Anda di halaman 1dari 20

2. Contoh Proposal Usaha Makanan Ringa2.

Contoh Proposal Usaha


Makanan Ringan

Contoh Proposal Usaha Makanan Ringan


Usaha makanan ringan kelihatannya sepele ya teman-teman. Akan tetapi ketika teman-
teman tidak punya acuan,  atau sebuah perencanaan maka bukan tidak mungkin jika
usaha teman-teman tidak akan bertahan lama.

Untuk itulah teman-teman perlu membuat contoh proposal usaha makanan ringan agar
teman-teman bisa melihat dan mengontrol perkembangan usaha teman-teman.

Maka dari itu teman-teman perlu membuat contoh perencanaan usaha yang tepat agar
proposal usaha makanan ringan teman-teman dapat diterima
Berikut ini contoh proposal usaha makanan ringan yang patut dicoba.

PROPOSAL USAHA MAKANAN RINGAN KUE BOBICO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data yang ada, jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat tiap
tahunnya.

Meningkatnya jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh kurang sadarnya
masyarakat untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada.

Hal ini bisa jadi karena masih minim nya pengetahuan untuk memanfaatkan sumber
daya yang ada.

Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin akan terjadi krisis ekonomi
yang berkepanjangan.  

Belum lagi ditambah minimnya kesadaran masyarakat untuk menciptakan sendiri


lapangan kerja. Padahal untuk dapat mengangkat perekonomian masyarakat
dibutuhkan lapangan kerja.

Kemudian salah satu solusi untuk dapat keluar dari krisis ekonomi dan juga mengurangi
pengangguran adalah dengan berwirausaha.

Dalam berwirausaha sendiri terdapat banyak pilihan yang bisa dilakukan. Diantaranya
mengolah bahan mentah menjadi produk makanan jadi atau setengah jadi agar
mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.

Karena itulah penulis di sini berupaya untuk menciptakan sebuah produk dengan nilai
jual dengan membuat kue “BOBICO”. 

Kue ini sendiri terbuat dari ubi yang mudah diperoleh masyarakat. Akan tetapi masih
banyak belum mengolahnya menjadi kudapan yang menarik dan bernilai jual.

B. Visi dan Misi


Visi

Menjadikan makanan tradisional sebagai salah satu makanan bernilai jual tinggi dan
banyak diminati.

Misi

1. Senantiasa melakukan inovasi produk tradisional.


2. Berupaya meningkatkan kualitas makanan tradisional.
3. Lebih mengutamakan kualitas pelayanan agar konsumen semakin puas.

C. Tujuan

Tujuan penulis mengembangkan jenis usaha ini yaitu:

1. Untuk melestarikan jajanan makanan khas Indonesia.


2. Untuk menarik minat konsumen agar merasakan produk yang dibuat oleh penulis
serta dapat mencapai. penjualan yang sesuai target.
3. Sebagai upaya untuk membuka lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitar.
4. Mendapatkan keuntungan usaha.

maupun kualitasnya.

Bentuk pengembangannya penulis namai kue “BOBICO” yakni bola-bola ubi coklat yang
D. Maksud Kegiatan Usaha

Setiap kegiatan usaha pastinya memiliki maksud tersendiri. Begitu pula dengan penulis.
Adapun maksud dari penulis membuka usaha ini karena keinginan untuk menyalurkan
ilmu yang dimiliki dalam bidang kuliner.

Selain itu juga untuk menambah pengalaman dan wawasan di dunia usaha. 

Harapan dari penulis sendiri agar makanan tradisional tidak kalah dengan makanan
modern dengan cara selalu berinovasi terhadap makanan tradisional khas daerah.

Bentuk inovasi yang dilakukan adalah dengan mengembangkan kue tradisional yang
bernama kue obi supaya lebih menarik baik dari segi rasa, tampilan dikembangkan dari
kue obi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil

Penulis memberikan brand bidang usaha bernama Bobico karena produk ini berbahan
dasar ubi. Ubi sendiri selama ini lebih sering dikenal di pedesaan. 

Akan tetapi penulis memiliki keyakinan dan harapan untuk mengembangkan olahan
berbahan dasar ubi agar menjadi makanan yang menarik tanpa mengurangi kandungan
nutrisi di dalamnya.

Ubi sendiri memiliki banyak kandungan nutrisi yang baik buat kesehatan. Kandungan
nutrisi tersebut diantaranya vitamin A, C, E magnesium, kalium, beta karoten serta
antioksidan.

B. Strategi Pasar

Agar rencana untuk membangun usaha jajanan tradisional Bobico ini dapat berjalan
lancar maka dilakukan beberapa strategi pasar diantaranya :

1. Segmenting

Strategi pasar yang pertama yakni segmenting. Segmenting sendiri merupakan cara
untuk menjadikan pembeli sebagai target yang harus dicapai. 

Segmenting atau segmentasi pasar merupakan hal yang sangat penting. Untuk itulah
penulis melakukan riset terlebih dahulu untuk menentukan lokasi mana yang paling
mendekati ideal untuk memasarkan usaha.

Tujuannya agar produk yang dibuat bisa dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat,
bahkan produk ini juga dapat dinikmati oleh segala usia.

2. Targeting

Adapun target pasar yang dibidik oleh penulis terdiri dari masyarakat sekitar tempat
berjualan, warung-warung yang bisa dititipi penulis. 

Selain berjualan secara konvensional, penulis juga membidik pasar online, karena akan
lebih cepat dikenal orang banyak
3. Positioning

Langkah ketiga dalam strategi pasar yang penulis gunakan adalah positioning.

Positioning sendiri merupakan tindakan perusahaan atau penulis untuk merancang


produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen.

Agar produk yang dihasilkan bisa dengan mudah dikenal oleh masyarakat, maka penulis
membuat inovasi dengan menambahkan bahan baru.

Hal ini akan membuat produk yang dihasilkan menjadi berbeda dengan produk yang
sudah ada.

Adapun bahan yang ditambahkan dalam produk ini berupa coklat, kacang dan juga
meses mix.

Tambahan ini akan membuat makanan menjadi lebih menarik, kualitas sangat baik dan
juga rasanya menjadi lebih unggul.

Ini akan membuat makanan ini memiliki ciri khas yang mudah diingat dan dikenal oleh
konsumen.

C. Analisis SWOT untuk Kelayakan Usaha

Sudah menjadi kebiasaan jika dalam melakukan usaha selalu menghadapi tantangan
dan juga persaingan usaha. Untuk menghadapi semua itu dibutuhkan analisis usaha
yang tepat. 

Analisis ini perlu bukan hanya sebagai bahan evaluasi, tetapi untuk mengukur
kemampuan usaha terhadap lingkungan dan juga persaingan yang ada.

Dalam hal ini penulis menggunakan analisis SWOT untuk kelayakan usaha.

1. Kekuatan (Strength)

Analisis yang pertama adalah mengukur kekuatan usaha. Kekuatan disini merupakan
sebuah analisis bahwa produk ini diterima oleh masyarakat secara luas.

Adapun ukuran kekuatan di sini adalah kualitas produk yang ditawarkan cukup tinggi.
Kemudian bahan dasar yang digunakan adalah ubi yang memiliki banyak kandungan
nutrisi dan diproses secara higienis.
2. Kelemahan (Weakness)

Setiap kekuatan pastinya memiliki kelemahan. Begitu juga kegiatan usaha yang
dijalankan oleh penulis. Dibalik analisis kekuatan usaha di atas, terdapat juga kelemahan
dalam bidang usaha ini, yaitu:

1. Produk gampang ditiru.


2. Produk mudah basi.
3. Harga ubi yang tidak menentu.

3. Peluang (Opportunity)

Pembacaan peluang sangat diperlukan dalam melakukan usaha. Adapun pembacaan


atau analisis peluang dalam produk ini adalah produk obi atau makanan yang terbuat
dari ubi sudah tidak asing lagi. 

Hal ini karena obi sudah dikenal oleh masyarakat karena memang obi sudah pernah
ada.

Akan tetapi, yang membuat berbeda antara Bobico dengan obi pada umumnya adalah
bobico mengalami modifikasi sehingga menjadi produk yang lebih menarik dan mampu
bersaingan dengan makanan modern.

Kemudian untuk saat ini makanan obi semakin jarang ditemukan, sehingga penulis
memiliki peluang yang bagus untuk memasarkan obi modifikasi dengan varian baru
yang lebih menarik minat konsumen.

4. Ancaman (Threat)

Dalam setiap peluang usaha akan selalu menghadapi ancaman. Ancaman ini merupakan
hambatan yang berasal dari luar. 

Adapun ancaman yang akan timbul dalam usaha bobico adalah sebagai berikut:

1. Tidak menentunya ketersediaan bahan dasar.


2. Timbulnya persaingan yang tidak sehat.
3. Munculnya produk serupa dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang
lebih baik.
BAB III

MANAJEMEN PRODUKSI

A. Proses Produksi

Dalam proses produksinya, penulis mencoba mengembangkan ide produksi dengan


dimodifikasi berdasarkan kebutuhan konsumen, yakni kesukaan dengan kuliner yang
sedang tren di sosial media.

Selanjutnya proses produksi dilakukan dengan serangkaian tahap untuk menjaga


kehigienisan produk. Hal ini untuk menjaga dan menciptakan kepercayaan konsumen
terhadap produk yang penulis pasarkan

kemudian penulis juga menentukan bahan baku pendukung dengan melakukan survei
pasar agar memperoleh informasi harga yang lebih kompetitif.

Tidak lupa juga penulis membuat laporan keuangan agar tercipta manajemen yang
sehat dalam kegiatan usaha.

Jika sistem keuangan ditata dan disusun dengan baik, maka kegiatan produksi pun akan
mampu berjalan dengan lancar dan optimal

B. Bahan bahan

Agar sistem keuangan dapat berjalan dengan baik, perlu dibuat juga penghitungan
bahan-bahan dalam membangun usaha.

Adapun dalam memproduksi Bobico, penulis memakai bahan-bahan antara lain:

Harga Satuan Jumlah Harga


No Nama Bahan
(Rp) (Rp)

1 Ubi Jalar 16 Kg 4.000 64.000

2 Tepung Tapioka 4 Kg 10.000 40.000

3 Kacang 1 Kg 25.000 25.000

4 Gula Merah 1 Kg 20.000 20.000

5 Seres 5 pcs 5.000 25.000


Harga Satuan Jumlah Harga
No Nama Bahan
(Rp) (Rp)

6 Garam 1 pcs 2.500 2.500

7 Coklat 5 pcs 15.000 75.000

Total 251.500
C. Alat dan Perlengkapan Tambahan

1. Alat

No Nama Alat Harga (Rp)

1 Gelas Ukur 1 Liter 46.000

2 Panci 320.000

3 Baskom 73.000

4 Wajan (Penggorengan) 195.000

5 Dulang 130.000

6 Pisau 12.000

Total 776.000
2. Perlengkapan

 Label kemasan 6 lembar (Harga @ Rp 5.000) = Rp 30.000


 Cup plastik 12 pack (Harga @ Rp 10.000) = Rp 120.000
 Sarung tangan plastik 2 (Harga @ Rp 2.000) = Rp 4.000

Total Rp 930.000

3. Biaya Lain-lain

 Biaya Transportasi Rp 20.000


 Isi ulang gas Rp 20.000

Total Rp 40.000

D. Cara Membuat
 Persiapkan bahan-bahan.
 Kupas ubi lalu cuci bersih kemudian kukus sampai matang dan lunak.
 Selanjutnya haluskan ubi lalu tambahkan tepung tapioka dan garam lalu tumbuk
sampai semua bahan tercampur rata.
 Kemudian ambil adonan dengan sendok lalu isi dengan gula merah atau isian
lainnya dan bulatkan.
 Terakhir goreng dengan minyak panas menggunakan api sedang hingga
berwarna coklat keemasan.
 Kemudian angkat dan tiriskan hingga dingin lalu tambahkan topping sesuai
selera.

BAB IV

RENCANA BIAYA

A. Modal dan Pemasukan

Adapun besaran modal awal yang harus dikeluarkan adalah 

Besar Modal yang harus dikeluarkan dalam satu kali produksi yaitu Rp 1.221.500 dengan
rincian:

Total biaya produksi = bahan bahan + perlengkapan + ongkos lain-lain

= Rp 251.500 + Rp 930.000 + Rp 40.000

= Rp 1.221.500

Adapun untuk total biaya sekali produksi adalah 

Total biaya yang dibutuhkan untuk sekali memproduksi sebanyak 100 produk adalah Rp
445.500

B. Target Hasil penjualan per bulan

= target penjualan harian x harga jual per gelas x 30 hari

= 100 pcs x Rp 6.000 x 30 hari

= Rp 18.000.000
C. Laba

= hasil penjualan – (modal awal + (modal harian x 30 hari))

= Rp 18.000.000 – (Rp 1.221.500 + (Rp 445.500 x 30 hari))

= Rp 18.000.000 – (Rp 1.221.500 + Rp 13.365.000)

= Rp 18.000.000 – Rp 14.586.500

= Rp 3.413.500   

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian makanan ringan BOBICO merupakan ide produk dari penulis dalam merintis
usaha ini.

Banyak dibaca:  Contoh Proposal Kegiatan Singkat

Munculnya produk ini merupakan hasil analisis peluang dan survey yang penulis lakukan
untuk mencari prospek bisnis bermanfaat untuk masyarakat dan menguntungkan.

Besar harapan penulis agar produk ini dapat diterima dengan baik, disenangi serta
mudah diingat konsumen

B. Saran

Penulis sadar jika proposal usaha ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itulah penulis
mengharapkan kritik maupun saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan proposal
usaha makanan ringan ini.
Nah itu tadi contoh proposal usaha makanan ringan yang bisa teman-teman coba.
Teman-teman bisa membuat usaha makanan ringan seperti contoh di atas maupun
dengan ide dan inovasi sendiri.
n

Contoh Proposal Usaha Makanan Ringan


Usaha makanan ringan kelihatannya sepele ya teman-teman. Akan tetapi ketika teman-
teman tidak punya acuan,  atau sebuah perencanaan maka bukan tidak mungkin jika
usaha teman-teman tidak akan bertahan lama.

Untuk itulah teman-teman perlu membuat contoh proposal usaha makanan ringan agar
teman-teman bisa melihat dan mengontrol perkembangan usaha teman-teman.

Maka dari itu teman-teman perlu membuat contoh perencanaan usaha yang tepat agar
proposal usaha makanan ringan teman-teman dapat diterima

Berikut ini contoh proposal usaha makanan ringan yang patut dicoba.
PROPOSAL USAHA MAKANAN RINGAN KUE BOBICO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data yang ada, jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat tiap
tahunnya.

Meningkatnya jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh kurang sadarnya
masyarakat untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada.

Hal ini bisa jadi karena masih minim nya pengetahuan untuk memanfaatkan sumber
daya yang ada.

Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin akan terjadi krisis ekonomi
yang berkepanjangan.  

Belum lagi ditambah minimnya kesadaran masyarakat untuk menciptakan sendiri


lapangan kerja. Padahal untuk dapat mengangkat perekonomian masyarakat
dibutuhkan lapangan kerja.

Kemudian salah satu solusi untuk dapat keluar dari krisis ekonomi dan juga mengurangi
pengangguran adalah dengan berwirausaha.

Dalam berwirausaha sendiri terdapat banyak pilihan yang bisa dilakukan. Diantaranya
mengolah bahan mentah menjadi produk makanan jadi atau setengah jadi agar
mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.

Karena itulah penulis di sini berupaya untuk menciptakan sebuah produk dengan nilai
jual dengan membuat kue “BOBICO”. 

Kue ini sendiri terbuat dari ubi yang mudah diperoleh masyarakat. Akan tetapi masih
banyak belum mengolahnya menjadi kudapan yang menarik dan bernilai jual.

B. Visi dan Misi

Visi
Menjadikan makanan tradisional sebagai salah satu makanan bernilai jual tinggi dan
banyak diminati.

Misi

1. Senantiasa melakukan inovasi produk tradisional.


2. Berupaya meningkatkan kualitas makanan tradisional.
3. Lebih mengutamakan kualitas pelayanan agar konsumen semakin puas.

C. Tujuan

Tujuan penulis mengembangkan jenis usaha ini yaitu:

1. Untuk melestarikan jajanan makanan khas Indonesia.


2. Untuk menarik minat konsumen agar merasakan produk yang dibuat oleh penulis
serta dapat mencapai. penjualan yang sesuai target.
3. Sebagai upaya untuk membuka lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitar.
4. Mendapatkan keuntungan usaha.

D. Maksud Kegiatan Usaha

Setiap kegiatan usaha pastinya memiliki maksud tersendiri. Begitu pula dengan penulis.
Adapun maksud dari penulis membuka usaha ini karena keinginan untuk menyalurkan
ilmu yang dimiliki dalam bidang kuliner.

Selain itu juga untuk menambah pengalaman dan wawasan di dunia usaha. 

Harapan dari penulis sendiri agar makanan tradisional tidak kalah dengan makanan
modern dengan cara selalu berinovasi terhadap makanan tradisional khas daerah.

Bentuk inovasi yang dilakukan adalah dengan mengembangkan kue tradisional yang
bernama kue obi supaya lebih menarik baik dari segi rasa, tampilan maupun kualitasnya.

Bentuk pengembangannya penulis namai kue “BOBICO” yakni bola-bola ubi coklat yang
dikembangkan dari kue obi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil
Penulis memberikan brand bidang usaha bernama Bobico karena produk ini berbahan
dasar ubi. Ubi sendiri selama ini lebih sering dikenal di pedesaan. 

Akan tetapi penulis memiliki keyakinan dan harapan untuk mengembangkan olahan
berbahan dasar ubi agar menjadi makanan yang menarik tanpa mengurangi kandungan
nutrisi di dalamnya.

Ubi sendiri memiliki banyak kandungan nutrisi yang baik buat kesehatan. Kandungan
nutrisi tersebut diantaranya vitamin A, C, E magnesium, kalium, beta karoten serta
antioksidan.

B. Strategi Pasar

Agar rencana untuk membangun usaha jajanan tradisional Bobico ini dapat berjalan
lancar maka dilakukan beberapa strategi pasar diantaranya :

1. Segmenting

Strategi pasar yang pertama yakni segmenting. Segmenting sendiri merupakan cara
untuk menjadikan pembeli sebagai target yang harus dicapai. 

Segmenting atau segmentasi pasar merupakan hal yang sangat penting. Untuk itulah
penulis melakukan riset terlebih dahulu untuk menentukan lokasi mana yang paling
mendekati ideal untuk memasarkan usaha.

Tujuannya agar produk yang dibuat bisa dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat,
bahkan produk ini juga dapat dinikmati oleh segala usia.

2. Targeting

Adapun target pasar yang dibidik oleh penulis terdiri dari masyarakat sekitar tempat
berjualan, warung-warung yang bisa dititipi penulis. 

Selain berjualan secara konvensional, penulis juga membidik pasar online, karena akan
lebih cepat dikenal orang banyak

3. Positioning

Langkah ketiga dalam strategi pasar yang penulis gunakan adalah positioning.
Positioning sendiri merupakan tindakan perusahaan atau penulis untuk merancang
produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen.

Agar produk yang dihasilkan bisa dengan mudah dikenal oleh masyarakat, maka penulis
membuat inovasi dengan menambahkan bahan baru.

Hal ini akan membuat produk yang dihasilkan menjadi berbeda dengan produk yang
sudah ada.

Adapun bahan yang ditambahkan dalam produk ini berupa coklat, kacang dan juga
meses mix.

Tambahan ini akan membuat makanan menjadi lebih menarik, kualitas sangat baik dan
juga rasanya menjadi lebih unggul.

Ini akan membuat makanan ini memiliki ciri khas yang mudah diingat dan dikenal oleh
konsumen.

C. Analisis SWOT untuk Kelayakan Usaha

Sudah menjadi kebiasaan jika dalam melakukan usaha selalu menghadapi tantangan
dan juga persaingan usaha. Untuk menghadapi semua itu dibutuhkan analisis usaha
yang tepat. 

Analisis ini perlu bukan hanya sebagai bahan evaluasi, tetapi untuk mengukur
kemampuan usaha terhadap lingkungan dan juga persaingan yang ada.

Dalam hal ini penulis menggunakan analisis SWOT untuk kelayakan usaha.

1. Kekuatan (Strength)

Analisis yang pertama adalah mengukur kekuatan usaha. Kekuatan disini merupakan
sebuah analisis bahwa produk ini diterima oleh masyarakat secara luas.

Adapun ukuran kekuatan di sini adalah kualitas produk yang ditawarkan cukup tinggi.
Kemudian bahan dasar yang digunakan adalah ubi yang memiliki banyak kandungan
nutrisi dan diproses secara higienis.

2. Kelemahan (Weakness)
Setiap kekuatan pastinya memiliki kelemahan. Begitu juga kegiatan usaha yang
dijalankan oleh penulis. Dibalik analisis kekuatan usaha di atas, terdapat juga kelemahan
dalam bidang usaha ini, yaitu:

1. Produk gampang ditiru.


2. Produk mudah basi.
3. Harga ubi yang tidak menentu.

3. Peluang (Opportunity)

Pembacaan peluang sangat diperlukan dalam melakukan usaha. Adapun pembacaan


atau analisis peluang dalam produk ini adalah produk obi atau makanan yang terbuat
dari ubi sudah tidak asing lagi. 

Hal ini karena obi sudah dikenal oleh masyarakat karena memang obi sudah pernah
ada.

Akan tetapi, yang membuat berbeda antara Bobico dengan obi pada umumnya adalah
bobico mengalami modifikasi sehingga menjadi produk yang lebih menarik dan mampu
bersaingan dengan makanan modern.

Kemudian untuk saat ini makanan obi semakin jarang ditemukan, sehingga penulis
memiliki peluang yang bagus untuk memasarkan obi modifikasi dengan varian baru
yang lebih menarik minat konsumen.

4. Ancaman (Threat)

Dalam setiap peluang usaha akan selalu menghadapi ancaman. Ancaman ini merupakan
hambatan yang berasal dari luar. 

Adapun ancaman yang akan timbul dalam usaha bobico adalah sebagai berikut:

1. Tidak menentunya ketersediaan bahan dasar.


2. Timbulnya persaingan yang tidak sehat.
3. Munculnya produk serupa dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang
lebih baik.

BAB III

MANAJEMEN PRODUKSI
A. Proses Produksi

Dalam proses produksinya, penulis mencoba mengembangkan ide produksi dengan


dimodifikasi berdasarkan kebutuhan konsumen, yakni kesukaan dengan kuliner yang
sedang tren di sosial media.

Selanjutnya proses produksi dilakukan dengan serangkaian tahap untuk menjaga


kehigienisan produk. Hal ini untuk menjaga dan menciptakan kepercayaan konsumen
terhadap produk yang penulis pasarkan

kemudian penulis juga menentukan bahan baku pendukung dengan melakukan survei
pasar agar memperoleh informasi harga yang lebih kompetitif.

Tidak lupa juga penulis membuat laporan keuangan agar tercipta manajemen yang
sehat dalam kegiatan usaha.

Jika sistem keuangan ditata dan disusun dengan baik, maka kegiatan produksi pun akan
mampu berjalan dengan lancar dan optimal

B. Bahan bahan

Agar sistem keuangan dapat berjalan dengan baik, perlu dibuat juga penghitungan
bahan-bahan dalam membangun usaha.

Adapun dalam memproduksi Bobico, penulis memakai bahan-bahan antara lain:

Harga Satuan Jumlah Harga


No Nama Bahan
(Rp) (Rp)

1 Ubi Jalar 16 Kg 4.000 64.000

2 Tepung Tapioka 4 Kg 10.000 40.000

3 Kacang 1 Kg 25.000 25.000

4 Gula Merah 1 Kg 20.000 20.000

5 Seres 5 pcs 5.000 25.000

6 Garam 1 pcs 2.500 2.500

7 Coklat 5 pcs 15.000 75.000


Harga Satuan Jumlah Harga
No Nama Bahan
(Rp) (Rp)

Total 251.500
C. Alat dan Perlengkapan Tambahan

1. Alat

No Nama Alat Harga (Rp)

1 Gelas Ukur 1 Liter 46.000

2 Panci 320.000

3 Baskom 73.000

4 Wajan (Penggorengan) 195.000

5 Dulang 130.000

6 Pisau 12.000

Total 776.000
2. Perlengkapan

 Label kemasan 6 lembar (Harga @ Rp 5.000) = Rp 30.000


 Cup plastik 12 pack (Harga @ Rp 10.000) = Rp 120.000
 Sarung tangan plastik 2 (Harga @ Rp 2.000) = Rp 4.000

Total Rp 930.000

3. Biaya Lain-lain

 Biaya Transportasi Rp 20.000


 Isi ulang gas Rp 20.000

Total Rp 40.000

D. Cara Membuat

 Persiapkan bahan-bahan.
 Kupas ubi lalu cuci bersih kemudian kukus sampai matang dan lunak.
 Selanjutnya haluskan ubi lalu tambahkan tepung tapioka dan garam lalu tumbuk
sampai semua bahan tercampur rata.
 Kemudian ambil adonan dengan sendok lalu isi dengan gula merah atau isian
lainnya dan bulatkan.
 Terakhir goreng dengan minyak panas menggunakan api sedang hingga
berwarna coklat keemasan.
 Kemudian angkat dan tiriskan hingga dingin lalu tambahkan topping sesuai
selera.

BAB IV

RENCANA BIAYA

A. Modal dan Pemasukan

Adapun besaran modal awal yang harus dikeluarkan adalah 

Besar Modal yang harus dikeluarkan dalam satu kali produksi yaitu Rp 1.221.500 dengan
rincian:

Total biaya produksi = bahan bahan + perlengkapan + ongkos lain-lain

= Rp 251.500 + Rp 930.000 + Rp 40.000

= Rp 1.221.500

Adapun untuk total biaya sekali produksi adalah 

Total biaya yang dibutuhkan untuk sekali memproduksi sebanyak 100 produk adalah Rp
445.500

B. Target Hasil penjualan per bulan

= target penjualan harian x harga jual per gelas x 30 hari

= 100 pcs x Rp 6.000 x 30 hari

= Rp 18.000.000

C. Laba
= hasil penjualan – (modal awal + (modal harian x 30 hari))

= Rp 18.000.000 – (Rp 1.221.500 + (Rp 445.500 x 30 hari))

= Rp 18.000.000 – (Rp 1.221.500 + Rp 13.365.000)

= Rp 18.000.000 – Rp 14.586.500

= Rp 3.413.500   

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian makanan ringan BOBICO merupakan ide produk dari penulis dalam merintis
usaha ini.

Banyak dibaca:  Contoh Proposal Kegiatan Singkat

Munculnya produk ini merupakan hasil analisis peluang dan survey yang penulis lakukan
untuk mencari prospek bisnis bermanfaat untuk masyarakat dan menguntungkan.

Besar harapan penulis agar produk ini dapat diterima dengan baik, disenangi serta
mudah diingat konsumen

B. Saran

Penulis sadar jika proposal usaha ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itulah penulis
mengharapkan kritik maupun saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan proposal
usaha makanan ringan ini.
Nah itu tadi contoh proposal usaha makanan ringan yang bisa teman-teman coba.
Teman-teman bisa membuat usaha makanan ringan seperti contoh di atas maupun
dengan ide dan inovasi sendiri.

Anda mungkin juga menyukai