Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Akhir tahun 2019 yang lalu, dunia dibuat kaget dengan keberadaan
suatu varian virus baru yang bernama Corona. Penyakitnya disebut sebagai
COVID-19, sebagai virus yang awalnya menyerang Cina, ditemukan pada
bulan Desember 2019 tepatnya di kota Wuhan. Corona yang semula
dianggap Virus biasa, namun anggapan itu salah, ternyata virus ini dapat
membunuh manusia sekaligus menyebar sangat cepat. Gejala yang muncul
menyerupai flu, masuk angin, batuk dan demam. Hingga saat ini belum
ditemukan secara pasti terkait penyebab virus corona, namun diketahui
bahwa virus ini disebarkan oleh hewan. Virus ini juga mampu ditularkan
dari satu spesies ke spesies lainnya termasuk dapat menularkan dan di
tularkan manusia tanpa mengenal usia muda maupun tua. Virus ini sudah
merenggut jutaan nyawa bukan hanya di Cina tetapi juga di seluruh dunia
termasuk Indonesia.
Seluruh bagian kehidupan manusia dibumi terganggu, tanpa
kecuali pendidikan. Hampir seluruh Negara memutuskan untuk menutup
sekolah, perguruan tinggi maupun universitas, termasuk Indonesia.
Sehingga, Pemerintah Indonesia menghimbau masyarakat untuk tetap di
dalam rumah dan mengisolasi diri. Salah satu himbauan tersebut adalah
larangan orang untuk berkumpul, beraktivitas di luar rumah, dan anjuran
untuk tetap tinggal di dalam rumah seperti beribadah di rumah, bekerja di
rumah, belajar dari rumah. Hal ini dikarenakan virus berbahaya ini dapat
ditularkan kepada orang lain melalui berbagai macam kontak fisik, mulai
dari sentuhan dan udara. Maka, Pemerintah Indonesia menerapkan aturan
PSBB yang merupakan singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar
yang dibuat dalam rangka Penanganan COVID-19 yang mencakup social
distancing sekaligus physical distancing dianggap dapat mengurangi virus

1
tidak menyebar lebih luas dan upaya penyembuhan dapat berjalan
maksimal.
Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini mengacu pada Kurikulum
Darurat pada Satuan Pendidikan yang merupakan penyederhanaan
Kompetensi Dasar Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mengarah untuk
meningkatkan dan menggali potensi peserta didik baik kompetensi
religius, perilaku sosial, intelektual, kompetensi dalam berkomunikasi,
sikap peduli sebagai makhluk social, dan berperan secara aktif di dalam
pembelajaran, guru dituntut untuk memiliki kompetensi dan seslalu kreatif
dalam pelaksanaan pembelajaran mewujudkan kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat untuk menjadi lebih baik. Merupakan
penerapan Kurikulum 2013.
Peserta didik di SD. RK. No. 3 Sibolga sebelum masa Pandemi,
melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan model pembelajaran yang
bervariasi. Tetapi sehubungan dengan himbauan pemerintah terkait
pandemic Covid-19, maka pembelajaran di SD. RK. No. 3 secara virtual
dimana pembelajaran yang diberikan guru kepada peserta didik
dilaksanakan dalam jaringan (daring).
Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk tetap dapat menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan aktif. Walaupun
pembelajaran dilaksanakan jarak jauh atau daring, guru harus mampu
meningkatkan keaktifan siswa Keaktifan siswa dapat tercipta melalui
penerapan media pembelajaran yang menarik. Salah satu media
pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran daring adalah
memanfaatkan Platform Zoom Meeting. Platform Zoom Meeting ini bisa
menggunakan Laptop atau handphone dan dapat dilaksanakan di manapun
berada.
Zoom Meeting sendiri merupakan sebuah media pembelajaran
menggunakan video. Pendiri aplikasi Zoom Meeting yaitu Eric Yuan yang
diresmikan tahun 2011 yang kantor pusatnya di San Jose, California.
Aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk pembelajaran saja tetapi
digunakan untuk urusan perkantoran. Platform ini gratis jadi dapat

2
digunakan oleh siapapun dengan siapapun lewat video dan batas waktu
yang relatif sangat cukup. Oleh karena itu memang cocok digunakan
sebagai media pembelajaran.
Selama pembelajaran daring yang saya laksanakan banyak
pengalaman-pengalaman yang saya alami termasuk tantangan akibat dari
terbatasnya fasilitas belajar daring yang dimiliki peserta didik atau
orangtua, seperti belum memiliki handphone yang memadai, sinyal
internet yang buruk, kesulitan membeli kuota internet, dan kurangnya
kesadaran peserta didik dan orangtua akan pentingnya pembelajaran
daring. Jika belajar di sekolah, siswa langsung mendapatkan bimbingan
guru maupun layanan pendidikan lainnya. Keadaan seperti ini sungguh
mengkhawatirkan bagi masa depan pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang: “Pengalaman Mengajar Daring semasa Covid-19 di
SD. RK. No. 3 Tahun Pelajaran 2021/2022”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar bekang yang sudah diuraikan diatas, maka masalah yang
diajukan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut, Bagaimanakah
pengalaman meengajar daring semasa Covid di SD RK. No. 3 Sibolga?

1.3. Tujuan
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah Mendeskripsikan Pengalaman
Mengajar Daring semasa Covid menggunakan Aplikasi Zoom Meeting di
SD. RK. No. 3 Sibolga Tahun Pelajaran 2021/2022.

1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan best practice ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis : penulisan best practice ini dapat dijadikan solusi untuk
meningkatkan inovatif dan kreaktifitas penulis.

3
2. Bagi orang lain, tulisan ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
dalam penyelesaian masalah terkait peningkatan kualitas pendidikan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan
pengalaman penulis dalam menerapkan pembelajaran daring dengan
model pembelajaran problem based learning (PBL) melalui platform
Zoom Meeting.
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas V-B semester
ganjil di SD. RK. NO. 3 Sibolga sebanyak 32 orang.

2.2. Bahan / Materi Kegiatan


Bahan yang digunakan dalam karya ilmiah Pengalaman Mengajar
Daring semasa Covid ini adalah materi kelas V-B untuk tema Describing
People (Mendeskripsikan Orang) terkait nama-nama anggota tubuh yang
merupakan pembelajaran Bahasa Inggris.
Bahasa Inggris
KD Memahami kata, frasa, dan kalimat berkaitan dengan
3.2 Describing People.

2.3. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah
menerapkan pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi Zoom
Meeting dengan model pembelajaran problem based learning (PBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang
telah dilakukan penulis :
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran bahasa inggris. Berdasarkan hasil
telaah KD yang ada di kelas V-B, penulis memilih Tema Describing
People terkait Parts of the body (nama anggota tubuh) 3.2 Memahami

5
kata, frasa, dan kalimat berkaitan dengan Describing People terkait
mengajar daring semasa covid.

2. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning
(PBL) .
3. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model
Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci
kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak PBL.
4. Pembalajaran dalam jaringan (daring)
Sistem pembelajaran daring mau tidak mau harus tetap dilakukan di
tengah pandemi COVID-19. Sebab, tidak mungkin peserta didik
dibiarkan libur panjang hingga virus corona pergi. Dan kita tidak tau
kapan virus corona ini hilang dari permukaan bumi. Dalam proses
pembelajaran daring dan luring ada beberapa kesulitan yang dihadapi
siswa, antara lain:
- Jaringan internet yang lemot. Sistem pembelajaran daring dan
luring dapat berjalan efektif jika jaringan internetnya bagus.
Sebaliknya, ketika jaringan internetnya jelek/buruk, maka secara
otomatis proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) online pasti
terhambat.
- Kuota internet terbatas. Orang tua yang terkena dampak COVID-
19 pasti akan kesulitan untuk membeli kuota internet. Terutama
orang tua yang secara ekonomi tidak memadai. Hal ini perlu
dipikirkan secara matang oleh pihak sekolah dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Kasihan juga orang tua. Mereka
sudah terbebani karena di-PHK oleh perusahaan, ditimpal lagi oleh
beban keharusan membeli kuota internet.
- KBM tidak efektif. Sistem pembelajaran daring dan luring tentu
tidak seefektif pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena
beberapa faktor. Misalnya pengurangan jam mengajar. Guru-guru

6
yang biasanya mengajar 4 jam di sekolah, terpaksa hanya mengajar
selama satu jam. Dampak lanjutnya, peserta didik akan kesulitan
memahami materi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.
Apalagi berhadapan dengan mata pelajaran Agama, PJOK, Bahasa
Inggris. Keempat pelajaran ini tentunya membutuhkan waktu yang
cukup lama karena banyak penjelasan materi. Itu artinya, waktu
satu jam sangat tidak cukup.
Kesulitan diatas harus segera dicarikan solusinya agar mutu
pendidikan tidak menurun, berikut ini solusi yang mungkin dapat
diterapkan untuk mengurangi tiga kesulitan di atas:
1. Bantuan pemerintah dan sekolah. Terkaitnya dengan orang tua
yang kesulitan mendapatkan kuota internet, saya kira pemerintah
perlu hadir dan bahkan memberikan suntikan dana. Maksudnya,
pemerintah tidak hanya membuat regulasi dan kebijakan
pembelajaran melalui sistem Daring dan Luring di setiap sekolah.
Akan tetapi, pemerintah mau tidak mau harus menyediakan
anggaran khusus untuk pembelian kuota internet bagi peserta didik
yang orang tuanya tidak mampu. Demikian juga sekolah. Perlu ada
bantuan khusus bagi orang tua yang secara ekonomi tidak mampu.
Terlebih lagi untuk peserta didik yang orang tuanya terkena
dampak corona. Semisal di-PHK oleh perusahaan, tempat di mana
mereka mencari nahkah.
2. Masalah KBM yang kurang efektif. Sekolah dan para staffnya
perlu menemukan cara tersendiri agar materi yang dipelajari sebisa
mungkin dapat dipahami oleh peserta didik. Tidak harus memaksa
peserta didik untuk memami materi pembelajaran secara 100 %,
50-70 % saja sudah cukup. Setidaknya mereka tetap memahami
materi yang sedang dipelajari.

Dalam pelaksanaan mengajar dalam jaringan (daring), sekolah


mengambil kebijakan dengan memilih metode Pembelajaran Jarak
Jauh, menggunakan :

7
 WA Group : sebagai sarana atau wadah komunikasi dengan
orang tua.
 Zoom Meeting : sebagai sarana melaksanakan pembelajaran
 Youtube : sebagai sarana guru membuat video pembelajaran
media video pembelajaran
Dengan kebijakan metode Pembelajaran Jarak Jauh diatas, maka
penulis memilih Aplikasi Zoom Meeting karena lebih efektif dalam
menyampaikan pembelajaran daring.
5. Zoom Meeting
Zoom merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan video.
Aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler,
desktop, hingga telepon dan sistem ruang. Pada umumnya, para
pengguna terutama peserta didik di SD. RK. NO. 3 Sibolga melalukan
pembelajaran daring berupa konferensi dan audio. Aplikasi yang
berkantor pusat di San Jose, California, Amerika Serikat ini didirikan
sejak 2011 lalu dan digunakan oleh berbagai organisasi dan
perusahaan untuk mengkomodir para masyarakat dari jarak jauh.
Fitur-fitur dalam aplikasi tersebut :
1. Video dan audio HD dengan menggunakan aplikasi ini, Peserta
didik tidak perlu khawatir pada gambar dan audio yang dihasilkan.
Aplikasi zoom telah disokong dengan kualitas high definition atau
sering disebut HD dan mendukung hingga 1000 peserta didik di 49
layar.
2. Alat kolaborasi bawaan. Peserta didik dapat berbagi layar secara
bersamaan dan ikut menulis catatan pertemuan lebih interaktif.
3. Keamanan terhadap perlindungan kata sandi menjadi lebih aman.
4. Rekaman, peserta didik dapat merekam pembelajaran daring di
handphone masing-masing.
Aplikasi zoom meeting ini sangat efektif untuk digunakan saat
pembelajaran daring semasa covid-19, dan peserta didik bisa
berkomunikasi langsung dengan siapapun lewat video.
6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

8
Berdasarkan hasil di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran
meliputi RPP, bahan ajar, buku paket, instrumen penilaian.

2.4. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam best practice ini adalah (a)
contoh kalimat tentang Mendeskripsikan seseorang dalam bahasa
inggris.”, (b) video “Parts of the body diambil dari
https://www.youtube.com/ dan (c) lembar kerja siswa. Instrumen yang
digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b)
instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes
tulis tentang deskripsi diri peserta didik masing-masing.

2.5. Waktu dan Tempat Kegiatan


Best Practice ini dilaksanakan pada bulan Januari 2022 bertempat di
kelas V-B SD Swasta RK No. 3 Sibolga.

2.6 HASIL BELAJAR


A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari best practice ini diuraikan
sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran bahasa inggris yang dilakukan dengan
menerapkan model pembelajaran PBL dengan pembelajaran
dalam jaringan (daring) melalui aplikai Zoom Meeting
berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan
dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun
temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak
PBL mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran bahasa inggris yang dilakukan dengan menerapkan
model pembelajaran PBL dengan pembelajaran dalam jaringan
(daring) meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
transfer knowledge. Setelah membaca, meringkas, dan memahami

9
teks deskripsi tentang seseorang, siswa tidak hanya memahami
konsep teks deskripsinya (pengetahuan konseptual) dan
bagaimana membuat kalimat yang benar (pengetahuan
prosedural), tetapi juga memahami kata dan cara pelafalannya.
Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam mempelajari materi
Bahasa Inggris tentang Describing People.
3. Penerapan model pembelajaran PBL melalui Zoom Meeting juga
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
(problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan teks
tulis dan video berisi permasalahan kontekstual mampu
mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun
permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang
sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis
gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis
dari buku teks.
Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks
tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka
untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum
terbiasa siswa belajar dengan model PBL secara dalam jaringan
(daring) melalui aplikasi Zoom Meeting. Dengan tujuan untuk
mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan
metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi
ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui
ceramah. Sehingga siswa merasa bosan hanya menatap layar
laptop atau handphone.

10
Kemudian masalah Sarana dan Prasarana yang Kurang
Memadai dan Akses Internet yang terbatas. Seringnya jaringan
Internet yang lambat untuk mengakses pembelajaran daring.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi
yang memadai untuk membuat video pembelajaran. Padahal
selain sebagai media pembelajaran,. Video juga merupakan
bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan
rumusan KD.

C. Cara Mengatasi Masalah


Cara pemecahan masalah yang digunakan adalah :
1. Pembelajaran dengan menggunakan Zoom Meeting baik untuk
menyapa peserta didik, menjelaskan materi berupa PPT atau
Video, diskusi kelas, diskusi kelompok, mengirim tugas,
mengabsen peserta didik, konsultasi baik dengan peserta didik
maupun guru, Rekap penilaian.
2. Sharing dengan guru kelas dan masalah ditulis dan
didokumentasikan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan dalam
pelaksanaan Mengajar Daring di masa pandemi menggunakan Aplikasi
Zoom Meeting di SD. RK. No. 3 Sibolga Tahun Pelajaran 2021/2022
mengalami pencapaian ketuntasan, yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya keterlibatan orangtua lebih tinggi dalam menghadapi belajar
siswa, lebih efektif, dan esien, hubungan orangtua dan anak lebih dekat,
terjadinya interaksi social antara guru dengan siswa dan siswa dengan
siswa.

3.2. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka dapat direkomendasikan
sebagai berikut :
1. Zoom meeting dapat digunakan dengan pendampingan guru dan wali
kelas sehingga peserta didik lebih mdah memahami pokok bahasan.
2. Penerapan rencana pelaksanaann pembelajaran sudah baik namun
guru harus dapat mengelola waktu selama pembelajaran agar
pemebelajaran belajar efektif dan efisien.
3. Penulis lain perlu melatih peserta didik untuk lebih aktif dan serius
dalam menggunakan Aplikasi Zoom Meeting agar saat proses
pembelajaran peserta didik tidak kesulitan dalam proses pembelajaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Himpunan Peraturan Perundang-undangan SISDIKNAS. Bandung:


Fokus Media, 2010.
Arends, Richard, I. Belajar Untuk Mengajar. Jakarta: Salemba Humanika, 2013.
Astuti, Andari Puji. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Berorientasi untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kimia di
SMA Muhammadiyah Plus Salatiga. Jurnal Pendidikan Sains
Universitas Muhammadiyah Semarang, 2014.
Dahar, R. W. Teori-teori Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Pendidikan, 1989.
Ennis, R.H. Critical Thinking. New Jersey: Prentice, 1996.
Fisher, R. 1995. Thinking Children to Think. Cheltenham, United Kingdom:
Stanley Thornes Ltd. Hayat, B. dan Yusuf, S. (2010). Bencmark
International:Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Joyce, Bruce and Weil, Marsha. Models of Teaching. Englewood Cliffs, New
Jersey: Prentice-Hall, Inc, 2000.
Kemendikbud, (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kuswana, W.S. Taksonomi berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Siregar, Kristi Aloysia -Official. Parts Of The Body.
https://youtu.be/6ENDgdnQqOs, Diakses 15 Maret 2022. Pukul 09.00.

13

Anda mungkin juga menyukai