Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL USAHA

“MAKANAN RINGAN KUE BOBICO”

Disusun Oleh:-William Cahaya Samudra(31)


-Yanwar Kafitto P (33)
-Zainal Arifin (35)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data yang ada, jumlah pengangguran di


Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya.

Meningkatnya jumlah pengangguran ini salah satunya


disebabkan oleh kurang sadarnya masyarakat untuk
memanfaatkan peluang usaha yang ada.
Hal ini bisa jadi karena masih minim nya pengetahuan
untuk memanfaatkan sumber daya yang ada.

Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bukan tidak


mungkin akan terjadi krisis ekonomi yang
berkepanjangan.

Belum lagi ditambah minimnya kesadaran masyarakat


untuk menciptakan sendiri lapangan kerja. Padahal
untuk dapat mengangkat perekonomian masyarakat
dibutuhkan lapangan kerja.

Kemudian salah satu solusi untuk dapat keluar dari krisis


ekonomi dan juga mengurangi pengangguran adalah
dengan berwirausaha.

Dalam berwirausaha sendiri terdapat banyak pilihan


yang bisa dilakukan. Diantaranya mengolah bahan
mentah menjadi produk makanan jadi atau setengah
jadi agar mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.

Karena itulah penulis di sini berupaya untuk


menciptakan sebuah produk dengan nilai jual dengan
membuat kue “BOBICO”. 

Kue ini sendiri terbuat dari ubi yang mudah diperoleh


masyarakat. Akan tetapi masih banyak belum
mengolahnya menjadi kudapan yang menarik dan
bernilai jual.
B. Visi dan Misi

Visi

Menjadikan makanan tradisional sebagai salah satu


makanan bernilai jual tinggi dan banyak diminati.

Misi

1. Senantiasa melakukan inovasi produk tradisional.


2. Berupaya meningkatkan kualitas makanan
tradisional.
3. Lebih mengutamakan kualitas pelayanan agar
konsumen semakin puas.

C. Tujuan

Tujuan penulis mengembangkan jenis usaha ini yaitu:

1. Untuk melestarikan jajanan makanan khas


Indonesia.
2. Untuk menarik minat konsumen agar merasakan
produk yang dibuat oleh penulis serta dapat
mencapai. penjualan yang sesuai target.
3. Sebagai upaya untuk membuka lapangan pekerjaan
bagi lingkungan sekitar.
4. Mendapatkan keuntungan usaha.

D. Maksud Kegiatan Usaha


Setiap kegiatan usaha pastinya memiliki maksud
tersendiri. Begitu pula dengan penulis. Adapun maksud
dari penulis membuka usaha ini karena keinginan untuk
menyalurkan ilmu yang dimiliki dalam bidang kuliner.

Selain itu juga untuk menambah pengalaman dan


wawasan di dunia usaha. 

Harapan dari penulis sendiri agar makanan tradisional


tidak kalah dengan makanan modern dengan cara selalu
berinovasi terhadap makanan tradisional khas daerah.

Bentuk inovasi yang dilakukan adalah dengan


mengembangkan kue tradisional yang bernama kue obi
supaya lebih menarik baik dari segi rasa, tampilan
maupun kualitasnya.

Bentuk pengembangannya penulis namai kue “BOBICO”


yakni bola-bola ubi coklat yang dikembangkan dari kue
obi.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Profil
Penulis memberikan brand bidang usaha bernama
Bobico karena produk ini berbahan dasar ubi. Ubi
sendiri selama ini lebih sering dikenal di pedesaan.
Akan tetapi penulis memiliki keyakinan dan harapan
untuk mengembangkan olahan berbahan dasar ubi
agar menjadi makanan yang menarik tanpa
mengurangi kandungan nutrisi di dalamnya.
Ubi sendiri memiliki banyak kandungan nutrisi yang
baik buat kesehatan. Kandungan nutrisi tersebut
diantaranya vitamin A, C, E magnesium, kalium, beta
karoten serta antioksidan.

B. Strategi Pasar
Agar rencana untuk membangun usaha jajanan
tradisional Bobico ini dapat berjalan lancar maka
dilakukan beberapa strategi pasar diantaranya :
1. Segmenting
Strategi pasar yang pertama yakni segmenting.
Segmenting sendiri merupakan cara untuk menjadikan
pembeli sebagai target yang harus dicapai. 
Segmenting atau segmentasi pasar merupakan hal
yang sangat penting. Untuk itulah penulis melakukan
riset terlebih dahulu untuk menentukan lokasi mana
yang paling mendekati ideal untuk memasarkan usaha.
Tujuannya agar produk yang dibuat bisa dinikmati oleh
berbagai kalangan masyarakat, bahkan produk ini juga
dapat dinikmati oleh segala usia.
2. Targeting
Adapun target pasar yang dibidik oleh penulis terdiri
dari masyarakat sekitar tempat berjualan, warung-
warung yang bisa dititipi penulis. 
Selain berjualan secara konvensional, penulis juga
membidik pasar online, karena akan lebih cepat
dikenal orang banyak
3. Positioning
Langkah ketiga dalam strategi pasar yang penulis
gunakan adalah positioning.
Positioning sendiri merupakan tindakan perusahaan
atau penulis untuk merancang produk dan bauran
pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu di
ingatan konsumen.
Agar produk yang dihasilkan bisa dengan mudah
dikenal oleh masyarakat, maka penulis membuat
inovasi dengan menambahkan bahan baru.

C. Analisis SWOT untuk Kelayakan Usaha


Sudah menjadi kebiasaan jika dalam melakukan usaha selalu
menghadapi tantangan dan juga persaingan usaha. Untuk
menghadapi semua itu dibutuhkan analisis usaha yang tepat.
Analisis ini perlu bukan hanya sebagai bahan evaluasi, tetapi
untuk mengukur kemampuan usaha terhadap lingkungan dan
juga persaingan yang ada.

BAB III

MANAJEMEN PRODUKSI

A. Proses Produksi
Dalam proses produksinya, penulis mencoba mengembangkan
ide produksi dengan dimodifikasi berdasarkan kebutuhan
konsumen, yakni kesukaan dengan kuliner yang sedang tren
di sosial media.
Selanjutnya proses produksi dilakukan dengan serangkaian
tahap untuk menjaga kehigienisan produk. Hal ini untuk
menjaga dan menciptakan kepercayaan konsumen terhadap
produk yang penulis pasarkan
kemudian penulis juga menentukan bahan baku pendukung
dengan melakukan survei pasar agar memperoleh informasi
harga yang lebih kompetitif.
Tidak lupa juga penulis membuat laporan keuangan agar
tercipta manajemen yang sehat dalam kegiatan usaha.
Jika sistem keuangan ditata dan disusun dengan baik, maka
kegiatan produksi pun akan mampu berjalan dengan lancar
dan optimal

B. Bahan bahan

Agar sistem keuangan dapat berjalan dengan baik,


perlu dibuat juga penghitungan bahan-bahan
dalam membangun usaha.

Adapun dalam memproduksi Bobico, penulis


memakai bahan-bahan antara lain:

Harga Jumlah
No Nama Bahan Satuan Harga
(Rp) (Rp)
1 Ubi Jalar 16 Kg 4.000 64.000
2 Tepung Tapioka 4 10.000 40.000
Kg
3 Kacang 1 Kg 25.000 25.000
4 Gula Merah 1 Kg 20.000 20.000
5 Seres 5 pcs 5.000 25.000
6 Garam 1 pcs 2.500 2.500
7 Coklat 5 pcs 15.000 75.000
Harga Jumlah
No Nama Bahan Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Total 251.500
C. Alat dan Perlengkapan Tambahan

1. Alat

No Nama Alat Harga (Rp)


1 Gelas Ukur 1 Liter 46.000
2 Panci 320.000
3 Baskom 73.000
4 Wajan (Penggorengan) 195.000
5 Dulang 130.000
6 Pisau 12.000
Total 776.000
2. Perlengkapan

 Label kemasan 6 lembar (Harga @ Rp 5.000) =


Rp 30.000
 Cup plastik 12 pack (Harga @ Rp 10.000) = Rp
120.000
 Sarung tangan plastik 2 (Harga @ Rp 2.000) =
Rp 4.000
Total Rp 930.000

3. Biaya Lain-lain

 Biaya Transportasi Rp 20.000


 Isi ulang gas Rp 20.000

Total Rp 40.000

D. Cara Membuat

 Persiapkan bahan-bahan.
 Kupas ubi lalu cuci bersih kemudian kukus
sampai matang dan lunak.
 Selanjutnya haluskan ubi lalu tambahkan
tepung tapioka dan garam lalu tumbuk sampai
semua bahan tercampur rata.
 Kemudian ambil adonan dengan sendok lalu
isi dengan gula merah atau isian lainnya dan
bulatkan.
 Terakhir goreng dengan minyak panas
menggunakan api sedang hingga berwarna
coklat keemasan.
 Kemudian angkat dan tiriskan hingga dingin
lalu tambahkan topping sesuai selera.
BAB IV

RENCANA BIAYA

A. Modal dan Pemasukan

Adapun besaran modal awal yang harus


dikeluarkan adalah 

Besar Modal yang harus dikeluarkan dalam satu


kali produksi yaitu Rp 1.221.500 dengan rincian:

Total biaya produksi = bahan bahan +


perlengkapan + ongkos lain-lain

= Rp 251.500 + Rp 930.000 + Rp 40.000

= Rp 1.221.500

Adapun untuk total biaya sekali produksi adalah 

Total biaya yang dibutuhkan untuk sekali


memproduksi sebanyak 100 produk adalah Rp
445.500

B. Target Hasil penjualan per bulan


= target penjualan harian x harga jual per gelas x 30 hari
= 100 pcs x Rp 6.000 x 30 hari

= Rp 18.000.000

C. Laba
= hasil penjualan – (modal awal + (modal harian x 30
hari))

= Rp 18.000.000 – (Rp 1.221.500 + (Rp 445.500 x 30


hari))

= Rp 18.000.000 – (Rp 1.221.500 + Rp 13.365.000)

= Rp 18.000.000 – Rp 14.586.500

= Rp 3.413.500   

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian makanan ringan BOBICO merupakan ide


produk dari penulis dalam merintis usaha ini.
Munculnya produk ini merupakan hasil analisis
peluang dan survey yang penulis lakukan untuk
mencari prospek bisnis bermanfaat untuk
masyarakat dan menguntungkan.
Besar harapan penulis agar produk ini dapat
diterima dengan baik, disenangi serta mudah
diingat konsumen

B. Saran

Penulis sadar jika proposal usaha ini masih jauh


dari kata sempurna. Untuk itulah penulis
mengharapkan kritik maupun saran dari berbagai
pihak demi penyempurnaan proposal usaha
makanan ringan ini.

Anda mungkin juga menyukai