepada keterampilan berpikir kritis peserta didik.
Selain pengunaan buku paket, pendidik yang menyiapkan bahan
ajar lain berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk
menunjang proses pembelajaran.
Selain hal terkait kemampuan berpikir kritis dan bahan ajar di
atas, maka model pembelajaran yang juga digunakan pendidik
belum menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis peserta didik, model pembelajaran yang digunakan selama ini
masih bersifat teacher center, pendidik cenderung menggunakan
metode ceramah dalam proses pembelajaran.
Mengatasi masalah di atas maka peneliti akan mengembangkan
bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik yang dapat
menumbuh dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
lebih menarik bagi peserta didik serta agar pembelajaran bersifat
student center maka penyajian LKPD yang dikembangkan akan
mengikuti sintaks dari model pembelajaran Problem Based
Learning.
Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah
pembelajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata dalam
pembelajaran agar peserta didik dapat belajar berpikir kritis dan
meningkatkan keterampilan memecahkan masalah sekaligus
memperoleh pengetahuan.15 Pembelajaran ini membuat peserta
didik dapat belajar mandiri dari permasalahan yang diberikan.
Sehingga dari proses pencarian dan pemecahan masalah dapat
membangun kemampuan berpikir peserta didik.16

15
Ika Evitasari Aris dan Siti Hindun, “Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Pada Materi Ekosistem Kelas V
Di SDN Gunung Sari 3 Kecamatan Gunung Sari.” Pelita Calistung, Vol.2 no 2,
(2021), 38.
16
Astuti, Danial, dan Anwar, “Pengembangan LKPD Berbasis PBL (Problem
Based Learning) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik
Pada Materi Kesetimbangan Kimia.” Chemistry Education Review, Vol. 1 no 2,
(2018), 92.
7

Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning


adalah membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan
intelektual, membantu peserta didik dalam melatih kemampuan
berargumentasi berdasarkan bukti yang valid dan membantu
peserta didik untuk belajar bekerja sama. 17 Menurut Arends dalam
Kiki Herdiansyah, pembelajaran berbasis masalah mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis secara mandiri. Selain
itu, peserta didik juga mampu belajar untuk menyelesaikan
masalah secara sistematis, inovatif, dan mendesain solusi yang
mendasar.18 Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika
Melina dan Muhammad Abdul Ghofur bahwa keterkaitan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan berpikir kritis yaitu
pada saat peserta didik dihadapkan dengan pemecahan masalah
yang diberikan, maka peserta didik akan menggunakan berpikir
peserta didik sebagai pengetahuan awal dan hanya memberikan
penjelasan secara sederhana. Kemudian pada saat peserta didik
melakukan pengumpulan data, peserta didik akan mengumpulkan
taktik sekaligus strategi untuk mendukung kemampuan berpikir
kritis. Selanjutnya peserta didik dituntut untuk memberikan
penjelasan lebih lanjut dan pada tahap terakhir untuk menunjang
berpikir kritis, maka peserta didik menyimpulkan dari hasil
penemuannya sampai pada tahap menyelesaikan masalah. 19
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengembangan LKPD IPA Berbasis
Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Peserta didik Kelas V di Sekolah Dasar”.

17
Ariyanto dkk., “Problem Based Learning dan Argumentation Sebagai Solusi
dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMK.” Jurnal
Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang
Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, Vol.6 no. 2, (2020), 197.
18
Kiki Herdiansyah, “Pengembangan LKPD Berbasis Model Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis.” Jurnal Eksponen, Vol. 8
no 1, (2018), 26.
19
Ika Melina Fitriyah dan Muhammad Abdul Ghofur, “Pengembangan E-LKPD
Berbasis Android dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Berpikir Kritis Peserta Didik.” Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 no 5,
(2021), 1959.
8

C. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Kemampuan berpikir kritis peserta didik masih rendah
b. Kemampuan tingkat lanjut peserta didik masih kurang
dikembangkan
c. Penggunaaan bahan ajar dalam proses pembelajaran selama
ini belum mengarah kepada keterampilan berpikir kritis
peserta didik.
d. Model pembelajaran yang digunakan pendidik belum
menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis peserta didik.
e. Model pembelajaran yang digunakan selama ini masih
bersifat teacher center.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dengan
menyesuaikan tingkat kesulitan penelitian maka peneliti
membatasi permasalahan sebagai fokus penelitian yaitu :
Peneliti mengembangkan LKPD Berbasis IPA berbasis
Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik kelas V di Sekolah Dasar hanya
memuat materi siklus air dan dampaknya bagi kehidupan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan,
maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana cara mengembangkan LKPD IPA berbasis Problem
Based Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik kelas V di Sekolah Dasar?
2. Bagaimana pandangan ahli mengenai pengembangan LKPD
IPA berbasis Problem Based Learning untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas V di Sekolah
Dasar?
3. Bagaimana respon peserta didik terhadap LKPD IPA berbasis
Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik kelas V di Sekolah Dasar?
9

4. Sejauh mana efektifitas LKPD IPA berbasis Problem Based


Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik kelas V di Sekolah Dasar?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara mengembangkan LKPD IPA berbasis
Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik kelas V di Sekolah Dasar.
2. Untuk mengetahui pandangan ahli mengenai pengembangan
LKPD IPA berbasis Problem Based Learning untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas V
di Sekolah Dasar.
3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap LKPD IPA
berbasis Problem Based Learning untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas V di Sekolah
Dasar.
4. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas LKPD IPA berbasis
Problem Based Learning dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik kelas V di Sekolah Dasar.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
diantaranya :
1. Bagi Peneliti
Sebagai penambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman
dalam mengembangkan LKPD IPA berbasis Problem Based
Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik kelas V di Sekolah Dasar.
2. Bagi peserta didik
a. Adanya LKPD IPA berbasis Problem Based Learning
sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis peserta didik
b. Pengalaman baru peserta didik memahami materi dengan
model Problem Based Learning.
10

3. Bagi Pendidik
a. Sebagai penambah kreativitas pendidik memilih LKPD yang
digunakan untuk mencapai kompetensi peserta didik.
b. Sebagai pemberi motivasi kepada pendidik untuk
mengembangkan LKPD Berbasis Problem Based Learning
pada materi lain.
4. Bagi Sekolah
Adanya penelitian ini dapat menambah fasilitas bahan ajar di
sekolah.

G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan


Penelitian sebelumnya yang relevan terhadap peneliti lakukan
terkait LKPD IPA berbasis Problem Based Learning untuk
meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis peserta didik kelas V di
Sekolah Dasar yaitu sebagai berikut:
1. Ika Melina Nur Fitriyah dan Muhammad Abdul Ghofur,
dengan judul “Pengembangan E-LKPD Berbasis Android
dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Peserta Didik”. Hasil
penelitian ini yaitu pada kelas eksperimen mengalami
peningkatan dalam berpikir kritis dan hasil gain score dengan
kriteria sedang, sedangkan pada kelas kontrol dalam berpikir
kritis juga meningkat, yang diikuti peroleh gain score dengan
kriteria rendah. Hasil uji t bahwa pada kelas ekperimen dan
kelas kontrol terdapat perbedaan dari hasil pretest dan
posttest. Hasil tanggapan peserta didik terkait penggunaan E-
LKPD berbasis android sebesar 85 % dengan kriteria sangat
baik.20
2. Eni Ismawati, dengan judul “Pengembangan LKPD Berbasis
Problem Based Learning untuk meningkatkan berpikir kritis
peserta didik pada KD Perdagangan Internasional”. Penelitian
yang dilakukan Eni menggunakan model pengembangan 4D,
Hasil analisis sudah dilakukan materi dalam LKPD
dinyatakan layak, dengan kelayakan kegrafikan dan kelayakan
bahasa. Berdasarkan hasil respon peserta didik didapat sebesar

20
Ibid, 1969.
11

81%. Berdasarkan hasil uji coba peserta didik mencapai


ketuntasan belajar naik menjadi 76% dengan hasil N-Gain 0,7.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa pengembangan LKPD
berbasis Problem Based Learning pada Kompetensi Dasar
Perdagangan Internasional dapat meningkatkan berpikir kritis
dan layak digunakan. 21
3. Nonik Gabriella dan Mitarlis, “Pengembangan LKPD
Berorientasi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi Hidrokarbon”.
Berdasarkan hasil penelitian ditinjau dari validitas LKPD
yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat valid,
ditinjau dari validitas isi dengan presentase 91.99%, dan
validitas konstruk 88.33%. Kepraktisan ditinjau dari respon
peserta didik dengan presentase kriteria isi 98.57%, kriteria
kebahasaan 100%, kriteria penyajian 88.57%, kriteria
kegrafisan 100%, kriteria model PBL 84.29%, dan kriteria
keterampilan berpikir kritis 97.62%. Kelayakan dari aspek
kepraktisan didukung oleh hasil pengamatan aktivitas peserta
didik yang signifikan selama uji coba terbatas dengan
interpretasi yang sangat baik dan keefektifan LKPD dengan
rata-rata skor N-gain sebesar 0.73.22
4. Amnia’ul Aida Jawadiyah dan Muchlis, “Pengembangan
LKPD Berbasis Problem Based Learning untuk Melatih
Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi Larutan
Penyangga”. Kelayakan LKPD ditinjau dari validitas,
kepraktisan dan keefektifan. Metode penelitian yang dipakai
adalah model pengembangan 4-D. Data hasil penelitian
dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil validitas LKPD
dinyatakan sangat valid dengan persentase validitas sebesar
88,28%. LKPD dinyatakan sangat praktis karena mendapatkan
respon positif dengan persentase 92,36%, didukung dengan

21
Eni Ismawati dan Muhammad Abdul Ghofur, “Pengembangan LKPD Berbasis
Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada KD
Perdagangan Internasional.” JUPE, Vol. 8 no 2, (2020), 38.
22
Nonik Gabriella dan Mitarlis, “Pengembangan LKPD Berorientasi Problem
Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi
Hidrokarbon,” UNESA Journal OF Chemical Education, (2021), 103.
12

keterlaksanaan sintaks model pembelajaran serta aktivitas


peserta didik yang sangat baik. Hasil peningkatan
keterampilan berpikir kritis dinyatakan dengan n-gain score
rata-rata = 0,7 dengan kategori tinggi dan LKPD dinyatakan
sangat efektif.23

Persamaan penelitian ini dibandingkan kajian penelitian yang


relevan di atas yakni sama-sama mengembangkan LKPD berbasis
PBL untuk menumbuhkan atau meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis peserta didik. Namun, Novelty penelitian ini
dibandingkan kajian penelitian yang relevan di atas adalah
pengembangan produk LKPD yang peneliti kembangkan yakni
untuk peserta didik Sekolah Dasar.

H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah sebuah langkah-langkah dalam
menyelesaikan sebuah penelitian. Hal ini penting untuk
diperhatikan agar karya tulis yang dihasilkan dapat tersusun runtut
dan rapih. Sistematika penulisan pengembangan ini yaitu :
1. BAB I Pendahuluan
Pendahuluan memuat beberapa poin yaitu latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penelitian relevan.
2. BAB II Landasan teori
Landasan teori terdiri dari deskripsi teoritik yaitu
penjelasan mengenai teori yang berkaitan dengan tema
pengembangan seperti pengertian bahan ajar, pengertian
LKPD, Problem Based Learning, dan kemampuan berpikir
kritis.
3. BAB III Metode penelitian
Metode penelitian memuat beberapa poin yaitu, tempat dan
waktu penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian dan
pengembangan, spesifikasi produk yang akan dikembangkan,

23
Amnia’ul Aida Jawadiyah dan Muchlis, “Pengembangan LKPD Berbasis
Problem Based Learning untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi
Larutan Penyangga,” UNESA Journal Of Chemical Education, Vol. 10 no 2, (2021),
203.
13

subjek uji coba penelitian, uji coba produk, instrumen


penelitian, dan teknik analisis data.
4. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan
Pada bagian ini menguraikan hasil penelitian yang sudah
terorganisasi atau terlaksana dengan baik.
5. BAB V Penutup
Pada bagian ini berisi kesimpulan dan rekomendasi,
simpulan berisi pernyataan singkat peneliti tentang hasil
penelitian berdasarkan penelitian. Sedangkan rekomendasi
merupakan saran-saran praktis dan teoritis.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan pendidik atau
peserta didik untuk memudahkan proses pembelajaran.
Bentuknya bisa berupa buku bacaan, buku kerja (LKPD),
maupun tayangan yang didalamnya dapat berupa materi tentang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dicapai peserta
didik terkait kompetensi dasar tertentu. Dengan demikian,
bahan ajar dapat berupa banyak hal yang dipandang dapat untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman peserta didik. 1
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi pelajaran
yang dipersiapkan dengan sistematis disusun dalam rangka
mendukung aktivitas belajar, guna mencapai kompetensi.
Karakteristik bahan ajar yakni konsep penyajian yang urut,
dapat berupa teks maupun nonteks, menggunakan bahasa
komunikatif serta penggunaan bahasa yang mengajak pengguna
berdialog.2
Sampai saat ini bahan ajar merupakan sumber informasi
utama dan memfasilitasi proses pembelajaran, bahan ajar yang
digunakan perlu dirancang terlebih dahulu agar dapat berperan
secara maksimal sebagai sarana pembelajaran. 3 Bahan ajar
merupakan semua bentuk materi pembelajaran yang dirancang
secara sistematis dan berdasarkan yang dibutuhkan peserta
didik agar dapat digunakan untuk membantu pendidik
melaksanakan kegiatan pembelajaran.4
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan yang memudahkan pendidik

1
E. Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2021), 1.
2
Aeng Muhidin dan Ubaiq Al Faruq, Pengembangan Bahan Ajar, (Tangerang:
UNPAM PRESS, 2018), 140.
3
Almira Eka Damayanti, dkk, “Kelayakan Media Pembelajaran Fisika Berupa
Buku Saku Berbasis Android Pada Materi Fluida Statis,” Indonesian Journal of
Science and Matematics Education, Vol. 01 no 1, (2018), 64.
4
Beni Agus Priadi, Pengembangan Bahan Ajar, (Tangerang: Universitas
Terbuka, 2019), 1.4-1.5.

15
16

dan peserta didik dalam proses pembelajaran, bahan ajar


disusun secara sistem atis yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik.

2. Manfaat Bahan Ajar


Salah satu bahan ajar yang sering digunakan adalah buku
teks. Buku teks sampai saat ini masih merupakan sumber
informasi utama dalam proses pembelajaran, baik bagi pendidik
maupun maupun peserta didik. Manfaat dari bahan ajar sebagai
berikut :
a. Memberi pengalaman belajar yang konkret dan langsung
kepada peserta didik dalam kegiatan belajarnya
b. Menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diamati secara
langsung, yaitu dengan cara menunjukkan model, denah,
sketsa, foto dan lain sebagainya.
c. Memperluas sajian didalam kelas karena di dalam bahan ajar
memuat aneka pengetahuan dan kegiatan.
d. Membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan atau
pengajaran, khususnya dalam kebahasaan, kesastraan, dan
literasi. Bahan ajar juga dapat merangsang kreativitas dan
kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah dalam
belajar, serta mengembangkan keterampilan-keterampilan
baru kepada peserta didik.5

3. Fungsi Bahan Ajar


Fungsi bahan ajar sebagai berikut :
a. Bahan ajar mewadahi pokok-pokok isi pelajaran sesuai
dengan tujuan dan kurikulum.
b. Bahan ajar menyajikan pokok-pokok bahasan yang
komprehensif, yang meliputi semua aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
c. Bahan ajar mendorong peserta didik untuk menerapkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperolehnya di
dalam kehidupan nyata sehari-hari maupun dunia kerja.

5
Ina Magdalena, dkk., “Analisis Bahan Ajar,” Nusantara: Jurnal Pendidikan dan
Ilmu Sosial, Vol. 2, no 2, (2020), 322.
17

d. Bahan ajar mengantarkan peserta didik untuk menguasai


kompetensi tertentu dengan metode pembelajaran yang jelas
dan sistematis.
e. Bahan ajar menyajikan pula sejumlah latihan, kegiatan
sekaligus perangkat evaluasi dalam rangka mengukur
ketuntasan belajar peserta didik terkait dengan kompetensi
tertentu.6

4. Jenis-Jenis Bahan Ajar


Jenis-jenis bahan ajar sebagai berikut :
a. Bahan ajar cetak, merupakan bahan ajar yang proses
pembuatannya melalui media percetakan, misalnya handout,
buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur, foto
gambar.
b. Bahan ajar dengar (Audio), merupakan bahan ajar yang
berbentuk audio diantaranya, CD, Kaset, atau radio.
c. Bahan ajar untuk pandangan dengar (audio visual)
merupakan bahan ajar yang dapat di lihat dan menghasilkan
suara, misalnya CD video, film.
d. Bahan ajar interaktif, merupakan bahan ajar yang
mendorong peserta didik untuk aktif. Contohnya seperti CD
interaktif.7

B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


1. Pengertian LKPD
LKPD merupakan bahan ajar yang paling sederhana karena
komponen utama adalah sejumlah kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik. Bahan ajar berupa LKPD berfokus
pada pengembangan soal-soal serta latihan. Melalui LKPD,
akan memudahkan pendidik dalam menyampaikan kegiatan
karena semua telah tersaji lengkap, sistematis, dan lebih jelas
dalam LKPD.8
LKPD merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik dalam pembelajaran yang

6
Ibid, 321.
7
Nana, Pengembangan Bahan Ajar, (Tasikmalaya: Lakeisha, 2020), 1-2.
8
E. Kosasih, Op.cit, 33-34.
18

disertai langkah-langkah atau petunjuk untuk menyelesaikan


suatu tugas yang memiliki kompetensi dasar yang akan dicapai.
Kegiatan belajar tersebut memungkinkan peserta didik untuk
bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri dan
memungkinkan melatih perkembangan konseptual peserta
didik.9
LKPD adalah perangkat pembelajaran yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran yang berisikan materi, ringkasan dan
petunjuk yang dikerjakan peserta didik untuk mempermudah
kegiatan belajar. LKPD memiliki tujuan untuk mempermudah
pendidik dalam melaksanakan, selain itu bagi peserta didik akan
memahami, belajar mandiri, dan menjalankan suatu tugas
secara tertulis.10
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan,
LKPD adalah lembaran-lembaran kertas yang dicetak berisikan
petunjuk penggunaan, ringkasan materi, serta tugas yang harus
dikerjakan peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar dan
indikator yang telah ditetapkan.

2. Manfaat Penggunaan LKPD


Manfaat penggunaan LKPD antara lain:
a. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep
b. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran
c. Membantu pendidik dalam menyusun pembelajaran
d. Melatih peserta didik untuk menemukan dan
mengembangkan proses pembelajaran
e. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran

9
Juniati, Kartini & Maimunah, “Perangkat Pembelajaran Materi Segiempat dan
Segitiga Berbasis Model PBL Untuk memfasilitasi Kemampuan Koneksi Matematis
Peserta Didik SMP/MTs,” Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5 no 2, (2021), 1361.
10
Yetti, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Pendekatan Metaphorica Thingking Untuk Kemampuan Pemahaman Sistematis
Peserta Didik di SMPN 2 Periangan,” (Skripsi, IAIN Batisangkar, 2021), 26.
19

f. Membantu peserta didik untuk menambah informasi


tentang konsep yang dipelajari.11

3. Kriteria Kualitas LKPD


LKPD yang disusun harus memenuhi persyaratan karena
dalam kepelaksanaan kegiatan pembelajaran LKPD memiliki
pedoman yang digunakan oleh pendidik. Adapun kriteria
kualitas LKPD memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. Syarat Didaktif
Persyaratan Didaktif yaitu LKPD harus memuat asas-
asas belajar yang efektif yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1) Mendorong peserta didik untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi
sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri
peserta didik.
3) Menekankan pada proses menemukan konsep.
4) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media
dan kegiatan.
5) Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi peserta didik dan bukan
ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
b. Syarat Konstruksi
Syarat konstruksi berkaitan dengan penyusunan LKPD
seperti susunan kalimat, penggunaan bahasa, kosakata,
tingkat kesukaran, dan kejelasan instruksi dalam LKPD,
yang dijabarkan sebagai berikut:
1) Menggunakan struktur kalimat yang jelas dan mudah
dipahami
2) Lebih banyak menggunakan ilustrasi dari pada kata-
kata.

11
Nursyamsi Dermawati, Suprapta, dan Muzakir, “Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Berbasis Lingkungan.” Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 7 no. 1,
(2019), 74.
20

3) Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar


kemampuan keterbacaan peserta didik
4) Memiliki tata urutan pelajaran dari sederhana ke
kompleks.
5) Menggunakan bahasa yang komunikatif dan sesuai
dengan perkembangan peserta didik.
c. Syarat Teknis
Syarat teknis berkenaan dengan tampilan LKPD seperti
keserasian gambar, jenis huruf yang digunakan, dan
kemenarikan LKPD.
1) Gambar
Gambar yang baik dalam LKPD adalah gambar yang
dapat mengilustrasikan isi pembelajaran sehingga
menambah kejelasan dan pemahaman peserta
didik.jelas dan relevan dengan materi yang dipelajari.
2) Tulisan
Berikut merupakan syarat tulisan yang baik:
(a) Menggunakan huruf yang jelas dan menarik
(b) Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk
topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah
(c) Menggunakan kalimat pendek sehingga efektif
mudah dipahami peserta didik
(d) Menggunakan bingkai untuk membedakan
kalimat perintah dengan jawaban peserta didik.
3) Tampilan
Penampilan LKPD harus menarik dan menambah
minat peserta didik dalam mempelajarinya.12
4. Penyusunan LKPD
Pengembangan LKPD yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran perlu memenuhi beberapa persyaratan, di
antaranya syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis.
Salah satunya adalah LKPD yang mempermudah dan
membantu peserta didik untuk memecahkan suatu masalah dan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis. LKPD yang baik,
perlu langkah-langkah dalam pengembangannya. Berdasarkan

12
E. Kosasih, Op.cit, 36-39.
21

buku pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh


Depdiknas 2008 mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam menyiapkan LKPD antara lain:
a. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan untuk menentukan topik
pembahasan apa yang memerlukan bahan ajar LKPD.
Umumnya, proses penentuan materi diawali dengan analisis
topik atau materi pembahasan dan pengalaman belajar dari
materi atau topik pembahasan yang akan dipelajari,
kemudian capaian kompetensi oleh peserta didik dalam
pembelajaran.
b. Menyusun Peta Kebutuhan LKPD
Penyusunan peta kebutuhan LKPD diawali dengan
analisis kebutuhan, analisis kurikulum, analisis sumber
belajar. Tujuan penyusunan ini yaitu untuk mengetahui
jumlah LKPD yang harus ditulis beserta urutannya.
c. Menentukan Judul LKPD
Judul LKPD ditentukan atas dasar KD, pokok
pembahasan atau pengalaman belajar yang terdapat dalam
kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul LKPD
apabila kompetensi itu tidak terlalu luas, selanjutnya KD
dapat dideteksi dengan cara menguraikannya ke dalam
materi pokok. Apabila setelah diuraikan menjadi 4 materi
pokok, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah
menjadi dua judul LKPD.
d. Penulisan LKPD
Penulisan LKPD dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut
1) Menentukan Kompetensi Dasar dan Indikator
pembelajaran.
2) Penyusunan pokok-pokok materi sesuai dengan KD dan
Indikatornya.
3) Mengembangkan sejumlah kegiatan sesuai dengan
indikator yang ada secara terperinci, sistematis, dan
variatif.
22

4) Menyusun perangkat penilaian tes formatif untuk


mengukur pemahaman peserta didik untuk seluruh
submateri/KD nya. 13

5. Kelebihan LKPD
Kelebihan dari LKPD sebagai berikut:
a. Membantu mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam membantu kesimpulan.
b. Memberi pengalaman belajar secara langsung.
c. Peserta didik lebih aktif karena terlibat proses penemuan.
d. Mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

6. Kekurangan LKPD
Kekurangan LKPD Sebagai berikut:
a. Perlu kesiapan mental peserta didik untuk belajar.
b. Peserta didik agak sulit diberi dorongan lebih jika harus
belajar secara mandiri karena terbiasa dengan
pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru.
c. Butuh biaya yang tidak sedikit apabila menggunakan
media pembelajaran. 14

C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


1. Pengertian IPA
IPA adalah cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena
alam. IPA diartikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang
objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran
dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan
bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi
ini memberikan pengertian bahwa IPA merupakan cabang
pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan. 15
IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan berlaku secara
umum yang membahas tentang sekumpulan data mengenai

13
Ibid, 39-40.
14
Ega Ayu Lestari, “Pengembangan LKPD Berbasis Eksperimen IPA Kelas V
SD/MI,” (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2018), 35.
15
Hisbullah dan Nurhayati, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah
Dasar, (Makassar: Akasara Timur, 2018), 1.
23

gejala alam yang dihasilkan berdasarkan hasil observasi,


eksperimen, dan penyusunan teori. IPA dikenal juga dengan
istilah ilmu sains. Kata sains berasal dari bahasa latin yaitu
scientia, yang secara harfiah berarti pengetahuan, namun dalam
perkembangan pengertiannya menjadi khusus ilmu pengetahuan
alam atau sains. Pada hakikatnya IPA adalah ilmu untuk
mencari tahu, memahami alam semesta secara sistematik dan
mengembangkan pemahaman ilmu pengetahuan tentang gejala
alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, dan hukum yang
teruji kebenarannya. 16
IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep tetapi juga merupakan proses penemuan. IPA
merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang
didasarkan pada percobaan dan pengamatan manusia. Salah satu
tujuan pembelajaran IPA akan berhasil apabila pendidik
melaksanakan proses pembelajaran dengan cara menggunakan
bahan ajar yang mampu menimbulkan gairah atau rasa ingin
tahu peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan dan lebih bermakna bagi peserta
didik. Pembelajaran IPA harus lebih menekankan pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik. 17
Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan IPA
adalah merupakan ilmu pengetahuan yang dikembangkan
berdasarkan metode ilmiah atas gejala dan fenomena alam
semesta baik menyangkut makhluk hidup maupun benda tidak
hidup. IPA merupakan pengetahuan yang rasional dan objektif
tentang alam semesta dan segala isinya.

16
Darmawan Harefa dan Muniharti Sarumaha, Teori Pengenalan Ilmu
Pengetahuan Alam Pada Anak Usia Dini, (Yogyakarta: PM Publisher, 2020), 4.
17
Ardhani, Ilhamdi, dan Istiningsih, “Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Permainan Monopoli pada Pelajaran IPA.” J. Pijar MIPA, Vol. 16 no 2,
(2021), 171.
24

2. Pentingnya Belajar IPA


Hidup manusia memiliki ketergantungan akan ilmu dan
teknologi yang sangat tinggi, maka pembelajaran IPA di SD
harus dijadikan sebagai mata pelajaran dasar dan diarahkan
untuk menghasilkan warga negara yang paham akan IPA.
Berikut ini beberapa alasan pentingnya pembelajaran IPA di
SD, antara lain:
a. Memunculkan rasa ingin tahu peserta didik untuk
mengetahui lebih lengkap dan lebih dalam tentang alam dan
lingkungannya.
b. Meningkatnya kesadaran peserta didik sekolah dasar dalam
menjaga alam dan lingkungan secara baik.
c. Pengetahuan alam yang diperoleh peserta didik dasar akan
memacu untuk mempraktekannnya dalam kehidupan nyata.
IPA bukan hanya hafalan tetapi juga sebuah praktek yang
harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari manusia.18

D. Problem Based Learning (PBL)


1. Pengertian Problem Based Learning
Menurut Arends dalam Muhiddin Palennari, Problem Based
Learning merupakan suatu model pembelajaran dimana peserta
didik mengerjakan permasalahan yang autentik bertujuan untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, kemandirian dan
kepercayaan diri. PBL digunakan untuk mendorong peserta
didik mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan
menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektual.19
Problem Based Learning adalah pembelajaran berdasarkan
masalah, hal ini didasarkan pada proses pembelajaran yang
menghadapi berbagai permasalahan dalam dunia nyata, serta
menemukan cara mengatasi berbagai permasalahan baru dan
kompleks. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran

18
I Gede Astawan dan I Gusti Ayu Tri Agustina, Pendidikan IPA di Sekolah
Dasar di Era Revolusi Industri 4.0, (Bali: Nilacakra, 2020), 12.
19
Muhiddin Palennari, “Problem Based Learning Memberdayakan Keterampilan
Berpikir Kritis Pembelajar Pada Pembelajaran Biologi,” Prosiding: Inovasi
Pembelajaran dan Penelitian Biologi Berbasis Potensi Alam, Prosiding, 600.
25

Problem Based Learning hanya fokus pada aktivitas seorang


peserta didik.20
Problem Based Learning merupakan suatu model
pembelajaran yang menghadirkan berbagai permasalahan dalam
dunia nyata peserta didik untuk dijadikan sebagai sumber dan
sarana belajar sebagai usaha untuk memberikan pengalaman
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, keterampilan
pemecahan masalah, tanpa mengesampingkan pengetahuan atau
konsep yang menjadi tujuan pembelajaran.21
Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan Problem
Based Learning merupakan model pembelajaran yang dapat
membantu peserta didik untuk aktif dan mandiri dalam
mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan
masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi
dengan rasional untuk mengatasi suatu permasalahan.

2. Tujuan Problem Based Learning


Tujuan utama Problem Based Learning bukan hanya
penyampaian pengetahuan kepada peserta didik, melainkan
pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
masalah serta mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
aktif dalam membangun pengetahuan sendiri. PBL juga
dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian belajar dan
keterampilan sosial itu dapat terbentuk pada saat peserta didik
berkelompok dalam mengidentifikasi permasalahan, strategi
dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan
masalah.22 Jadi tujuan PBL adalah membangun dan
mengembangan pembelajaran tiga ranah pembelajaran, pertama
dibidang kognitif (adanya pemecahan masalah mendorong
peserta didik menerapkan ilmu dasar yang ada). Kedua, bidang
psikomotorik (melatih peserta didik dalam pemecahan

20
Syamsul Arifin, Model Problem Based Learning Berbasis Kognitif dalam
Pembelajaran Matematika, (Jawa Barat: CV Adanu Abimata), 2021, 16.
21
Arie Anang Setyo, Strategi Pembelajaran Problem Based Learning, (Makassar
: Yayasan Barcode, 2020), 19.
22
Herminarto Sofyan, dkk. Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: UNY Press, 2017), 53.
26

masalah). Ketiga, bidang afektif yaitu berupa pengembangan


karakter diri (hubungan antar teman sekelompok dalam
menyelesaikan masalah).

3. Langkah- Langkah Problem Based Learning


Menurut Arends menjelaskan sintaks Problem Based
Learning meliputi:
Tabel 2.1
Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning23
No Fase Kegiatan Pendidik
1. Mengarahkan peserta Pendidik meninjau ulang
didik kepada masalah tujuan pelajaran, menjabarkan
persyarat logistik yang penting
dan memotivasi peserta didik
untuk terlibat dalam kegiatan
pemecahan masalah.
2. Mempersiapkan Pendidik membantu peserta
peserta didik untuk didik mendefinisikan dan
belajar menyusun tugas-tugas belajar
yang terkait dengan
permasalahan.
3. Membantu penelitian Pendidik mendorong peserta
mandiri dan didik untuk mengumpulkan
kelompok informasi yang sesuai,
mengadakan eksperimen, dan
mencari penjelasan dan solusi.
4. Mengembangkan dan Pendidik membantu peserta
menyajikan artefak didik dalam merencanakan dan
dan benda pajang mempersiapkan artefak yang
sesuai seperti laporan, video,
dan model, serta membantu
mereka membagikan pekerjaan
mereka dengan orang lain.

5. Menganalisis dan Pendidik membantu peserta


mengevaluasi proses didik untuk merefleksikan
pemecahan masalah penyelidikan mereka dan
proses yang mereka gunakan.

23
Ibid, 58.
27

Salah satu kekuatan dari Problem Based Learning adalah


mengajak peserta didik berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Peserta didik dapat menggali pemahaman lebih
mendalam dari kegiatan pemecahan masalah. Problem Based
Learning termasuk dalam pendekatan student-centered,
biasanya dilakukan di dalam kelompok-kelompok kecil,
sementara peran pendidik sebagai fasilitator.

4. Kelebihan Problem Based Learning


Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning
Sebagai berikut:
a. Membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan
intelektual;
b. Membantu peserta didik untuk melatih kemampuan
berargumentasi berdasarkan bukti yang valid;
c. Membantu peserta didik belajar untuk belajar bekerja
sama;
d. Meningkatkan motivasi belajar dengan memfokuskan pada
pembelajaran kehidupan nyata dan didukung berbagai
media pembelajaran;
e. Mendorong pendekatan pembelajaran yang lebih dalam
dengan memaksa peserta didik mencari dan berinteraksi
dengan informasi diberbagai tingkatan;
f. Memfokuskan pembelajaran pada informasi inti yang
relevan;
g. Memfasilitasi peserta didik agar bertanggung jawab atas
pembelajaran mereka sendiri; dan
h. Meningkatkan kemampuan leadership, kerja tim,
komunikasi serta pemecahan masalah.24

5. Kekurangan Problem Based Learning


Meskipun model pembelajarn Problem Based Learning
sudah lama diterapkan akan tetapi masih menjadi barang baru di

24
Ariyanto dkk., “Problem Based Learning dan Argumentation Sebagai Solusi
dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMK.” Jurnal
Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang
Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, Vol.6 no. 2, (2020), 197.
28

dunia pendidikan Indonesia. Perlu adanya training dan pelatihan


sebelum pelaksanaannya sehingga pendidik menguasai proses
dan juga tujuan dari PBL dalam pembelajaran itu sendiri. 25

E. Berpikir Kritis
1. Pengertian Berpikir Kritis
Kata “kritis” berasal dari bahasa Yunani, yakni critikos yang
artinya “yang membedakan”. Kata kritis berasal dari bahasa
Yunani kuno krites, artinya orang yang memberikan pendapat
beralasan, pertimbangan nilai, atau pengamatan. Berpikir kritis
merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan segala
sesuatu dengan menggunakan metode-metode berpikir secara
konsisten serta mereflesikannya sebagai dasar pengambilan
kesimpulan yang shahih.26
Menurut Robert H. Ennis “critical thinking is reasonable
and reflective thinking focused on deciding what to believe or
do” yang artinya berpikir kritis adalah suatu proses berpikir
reflektif yang berfokus pada memutuskan apa yang diyakini
atau dilakukan.27 Sedangkan Rainbolt dan Dwyer berpikir kritis
adalah keterampilan mengevaluasi argumen-argumen yang
dibuat orang lain dengan benar dan membuat sendiri argument-
argumen yang baik dan benar.28
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara
logis, reflektif, sistematis, dan produktif yang diaplikasikan
dalam membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang
baik. berpikir kritis dapat dikatakan kemampuan seseorang
dalam menganalisis suatu gagasan dengan menggunakan
penalaran yang logis. 29

25
Herminarto Sofyan, Op.cit, 60.
26
Kasdin Sihotang, Berpikir Kritis Kecakapan Hidup di Era Digital, (Yogyakarta:
Kanisius, 2019), 37.
27
Robert H. Ennis, “Critical Thinking and Subject Specificity: Clarification and
Needed Research,” Educational Researcher, Vol. 18 no 3, (1989), 4.
28
George W. Rainbolt dan Sandra L.Dwyer, Critical Thingking, (Boston:
Wadsworth Cengage Learning, 2015), 6.
29
Muhammad Bakrun, Peningkatan Proses Pembelajaran dan Penilaian
Pembelajaran Abad 21 dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SMK,
(Surakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2018), 15.
29

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yang perlu dimiliki oleh peserta didik untuk
melihat suatu permasalahan dari berbagai perspektif dan
mencari solusi, peserta didik yang dibekali dengan keterampilan
berpikir kritis dapat mencermati pendapat orang lain kemudian
memutuskan dan menilai mana pendapat yang benar ataupun
salah berdasarkan kebenaran ilmiah dan pengetahuan, sehingga
peserta didik memiliki pemikiran yang terbuka dan tidak mudah
menerima informasi tanpa melalui proses berpikir terlebih
dahulu.

2. Pentingnya Keterampilan Berpikir Kritis


Keterampilan berpikir merupakan salah satu kecakapan
hidup yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan.
Kemampuan peserta didik dalam berfikir akan berpengaruh
terhadap keberhasilan peserta didik karena kemampuan berpikir
berkaitan dengan apa yang akan dilakukan. Hal tersebut
mengandung pengertian bahwa pembelajaran berpikir dalam
proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada
pengetahuan materi pelajaran, akan tetapi yang diutamakan
adalah kemampuan untuk memperoleh pengetahuannya sendiri.
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis
cenderung lebih cepat mengidentifikasi informasi yang relevan,
memisahkan informasi yang tidak relevan serta memanfaatkan
informasi tersebut untuk mencari solusi masalah. Melalui
kemampuan berpikir kritis, peserta didik mampu berpikir secara
rasional dalam menerima informasi dan sistematis dalam
memecahkan permasalahan. Peserta didik yang memiliki
kemampuan berpikir kritis dapat memanfaatkan ide ataupun
informasi, dan mencari informasi tambahan yang relevan
sehingga dapat mengevaluasi lalu untuk menghasilkan ide yang
terbaik. Kemampuan berpikir kritis juga berfungsi untuk
merefleksi atau evaluasi diri terhadap keputusan yang sudah
diambil.30

30
Ibid, 16.
30

Seseorang perlu memiliki kemampuan berpikir kritis dan


perlu mempelajarinya, karena keterampilan tersebut sangat
berguna dan sebagai bekal dalam menghadapi kehidupan
sekarang dan di masa yang akan datang. Dengan kemampuan
berpikir kritis, seseorang mampu berpikir secara rasional dan
logis dalam menerima informasi dan sistematis dalam
pemecahan masalah. 31
Menurut Bailin dalam Ridwan Abdullah, pembelajaran
berpikir kritis di Sekolah Dasar dapat diintegrasikan dengan
mengajarkan peserta didik untuk :
a. Menghargai alasan dan kebenaran
b. Menghargai orang lain selama berdiskusi
c. Berpikir terbuka
d. Ingin mengetahui pandangan orang lain
e. Melihat perbedaan antara definisi dan pernyataan empirik
f. Mengg(unakan strategi kognitif, misalnya menanyakan
contoh jika belum jelas
g. Menggunakan prinsip-prinsip berpikir kritis, misalnya
memikirkan pilihan sebelum mengambil keputusan. 32

3. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis


Menurut Ennis terdapat lima tahap berpikir kritis dengan
masing masing indikatornya sebagai berikut. 33
Tabel 2.2
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Indikator
Kemampuan Sub Indikator
Penjelasan
Berpikir Berpikir Kritis
Kritis
Elementary 1. Memfokuskan a. Mengidentifikasi/
clarification pertanyaan merumuskan pertanyaan
(Mempelajari b. Mengidentidfikasi kriteria

31
Linda Zakiah dan Ika Lestari, Berpikir Kritis Dalam Konteks Pembelajaran,
(Jakarta: Erzatama Karya Abadi, 2019), 9.
32
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Beorientasi AKM, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2021), 60.
33
Lilis Lismaya, Berpikir Kritis & PBL, (Surabaya: Media Sahabat Cendikia,
2019), 11.
31

penjelasan untuk mempertimbangkan


sederhana) jawaban yang mungkin
c. Memelihara kondisi dlam
keadaan berpikir
2. Menganalisis a. Mengidentifikasi kesimpulan
argumen b. Mengidentifikasi alasan
sebab yang tidak dinyatakan
c. Mengidentifikasi alasan
sebab yang dinyatakan
d. Mengidentifikasi
ketidakrelevanan dan
kerelevanan
e. Mencari persamaan dan
perbedaan
f. Membuat ringkasan
3. Bertanya dan a. Mengapa demikian
menjawab b. Apa intinya, dan apa artinya
c. Yang mana contohnya
d. Bagaimana menerapkannya
e. Mencari persamaan dan
perbedaan
4. Mempertimbangk a. Ahli
an kredibilitas b. Kesepakatan antar sumber
suatu ssumber c. Reputasi
d. Kemampuan memberikan
alasan
Basic Support
5. Mengobservasi a. Ikut terlibat dalam
(Membangun
dan menyimpukan
keterampilan
mempertimbangk b. Mencatat hal-hal yang
dasar)
an hasil observasi diinginkan
c. Penguatan
d. Kondisi akses yang baik
e. Penggunaan teknologi yang
kompeten
6. Membuat a. Kelompok logis
dedukasi dan b. Kondisi yang logis
Inference
mempertimbangk c. Interpretasi pernyataan
(menyimpulka
an
n)
7. Membuat a. Membuat generalisasi
induksi dan b. Membuat kesimpulan dan
32

mempertimbangk hipotesis
an
8. Membuat dan a. Latar belakang fakta
mempertimbangk b. Konsekuensi
an hasil c. Penerapan prinsip
keputusan d. Memikirkan alternatif
e. Menyeimbangkan keputusan
Advance 9. Mendefinisikan a. Bentuk sinonim, klarifikasi
clarification istilah dan b. Strategi definisi
(memberi mempertimbangk c. Isi (content)
penjelasan an hasilnya
lebih lanjut) 10. Mengidentifikasi a. Penalaran secara implisit
asumsi b. Asumsi yang diperlukan,
rekontruksi argumen
Strategy and 11. Memutuskan a. Mendefinisikan masalah
tactics suatu tindakan b. Menyeleksi kriteria untuk
(mengatur membuat solusi
strategi dan c. Merumuskan alternatif yang
taktik) memungkinkan
d. Memutuskan hal-hal yang
akan dilakukan secara tentatif
e. Melakukan review
f. Memonitor implementasi
12. Berinteraksi
dengan orang lain
77

DAFTAR PUSTAKA

Andhani, Ningsih, & Tenriawaru, Kelayakan Lembar Kerja Peserta


Didik (LKPD) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Submateri
Invertebrata Kelas X. Paper Knowledge Toward a Media
History of Document, Vol.13 no 1, 2021.

Apriyani, Winda, Pengembangan LKPD Berbasis PBL Pada Pokok


Bahasan Sistem Respirasi Untuk Melatih Literasi Kuantitatif
dan Sikap Ilmiah Peserta Didik SMA Kelas XI IPA. (Tesis,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2019.

Ardhani, Ilhamdi, dan Istiningsih, “Pengembangan Media


Pembelajaran Berbasis Permainan Monopoli pada Pelajaran
IPA.” J. Pijar MIPA, Vol. 16 no 2, 2021.

Arifin, Syamsul Model Problem Based Learning Berbasis Kognitif


Dalam Pembelajaran Matematika, Jawa Barat : CV Adanu
Abimata, 2021.

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pendidikan, Jakarta :PT. Rineka


Cipta, 2013.

Aris, Ika Evitasari dan Siti Hindun, “Meningkatkan Hasil Belajar Ipa
Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl)
Pada Materi Ekosistem Kelas V Di Sdn Gunung Sari 3
Kecamatan Gunung Sari.” Pelita Calistung, Vol.2 no 2, 2021.

Ariyanto, dkk, “Problem Based Learning dan Argumentation Sebagai


Solusi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
SMK,” Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan
Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan
Pembelajaran, Vol.6 no. 2, 2020.

Arnyana, “Pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi 4c


(Communication, Collaboration, Critical Thinking and creative
78

Thinking) untuk menyongsong era abad 21,” Prosiding :


Konferensi Nasional Matematika dan IPA Universitas PGRI
Banyuwangi, Vol. 1 no 1, 2019.

Astawan, I Gede dan I Gusti Ayu Tri Agustina, Pendidikan IPA di


Sekolah Dasar di Era Revolusi Industri 4.0, Bali: Nilacakra,
2020.

Astuti, Sry, Muhammad Danial & Muhammad Anwar,


“Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta
Didik Pada Materi Ketimbangan Kimia,” Chemistry Education
Review, Vol. 1 no 2, 2018.

Bakrun, Muhammad. Peningkatan Proses Pembelajaran dan


Penilaian Pembelajaran Abad 21 dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran SMK, (Surakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2018.

Branch, Robert Maribe Instructional Design: The ADDIE Approach,


New York : Business Media, 2009.

Damayanti, Almira Eka dkk., “Kelayakan Media Pembelajaran Fisika


Berupa Buku Saku Berbasis Android Pada Materi Fluida
Statis,” Indonesian Journal of Science and Mathematics
Education, Vol. 1 no 1, 2018.

Dermawati, Nursyamsi, Suprapta, & Muzakir, “Pengembangan


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Lingkungan”,
Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 7 no. 1, 2019.

Ennis, Robert H. “Critical Thinking and Subject Specificity:


Clarification and Needed Research,” Educational Researcher,
Vol. 18 no 3, 1989.
79

Fitriyah, Ika Melina dan Ghofur, “Pengembangan E-LKPD Berbasis


Android Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Peserta Didik.”
Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 no 5, 2021.

Gabriella, Nonik dan Mitarlis, “Pengembangan LKPD Berorientasi


Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Pada Materi Hidrokarbon”, UNESA Journal Of
Chemical Education, 2021.

Hake, R. R, “Interactive Engagement Versus Traditional Method: A


Six Thousand Student Survey of Mechanics Data for
Introduction Physics Courses,” American Journal Physics, Vol.
66 no 1, 1998.

Hamdani, Prayitno, & Karyanto, “Meningkatkan Kemampuan


Berpikir Kritis Melalui Metode Eksperimen,” In Proceeding
Biology Education Conference: Biology, Science,
Enviromental, and Learning, Vol. 16 no. 1, 2019.

Hamzah, Amir, Metode Penelitian & Pengembangan, Malang:


Literasi Nusantara, 2020.

Harefa Darmawan dan Muniharti Sarumaha, Teori Pengenalan Ilmu


Pengetahuan Alam Pada Anak Usia Dini, Yogyakarta: PM
Publisher, 2020.

Herdiansyah, Kiki, “Pengembangan LKPD Berbasis Model Problem


Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis.” Jurnal Eksponen, Vol. 8 no 1, 2018.

Hisbullah dan Nurhayati, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di


Sekolah Dasar, Makassar: Akasara Timur, 2018.

Ismawati, Eni, dan Muhammad Abdul Ghofur, “Pengembangan


LKPD Berbasis Problem Based Learning untuk meningkatkan
80

berpikir kritis peserta didik pada KD Perdagangan


Internasional”, JUPE, Volume 8 no 2, 2020.

Ismiyanti, N. “Perancangan Pembelajaran IPA Menggunakan


Software Videoscribe,” Vektor: Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 1
no 2, 2020.

Jawadiyah, Amnia’ul Aida dan Muchlis, “Pengembangan LKPD


Berbasis Problem Based Learning untuk Melatih Keterampilan
Berpikir Kritis pada Materi Larutan Penyangga,” UNESA
Journal Of Chemical Education, Vol. 10 no 2, 2021.

Juniati, Kartini & Maimunah, “Perangkat Pembelajaran Materi


Segiempat dan Segitiga Berbasis Model PBL Untuk
memfasilitasi Kemampuan Koneksi Matematis Peserta Didik
SMP/MTs,” Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 05 no 2,
2021.

Ketaren, A., “Pengembangan LKPD Berbasis HOTS pada Pelajaran


Matematika Berbantuan Live Worksheets di Kelas IV Sekolah
Dasar”. Prosiding Pendidikan Dasar, Vol. 1 no 1, 2022.

Kosasih, E. Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta : Bumi Aksara,


2020.

Kurniahtunnisa, Nur Kusuma Dewi, dan Nur Rahayu Utami,


“Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Materi Sistem Ekskresi,”
Journal of Biology Education, Vol. 5 no 3, 2016.

Lestari, Ega Ayu, “Pengembangan LKPD Berbasis eksperimen IPA


Kelas V SD/MI,” Skripsi, UIN Raden Intan, 2018.

Lismaya, Lilis. Berpikir Kritis & PBL, (Surabaya : Media Sahabat


Cendikia, 2019.
81

Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik


SD/MI, Yogyakarta : Samudra Biru, 2021.

Magdalena, Ina dkk., “Analisis Bahan Ajar,” Nusantara: Jurnal


Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol. 2, no 2, 2020.

Malik, Adam, Pengantar Statistika Pendidikan, Yogyakarta :


Deepublish, 2018.

Muhidin, Aeng dan Ubaiq Al Faruq, Pengembangan Bahan Ajar,


Tangerang: UNPAM PRESS, 2018.

Nana, Pengembangan Bahan Ajar, Tasikmalaya: Lakeisha, 2020.

Nuryanti, L, Zubaidah, & Diantoro, “Analisis kemampuan berpikir


kritis siswa SMP,” Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan, Vol. 3 no. 2, 2018.

Palennari, Muhiddin, “Problem Based Learning Memberdayakan


Keterampilan Berpikir Kritis Pembelajar Pada Pembelajaran
Biologi,” Prosiding: Inovasi Pembelajaran dan Penelitian
Biologi Berbasis Potensi Alam, Prosiding.

Pribadi, Beny Agus & Dewi A. Padmo Putri, Pengembangan Bahan


Ajar, Tangerang Selatan : Universitas Terbuka, 2019.

Rainbolt, George W. dan Sandra L.Dwyer, Critical Thingking,


Boston: Wadsworth Cengage Learning, 2015.

Ratnawati, Dewi, Isnaini Handayani, & Windia Hadi, “Pengaruh


Model Pembelajaran PBL Berbantu Question Card Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
SMP”. Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 10 no.
1, 2020.

Riduwan, Dasar-Dasar Statistik, Bandung: Alfabeta, 2014.


82

Rossytasari, Irene Octavia dan Eunice Widyanti Setyaningtyas, “Meta


Analisis Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal Ilmu Pendidikan
Vol.3 no 4, (2021), 2078.

Samsinar S, “Urgensi Learning Resourse (Sumber Belajar) Dalam


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran,” Jurnal Kependidikan,
Vol. 13 no 2, 2019.

Sani, Ridwan Abdullah, Pembelajaran Beorientasi AKM, Jakarta:


Bumi Aksara, 2021.

Setyo, Arie Anang, Strategi Pembelajaran Problem Based Learning,


Makassar : Yayasan Barcode, 2020.

Shofiyah, Noly & Fitri Eka Wulandari, “Model Problem Based


Learning (PBL) dalam Melatih Scientific Reasoning Siswa”.
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, Vol. 3 no 1, 2018.

Sihotang, Kasdin, Berpikir Kritis Kecakapan Hidup di Era Digital,


Yogyakarta: Kanisius, 2019.

Sofyan, Herminanto dkk., Problem Based Learning dalam Kurikulum


2013, Yogyakarta: Ikatan Penerbit Indonesia, 2017.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,


Bandung : Alfabeta, 2019.

Sutiawan, S., & Fauzan, A, “Pengembangan Sumber Daya Manusia di


Sekolah Alam Lampung,” Al-Idarah: Jurnal Kependidikan
Islam, Vol. 11 no 1, 2021.

Syamsudin, “Problem Based Learning dalam Mengembangkan


Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Sosial,”
Elementary School Education Journal, Vol. 4 no 2, 2020.
83

Wahyuni, Ni Putu Sri dkk., “Implementasi Metode Examples Non


Examples dalam Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD,” Jurnal Ilmiah
Pendidikan Citra Bakti, Vol. 9, no 1 2022.

Yetti, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis


Pendekatan Metaphorica Thingking Untuk Kemampuan
Pemahaman Sistematis Peserta Didik di SMPN 2 Periangan,”
Publikasi IAIN Batisangkar, 2021.

Zakiah, Linda dan Ika Lestari, Berpikir Kritis Dalam Konteks


Pembelajaran, Jakarta: Erzatama Karya Abadi, 2019.

Anda mungkin juga menyukai