Anda di halaman 1dari 81

Oleh

1
Tujuan pembelajaran:

Setelah mengikuti materi ini diharapkan memiliki


kesadaran untuk menjauhkan diri dari perilaku
korupsi

2
Asal kata korupsi

Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yg


bermakna busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok

3
Tindakan melawan hukum
oleh setiap orang baik
pejabat pemerintah
maupun swasta untuk
memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu
korporasi yg dapat
merugikan keuangan
negara atau perekonomian
negara. (UU No. 31 tahun 1999 jo UU No. 20
tahun 2001)

4
▪ Kaya (KBBI) =
mempunyai banyak harta (uang dsb)
▪ Memperkaya =
▪ menjadikan lebih kaya,
▪ menjadikan orang belum kaya menjadi kaya
▪ orang yg sudah kaya bertambah kaya

5
▪ Menurut terminologi hukum pidana,
Korporasi =
▪ badan atau usaha yg mempunyai identitas
sendiri, kekayaan sendiri terpisah dari
kekayaan anggota.
▪ kumpulan orang dan atau kekayaan yg
terorganisasi baik merupakan badan hukum
maupun bukan badan hukum

▪ Dalam hal tuntutan pidana dilakukan thd suatu


korporasi mk korporasi tsb diwakili oleh pengurus.
6
Uang yg dikorupsi tdk kembali sepenuhnya kpd negara → rakyat telah
mensubsidi koruptor, artinya sbgn besar uang rakyat yg dikorupsi tetap
dinikmati koruptor meskipun koruptor telah dijatuhi hukuman.

7
Korupsi tdk hanya mengakibatkan kerugian
keuangan negara ttp jg menimbulkan kerugian yg
lain:

8
Contoh kasus:

Berdasarkan data KPK, diketahui


bahwa biaya penanganan kasus
korupsi kehutanan oleh Al Amien
Nasution (pelepasan Kawasan Hutan
Lindung Tanjung Pantai Air Telang,
untuk pembangunan Samudera
Tanjung Api-api di Kabupaten
Banyuasin, Sumatera Selatan).
meliputi biaya pra-penyelidikan,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
dan eksekusi serta biaya dukungan
lainnya. Hasil perhitungan sbb:
9
Total biaya sosial korupsi kasus Al Amien Nasution yg
terdiri atas nilai kerugian negara, biaya implisit, biaya
reaksi dan biaya antisipasi korupsi adalah sejumlah: Rp.
105.423.070.735 (lebih dari 100 milyar rupiah).
Padahal pengadilan memutuskan hukuman berupa denda
hanya sebesar Rp. 250.000.000 dan penjara selama 8
tahun.

10
11
12
13
Penyebab korupsi:

Tamak/rakus

Gaya hidup
Internal
konsumtif
Penyebab korupsi

Moral yg kurang
kuat

Faktor Politik

Faktor Hukum Krg adanya teladan dari pemimpin


Eksternal
Faktor Ekonomi Tidak adanya kultur organisasi yg benar

Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah krg


Faktor Organisasi
memadai

Manajemen cenderung menutupi korupsi di dlm


organisasi

Lemahnya pengawasan
14
Pengawas malah memeras
Dua pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI
Kanwil Jawa Barat terjerat operasi tangkap tangan
(OTT) oleh jaksa. Keduanya melakukan pemerasan
dengan modus pemeriksaan temuan di Kabupaten
Bekasi.

"Modusnya kurang lebih bahwa dia menyampaikan ada


temuan dan kemudian ada menegokan. Kalau tidak
memberikan uang, akan diungkap. Kalau memberikan,
ini (temuan) akan diselesaikan," ucap Kepala Kejaksaan
Tinggi (Kejati) Jawa Barat Asep N Mulyana di Kantor
Kejati Jabar, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung,
Rabu (30/3/2022).

Tak tanggung-tanggung, kedua pegawai berinisial AMR


dan F ini meminta uang dengan nominal cukup besar.
Untuk skala rumah sakit, keduanya meminta hingga Rp
500 juta.

"Yang diminta kurang lebih Rp 500 juta untuk rumah sakit daerah dan 17 puskesmas masing-masing Rp 20 juta," kata dia.

Tim gabungan Kejati Jabar dan Kejari Kabupaten Bekasi sendiri menemukan uang Rp 350 juta dari apartemen yang diduga
ditempati keduanya di Bekasi. Uang tersebut dari hasil pemerasan.
Menurut Asep, pihak rumah sakit sudah menyerahkan Rp 100 juta, sedangkan dari puskesmas masing-masing yang diserahkan
beragam dengan totalnya Rp 250 juta.

"Yang menyedihkan ketika pihak RS tidak mampu, ada satu staf yang meminjam uang untuk memenuhi ini dan meminjam ke bank
daerah Rp 100 juta dan diserahkan, ini barang bukti HP, uang pecaham 50 dan 100 itu memang uang yang diserahkan ke yang
bersangkutan," katanya.
Sumber: https://www.detik.com/jabar/hukum-dan-kriminal/d-6008817/siasat-2-pegawai-bpk-peras-ratusan-juta-rs-puskesmas-di-bekasi
15
Robert Klitgaard

▪ C=D+M-A
C = coruption
D = discretion *)
M = monopoly
A = acuntability
*) kebebasan mengambil keputusan sendiri dlm setiap situasi yg dihadapi

Korupsi dapat tjd jk:


▪ Ada monopoli kekuasaan yg dipegang oleh seseorang,
▪ Memiliki kemerdekaan bertindak atau wewenang yg berlebihan.
▪ Didukung tidak adanya pertanggungjawaban yg jelas.

16
Rumus korupsi:

Korupsi =
Kekuasan + kesempatan – integritas

17
Video:

18
19
Korupsi di
Mahkamah Agung

20
Contoh integritas

Suatu ketika khalifah Umar bin Khottob mengadakan perjalanan ke suatu


tempat. Di tengah perjalanan, dia bertemu dg seorang anak penggembala
kambing yg hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya telah meninggal
dunia. Dia pun hidup mengandalkan upah yg diperolehnya dg menggembala
kambing. Melihat si anak itu, Umar kemudian ingin menguji apakah anak ini
21
dapat bersikap jujur dan amanah. Maka, didekatilah si anak ini.
"Banyak sekali kambing yg kau
pelihara. Semuanya bagus dan
gemuk-gemuk. Juallah
kepadaku barang 1 ekor saja

Saya bukan pemilik


kambing-kambing ini. Saya
hanya menggembalakan
kambing-kambing ini dan
memungut upah darinya

22
Katakan saja kepada
majikanmu, salah satu
kambingnya dimakan serigala

Jika tuan menyuruh saya berbohong, di mana


Allah? Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah tuan
mau menjerumuskan saya ke dalam neraka karena
telah berbohong?

Setelah kejadian ini, Khalifah Umar memerdekakan anak gembala ini dari
majikannya dan semua kambing yg digembalakan si anak tadi dibeli Khalifah
Umar dan diberikan kepadanya sebagai hadiah atas kejujuran dan amanah si
anak gembala
23
24
Pembelajaran apa yg bisa kita dapatkan dari 4
contoh tadi (penggembala kambing, Jenderal
Hoegeng, eks walikota Jogja dan hakim agung)?
→ yg tdk ingin bersuara boleh dituliskan di chat

25
Beda nasib dan gaya antara koruptor dan
maling

26
27
28
29
▪ Gayus Tambunan: 6 bl ▪ Nazarudin: 5 bl
▪ Dihukum:
30 21 Agustus 2035 ▪ Dihukum: 5 Oktober 2023
TEMBAK !!!

31
Pasal 2 UU Tipikor

▪ Pasal 2 ayat (1) UU 31/1999 menyatakan, 'Setiap orang


yg secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yg dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun
dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp
200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.'
▪ Sementara Pasal 2 ayat (2) menyebutkan, 'Dalam hal
tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati
dapat dijatuhkan.'

32
Pasal 2 Ayat (2)UU Tipikor

keadaan tertentu dalam ketentuan ini adalah


keadaan yg dapat dijadikan alasan pemberatan pidana bagi
pelaku tindak pidana korupsi yaitu apabila tindak pidana
tersebut dilakukan thd dana-dana yg diperuntukkan bagi:
▪ penanggulangan keadaan bahaya,
▪ bencana alam nasional,
▪ penanggulangan akibat kerusuhan sosial yg meluas,
▪ penanggulangan krisis ekonomi dan moneter,
▪ dan penanggulangan tindak pidana korupsi'.

Presiden Jokowi telah menerbitkan Keppres Nomor 12 Tahun 2020


yg menyatakan
33 bahwa Covid-19 merupakan bencana nasional.
Korupsi di Kemensos

Juliari Batubara divonis 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta

Pakar hukum Unsoed Purwokerto, Prof Hibnu Nugroho mendorong KPK


menuntut hukuman mati bagi pelaku korupsi di masa pandemic COVID-19.
34
Hakim Agung Artidjo Alkostar
• Hakim yg paling ditakuti koruptor
• Hukuman kurungan koruptor
selalu ditambah
• Ingin menghukum mati koruptor,
tp sayangnya konstruksi hukum di
pasal korupsi sering tdk pas

35
Teori memberantas korupsi:

Spt orang mandi

36
30 bentuk korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo UU
No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
1. Kerugian Keuangan Negara
a. Melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri dan dapat merugikan
keuangan negara (pasal 2).
b. Menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri dan
dapat merugikan keuangan negara (pasal 3).
2. Suap – menyuap
a. Menyuap pegawai negeri (pasal 5 ayat 1 huruf a dan b).
b. Memberi hadiah kepada pegawai karena jabatannya (pasal 13).
c. Pegawai negeri menerima suap (pasal 5 ayat 2, pasal 12 huruf a dan b).
d. Pegawai negeri menerima hadiah yg berhubungan dengan jabatannya
(pasal 11).
e. Menyuap hakim (pasal 6 ayat 1 huruf a).
f. Menyuap advokat (pasal 6 ayat 1 huruf b).
g. Hakim dan advokat menerima suap (pasal 6 ayat 2).
h. Hakim menerima suap (pasal 12 huruf c).
i. Advokat menerima suap (pasal 12 huruf d).
37
3. Penggelapan dalam jabatan
a. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan (pasal 8).
b. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi (pasal 9).
c. Pegawai negeri merusak bukti (pasal 10 huruf a).
d. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusak bukti (pasal 10 huruf b).
e. Pegawai negeri membantu orang lain merusak bukti (pasal 10 huruf c).
4. Pemerasan
a. Pegawai negeri memeras (pasal 12 huruf e dan g).
b. Pegawai negeri memeras pegawai negeri yg lain (pasal 12 huruf f).

38
5. Perbuatan curang
a. Pemborong berbuat curang (pasal 7 ayat 1 huruf a).
b. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang (pasal 7 ayat 1 huruf b).
c. Rekanan TNI atau Polri berbuat curang (pasal 7 ayat 1 huruf c).
d. Pengawas rekanan TNI atau Polri membiarkan perbuatan curang (pasal 7
ayat 1 huruf d).
e. Penerima barang TNI atau Polri membiarkan perbuatan curang (pasal 7
ayat 2).
f. Pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain
(pasal 12 huruf h).
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yg diurusnya (pasal 12 huruf i).
7. Gratifikasi
Pegawai negeri menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK (pasal 12 B jo pasal 12 C).

39
Tindak pidana korupsi yg sering terjadi dalam
penyelenggaraan Pemerintah Daerah

▪ Mark up harga
▪ SPPD fiktif
▪ Pengurangan fisik bangunan
▪ Pelanggaran prinsip-prinsip pengadaan barang dan
jasa
▪ Pelanggaran lainnya yg merugikan pemerintah
daerah

40
Akibat korupsi:

41
42
Jk 1 domino/gaple
jatuh, dia akan
menjatuhkan 1 domino
berikutnya, dst

43
44
▪ Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
▪ Baik yg diterima di dalam negeri maupun di luar
negeri dan yg dilakukan dg menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana

45
Pada UU 20/2001 setiap gratifikasi yg diperoleh
pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
suap, namun ketentuan yg sama tidak berlaku apabila
penerima melaporkan gratifikasi yg diterimanya
kepada KPK yg wajib dilakukan paling lambat 30 hari
kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tsb diterima.

46
No Kriteria Penjelasan
1 Motif Apakah pemberian tersebut untuk mempengaruhi
keputusan PNS/Pejabat untuk melaksanakan/tidak
melaksanakan tupoksinya?
2 Kesetaraan Apakah pemberi dan penerima mempunyai hub yg
“setara?”, jk tidak = gratifikasi = laporkan
3 Relasi Apakah terdapat kaitan berkenaan dg/menygkut akses
kekuasaan ke aset-aset dan kontrol atas aset-aset sumberdaya
strategis ekonomi, politik, sosial, dan budaya yg Anda
seperti Panitia PBJ, PPK, dll
4 Conflick of Apakah pemberian tersebut dapat menjadi benturan
interst kepentingan di masa mendatang (ga enak… karena
sudah kenal dan membantu)
5 Cara memberi Apakah pemberian dilakukan secara “terbuka”
6 Kewajaran Apakah pemberian tersebut dalam jumlah dan frekuensi
yg wajar secara ukuran masy. Umum?
47
Jika saya menerima gratifikasi, apa
yg harus saya lakukan?
▪ Jika anda memiliki posisi sebagai penyelenggara negara atau
pegawai negeri menerima gratifikasi maka langkah yg terbaik
yg bisa anda lakukan (jika anda dapat mengidentifikasi
motif pemberian adalah gratifikasi ilegal) adalah menolak
gratifikasi tsb scr baik, shg sedapat mungkin tdk menyinggung
perasaan pemberi.
▪ Jk keadaan memaksa anda menerima gratifikasi tersebut,
misalnya pemberian terlanjur dilakukan melalui orang terdekat
anda (suami, istri, anak, dan lain-lain) atau ada perasaan tidak
enak krn dapat menyinggung pemberi, maka sebaiknya
gratifikasi yg diterima segera dilaporkan ke KPK. Jika
instansi anda kebetulan adalah salah satu instansi yg telah
bekerjasama dg KPK dalam Program Pengendalian Gratifikasi
(PPG), maka Anda dapat melaporkan langsung di instansi
anda. 48
49
Laporan gratifikasi lwt Gratifikasi Online
(versi web)

50
Laporan gratifikasi lwt Gratifikasi Online
(versi mobile/handphone)

51
LOGO
Diagram Presentasi Temuan
LOGO
1. Kapan Korupsi
Ksehatan 4. Dana Kesehatan
Ditindak ? Tahun Obyek mana yang paling
Terungkap Korupsi banyak dikorupsi?

Institusi
2. Lembaga 5. Dimana lokasi
mana paling korupsi
banyak kesehatan
melakukan Lokasi banyak terjadi ?
korupsi
kesehatan

3. Bagaimana
modus korupsi
kesehatan ?
Modus
Periode Pemantauan
LOGO

Total
Penindakan Penindakan Penindakan
Sebelum 2009-2013 Kasus
2009
Hasil Dan Temuan Pemantauan
LOGO

122 kasus
80 kasus 255 tersangka
182 tersangka
42 kasus
Rp 466,0 miliar Rp 594,0 miliar
73 tersangka
Rp 128,0 miliar

Sebelum 2009 2009-2013 Total


Korupsi Kesehatan Berdasarkan Tahun
Penindakan LOGO

Tahun Jumlah Kerugian Negara (Rp


Terungkap Kasus miliar)Title 1. Penindakan korupsi kesehatan meningkat
2001 1 0.2 setiap tahun. Pada tahun 2001 hanya satu
2003 1 24.0 korupsi kesehatan yg ditindak. Kemudian
2004 6 6.5 terus meningkat pada tahun 2008 menjadi
2005 1 - 17 kasus dengan kerugian negara mencapai
2006 1 0.3
Rp 64,3 miliar.
2007 15 29.3
2. Puncak penindakan terjadi pada tahun 2013
2008 17 64.3
dimana penegak hukum berhasil menindak
2009 3 3.5
49 kasus dengan kerugian negara mencapai
2010 4 1.5
Rp 336,2 miliar
2011 10 32.3
2012 14 95.9
2013 49 336.2
Total 122 594.0
Tren Penindakan Korupsi
Kesehatan 2001-2013
LOGO
Jumlah Kasus Kerugian Negara (Rp miliar)
450
• Terdapat tren penindakan
400 meningkat baik dari
336.2
350 jumlah kasus maupun dari
kerugian negara
300
• Terdapat pola berulang
250 dimana puncak
200 penindakan terjadi pada
150
setahun sebelum pemilu
(2008 dan 2013)
100 95.9
64.3 • Apakah dana korupsi
50 29.3 32.3 49 kesehatan digunakan
24.0
0 10.2 1 66.5 1- 10.3 15 17 33.5 41.5 10 14 untuk dana kampanye ?
• Apakah program
kesehatan digunakan
menjadi instrumen politik ?
• Dua pertanyaan ini perlu
dijawab melalui kajian
lebih lanjut.
Obyek Korupsi Kesehatan
LOGO
Jumlah Kerugian Negara
No Obyek Korupsi
Kasus (Rp miliar) • Dana Alkes merupakan dana
1 Dana Alkes 43 442.8 paling banyak dikorupsi
2
3
Dana Pembangunan/Rehabilitasi RS
Dana Obat
19
18
51.4
43.0
• Dana kuratif (alkes,
4 Dana PNBP 1 15.0 pembangunan/rehabilitasi,
5 Dana Jaminan Kesehatan 16 14.6 obat, jaminan kesehatan, dsb
Dana Pembangunan/Rehabilitasi 5
6 Puskesmas 12.9 paling banyak dikorupsi
7 Dana Pengadaan Alat Lab 1 4.9 • Dana promotif dan preventif
8 Pendapatan Rumah Sakit 3 3.3
9 Dana Operasional Rumah Sakit 4 2.2
dikorupsi jauh lebih kecil
10 Anggaran Pendidikan/Pelatihan 2 1.5 dibanding dana kuratif.
11 Dana Sarpras Puskesmas 4 1.3
• Celakanya, kuratif memiliki
12 Dana Posyandu 1 0.9
13 Dana Operasional Dinkes 2 0.2 persentase paling besar dalam
14 Aset Dinkes 1 0.1 APBN dan APBD Kesehatan.
15 Dana Alat KB 1 0.0
16 Dana Sarpras Lab 1 0.0 Anggaran kesehatan belum
Total 122 594.0 menggunakan paradigma sehat
sepenuhnya ?
• Apakah ada kesengajaan memperbesar dana kuratif daripada promotif dan
preventif agar koruptor bisa menyelewengkan anggaran kesehatan lebih
banyak ?
Modus Korupsi Kesehatan
LOGO
Jumlah Kerugian Negara
No Modus Korupsi Kasus (Rp miliar)
1 Mark up 62 506.7
Penyalahgunaan
2 Anggaran 14 33.0
Mark up atau
3 Penggelapan 28 25.1
penggelembungan
Pengadaan Fiktif/
harga pengadaan
Manipulasi Tender dan
Data barang dan jasa
4 11 25.7 merupakan modus
5 Penyuapan 2 3.1 paling umum
Penyalahgunaan digunakan oleh pelaku
6 Wewenang 3 0.4 korupsi kesehatan.

7 Honor Fiktif 1 -

8 Pungutan Liar 1 -

Total 122 594.0


Lembaga Tempat Terjadi Korupsi
LOGO

Jumlah Kerugian Negara


No Lembaga Tempat Korupsi • Kemenkes merupakan
Kasus (Rp miliar) lembaga tempat
1 Kemenkes 9 249.1 korupsi kakap
2 Dinkes Kab/Kota/Provinsi 46 191.0 • Meski jumlah kasus
3 Rumah Sakit 55 118.0 kecil namun kerugian
BPOM dan Lembaga 1 15.0 negara yg
4 Kesehatan lainnya ditimbulkannya sangat
5 Puskesmas 9 11.1 besar. Kerugian negara
6 BUMN/BUMD Kesehatan 1 9.0 melebihi kerugian
7 Ormas/Yayasan 1 0.9 negara karena kasus
Total 122 594.0 korupsi yang terjadi di
46 dinkes dan 55
rumah sakit di
Indonesia
Lokasi Korupsi Kesehatan
LOGO
Jumlah Kerugian Negara
No Provinsi (Lokasi) Korupsi Kasus (Rp miliar)
1 Pusat 12 273.15
2 Banten 9 71.59

• Episentrum korupsi
3 Sumut 15 59.16
4 DI Aceh 8 36.25
5 Jabar 12 28.01
6
7
Kaltim
Sumsel
3
4
26.11
18.26
kesehatan berada di
8
9
Bengkulu
DI Yogyakarta
6
2
10.52
10.00
pemerintahan pusat
10
11
DKI Jakarta
Lampung
3
5
8.85
8.48
(eksekutif, legislatif maupun
12
13
NTB
Jambi
2
1
7.70
7.50
BUMN Kesehatan)
14
15
Riau
Kalteng
7
2
6.99
5.10
• Banten dan Sumut
16 Sulteng 3 4.79 menempati urutan kedua dan
17 Jateng 10 3.97
18 Bali 1 2.30 ketiga dalam lokasi korupsi
19 Jatim 7 2.08
20 Sulsel 2 1.00 kesehatan
21 Maluku 3 0.74
22 Papua 1 0.70
23 Gorontalo 1 0.40
24 Kalsel 1 0.30
25 NTT 2 0.11
Total 122 594.04
Tersangka Korupsi Kesehatan
LOGO
Jumlah %
Jabatan Tersangka
Tersangka
Panitia Pengadaan di Kemenkes dan Dinkes 53 20.9
Pemkab/Pemkot/Pemprov
Rekanan Dinkes Pemkab/Pemkot/Pemprov 51 20.0 • Koruptor kakap
Kadinkes Kab/Kota/Provinsi 31 12.2
Pejabat/Pegawai Dinkes Kab/Kota/Provinsi 22 8.7
disumbang oleh
Data Belum Tersedia 14 5.5 Kemenkes
Direktur Rumah Sakit 14 5.5 • 2 Menkes dan 2 Dirjen
Pejabat/Pegawai Kemenkes 12 4.7
Pejabat/Pegawai RS 12 4.7 serta pejabat Kemenkes
Pejabat/Pegawai Pemkab/Pemkot/Pemprov Non Dinkes 10 3.9 lainnya telah ditetapkan
Pejabat/Pegawai BUMN/BUMD Kesehatan 9 3.5
Pimpinan/Anggota DPR/DPRD 7 2.8
sebagai tersangka
Kepala Puskesmas 5 2.0 karena terlibat kasus
Bupati/Walikota/Gubernur 3 1.2
Rekanan Rumah Sakit 3 1.2
korupsi kesehatan
Ketua Yayasan/Ormas 2 0.8 • 3 Kepala Daerah dan 31
Masyarakat 2 0.8 Kepala Dinkes
Menkes 2 0.8
Dirjen Kemenkes 2 0.8 Provinsi/Kab/Kota serta
Pejabat/Pegawai Badan Terkait Kesehatan 1 0.3 14 Direktur RS juga
Total 255 100.0
ditetapkan sebagai
tersangka.

• 53 Panitia pengadaan barang dan jasa kesehatan juga telah ditetapkan sebagai
Tersangka Korupsi Kesehatan LOGO

Korupsi Kesehatan dilakukan secara


“berjamaah” antara:
▪ Pejabat,
▪ Panitia Pengadaan,
▪ PPK,
▪ P4TK, dan
▪ Rekanan Pengadaan.
Penindakan Korupsi Kesehatan Menurut
Penegak Hukum LOGO

Kerugian
Jumlah
No Penegak Hukum
Kasus
Negara • Kasus korupsi
(Rp miliar)
1 Mabes Polri 3 163.0
kesehatan banyak
2 KPK 7 131.2 ditindak oleh
3 Kejari 50 106.9 Kejaksaan terutama
4 Kejati 24 89.6
5 Kejagung 4 53.8
Kejari dan Kejati.
6 Polda 8 33.7 • Namun demikian,
7 Pengadilan Tipikor 8 6.1 Mabes Polri
8 Belum teridentifikasi 8 5.9
menangani kasus
9 Polres 10 3.8
Total 122 594.0 korupsi kesehatan
kakap (kerugian
negara sangat besar)
Kinerja Penegak Hukum
Menindak Korupsi Kesehatan LOGO

• Kinerja Penegakan
Tabel 8. Tabulasi Silang Perkembangan Penindakan Korupsi Kesehatan Menurut Lembaga
Penindakan
Hukum Korupsi
Perkembangan Penyidikan Kasus Korupsi Kesehatan Yang Kesehatan masih
Disidik Sejak 2008 rendah.
Vonis Belum Ada Proses • Dari 42 kasus yang
Bersala Perkemban Persidan Vonis DP S Kas
h gan gan
ditindak sebelum
Bebas O P3 asi Total
Kejagung 1 2 0 0 0 0 0 3
tahun 2009, 26
Kejari 1 11 0 1 0 0 0 13 kasus diantaranya
Lembaga
Kejati 0 7 3 0 0 1 0 11 tidak jelas
Mabes Polri
Yang 0 0 0 0 1 0 0 1 perkembangan
Menanga ni Polda 0 1 0 0 0 0 0 1 penanganan
Kasus Polres 0 1 0 0 0 0 1 2 • Kejaksaan
Korupsi Pengadilan 6 0 0 0 0 0 0 6 merupakan paling
Belum banyak
0 4 1 0 0 0 0 5
diketahui
Total 8 26 4 1 1 1 1 42
menunggak
penanganan kasus
korupsi kesehatan.
▪ Anggaran Kesehatan masih sangat rawan korupsi.
Pemantauan ICW selama 2001-2013 terhadap 122 kasus
korupsi yang berhasil ditindak: tersangka 255 orang, dan
kerugian negara Rp 594,0 miliar.
▪ Aktor pelaku korupsi kesehatan (tersangka) berasal dari
pejabat tinggi sektor kesehatan, seperti:
▪ Menteri kesehatan (2 orang),
▪ Dirjen (2 orang),
▪ Kepala dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota (31 orang),
▪ Direktur rumah sakit (14 orang),
▪ Gubernur/walikota/bupati (3 orang) dan
▪ Pimpinan DPRD (7 orang).
▪ Korupsi kesehatan banyak menggerogoti anggaran untuk
alkes, obat, pembangunan rumah sakit/puskesmas, dan
jaminan kesehatan

66
▪ Pemerintahan pusat terutama Kementerian Kesehatan
merupakan instansi paling besar memicu kerugian
negara dalam korupsi kesehatan.
▪ Kinerja penegak hukum dalam penindakan kasus
korupsi kesehatan masih rendah. Dibuktikan dengan
masih belum adanya perkembangan sejumlah kasus
korupsi kesehatan yg ditangani sejak tahun 2009.
▪ Terjadinya kasus-kasus korupsi pada sektor kesehatan
yg melibatkan pejabat pada Kementerian Kesehatan
dan Dinas Kesehatan lokal menunjukkan rendahnya
transparansi dan akuntabilitas serta kepatuhan pada
hukum

67
Penyitaan barang gratifikasi

68
69
RUPBASAN
Rumah Penyimpanan
Benda Sitaan dan
Barang Rampasan

Diresmikan: Rabu, 10
Agustus 2022
Luas 4.320 m2
milik mantan (sitaan)
Bupati dan Ketua DPRD
Bangkalan, Fuad Amin
70
Imron.
Lemari Gratifikasi di Balai Besar Guru
Penggerak (LPPKS) Surakarta.
71
Dihibahkan

72
Penutup

▪ Orang beragama selalu


berusaha mendapatkan
rejeki yg halal, baik,
barokah

▪ Bukan hanya banyak


▪ Krn semua akan
dipertanggungjawabkan
dihadapan-Nya

73
▪ Mulai dari diri sendiri
▪ Mulai dari yg kecil
▪ Mulai dari yg kita bisa
▪ Mulai dari sekarang

▪ Rejeki biar sedikit kalau halal, nikmatnya bukan


main
▪ Tapi kalo banyak & haram, bikin gelisah, tidak
tenang → money laundry
74
Raden Ngabehi Ronggowarsito:
(Serat Kalatida)

▪ Amenangi jaman edan, ewuh aya


ing pambudi
▪ Melu edan ora tahan, yan tan melu
anglakoni, baya keduman melik
▪ Kaliren wekasanipun, dilalah kersa
Allah
▪ Begja-begjane kang lali, luwih
begja kang eling lan waspada

75
Beli makan berisi nasi
Makan berdua biar mesra
Mari kita lawan korupsi
Agar rakyat hidup sejahtera

76
77
78
Penjelasan UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi:

Keuangan negara=
Seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yg dipisahkan
atau yg tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian
kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yg timbul krn :
a. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan
pertanggungjawaban pejabat lembaga negara, baik di tingkat
pusat maupun di daerah;
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan
pertanggungjawaban BUMN/BUMD, yayasan, badan hukum,
dan perusahaan yg menyertakan modal negara, atau
perusahaan yg menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan
perjanjian dg negara.

79
UU No. 31 tahun 1999 junto UU no 20/2001 ttg Pemberantasan Tipikor

Kerugian keuangan negara=


berkurangnya kekayaan negara yg disebabkan suatu tindakan melawan hukum,
penyalahgunaan wewenang / kesempatan atau sarana yg ada pada seseorang krn
jabatan atau kedudukan, kelalaian seseorang dan atau disebabkan oleh keadaan di
luar kemampuan manusia (force majure).

Kerugian Keuangan Negara dapat berbentuk :


1. Pengeluaran suatu sumber/kekayaan negara/daerah (dapat berupa uang, barang) yg
seharusnya tidak dikeluarkan;
2. Pengeluaran suatu sumber/kekayaan negara/ daerah lebih besar dari yg seharusnya
menurut kriteria yg berlaku;
3. Hilangnya sumber/kekayaan negara/daerah yg seharusnya diterima (termasuk diantaranya
penerimaan dengan uang palsu, barang fiktif);
4. Penerimaan sumber/kekayaan negara/daerah lebih kecil/rendah dari yg seharusnya
diterima (termasuk penerimaan barang rusak, kualitas tidak sesuai);
5. Timbulnya suatu kewajiban negara/daerah yg seharusya tidak ada;
6. Timbulnya suatu kewajiban negara/daerah yg lebih besar dari yg seharusnya;
7. Hilangnya suatu hak negara/daerah yg seharusnya dimiliki/diterima menurut aturan yg
berlaku;
8. Hak negara/daerah yg diterima lebih kecil dari yg seharusnya diterima.

80
Lembaga yg berwenang untuk menghitung dan
menetapkan kerugian keuangan negara:
(Penjelasan Pasal 6 UU No. 30 Th 2002)

1. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),


2. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
3. Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara,
4. Inspektorat pada Departemen atau Lembaga Pemerintah Non-
Departemen

81

Anda mungkin juga menyukai