1
Tujuan pembelajaran:
2
Asal kata korupsi
3
Tindakan melawan hukum
oleh setiap orang baik
pejabat pemerintah
maupun swasta untuk
memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu
korporasi yg dapat
merugikan keuangan
negara atau perekonomian
negara. (UU No. 31 tahun 1999 jo UU No. 20
tahun 2001)
4
▪ Kaya (KBBI) =
mempunyai banyak harta (uang dsb)
▪ Memperkaya =
▪ menjadikan lebih kaya,
▪ menjadikan orang belum kaya menjadi kaya
▪ orang yg sudah kaya bertambah kaya
5
▪ Menurut terminologi hukum pidana,
Korporasi =
▪ badan atau usaha yg mempunyai identitas
sendiri, kekayaan sendiri terpisah dari
kekayaan anggota.
▪ kumpulan orang dan atau kekayaan yg
terorganisasi baik merupakan badan hukum
maupun bukan badan hukum
7
Korupsi tdk hanya mengakibatkan kerugian
keuangan negara ttp jg menimbulkan kerugian yg
lain:
8
Contoh kasus:
10
11
12
13
Penyebab korupsi:
Tamak/rakus
Gaya hidup
Internal
konsumtif
Penyebab korupsi
Moral yg kurang
kuat
Faktor Politik
Lemahnya pengawasan
14
Pengawas malah memeras
Dua pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI
Kanwil Jawa Barat terjerat operasi tangkap tangan
(OTT) oleh jaksa. Keduanya melakukan pemerasan
dengan modus pemeriksaan temuan di Kabupaten
Bekasi.
"Yang diminta kurang lebih Rp 500 juta untuk rumah sakit daerah dan 17 puskesmas masing-masing Rp 20 juta," kata dia.
Tim gabungan Kejati Jabar dan Kejari Kabupaten Bekasi sendiri menemukan uang Rp 350 juta dari apartemen yang diduga
ditempati keduanya di Bekasi. Uang tersebut dari hasil pemerasan.
Menurut Asep, pihak rumah sakit sudah menyerahkan Rp 100 juta, sedangkan dari puskesmas masing-masing yang diserahkan
beragam dengan totalnya Rp 250 juta.
"Yang menyedihkan ketika pihak RS tidak mampu, ada satu staf yang meminjam uang untuk memenuhi ini dan meminjam ke bank
daerah Rp 100 juta dan diserahkan, ini barang bukti HP, uang pecaham 50 dan 100 itu memang uang yang diserahkan ke yang
bersangkutan," katanya.
Sumber: https://www.detik.com/jabar/hukum-dan-kriminal/d-6008817/siasat-2-pegawai-bpk-peras-ratusan-juta-rs-puskesmas-di-bekasi
15
Robert Klitgaard
▪ C=D+M-A
C = coruption
D = discretion *)
M = monopoly
A = acuntability
*) kebebasan mengambil keputusan sendiri dlm setiap situasi yg dihadapi
16
Rumus korupsi:
Korupsi =
Kekuasan + kesempatan – integritas
17
Video:
18
19
Korupsi di
Mahkamah Agung
20
Contoh integritas
22
Katakan saja kepada
majikanmu, salah satu
kambingnya dimakan serigala
Setelah kejadian ini, Khalifah Umar memerdekakan anak gembala ini dari
majikannya dan semua kambing yg digembalakan si anak tadi dibeli Khalifah
Umar dan diberikan kepadanya sebagai hadiah atas kejujuran dan amanah si
anak gembala
23
24
Pembelajaran apa yg bisa kita dapatkan dari 4
contoh tadi (penggembala kambing, Jenderal
Hoegeng, eks walikota Jogja dan hakim agung)?
→ yg tdk ingin bersuara boleh dituliskan di chat
25
Beda nasib dan gaya antara koruptor dan
maling
26
27
28
29
▪ Gayus Tambunan: 6 bl ▪ Nazarudin: 5 bl
▪ Dihukum:
30 21 Agustus 2035 ▪ Dihukum: 5 Oktober 2023
TEMBAK !!!
31
Pasal 2 UU Tipikor
32
Pasal 2 Ayat (2)UU Tipikor
35
Teori memberantas korupsi:
36
30 bentuk korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo UU
No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
1. Kerugian Keuangan Negara
a. Melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri dan dapat merugikan
keuangan negara (pasal 2).
b. Menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri dan
dapat merugikan keuangan negara (pasal 3).
2. Suap – menyuap
a. Menyuap pegawai negeri (pasal 5 ayat 1 huruf a dan b).
b. Memberi hadiah kepada pegawai karena jabatannya (pasal 13).
c. Pegawai negeri menerima suap (pasal 5 ayat 2, pasal 12 huruf a dan b).
d. Pegawai negeri menerima hadiah yg berhubungan dengan jabatannya
(pasal 11).
e. Menyuap hakim (pasal 6 ayat 1 huruf a).
f. Menyuap advokat (pasal 6 ayat 1 huruf b).
g. Hakim dan advokat menerima suap (pasal 6 ayat 2).
h. Hakim menerima suap (pasal 12 huruf c).
i. Advokat menerima suap (pasal 12 huruf d).
37
3. Penggelapan dalam jabatan
a. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan (pasal 8).
b. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi (pasal 9).
c. Pegawai negeri merusak bukti (pasal 10 huruf a).
d. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusak bukti (pasal 10 huruf b).
e. Pegawai negeri membantu orang lain merusak bukti (pasal 10 huruf c).
4. Pemerasan
a. Pegawai negeri memeras (pasal 12 huruf e dan g).
b. Pegawai negeri memeras pegawai negeri yg lain (pasal 12 huruf f).
38
5. Perbuatan curang
a. Pemborong berbuat curang (pasal 7 ayat 1 huruf a).
b. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang (pasal 7 ayat 1 huruf b).
c. Rekanan TNI atau Polri berbuat curang (pasal 7 ayat 1 huruf c).
d. Pengawas rekanan TNI atau Polri membiarkan perbuatan curang (pasal 7
ayat 1 huruf d).
e. Penerima barang TNI atau Polri membiarkan perbuatan curang (pasal 7
ayat 2).
f. Pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain
(pasal 12 huruf h).
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yg diurusnya (pasal 12 huruf i).
7. Gratifikasi
Pegawai negeri menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK (pasal 12 B jo pasal 12 C).
39
Tindak pidana korupsi yg sering terjadi dalam
penyelenggaraan Pemerintah Daerah
▪ Mark up harga
▪ SPPD fiktif
▪ Pengurangan fisik bangunan
▪ Pelanggaran prinsip-prinsip pengadaan barang dan
jasa
▪ Pelanggaran lainnya yg merugikan pemerintah
daerah
40
Akibat korupsi:
41
42
Jk 1 domino/gaple
jatuh, dia akan
menjatuhkan 1 domino
berikutnya, dst
43
44
▪ Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
▪ Baik yg diterima di dalam negeri maupun di luar
negeri dan yg dilakukan dg menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana
45
Pada UU 20/2001 setiap gratifikasi yg diperoleh
pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
suap, namun ketentuan yg sama tidak berlaku apabila
penerima melaporkan gratifikasi yg diterimanya
kepada KPK yg wajib dilakukan paling lambat 30 hari
kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tsb diterima.
46
No Kriteria Penjelasan
1 Motif Apakah pemberian tersebut untuk mempengaruhi
keputusan PNS/Pejabat untuk melaksanakan/tidak
melaksanakan tupoksinya?
2 Kesetaraan Apakah pemberi dan penerima mempunyai hub yg
“setara?”, jk tidak = gratifikasi = laporkan
3 Relasi Apakah terdapat kaitan berkenaan dg/menygkut akses
kekuasaan ke aset-aset dan kontrol atas aset-aset sumberdaya
strategis ekonomi, politik, sosial, dan budaya yg Anda
seperti Panitia PBJ, PPK, dll
4 Conflick of Apakah pemberian tersebut dapat menjadi benturan
interst kepentingan di masa mendatang (ga enak… karena
sudah kenal dan membantu)
5 Cara memberi Apakah pemberian dilakukan secara “terbuka”
6 Kewajaran Apakah pemberian tersebut dalam jumlah dan frekuensi
yg wajar secara ukuran masy. Umum?
47
Jika saya menerima gratifikasi, apa
yg harus saya lakukan?
▪ Jika anda memiliki posisi sebagai penyelenggara negara atau
pegawai negeri menerima gratifikasi maka langkah yg terbaik
yg bisa anda lakukan (jika anda dapat mengidentifikasi
motif pemberian adalah gratifikasi ilegal) adalah menolak
gratifikasi tsb scr baik, shg sedapat mungkin tdk menyinggung
perasaan pemberi.
▪ Jk keadaan memaksa anda menerima gratifikasi tersebut,
misalnya pemberian terlanjur dilakukan melalui orang terdekat
anda (suami, istri, anak, dan lain-lain) atau ada perasaan tidak
enak krn dapat menyinggung pemberi, maka sebaiknya
gratifikasi yg diterima segera dilaporkan ke KPK. Jika
instansi anda kebetulan adalah salah satu instansi yg telah
bekerjasama dg KPK dalam Program Pengendalian Gratifikasi
(PPG), maka Anda dapat melaporkan langsung di instansi
anda. 48
49
Laporan gratifikasi lwt Gratifikasi Online
(versi web)
50
Laporan gratifikasi lwt Gratifikasi Online
(versi mobile/handphone)
51
LOGO
Diagram Presentasi Temuan
LOGO
1. Kapan Korupsi
Ksehatan 4. Dana Kesehatan
Ditindak ? Tahun Obyek mana yang paling
Terungkap Korupsi banyak dikorupsi?
Institusi
2. Lembaga 5. Dimana lokasi
mana paling korupsi
banyak kesehatan
melakukan Lokasi banyak terjadi ?
korupsi
kesehatan
3. Bagaimana
modus korupsi
kesehatan ?
Modus
Periode Pemantauan
LOGO
Total
Penindakan Penindakan Penindakan
Sebelum 2009-2013 Kasus
2009
Hasil Dan Temuan Pemantauan
LOGO
122 kasus
80 kasus 255 tersangka
182 tersangka
42 kasus
Rp 466,0 miliar Rp 594,0 miliar
73 tersangka
Rp 128,0 miliar
7 Honor Fiktif 1 -
8 Pungutan Liar 1 -
• Episentrum korupsi
3 Sumut 15 59.16
4 DI Aceh 8 36.25
5 Jabar 12 28.01
6
7
Kaltim
Sumsel
3
4
26.11
18.26
kesehatan berada di
8
9
Bengkulu
DI Yogyakarta
6
2
10.52
10.00
pemerintahan pusat
10
11
DKI Jakarta
Lampung
3
5
8.85
8.48
(eksekutif, legislatif maupun
12
13
NTB
Jambi
2
1
7.70
7.50
BUMN Kesehatan)
14
15
Riau
Kalteng
7
2
6.99
5.10
• Banten dan Sumut
16 Sulteng 3 4.79 menempati urutan kedua dan
17 Jateng 10 3.97
18 Bali 1 2.30 ketiga dalam lokasi korupsi
19 Jatim 7 2.08
20 Sulsel 2 1.00 kesehatan
21 Maluku 3 0.74
22 Papua 1 0.70
23 Gorontalo 1 0.40
24 Kalsel 1 0.30
25 NTT 2 0.11
Total 122 594.04
Tersangka Korupsi Kesehatan
LOGO
Jumlah %
Jabatan Tersangka
Tersangka
Panitia Pengadaan di Kemenkes dan Dinkes 53 20.9
Pemkab/Pemkot/Pemprov
Rekanan Dinkes Pemkab/Pemkot/Pemprov 51 20.0 • Koruptor kakap
Kadinkes Kab/Kota/Provinsi 31 12.2
Pejabat/Pegawai Dinkes Kab/Kota/Provinsi 22 8.7
disumbang oleh
Data Belum Tersedia 14 5.5 Kemenkes
Direktur Rumah Sakit 14 5.5 • 2 Menkes dan 2 Dirjen
Pejabat/Pegawai Kemenkes 12 4.7
Pejabat/Pegawai RS 12 4.7 serta pejabat Kemenkes
Pejabat/Pegawai Pemkab/Pemkot/Pemprov Non Dinkes 10 3.9 lainnya telah ditetapkan
Pejabat/Pegawai BUMN/BUMD Kesehatan 9 3.5
Pimpinan/Anggota DPR/DPRD 7 2.8
sebagai tersangka
Kepala Puskesmas 5 2.0 karena terlibat kasus
Bupati/Walikota/Gubernur 3 1.2
Rekanan Rumah Sakit 3 1.2
korupsi kesehatan
Ketua Yayasan/Ormas 2 0.8 • 3 Kepala Daerah dan 31
Masyarakat 2 0.8 Kepala Dinkes
Menkes 2 0.8
Dirjen Kemenkes 2 0.8 Provinsi/Kab/Kota serta
Pejabat/Pegawai Badan Terkait Kesehatan 1 0.3 14 Direktur RS juga
Total 255 100.0
ditetapkan sebagai
tersangka.
• 53 Panitia pengadaan barang dan jasa kesehatan juga telah ditetapkan sebagai
Tersangka Korupsi Kesehatan LOGO
Kerugian
Jumlah
No Penegak Hukum
Kasus
Negara • Kasus korupsi
(Rp miliar)
1 Mabes Polri 3 163.0
kesehatan banyak
2 KPK 7 131.2 ditindak oleh
3 Kejari 50 106.9 Kejaksaan terutama
4 Kejati 24 89.6
5 Kejagung 4 53.8
Kejari dan Kejati.
6 Polda 8 33.7 • Namun demikian,
7 Pengadilan Tipikor 8 6.1 Mabes Polri
8 Belum teridentifikasi 8 5.9
menangani kasus
9 Polres 10 3.8
Total 122 594.0 korupsi kesehatan
kakap (kerugian
negara sangat besar)
Kinerja Penegak Hukum
Menindak Korupsi Kesehatan LOGO
• Kinerja Penegakan
Tabel 8. Tabulasi Silang Perkembangan Penindakan Korupsi Kesehatan Menurut Lembaga
Penindakan
Hukum Korupsi
Perkembangan Penyidikan Kasus Korupsi Kesehatan Yang Kesehatan masih
Disidik Sejak 2008 rendah.
Vonis Belum Ada Proses • Dari 42 kasus yang
Bersala Perkemban Persidan Vonis DP S Kas
h gan gan
ditindak sebelum
Bebas O P3 asi Total
Kejagung 1 2 0 0 0 0 0 3
tahun 2009, 26
Kejari 1 11 0 1 0 0 0 13 kasus diantaranya
Lembaga
Kejati 0 7 3 0 0 1 0 11 tidak jelas
Mabes Polri
Yang 0 0 0 0 1 0 0 1 perkembangan
Menanga ni Polda 0 1 0 0 0 0 0 1 penanganan
Kasus Polres 0 1 0 0 0 0 1 2 • Kejaksaan
Korupsi Pengadilan 6 0 0 0 0 0 0 6 merupakan paling
Belum banyak
0 4 1 0 0 0 0 5
diketahui
Total 8 26 4 1 1 1 1 42
menunggak
penanganan kasus
korupsi kesehatan.
▪ Anggaran Kesehatan masih sangat rawan korupsi.
Pemantauan ICW selama 2001-2013 terhadap 122 kasus
korupsi yang berhasil ditindak: tersangka 255 orang, dan
kerugian negara Rp 594,0 miliar.
▪ Aktor pelaku korupsi kesehatan (tersangka) berasal dari
pejabat tinggi sektor kesehatan, seperti:
▪ Menteri kesehatan (2 orang),
▪ Dirjen (2 orang),
▪ Kepala dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota (31 orang),
▪ Direktur rumah sakit (14 orang),
▪ Gubernur/walikota/bupati (3 orang) dan
▪ Pimpinan DPRD (7 orang).
▪ Korupsi kesehatan banyak menggerogoti anggaran untuk
alkes, obat, pembangunan rumah sakit/puskesmas, dan
jaminan kesehatan
66
▪ Pemerintahan pusat terutama Kementerian Kesehatan
merupakan instansi paling besar memicu kerugian
negara dalam korupsi kesehatan.
▪ Kinerja penegak hukum dalam penindakan kasus
korupsi kesehatan masih rendah. Dibuktikan dengan
masih belum adanya perkembangan sejumlah kasus
korupsi kesehatan yg ditangani sejak tahun 2009.
▪ Terjadinya kasus-kasus korupsi pada sektor kesehatan
yg melibatkan pejabat pada Kementerian Kesehatan
dan Dinas Kesehatan lokal menunjukkan rendahnya
transparansi dan akuntabilitas serta kepatuhan pada
hukum
67
Penyitaan barang gratifikasi
68
69
RUPBASAN
Rumah Penyimpanan
Benda Sitaan dan
Barang Rampasan
Diresmikan: Rabu, 10
Agustus 2022
Luas 4.320 m2
milik mantan (sitaan)
Bupati dan Ketua DPRD
Bangkalan, Fuad Amin
70
Imron.
Lemari Gratifikasi di Balai Besar Guru
Penggerak (LPPKS) Surakarta.
71
Dihibahkan
72
Penutup
73
▪ Mulai dari diri sendiri
▪ Mulai dari yg kecil
▪ Mulai dari yg kita bisa
▪ Mulai dari sekarang
75
Beli makan berisi nasi
Makan berdua biar mesra
Mari kita lawan korupsi
Agar rakyat hidup sejahtera
76
77
78
Penjelasan UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi:
Keuangan negara=
Seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yg dipisahkan
atau yg tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian
kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yg timbul krn :
a. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan
pertanggungjawaban pejabat lembaga negara, baik di tingkat
pusat maupun di daerah;
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan
pertanggungjawaban BUMN/BUMD, yayasan, badan hukum,
dan perusahaan yg menyertakan modal negara, atau
perusahaan yg menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan
perjanjian dg negara.
79
UU No. 31 tahun 1999 junto UU no 20/2001 ttg Pemberantasan Tipikor
80
Lembaga yg berwenang untuk menghitung dan
menetapkan kerugian keuangan negara:
(Penjelasan Pasal 6 UU No. 30 Th 2002)
81