Anda di halaman 1dari 56

Berikut ini contoh proposal usaha makanan ringan yang patut dicoba.

PROPOSAL USAHA MAKANAN RINGAN KUE BOBICO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data yang ada, jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat tiap
tahunnya.

Meningkatnya jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh kurang sadarnya
masyarakat untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada.

Hal ini bisa jadi karena masih minim nya pengetahuan untuk memanfaatkan sumber
daya yang ada.

Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin akan terjadi krisis ekonomi
yang berkepanjangan.

Belum lagi ditambah minimnya kesadaran masyarakat untuk menciptakan sendiri


lapangan kerja. Padahal untuk dapat mengangkat perekonomian masyarakat dibutuhkan
lapangan kerja.

Kemudian salah satu solusi untuk dapat keluar dari krisis ekonomi dan juga mengurangi
pengangguran adalah dengan berwirausaha.

Dalam berwirausaha sendiri terdapat banyak pilihan yang bisa dilakukan. Diantaranya
mengolah bahan mentah menjadi produk makanan jadi atau setengah jadi agar
mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.

Karena itulah penulis di sini berupaya untuk menciptakan sebuah produk dengan nilai
jual dengan membuat kue “BOBICO”.
Kue ini sendiri terbuat dari ubi yang mudah diperoleh masyarakat. Akan tetapi masih
banyak belum mengolahnya menjadi kudapan yang menarik dan bernilai jual.

B. Visi dan Misi

Visi

Menjadikan makanan tradisional sebagai salah satu makanan bernilai jual tinggi dan
banyak diminati.

Misi

Senantiasa melakukan inovasi produk tradisional.


Berupaya meningkatkan kualitas makanan tradisional.
Lebih mengutamakan kualitas pelayanan agar konsumen semakin puas.

C. Tujuan

Tujuan penulis mengembangkan jenis usaha ini yaitu:

Untuk melestarikan jajanan makanan khas Indonesia.


Untuk menarik minat konsumen agar merasakan produk yang dibuat oleh penulis
serta dapat mencapai. penjualan yang sesuai target.
Sebagai upaya untuk membuka lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitar.
Mendapatkan keuntungan usaha.

D. Maksud Kegiatan Usaha

Setiap kegiatan usaha pastinya memiliki maksud tersendiri. Begitu pula dengan penulis.
Adapun maksud dari penulis membuka usaha ini karena keinginan untuk menyalurkan
ilmu yang dimiliki dalam bidang kuliner.

Selain itu juga untuk menambah pengalaman dan wawasan di dunia usaha.
Harapan dari penulis sendiri agar makanan tradisional tidak kalah dengan makanan
modern dengan cara selalu berinovasi terhadap makanan tradisional khas daerah.

Bentuk inovasi yang dilakukan adalah dengan mengembangkan kue tradisional yang
bernama kue obi supaya lebih menarik baik dari segi rasa, tampilan maupun kualitasnya.

Bentuk pengembangannya penulis namai kue “BOBICO” yakni bola-bola ubi coklat yang
dikembangkan dari kue obi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil

Penulis memberikan brand bidang usaha bernama Bobico karena produk ini berbahan
dasar ubi. Ubi sendiri selama ini lebih sering dikenal di pedesaan.

Akan tetapi penulis memiliki keyakinan dan harapan untuk mengembangkan olahan
berbahan dasar ubi agar menjadi makanan yang menarik tanpa mengurangi kandungan
nutrisi di dalamnya.

Ubi sendiri memiliki banyak kandungan nutrisi yang baik buat kesehatan. Kandungan
nutrisi tersebut diantaranya vitamin A, C, E magnesium, kalium, beta karoten serta
antioksidan.

B. Strategi Pasar

Agar rencana untuk membangun usaha jajanan tradisional Bobico ini dapat berjalan
lancar maka dilakukan beberapa strategi pasar diantaranya :

1. Segmenting

Strategi pasar yang pertama yakni segmenting. Segmenting sendiri merupakan cara
untuk menjadikan pembeli sebagai target yang harus dicapai.
Segmenting atau segmentasi pasar merupakan hal yang sangat penting. Untuk itulah
penulis melakukan riset terlebih dahulu untuk menentukan lokasi mana yang paling
mendekati ideal untuk memasarkan usaha.

Tujuannya agar produk yang dibuat bisa dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat,
bahkan produk ini juga dapat dinikmati oleh segala usia.

2. Targeting

Adapun target pasar yang dibidik oleh penulis terdiri dari masyarakat sekitar tempat
berjualan, warung-warung yang bisa dititipi penulis.

Selain berjualan secara konvensional, penulis juga membidik pasar online, karena akan
lebih cepat dikenal orang banyak

3. Positioning

Langkah ketiga dalam strategi pasar yang penulis gunakan adalah positioning.

Positioning sendiri merupakan tindakan perusahaan atau penulis untuk merancang


produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen.

Agar produk yang dihasilkan bisa dengan mudah dikenal oleh masyarakat, maka penulis
membuat inovasi dengan menambahkan bahan baru.

Hal ini akan membuat produk yang dihasilkan menjadi berbeda dengan produk yang
sudah ada.

Adapun bahan yang ditambahkan dalam produk ini berupa coklat, kacang dan juga
meses mix.

Tambahan ini akan membuat makanan menjadi lebih menarik, kualitas sangat baik dan
juga rasanya menjadi lebih unggul.

Ini akan membuat makanan ini memiliki ciri khas yang mudah diingat dan dikenal oleh
konsumen.
C. Analisis SWOT untuk Kelayakan Usaha

Sudah menjadi kebiasaan jika dalam melakukan usaha selalu menghadapi tantangan dan
juga persaingan usaha. Untuk menghadapi semua itu dibutuhkan analisis usaha yang
tepat.

Analisis ini perlu bukan hanya sebagai bahan evaluasi, tetapi untuk mengukur
kemampuan usaha terhadap lingkungan dan juga persaingan yang ada.

Dalam hal ini penulis menggunakan analisis SWOT untuk kelayakan usaha.

1. Kekuatan (Strength)

Analisis yang pertama adalah mengukur kekuatan usaha. Kekuatan disini merupakan
sebuah analisis bahwa produk ini diterima oleh masyarakat secara luas.

Adapun ukuran kekuatan di sini adalah kualitas produk yang ditawarkan cukup tinggi.
Kemudian bahan dasar yang digunakan adalah ubi yang memiliki banyak kandungan
nutrisi dan diproses secara higienis.

2. Kelemahan (Weakness)

Setiap kekuatan pastinya memiliki kelemahan. Begitu juga kegiatan usaha yang
dijalankan oleh penulis. Dibalik analisis kekuatan usaha di atas, terdapat juga kelemahan
dalam bidang usaha ini, yaitu:

Produk gampang ditiru.


Produk mudah basi.
Harga ubi yang tidak menentu.

3. Peluang (Opportunity)

Pembacaan peluang sangat diperlukan dalam melakukan usaha. Adapun pembacaan


atau analisis peluang dalam produk ini adalah produk obi atau makanan yang terbuat
dari ubi sudah tidak asing lagi.
Hal ini karena obi sudah dikenal oleh masyarakat karena memang obi sudah pernah ada.

Akan tetapi, yang membuat berbeda antara Bobico dengan obi pada umumnya adalah
bobico mengalami modifikasi sehingga menjadi produk yang lebih menarik dan mampu
bersaingan dengan makanan modern.

Kemudian untuk saat ini makanan obi semakin jarang ditemukan, sehingga penulis
memiliki peluang yang bagus untuk memasarkan obi modifikasi dengan varian baru yang
lebih menarik minat konsumen.

4. Ancaman (Threat)

Dalam setiap peluang usaha akan selalu menghadapi ancaman. Ancaman ini merupakan
hambatan yang berasal dari luar.

Adapun ancaman yang akan timbul dalam usaha bobico adalah sebagai berikut:

Tidak menentunya ketersediaan bahan dasar.


Timbulnya persaingan yang tidak sehat.
Munculnya produk serupa dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih
baik.

BAB III

MANAJEMEN PRODUKSI

A. Proses Produksi

Dalam proses produksinya, penulis mencoba mengembangkan ide produksi dengan


dimodifikasi berdasarkan kebutuhan konsumen, yakni kesukaan dengan kuliner yang
sedang tren di sosial media.

Selanjutnya proses produksi dilakukan dengan serangkaian tahap untuk menjaga


kehigienisan produk. Hal ini untuk menjaga dan menciptakan kepercayaan konsumen
terhadap produk yang penulis pasarkan
kemudian penulis juga menentukan bahan baku pendukung dengan melakukan survei
pasar agar memperoleh informasi harga yang lebih kompetitif.

Tidak lupa juga penulis membuat laporan keuangan agar tercipta manajemen yang sehat
dalam kegiatan usaha.

Jika sistem keuangan ditata dan disusun dengan baik, maka kegiatan produksi pun akan
mampu berjalan dengan lancar dan optimal

B. Bahan bahan

Agar sistem keuangan dapat berjalan dengan baik, perlu dibuat juga penghitungan
bahan-bahan dalam membangun usaha.

Adapun dalam memproduksi Bobico, penulis memakai bahan-bahan antara lain:


No Nama Bahan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 Ubi Jalar 16 Kg 4.000 64.000
2 Tepung Tapioka 4 Kg 10.000 40.000
3 Kacang 1 Kg 25.000 25.000
4 Gula Merah 1 Kg 20.000 20.000
5 Seres 5 pcs 5.000 25.000
6 Garam 1 pcs 2.500 2.500
7 Coklat 5 pcs 15.000 75.000
Total 251.500

C. Alat dan Perlengkapan Tambahan

1. Alat
No Nama Alat Harga (Rp)
1 Gelas Ukur 1 Liter 46.000
2 Panci 320.000
3 Baskom73.000
4 Wajan (Penggorengan) 195.000
5 Dulang 130.000
6 Pisau 12.000
Total 776.000

2. Perlengkapan

Label kemasan 6 lembar (Harga @ Rp 5.000) = Rp 30.000


Cup plastik 12 pack (Harga @ Rp 10.000) = Rp 120.000
Sarung tangan plastik 2 (Harga @ Rp 2.000) = Rp 4.000

Total Rp 930.000

3. Biaya Lain-lain

Biaya Transportasi Rp 20.000


Isi ulang gas Rp 20.000

Total Rp 40.000

D. Cara Membuat

Persiapkan bahan-bahan.
Kupas ubi lalu cuci bersih kemudian kukus sampai matang dan lunak.
Selanjutnya haluskan ubi lalu tambahkan tepung tapioka dan garam lalu tumbuk
sampai semua bahan tercampur rata.
Kemudian ambil adonan dengan sendok lalu isi dengan gula merah atau isian lainnya
dan bulatkan.
Terakhir goreng dengan minyak panas menggunakan api sedang hingga berwarna
coklat keemasan.
Kemudian angkat dan tiriskan hingga dingin lalu tambahkan topping sesuai selera.

BAB IV

RENCANA BIAYA
A. Modal dan Pemasukan

Adapun besaran modal awal yang harus dikeluarkan adalah

Besar Modal yang harus dikeluarkan dalam satu kali produksi yaitu Rp 1.221.500 dengan
rincian:

Total biaya produksi = bahan bahan + perlengkapan + ongkos lain-lain

= Rp 251.500 + Rp 930.000 + Rp 40.000

= Rp 1.221.500

Adapun untuk total biaya sekali produksi adalah

Total biaya yang dibutuhkan untuk sekali memproduksi sebanyak 100 produk adalah Rp
445.500

B. Target Hasil penjualan per bulan

= target penjualan harian x harga jual per gelas x 30 hari

= 100 pcs x Rp 6.000 x 30 hari

= Rp 18.000.000

C. Laba

= hasil penjualan – (modal awal + (modal harian x 30 hari))

= Rp 18.000.000 – (Rp 1.221.500 + (Rp 445.500 x 30 hari))

= Rp 18.000.000 – (Rp 1.221.500 + Rp 13.365.000)


= Rp 18.000.000 – Rp 14.586.500

= Rp 3.413.500

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian makanan ringan BOBICO merupakan ide produk dari penulis dalam merintis
usaha ini.

Munculnya produk ini merupakan hasil analisis peluang dan survey yang penulis lakukan
untuk mencari prospek bisnis bermanfaat untuk masyarakat dan menguntungkan.

Besar harapan penulis agar produk ini dapat diterima dengan baik, disenangi serta
mudah diingat konsumen

B. Saran
Banyak dibaca: Contoh Cerpen Motivasi

Penulis sadar jika proposal usaha ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itulah penulis
mengharapkan kritik maupun saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan proposal
usaha makanan ringan ini.

Nah itu tadi contoh proposal usaha makanan ringan yang bisa teman-teman coba.
Teman-teman bisa membuat usaha makanan ringan seperti contoh di atas maupun
dengan ide dan inovasi sendiri.

Baca juga: Contoh Paper yang Benar


3. Contoh Proposal Usaha Kerajinan
Contoh Proposal Usaha Kerajinan
Contoh Proposal Usaha Kerajinan
Dalam membuat usaha kerajinan perlu kiranya dibuatkan sebuah contoh proposal
usaha. Salah satu fungsi dari proposal usaha ini adalah untuk menentukan target pasar
dan juga analisis penjualannya.

Dengan menentukan target pasar yang tepat maka promosi produk kerajinan bangun
datar akan lebih mudah diterapkan.

Buat yang masih bingung sama contohnya, berikut ini contoh proposal usaha kerajinan
dengan judul kumbang kepik dari botol plastik bekas.

A. JUDUL PROPOSAL

KUMBANG KEPIK DARI BOTOL PLASTIK BEKAS

B. RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Konsep Bisnis

Kerajinan kumbang kepik dari botol bekas merupakan sebuah usaha dengan
memanfaatkan limbah atau barang bekas.

Barang-barang bekas yang pada umumnya menjadi sampah, oleh penulis akan diolah
menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual lagi.

Dengan mengolah bahan-bahan limbah botol bekas menjadi kerajinan kumbang kepik
yang memiliki nilai jual merupakan salah satu bentuk dari daur ulang sampah.

Agar tampilannya menjadi lebih menarik untuk dijual maka ditambahkan cat dan lain
sebagainya agar terlihat keindahan atau estetikanya.

Adapun rencana penjualan ini akan memfokuskan pada media online shop terlebih
dahulu. Sementara untuk media offline hanya akan berjualan di barat alun-alun kota
pada acara car free day, mulai jam 05.00 – 08.30 pagi.

2. Tim Manajemen
Usaha kerajinan kumbang kepik botol plastik bekas dilakukan oleh dua orang yang
masing-masing memiliki modal dan kemampuan yang berbeda.

Kedua modal baik itu dari materi maupun skill yang berbeda disatukan dalam satu usaha
kemudian menjadi usaha kerajinan kumbang kepik botol plastik.

Dikarenakan modal dan juga skil yang dimiliki berbeda, maka pembagian keuntungannya
pun juga berbeda, sesuai dengan ukuran modal dan kesepakatan bersama.

Selain sebagai pemilik modal, untuk menghemat biaya, keduanya juga berstatus sebagai
karyawan dan memasarkan hasil produksinya.

Kemudian sistem yang digunakan adalah pembagian peran, yang satu fokus pada olahan
barang, dan yang lainnya fokus untuk pemasaran via online.

Sementara via offline, yakni pada hari minggu semuanya berperan untuk menawarkan
produk dan melayani pembeli.

C. ALAT dan BAHAN

Untuk mempersiapkan produksi usaha kerajinan kumbang kepik dari botol bekas,
setidaknya dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:

Botol plastik bekas dengan ukuran bebas


Cat warna
Kuas
Bola pimpong
Bola mata plastik kecil
Lem
Kawat
Gunting dan pisau
Pernak-pernik
Paku kecil
D. CARA PEMBUATAN

Setelah semua bahan-bahan terkumpul, selanjutnya bahan tersebut diolah menjadi


produk kumbang kepik sebagai berikut:

Pertama potong bagian bawah botol dengan gunting agar tercipta badan kumbang.
Selanjutnya siapkan cat kemudian cat botol plastik yang sudah dipotong pada bagian
dalam.
Setelah itu jemur di bawah sinar matahari langsung.
Tahap berikutnya siapkan bola pimpong kemudian potong menjadi seperempat untuk
dibuat bagian kepalanya.
Selanjutnya warnai bola pimpong dengan cat hitam agar menyerupai kepala kumbang.
Tahap selanjutnya lubangi kepala kumbang dengan paku agar bisa dipasangi antena.
Selanjutnya tempelkan badan dengan kepala kumbang menggunakan lem.
Terakhir tempelkan mata serta hiasan pernak pernik pada bagian kumbang yang
dirasa cocok.
Kumbang kepik dari botol plastik bekas

E. RENCANA ANGGARAN BELANJA

Agar produksi dapat berjalan maksimal maka dibutuhkan estimasi biaya yang harus
dikeluarkan. Adapun estimasi biaya untuk modal usaha sebagai berikut:
No Nama Bahan & Alat Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga
1 Cat 3 Buah 10.000 30.000
2 Kuas Kecil 2 Buah 2.500 5.000
3 Bola Pimpong 2 Pack 12.500 25.000
4 Kawat Kecil 5.000 5.000
5 Bola Mata Plastik Kecil 1 Pack 4.000 4.000
6 Lem 1 Buah 10.000 10.000
Total 79.000

Modal sebesar Rp 79.000 ini dapat menghasilkan 35 unit produk.

Adapun rencana penjualan sendiri adalah Rp 3.000 per unitnya sehingga:


Rp 3.000 x 35 = Rp 105.000

Sehingga profit yang dihasilkan adalah

= Harga jual – Modal

= Rp 105.000 – Rp 79.000

= Rp 26.000

F. ANALISIS SWOT

Untuk bisa melihat peluang berjualan kerajinan kumpang kepik botol bekas maka
setidaknya dibutuhkan analisis kekuatan dan kelemahannya serta peluang dan
hambatan yang muncul

Adapun bentuk analisis tersebut terangkum dalam analisis SWOT sebagai berikut:

A) Kekuatan (Strength)

Adapun kekuatan dari jualan usaha kerajinan dari botol bekas memiliki nilai tersendiri.
Nilai atau kekuatan ini adalah faktor yang timbul dari dalam kerajinan itu sendiri.

Adapun faktor kekuatan itu adalah

Harganya relatif murah


Bahan mudah didapat
Memiliki bentuk yang menarik dan lucu bagi anak-anak

B) Kelemahan (Weakness)

Dibalik kekuatan atau faktor pendukung dari dalam yang sedemikian rupa, terdapat juga
kelemahan yang mengelilingi produk ini. Adapun kelemahan itu sebagai berikut:
Bahan yang digunakan tidak ramah lingkungan karena terbuat dari plastik.

Selain adanya faktor pendukung maupun penghambat dari dalam, dibutuhkan juga
pembacaan pendukung maupun penghambat atau saingan dari luar.

Berikut ini faktor pendukung atau peluang serta hambatan yang muncul dari luar

C) Peluang (Opportunity)

Kerajinan kumbang kepik dari botol bekas ini memiliki peluang untuk dilirik konsumen
yang ada. Berikut ini peluangnya.

Belum ada yang berjualan produk kerajinan dari botol bekas di daerah Pati Kota.
Promosi di media sosial masih sedikit.
Penerimaan pesanan tanpa batas minimal

D) Hambatan (Threat)

Memang dalam berjualan kerajinan kumbang kepik dari botol bekas masih jarang, tetapi
tetap saja ada hambatan atau saingan lainnya.

Adapun hambatannya adalah banyaknya penjual kerajinan dengan kain flanel yang
hasilnya lebih bagus.

G. PENUTUP

Demikian proposal usaha kerajinan kumbang kepik yang bisa kami buat. Memang masih
banyak kekurangan baik dalam pemetaan pasar maupun analisis.

Semoga contoh proposal usaha kerajinan ini dapat menjadi acuan awal untuk
membangun bisnis jangka panjang.

Jangan Lewatkan: Contoh Proposal Skripsi yang Baik dan Benar


4. Contoh Proposal Kewirausahaan
Contoh Proposal Kewirausahaan
Contoh Proposal Kewirausahaan

Buat teman-teman yang sedang mencoba untuk berwirausaha bukan tidak mungkin
akan membutuhkan proposal kewirausahaan sebagai sebuah pijakan awal sebelum
membangun usaha.

Berikut ini contoh proposal kewirausahaan mahasiswa yang bisa teman-teman pelajari
dengan judul Bakso Pelangi.

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN BAKSO PELANGI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kita panjat kan kejadirat Allah swt., yang telah melimpahkan
rahmat hidayah serta inayah-Nya sehingga kita dapat menikmati segala karunia yang
sudah ada ini.

Tidak lupa sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
saw., yang sudah membimbing kita semua dari masa kegelapan menuju zaman yang
terang benderang.

Segala maksud dan semua tujuan tidak akan bisa lepas karena pertolongan Yang Maha
Kuasa sehingga kami dapat menyelesaikan proposal wirausaha bakso pelangi ini.

Kami sadar nantinya dalam berwirausaha akan selalu muncul hambatan dan juga
rintangan.

Akan tetapi dengan dukungan dari banyak pihak, kami yakin masih mampu mengatasi
segala hambatan yang ada.

Kami sadar bahwa segala sesuatu yang datangnya dari manusia adalah sebuah
kesalahan.

Sedangkan segala sesuatu yang datang dari Agama adalah sebuah kebenaran. Semua ini
adalah merupakan karunia dari Allah swt.
Sebuah landasan dalam wirausaha bakso pelangi ini tentunya masih sangat jauh dari
kata sempurna.

Untuk itulah nantinya kami sangat mengharapkan kritikan dan masukan yang
membangun dalam menjalankan usaha nantinya.

Semoga proposal ini dapat bermanfaat buat kita semua. Kurang lebihnya kami mohon
maaf yang sebesar besarnya.

Hormat Kami

ttd

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang, persaingan dalam berwirausaha semakin ketat. Banyak


wirausahawan yang berlomba-lomba dalam membuat inovasi agar dilirik oleh para
konsumen.

Dalam membuat inovasi, bukan hanya soal produk kerajinan, dalam persaingan produk
makanan pun, mereka juga berlomba-lomba.

Imbasnya produk makanan atau kuliner pun banyak disukai oleh para konsumen.
Akibatnya persaingan dalam dunia kuliner pun menjadi semakin ketat. Dibutuhkan
inovasi lebih untuk dapat menarik minat konsumen.

Maka dari itulah kami disini mencoba berinovasi dengan makanan bakso yang diubah
menjadi bakso pelangi.

Makanan bakso yang sudah terkenal dimana-mana kemudian disentuh dengan inovasi
pentol bakso yang berwarna warni dirasa sangat cocok dengan selera dan gaya anak
muda.

Para anak muda yang sangat menyukai dengan tantangan dan kehidupan yang penuh
warna merupakan landasan filosofis dari pendirian usaha bakso pelangi ini.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka kami disini membuat proposal usaha
bakso pelangi.

B. Tujuan Proposal

Adapun tujuan dari pembuatan proposal bakso pelangi ini adalah:

Sebagai landasan pendirian usaha makanan bakso pelangi.


Untuk melatih manajemen usaha agar dapat berjalan dengan baik dan stabil
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang wirausaha kuliner.

C. Manfaat Proposal

Adapun manfaat dari proposal pendirian usaha bakso pelangi ini adalah

Sebagai bentuk pengembangan usaha dan juga untuk menguji strategi usaha yang
sudah dibuat dalam proposal.
Agar dapat menarik investor dalam pendirian usaha bakso pelangi sehingga dapat
meningkatkan keberhasilan dalam kewirausahaan.

BAB II
KEGIATAN USAHA

A. Aspek Produksi

Bahan – Bahan :

Bahan Pentol bakso warna-warni

Daging sapi
Tepung tapioka
Es batu dadu ukuran 2 x 2 cm
Bawang putih (goreng lalu haluskan)
Putih telur
Garam
Gula pasir
Lada
Pewarna makanan secukupnya
Air secukupnya (untuk merebus)

Bahan Kuah

Bawang putih (goreng lalu haluskan)


Garam
Lada bubuk
Air

Bahan Pelengkap

Mie kering secukupnya (rebus lalu tiriskan)


Caisim secukupnya (seduh air panas lalu tiriskan)
Bawang goreng secukupnya
Seledri secukupnya (iris)
Cara Membuat Bakso Pelangi

Cara membuat pentol bakso pelangi:

Pertama siapkan gilingan kemudian masukkan semua bahan pentol kecuali pewarna
ke dalam giligan dan haluskan hingga tercampur rata.
Selanjutnya didihkan air untuk merebus bakso pelangi nantinya.
Kemudian bagi adonan menjadi 7, lalu tambahkan masing – masing bagian dengan 1
pewarna makanan dan aduk hingga rata.
Setelah itu ambil bakso dengan sendok kemudian bentuk menjadi bulat. Ulangi hingga
habis.
Terakhir masukkan bakso ke dalam air dan rebus hingga bakso mengambang lalu
angkat dan tiriskan.

Cara membuat kuah bakso pelangi:

Gunakan air rebusan bakso kemudian masukkan semua bahan kuah dan aduk sampai
rata.
Kemudian masak sampai kuah mendidih dan jangan lupa untuk cek rasanya.

Cara penyajian:

Pertama siapkan mangkuk kemudian masukkan pentol bakso serta bahan pelengkap.
Selanjutnya siram dengan kuah panas.

Bakso pelangi siap untuk disajikan kepada konsumen.

B. Aspek Pemasaran

Agar dapat dikenal oleh banyak konsumen, dibutuhkan taktik pemasaran yang tepat.

Untuk aspek pemasarannya sendiri dilakukan dengan memanfaatkan media offline


maupun online.
Adapun media offline adalah dengan cara membuka kedai yang dekat dengan lokasi
sekolah, baik SMP maupun SMA.

Selain itu juga ruangan ditata agar menjadi lebih menarik untuk spot foto.

Adapun pemanfaatan media online dengan cara promosi di media sosial dan juga
memanfaatkan layanan Go-Food.

BAB III

PERENCANAAN KEUANGAN

A. Modal Usaha

Untuk dapat menjalankan usaha bakso pelangi ini setidaknya dibutuhkan modal usaha
utama sebesar Rp 3.155.000 dengan rincian sebagai berikut:
No Nama Alat Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga
1 Gerobak 1 Unit 2.000.000 2.000.000
2 Dandang Bakso 1 Buah 250.000 250.000
3 Irus (Gayung) Bakso 1 Buah 25.000 25.000
4 Kompor Bakso 1 Buah 100.000 100.000
5 Tabung Gas 2 Buah 150.000 150.000
6 Mangkok 20 Buah 7.000 140.000
7 Sendok 2 Lusin 90.000 180.000
8 Garpu 2 Lusin 80.000 160.000
Total 3.155.000

B. Biaya Variabel

Selain membutuhkan modal utama, setidaknya juga dibutuhkan modal harian untuk
berjualan tiap hari. Adapun kebutuhan modal harian sebesar Rp 340.000 dengan rincian
sebagai berikut:
No Nama Bahan Harga (Rp)
1 Daging Sapi 1 Kg 100.000
2 Tepung Tapioka 500 Gram 16.500
3 Es Batu Dadu Ukuran 2 x 2 cm 5.000
4 Bawang Putih 1 Kg 29.000
5 Putih Telur ½ kg12.000
6 Garam 1 Pcs 2.000
7 Gula Pasir ¼ Kg 3.500
8 Lada 50.000
9 Pewarna Makanan 7 Buah 42.000
10 Air 1 Galon 5.000
11 Mie Kering 24.000
12 Caisim 10.000
13 Bawang Goreng 1 Toples 35.000
14 Seledri 1 Ikat 6.000
Total 340.000

C. Analisis Perencanaan Laba/Rugi

setelah dipetakan modal baik modal awal maupun modal harian untuk jualan,
selanjutnya bakso pelangi ini akan dijual seharga Rp 8.000 per porsinya.

Untuk target awalnya adalah 85 porsi penjualan per harinya

Adapun untuk analisis keuntungan/kerugian sebagai berikut:

Modal usaha sekali = Rp 3.155.000

Modal harian = Rp 340.000

Penjualan = 85 x Rp 8.000

= Rp 680.000

Keuntungan per hari = Penjualan – modal


= Rp 680.000 – Rp 340.000

= Rp 340.000

Keuntungan bulanan = keuntungan harian x 26 hari

= Rp 340.000 x 26 hari

= Rp 8.840.000

Melihat analisis di atas, keuntungan maksimal yang bisa didapatkan dari berjualan bakso
pelangi sebesar Rp 8.840.000.

Analisis ini masih mengabaikan kondisi sepi dan lain sebagainya.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan di atas, total awal bakso pelangi
membutuhkan modal sebesar Rp 3.495.000 dengan estimasi biaya harian yang harus
dikeluarkan sebesar Rp 340.000.

Penghitungan biaya ini belum termasuk isi ulang gas, listrik dan bahan-bahan tak
terduga seperti tisu, tusuk gigi dan lain sebagainya.

Dari modal harian Rp 340.000 dapat menghasilkan 85 porsi. Target terjual 85 porsi ini
bisa naik dan bisa kurang tergantung penjualan nantinya.

Nah itu tadi contoh proposal kewirausahaan tentang makanan yang bisa teman-teman
jadikan inspirasi. Bagaimana teman-teman tertarik menjalani dunia kewirausahaan
seperti contoh proposal kewirausahaan di atas?
Jika tertarik, teman-teman bisa mengambil contoh proposal kewirausahaan makanan di
atas dan jangan lupa baca contoh artikel yang lain juga ya.
5. Contoh Proposal Usaha Kecil
Contoh Proposal Usaha Kecil
Contoh Proposal Usaha Kecil

Dalam membuat usaha kecil pun tidak serta merta tidak membutuhkan proposal usaha.
Pembuatan proposal usaha kecil pun sangat diperlukan.

Kegunaan proposal usaha kecil ini untuk mengenalkan usaha teman-teman maupun
untuk memohon permintaan dana kepada sponsor

Nah buat teman-teman yang masih bingung bagaimana cara membuat proposal usaha
kecil ini, berikut contoh nya.

PROPOSAL USAHA KECIL TELUR GULUNG KEJU SAMBAL

Deskripsi Pengenalan Usaha

Nama Usaha : Kedai Kudurene: Telur Gulung Keju Sambal

Jenis Usaha : CV Perorangan

Bentuk Usaha : Industri Kecil Menengah

Nama Pemilik : Anang Saputra

Alamat : Jalan kolonel Sunandar no 42 Blora

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH

PEMBAHASAN

ASPEK PEMASARAN

PENUTUP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang sudah diketahui bersama, telur merupakan salah satu bahan makanan yang
kaya akan protein.

Selain itu telur juga dapat diolah menjadi berbagai makanan, mulai dari telur dadar,
bahan dasar kue, omelet telor, telur mata sapi, martabak, bahan dasar kue, dan masih
banyak lagi.

Rasanya pun juga melezatkan.

Telur sendiri jika dibandingkan dengan makanan lain, telur memiliki nilai ekonomis yang
tinggi serta cita rasa yang berbeda,

Cita rasa yang berbeda ini akan muncul jika telur diolah dengan cara yang unik.

Selanjutnya, telur sendiri juga merupakan salah komoditas yang mulai mengisi hati
masyarakat secara luas, khususnya di daerah Jawa Tengah, lebih tepatnya di kabupaten
Blora.

Hal ini dibuktikan dengan mulai merambahnya para pedagang yang menjajakan telur
dengan segala bentuknya.
Selain mulai banyaknya pedagang yang menjual olahan telur, di satu sisi para peternak
ayam petelur pun mulai banyak bermunculan.

Kemudian harga telur sendiri cukup murah. Untuk 1 butir telur sendiri dihargai Rp 1.500
dan kemungkinan bisa lebih murah lagi jika dibeli dari peternak langsung.

Murahnya harga telur ini membuat telur bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Selain itu juga peternak ayam petelur yang sudah mulai banyak bukan tidak mungkin jika
pasokan telur akan kelebihan stok.

Kudurene sendiri merupakan salah satu inovasi nama dari telur gulung yang kami buat.
Selain menjadi nama yang unik juga disajikan dengan bentuk yang berbeda dari olahan
telur gulung lainnya.

Hal ini akan membuat cita rasa yang disajikan menjadi berbeda dengan telur gulung
lainnya. Kudurene sendiri merupakan telur gulung yang diberikan varian saus yang
berbeda.

Agar telur gulung memenuhi kebutuhan karbohidrat dan gizi yang seimbang, maka
dalam penyajiannya ditambahkan variasi sebagai pelengkapnya, seperti bakso, sosis, dan
yang lainnya.

Dengan adanya selimut telur ini akan memberikan efek mengenyangkan dan juga dapat
dijadikan lauk pelengkap bila dihidangkan dengan nasi.

BAB II

GAMBARAN UMUM USAHA

Telur pada saat ini merupakan salah satu makanan yang digemari masyarakat. Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya produk-produk makanan yang berbahan dasar telur.

Tingginya antusiasme pasar dalam menerima produk-produk berbasis telur, maka


dibutuhkan pula sentuhan inovasi yang baik agar tidak ada kejenuhan dalam
mengkonsumsi olahan telur.
Maka dari itu, kami berusaha untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengolah telur agar
memiliki nilai jual dan cita rasa yang bersaing.

Adapun rencana kami disini adalah membuat telur dengan branding “Kudurene”.
Branding nama ini berasal dari 2 kata bahasa jawa, kudu dan rene. Jika keduanya
digabungkan maka memiliki arti harus kesini.

Kata ini memiliki harapan para konsumen untuk datang ke kedai kami. Kemudian telur
gulung kudurene ini sendiri juga memiliki varian yang beraneka ragam.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Jenis Produk Usaha

Sesuai dengan yang sudah dijelaskan di atas, jenis produk usaha ini adalah produk usaha
konsumsi makanan ringan. Bahan dasar yang digunakan adalah telur.

B. Modal Usaha Makanan

Untuk menjalankan usaha telur gulung keju sambal ini setidaknya dibutuhkan modal
usaha awal sebesar Rp 3.680.000 dengan rincian sebagai berikut:
No Nama Alat Harga (Rp)
1 Banner 250.000
2 Daftar Menu 20.000
3 Outlet (Gerobak) 3.000.000
4 Kursi Kayu 10 Buah 650.000
5 Meja Kayu 5 Buah 550.000
6 Lemari Piring 1 Buah 750.000
7 Pemanggang Roti 2 Buah 300.000
8 Kompor Gas 1 Buah 500.000
9 Piring 1 Lusin 120.000
10 Gelas 1 Lusin 45.000
11 Sendok Kecil 1 Lusin 15.000
12 Garpu 1 Lusin 35.000
13 Pisau Kecil 1 Lusin 60.000
14 Pisau Roti 2 Buah 50.000
15 Solet 2 Buah 6.000
16 Gunting 2 Buah 14.000
17 Penjepit Roti 2 Buah 10.000
18 Toples 10 Buah 150.000
19 Panci Bandrek 1 Buah 120.000
20 Penyaring Bandrek 2 Buah 12.000
21 Spatula 2 Buah 20.000
Total 3.680.000

Selain modal di atas, dibutuhkan juga modal harian agar dalam berjualan tetap berjalan
lancar. Untuk tahap awal berjualan ini kami akan menyediakan 200 tusuk telur yang siap
untuk dijual.

Dari 200 tusuk ini nantinya akan digunakan sebagai acuan dasar target harian yang harus
tercapai. Kemudian biaya yang diperlukan untuk membuat 200 tusuk telur gulung
sebesar Rp 265.000 dengan rincian:
No Nama Bahan Harga (Rp)
1 Telur Ayam 2,5 Kg 60.000
2 Sosis Ayam / Sapi 4 Bungkus 132.000
3 Tepung Tapioka ½ Kg 11.500
4 Garam 1 Pcs 2.500
5 Merica Bubuk 11.000
6 Kaldu Bubuk 5.000
7 Keju Mozarella 2 Pcs 52.000
Total 265.000

Adapun untuk penjualannya sendiri, telur gulung kudurene ini dijual seharga Rp 2.000
per tusuknya. Sehingga target harian yang harus dicapai adalah Rp 400.000

C. Biaya Operasional Usaha Makanan


Selain biaya pasti yang sudah ada di atas, masih terdapat juga biaya bulanan yang harus
dikeluarkan. Biaya bulanan itu berupa biaya listrik bulanan dan juga ongkos transportasi
hariannya.

Adapun total biaya bulanan sebesar Rp 650.000 dengan rincian:

Listrik 1 bulan = Rp 300.000

Transport perjalanan 26 hari (1 hari @ Rp 10.000) = Rp 260.000

1 air galon 26 hari (1 hari @ Rp 5.000) = Rp 130.000

Makan 26 hari (1 hari @ Rp 10.000) = Rp 260.000

Total = Rp 650.000

D. Omset Perbulan

Setelah dikalkulasi pengeluaran sekali, pengeluaran harian, pengeluaran kemudian


target harian yang harus dicapai, maka dibutuhkan penghitungan total.

Penghitungan total ini digunakan untuk melihat omzet per bulannya, sehingga dapat
diketahui beban biaya yang harus dikeluarkan.

Adapun omzet per bulannya adalah sebagai berikut

– Pendapatan per bulan = pendapatan harian x 26 hari

= Rp 400.000 x 26

= Rp 10.400.000

– Pengeluaran harian per bulan = pengeluaran harian x 26 hari


= Rp 265.000 x 26

= Rp 6.890.000

Pengeluaran bulanan = Rp 650.000

Laba = Pemasukan – Pengeluaran

= Rp 10.400.000 – ( Rp 6.890.000 + Rp 650.000 )

= Rp 10.400.000 – Rp 7.540.000

= Rp 2.460.000

Hasil pengurangan inilah yang kemudian menjadi laba per bulannya.

Dari laba ini akan dibagi menjadi 3, yakni untuk menutup biaya sekali 30 %, untuk kas 20
%, dan 50 % untuk owner.

Adapun rincian prosentasenya sebagai berikut

Untuk potongan biaya sekali 30% = Laba x 30%

= Rp 2.460.000 x 30%

= Rp 786.000

Untuk kas kedai 20 % = Laba x 20%

= Rp 2.460.000 x 20%

= Rp 492.000
Untuk owner 50% = Laba x 50%

= 2.460.000 x 50%

= Rp 1.230.000

Jadi keuntungan bersih yang bisa didapatkan oleh owner atau pemilik adalah sebesar Rp
1.230.000.

E. Waktu Kegiatan

Untuk waktu berjualan sebagai berikut

Hari : Senin-Sabtu

Waktu : 10.00 – 18.30 WIB

BAB IV

BENTUK PEMASARAN/PROMOSI USAHA

A. Segmen Pasar

Untuk target sasaran dari telur gulung kudurene ini adalah dapat menyentuh semua
kalangan.

Selain itu juga dalam tahap awal kami mencoba menyentuh kalangan anak-anak dan
para remaja terlebih dahulu.

Bari setelah itu kami akan merambah di dunia orang dewasa agar tertarik menikmati
telur gulung ini.

B. Strategi Pemasaran dan Promosi


Untuk dapat merambah dunia anak-anak dan juga para remaja, maka pemasaran yang
dilakukan dengan cara online maupun offline.

Untuk pemasaran online sendiri dengan memanfaatkan iklan di media sosial yang ada.
Selain juga mendaftarkan kedai di go-food agar pelayanan dapat merambah ke segala
tempat.

Selain itu juga untuk promosi offline dengan cara membuat pamflet atau selebaran yang
disebar di titik-titik keraian kota.

C. Sistem Penjualan

Untuk sistem berjualan yang digunakan menggunakan bentuk offline dengan layanan
tatap muka.

Selain dengan cara offline, kami juga menyediakan layanan online atau layanan pesan
antar dengan memanfaatkan layanan ojek online.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian apa yang dapat kami sampaikan, semoga dapat menjadi pertimbangan banyak
pihak.

Usaha makanan bergizi dijalankan bukan hanya untuk mendapatkan materi yang
optimal, tetapi juga tetap memperhatikan nilai gizi terhadap olahan yang kami buat.

Semoga semua pihak terkait dapat membantu baik dalam hal materi maupun moril.
Sehingga usaha ini dapat membantu untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
sekitar Kabupaten Blora. Terimakasih.

Nah itu tadi contoh proposal usaha kecil yang bisa teman-teman gunakan sebagai acuan.
Semoga bermanfaat untuk teman-teman dan baca juga contoh cerpen singkat beserta
unsur intrinsiknya ini ya.
6. Contoh Proposal Bisnis
Contoh Proposal Bisnis
Contoh Proposal Bisnis

Selain contoh contoh proposal usaha atau proposal bisnis di atas, teman-teman juga
bisa melihat contoh proposal bisnis lainnya.

Berikut ini contoh proposal bisnis peternakan ayam kampung yang bisa teman-teman
jadikan bahan pertimbangan.

PROPOSAL BISNIS TERNAK AYAM KAMPUNG PEDAGING


Banyak dibaca: Sistematika Penulisan Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cara untuk mengatasi problem pengangguran yang ada adalah dengan cara
berwirausaha.

Kegiatan wirausaha ini sangat berguna untuk semua pihak. Hal ini karena wirausaha
tidak hanya menguntungkan ekonomi semata, tetapi juga mengangkat derajat
masyarakat sekitar.

Dengan adanya kegiatan wirausaha, maka kebutuhan masyarakat akan dapat terpenuhi,
baik itu kebutuhan langsung maupun kebutuhan tidak langsung.

Adapun salah satu bentuk dari wirausaha yang mudah dikembangkan dan juga memiliki
banyak peminat adalah beternak ayam kampung pedaging.

Ayam kampung sendiri di beberapa wilayah seperti Ponorogo dan sekitarnya terdapat
banyak penjual sate ayam, ayam bakar, soto ayam dan lain sebagainya.
Dari berbagai jenis usaha yang sudah disebutkan diatas, semuanya membutuhkan ayam
kampung sebagai bahan dasarnya.

Kebutuhan akan daging ayam ini bukan mingguan apalagi bulanan, tetapi kebutuhan
akan adanya daging ayam ini merupakan kebutuhan harian yang harus terpenuhi.

Dari banyaknya kebutuhan akan daging ayam ini membuat banyak peternak ayam
kampung saling bersaing untuk dapat menyuplai kebutuhan pasar ini.

Maka dari itu sebagai bentuk atau upaya dalam memanfaatkan celah atau peluang yang
ada, kami disini ingin mencoba berbisnis ayam kampung dengan nama “Ayam kampung
Adem Ayem”.

B. Identifikasi Masalah

Pada kenyataannya, sekarang bisnis peternakan ayam, baik itu ayam kampung, ayam
pedaging maupun jenis lainnya sudah berkembang pesat. Banyak para peternak baru
yang bermunculan.

Akan tetapi banyaknya para peternak yang bermunculan sangat berbanding terbalik
dengan ekspektasi atau harapan.

Banyak para peternak yang kurang sukses dalam merintis karir bisnisnya. Kegagalan ini
bisa jadi karena kurangnya perhatian terhadap konsep dasar usaha ketika mendirikan
usaha tersebut.

Selain kondisi diatas, kebanyakan dari para peternak ini masih belum memiliki sikap
yang tangguh dan baik sebagai seorang wirausahawan.

Sehingga pada akhirnya para peternak menjadi mudah menyerah ketika menghadapi
kendala saat usaha mulai berjalan.

Selain problem yang sudah disebutkan di atas, terdapat juga beberapa faktor yang
mengiringi dalam beternak ayam kampung. Faktor tersebut adalah faktor pendukung
dan juga penghambat dalam usaha.
1. Faktor Pendukung

Permintaan terhadap ayam kampung yang semakin banyak


Masa panen yang tidak terlalu lama
Pemeliharaan yang tidak terlalu sulit
Prospek untuk dikembangkan
Modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar
Kebutuhan akan karyawan tidak terlalu banyak
Keuntungan yang menjanjikan

2. Faktor Penghambat

Persaingan yang ketat


Sulitnya mencari bibit ayam kampung
Jika anak ayam sakit atau stres akan sulit diobati
Butuh keahlian serta keuletan seputar beternak ayam

Dari kedua faktor diatas, ternak ayam kampung pedaging masih menunjukkan prospek
yang menjanjikan di daerah Ponorogo dan memiliki potensi potensi untuk dikirim ke luar
daerah.

Kemudian dari segi ekonomisnya adalah, bibitan ayam yang sehat akan lebih mudah
memeliharanya.

Selanjutnya jika anak ayam sudah tumbuh dewasa, maka ayam kampung akan memiliki
harga yang lumayan tinggi.

Ayam kampung bisa dijual dalam bentuk hidup maupun sudah menjadi daging. Sehingga
prospek beternak ayam kampung sangat menjanjikan dan dapat meningkatkan
pendapatan usaha.

Dengan catatan, ternak ayam kampung sangat dipengaruhi oleh kualitas bibit ayam itu
sendiri.

C. Batasan Masalah
Ada banyak peluang dalam membanun sebuah bisnis. Akan tetapi penulis disini lebih
memilih bisnis ternak ayam kampung.

Hal ini karena dalam beternak ayam kampung memiliki peluang yang bagus dan juga
tidak membutuhkan tenaga kerja maupun modal yang besar.

Disamping itu, resiko kegagalan dari ternak ayam kampung juga lebih kecil dibanding
yang lainnya.

Oleh karenanya, ternak ayam kampung sangat cocok buat penulis yang notabene masih
pemula.

Walaupun masih pemula, tetapi penulis akan tetap menjalankan ternak ayam kampung
dengan sebaik mungkin.

D. Tujuan

Adapun tujuan dari usaha atau bisnis ternak ayam kampung pedaging ini antara lain :

Untuk menjaga kelangsungan hidup ayam kampung serta mengembangkannya.


Dapat memasarkan ayam kampung menjadi lebih baik
Sebagai sarana untuk menambah pengalaman dan juga penghasilan

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Analisis SWOT

Sebelum menjalankan usaha, memang sudah sewajarnya bagi semua orang untuk
mengetahui berbagai macam faktor yang muncul, baik itu faktor internal maupun
eksternal.
Adapun maksud tersebut adalah menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui sejauh
mana peluang maupun tantangan yang akan muncul nantinya

Berikut ini analisis SWOT yang muncul ketika menjalankan bisnis ternak ayam kampung.

1. Kekuatan (Strength)

Proses pemeliharaan atau ternak tidak begitu sulit


Biaya yang dikeluarkan tidak begitu banyak
Kebutuhan karyawan tidak begitu banyak
Resiko kegagalan yang relatif kecil

2. Kelemahan (Weakness)

Sulit mencari bibit ayam kampung dengan kualitas yang unggul


Apabila bibit anak ayam sakit ataupun stres lebih sulit diobati

3. Peluang (Opportunities)

Memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan.


Permintaan pasar ayam kampung yang semakin meningkat
profit yang menjanjikan

4. Ancaman (Threat)

Persaingan usaha yang ketat.


Persaingan pasar yang semakin berat

BAB III

PEMBAHASAN

A. Sarana dan Prasarana


Untuk lokasi pengembangan ayam kampung ini berada di halaman belakang rumah
setiap anggota kelompok ayam kampung adem ayem.

B. Ketersediaan SDM

Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan ternak ayam kampung ini lebih bisa terpenuhi
dengan baik.

Hal ini karena pengelolaan ayam kampung sepenuhnya dikelola oleh masing-masing
anggota keluarga, sehingga proses pemeliharaan ayam kampung menjadi lebih optimal
dibandingkan harus dibuat sebuah kandang besar.

C. Sistem Manajemen Usaha

Bisnis ternak ayam ini menggunakan sistem manajemen usaha berdasarkan musyawarah
yang bersifat kekeluargaan.

Sesuai dengan kesepakatan, pihak keluarga mengelola bibit ayam sampai siap panen
yang kemudian penjualannya difasilitasi oleh kelompok.

D. Sistem Pelaksanaan Usaha

Sesudah menetapkan langkah-langkah dasar dalam menjalankan usaha, maka perlu


dikalkulasi juga kebutuhan usaha atau bisnis yang akan dijalankan.

Adapun kalkulasi bisnis yang akan dijalankan sebagai berikut:

1. Pengeluaran

A) Modal tetap yang meliputi:

Kandang ayam 4 x 3 m: 5 buah (Harga @ Rp 50.000) = Rp 250.000


Lampu penerangan 5 buah (Harga @ Rp 10.000) = Rp 50.000
Tempat minum ayam 10 buah (Harga @ Rp 30.000) = Rp 300.000
Tempat pakan ayam 10 buah (Harga @ Rp 5.000) = Rp 50.000

Total = Rp 650.000

B) Modal tidak tetap, meliputi:

Bibit anak ayam kampung 200 ekor (Harga @ Rp 5.000) = Rp 1.000.000


Pakan ayam 50 kg 5a karung (Harga @ Rp 185.000) = Rp 925.000
Obat-obatan = Rp 100.000
Listrik = Rp 25.000

Total = Rp 2.050.000

Modal total = Rp 2.700.000

C) Penyusutan modal tetap : Rp 60.000

Total Biaya Pengeluaran: Rp 2.760.000

Untuk jumlah bobot yang diharapkan dari 1 kali panen bisnis ternak ayam kampung
adalah kisaran antara +0,8 – 1kg dari bobot sebelumnya.

2. Pemasukan

Sebagai catatan, harga dari ayam kampung 1 ekornya senilai Rp 25.000.

3. Hasil penjualan ayam

Untuk kandang ayam berukuran 4 x 3 meter berisi 40 ekor ayam

maka = 40 ekor ayam x Rp 25.000

= 40 ayam x Rp 25.000 = Rp 1.000.000


Sedangkan kandang yang disediakan ada 5 buah kandang maka

= Rp 1.000.000 x 5

= Rp 5.000.000

Jadi total pendapatan = Rp 5.000.000

4. Keuntungan

Jadi dari beternak ayam kampung ini memiliki keuntungan

= pemasukan – pengeluaran

= Rp 5.000.000 – Rp 2.760.000

= Rp 2.240.000/3 bulan

Jadi keuntungan setiap bulannya adalah sekitar Rp 747.000

E. Antisipasi Persoalan

Memang bisnis ternak ayam kampung ini cukup mudah dan prospek, tetapi jika tidak
diantisipasi lebih lanjut malah akan menimbulkan problematika baru.

Dengan tingkat persaingan pasar yang terus meningkat, maka dibutuhkan juga
pemeliharaan ayam agar menghasilkan daging ayam kampung yang segar dan siap untuk
dipasarkan.

BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan

Bisnis ternak ayam kampung memang prospek dengan keuntungan yang menggiurkan.

Modal yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar, apalagi jika masing-masing keluarga
mampu menekan biaya pakan dan juga kandang.

Kemudian perawatan bibit ayam pun tidak terlalu sulit, sehingga masih bisa dijadikan
sebagai bisnis sampingan.

Kemudian kebutuhan akan karyawan juga mampu diminimalis, sehingga tidak keluar
biaya tambahan.

Ditambah lagi resiko kegagalan pun cukup kecil sehingga sangat prospek untuk orang
yang baru belajar bisnis ternak ayam kampung.

Nah itu tadi contoh proposal bisnis ternak ayam kampung yang bisa teman-teman coba.

Bagaimana teman-teman ternyata tidak sulit bukan untuk membuat proposal bisnis?

Baca juga: Contoh Abstrak Makalah


7. Contoh Proposal Bisnis Plan
Contoh Proposal Bisnis Plan
Contoh Proposal Bisnis Plan

Nah buat teman-teman yang pengen mencari investor bisnis, tidak ada salahnya untuk
melihat sebentar contoh proposal bisnis plan berikut ini.

contoh proposal bisnis plan atau proposal rencana bisnis sangat penting untuk melihat
sejauh mana rencana bisnis teman-teman nantinya.

Investor pun akan mengukur, apa yang sudah dia berikan untuk membantu modal
teman-teman akan menguntungkan atau tidak.
Semua itu bisa dilihat pada business plan yang teman-teman nantinya. Nah sebelum itu
yuk teman-teman simak contoh proposal bisnis plan Cafe Sedap Rasa berikut ini:

PROPOSAL BISNIS PLAN CAFE SEDAP RASA

BAB I

DESKRIPSI PERUSAHAAN

A. Tentang Perusahaan

Cafe Sedap Rasa, itulah nama perusahaan yang bergerak di dunia kuliner, khususnya
kopi dan resto untuk para pelanggan. Cafe sedap rasa sendiri sudah ada sejak tahun
2018 di Jalan Ahmad Yani no. 2 Blora.

Awal mula pendirian cafe ini berasal dari semakin banyaknya para penikmat kopi di
Blora yang sudah merambah di segala jenis dan usia.

Jika dahulu kopi hanya dinikmati oleh para kaum adam, sekarang kaum hawa pun juga
tak luput dari kopi.

Selain itu juga pola hidup masyarakat Blora yang semakin modern dan bersifat lebih
konsumtif, sehingga kami mencoba untuk mendorong membuat sebuah cafe dengan
berbagai fasilitas yang ada.

Dengan adanya cafe maka bisa menjadi salah satu alternatif buat minum kopi dengan
rasa terbaik serta kongkow bersama orang-orang terdekat sambil menikmati semua
fasilitas yang sudah disediakan.

Cafe sedap rasa sendiri memiliki tempat yang sangat strategis karena tidak terlalu jauh
dari pusat Kota.

Hal ini membuat akses menuju cafe yang mudah dijangkau serta sangat cocok buat
konsumen yang tidak terlalu menyukai kebisingan kota.
Untuk menambah kenyamanan, Cafe sedap rasa pun juga menyediakan kopi dari
berbagai daerah. Pelanggan dapat menikmati lebih dari 20 jenis kopi terbaik dari
berbagai daerah di Indonesia.

Kemudian untuk menambah kenyamanan, desain interior ruangan yang merupakan


perpaduan antara kesenian khas Jawa dan eksterior taman yang khas kehijauan akan
menambah kenyamanan dari konsumen.

Dengan pembuatan desain interior dan eksterior yang menarik maka konsumen akan
lebih mudah dalam mencari spot foto.

B. Visi dan Misi

Visi

Cae Sedap rasa memiliki visi untuk membangun dan memberikan ruang serta tempat
bagi para penikmat kopi di Blora

Misi

Memberikan pelayanan dan tempat terbaik untuk para pelanggan


Memperluas jaringan dan menambah gerai dalam waktu 3 tahun pertama

C. Gambaran Produk dan Pelayanan

Cafe sedap rasa sendiri memiliki produk kopi dari berbagai daerah di Indonesia. Kopi
tersebut memiliki tata cara pengolahan yang berbeda.

Dikarenakan cara pengolahan yang berbeda maka rasa yang dihasilkan juga berbeda-
beda dan dapat menarik keluar diri khas dari kopi tersebut.

Selain kopi, ada juga produk-produk lain yang bisa dinikmati oleh konsumen, seperti roti
bakar, kentang goreng atau French fries, mie goreng serta aneka jus dan minuman
lainnya.
Dalam melayani konsumen, cafe sedap rasa membuat dua ruangan yang berbeda. Ada
ruangan merokok dan khusus buat yang tidak merokok.

Sehingga setting ruangan dibagi menjadi 4, ruang terbuka sebagai smoking area dan ada
yang no smoking area. Begitu juga di dalam ruangan.

Buat yang membutuhkan ruangan khusus dengan akses terbatas, di cafe sedap rasa juga
menyediakan ruang VIP.

Fungsinya digunakan untuk pengunjung yang ingin memesan tempat khusus baik untuk
rapat ataupun acara lainnya.

D. Pendanaan Perusahaan

Untuk pendanaan, cafe sedap rasa sendiri sudah memiliki 50 % dari semua total modal
yang dibutuhkan.

Modal ini dibutuhkan agar cafe dapat berjalan dengan lancar dan semestinya.

Agar dapat berjalan lancar maka kekurangan kebutuhan tersebut dijalankan pada para
investor yang memiliki komitmen untuk menginvestasikan modal pada perusahaan
kami.

Dengan jumlah pendanaan 50% dari pemilik sekaligus pengelola ‘Contoh Cafe’ dan 50%
dari investor.

Dari sini kemudian kami menawarkan sistem bagi hasil dengan pembagian 60% untuk
pengelola dan 40% untuk investor dengan nilai kontrak selama 2 tahun.

BAB II

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A. Peluang Pasar
membuka usaha cafe di Blora masih sangat menjanjikan. Peluang pasar yang masih
terbuka lebar membuat kami berani membuka cafe di Blora.

Ditambah lagi dengan adanya desain ruangan yang khas akan membuat banyak orang
tertarik untuk berfoto di dalamnya.

Bahkan bukan tidak mungkin cafe ini akan digunakan sebagai salah satu pusat spot foto
yang menarik di Blora

B. Perkembangan Pasar

Kopi sendiri memiliki perkembangan yang cukup pesat. Hanya dalam waktu 5 tahun
terakhir ini, kopi sudah mulai merambah kaum hawa.

Selain itu juga sekarang banyak bermunculan warung-warung kopi di pinggir jalan atau
trotoar yang notabene tidak boleh digunakan untuk berjualan.

Selain itu juga peta persaingan per kopian di pusat kota sendiri sudah semakin padat
sehingga kami lebih memilih di tempat yang tidak terlalu jauh dari pusat kota.

C. Penetapan Pangsa Pasar

Untuk pangsa pasar dari cafe ini sendiri adalah menyasar ke segala usia dan jenis. Para
remaja, orang dewasa dan juga orang-orang yang mencari suasana rapat dengan nuansa
Jawa.

D. Analisa SWOT

Kekuatan (Strength)

Harga produk yang terjangkau untuk semua kalangan


Populer di kalangan anak muda
Bahan baku yang tersedia bervariasi
Packaging yang mudah dibawa dan praktis
Konsep kedai kopi yang menarik
Ketersediaan fasilitas lengkap (wifi, toilet, mushola)
Alat pembayaran cashless dan banyak promo

Kelemahan (Weakness)

Brand awareness yang rendah


Sarana promosi yang belum maksimal, terutama bagi kedai kopi yang baru buka
Keterbatasan followers sosial media membuatnya masih sedikit diketahui.

Peluang (Opportunities)

Membangun inovasi produk kopi baru


Membangun hubungan dengan pelanggan
Menarik konsumen baru dengan penawaran khusus
Tersedianya layanan pesan antar atau delivery order melalui ojek online
Menyediakan spot foto yang menarik
Nuansa yang asri
Tersedianya meeting room

Ancaman (Threats)

Harga bahan baku yang tidak stabil


Tingkat persaingan cafe kopi yang tinggi
Rating buruk dari konsumen

E. Aspek Produksi

1. Area Produksi

Untuk area produksi atau pembuatan kopi ini berada di ruang depan. Hal ini akan
membuat orang-orang bisa melihat proses pemasakan atau pembuatan kopi yang
berbeda-beda dari berbagai daerah.
Kemudian untuk area produksi non kopi berada ditempat khusus atau dapur agar tidak
mengotori tempat depan.

2. Sumber Bahan Baku

Untuk sumber bahan baku sendiri dari tempat-tempat kopi terkenal di seluruh
Indonesia. Transaksinya dengan memanfaatkan toko online sebagai medianya.

Pemilihan bahan baku untuk menu-menu yang ada juga melalui klasifikasi kebutuhan,
kesegaran bahan dan kehigienisannya.

Hal ini akan membuat rasa dari masakan maupun olahanya akan tetap terjaga
kesehatannya dan membuat para pelanggan aman dari kotoran yang ada.

BAB III

ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

A. Perkiraan Modal yang Dibutuhkan

Adapun untuk perkiraan modal awal yang akan digunakan nantinya sebesar Rp
68.000.000 dengan rincian sebagai berikut:

Sewa tempat/tahun : Rp 15.000.000


Renovasi tempat : Rp 8.000.000
Komputer kasir 1 unit : Rp 7.000.000
Peralatan makan minum : Rp 4.500.000
Meja dan kursi : Rp 13.500.000
Biaya lain-lain : Rp 20.000.000

Total modal awal Rp 68.000.000

B. Perkiraan Biaya/Bulan
1. Biaya Bahan Baku Cafe Sedap rasa

Daging ayam : 3 ekor/hari x Rp 25.000 x 30 hari = Rp 2.250.000

Daging sapi : 2 kg/hari x Rp 90.000 x 30 hari = Rp 5.400.000

Aneka kopi : Rp 250.000/hari x 30 hari = Rp 7.500.000

Kentang : 5 kg/hari x Rp 10.000 x 30 hari = Rp 1.500.000

Aneka sayuran : Rp 40.000/hari x 30 hari = Rp 1.200.000

Bumbu dapur : Rp 50.000/hari x 30 hari = Rp 1.500.000

Aneka Buah : Rp 120.000/hari x 30 hari = Rp 3.600.000

Bahan Lain-lain: Rp 300.000 x 30 hari = Rp 9.000.000

Gas LPG : 2 tabung/hari x 18.000 x 30 hari = Rp 1.080.000

Total biaya = Rp 33.030.000

2. Biaya Operasional dan Upah

Biaya listrik dan air: Rp 700.000


Wifi : Rp 500.000
Transportasi : Rp 300.000
Gaji Pengelola : Rp 2.000.000
Gaji chef 2 orang : Rp 2.000.000
Gaji waiters 2 orang : Rp 1.600.000
Gaji bagian kasir 1 orang : Rp 800.000
Gaji bagian order 2 orang : Rp 2.000.000
Total Biaya = Rp 9.900.000

3. Perhitungan Modal Investasi yang Dibutuhkan

Setelah melihat rincian perkiraan modal diatas, maka jumlah total modal yang
dibutuhkan oleh Cafe sedap rasa adalah

Rp 68.000.000 + Rp 33.030.000 + Rp 9.900.000 = Rp 110.930.000

Sementara pada saat ini pemilik sekaligus pengelola Cafe Sedap rasa hanya memiliki
modal sebanyak 50 % atau Rp 55.465.000.

Sehingga disini pengelola membutuhkan tambahan modal dari investor sebesar 50%
yakni Rp Rp 55.465.000.

Demikian contoh proposal bisnis makanan yang dapat dijadikan acuan. Selain format di
atas, teman-teman juga bisa menambahkan contoh kata pengantar, contoh kata
penutup, daftar isi atau pun lampiran lain yang mendukung.

Baca juga: Contoh Surat Keterangan Kerja


8. Contoh Business Plan
Contoh Business Plan
Contoh Business Plan

Selain contoh contoh proposal usaha di atas, masih ada lagi contoh business plan yang
perlu teman-teman ketahui.

Berikut ini adalah contoh proposal business plan usaha nasi susu boba topping jenang
daerah yang bisa dijadikan referensi.

PROPOSAL BUSINESS PLAN NASI SUSU BOBA TOPING JENANG DAERAH

A. Ringkasan Eksekutif
Nasi susu boba topping jenang daerah merupakan usaha bisnis di bidang kuliner yang
akan kami kembangkan. Alasan pengembangan ini karena kuliner dengan rasa yang
manis banyak disukai orang.

Selain itu juga para konsumen “mungkin” juga belum bisa menemukan makanan sejenis
ini di pasaran.

Hal ini akan membuat nasi susu bola topping jenang daerah akan lebih cepat dikenal
orang. Selain itu juga produk kuliner ini akan dapat bersaing dengan kuliner lainnya.

Agar kuliner ini semakin cepat dikenal orang, maka pemilihan lokasi berjualan ini berada
di alun-alun kota Lamongan.

B. Tujuan

Tujuan dari pendirian usaha kuliner nasi susu boba topping jenang daerah adalah
sebagai berikut:

Sebagai sarana untuk mengurangi pengangguran


Untuk memberikan tempat untuk para boba dan kuliner manis lainnya

Visi

Menjadi usaha jajanan yang sukses di bidang kuliner dengan menghadirkan suatu
produk kuliner yang berkualitas

Misi

Mampu memberikan kenyamanan kepada konsumen.


Memanjakan pecinta masakan nasi goreng dan para pecinta warna.

Keunggulan Produk

Memiliki tampilan yang unik dengan warna – warna yang berasal dari bahan-bahan
alami.
Mempunyai cita rasa yang berbeda dari minuman boba lainnya
Penyajian bentuk yang menarik sehingga mampu memikat hati konsumen

C. Program Pemasaran

1. Diferensiasi

Perbedaan antara produk kami dengan produk boba lainnya adalah dari segi keunikan
tampilan, olahan dan lain sebagainya.

Keunikan ini terletak pada perpaduan antara makanan tradisional dengan makanan
populer atau masa kini.

Produk

Untuk produk yang kami tawarkan dalam bisnis kuliner ini berupa susu boba topping
jenang dimana komposisinya disesuaikan sesuai selera customer.

Harga

Adapun harga satuan yang dipatok merupakan harga standar kuliner pada umumnya.
Untuk bisnis ini, yaitu nasi susu boba topping jenang daerah dijual dengan kisaran harga
Rp 10.000 – Rp.15000

Promosi

Agar kuliner yang kami jual ini lebih cepat dikenal banyak orang, maka sistem promosi
yang kami gunakan lebih didominasi melalui word of mouth atau testimoni di Instagram

D. Rencana Investasi dan Biaya Pra Operasi

Rencana Investasi (estimasi)

Total Biaya Investasi : Rp 18.000.000


Biaya pra operasional (estimasi)

Total biaya pra operasional : Rp 14.000.000

Saldo : Rp 4.000.000

Proyeksi Penjualan (estimasi)

Total Penjualan 1 bulan : Rp Rp 3.000.000

estimasi penjualan 1 tahun : Rp 36.000.000

Proyeksi Laba/ Rugi (estimasi)

Total laba selama 1 bulan : Rp 800.000

Estimasi lama 1 tahun : Rp 9.600.000

E. Sumber daya pendukung

Bangunan

Agar usaha ini dapat berkembang dan dikenal banyak orang, maka kami menggunakan
boot untuk jualan yang lokasinya di sebelah barat alun-alun kota

Manusia

Dikarenakan saya merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang suka dengan
kuliner yang manis maka saya pun juga dapat mengetahui selera dan kondisi mahasiswa.

F. Rencana Pengembangan Produk

Jika sebuah produk sudah berjalan agak lama dan dikenal banyak orang, pasti suatu saat
para konsumen akan merasa jenuh.
Jika kondisi ini tidak segera diatasi maka bukan tidak mungkin usaha yang sedang kami
rintis ini akan gugur sebelum waktunya.

Agar usaha kami tidak gugur lebih cepat maka kami akan selalu update menu dan rasa di
setiap bulannya sehingga konsumen tidak akan bosan ketika menikmati sajian kuliner
yang kami jual.

1. Analisis Persaingan

Dalam mendirikan usaha, pemilihan tempat yang strategis merupakan suatu keharusan
agar bisa mendapatkan keuntungan.

Apalagi, bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang prospek karena banyak dicari
orang.

Selain itu, persaingan dalam usaha pasti akan semakin berat. Agar para konsumen tetap
setia dengan kuliner kami, maka kami mencoba menawarkan produk dengan harga
murah, cita rasa yang enak.

Tak cukup disitu, Kami juga menawarkan tempat yang nyaman dan promosi diskon jika
produk kami di mention dalam story Instagram.

2. Analisis S.W.O.T

Sebelum menjalankan usaha Kuliner boba susu topping jenang perlu juga dilakukan
analisis dengan menggunakan metode S.W.O.T (Strength, Weakness, Opportunity,
Threat) agar dapat diukur kelayakan atau tidaknya kuliner ini dijalankan.

Strength (kekuatan)

Lokasi strategis serta tempatnya yang bersih, nyaman, aman dan menarik konsumen.
Belum ada kompetitor untuk produk yang sama
Murah dikantong
Jam buka 12 jam (09.00 – 21.00 WIB)
Weakness (kelemahan)

Masih belum banyak diketahui konsumen.


Warna alami masih sangat terbatas
Tempat usaha beruba both sehingga dirasa kurang begitu nyaman

Opportunity (kesempatan)

Belum ada produk yang sama


Produk yang bentuknya unik masih jarang ada

Threat (ancaman)

Semakin maraknya penjual makanan terutama nasi goreng dengan harga murah
Semakin banyaknya produk-produk unik yang ditawarkan oleh penjual

G. Kesimpulan

Jika dilihat dari segi pemasaran, produk ini masih dapat bersaing dan berpeluang
mendapatkan hati konsumen.

Kesan unik dan menarik yang belum ada di pasaran akan membuat konsumen tertarik
mencobanya.

Nah itu tadi contoh business plan sederhana yang bisa teman-teman coba sendiri di
rumah.

Setelah melihat contoh contoh proposal usaha atau contoh proposal bisnis lengkap di
atas, ternyata cara pembuatannya tidak terlalu sulit ya.

Teman-tean bisa menggunakan contoh proposal usaha kecil di atas sebagai proposal
kerjasama usaha yang saling menguntungkan.
Jika teman-teman masih kebingungan dengan contoh proposal usaha lengkap diatas,
bisa download contoh proposal pengajuan modal usaha ke investor pdf pada link yang
tersemat.

Selamat mencoba dan jangan pernah takut untuk berwirausaha.


Share this:

TwitterFacebook

Contoh Proposal Penelitian Skripsi


Contoh Proposal Skripsi

In "Sekolah"
Teknik Presentasi yang Baik dan Persiapan Seminar Contoh Proposal Skripsi
Teknik Presentasi Seminar dan Persiapannya

In "Sekolah"
Contoh Proposal Pengajuan Dana Kegiatan Sekolah
Contoh Proposal Pengajuan Dana

In "Sekolah"
Categories Sekolah
Tags Contoh Proposal
Post navigation
Makanan Khas Banyumas
Makanan Khas Tulungagung
Leave a Reply
Recent Posts

Resep Getuk Lindri


Contoh Proposal Sponsorship
Resep Kue Kamir
Resep Sus Kering
Resep Lodeh Terong
Artikel Trending

Mau update artikel terbaru seputar hobi yang asik dan kekinian?

Join 66 other subscribers

isikan email

Designed & Developed with ❤ by Bosmeal Media Team

Anda mungkin juga menyukai