Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS WACANA PERSUASIF UNTUK MEMOTIVASI DIRI

DALAM POSTER COVID-19 PEMBELAJARAN DARING SISWA KELAS 6 AL


MUJIB SD AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH 02 PURWOKERTO

Sulistriyani1, Kuntoro2
1,2
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Univeristas Muhammadiyah Purwokerto

Email: sulis3yani@gmail.com, kuntorosutaryo@g.mail.com

Abstrak
Penelitian yang berjudul “Analisis Wacana Persuasif untuk Memotivasi Diri dalam Poster
Covid-19 Pembelajaran Daring Siswa Kelas 6 Al Mujiib SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02
Purwokerto” bertujuan untuk mendiskripsikan unsur poster, fungsi/kegunaan poster, dan
wujud komponen motivasi dalam poster covid-19 karya siswa kelas 6 Al Mujib SD Al Irsyad
Al Islamiyyah 02 Purwokerto. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitaif.
Data dalam penelitian ini adalah wacana persuasif yang terdapat pada poster covid-19
karya siswa kelas 6 Al Mujiib SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto. Wacana tersebut
merupakan transkripsi poster siswa kelas 6 Al Mujib yang berperan menangani covid-19.
Tahap yang digunakan dalam penelitian mencakup tiga tahap yaitu (1) penyediaan data, (2)
analisis data, dan (3) penyajian hasil analisis data. Data disajikan secara informal, yaitu
dengan perumusan kata-kata biasa. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
peneliti menyimpulkan bahwa: pada poster covid-19 pembelajaran daring kelas 6 Al Mujiib
SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto terdapat unsur poster berupa satuan bahasa dan
elemen visual poster. Fungsi/kegunaan poster dari 26 karya siswa terdapat fungsi motivasi
sebanyak 22, peringatan sebanyak 21, dan pengalaman kreatif siswa sebanyak 26. Wujud
komponen motivasi diri seluruh karya menunjukan menggerakan, dalam hal ini motivasi
menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara
tertentu. Komponen motivasi mengarahkan yang berarti motivasi mengarahkan tingkah laku
dengan menyediakan suatu orientasi tujuan tertentu sebanyak 80 teks. Komponen motivasi
menopang digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu
sebanyak 25 teks.

Kata kunci: wacana persuasif, unsur poster, fungsi poster, dan motivasi diri

Abstract
This research aimed to describe the elements, functions, and motivation component form of
the poster. This was a descriptive qualitative research and the data included the persuasive
discourse in covid-19 poster made by the sixth grade students ofAl MujiibSD Al Irsyad Al
Islamiyyah 02 Purwokerto.The discourse was the posters transcription which had a role to
handle covid-19. The stages in this research included (1)data supply (2) data
analysis,and(3)data display. The data were displayed informally which was by formulating
regular words. Based on the data analysis results, it could be concluded that: there were
element of language and visual on the poster. The functions of the poster made by 26 students
included 22 motivation functions, 21 warning functions, and 26 students creative
experiences. The self-motivation component form showed a movement which in this case
themotivation created strength on individual, brought someone to act with a certain way.

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 83


Directing motivationcomponent meant that motivation directed behaviors by providing a
certain aim of orientation (80 texts).Sustaining motivation component was used to maintain
and sustain behaviors and the surrounding environment should strengthen the intensity and
individuals strength and support direction (25 texts).

Keywords: persuasive discourse, poster elements, poster functions, self-motivation

PENDAHULUAN untuk menumbuhkan simpati para


Bahasa dalam realisasinya itu masyarakat yang membaca. Peneliti
beragam jenisnya. Bahasa itu sendiri ada merasa tertarik dengan poster hasil karya
yang berwujud bahasa tulis dan ada juga yang dibuat oleh siswa kelas 6 Al Mujiib
yang berwujud lisan. Bahasa yang SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02
tertuang ke dalam tulisan dapat berupa Purwokerto. Poster yang tersaji ada yang
informasi yang ada di majalah, papan berupa gambar, warna, serta kalimat yang
pengumuman, iklan, spanduk, poster, dan mengandung ajakan membuat peneliti
lain-lain. Bahasa tulis ini digunakan tertarik pada poster tersebut baik dari segi
dengan media tulisan yang dapat unsur, motivasi siswa ketika membuat
disampaikan kepada sasaran secara visual, poster, dan fungsi persuasif dari poster
artinya bahasa tulis dapat dilihat dan yang sudah dibuat siswa. Contoh kalimat
dipahami oleh pembaca sehingga maksud persuasif yang peneliti temukan dalam
atau isi yang terkandung dari bahasa tulis poster pembelajaran daring sebagai
dapat disampaikan kepada pembaca. berikut.
Sedangkan bahasa lisan adalah ragam 1) “Ayo, cegah covid-19!”
bahasa yang diungkapkan dengan lisan. 2) “Stay at home!”
Ragam bahasa lisan banyak digunakan 3) “Mari cegah penyebaran covid-19!”
untuk berinteraksi secara langsung dalm
kehidupan seharihari. Kalimat yang terdapat pada poster
Peneliti menemukan ragam bahasa tersebut bersifat persuasif maksudnya
tulis ini pada poster yang dibuat oleh siswa mengajak masyarakat untuk mencegah
SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02 penyebaran covid-19 yang menjadi wabah
Purwokerto, pada saat pembelajaran dunia dan mengimbau pada seluruh
daring. Ragam tulis ini berisi tentang masyarakat untuk tetap tinggal di rumah
bentuk rasa simpatik yang ditujukan untuk untuk memutus mata rantai penyebaran
tim medis dan paramedis yang menjadi virus. Melihat poster yang dibuat oleh
barisan terdepan melawan covid-19 dan siswa kelas 6 Al Mujiib, peneliti merasa
ajakan untuk masyarakat agar tetap berada ingin meneliti baik dari segi tampilan
di rumah dan selalu menjaga imunitas poster, unsur yang mendukung
tubuh agar terhindar dari virus covid-19. terbentuknya poster, serta ingin
Di dalam poster adanya transkripsi tuturan menganalisis motivasi yang muncul
yang mengandung maksud dan tujuan sehingga para siswa mampu membuat
yang dapat mempengaruhi para pembaca. poster tersebut sehingga menambah
Pada bulan Maret 2020, siswa SD Al wawasan bagi pembaca tentang poster.
Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto Dari latar belakang masalah tersebut,
mengikuti imbauan pemerintah dan maka peneliti tertarik untuk mengambil
mengikuti pembelajaran dari rumah judul “Analisis Wacana Persuasif untuk
dengan sistem pembelajaran daring Memotivasi Diri dalam Poster Covid-19
(online). Salah satu tugas yang diberikan Pembelajaran Daring Siswa Kelas 6 Al
adalah membuat poster yang berisi ajakan

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 84


Mujib SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02 media lisan yang berupa pidato, ceramah,
Purwokerto.” khotbah, kuliah dan deklamasi. Wacana
tulis ini disampaikan secara tertulis,
KAJIAN TEORITIK melalui media tulis yang dapat ditemui
A. Pengertian Wacana dalam koran, buku dan lain-lain. Menurut
Wacana merupakan unsur keba- Tarigan (2009: 32), berdasarkan
hasaan yang relatif paling kompleks dan bentuknya wacana terbagi menjadi dua
paling lengkap. Satuan pendukung yaitu wacana prosa dan wacana puisi. Wa-
kebahasaannya meliputi fonem, morfem, cana prosa adalah wacana yang
kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, disampaikan dalam bentuk tulisan.
hingga karangan utuh. Namun, wacana Wacana puisi adalah wacana yang
pada dasarnya juga merupakan unsur disampaikan dalam bentuk puisi.
bahasa yang bersifat pragmatis (Mulyana, Selanjutnya, Menurut Marwoto dkk
2005: 1). (1987: 152), wacana prosa pada umumnya
Keunggulan wacana dapat dipertim- dibedakan menjadi:
bangkan melalui hubungan lain grama- a. wacana narasi
tikal, semantik, dan leksikal. b. wacana deskripsi
Pragmatik mencakup praduga (presup- c. wacana eksposisi
position) dan tindak tutur (speech acts). d. wacana argumentasi
Mulyana (2005: 79) berpendapat bahwa e. wacana persuasi
pendekatan pragmatik terhadap wacana Penulis hanya membatasi perma-
perlu mempertimbangkan faktor-faktor salahan pada wacana persuasi, karena
nonverbal, seperti: wacana yang ada dalam poster covid-19
a. Paralingual (intonasi, nada, pelan, karya siswa kelas 6 SD Al Irsyad
keras), AlIslamiyyah 02 Purwokerto sebagian
b. kinesik (gerak tubuh dalam komu- besar bermaksud untuk mengajak kepada
nikasi, gerakan mata, tangan, kaki, dan para pembaca melakukan sesuatu
sebagainya), sebagaimana yang tertulis di dalamnya.
c. proksemik (jarak yang diambil oleh
para penutur), B. Wacana Persuasi
d. kronesik (penggunaan dan struk- Wacana persuasi adalah wacana
turalisasi waktu dalam interaksi). yang bertujuan untuk meyakinkan
Menurut Alwi dkk (2005: 419), seseorang agar melakukan sesuatu yang
wacana adalah rentetan kalimat yang dikehendaki pembicara atau penulis
berkaitan yang menghubungkan proposisi mengajak, membujuk dan mengimbau
yang satu dengan proposisi yang lain dan secara eksplisit maupun implisit. Firth
membentuk kesatuan. Di samping itu, (dalam Rohmadi, 2004: 1) mengemukakan
wacana juga berarti satuan bahasa bahwa kajian bahasa tidak dapat dilakukan
terlengkap, yang dalam hirarki kebahasaan tanpa mempertimbangkan konteks situasi
merupakan satuan gramatikal tertinggi dan yang meliputi partisipan, ciri-ciri situasi
terbesar. Sedangkan Tarigan (2009: 24) yang relevan dengan hal yang sedang
mengemukakan bahwa wacana adalah berlangsung, dan dampak-dampak tindak
satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tutur yang diwujudkan dengan bentuk-
tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki bentuk perubahan yang timbul akibat
kohesi dan koherensi yang baik, tindakan partisipan.
mempunyai awal dan akhir yang jelas, Persuasi adalah suatu seni verbal
berkesinambungan, dan dapat disam- yang bertujuan untuk meyakinkan
paikan secara lisan atau tertulis. Wacana seseorang agar melakukan sesuatu yang
lisan ini disampaikan secara lisan, melalui dikehendaki pembicara pada waktu itu ini

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 85


atau pada waktu yang akan datang. Karena Sedangkan menurut Marwoto (1987:176),
tujuan terakhir adalah agar pembaca atau istilah persuasi merupakan alihan bentuk
pendengar melakukan sesuatu, maka kata persuation dalam bahasa Inggris.
persuasi dapat dimasukkan pula dalam Bentuk persuation tersebut diturunkan
cara-cara untuk mengambil keputusan. dari kata kerja to persuade yang artinya
Bentuk-bentuk persuasi yang dikenal membujuk atau meyakinkan. Jadi wacana
umum adalah: propaganda yang dilakukan persuasi adalah wacana yang berisi
oleh golongan-golongan atau badan-badan paparan berdaya bujuk, berdaya ajuk,
tertentu, iklan-iklan dalam surat kabar, ataupun berdaya himbau yang dapat
majalah atau media massa lainnya, membangkitkan ketergiuran pembacanya
selebaran-selebaran, kampanye lisan, dan untuk meyakini dan menuruti himbauan
sebagainya. Semua bentuk persuasi implisit maupun eksplisit yang
tersebut biasanya mempergunakan dilontarkan oleh penulis atau pembuatnya.
pendekatan emotif, yaitu berusaha Dari beberapa pernyataan tersebut peneliti
membangkitkan dan merangsang emosi, dapat menarik kesimpulan wacana
misalnya rasa kebencian bila menyangkut persuasi adalah wacana yang bertujuan
ideologi, atau rasa heroisme untuk me- untuk meyakinkan seseorang agar
lawan atau menyokong suatu kelompok, melakukan sesuatu yang dikehendaki
dan sebagainya. Untuk meyakinkan pembicara atau penulis mengajak,
mengenai apa yang dipersuasikan, penulis membujuk dan menghimbau secara
harus menimbulkan kepercayaan pada eksplisit maupun implisit.
para pembaca. Kepercayaan merupakan
unsur utama dalam persuasi (Keraf, 2007: 1. Tujuan Persuasi
118-119). Seperti yang sudah dijelaskan dalam
Istilah persuasi berasal dari bahasa pengertian persuasi, tujuan dari persuasi
inggris kata persuasion. Kata persuasion sendiri ialah untuk mempengaruhi atau
sendiri diturunkan dari kata to persuade mengajak pembaca mempercayai,
yang memiliki arti membujuk atau melakukan atau melaksanakan apa yang di
meyakinkan. Persuasi merupakan sampaikan.
karangan yang dimaksudkan untuk Ada beberapa hal yang bisa
memengaruhi sikap dan pendapat mengindikasikan bahwa suatu ujaran atau
pembaca mengenai sesuatu hal yang kalimat mengandung persuasi atau ajakan
disampaikan oleh penulisnya (Yunus dan yakni seperti kata ayo, mari, cobalah,
Suparno, 2004: 112). Karangan persuasi lakukanlah dan masih banyak lagi yang
memiliki tujuan untuk meyakinkan lainnya.
pembaca agar melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh penulis.Persuasi juga 2. Ciri – ciri Persuasi
menggunakan bukti atau fakta. Hanya Kata atau kalimat persuasi tentu
saja, dalam persuasi bukti tersebut diguna- memiliki ciri-ciri atau karakteristik
kan sewajarnya atau bahkan kadang tersendiri dan berbeda dengan kata atau
dimanipulasi agar mendapatkan keper- kalimat biasa. Dalam suatu paragraf yang
cayaan pembaca bahwa yang disampaikan dapat dilihat dalam bentuk tulisan kita bisa
penulis adalah benar. Pengertian persuasi mengetahui beberapa ciri persuasi yakni
lainnya ialah suatu ajakan untuk sebagai berikut:
membujuk pembaca atau pendengarnya a. Persuasi memiliki alasan serta fakta
tergantung dengan apa orang melakukan fakta saat mengajak seseorang
persuasi. Apabila dalam satu kalimat ialah pembaca atau pendengar
kalimat ajakan maka kalimat tersebut di b. Ada kata atau kalimat yang berusaha
sebut sebagai kalimat persuasi. untuk meyakinkan pembaca

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 86


c. Kalimat atau ajakan yang di sampaikan menanamkan gagasan yang berarti di
dibuat dengan menghindari konflik dalam ingatannya. Pengertian lain,
dengan pendengar agar tujuan dalam menurut Arsyad (2007), poster adalah
mengajak bisa tercapai suatu media visual dua dimensi berisikan
d. Persuasi banyak menggunakan kata- gambar dan pesan tertulis yang singkat
kata ajakan seperti kata ayo, mari, untuk menyampaikan pesan-pesan
cobalah, lakukanlah, dan lain-lain. tertentu, serta mampu mempenggaruhi dan
e. Persuasi umumnya dipakai oleh media, memotivasi tingkah laku orang yang
produsen-produsen produk tertentu melihatnya.
atau keperluan politik lainnya karena Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
paragraf persuasi merupakan cara yang (Depdikbud (1988:50) mendefinisikan
paling efektif untuk mempengaruhi poster adalah suatu media yang terdiri dari
pembacanya. lambang kata atau simbol yang sangat
f. Bahasa yang digunakan umumnya sederhana, dan pada umumnya
dibuat provokatif, menarik, serta mengandung anjuran atau larangan.
antusias. Hal tersebut di lakukan agar si Perbedaan poster dengan media publikasi
pembaca lebih yakin. lain utamanya adalah perihal ukuran serta
g. Membuat si pembaca dapat lebih cara penyampaian pesannya. Poster tidak
percaya dengan penjelasan yang membutuhkan kalimat-kalimat terperinci,
menarik. namun hanya menggunakan kalimat
h. Berusaha mampu memunculkan ke- sederhana yang mudah diingat. Ciri-ciri
sepakatan atau penyesuaian melalui dari poster dapat diuraikan sebagai
kepercayaan penulis dengan pembaca. berikut:
i. Memperlihatkan fakta-fakta bahk- 1. Poster harus didesain dengan kom-
an data sebagai penguat argumentasi posisi huruf dan gambar di atas media
datar (kertas atau kain) berukuran
3. Kaidah Bahasa Teks Persuasi besar.
a. Menggunakan kata bujukan seperti 2. Dipasang dengan cara ditempelkan di
penting, harus, pantas, dan lain bidang dengan permukaan rata
sebagainya. seperti dinding atau papan di tempat-
b. Menggunakan kata kerja imperatif tempat keramaian agar dapat menarik
contohnya jadikanlah, hendaknya, perhatian banyak orang.
waspadalah. 3. Dibuat dengan menggunakan teknik
c. Menggunakan kata-kata teknis pewarnaan yang kontras dan pemilihan
atau peristilahan yang berubungan warna yang berani,
dengan topik. 4. Bahasa yang digunakan singkat, padat,
d. Menggunakan kata penghubung jelas, dan harus mudah dipahami.
yang bersifat argumentatif misal- 5. Diberi gambar agar pesan lebih mudah
nya kata jika, karena, dengan tersampaikan.
demikian, sebab, akibatnya, oleh 6. Harus dapat dibaca sambil lalu, namun
karena itu dan lain sebagainya meninggalkan kesan yang mendalam.

C. Poster 1. Elemen Visual


Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Elemen visual dalam poster dapat
Rivai (2010:51), pengertian poster adalah dikatakan sebagai unsur-unsur yang saling
kombinasi visual dari rancangan yang menyusun membentuk sebuah karya
kuat, dengan warna, dan pesan, dimana visual. Dalam hal ini menyangkut seni
tujuannya untuk menangkap perhatian yang menjadi daya tariknya secara visual.
orang yang melihatnya dan cukup lama Menurut Sanyoto (2009:7) unsur/elemen

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 87


seni dan desain sebagai bahan merupa/ berfungsi sebagai pendorong atau
mendesain meliputi: bentuk, raut, ukuran, motivasi kegiatan belajar peserta didik.
arah, tekstur, warna, value, dan ruang. Dipihak lain poster dapat merangsang
Unsur-unsur seni rupa dan desain sebagai peserta didik untuk mempelajari lebih jauh
alat merupa (menyusun seni) satu sama atau ingin lebih tau hakikat dari pesan
lain saling berhubungan sehingga yang disampaikan melalui poster tersebut.
merupakan satu kesatuan. Di dalamnya Pesan melalui poster yang tepat akan
terdapat unsur grafis dan ilustrasi, yaitu: membantu menyadarkan peserta didik,
a. unsur grafis berupa garis, bentuk, sehingga diharapkan bisa mengubah
tekstur, ruang, ukuran, dan warna. perilakunya dalam praktik sehari-hari
b. ilustrasi adalah suatu gambar yang sehingga menjadi kebiasaan, dan sebagai
berkaitan dengan seni rupa. Ilustrasi ini alat bantu mengajar poster memberi
dapat menjelaskan tentang makna dari kemungkinan belajar kreatif dan
sebuah tulisan sehingga membantu partisipasi. Dengan kata lain, poster
pembaca untuk memahami makna dari memberikan pengalaman baru sehingga
tulisan tersebut. Ilustrasi berfungsi menumbuhkan kreatifitas peserta didik
sebagai sarana untuk menjelaskan dalam cara belajarnya.
suatu kejadian. Secara umum menurut Daryanto
(2016:148-149), poster memiliki
2. Tujuan Poster kegunaan yaitu antara lain:
a. Secara umum tujuan dari poster adalah 1) Memotivasi siswa, dalam hal ini poster
sebagai bentuk publikasi agar dibaca dalam pembelajaran sebagai
oleh masyarakat luas dan mau pendorong atau memotivasi kegiatan
mengikuti ajakan dari isi poster belajar siswa. Poster tidak berisi
tersebut. informasi namun berupa ajakan,
b. Tujuan khususnya adalah ajakan yang renungan, persuasi agar siswa memiliki
disampaikan oleh poster bersifat dorongan yang tinggi untuk melakukan
subyektif, tergantung apa yang sesuatu diantaranya belajar,
diinginkan oleh si pembuat poster itu mengerjakan tugas, menjaga
sendiri. Dapat berupa penghargaan atas kebersihan, dan bekerja sama.
prestasi, tindakan, dan jasa dari pihak 2) Peringatan, dalam hal ini, poster berisi
tertentu, bahkan secara khusus juga tentang peringatan- peringatan
dapat bertujuan komersial, berusaha terhadap suatu pelaksanaan aturan
untuk meraih simpati masyarakat, hukum, aturan sekolah, atau
mencari perhatian, dan sebagainya. peringatan-peringatan tentang sosial,
kesehatan bahkan keagamaan.
3. Fungsi Poster 3) Pengalaman kreatif, melalui poster
Poster telah mendapatkan perhatian pembelajaran siswa dapat lebih kreatif
yang cukup besar sebagai suatu media dan pembelajaran lebih baik sehingga
komunikasi visual untuk menyampaikan pembelajaran tidak terkesan klasikal
informasi, saran, pesan, ide dan gagasan. dan monoton. Melalui poster siswa
Perannya sangat cepat dalam dapat ditugaskan untuk membuat ide,
menanamkan atau mengingatkan kembali cerita, karangan dari sebuah poster
kepada para pembaca pada satu gagasan yang dipajang. Diskusi kelas akan lebih
penting. Beberapa fungsi poster menurut hidup manakala guru menggunakan
Sudjana dan Rivai (2005:56) antara lain: alat bantu poster sebagai bahan diskusi.
(1) sebagai motivasi, (2) sebagai Dari beberapa fungsi poster yang
peringatan, dan (3) sebagai pengalaman disebutkan, dapat diambil kesimpulan
yang kreatif. Poster dalam pengajaran bahwa poster memiliki fungsi untuk

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 88


menyampaikan informasi kepada maka pesan menjadi lebih berkesan,
masyarakat baik berupa imbauan, karena pembaca akan lebih mudah
larangan, maupun ajakan. Fungsi poster mengingat gambar dari pada kata-kata.
juga sebagai motivasi, memberi imbauan, Simbolisme penerapan pada poster
larangan, dan mengajak pembaca sesuai contohnya penggunaan warna. Warna
tema poster. merupakan elemen penting yang dapat
mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan
4. Semiotika Komunikasi Visual Poster warna dan pengolahan atau penggabungan
Pada poster, cara kerja semiotika satu dengan lainnya akan dapat
diterapkan melalui elemen-elemen memberikan suatu kesan atau image yang
visualnya. Christine Suharto Cenadi khas dan memiliki karakter yang unik,
(1999:5) menyebutkan bahwa elemen- karena setiap warna memiliki sifat yang
elemen desain komunikasi visual di berbeda-beda. Danger (1992:51) menya-
antaranya adalah tipografi, ilustrasi, dan takan bahwa warna adalah salah satu dari
simbolisme. Elemen-elemen ini dapat dua unsur yang menghasilkan daya tarik
berkembangan seiring dengan visual, dan kenyataannya warna lebih
perkembangan teknologi dan penggunaan berdaya tarik pada emosi dari pada akal.
media. Beberapa warna dikenal memberikan
Tipografi menurut Frank Jenkins makna tertentu. Misalnya bendera
(1997:248) merupakan seni memilih Indonesia berwarna merah dan putih.
huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau Merah bermakna kekuatan, bertenaga,
desain jenis huruf yang tersedia, berani, dan kuat. Putih bermakna
menggabungkannya dengan jenis huruf kemurnian/ suci, bersih, steril, keefektifan,
yang berbeda, menggabungkan sejumlah kebenaran.
kata yang sesuai dengan ruang yang
tersedia, dan menandai naskah untuk D. Pengertian Motivasi Motivasi berasal
proses typesetting, menggunakan dari kata “motif” berarti sebagai daya
ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. upaya yang mendorong seseorang untuk
Tipografi yang baik mengarah pada melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
keterbacaan dan kemenarikan, dan desain daya penggerak dari dalam dan didalam
huruf tertentu dapat menciptakan gaya subjek untuk melakukan aktivitas tertentu
(style) dan karakter atau menjadi demi mencapai tujuan. Berawal dari kata
karakteristik subjek yang diiklankan. “motif” maka motivasi dapat diartikan
Sedangkan Wirya (1999:32) mengatakan sebagai daya penggerak yang telah
bahwa beberapa tipe huruf mengesankan menjadi aktif.
nuansa-nuansa tertentu seperti kesan berat, Ahli psikologi menempatkan
ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat motivasi sebagai penentu bagi kegiatan
atau nuansa yang lainnya. Ilustrasi pada hidup individu dalam usahanya mencapai
poster dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi cita-cita. Hubert Bonner menyatakan
yang dihasilkan dengan tangan atau bahwa motivasi secara fundamental
gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh bersifat dinamis yang melukiskan ciri-ciri
kamera atau fotografi. tingkah laku manusia yang terarah kepada
Ilustrasi menurut Wirya (1999: 32) tujuan. Dalam motivasi terkandung suatu
dapat mengungkapkan sesuatu secara dorongan dinamis yang mendasarkan
lebih cepat dan lebih efektif daripada teks. segala tingkah laku individu manusia. Bila
Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terdapat rintangan-rintangan yang
terbaca dan bisa mengurai cerita berupa menghalangi pencapaian tujuan yang
gambar dan tulisan dalam bentuk grafis diinginkan, dengan motivasi seseorang
informasi yang memikat. Dengan ilustrasi, melipat gandakan usahanya untuk

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 89


mengatasinya dan berusaha mencapai laku, lingkungan sekitar harus
tujuan itu. ia merasa terdorong untuk itu menguatkan intensitas dan arah
sampai ia berhasil atau gagal dorongan-dorongan dan kekuatan-
mencapainya, ia tetap pada usahanya kekuatan individu. (Shaleh, 2009:183).
mencapai tujuan yang diidamkan.
Soemanto juga mendefinisikan motivasi E. Pembelajaran Bahasa Indonesia di
sebagai suatu perubahan tenaga yang Sekolah Dasar Kurikulum 2013
ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- Mahsun (2014:39), menyatakan,
reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan dalam pembelajaran Bahasa ada dua
manusia itu selalu bertujuan, kita dapat komponen yang harus dipelajarai, yaitu
menyimpulkan bahwa perubahan tenaga masalah makna dan bentuk. Kedua unsur
yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku tersebut harus hadir secara stimulant dan
mencapai tujuan, telah terjadi didalam diri keduanya harus ada. Namun pemakai
seseorang. Jadi, kesimpulannya bahwa bahasa harus menyadari bahwa komponen
motivasi merupakan suatu proses makna menjadi unsur utama dalam
psikologis yang mencerminkan sikap atau pembentuk bahasa, dan karena itu bahasa
perilaku yang terjadi pada diri seseorang menjadi sarana pembentukan pikiran
untuk mendorong dan mengarahkan ia manusia. Untuk itu guru perlu menyadari,
supaya bertindak melakukan sesuatu yang bahwa kemampuan berpikir yang
lebih baik lagi sehingga dapat mencapai harusnya dibentuk dalam bahasa adalah
hasil atau tujuan tertentu. Dengan adanya kemampuan berpikir sistematis,
motivasi yang diberikan oleh terkontrol, empiris, dan kritis. Secara
komunikator, maka komunikan akan stipulatif kemampuan berpikir tersebut
berusaha untuk berbuat dan melakukan disebut dengan berpikir metodologis yang
sesuatu guna mencapai tujuannya. hanya dapat dicapai melalui pembelajaran
teks berdasarkan pendekatan ilmiah/
1. Komponen Motivasi saintifik.
Menurut M. Utsman Najati, Pada kesempatan berikutnya
motivasi adalah kekuatan penggerak Mahsun (2014:40), menyatakan ,
yang membangkitkan aktivitas pada kehadiran konteks budaya, selain konteks
makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah situasi yang melatarbelakangi lahirnya
laku serta mengarahkannya menuju tujuan suatu teks menunjukkan adanya
tertentu. kesejajaran antara pembelajaran berbasis
Motivasi memiliki tiga komponen pokok, teks (konsep bahasa) dengan filosofi
yaitu: pengembangan Kurikulum 2013. Khusus
a. Menggerakkan, dalam hal ini motivasi yang terkait dengan rumusan kebutuhan
menimbulkan kekuatan pada individu, kompetensi peserta didik dalam bentuk
membawa seseorang untuk bertindak kompetensi inti (KI) atas domein sikap,
dengan cara tertentu. pengetahuan, dan keterampilan (sebagai
Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, penguatan dapat dilihat dalam Standar Isi
respon-respon efektif, dan Permen dikbud Tahun 2014). Kompetensi
kecenderungan mendapat kesenangan. inti yang menyangkut sikap, baik sikap
b. Mengarahkan, berarti motivasi meng- spiritual (KI: 1 ) maupun sikap sosial (KI:
arahkan tingkah laku. Dengan 2) terkait dengan konsep kebahasaan
demikian ia menyediakan suatu tentang nilai, norma kultural, serta konteks
orientasi tujuan. Tingkah laku individu sosial yang menjadi dasar terbentuknya
diarahkan terhadap sesuatu. register (bahasa sebagai teks); kompetensi
c. Menopang, artinya motivasi digunakan inti yang menyangkut pengetahuan (KI: 3)
untuk menjaga dan menopang tingkah dan keterampilan (KI: 4) terkait langsung

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 90


dengan konsep kebahasaan yang 2. Penggunaan bahasa merupakan proses
berhubungan dengan proses sosial (genre) pemilihan bentuk-bentuk kebahasan
dan register (bahasa sebagai teks). Selain untuk mengungkapkan makna.
itu, antarkompetensi dasar (KD) yang 3. Bahasa bersifat fungsional, artinya
dikelompokkan berdasarkan KI tersebut penggunaan bahasa yang tidak pernah
memiliki hubungan pendasaran satu sama dapat dipisahkan dari konteks, karena
lain. Ketercapaian KD dalam kelompok bentuk bahasa yang digunakan
KI: 1 dan 2 ditentukan oleh ketercapaian mencerminkan ide, sikap, nilai, dan
KD dalam kelompok KI: 3 dan 4. KD ideologi pemakai/ penggunanya.
dalam kelompok KI: 1 dan 2 bukan untuk 4. Bahasa merupakan sarana pemben-
diajarkan melainkan implikasi dari tukan berpikir manusia.
ketercapaian KD dalam kelompok KI: 3 Dengan prinsip di atas, maka pem-
dan 4. belajaran bahasa berbasis teks membawa
Pencapaian kompetensi tersebut implikasi metodologis pada pembelajaran
berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang bertahap. Hal ini diawali dari
yang dilaksanakan. Untuk itu, guru harus kegiatan guru membangun konteks,
merencanakan pembelajaran sesuai dilanjutkan dengan kegiatan pemodelan,
tuntutan kurikulum dengan menggunakan membangun teks secara bersama-sama,
pendekatan saintifik dan model sampai pada membangun teks secara
pembelajaran yang mendorong mandiri.
kemampuan peserta didik untuk
melakukan penyingkapan/ penelitian, 5. Kompetensi Inti
serta dapat menghasilkan karya Kompetensi Inti Sekolah Dasar/
kontekstual, baik individual maupun Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan
kelompok. Dengan memahami keterkaitan tingkat kemampuan untuk mencapai
masing-masing kompetensi dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
pembelajaran, khusunya pembelajaran harus dimiliki seorang peserta didik
bahasa Indonesia dengan pembelajaran SD/MI pada setiap tingkat kelas.
berbasis teks akan mampu Kompetensi Inti dirancang untuk setiap
mengembangkan kemampuan berpikir kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi
peserta didik secara kreatif dan kritis. Di Inti, sinkronisasi horisontal berbagai
samping itu, pembelajaran Bahasa Kompetensi Dasar antar matapelajaran
Indonesia dapat berperan sebagai pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain
penghela dan pengintegrasi ilmu lain. itu sinkronisasi vertikal berbagai
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar pada mata pelajaran
yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang sama pada kelas yang berbeda dapat
dengan pembelajaran berbasis teks dijaga pula.
bertujuan agar dapat membawa peserta Menurut Mulyasa E. (2013:173) rumusan
didik sesuai perkembangan mentalnya, Kompetensi Inti menggunakan notasi
dan menyelesaikan masalah kehidupan sebagai berikut:
nyata dengan berpikir kritis. Dalam a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk
penerapannya, pembelajaran Bahasa Kompetensi Inti sikap spiritual;
Indonesia memiliki prinsip, yaitu sebagai b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk
berikut. Kompetensi Inti sikap sosial;
1. Bahasa hendaknya dipandang sebagai c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk
teks, bukan semata-mata kumpulan Kompetensi Inti pengetahuan; dan
kata atau kaidah kebahasaan. d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk
Kompetensi Inti keterampilan.

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 91


Uraian tentang Kompetensi Inti keterampilan. Sebagai contoh, ketika
untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada peserta didik mempelajari pembuatan
Tabel berikut : poster dan mengaplikasikan konsep
Tabel 2.1 Kompetensi Inti SD/MI Kelas tersebut melalui penyusunan teks poster,
IV, V, dan VI sikap-sikap yang diinginkan pada KD di
KI-2, yaitu disiplin, tanggung jawab, dan
6. Kompetensi Dasar kerja keras. Guru harus selalu terus
Kompetensi Dasar dirumuskan menerus mengembangkan sikap-sikap ini
untuk mencapai Kompetensi Inti. di dalam KBM.
Rumusan Kompetensi Dasar dikem- Kurikulum 2013 lebih menekankan
bangkan dengan memperhatikan ka- pada pembentukan sikap/ afektif. Untuk
rakteristik dan kemampuan peserta didik, pembentukan sikap ini, hanya aspek-aspek
dan kekhasan masingmasing mata seni yang mampu menjangkaunya. Sikap
pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi hanya akan terjangkau dengan seni
empat kelompok sesuai dengan matematika, seni kimia, seni fisika, dan
pengelompokan Kompetensi Inti sebagai seterusnya. Oleh karena itu aspek bahasa
berikut: dan sastra menjadi sesuatu yang mutlak
a. kelompok 1: kelompok Kompetensi disuguhkan kepada generasi melalui
Dasar sikap spiritual dalam rangka pendidikan di sekolah.
menjabarkan KI1;
b. kelompok 2: kelompok Kompetensi F. Media Pembelajaran Online
Dasar sikap sosial dalam rangka /Elearning
menjabarkan KI2; Belajar online (juga dikenal dengan
c. kelompok 3: kelompok Kompetensi belajar elektronic learning atau e-learning)
Dasar pengetahuan dalam rangka merupakan hasil dari pengajaran yang
menjabarkan KI3; dan disampaikan secara elektronik dengan
d. kelompok 4: kelompok Kompetensi menggunakan media berbasis komputer.
Dasar keterampilan dalam rangka Materinya sering kali diakses melalui
menjabarkan KI4. sebuah jaringan, termasuk situs web,
Pembelajaran bahasa Indonesia internet, intranet, CD, dan DVD. E-
pada kurikulum 2013 bermuara pada learning tidak hanya mengakses informasi
pengembangan kompetensi dalam ranah (misalnya, meletakkan halaman web),
sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan (KI- tetapi juga membantu para pembelajar
3), dan (KI-4) keterampilan. Pendekatan dengan hasil-hasil yang spesifik (misalnya
berbasis teks yang dikembangkan pada mencapai tujuan). Selain menyampaikan
kurikulum ini diaplikasikan melalui KBM pengajaran, e-learning bisa memantau
yang mendorong peserta didik untuk kinerja pembelajar dan melaporkan
mengembangkan pengetahuan (KI-3) dan kemajuan pemelajar
keterampilan (KI-4) mereka dalam (Smaldino, S. dkk., 2011: 235).
memahami dan menyusun berbagai jenis Sejalan juga dengan pendapatnya
teks sesuai dengan jenjang. Rusman (2012: 56) bahwa e-learning
Pengembangan sikap (KI-1 dan KI-2) berarti pembelajaran dengan
tidak menjadi bagian tersendiri sebagai menggunakan jasa bantuan perangkat
sesuatu yang diajarkan dalam proses elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-
pembelajaran. learning menggunakan perangkat
Kompetensi dasar yang terdapat komputer atau perangkat elektronik
pada KI-1 dan KI-2 dikembangkan lainnya. Selain itu definisi menurut
melalui integrasi dalam pengembangan Rosenberg, e-learning merupakan salah
kompetensi pengetahuan dan satu pemanfaatan teknologi internet dalam

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 92


penyampaian pembelajaran dalam Sebagai komplemen berarti materi
jangkauan yang luas yang berlandaskan pembelajaran elektronik diprogramkan
tiga kriteria yaitu: untuk melengkapi materi pengayaan atau
1. E-learning merupakan jaringan dengan remedial. Dikatakan sebagai pengayaan
kemampuan untuk memperbarui, (enrichment), apabila kepada peserta didik
menyimpan, mendistribusikan, dan yang dapat dengan cepat menguasai/
membagi materi ajar atau informasi. memahami materi pelajaran yang
2. Pengiriman sampai ke pengguna disampaikan pada saat tatap muka diberi
terakhir melalui komputer dengan kesempatan untuk mengakses materi
menggunakan teknologi internet yang pembelajaran elektronik yang memang
standar. secara khusus dikembangkan untuk
3. Memfokuskan pasa pandangan yang mereka.
paling luas tentang pembelajaran Tujuannya agar semakin memantapkan
dibalik paradigma pembelajaran tingkat penguasaan terhadap materi
tradisional. pelajaran yang telah diterima di kelas.
Ada pula yang menafsirkan Dikatakan sebagai program remedial,
elearning sebagai bentuk pendidikan jarak apabila peserta didik yang mengalami
jauh yang dilakukan melalui media kesulitan memahami materi pelajaran
internet. e-learning merupakan bentuk pada saat tatap muka diberikan
pembelajaran konvensional yang kesempatan untuk memanfaatkan materi
dituangkan dalam format digital melalui pembelajaran elektronik yang memang
teknologi internet. Oleh karena itu, secara khusus dirancang untuk mereka.
elearning dapat digunakan dalam sistem Tujuannya agar peserta didik semakin
pendidikan jarak jauh dan juga sistem mudah memahami materi pelajaran yang
pendidikan konvensional (Zainal Aqib, disajikan di kelas.
2013: 59).
Menurut Sudirman Siahaan (2004) 3. Substitusi (pengganti).
dalam Edhy Sutanta (2009), setidaknya Dikatakan sebagai substitusi apabila
ada tiga fungsi E-Learning terhadap e-learning dilakukan sebagai pengganti
kegiatan pembelajaran di dalam kelas kegiatan belajar, misalnya dengan
(classroom instruction) : menggunakan model-model kegiatan
1. Suplemen (tambahan). pembelajaran. Ada tiga model yang dapat
Dikatakan berfungsi sebagai su- dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap
plemen apabila peserta didik mempunyai muka (konvensional), (2) sebagian secara
kebebasan memilih, apakah akan tatap muka dan sebagian lagi melalui
memanfaatkan materi pembelajaran internet, atau (3) sepenuhnya melalui
elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak internet.
ada keharusan bagi peserta didik untuk Kelebihan e-learning menurut
mengakses materi. Sekalipun sifatnya Elangoan (1999), Soekartawi (2002),
opsional, peserta didik yang Mulvihil (1997), Utarini (1997) dalam
memanfaatkannya tentu akan memiliki Asep Herman Suyanto 2005, antara lain
tambahan pengetahuan atau wawasan. tersedianya fasilitas e-moderating di mana
guru dan siswa dapat berkomunikasi
2. Komplemen (pelengkap). secara mudah melalui fasilitas internet
Dikatakan berfungsi sebagai secara regular atau kapan saja kegiatan
komplemen apabila materi pembelajaran berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa
elektronik diprogramkan untuk dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
melengkapi materi pembelajaran yang Kedua, guru dan siswa dapat
diterima peserta didik di dalam kelas. menggunakan bahan ajar atau petunjuk

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 93


belajar yang terstruktur dan terjadual G. Penelitian yang Relevan
melalui internet, sehingga keduanya bisa Penelitian terdahulu dalam pene-
saling menilai sampai berapa jauh bahan litian sangat penting dilakukan untuk
ajar dipelajari. Ketiga, dapat belajar atau meninjau penelitian-penelitian serupa
me-review bahan ajar setiap saat dan di yang dilakukan sebelumnya, sehingga
mana saja kalau diperlukan mengingat peneliti dapat membandingkan dan
bahan ajar tersimpan di komputer. Bila membedakan dengan penelitianpenelitian
siswa memerlukan tambahan informasi tersebut. Penelitian sebelumnya yang
yang berkaitan dengan bahan yang digunakan peneliti mengacu pada
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di penelitian yang mengkaji tentang
internet secara lebih mudah. Baik guru komunikasi persuasif, khususnya yang
maupun siswa dapat melakukan diskusi berkaitan dengan Analisis Wacana
melalui internet yang dapat diikuti dengan Persuasif untuk memotivasi diri dalam
jumlah peserta yang banyak, sehingga me- poster covid-19. Berikut terdapat beberapa
nambah ilmu pengetahuan dan wawasan tulisan yang berkaitan dengan penelitian
yang lebih luas. Poin penting adalah yang akan penulis lakukan di antaranya
bahwa peran siswa dari yang biasanya sebagai berikut:
pasif menjadi aktif. 1. Irwiyana pada tahun 2013, “Komu-
Walaupun demikian pemanfaatan e- nikasi Persuasif Antara Dokter dan
learning juga tidak terlepas dari berbagai Pasien, (Rumah Sakit Quality Medical
kekurangan (Bullen, 2001; Beam, 1997 Center Banda
dalam Asep Herman Suyanto 2005), Aceh)”. Penelitian ini berfokus pada
antara lain kurangnya interaksi antara guru bagaimana komunikasi persuasif yang
dan siswa atau bahkan antar siswa itu dilakukan oleh Dokter dalam
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa pelayanan terhadap Pasien. Subjek
memperlambat terbentuknya values dalam penelitian ini adalah para dokter dan
proses belajar dan mengajar. objek penelitian ini komunikasi
Kecenderungan mengabaikan aspek persuasif para dokter terhadap pasien.
akademik atau aspek sosial dan sebaliknya Jenis penelitian ini adalah metode
mendorong tumbuhnya aspek komersial. kualitatif dengan pendekatan deskriptif
Proses belajar dan mengajarnya cenderung dalam pengumpulan data, penulis
ke arah pelatihan daripada pendidikan. menggunakan teknik observasi dan wa-
Berubahnya peran guru dari yang semula wancara terhadap sembilan dokter,lima
menguasai teknik pembelajaran pasien, dan lima keluarga pasien.
konvensional, kini juga dituntut Berdasarkan hasil penelitian, dimana
mengetahui teknik pembelajaran yang pasien merasa tidak pernah
menggunakan ICT. Kemudian, tidak dikecewakan dengan pelayanannya,
semua tempat tersedia fasilitas internet selalu ditanyakan dan dipahami
dan kurangnya tenaga yang mengetahui keluhannya. Selain ini dokter dan staf
dan memiliki keterampilan internet. 13 manajemen pelayanan
Kehadiran guru sebagai makhluk menggunakan kata-kata yang lembut.
yang hidup yang dapat berinteraksi secara Dengan demikian, rumah sakit ini
langsung dengan peserta didik telah memiliki standar pelayanan yang baik
menghilang dari ruang-ruang elektronik e- terhadap masyarakat.
learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas 2. Indah Nurul Sari 2014. “Analisis
dari kekurangan elearning yang tidak Wacana Persuasif pada Spanduk
bagus. Pilkada”. Peneliti berfokus pada
Ragam tulis ini berisi tentang
ajakanajakan para calon Bupati dan

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 94


Wakil Bupati Banyumas agar proposisi yang lain dan membentuk
masyarakat yang melihat spanduk kesatuan. Dalam sebuah wacana terdapat
tersebut merasa simpati dan ingin bahasa yang menyusunnya. Bahasa
memilih calon tersebut. Spanduk merupakan alat komunikasi sehari-hari
tersebut merupakan ragam bahasa tulis yang berbentuk lisan maupun tulisan.
transkripsi tuturan. Di dalam spanduk Bahasa dalam bentuk tulisan terdapat
adanya transkripsi tuturan yang dalam sebuah poster yang disampaikan
mengandung maksud dan tujuan yang secara persuasif. Dalam wacana persuasif
dapat mempengaruhi para pembaca. berbentuk poster dapat dianalisis dari
Tuturan ini biasanya bertujuan untuk jenis, tujuan, dan fungsi poster tersebut
mengajak dan memohon doa restu apa sampai pada motivasi. Penjelasan
yang diinginkan oleh penutur kepada tersebut terdapat dalam kerangka pikir
pembaca. Tuturan dalam spanduk- penelitian “Analisis Wacana Persuasif
spanduk kampanye juga mempunyai untuk Memotivasi Diri dalam Poster
teknik-teknik penyampaian yang Covid-19 Pembelajaran Daring Siswa
berbeda agar masyarakat Banyumas Kelas 6 Al Mujib SD Al Irsyad Al
dapat terkesan dan simpatik. Islamiyyah 02 Purwokerto”.
3. Nur Rahmi 2018. “Isi Pesan Komu-
nikasi Persuasi dalam Memberikan METODOLOGI PENELITIAN
Motivasi terhadap kesem- A. Jenis Penelitian
buhaan Anak Penderita Kanker”. Penelitian ini merupakan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk deskriptif kualitatif. Dikatakan penelitian
mengetahui bagaimana isi pesan deskriptif kualitatif karena pengumpulan
komunikasi persuasif yang disam- dan analisis data tidak dilakukan menurut
paikan oleh relawan serta hambatan prosedur statistik (Sudaryanto, 1993).
dalam menyampaikan pesan persuasive Datanya tidak berupa angka-angka tetapi
kepada anak-anak penderita kanker. berupa wacana tulis. Penelitian
4. Hastutik 2018. “Komunikasi Persuasif deskriptif merupakan penelitian yang
dalam Membangkitkan Motivasi Orang dikumpulkan bukan angka-angka, dapat
dengan HIV AIDS”. Penelitian ini berupa kata-kata atau gambaran sesuatu.
bertujuan untuk mengetahui Deskripsi merupakan gambaran ciri-ciri
komunikasi persuasive yang digunakan data secara akurat sesuai dengan sifat
oleh pendukung sebaya untuk alamiah itu sendiri (Djajasudarma,
membangkitkan motivasi odha. 1993:15). Peneliti mendeskripsikan jenis,
5. Dina Apriani 2009. “Peningkatan fungsi, dan tujuan hingga motivasi poster
Ketrampilan Menulis Poster dengan covid-19 pembelajaran daring siswa
media iklan layanan masyara- kelas 6 Al Mujib SD Al Irsyad Al
kat di Televisi”. Penelitian ini Islamiyyah 02 Purwokerto.
bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan menulis poster yang B. Data dan Sumber Data 1. Data
kreatif dan menarik untuk ditampikan Menurut Sudaryanto (1993:5) data
serta meningkatkan kemampuan guru sebagai fenomen lingual khusus yang
dalam membuat media ajar tentang mengandung dan berkaitan langsung
poster. dengan masalah yang dimaksud. Data
menurut Substansinya harus valid dan
H. Kerangka Pikir realiable maka dalam penyajiannya data
Wacana merupakan rentetan yang sama harus memudahkan
kalimat yang berkaitan yang meng- dilakukannya analisis. Data yang
hubungkan proposisi yang satu dengan digunakan dalam penelitian ini adalah

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 95


wacana tulis yang terdapat pada poster a. mengamati poster covid-19 karya siswa
covid-19 karya siswa kelas 6 Al Mujib SD kelas 6 Al Mujib SD Al Irsyad Al
Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto Islamiyyah 02 Purwokerto dalam
dalam pembelajaran daring. Poster pembelajaran daring,
tersebut merupakan transkripsi tuturan b. memotret poster covid-19 karya siswa
siswa yang dipublikasikan untuk orang kelas 6 Al Mujib SD Al Irsyad Al
lain. Penelitian dilaksanakan pada bulan Islamiyyah 02 Purwokerto dalam
Maret s.d. April 2020. pembelajaran daring,
c. mencatat atau mentranskripsi wacana
2. Sumber Data persuasif dalam poster covid-19 karya
Sumber data penelitian ini yaitu ada siswa kelas 6 Al Mujib SD Al Irsyad Al
26 poster covid-19 karya siswa kelas 6 Al Islamiyyah 02 Purwokerto dalam
Mujib SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02 pembelajaran daring,
Purwokerto dalam pembelajaran daring. d. Mendata unsur poster covid-19 karya
siswa kelas 6 Al Mujib SD Al Irsyad Al
C. Instrumen Penelitian Islamiyyah 02 Purwokerto dalam
Instrumen yang digunakan dalam pembelajaran daring,
penelitian ini berupa penugasan. Guru e. mengklasifikasikan data berdasarkan
memberikan tugas kepada siswa untuk tujuan dan fungsi poster covid-19 karya
membuat poster sebagai pembelajaran siswa kelas 6 Al Mujib SD Al Irsyad Al
daring dari rumah. Siswa diminta untuk Islamiyyah 02 Purwokerto dalam
membuat poster dan mengirim hasil poster pembelajaran daring,
dalam bentuk foto melalui group siswa. f. mengkalsifikasikan komponen mo-
tivasi yang digunakan dalam poster
D. Tahap Penelitian covid-19 karya siswa kelas 6
Menurut Sudaryanto (1993:5) Al Mujib SD Al Irsyad Al Islamiyyah
penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap 02 Purwokerto dalam pembelajaran
yaitu: penyediaan data, penganalisisan daring.
data, dan penyajian hasil analisis data.
1. Tahap Penyediaan Data 2. Tahap Analisis Data
Penyediaan data merupakan upaya Setelah data tersedia, maka
penelitian menyediakan data secukupnya dilakukan penganalisisan data. Pada tahap
(Sudaryanto, 1993:5). Pada tahap analisis data digunakan metode agih dan
penyediaan data digunakan metode metode padan. Metode agih adalah metode
observasi. Metode observasi adalah cara yang alat penentunya berupa bagian dari
dan teknik pengumpulan data dengan bahasa (langue) yang bersangkutan itu
melakukan pengamatan dan pencatatan sendiri (Sudaryanto, 1993:15). Teknik
secara sistematis terhadap gejala atau dasar yang digunakan yaitu Bagi Unsur
fenomena yang ada pada objek penelitian Langsung (BUL). Teknik lanjutannya
(Tika, 2005:44). Dalam hal ini peneliti yaitu teknik ganti. Dengan teknik ganti
mengamati dan membaca wacana dalam akan diketahui kadar kesamaan kelas atau
poster. Teknik yang digunakan adalah kategori unsur terganti dengan unsur
teknik rekam berupa rekaman gambar pengganti. Metode padan adalah metode
(foto) dengan alat bantu kamera. Teknik yang alat penentunya di luar, terlepas, dan
selanjutnya yang digunakan adalah teknik tidak menjadi bagian dari bahasa (langue)
catat karena dalam hal ini peneliti yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:
mencatat penggunaan bahasa dalam 29). Metode padan yang digunakan dalam
poster. Dengan demikian langkah-langkah penelitian ini adalah metode pada
dalam penyediaan data yaitu: ortografis yang alat penentunya tulisan

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 96


dan metode padan pragmatis alat mengandung arti tertentu. Tata letak
penentunya mitra wicara. Dalam gambar ilustari belum tersusun secara
penelitian ini mitra wicara diganti dengan rapi dan tulisan dibuat dengan dasar
pembaca karena data berupa wacana tulis kejelasan tulisan. Terdapat juga dua
poster covid-19 karya siswa kelas 6 Al tujuan yang bersifat umum dan khusus.
Mujib SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Secara umum tujuan dari poster adalah
Purwokerto dalam pembelajaran daring. sebagai bentuk publikasi agar dibaca
Penerapan metode padan untuk oleh masyarakat luas dan mau
mengetahui jenis, fungsi, tujuan, dan mengikuti ajakan dari isi poster
motivasi poster. Metode padan ortografis tersebut. Sedangkan tujuan khususnya
digunakan untuk mengetahui bentuk adalah ajakan yang disampaikan oleh
kalimat sedangkan metode padan poster bersifat subyektif, tergantung
pragmatis digunakan untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh si pembuat
motivasi poster. poster itu sendiri.
2. Fungsi/kegunaan poster covid-19 pada
HASIL PENELITIAN DAN pembelajaran daring kelas 6 Al Mujiib
PEMBAHASAN SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02
Pada penelitian ini penulis Purwokerto sebanyak 26 karya siswa
menganalisis data yang telah diperoleh. terdapat fungsi motivasi sebagai
Penganalisisan data dilakukan dengan pendorong kegiatan belajar siswa
mengklasifikasi data yang berupa wacana sebanyak 22, peringatan suatu
poster covid-19 karya siswa kelas 6 Al pelaksanaan aturan hukum, aturan
Mujiib SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02 sekolah, atau peringatan-peringatan
Purwokerto dalam pembelajaran daring tentang sosial, kesehatan bahkan
berdasarkan unsur poster yang digunakan. keagamaan sebanyak 21, dan
Data akan dianalisis berdasarkan fungsi/ pengalaman kreatif siswa yang dapat
kegunaan poster. Setelah data diklasifi- menjadikan lebih kreatif dan pembe-
kasikan kemudian data tersebut akan lajaran lebih baik sehingga pembe-
dianalisis berdasarkan wujud motivasi diri lajaran tidak terkesan klasikal dan
yang digunakan. monoton sebanyak 26.
1. Pada poster covid-19 pembelajaran 3. Wujud komponen motivasi diri dalam
daring kelas 6 Al Mujiib SD Al Irsyad poster covid-19 pada pembelajaran
Al Islamiyyah 02 Purwokerto terdapat daring kelas 6 Al Mujiib SD Al Irsyad
unsur poster berupa satuan bahasa dan Al Islamiyyah 02 Purwokerto seluruh
elemen visual poster. Satuan bahasa karya menunjukan menggerakan,
yang tertuang dalam poster terdapat dalam hal ini motivasi menimbulkan
kalimat berbahasa Inggris dan bahasa kekuatan pada individu, membawa
daerah yang telah dialih bahasakan seseorang untuk bertindak dengan cara
dalam bahasa Indonesia, berisi kalimat tertentu. Komponen motivasi
ajakan, berupa pesan, perintah, atau mengarahkan yang berarti motivasi
peringatan. Elemen visual poster mengarahkan tingkah laku dengan
meliputi grafis dan gambar dengan menyediakan suatu orientasi tujuan
bentuk, warna, dan tata letak yang tertentu sebanyak 80 teks. Komponen
beragam. Bentuk poster karya siswa motivasi menopang digunakan untuk
dibuat pada selembar kertas HVS menjaga dan menopang tingkah laku,
sesuai arahan guru. Warna poster lingkungan sekitar harus menguatkan
bervariasi untuk menonjolkan intensitas dan arah dorongan-dorongan
kejelasan tulisan dan keindahan meski dan kekuatan-kekuatan individu
warna-warna yang tertuang belum sebanyak 25 teks.

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 97


SIMPULAN DAN SARAN media pembelajaran pada materi poster
Berdasarkan hasil analisis data dan kelas VI SD semester genap.
pembahasan peneliti menyimpulkan
bahwa: pada poster covid-19 DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran daring kelas 6 Al Mujiib SD
Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku
terdapat unsur poster berupa satuan bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
dan elemen visual poster. Pustaka.
Fungsi/kegunaan poster dari 26 karya
siswa terdapat fungsi motivasi sebanyak Cenadi, Christine Suharto. 1999. Elemen-
22, peringatan sebanyak 21, dan elemen dalam Desain Komunikasi
pengalaman kreatif siswa sebanyak 26. Visual. Jakarta: Nirmana.
Wujud komponen motivasi diri seluruh
karya menunjukkan menggerakan, dalam Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2007.
hal ini motivasi menimbulkan kekuatan Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
pada individu, membawa seseorang untuk Jakarta : PT Rineka Cipta.
bertindak dengan cara tertentu. Komponen
motivasi mengarahkan yang berarti __________. 2009. Psikolinguistik.
motivasi mengarahkan tingkah laku Jakarta: PT Rineka Cipta.
dengan menyediakan suatu orientasi
tujuan tertentu sebanyak 80 teks. Danger, Erik P. 1992. Selecting Colour for
Komponen motivasi menopang digunakan Packaging. England: Gower
untuk menjaga dan menopang tingkah Technical Press Ltd.
laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan intensitas dan arah dorongan- Danny, Umar, 2014. “Pengertian dan
dorongan dan kekuatan-kekuatan individu Prinsip Desain Poster”. dari
sebanyak 25 teks. http://umardanny.com/
pengertian-dan-prinsip-
Saran desainposter/. Diakses pada 4 Mei
Setelah melakukan analisis data dan 2020.
pembahasan, penulis memiliki beberapa
saran kepada pembaca sebagai berikut: Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
1. Poster hendaknya mengandung elemen Kamus Besar Bahasa Indonesia.
visual yang lengkap dan menarik Jakarta: Gramedia.
mencakup bentuk, warna, dan tata letak
yang tepat. Secara visual wujud poster Fryanti, Mega, 2012. “Semiotika”. Dari
seharusnya menimbulkan ketertarikan http://megafryanti. blogspot.
yang tinggi bagi pembaca sehingga com/2 012/05/ semiotika. html.
dapat dipahami sebagai kesatuan isi Diakses pada 4 Mei 2020.
yang jelas.
2. Kalimat persuasif dalam poster Jefkins, Frank. 1997. Periklanan, Edisi
hendaknya menggunakan kalimat yang Ketiga. Jakarta: Erlangga.
mudah dimengerti sehingga dapat
memeengaruhi masyarakat untuk Keraf, Gorys. 2004. Komposisi Sebu-ah
melakukan sesuatu sesuai arahan isi Pengantar Kemahiran Ber-bahasa.
poster. Ende Flores: Nusa Indah.
Bagi guru penggunaan poster
covid19 tersebut dapat digunakan sebagai

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 98


___________. 2007. Argumentasi dan Riyanto. 2010. Analisis Wacana Persuasi
Narasi. Jakarta: PT Gramedia dalam Ragam Bahasa Rambu-
Pustaka Utama. Rambu Lalu Lintas. Skripsi tidak
diterbitkan. Purwokerto:
Laksana, Dwi, 2010. “Elemen-elemen Universitas Muham¬madiyah
Desain Komunikasi Visual”. Dari Purwokerto.
https://belajarmultimedia.wordpre
ss.com /2010/09/16/elemen- Shaleh, Abdul Rahman., 2009, Psikologi:
elemendesain-komunikasivisual/. Suatu Pengantar dalam Perspektif
Diakses pada 7 Mei 2020. Islam. Jakarta:Kencana.

Mulyana. 2005. Kajian Wacana Teori, Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka
Metode dan Aplikasi Teknik Analisis Bahasa.
PrinsipPrinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Duta Wacana
Yogyakarta: Tiara Wacana. University Pers.

Murtini, Indah, 2012. “Semiotika: Makna Tinarbuko, S. (2017). Membaca tanda dan
Dalam Komunikasi”. Dari Makna Desain Komunikasi
https://ndahindah.wordpress.com/ Visual. Yogyakarta: Badan
2012/05/17/semiot ika-makna- Penerbit ISI.
dalam-komunikasi/. Diakses pada
7 Mei 2020. Wirya, Iwan. 1999. Kemasan yang
Menjual. Jakarta: Gramedia
Ramlan, M. 2005. Sintaksis. Pustaka Utama.
Yogyakarta: CV Karyono.

METAFORA (ISSN: 2407-2400) Volume 7 No 1 Oktober 2020 99

Anda mungkin juga menyukai