Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kaleb Kornelius Ginting

NIM : 1914036008

Fakultas : Ilmu Budaya- Etnomusikologi

Mata kuliah : Pendidikan Agama Kristen

Pandangan Alkitab Tentang Pemerintah

Pemerintah adalah sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggungjawab


terbatas untuk menggunakan kekuasaan, dengan sistem menjalankan wewenang dan
kekuasaan untuk mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik suatu negara. Firman saat
ini, dimana Paulus menasehati orang Kristen untuk takluk /taat kepada pemerintah, karena
mereka berasal dan ditetapkan oleh Allah serta diberikan wewenang atau kuasa dan
tanggungjawab. Kuasa yang diberikan Allah kepada pemerintah bertujuan untuk mengatur
agar manusia hidup secara tertib dan teratur. Tujuan dibentuknya pemerintah adalah demi
kepentingan manusia itu sendiri. Paulus menyatakan bahwa tiap-tiap orang harus takluk atau
tunduk kepada pemerintah, karena mereka bekerja untuk kepentingan masyarakat. Setiap
warga negara tidak ada yang terkecuali harus tunduk dan menghormati pemerintah walaupun
ada oknum-oknum yang bersikap tidak baik dan jahat dalam melaksanakan tugasnya.
Sebagai keluarga Kristen, tugas kita terhadap negara/pemerintah adalah taat dan
menyuarakan suara kenabian dan menegur pemerintah yang lalim dalam terang Firman
Tuhan. Gereja harus menjadi garam dan terang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
serta selalu mendoakan pemerintah atau negara menjalankan pemerintahan dalam takut akan
Tuhan. Sebagai warga negara yang baik, orang Kristen harus taat kepada pemerintah, sebab
tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah (Roma 13:1). Alkitab juga menegaskan
bahwa orang-orang yang mengurusi pemerintahan adalah pelayan-pelayan Allah (ay. 6).
Maka dari itu, kita sebagai orang Kristen perlu menaklukkan diri di bawah pemerintah.
Prinsip pemerintahan yang harus kita patuhi adalah: Apabila seseorang melakukan kebaikan
maka dia tidak perlu takut kepada pemerintah. Akan tetapi, jikalau seseorang melakukan
kejahatan maka ia harus takut kepada pemerintah. Sebab melakukan yang jahat/melawan
pemerintah sama artinya sedang melawan Allah (ay. 2-3).
Pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan. Maka dari itu Allah berkenan memberikan
pedang bagi pemerintah dengan maksud menindak para pelaku kejahatan. Selain itu,
pemerintah juga seharusnya memberi hadiah dan kehormatan bagi warga negara yang berbuat
baik/berjuang untuk kebaikan (ay. 4). Dengan demikian, jelaslah sekarang bahwa pemerintah
juga dipakai Tuhan sebagai alat-Nya untuk membalaskan murka-Nya kepada mereka yang
berbuat jahat. Hal ini tentu sangat adil untuk menghindari tindakan balas dendam antar
sesama warga negara (masyarakat), sebab pemerintah akan menjadi pengadil di bumi. Jadi,
penghukuman dijatuhi kepada orang bersalah atas nama pemerintah bukan atas nama si
korban. Sehingga sangat kecil kemungkinan untuk menuntut balas kepada pihak lain jika
pemerintah mau melaksanakan tugasnya dengan baik. Intinya pemerintah tersebut harus
melandaskan keputusannya atas dasar keadilan. Adalah patut kita bersyukur atas adanya
pemerintah yang ideal. Dengan adanya pemerintah yang ideal tentu kita yang lemah bisa
mendapat hak yang sama (sesuai dengan porsi kita) dengan mereka yang kuat. Dengan
adanya pemerintah seharusnya orang lain tidak boleh semena-mena terhadap kita. Karena
pemerintah pasti akan membela pihak yang benar. Tetapi, apakah pemerintah selalu ideal?
Bagaimana jika suatu pemerintah telah salah melakukan tugasnya? Harus kita akui bahwa
tidak ada pemerintah yang sempurna. Lantas, apakah kita harus memberontak dan menentang
pemerintah? Sesungguhnya kita bisa mengambil sikap yang tepat apabila kita sungguh-
sungguh tahu esensi dari pemerintah yang berasal dari Allah. Pemerintahan dari Allah adalah
MENJADIKAN ORANG BENAR HIDUP TANPA TAKUT DAN MENJADIKAN ORANG
YANG BERSALAH TAKUT KEPADA PEMERINTAH. Jadi, jika pemerintah tidak lagi
melakukan tugasnya dengan benar, maka kita boleh memilih lebih takut kepada Allah
daripada kepada pemerintah. Sikap lebih taat kepada Allah daripada kepada pemerintah
adalah hal yang harus ditempuh orang yang cinta kebenaran. Tindakan ini tidak tertentangan
dengan Alkitab, walaupun sebelumnya telah dibuktikan bahwa pemerintah adalah hamba
Allah. Tetapi, pemerintah sebagai hamba Allah tersebut ternyata memiliki syarat, yaitu: orang
yang berbuat baik tidak perlu takut kepada pemerintah dan orang jahat harus takut kepada
pemerintah. Apabila syarat ini dilanggar, maka orang Kristen juga boleh mengabaikan
tindakan mengabaikan pemerintah yang salah tersebut demi kebenaran dan keadilan.
Beberapa contoh di Alkitab yang menunjukkan prinsip ini, misalnya tindakan dua bidan yang
takut akan Tuhan, yaitu Sifra dan Pua (yang tercatat di kitab Keluaran 1:15-22). Dalam kisah
tersebut, raja Mesir (atas nama pemerintahannya) menghendaki agar semua bayi laki-laki
yang dilahirkan oleh perempuan Ibrani harus dibunuh. Tetapi, ternyata Sifra dan Pua
mengabaikan perintah dari Raja Mesir dengan alasan bahwa perempuan-perempuan Ibrani
itu kuat-kuat dan sebelum mereka tiba wanita Ibrani telah bersalin. Apa respon Tuhan kepada
kedua bidan tersebut? Ternyata Tuhan berbuat baik kepada mereka dan memberkati mereka!
Inilah tindakan mengabaikan perintah dari pemerintah yang tidak mengajarkan keadilan.
Contoh lain yang bisa dijadikan dasar pengabaian terhadap perintah atau otoritas yang tidak
sesuai dengan kebenaran dan keadilan adalah sikap heroik yang ditunjukkan oleh Rasul
Petrus dan Rasul Yohanes. (Kis. 4:1-22). Rasul Petrus dan Yohanes memilih tidak
menghiraukan larangan mahkamah agama yang memerintahkan agar mereka (rasul) jangan
lagi berbicara tentang nama Yesus. Tetapi apa yang dilakukan para rasul? Para rasul dengan
tegas dan jelas menyatakan sikapnya: “Silakan kamu putuskan sendiri, manakah yang benar
di hadapan Allah: takut kepada kamu atau takut kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi
kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.”
Sekali lagi, sikap rasul ini meneguhkan sikap yang harus diambil setiap orang percaya untuk
situasi-situasi yang sulit tersebut.

KESIMPULAN

Alkitab secara konsisten mengajarkan bahwa orang percaya (anak-anak Allah) harus lebih
takut kepada Tuhan daripada kepada manusia/pemerintah. Baik dalam PL maupun dalam PB.
Maka dari itu, marilah kita memohonkan hikmat dari Allah Roh Kudus agar kita bisa menilai
setiap aspek yang harus kita dukung dari pemerintah. Pemerintah adalah hamba Allah untuk
kebaikan. Maka dari itu Allah berkenan memberikan pedang bagi pemerintah dengan maksud
menindak para pelaku kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai