Anda di halaman 1dari 3

KENDALA UTAMA DAN SOLUSI PADA PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN TEROWONGAN
oleh:
Moehammad Alvito Gunawan; Algifa Romzi Fauzaan;
Yanuar Hafizh Gunawan; Rizal Febriana.
alvitogunawan9@gmail.com; algifaromzif1@gmail.com;
yanuarhafizhgunawan@gmail.com; rzalfbrn@gmail.com

ABSTRAK
Kajian ini dilatarbelakangi oleh terowongan di Indonesia masih merupakan isu yang
tidak biasa, tetapi karena kebutuhan infrastruktur maka dibutuhkan pembangunan
terowongan untuk berbagai macam keperluan. Masalah yang dibahas adalah banyaknya
perbedaan jenis tanah pada setiap jarak penggalian terowongan. Tujuan dari kajian ini
adalah mengetahui kendala yang mungkin terjadi dan menganalisis kendala dominan
serta mencari solusi untuk kendala tersebut. Berdasarkan hasil pembahasan, ditemukan
bahwa untuk mengatasi kendala tersebut dengan cara harus lengkap dan detail data
kondisi batuan atau tanah di sekitar terowongan, melakukan penggalian dengan metode
yang berbeda, memilih metode konstruksi yang sesuai dengan kriteria jenis tanah.

Kata kunci: Kendala, Solusi Kendala, Terowongan.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini Belum banyak proyek pembangunan terowongan di Indonesia, selain karena
biaya konstruksi untuk pembangunan terowongan masih relatif mahal, juga karena
Indonesia memiliki topografi yang beragam sehingga membutuhkan inovasi untuk
teknologi terowongan. Namun karena kebutuhan untuk infrastruktur, Indonesia
membutuhkan pembangunan terowongan untuk berbagai macam keperluan. Dengan
suksesnya pemboran terowongan bawah tanah pada proyek MRT di Jakarta maka hal
tersebut memicu timbulnya pembangunan struktur terowongan pada lokasi-lokasi lain di
Indonesia di waktu mendatang..
Hal ini diperkuat oleh kebanyakan terowongan di Indonesia merupakan peninggalan
masa kolonial Belanda. Terowongan tersebut adalah terowongan kereta api yang
berjumlah 19 terowongan di Sumatera dan Jawa dimana hanya dua terowongan yang
dibangun oleh Indonesia pada tahun 1969.
Berdasarkan uraian tersebut, maka pengaruh proyek pembangunan terowongan di
Indonesia penting dikaji karena sangat penting untuk dapat mengetahui kendala dan
solusi dalam pelaksanaan proyek terowongan di Indonesia sehingga kedepannya jika ada
proyek pembangunan terowongan di Indonesia dapat diatasi kendala-kendala yang sudah
pernah terjadi sebelumnya.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam artikel ini difokuskan pada kendala dan solusi pelaksanaan
pembangunan terowongan karena agar terbangunnya kontruksi terowongan yang kuat
dan tidak merusak lingkungan.
1.3 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang akan dikaji adalah proyek pembangunan
terowongan cenderung memiliki kendala yang beragam.
1.4 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai adalah mengetahui solusi dari kendala yang terjadi
dalam pelaksanaan pembangunan terowongan.

1.5 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam artikel ini adalah kuantitatif. Metode
kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pustaka utama yang digunakan
berjudul Kendala Utama dan Solusi Pada Pelaksanaan Pembangunan Terowongan ditulis
oleh Moehammad Alvito Gunawan, Algifa Romzi Fauzaan, Yanuar Hafizh Gunawan,
Rizal Febriana. Pustaka pendukung yang dijadikan acuan adalah tulisan Abdullah, N.M.
yang secara umum membahas Analisis Deformasi dan Retakan Struktur Terowongan
dengan Pemodelan Pseudoshell. Jurnal Teknik Sipil, 6, (3), 243-250. Selain itu, literatur
pendukung yang lain adalah tulisan Afifi, A. tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Alternatif Pembangunan Terowongan Jalan di Indonesia. Jurnal Infrastruktur,
4, (1), 1-6.

2. KAJIAN PUSTAKA
Menurut Abdullah, N.M. (tahun 2017, hlm 243-250) dijelaskan bahwa
“Meningkatnya pembangunan infrastruktur seperti bangunan terowongan dalam
mendukung sistem transportasi yang meningkat sehingga diperlukan beberapa analisa
terhadap perilaku terowongan dalam mencegah terjadinya kerusakan”.
Terkait pendapat di atas, Mingsi (tahun, 2013) menjelaskan bahwa terowongan
merupakan salah satu alternatif prasarana perhubungan masa depan yang memungkinkan
untuk mempersingkat waktu perjalanan. Sejalan dengan dua pendapat di atas, Yareevand
(tahun, 2005) menegaskan terowongan jalan raya sangat efektif digunakan untuk
mengatasi masalah kemacetan lalu lintas dan mengurangi alinyemen vertikal.
Berdasarkan atas tiga pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terowongan
merupakan salah satu alternatif infrastruktur yang dapat dijadikan sebagai pilihan
terutama pada kondisi medan yang sulit.

3. ANALISIS
Untuk membangun suatu terowongan dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman
mengenai pembangunan terowongan agar dapat mengatasi permasalahan di lapangan.
Oleh karena itu, pembangunan terowongan di Indonesia memungkinkan terjadinya
berbagai macam permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan terowongan, mulai dari
kendala yang berdampak kecil hingga kendala yang berdampak besar terhadap konstruksi
terowongan yang dapat mengakibatkan kegagalan konstruksi Didapatkan 23 kendala
teknis yang relevan dari hasil identifikasi kendala dan analisisnya. Diantaranya yaitu
perubahan cuaca, perubahan jadwal pelaksanaan, ketersediaan material, kerusakan
peralatan mesin, perubahan desain, ketepatan pekerjaan, kompetensi tenaga kerja, data
desain tidak lengkap, kondisi penerangan yang kurang memadai, retakan pada cangkang
terowongan, penurunan tanah, penggalian terowongan, deformasi, elevasi muka air tanah
tinggi, masalah dewatering, keruntuhan di muka terowongan, pergerakan tanah, kondisi
geologi terowongan berubah, pemadatan saat pengecoran, kesalahan pada survey,
perubahan metode konstruksi, akses jalan dan pemasangan dan fabrikasi tulangan yang
tidak tepat.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan atas analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
solusi untuk kendala dominan dari hasil studi literatur yaitu mengatasi kendala tersebut
dengan cara harus lengkap dan detail data kondisi batuan atau tanah di sekitar
terowongan, melakukan penggalian dengan metode yang berbeda, memilih metode
konstruksi yang sesuai dengan kriteria jenis tanah, dan memperpendek jarak galian dan
steel rib.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi alternatif
pembangunan terowongan jalan dapat dijadikan dasar perhitungan pada tahap studi
kelayakan pembangunan terowongan jalan untuk memperoleh nilai BCR yang lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anaperta, Y. M. (2013). Studi Terowongan Jalan Raya Padang - Solok. Junal
Teknologi Informasi dan Pendidikan Padang.

Abdullah, N.M. (2017). Analisis Deformasi dan Retakan Struktur Terowongan


dengan Pemodelan Pseudoshell. Jurnal Teknik Sipil, 6, (3), 243-250.

Afifi, A. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alternatif


Pembangunan Terowongan Jalan di Indonesia. Jurnal Infrastruktur, 4, (1), 1-6.

Darmawan, M.A. (2015). Konstruksi Terowongan. Jakarta: Politeknik


Negeri Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai