Anda di halaman 1dari 2

TUGAS FILSAFAT ILMIAH

KEARIFAN LOKAL DI KALIMANTAN

Oleh:

Rini Anggriani
20/466789/PPT/01131

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
Mitos Kapuhunan yang Harus Dipenuhi di Kalimantan
Beberapa daerah Indonesia pasti mempunyai kepercayaan yang masih dipercayai
hingga saat ini. Di zaman modern saat ini banyak orang beranggapan hal tersebut sebagai mitos
belaka dan tidak akan berpengaruh ketika tidak dilakukan. Mitos memang masih belum jelas
kaitannya dengan sesuatu yang dilakukan tetapi terlepas nyata atau tidak, menghargai sudah
menjadi hal yang wajib ketika berada di daerah tertentu.
Misalnya di Kalimantan yang mempunyai mitos atau kepercayaan yang disebut
“Kapuhunan/Kapohonan”. Istilah “kapuhunan” yang merujuk kepada pohon merupakan
kepercayaan turun temurun yang masih dipegang hingga kini oleh sebagaian masyarakat dalam
budaya etnis Banjar. Kapuhunan, diperkirakan berasal dari kepercayaan dinamisme, disebut
juga dengan nama preanimisme yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk
mempunyai daya dan kekuatan.
Kapuhunan berasal dari bahasa Banjar yang artinya celaka atau musibah karena
menginginkan sesuatu (berkaitan dengan makanan dan minuman) atau ditawarkan seseorang
namun ditolak. Jenis makanan dan minuman yang dipercaya paling ampuh menyebabkan
kapuhunan adalah singkong, kopi, dan ketan, tapi secara umum semua makanan dan minuman
bisa membuat kapuhunan. Akibatnya, seseorang yang tak kesampaian untuk makan atau minum
atau tidak mengindahkan tawaran, bisa mendapat musibah.
Meski etnis Banjar mayoritas memeluk agama Islam, kepercayaan terhadap
“kapuhunan” ini masih belum hilang. Sebagai umat beraagama yang mempercayai bahwa
segala sesuatu yang terjadi kepada manusia adalah atas kehendak Tuhan, terlebih lagi di zaman
modern seperti sekarang tentu mitos kapuhunan ini sulit diterima secara rasional. Tanpa
melepaskan keyakinan kepada Tuhan, mitos ini dinilai sebagai nilai-nilai luhur adat budaya
masyarakat di Kalimantan. Nilai yang dapat diambil dari mitos ini yaitu nilai sosial.
Kesetiakawanan, sikap ramah dan tata krama kepada sesame manusia, penghargaan terhadap
makanan dan minuman yang merupakn hasil jerih payah manusia. Kapuhunan juga mewakili
nilai luhur yang mengajarkan tentang keselarasan antar sesama manusia dan antar manusia
dengan alam. Nilai ini patut dipertahankan agar tidak tergerus oleh pergeseran nilai yang terjadi
di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai