Anda di halaman 1dari 3

1 Petrus 1:14-16 (TB) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang

menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,

tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang
telah memanggil kamu,

sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

MEMBERI DIRI MENJADI ALAT KERAJAAN ALLAH

Ananias segera menjalankan perintah Tuhan Yesus untuk menemui Saulus, Pada mulanya ia
berkeberatan untuk pergi menemui Saulus, tetapi, setelah keberatan itu ditanggapi, ia merasa lega,
dan tidak berbantah lagi.

Lihatlah betapa Tuhan mau merendah hati dengan memperbolehkan hamba-Nya berperkara dengan
Dia.

Ananias sadar bahwa ia adalah alat ditangan Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya.

Tidak sedikit orang yang menolak kesempatan untuk melayani Tuhan.

Ada yang merasa tidak punya waktu, merasa lelah, merasa tidak mampu atau merasa hidupnya
terlalu kotor.

Ananias sempat ragu menerima tugas dari Tuhan untuk menumpangkan tangannya ke atas Saulus,
karena ia tahu betapa jahatnya Saulus (Kisah Para Rasul 9:13).

Tetapi setelah mendengarkan maksud Tuhan atas diri Saulus, Ananias taat. Saulus yang hidup
sebelumnya jahat, telah dipilih Tuhan untuk memberitakan nama-Nya dan berani menderita bagi-
Nya.

Tidak ada orang yang lebih bisa menghargai dirinya selain dia yang menerima bahwa dirinya adalah
alat Kerajaan Allah untuk memenuhi rencana Allah.

Setiap kita yang sudah dipilih oleh Tuhan Yesus berarti memberi diri hidup sebagai alat kerajaan-Nya.

Dalam hal ini seseorang harus memutuskan apakah ia dengan rela memberi dirinya menjadi alat
Kerajaan Allah dan kemuliaan-Nya atau alat kerajaan kegelapan (Lukas 11:23).

Sejak kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia, manusia diperhadapkan kepada pilihan : apakah ia
berdiri di pihak Tuhan atau berdiri di pihak musuh-Nya.

Ini memang sebuah pilihan yang memang tidak mudah, sebab pada umumnya orang tidak siap
meninggalkan cara hidup manusia lama dengan segala kesenangannya (Lukas 14:33) kemudian
memberi diri untuk mengikut Tuhan Yesus sebagai alat kerajaan-Nya.

Tuhan Yesus adalah teladan kita, sosok Pribadi Yang Maha Agung yang rela mempersembahkan
hidup-Nya secara ekstream mengasihi hidup manusia, menebusnya dengan nyawa dan darah-Nya
yang mahal diatas kayu salib.
Tuhan Yesus mengosongkan diri, dalam segala hal disamakan dengan manusia untuk menunjukkan
bahwa Dia dalam keadaan tubuh manusia yang fana bisa memiliki dan memilih taat melakukan
kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Hal tersebut bisa membuktikan bahwa oknum iblis yaitu lusifer telah bersalah karena ia tidak
memiliki ketaatan seperti yang ditampilkan oleh Tuhan Yesus dalam tubuh sebagai manusia.

Nabi Yesaya dan Yehezkiel menyingung kehidupan raja Babel dan Tirus adalah tipologi/gambaran
suatu ratapan dan kecaman kepada oknum lusifer yang memberontak kepada Allah, dikatakan
dalam kitab Yehezkiel, lusifer diciptakan Allah dalam keadaan sempurna, penuh hikmat dan maha
indah namun ia memilih untuk tidak taat dengan ingin memiliki kerajaannya sendiri, tidak tunduk
dalam kedaulatan Allah bahkan ingin menyamai Allah.

Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita dipanggil untuk ada berdiri di pihak Tuhan dengan menundukkan
diri secara penuh, menyediakan diri sebagai alat kerajaan-Nya.

Hal ini harus ditandai dengan bersedia melepaskan segala milik yang dianggap penting dan berharga
sebagai kesenangan hidup kemudian mengikuti kehendak Tuhan guna mengenakan kehidupan yang
baru yaitu kehidupan seperti Tuhan Yesus, sebab tanpa hal ini maka tidak ada kemenangan.

Setiap anak Tuhan dipanggil mengalahkan perbuatan iblis dengan cara menggelar ketaatan yang
absolut taat kepada kehendak Tuhan, menjadi saksi bagi Kristus dengan memberi diri sebagai alat
kerajaan-Nya guna menampilkan kehidupan Tuhan Yesus ditengah-tengah dunia ini.

Untuk menjadi alat Kerajaan Allah dibutuhkan kedewasaan rohani yang terus diasah oleh kebenaran
Firman Tuhan dan didikan Bapa melalui setiap peristiwa hidup.

Untuk itu Tuhan sangat berkepentingan memproses, mendewasakan orang-orang yang mengasihi
Dia untuk bisa menjadi alat Kerajaan-Nya.

Setelah melalui proses pendewasaan akhirnya seseorang akan bersedia menyerahkan diri menjadi
alat Kerajaan Allah.

Inilah laskar-laskar Kristus atau gladiator Tuhan yang dipertaruhkan melawan pekerjaan iblis.

Mereka yang berjuang menggelar hidupnya sebagai alat kerajaan-Nya adalah orang-orang yang layak
disebut sebagai hamba-hamba Tuhan.

Dalam hal ini menjadi hamba Tuhan sesungguhnya bukan hasil sekolah theologia, kursus Alkitab dan
lain sebagainya, tetapi berangkat dari kesediaan seseorang untuk bergaya hidup seperti Tuhan Yesus
Kristus (hidup hanya untuk melakukan kehendak Bapa, menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan
sempurna), dan menghidupi Injil didalam setiap langkah hidupnya.

Dengan demikian seseorang baru dikatakan percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima-Nya sebagai
Pemilik kehidupan ini (Yohanes 1:11-12),

Orang yang dikatakan percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima-Nya sebagai Pemilik kehidupan
adalah orang yang bersedia menyerahkan hidupnya bagi rencana Bapa dan melaksanakan segala
kepentingan-Nya, menjadi alat bagi kemuliaan-Nya.
Itulah sebabnya dalam Doa Bapa Kami tertuang kalimat: Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-
Mu di bumi seperti di Sorga.

Kalimat doa ini menunjukkan bahwa orang percaya memiliki tanggung jawab untuk menghadirkan
pemerintahan Allah didalam ketertundukan penuh menjadi alat bagi kemuliaan dan kerajaan-Nya.

Setiap anak Tuhan pada akhirnya dituntut kesediaannya menyerahkan diri menjadi alat bagi
Kerajaan Allah, hidup untuk menyatakan kebenaran-Nya ditengah-tengah dunia, memberitakan Injil
kepada setiap manusia supaya mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat dan hidup didalam
pemerintahan-Nya, hidup sesuai seturut kehendak-Nya.

Yohanes 12:25-26

25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak


mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-
Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Amin.

Anda mungkin juga menyukai